29 BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitiacn a. Keadaan Geografis
SMA Negeri 1 Kendari berdiri pada tanggal 1 Agusutus 1962, dan berstatus Negeri pada tanggal 23 September 1963. Sejak didirkan sekolah ini telah memiliki beberapa nama yaitu SMA Negeri 224 Kendari, SMA Negeri Teladan Kendari, SMA Negeri 1 Kendari dan RSI SMAN 1 Kendari
Sesuai dengan surat Keputusan Direktur Peminaan SMA, Direktorat Jendaral Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional Nomor: 697/C4/2007 tanggal 18 JULI 200, SMA Negeri 1 Kendari ditetapkan sebagai salah satu dari 200 SMA Rintisan Bertaraf Internasional se Indonesia dan pertama di Sulawesi Tenggara. Ditinjau dari letak geografisnya SMA Negeri 1 Kendari memiliki lus 4.375 𝑚2 dengan batas wilayah sebagai berikut :
1) Sebelah Timur berbatasan dengan Kantor penggadaian 2) Sebelah barat berbatasan dengan Kantor DPRD Kota kendari 3) Sebelah selatan berbatasan dengan Bank BPD Kota kendari 4) Sebelah Utara berbatasan dengan rumah warga
2. Gambaran Umum Sampel
Sampel dalam penelitian ini berjumlah 83 orang adalah seagai berikut : a. Karakteristik Sampel Berdasarkan Umur
30
Karakteristik sampel berdasarkan umur pada penelitian ini lebih jelasnya dapat dilihat distriusi sampel dibawah ini
Tabel 2
Karakteristik Sampel Berdasarkan Umur Remaja Putri SMA Negeri 1 Kendari
Kelompok Umur siswi (tahun)
n %
15-16 60 72,3
17-18 23 27,7
jumlah 83 100
Sumber : Data Primer diolah 2023
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa rentang umur sampel adalah dalam Kategori 16 tahun sebanyak 72,3% (n = 83)
b. Karakteristik Sampel Berdasarkan Kelas Tabel 3
Karakteristik Sampel Berdasarkan Kelas Remaja Putri SMA Negeri 1 Kendari
Sumber : Data Primer diolah 2023
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa sampel kelas XI terbanyak menjadi sampel yaitu 48,2%.
3. Analisis Univariat a. Pola makan
Tabel 4
Distribusi sampel berdasarkan Pola Makan
Kelas n %
Kelas X 40 48,2
Kelas XI 43 51,8
Jumlah 83 100
Konsumsi pangan n %
Cukup 51 61,4
Kurang 32 38,6
jumlah 83 100
31
Sumber : Data Primer diolah 2023
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan sebanyak 61,4 % (n= 51) siswi memiliki pola makan dengan kategori cukup .
b. Status Gizi
Rata-rata Status Gizi remaja putri berdasarkan Z-skor IMT/U adalah -2 SD sd +1SD pada tabel berikut
Tabel. 5
Distribusi Sampel Berdasarkan Status Gizi Remaja Putri SMA Negeri 1 Kendari
Kategori n %
Gizi kurang 4 5
Gizi Baik 60 72,2
Gizi lebih 9 10,8
Obesitas 10 12
Jumlah 83 100
Sumber : Data Primer diolah 2023
Berdasarkan tabel 4 diatas dapat terlihat sebanyak 72,2% (n=60) siswi memiliki status gizi normal.
B. Pembahasan
a. Gambaran Pola Makan Sampel
Pola makan merupakan kesesuaian jumlah, jenis makanan dan frekuensi yang dikonsumsi setiap hari atau setiap kali makan oleh responden yang terdiri dari jenis makanan pokok, lauk pauk (lauk hewani dan nabati serta sayur dan buah (Khairiyah, 2016).
