• Tidak ada hasil yang ditemukan

i LAPORAN PENELITIAN DASAR KEILMUAN (PDK ... - SIMAKIP

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "i LAPORAN PENELITIAN DASAR KEILMUAN (PDK ... - SIMAKIP"

Copied!
99
0
0

Teks penuh

Judul Penelitian Penerapan model POGIL (Process Oriented Guided Inquiry Learning) untuk mengurangi miskonsepsi siswa tentang materi geometri optik Peneliti Utama. PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA sepakat untuk mengadakan Perjanjian Kontrak Kerja Penelitian yang ditandatangani oleh Prof. Universitas Muhammadiyah didanai. Pihak kedua akan melakukan kegiatan penelitian yang berjudul: Penerapan MODEL P O G I L (Process Oriented Guided Inquiry Learning) Untuk M e r edu c si Miskonsepsi Siswa M a T E R I OPTICAL OPTICULATION).

Laporan penelitian yang diunggah melalui fik.uhamka.ac.id harus disertai dengan bukti hasil penelitian sebagaimana yang dijanjikan dalam Pasal 1. Kegiatan dari Pasal 1 akan dilakukan oleh PIHAK KEDUA dari 12.10.2017 hingga 31.5.2018. PIHAK PERTAMA menyediakan dana sebesar Rp.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan model POGIL (Process Oriented Guided Inquiry Learning) dalam mereduksi miskonsepsi mahasiswa PGSD UHAMKA pada geometri optik. Populasi penelitian ini adalah mahasiswa semester 5 PGSD UHAMKA yang mengambil mata kuliah Konsep Dasar Fisika.

PENDAHULUAN

  • Latar Belakang
  • Rumusan masalah
  • Tujuan Penelitian
  • Keutamaan (urgensi) Penelitian

Miskonsepsi tertinggi terjadi pada indikator 7 (memahami proses pembiasan cahaya dan besaran yang berkaitan) 49% dengan kriteria sedang. Jumlah miskonsepsi terendah pada indikator ke-4 (memahami proses pembentukan bayangan pada cermin cekung) sebesar 21% dengan kriteria rendah. Pengurangan miskonsepsi pada indikator ke-5 (menentukan jarak pusat, kelengkungan, jarak bayangan dan sifat bayangan pada cermin cekung) sebesar 8%.

Siswa mengalami penurunan miskonsepsi sebesar 7% pada indikator 6 (memahami proses pembentukan bayangan pada cermin cembung). Pada indikator ke-9 (menjelaskan proses pembentukan bayangan pada lensa cembung), miskonsepsi siswa berkurang 10%. Penurunan miskonsepsi terkecil terjadi pada indikator 2 (memahami jenis refleksi berdasarkan contoh dan legalitas) sebesar 5% dengan kriteria rendah.

Peningkatan kesalahpahaman juga terjadi pada indikator ke-7 (pemahaman tentang proses pembiasan dan besaran terkait) sebesar 2%. POGIL masih menyisakan kesalahpahaman tentang indikator ke-1 (mengenali sifat-sifat cahaya) dan indikator ke-7 (memahami proses pembiasan cahaya dan besaran terkait).

TINJAUAN PUSTAKA

Miskonsepsi

Kategori yang salah menunjukkan keputusan terdapat 5 soalan dengan kriteria sederhana dan 25 soalan dengan kriteria rendah. Kategori yang salah menunjukkan terdapat 3 soalan dengan kriteria sederhana dan 27 soalan dengan kriteria rendah. Berdasarkan keputusan analisis yang ditunjukkan dalam Rajah 4.2 (a) dan (b) dengan perbandingan peratusan konsep bagi setiap item soalan.

Pada indikator ke-8 (menjelaskan proses pembentukan bayangan pada lensa cekung), siswa mengalami penurunan miskonsepsi sebesar 7%.

Tabel 2.1 Tahapan Kegiatan Model POGIL
Tabel 2.1 Tahapan Kegiatan Model POGIL

Model POGIL (Process Oriented Guided Inquiry Learning)

Roadmap Penelitian

Penelitian yang telah dilakukan sebelumnya berupa pendalaman atau pendalaman miskonsepsi yang dialami oleh mahasiswa PGSD UHAMKA Semester 5 Tahun Pelajaran 2016/2017. Tindak lanjut dapat berupa penerapan model pembelajaran yang efektif dapat mengurangi atau mengurangi kesalahpahaman yang dialami siswa. Penelitian ini menerapkan model POGIL (Process Oriented Guided Inquiry Learning) yang dipadukan dengan beberapa eksperimen terkait materi geometri optik untuk mengurangi kesalahpahaman yang dialami siswa.

Penelitian ini dapat menjadi titik tolak untuk mengajarkan mata kuliah Konsep Dasar Fisika berdasarkan konsep yang salah dan mampu menemukan formulasi model pembelajaran yang tepat.

