• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUMANISME DALAM NOVEL AYAT-AYAT CINTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "HUMANISME DALAM NOVEL AYAT-AYAT CINTA "

Copied!
39
0
0

Teks penuh

Calon mertuaku yang aku hormati: Bapak Rustami (almarhum) dan Ibu Suwati Calon istriku: Kiswariya Latifah (Khoirotun Hisan), kekasih dan kekasihku. Skripsi ini membahas tentang nilai-nilai humanis dalam novel Ayat-Ayat Cinta karya Habiburrahman el-Shirazy. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pentingnya menghargai dan menghormati nilai-nilai kemanusiaan yang mencakup seluruh aspek kehidupan, yang jelas mulai terkikis oleh globalisasi.

Oleh karena itu, novel Ayat-Ayat Cinta (AAC) karya Habiburrahman el Shirazy merupakan upaya untuk mencapai perjuangan tersebut. Melalui metode ini peneliti menentukan dan mengembangkan fokus tertentu yaitu 'humanisme dalam novel 'Ayat-Ayat Cinta'. Hasil penelitiannya adalah novel AAC mampu mengangkat nilai-nilai kemanusiaan di saat umat manusia sedang tidak berdaya atau berada dalam situasi genting akibat masa transisi seperti saat ini di Indonesia.

Realitas kehidupan masyarakat yang seringkali dipenuhi dengan keserakahan, kesombongan, ketidakjujuran dan ketidakadilan membuat gagasan humanisme dalam novel menjadi jembatan untuk meredam bentuk-bentuk sikap nafsu yang seringkali merugikan orang lain. Keberadaan nilai-nilai humanistik dalam novel AAC ini merupakan suatu sikap untuk mensosialisasikan nilai-nilai kemanusiaan demi terwujudnya kehidupan yang menghargai hak dan kewajiban sesama manusia. Hal tersebut diungkapkan dalam enam bagian: 1) Humanisme sebagai upaya membentuk paradigma dan orientasi hidup, 2) Humanisme sebagai upaya mencintai umat secara transendental, 3) Humanisme sebagai jalan tengah hidup, 4) Humanisme teologis: membangun keberagamaan. kesadaran secara inklusif dan toleran, 5) Humanisme Optimis: kesadaran akan martabat dan kemampuan manusia, dan 6) Humanisme Sosial: upaya membangun cita-cita hak dan kewajiban manusia.

Latar Belakang Masalah

6 Muzairi, “Pokok Pemikiran Manifesto Humanisme” dalam Refleksi (Yogyakarta: Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga, vol. 1 no. 1 2001), hal. Adanya permasalahan dalam masyarakat yang mencerminkan sulitnya mewujudkan nilai-nilai ideal ​​humanisme, terjadi di hampir seluruh bagian masyarakat global. Ibarat detak jantung seorang sastrawan yang asal muasalnya adalah jiwa, kemudian diwujudkan dalam bentuk sebuah karya sastra, maka karya sastra pun hendaknya sadar akan pesan yang dikandungnya.

Oleh karena itu, sebuah karya sastra yang baik tidak hanya terdiri dari kata-kata yang baik, tetapi juga sesuatu yang mencerahkan. Dengan kata lain, ciri-ciri karya sastra itu sendirilah yang menjadikannya membosankan atau manis (menyenangkan). Pada gilirannya keagungan pengalaman jiwa itulah yang juga dapat memperkaya pengalaman jiwa dan mempertajam perasaan pembacanya, sehingga karya sastra dapat memenuhi fungsinya sebagai karya yang berguna, berguna dan berguna bagi kehidupan manusia.

Menurut Kuntowijoyo (1981), fungsi sastra ada tiga, yaitu fungsi karya sastra sebagai lambang verbal sebagai sarana pemahaman, sarana komunikasi, dan sarana penciptaan. Apabila kenyataan itu merupakan suatu peristiwa sejarah, maka suatu karya sastra dapat: 1) berusaha menerjemahkan peristiwa itu ke dalam bahasa khayal dengan tujuan memahami peristiwa sejarah itu sesuai dengan kemampuan pengarangnya; 2) karya sastra dapat menjadi sarana bagi pengarangnya untuk menyampaikan pikiran, perasaan. 7. dan reaksi mengenai suatu peristiwa sejarah; dan 3) seperti halnya karya sejarah, karya sastra dapat merupakan rekreasi suatu peristiwa menurut pengetahuan dan imajinasi pengarangnya 12.

Peran sastra adalah menjadikan dirinya sebagai tempat di mana nilai-nilai kemanusiaan secara alamiah mendapat tempat yang semestinya. Saat ini, ia juga telah melahirkan sejumlah karya sastra yang mengangkat persoalan etika dan permasalahan modern di dunia modern. Pada mulanya humanisme adalah suatu gerakan yang tujuan dan kegiatannya adalah untuk memajukan martabat dan nilai-nilai kemanusiaan.

