Riska Audia Bunga Putri Wibowo_2206030962
Definisi “ Seni ” bagi saya…
Seni merupakan hasil dari pemikiran dan imajinasi manusia yang bebas, tanpa keterikatan pada aturan tertentu. Seni menjadi wadah bagi individu untuk mengekspresikan kreativitas mereka, memungkinkan setiap orang berpikir di luar batasan dan menyampaikan ide serta emosi dengan cara yang unik.
Dalam seni, tidak ada batasan mutlak yang mengikat, sehingga setiap karya memiliki nilai dan makna tersendiri bagi penciptanya maupun penikmatnya.
Sepanjang sejarah, banyak pemikir terkenal seperti Aristoteles, Leo Tolstoy, dan Immanuel Kant telah mencoba mendefinisikan seni. Namun, apakah ada satu definisi yang paling benar? Menurut saya, tidak ada satu definisi yang mutlak benar atau salah. Seni bersifat subjektif dan bergantung pada perspektif serta pengalaman masing-masing individu. Karena sifatnya yang universal, seni tidak hanya berfungsi sebagai sarana ekspresi, tetapi juga sebagai alat komunikasi, pencatatan sejarah, serta refleksi budaya dan spiritualitas. Melalui seni, suatu masyarakat dapat merekam peristiwa-peristiwa penting dalam sejarahnya, mengekspresikan nilai-nilai budayanya, serta menggambarkan dinamika emosional dan intelektual manusia.
Dengan beragamnya fungsi seni, disiplin ini mulai dikaji lebih mendalam, sehingga lahirlah cabang ilmu yang disebut filsafat seni. Filsafat seni membantu kita memahami konsep-konsep estetika dan memberikan landasan teoritis bagi pemikiran seni yang lebih mendalam. Dengan mempelajari filsafat seni, seseorang dapat memahami bagaimana seni berkembang dalam berbagai konteks budaya dan sejarah. Selain itu, pemahaman filsafat seni memungkinkan seniman untuk mengekspresikan gagasannya dengan lebih bermakna, sementara penikmat seni dapat mengapresiasi karya dengan pemahaman yang lebih dalam.
Galleria Vittorio Emanuele II
Merupakan salah satu galeri perbelanjaan tertua di Italia dan menjadi salah satu landmark utama di Milan.
Galeri ini terletak di pusat kota, menghubungkan dua
alun-alun terkenal, yakni Piazza del Duomo dan Piazza della Scala. Dibangun pada tahun 1861 oleh arsitek Giuseppe Mengoni, galeri ini menjadi ikon arsitektur yang menggabungkan keindahan estetika dengan fungsi komersial dan sosial.
Dengan arsitektur bergaya neo-Renaissance yang megah, Galleria Vittorio Emanuele II menjadi salah satu contoh terbaik dari arsitektur besi di Eropa. Tidak hanya sekedar pusat perbelanjaan, galeri ini juga telah menjadi saksi berbagai peristiwa sejarah dan tetap menjadi pusat kehidupan sosial serta budaya kota Milan hingga saat ini. Struktur bangunannya yang unik, dengan atap kaca berbentuk oktagon yang dirancang dari dua kubah kaca, menciptakan suasana yang terang, luas, dan terbuka. Efek pencahayaan alami yang dihasilkan atap kaca ini semakin menambah daya tarik dan kemegahan galeri.
Salah satu elemen yang paling menonjol dari galeri ini adalah lantainya yang dihiasi mozaik indah. Saya sering melihat video tentang galeri ini di media sosial, dan salah satu aspek yang paling menarik perhatian
Riska Audia Bunga Putri Wibowo_2206030962
saya adalah detail mozaik lantainya. Mozaik ini menggambarkan lambang beberapa kota yang pernah menjadi ibu kota Kerajaan Italia, seperti Turin, Florence, Roma, serta Milan. Pola geometris dalam mozaik memiliki makna simbolis yang mendalam, sementara pemilihan warnanya yang kontras—emas, biru, putih, merah, dan hijau—tetap memberikan harmoni yang elegan dan mewah.
Keindahan mozaik ini semakin diperkuat oleh pantulan cahaya dari atap kaca, yang membuat warna-warna dalam pola tersebut tampak lebih hidup dan dinamis.
Detail desain yang rumit ini menambah kesan klasik dan memperkuat identitas galeri sebagai mahakarya arsitektur. Galleria Vittorio Emanuele II bukan hanya tempat untuk berbelanja, tetapi juga sebuah ruang seni yang merepresentasikan kemewahan dan keindahan dalam sejarah arsitektur Italia.
Dengan memahami seni dan estetika melalui filsafat seni, kita dapat lebih mengapresiasi keindahan di sekitar kita, termasuk dalam arsitektur bersejarah seperti Galleria Vittorio Emanuele II. Seni bukan sekadar objek visual, tetapi juga medium komunikasi yang mampu menghubungkan manusia dengan sejarah, budaya, dan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat.