HU KU M PE RT AM BA NG AN 20 19
M O C H N A J I B I M A N U L L A H
POKOK-POKOK MATERI S/D UTS
1.Memahami Hukum Pertambangan;
2. Memahami MIGAS;
3. Menerapkan peraturan-peraturan yang mengatur MIGAS.
Bahan Pembelajaran:
Abrar Saleng, 2004. Hukum Pertambangan. Yogyakarta: UII Press
Nandang Sudrajat, 2010. Teori dan Praktek Pertambangan Indonesia Menurut Hukum. Yogyakarta: Pustaka Yustisia Salim HS, 2007. Hukum Pertambangan di Indonesia. Jakarta:
rajagrafindo.
F H . U N S / S 1 / N A J I B 2
SEKILAS SEJARAH 1602: VOC selain
memperdagangkan rempah- rempah, juga telah
memperdagangkan hasil pertambangan
1850: VOC membentuk Mijnwezen (departemen/kementerian
pertambangan)
1942-1945: Jepang membentuk Chisitsu Chosasho
MERDEKA: 20 Oktober 1945
dibentuk Poesat Djawatan
Tambang dan Geologi.
SEKILAS ISU
Sengketa pertambangan Tembaga Pura Sengketa pertambangan di Newmont
Penolakan ijin pertambangan di Bima
Sengketa blok Ambalat antara Indonesia vs Malaysia
Kerusakan lingkungan
Perbaikan/pemanfaatan bekas pertambangan.
Kontrak yang tidak fair, pembagian hasil yang tidak adil.
F H . U N S / S 1 / N A J I B 4
TUJUAN
Bumi, air, dan kekayaan yang terkandung di
dalamnya, dikuasai oleh Negara, dan digunakan sebesar-besarnya untuk
kemakmuran/kesejahteraa
n rakyat.
PEGERTIAN
Keseluruhan kaidah hukum
yang mengatur kewenangan negara dalam pengelolaan tambang, dan
mengatur hubungan hukum
antara negara dengan orang, badan hukum, dalam pengelolaan dan
pemanfaatan tambang.
F H . U N S / S 1 / N A J I B 6
RUANG LINGKUP
1. Aspek hukum barang tambang 2. Hubungan hukum antara
orang/perusahaan dengan barang tambang
3. Hubungan hukum antar orang/perusahaan yang
berobjek barang tambang.
BARANG TAMBANG
1. Bahan Galian: mineral
radio aktif, mineral logam, mineral non logam, batu
bara, gambut.
2. Minyak dan gas bumi.
F H . U N S / S 1 / N A J I B 8
BIDANG HUKUM YANG TERKAIT
Hukum Agraria, Hukum Kehutanan, Hukum Laut,
Hukum Lingkungan, HTN, HAN, Hukum PEMDA, Hukum Pajak, Hukum Perdata/hukum kontrak, Hukum Internasional, HPI, HDI, Hukum Adat...
( Tugas: identifikasi dan
inventarisasi bidang hukum
lainnya ).
SUMBER HUKUM
Indische Mijn Wet 1899-S214
UU Nomor. 11 Tahun 1967 tentang Pertambangan UU Nomor 27 Tahun 2001 tentang Minyak & Gas UU Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan
Mineral dan Batu bara ( judicial review ) PP Nomor 22 Tahun 2010 tentang Wilayah
Pertambangan
PP Nomor 23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batu bara.
F H . U N S / S 1 / N A J I B 10
KEWENANGAN NEGARA
MENGUASAI MENGELOLA.
PENGELOLAAN:
Pembuatan kebijakan, perundangan, standarisasi, sistem perijinan.
Pengawasan pertambangan.
Penrtapan kebijakan: pemasaran,
pemanfaatan, konservasi, kemitraan, kawasan pertambangan.
Pembinaan.
Pengelolaan inforfmasi.
