FILSAFAT ILMU
“Berpikir Filsafat”
Disusun Oleh : Adrieayu Farahmilla Alina Reviananda – D1212009
Atiti Swandya – D1212015 Cakti
Debhora Krisna Cinditya Gatot Caesario Tolando – D1212035
Zendy Adji Sukma
I. PENDAHULUAN
Filsafat dalam bahasa Inggris yaitu : philosophy, adapun istilah filsafat beradal dari bahasa Yunani : philosophia yang terdiri atas dua kata : philos (cinta) atau philia (persahabatan, tertarik kepada) dan sophos (‘hikmah’, kebijaksanaan, pengetahuan, keterampilan, pengalaman praktis, intelegensi). Jadi secara etimologi, filsafat berarti cinta kebijaksanaan atau kebenaran (love of wisdom).1
Pengertian pokok filsafat menurut kalangan filsof adalah :
1. Upaya spekulatif untuk menyajikan suatu pandangan sistematik serta lengkap tentang seluruh realitas.
2. Upaya untuk melukiskan hakikat realistis akhir dan dasar serta nyata. 3. Upaya untuk menentukan batas-batas dan jangkauan pengetahuan :
sumbernya, hakikatnya, keabsahannya dan nilainya.
4. Penyelidikan kritis atas pengandaian-pengandaian dan pernyataan-pernyataan yang diajukan oleh berbagai bidang pengetahuan.
5. Disiplin ilmu yang berupaya untuk membantu Anda melihat apa yang Anda katakan dan untuk mengatakan apa yang Anda lihat.2
Sutan Takdir Alisahbana berpendapat bahwa filsafat adalah berpikir dengan insaf. Yang dimakdus dengan insaf adalah berpikir dengan teliti menurut aturan yang pasti.3Filsafat juga didefinisikan oleh H. Hamersama sebagai
pengetahuan metodis, sistematis, dan koheren (bertalian) tentang seluruh kenyataan.4
Filsafat sendiri merupakan disiplin ilmu yang berusaha untuk menunjukan batas-batas dan ruang lingkup pengetahuan manusia secara tepat dan lebih memadai, bukan merupakan sesuatu yang bersifat abstrak karena filsafat tidak hanya berkutat dengan buku-buku sulit. Akan tetapi filsafat berangkat dari pergulatan hidup manusia di dunia atau berangkat dari realitas kehidupan sehari-hari. Filsafat dapat dicapai oleh makhluk hidup yang berakal (manusia) yang ingin memahami dirinya sendiri dan dunianya. Kemudian hasil dari filsafat adalah cara berfikir yang mendalam dan tepat tentang kehidupan.
1 Amsal Bakhtiar, Filsafat Ilmu (Jakarta: Raja Grafindo Persada), hlm. 4 2 Ibid, hlm 5 (Dikutip dari : Bakhtiar, Filsafat, hlm. 7)
Sehingga secara singkat filsafat dapat dianggap sebagai berpikir atau pola pikir, seperti yang dikatakan oleh Sutan Takdir Alisahbana diatas.
Pengertian berpikir menurut Plato adalah berbicara dalam hati. Berpikir adalah aktivitas ideasional. Pada pendapat ini, dikemukakan dua kenyataan, yaitu:
1. Bahwa berpikir itu adalah aktivitas, jadi subjek yang berpikir aktif
2. Bahwa aktivitas itu sifatnya ideasional, jadi bukan sensoris dan bukan motoris, walaupun dapat disertai oleh ke dua hal itu, berpikir itu menggunakan abstraksi-abstraksi atau ideas.5
Berpikir secara filsafat berbeda dengan berpikir secara biasa, berpikir filsafat menuntut seseorang untuk berfikir yang bersifat menyeluruh, mendasar dan spekulatif. Sehingga orang yang berfilsafat berarti orang tersebut berupaya melakukan pemikiran yang mendalam dan sistematis tertang berbagai permasalahan yang berkembang agar memiliki posisi dan pandangan yang jelas tentang suatu permasalahan tersebut. Sedangkan berpikir biasa adalah berfikirnya orang awam, yaitu berfikirnya masih tercampur, tidak berpola dan tidak sistematis.