Berangkat dari uraian di atas, penalaran tersebut penulis usulkan sebagai pembahasan skripsi berjudul Humanisme dalam novel Ayar-Ayat Cinta karya Habiburrahman El-Shirazy dengan tinjauan filosofis berdasarkan karya sastra. Penulis memilih karya sastra sebagai objek kajian karena hasil sosial dapat dilihat melalui karya sastra. Hubungan pengarang dengan pandangan dunia dalam karya sastra mempunyai inti permasalahan sosial dan bukan sekedar kisah kehidupan pribadi.

Nampaknya hal di atas menjadi ketertarikan penulis untuk meneliti novel Ayat-Ayat Cinta terkait dengan nilai-nilai humanistiknya.

Rumusan Masalah

Titik tolak pemikirannya adalah kelompok sosial tertentu mempunyai pandangan tertentu terhadap dunia dan mempunyai cara tertentu dalam melihat dan merasakan realitas dalam dunia kehidupan. Penulis mempunyai hak istimewa untuk mencapai tingkat kejelasan dan kedalaman tertentu sehingga mereka mampu mengungkapkan pandangan tertentu tentang dunia. Nilai-nilai humanistik apa yang terkandung dalam novel Ayat-Ayat Cinta karya Habiburrahman El-Shirazy.

Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Metode Penelitian

Bahkan ketika meneliti percakapan yang terjadi dalam komunikasi antar individu, peneliti, sebagai pihak luar, tidak mencampuri mekanisme percakapan yang sedang berlangsung dengan cara apapun. Kedua, metode ini memungkinkan penerimaan materi tidak terstruktur, tanpa pengirim harus merumuskan pesan sesuai struktur peneliti. Penelitilah yang harus beradaptasi dengan struktur pesan pengirim, meskipun tidak sesuai dengan struktur metode penelitian yang dilakukannya.

Analisis isi merupakan penelitian yang berbentuk pembahasan mendalam terhadap isi informasi tertulis atau cetak di media massa. Data yang tersedia sebagian besar terdiri dari bahan-bahan yang terdokumentasi (buku, surat kabar, kaset, manuskrip). Peneliti mempunyai kemampuan teknis dalam mengolah bahan/data yang dikumpulkannya karena beberapa dokumentasinya sangat unik/spesifik.

Ketiga, pencarian pengetahuan yang kontekstual sehingga penelitian yang dilakukan tidak berada dalam ruang hampa, melainkan terlihat terhubung. Prosedur dasar dalam membuat rencana penelitian dan melaksanakan kajian analisis isi terdiri dari 6 tahap, yaitu 1) perumusan pertanyaan penelitian dan hipotesis, 2) pengambilan sampel sumber data terpilih, 3) perumusan kategori yang digunakan dalam analisis, 4) pengumpulan data. pada contoh dokumen yang ada. Banyak peneliti analisis konten yang secara khusus tertarik pada nilai-nilai yang diungkapkan dalam dokumen, misalnya Berelson dan Salter mempelajari nilai-nilai yang ditampilkan dalam fiksi populer23.

Mereka menggunakan kategori nilai sebagai berikut: a) Tujuan inti (hati): . cinta romantis, kondisi perkawinan yang kuat, idealisme, kasih sayang dan kenyamanan emosional, kepahlawanan, petualangan, pengadilan dan keadilan, kemandirian, b) Tujuan utama: penyelesaian masalah nyata dan mendesak, kemajuan diri, keuangan dan properti, kekuasaan dan dominasi, c) Persatuan catatan dalam analisis isi: Sering juga disebut sebagai unit analisis. Disini penulis mencoba menguraikan dan membahas secara lebih sistematis pemikiran-pemikiran Habiburrahman El-Shirazy dalam novelnya tentang humanisme dilihat dari sudut pandang analisis filsafat. Dengan demikian peneliti akan mencoba mendalami karya Habiburrahman El-Shirazy tentang humanisme, sehingga kemudian dapat menangkap makna, nilai, dan maksud yang diinginkan.

Nah, setelah melalui dua langkah di atas, penulis akan mencoba melakukan analisis kritis terhadap pemikiran Habiburrahman El-Shirazy dalam novelnya, kelebihan dan kekurangannya serta relevansinya dengan konteks saat ini. Hal inilah yang akan coba penulis telaah sebagai upaya mengungkap gagasan humanisme yang diusung Habiburrahman El-Shirazy melalui karyanya, Ayat-Ayat Cinta.

Tinjauan Pustaka

Hasil penelitian adalah dalam novel Ayat-Ayat Cinta terdapat dimensi-dimensi akhlak Islam, antara lain: 1) Akhlak Islami terhadap diri sendiri, 2) Akhlak Islami terhadap Allah, 3) Akhlak Islami terhadap Nabi, 4) Akhlak Islami terhadap diri. keluarga, 5) moralitas sosial Islam, 6) moralitas Islam dalam bernegara. Perbedaan penelitian penulis dengan penelitian di atas adalah penelitian ini bertujuan untuk mencari nilai-nilai humanistik dalam novel Ayat-Ayat Cinta. Humanisme yang penulis maksud di sini adalah humanisme universal yang mencakup segala bidang, seperti humanisme sebagai upaya pembentukan paradigma dan orientasi hidup, humanisme sebagai sikap cinta transendental terhadap sesama, humanisme sebagai jalan tengah, humanisme teologis: konstruksi. kesadaran sosial secara inklusif dan toleran, humanisme optimis: kesadaran akan martabat dan kemampuan manusia, dan humanisme sosial: upaya membangun identitas hak dan kewajiban manusia.24.

