• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hukum Khitanan Pada Laki-Laki dan Perempuan

Miftahul Hidayah Z.

Academic year: 2023

Membagikan "Hukum Khitanan Pada Laki-Laki dan Perempuan"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

HUKUM KHITANAN PADA LAKI – LAKI DAN WANITA

Dalam Islam, khitan berlaku untuk laki-laki dan perempuan. Namun, para ulama berbeda pendapat soal ini. Hal ini karena perintah mengenai khitan tidak dijelaskan secara perinci dalam Al-Qur’an. Masalah khitan ini hanya dijelaskan dalam hadis Rasulullah SAW.

Karena itu, para ulama berbeda pendapat mengenai syariat berkhitan ini, apakah hanya untuk laki-laki dan perempuan, atau hanya laki-laki.

Namun, sejumlah riwayat menyatakan, sesungguhnya berkhitan juga disyariatkan bagi perempuan. Sebab, kefitrahan yang dimaksudkan Nabi Muhammad SAW dalam hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim mengenai khitan, berlaku untuk semua. Karena, dalil hadisnya bersifat umum. Apalagi, syariat berkhitan merupakan ajaran Nabi Ibrahim As.

Oleh karena itu, ada ulama yang menyatakan, hukum berkhitan adalah wajib, baik bagi laki- laki maupun perempuan.

Oleh karena itu didalam artikel ini akan dijelaskan mengenai pengertian Khitanan dan apa hukum melaksanakan khitanan. Untuk lebih mengetahuinya, simaklah pemaparan mengenai khitanan dibawah ini.

Nabi Adam As adalah manusia pertama yang berkhitan di usia 80 tahun. Ia melakukannya setelah bertobat kepada Allah SWT. Dari dosa-dosa yang dilakukannya karena melanggar larangan Allah untuk tidak memakan buah khuldi, sebagaimana dikisahkan dalam shahih Buchari sanadnya dari Abu Hurairah.

Khitan berasal dari bahasa Arab, bentuk masdar dari kata Khatana, Yakhtinu, Khatnan. Khitan telah menjadi Bahasa Indonesia dan sering juga disebut dengan “sunat”.

Khitan berasal dari kata khatana yang berarti memotong. Al-khatnu berarti memotong kulit yang menutupi kepala dzakar dan memotong sedikit daging yang berada di bagian atas farji (clitoris). Dan Al-khitan adalah nama dari bagian yang dipotong tersebut. (Lihat Lisanul Arab, Imam Ibnu Manzhur). Khitan bagi laki-laki dinamakan juga i’zar dan bagi perempuan disebut khafd.

Secara umum, sunat adalah tindakan memotong atau menghilangkan sebagian atau seluruh kulit penutup depan dari penis. Imam Nawawi menyatakan bahwa khitan pada perempuan adalah memotong bagian bawah kulit lebih dan menutupi yang ada di atas vagina perempuan.

(2)

Khitan merupakan perintah Allah SWT. Sejak masa Nabi Ibrahim As. Salah satu dari ajaran yang dilanjutkan oleh Nabi Muhammad SAW sebagaimana diwahyukan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW dalam Al-Qur’an Surat An-Nahl ayat 123 :

َنيِكِرْشُمْلا َنِم َناَك اَمَو ۖ اًفيِنَح َميِهاَرْبِإ َةّلِم ْعِبّتا ِنَأ َكْيَلِإ اَنْيَحْوَأ ّمُث

Hendaklah kamu mengikuti ajaran Ibrahim yang lurus, dan dia bukanlah termasuk orang yang musyrik.” (QS. An-Nahl : 123)

Dan dalam Al-Qur’an Surat Q.S. Al Hajj ayat 78 :

ْمُكْيَلَع اًديِهَش ُلوُسّرلا َنوُكَيِل اَذَٰه يِفَو ُلْبَق ْنِم َنيِمِلْسُمْلا ُمُكاّمَس َوُه ۚ َميِهاَرْبِإ ْمُكيِبَأ َةّلِم ۚ ٍجَرَح

َمْعِنَف ۖ ْمُك َل ْوَم َوُه ِ ّلاِب اوُمِصَتْعاَو َةاَكّزلا اوُتآَو َة َلّصلا اوُميِقَأَف ۚ ِساّنلا ىَلَع َءاَدَهُش اوُنوُكَتَو

ُريِصّنلا َمْعِنَو ٰىَلْوَمْلا

Ikutilah agama orang tuamu Ibrahim. Dia (Allah) telah menamai kamu sekalian orang-orang muslim dari dahulu, dan begitu pula dalam (Al-Qur’an) ini, supaya Rasul itu menjadi saksi atas dirimu dan supaya kamu semua menjadi saksi atas segenap manusia.

(Q.S. Al Hajj : 78)

Hukum berkhitan masih dalam perselisihan ulama, namun yang paling dekat dengan kebenaran adalah bahwa khitan hukumnya wajib bagi laki-laki dan sunah bagi perempuan, dan letak perbedaan antara keduanya adalah khitan bagi laki-laki memiliki kemaslahatan yang berhubungan dengan syarat diterimanya shalat yaitu thaharah, karena jika qulfah (ujung kemaluan) itu dibiarkan, maka kencing yang keluar dari qulfah tersebut sisa-sisanya akan tertinggal disitu dan terkumpullah air di qulfah tersebut sehingga bisa menyebabkan rasa sakit waktu kencing. Atau dengan adanya qulfah yang belum dipotong, maka bila ada sesuatu keluar darinya, qulfah itu akan bernajis.

Sedangkan bagi perempuan, berkhitan hanya merupakan tujuan yang di dalamnya terdapat faedah, yaitu untuk mengurangi syahwat, ini adalah tuntunan terkait dengan kesempurnaan, bukan untuk menghilangkan rasa sakit.

Adapun fungsi Khitan yaitu untuk membedakan antara kaum muslimin dan nashrani.

Karena adanya kewajiban perbedaan antara kaum muslimin dan orang kafir, dan dalam hal ini haram menyerupai orang-orang kafir, sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW :

ْمُهْنِم َوُهَف ٍم ْوَقِب َهّبَشَت ْنَم

(3)

“Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum maka dia termasuk kaum itu“.

Referensi

Dokumen terkait

Ruang lingkup penelitian ini tentang perlindungan hukum anak sebagai korban kekerasan seksual, baik laki-laki maupun perempuan dan anak atau dewasa, yang mulai