Pola makan dikatakan seimbang jika terjadi keteraturan jadwal makan dan konsumsi makanan yang berkualitas.Pola makan mempengaruhi status gizi seseorang.Status gizi lebih dapat menimbulkan gangguan psikososial, gangguan pertumbuhan fisik, gangguan pernapasan, gangguan endokrin,
32
obesitas, dan penyakit tidak menular.Sedangkan status gizi kurang dapat meningkatkan resiko penyakit infeksi (Khusniyati, 2015).
Pola makan yang baik beriringan dengan keadaan gizi yang baik, atau apabila konsumsi makannya baik maka akan memunculkan status gizi yang baik pula selama tidak ada faktor-faktor lain yang menyertainya seperti misalnya penyakit infeksi (Suhardjo, 1986 dalam Nuzrina, 2016)
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil yaitu Konsumsi Pangan siswa yaitu Cukup sebanyak 61,4% (51) orang, dan Kurang yaitu sebanyak 38,6% (32) orang.
Penelitian ini diperkuat dengan penelitian Widawati pada tahun 2017 Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai bahwa jenis makanan yang dikonsumsi siswa sebagian besar adalah makanan lengkap sebesar 62,7%. Hal ini tidak sejalan dengan penelitian Desty (2016) di SMK 30 Negeri 2 Sibolga bahwa sebagian besar adalah 63,3%, diamana siswa masih jarang mengkonsumsi sayur dan buahan.
b. Status Gizi
Status gizi adalah keadaan tubuh yang merupakan hasil akhir dari antara zat gizi yang masuk ke dalam tubuh dan penggunaannya (Cakrawati &
Mustika, 2012).Menurut Almatsier (2003) status gizi merupakan suatu ukuran mengenai kondisi tubuh seseorang yang dapat dilihat dari makanan yang dikonsumsi dan penggunaan zat-zat gizi di dalam tubuh.Status gizi dibagi menjadi tiga kategori, yaitu status gizi kurang, gizi normal dan gizi lebih.
Penilaian status gizi dilakukan dengan mencari nilai z-score IMT/U menggunakan WHO Anthro Plus 2007 kemudian dikategorikan dengan cutoff
33
point berdasarkan WHO 2005 menjadi sangat kurus (z < -3 SD), kurus (-3< z
<-2 SD), normal (-2 < z < 1 SD), gemuk (+1 < z < +2 SD), dan obesitas (z >
+2 SD) (Depkes 2012). Menilai status gizi dengan kategori tersebut dinilai sesuai untuk menilai status gizi remaja karena remaja masih dalam masa pertumbuhan. Konsumsi makanan dapat memberikan kontribusi langsung dalam mempengaruhi status gizi seseorang.
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa dari 83 sampel didapatkan hasil status gizi remaja putri dengan persentase terbanyak terdapat pada kategori normal yaitu sebesar 72,2% (n=60 siswi), selanjutnya kategori obesitas 12% (n=10 siswi), kategori gizi lebih 10,8% (n=9 siswi), dan terakhir kategori gizi kurang 5% (n=4 siswi). Status gizi diperoleh dari pengkuran Berat Badan dan Tinggi Badan kemudian diolah menggunakan WHO Antro+ Hasil ini sejalan dengan penelitian Annisa Veni Hadju Tahun (2020) bahwa dari 96 responden dengan status gizi kurus sebanyak 4 orang (4,2%), status gizi normal sebanyak 80 orang (83,3%), dan status gizi gemuk sebanyak 12 orang (12,5%).(Annisa Veni Hadju, 2020)
Status gizi remaja yang kurang maupun berlebih merupakan masalah gizi remaja yang dikarenakan perilaku konsumsi makanan yang salah, yaitu keseimbangan antara konsumsi nutrisi dengan kecukupan nutrisi yang dianjurkan. Status gizi kurang terjadi apabila tubuh kekurangan zat-zat gizi esensial dan sebaliknya jika tubuh kelebihan zat gizi maka remaja akan menderita gizi lebih dan obesitas. Selain itu, meningkatnya aktivitas sekolah maupun berbagai aktivitas organisasi dan ekstrakurikuler yang tinggi pada remaja akan mempengaruhi kebiasaan makannya.(Dwimawati, 2020)
34