Berpikir merupakan kegiatan yang lazim dilakukan oleh semua orang, tidak hanya dilakukan oleh kalangan tertentu melainkan oleh semua kalangan masyarakat. Namun tidak semua orang berpikir secara filsafat dalam kehidupan sehari-harinya, padahal berfikir filsafat sangatlah penting untuk semua orang dalam rangka menjalani aktivitas sehari-hari, atau untuk mencari solusi bagi sebuah permasalahan. Manfaat dari berpikir secara filsafat adalah : mengajarkan cara berpikir kritis, sebagai dasar dalam mengambil keputusan, menggunakan akal secara proporsional, membuka wawasan berpikir menuju kearah penghayatan, dan masih banyak lagi. Itulah sebabnya mengapa setiap orang diharapkan untuk selalu berfikir filsafat kapanpun, dimanapun, dan dalam situasi apapun ia berada.6
II. PEMBAHASAN
A. Pengertian Berpikir Filsafat
Berpikir secara filsafat dapat diartikan sebagai berpikir yang sangat mendalam sampai hakikat, atau berpikir secara global/menyeluruh, atau berpikir yang dilihat dari berbagai sudut pandang pemikiran atau sudut pandang ilmu pengetahuan. Berfikir yang demikian ini debagai upaya untuk dapat berpikir secara tepat dan benar serta dapat dipertanggungjawabkan. Hal ini harus memenuhi persyaratan:
1. Sistematis : Pemikiran yang sistematis ini dimaksudkan untuk menyusun suatu pola pengetahuan yang rasional. Sistematis adalah masing-
masing unsur suatu keseluruhan. Sistematika pemikiran seorang filsof banyak dipengaruhi oleh keadaan dirinya, lingkungan, zamannya, pendidikan, dan sistem pemikiran yang mempengaruhi.
2. Konsepsional : Secara umum istilah konsepsional berkaitan dengan ide atau gambaran yang melekat pada akal pikiran yang berada dalam intelektual. Gambaran tersebut mempunyai bentuk tangkapan sesuai dengan rillnya . sehingga maksud dari ‘konsepsional’ tersebut sebagai upaya untuk menyusun suatu bagan yang terkonsepsi (jelas). Karena berpikir secara filsafat sebenarnya berpikir tentang hal dan prosesnya.
3. Koheren : Koheren atau runtut adalah unsur- unsurnya tidak boleh mengandung uraian-uraian yang bertentangan satu sama lain. Koheren atau runtut di dalamnya memuat suatu kebenaran logis. Sebaliknya, apabila suatu uraian yang di dalamnya tidak memuat kebenaran logis, maka uraian tersebut dikatakan sebagai uraian yang tidak
koheren/runtut.
4. Rasional : Yang dimaksud dengan rasional adalah unsur-unsurnya berhubungan secara logis. Artinya, pemikiran filsafat harus diuraikan dalam bentuk yang logis, yaitu suatu bentuk kebenaran yang mempunyai kaidah-kaiadah berpikir (logika).
5. Sinoptik : Sinoptik artinya pemikiran filsafat harus melihat hal-hal secara menyeluruh atau dalam kebersamaan secara integral.
6. Pandangan Dunia : Yang dimaksud adalah pemikiran filsafat sebagai upaya untuk memahami semua realitas kehidupan dengan jalan menyusun suatu pandangan (hidup) dunia, termasuk di dalamnya menerangkan tentang dunia dan semua hal yang berada di dalamnya (dunia).7
B. Karakter Berpikir Filsafat
Berpikir secara filsafat memiliki karakter tersendiri yang berbeda dengan berpikir secara awam, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Berpikir secara filsafat menuntut seseorang untuk berpikir secara menyeluruh, mendasar dan spekulatif. Berikut penjelasannya :
1. Berpikir Menyeluruh :
Artinya, Pemikiran yang luas karena tidak membataasi diri dan bukan hanya ditinjau dari satu sudut pandangan tertentu. Pemikiran
kefilsafatan ingin mengetahui hubungan antara ilmu yang satu dengan ilmu – ilmu lain, hubungan ilmu dengan moral, seni, dan tujuan hidup. 2. Berpikir Mendasar :
Artinya, pemikiran yang dalam sampai kepada hasil yang fundamental atau esensial objek yang dipelajarinya sehingga dapat dijadikan dasar berpijak bagi segenap nilai dan keilmuan.
3. Berpikir Spekulatif :
Artinya, hasil pemikiran yang didapat dijadikan dasar bagi pemikiran selanjutnya. Hasil pemikirannya selalu dimaksudkan sebagai dasar untuk menjelajah wilayah pengetahuan yang baru. Meskipun demikian, tidak berarti hasil pemikiran kefilsafatan itu meragukan, karena tidak pernah mencapai penyelesaian.8
Berfilsafat termasuk dalam berfikir namun berfilsafat tidak identik dengan berfikir. Sehingga, tidak semua orang yang berfikir itu mesti berfilsafat, dan bisa dipastikan bahwa semua orang yang berfilsafat itu pasti berfikir.