UU NOMOR 11 TAHUN 1967 (POLITIK HUKUM)
Mempercepat terlaksananya
pembangunan ekonomi nasional menuju masyarakat Indonesia yg adil dan
makmur materiil spirituil berdasarkan Pancasila, perlu dikerahkan semua dana dan daya utk mengolah dan membina
segenap kekuatan ekonomi potensial di bidang pertambangan menjadi
kekuatan ekonomi.
Keperluan adanya UU Pokok
Pertambangan yg baru yg lebih sesuai dgn kenyataan yg ada, dlm rangka
memperkembangkan usaha
pertambangan Indonesia di masa
sekarang maupun kemudian hari.F H . U N S / S 1 / N A J I B 12
ASAS-ASAS (FALSAFAH)
Asas Manfaaf (kemakmuran rakyat ) Asas Pengusahaan (secara optimal) Asas Keselarasan (cita-cita RI)
Asas Partisipatif
(swasta/perorangan diberi hak) Asas Musyawarah dan Mufakat.
(pemberian ganti kerugian, ditentukan berdasarkan
musyawarah, disepakati kedua-
belah pihak).
POKOK-POKOK PENGATURAN (1)
Pengertian dan pengaturan
bahan galian, hak atas tanah, penyelidikan umum,
eksplorasi, eksploitasi,
pengolahan dan pemurnian, pengangkutan, penjualan,
kuasa pertambangan, wilayah pertambangan, perusahaan
negara, perusahaan daerah, dan pertambangan rakyat.
F H . U N S / S 1 / N A J I B 14
POKOK-POKOK
PENGATURAN (2)
Penggolongan dan penguasaan bahan galian, bentuk dan organisasi
perusahaan pertambangan, usaha
pertambangan, kuasa pertambangan,
syarat dan cara-cara memperoleh kuasa pertambangan, brakhirnya kuasa
pertambangan, hubungan kuasa pertambangan dgn hak-hak tanah, pungutan-pungutan negara,
pengawasan pertambangan, ketentuan pidana, ketentuan peralihan dan
penutup.
MIGAS
Undang-Undang Nomor
22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi
F H . U N S / S 1 / N A J I B 16
POLITIK HUKUM (1)
1. Terwujudnya kesejahteraan rakyat dgn melakukan reformasi di segala bidang kehidupan berbangsa dan bernegara berdasarkan Pancasila dan UUD 1945;
2. Minyak dan gas bumi mrpkn sumber daya alam strategis tdk terbarukan yg dikuasai oleh negara serta mrpkn
komoditas vital yg menguasai hajat hidup orang banyak dan mempunyai peranan penting dlm perekonomian
nasional shg pengelolaannya harus dpt secara maksimal memberikan
kemakmuran dan kesejuahteraan rakyat.
POLITIK HUKUM (2)
3. Kegiatan usaha minyak dan gas
bumimempunyai peranan penting dlm memberikan nilai tambah secara nyata kpd pertumbuhan ekonomi nasional yg meningkat dan berkelanjutan;
4. Pemutakhiran peraturan agar sesuai dgn perkembangan usaha
pertambangan minyak dan gas bumi : yg dpt menciptakan kegiatan usaha yg mandiri, andal, trnsparan, berdaya
saing, efisien, dan berwawasan pelestarian lingkungan, serta
mendorong peranan dan potensi nasional.