Oleh karena itu, berdasarkan hal tersebut di atas, penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman menyeluruh mengenai nilai-nilai yang terkandung dalam novel Ayat-Ayat Cinta.

Sistematika Pembahasan

Setelah memaparkan argumentasi, metodologi, dan teori seputar humanisme Habiburrahman el-Shirazy yang termuat dalam novel Ayat-Ayat Cinta, penulis akan mengemukakan beberapa kesimpulan pada Bab V yang menjadi inti kajian skripsi ini. Bahwa kenyataan hidup di tengah masyarakat seringkali penuh dengan keserakahan, kesombongan, ketidakjujuran dan ketidakadilan, maka perlu adanya nilai-nilai dalam novel Ayat-Ayat Cinta yang menjadi jembatan untuk meredam bentuk-bentuk hubungan penuh nafsu yang seringkali merugikan orang lain. Oleh karena itu, disini penulis sampaikan bahwa sangat penting bagi seluruh warga negara Indonesia yang masih dirundung ketidakpastian dalam berpikir bagaimana harus bertindak, khususnya bagi sebagian pemimpin di tanah air, untuk memahami hakikat humanisme, sehingga pengelolaan kehidupan masyarakat dapat berjalan dengan baik. sebenarnya tidak menimbulkan kerugian.

Apalagi ketika zaman semakin dikaitkan dengan kemerosotan nilai-nilai kemanusiaan, maka humanisme menjadi sebuah tindakan yang mutlak diperlukan bagi seluruh umat manusia. Perolehan nilai-nilai kemanusiaan dalam novel Ayat-Ayat Cinta merupakan suatu sikap sosialisasi nilai-nilai kemanusiaan. Maka nampaknya penting bagi masyarakat Indonesia dalam konteks kekinian untuk memahami enam gagasan humanisme yang dapat diambil dari ayat-ayat roman cinta, yaitu: 1) Humanisme sebagai upaya membentuk paradigma dan orientasi hidup, 2) Humanisme sebagai perjuangan mencintai umat secara transendental, 3) Humanisme sebagai jalan tengah hidup, 4) Humanisme teologis: .. membangun kesadaran beragama secara inklusif dan toleran, 5) Humanisme optimis: kesadaran akan martabat dan kemampuan manusia, dan 6) Humanisme sosial : upaya membangun cita-cita hak dan kewajiban asasi manusia.

Sutriningsih, “Dimensi Akhlak Islam dalam Karya Sastra: Kajian Novel Ayat-Ayat Cinta Karya Habiburrahman El-Shirazy dan Relevansinya dengan Pendidikan Agama Islam,” Skripsi Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2007. Kajian Genetika Strukturalisme . novel Jentera Bianglala karya Ahmad Tohari, disertasi, program studi bahasa dan sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, IKIP Yogyakarta, Yogyakarta, 1990 Widyawati, Diyah.

NOVEL AYAT-AYAT CINTA

Sinopsis Novel Ayat-Ayat Cinta

TEORI HUMANISME DAN KAITANNYA DENGAN ISLAM

Humanisme Sebagai Sikap Mencintai Manusia Secara

Melalui sastra, nilai-nilai kemanusiaan dilestarikan dan disebarluaskan, terutama di tengah kerasnya kehidupan modern yang ditandai dengan pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Habiburrahman El-Shirazy, penulis novel Ayat-Ayat Cinta, memanfaatkan modal yang ada dengan baik. Novel Ayat-Ayat Cinta merupakan sebuah melodrama. ceritanya sensasional, didukung karakter stereotip, dengan pesan moral yang jelas.

Sebuah karya sastra Ayat-Ayat Cinta menawarkan wacana nilai-nilai dalam dua entitas sekaligus, yaitu universal dan partikular. Dalam Ayat-Ayat Cinta, tawaran wacana kedua entitas di atas dilakukan oleh sastrawan muslim, Habiburrahman, yang sejatinya berlatar belakang ideologi-sosio-kultural Islam. Karya sastra mempunyai dua makna, yaitu makna yang dimaksudkan oleh pengarangnya dan makna yang terdapat dalam struktur karya sastra itu sendiri.

Humanisme Sebagai Jalan Tengah

Humanisme Teologis: Membangun Kesadaran Sosial Secara

Referensi

Dokumen terkait

Retirement benefit obligation continued Net expense of the defined benefit obligation recognised in the statement of financial performance Current service cost 557,000 802,000