F H . U N S / S 1 / N A J I B 18
ASAS-ASAS/FALSAFAH (1) 1.Asas ekonomi kerakyatan 2.Asas keterpaduan
3.Asas manfaat 4.Asas keadilan
5.Asas keseimbangan
6.Asas pemerataan
ASAS-ASAS/FALSAFAH (2)
7. Asas kemakmuran bersama dan
kesejahteraan rakyat banyak
8. Asas keamanan dan keselamatan
9. Asas kepastian hukum 10. Asas berwawasan
lingkungan
F H . U N S / S 1 / N A J I B 20
TUJUAN (1)
1. Menjamin efektivitas pelaksanaan dan pengendalian kegiatan eksplorasi dan
eksploitasi scr berdaya guna, berhasil guna, serta berdaya saing tinggi dan berkelanjutan atas minyak dan gas bumi milik negara yg strategis dan tdk terbarukan melalui
mekanisme yg terbuka dan transparan;
2. Menjamin evektivitas pelaksanaan dan pengendalian usaha pengolahan,
pengangkutan, penyimpanan, dan niaga scr
bertanggung jawab yg diselenggarakan melalui mekanisme persaingan usaha yg wajar, sehat, dan transparan;
3. Menjamin efisiensi dan efektivitas
terswedianya minyak bumi dan gas bumi, baik sebagai sumber energi maupun sebagai bahan baku, utk kebutuhan dalam negeri;
TUJUAN (2)
4. Mendukung dan menumbuhkembangkan
kemampuan nasional utk lebih mampu bersaing di tingkat nasional, regional, dan internasional.
5. Meningkatkan pendapatan negara utk
memberikan kontribusi yg sebesar-besarnya bagi perekonomian nasional dan
mengembangkan serta memperkuat posisi industri dan perdagangan Indonesial;
6. Menciptakan lapangan kerja, meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat yg adil dan merata, serta tetap menjaga kelestarian lingkungan hidup.
F H . U N S / S 1 / N A J I B 22
MJUATAN MATERI UU MIGAS (1)
1. Ketentuan Umum :pengertian ttg minyak bumi, gas bumi, bahan bakar minyak, kuasa
pertambangan, survei umum, kegiatan usaha hulu, kegiatan usaha hilir,
eksplorasi, eksploitasi, pengolahan, penyimpanan, niaga, wilayah hukum pertambangan,m Indonesia, wilayah
kerja, badan usaha, bentuk usaha tetap, kontrak kerjasama, izin usaha, badan
pelaksana, badan pengatur, menteri, pemerintah daerah.
MUATAN MATERI UU MIGAS (2)
2. Asas dan tujuan3. Penguasaan dan pengusahaan 4. Kegiatan usaha hulu
5. Kegiatan usaha hilir 6. Penerimaan negara
7. Hubungan antara kegiatan minyak dan gas bumu dgn hak atas tanah
8. Pembinaan dan pengawasan
9. Ketentuan pidanan, peralihan, ketentuan lain, ketentuan penutup.
F H . U N S / S 1 / N A J I B 24
MINYAK BUMI
Hasil proses alami berupa hidro karbon yg dlm kondisi tekanan
dan temperatur atmosfer berupa fasa cair atau padat, termasuk
aspal, lilin mineral atau ozekerit dan bitumen yg diperoleh dari
proses penambangan, tetapi tdk termasuk batu bara atau endapan hidro karbon lain yg b erbentuk padat yg diperoleh dari kegiatan yg tdk berkaitan dgn kegiatan
usaha minyak dan gas bumi.
GAS BUMI
Hasil proses alami berupa
hidrokarbon yg dlm kondisi
tekanan dan temperatur atmosfer berupa fasa gas yg diperoleh dari proses penambangan minyak dan gas bumi.
F H . U N S / S 1 / N A J I B 26
KUASA PERTAMBANGAN
Wewenang yg diberikan Negara kepada Pemerintah untuk
menyelenggarakan kegiatan
eksplorasi dan eksploitasi.
SURVEI UMUM
Kegiatan lapangan yg meliputi pengumpulan, anakisis, dan
penyajian data yg berhubungan
dgn informasi kondisi geologi utk memperkirakan letak dan potensi sumber daya MIGAS di luar
wilayah kerja.
F H . U N S / S 1 / N A J I B 28
KEGIATAN USAHA HULU DAN HILIR
Kegiatan usaha hulu:
Kegiatan usaha yg berintikan atau bertumpu pada kegiatan usaha eksplorasi dan eksploitasi.
Kegiatan usaha hilir:
Kegiatan usaha yg berintikan atau bertumpu pd kegiatan usaha
pengolahan, pengangkutan,
penyimpanan, dan/atau niaga.
EKSPLORASI
Kegiatan yg bertujuan memperoleh informasi mengenai kondisi
geologi utk menemukan dan
memperoleh perkiraan cadangan MIGAS di wilayah kerja yg
ditentukan.
F H . U N S / S 1 / N A J I B 30
EKSPLOITASI
Rangkaian kegiatan yg bertujuan utk menghasilkan MIGAS di
wilayah kerja yg ditentukan yg terdiri atas pengeboran dan
penyelesaian sumur, pembangunan sarana
pengangkutan, penyimpanan dan/atau pengolahan utk
pemisahan dan pemurnian MIGAS
di lapangan serta kegitan lain yg
mendukungnya.
WILAYAH HUKUM
Wilayah hukum pertambangan Indonesia adlh seluruh wilayah daratan, perairan, dan landas kontinen Indonesia.
Wilayah kerja:
Daerah tertentu di dalam wilayah hukum pertambangan Indonesia utk pelaksanaan eksplorasi dan eksploitasi.
F H . U N S / S 1 / N A J I B 32
PELAKU PERTAMBANGAN MIGAS
Badan usaha:
Perusahaan berbentuk badan hukum yg menjalankan jenis usaha bersifat tetap terus menerus dan didirikan sesuai dgn peraturan perUUan yg berlaku serta
bekerja dan berkedudukan dlm wilayah NKRI.
Badan usaha tetap:
Badan usaha yg didirikan dan berbadan hukum di luar wilayah NKRI dan wajib mematuhi peraturan perUUan yg
berlaku di RI.
KONTRAK KERJA SAMA
Kontrak bagi hasil atau bentuk kontrak kerja sama lain dlm kegiatan eksplorasi dan
eksploitasi yg lebih
menguntungkan negara dan hasilnya dipergunakan utk
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
F H . U N S / S 1 / N A J I B 34
IZIN USAHA
Izin yg diberikan kpd Badan Usaha utk melaksanakan pengolahan, pengangkutan, penyimpanan, dan/atau niaga dgn tujuan
memperoleh keuntungan dan/atau
laba.
PEMERINTAH
Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Menteri ESDM
Badan Pelaksana:
badan yg dibentuk utk melakukan
pengendalian kegiatan usaha hulu di bidang MIGAS.
Badan Pengawas:
badan yg dibentuk utk melakukan pengaturan dan pengawasan thdp
penyediaan dan pendistribusian BBM dan Gas Bumi pd kegiatan usaha hilir.
F H . U N S / S 1 / N A J I B 36
PENGUASAAN MIGAS
Penguasaan oleh Negara
Diselenggarakan oleh Pemerintah sbg Pemegang Kuasa
Pertambangan
Dibentuk BP MIGAS, dibubarkan Mahkamagh Konstitusi
Dibentuk Satuan Kerja Khusus
MIGAS (SKK MIGAS)
PENGUSAHAAN MIGAS
Kegiatan usaha Hulu dan Hilir
Kegiatan usaha hulu : dikendalikan dgn Kontrak Kerja sama ( kepemilikan SDA di tangan Pemerintah, pengendalian manajemen operasi pd Badan
Pelaksana, modal dan risiko ditanggung Badan Usaha/Badan Usaha Tetap)
Kegiatan usaha hilir: dilaksanakan dgn
Izin Usaha melalui persaingan usaha yg wajar, sehat, dan transparan.
F H . U N S / S 1 / N A J I B 38
SKALA PRIORITAS
Prioritas pemanfaatan Gas bumi utk kebutuhan dalam negeri
Menyediakan cadangan strategis MIGAS utk mendukung penyediaan BBM dalam negeri
Pengaturan dan pengawasan usaha hulu dan hilir oleh Badan Pengatur
Usaha hulu dan hilir dpt dilakukaan oleh BUMN, BUMD, Koperasi, Usaha kecil, Swasta.
Badan usaha yg melakukan kegiatan usaha hilir tdk dpt melakukan usaha hulu.
KEGIATAN USAHA HULU
Dilakukan Badan Usaha atau Badan Usaha Tetap berdasarkan Kontrak Kerja Sama dengan Badan Pelaksana
Kontrak Kerja Sama yg sudah
ditandatangani harus diberitahukan secara tertulis kpd DPR RI.
F H . U N S / S 1 / N A J I B 40
KLAUSUL WAJIB KONTRAK KERJA SAMA (1)
Penerimaan negara,
Wilayah kerja dan pengembaliannya, Kewajiban pengeluaran dana,
Perpindahan kepemilikan hasil produksi atas Migas,
Jangka waktu dan kondisi perpanjangan kontrak, Penyelesaian perselisihan,
Kewajiban pemasokan minyak bumi dan/atau gas bumi utk kebutuhan dalam negeri,
Berakhirnya kontrak,
Kewajiban pasca operasi pertambangan,
KLAUSUL WAJIB (2)
Keselamatan dan kesehatan kerja, Pengelolaan lingkungan hidup,
Pengalihan hak dan kewajiban, Pelaporan yg diperlukan,
Rencana pengembangan lapangan,
Pengutamaan pemanfaatan barang dan jasa dalam negeri,
Pengembangan masyarakat sekitarnya dan jaminan hak2 masyarakat adat,
Pengutamaan penggunaan tenaga kerja Indonesia.
F H . U N S / S 1 / N A J I B 42
KONTRAK GROSS SPLIT
Biaya operasi menjadi tanggung jawab operator Perhitungan bagi hasil ditentukan di muka
Negara mendapatkan bagi hasil migas dan pajak kegiatan eksplorasi dan eksploitasi
Penerimaan negara lebih pasti
Negara tidak kehilangan kendali: penentuan wilayah kerja,
kapasitas produksi dan lifting, serta pembagian hasil masih di tangan negara.
Prosentase Base Split:
MINYAK 57% bagian negara 43% bagian kontraktor GAS BUMI 52% bagian negara, 48% bagian kontraktor.
PERMEN ESDM Nomor 8 Tahun 2017 tentang Kontrak Bagi Hasil Gross Split.
USAHA HILIR
Dapat dilakukan oleh Badan Usaha setelah mendapat IzinUsaha dari Pemerintah
Izin Usaha :
Izin Usaha Pengolahan Izin Uaha Pengangkutan Izin Usaha Penyimpanan Izin Usaha Niaga.
F H . U N S / S 1 / N A J I B 44
ISI IZIN USAHA
Nama penyelenggaraan
Jenis izin usaha yg diberikan
Kewajiban dlm penyelenggaraan pengusahaan , syarat-syarat
teknis
Izin usaha yg telah diberikan hanya
dapat digunakan sesuai dengan
peruntukannya.
PENERIMAAN NEGARA
Pajak :
pajak-pajak, bea masuk dan pungutan hasil atas impor dan cukai, pajak
daerah dan retribusi daerah.
Penerimaan Negara Bukan Pajak :
Bagian negara, pungutan negara yg
berupa iuran tetap dan iuran eksplorasi dan eksploitasi, bonus-bonus.
F H . U N S / S 1 / N A J I B 46
UTS
Soall:
Tugas Terstruktur:
Tugas Mandiri:
MINERBA
( materi setelah UTS ):
1.Memahami pertambangan MINERBA.
2.Menerapkan peraturan-
peraturan yang mengatur pertambangan MINERBA.
3.Yudicial Review UU Minerba.
F H . U N S / S 1 / N A J I B 48