Gambar 2.1 Roadmap Penelitian Eksplorasi
Gambar 2.1 Roadmap Penelitian Eksplorasi

METODE PENELITIAN

  • Desain Penelitian
  • Lokasi Penelitian
  • Populasi dan Sampel
  • Teknik Pengumpulan Data
  • Instrumen Penelitian
  • Analisis Data
    • Analisis Penskoran Tes
    • Analisis Interpretasi Hasil Tes Diagnostik Pilihan Ganda Tiga
    • Analisis Tingkat Miskonsepsi Mahasiswa
    • Analisis Penurunan Miskonsepsi

Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes yang dikembangkan khusus untuk mendeteksi miskonsepsi tentang bahan optik geometris. Tes tertulis yang digunakan adalah tes diagnostik pilihan ganda tiga tingkat yang dikembangkan pada penelitian sebelumnya. Tes diagnostik pilihan ganda yang digunakan memiliki tiga tingkatan yaitu tingkatan pertama berupa soal pilihan ganda, tingkatan kedua berupa pilihan jawaban, dan tingkatan ketiga berupa keyakinan jawaban pada tingkatan pertama dan dangkal kedua.

Instrumen penelitian yang digunakan adalah seperangkat tes diagnostik pilihan ganda tiga tingkat yang terdiri dari instruksi kerja, soal tes diagnostik pilihan ganda tiga tingkat, lembar jawaban, kunci jawaban, pedoman penilaian dan pedoman interpretasi data.

Tabel 3.1 Kisi-kisi Tes Diagnostik Pilihan Ganda Tiga Tingkat
Tabel 3.1 Kisi-kisi Tes Diagnostik Pilihan Ganda Tiga Tingkat

HASIL DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Wilayah Penelitian

Hasil Penelitian

Peratusan tertinggi bagi kategori pengetahuan saintifik, kurang pengetahuan, kesilapan dan miskonsepsi ialah 37% dengan kriteria sederhana, 67% dengan kriteria tinggi, 33% dengan kriteria sederhana dan 41% dengan kriteria sederhana. Dalam kategori pengetahuan saintifik terdapat 18 soalan yang difahami dalam kriteria rendah, 10 soalan yang difahami dengan kriteria sederhana dan 2 soalan dengan kriteria tinggi. Dalam kategori miskonsepsi terdapat 1 soalan dengan kriteria tinggi, 17 soalan dengan kriteria sederhana dan 12 soalan dengan kriteria rendah.

Data ujian pasca yang dianalisis secara umum dalam Lampiran 9 kemudiannya dianalisis seterusnya setiap pelajar dan keputusan lengkap boleh dilihat di Lampiran 10. Dalam kategori pengetahuan saintifik terdapat 20 soalan yang difahami dalam kriteria rendah, 8 soalan yang difahami dalam kriteria sederhana dan 2 soalan kriteria tinggi. Dalam kategori miskonsepsi terdapat 2 soalan dengan kriteria tinggi, 15 soalan dengan kriteria sederhana dan 13 soalan dengan kriteria rendah.

Kesalahpahaman tertinggi pada indikator 7 (memahami proses pembiasan cahaya dan besaran terkait) sebesar 49% dengan kriteria sedang.

Tabel 4.1 Rangkuman Hasil Analisis per Mahasiswa Data Pretest  Sumber
Tabel 4.1 Rangkuman Hasil Analisis per Mahasiswa Data Pretest Sumber

Pembahasan

Dari Gambar 4.3 terlihat bahwa pengetahuan ilmiah tertinggi terdapat pada indikator 1 sebesar 55% dengan kriteria sedang yaitu indikator yang mengidentifikasi sifat-sifat cahaya. Hasil tersebut menunjukkan bahwa sebelum POGIL diimplementasikan, tidak ada siswa yang memiliki pengetahuan ilmiah yang benar terkait indikator ke-9 yaitu menjelaskan proses pembentukan bayangan pada lensa cembung. Salah satu penyebab ketidakpahaman siswa pada indikator ke-9 adalah sebagian besar siswa kurang menguasai konsep pada indikator tersebut.

Persentase kesalahan terendah terjadi pada indikator ke-4 dan ke-5 masing-masing 3% dengan kriteria rendah. Hasil tersebut memberikan informasi bahwa sebelum POGIL dilaksanakan, siswa paling baik memahami materi indikator 1 dan sebagian lainnya juga mengalami gangguan. Sebelum menerapkan POGIL, miskonsepsi terbesar tentang indikator ke-3 (konsep pembentukan bayangan pada cermin datar) dan indikator ke-5 (menentukan jarak dari pusat kelengkungan, jarak bayangan dan sifat bayangan pada cermin cekung ) masing-masing sebesar 52% dengan kriteria sedang.

Hasil kategori miskonsepsi ini memberikan informasi bahwa penelitian sebaiknya lebih fokus untuk mengurangi miskonsepsi pada indikator 3 dan 5. Pada indikator 1 yang mengidentifikasi sifat-sifat cahaya merupakan indikator yang lebih ringan dalam mengatasi miskonsepsi dibandingkan dengan indikator lainnya. Pada indikator ke-10 terlihat bahwa 69% siswa mengalami ketidakpahaman mengenai materi jarak bayangan, letak bayangan dan sifat bayangan pada lensa cembung.

Memang pada indikator ke-10 tidak ada siswa yang salah paham, namun pada indikator ini kondisi sebagian besar siswa berada pada kategori kurang pengetahuan tinggi. POGIL dapat meningkatkan pengetahuan ilmiah siswa pada lima indikator yaitu indikator ke-3 (konsep pembentukan bayangan pada cermin datar) sebesar 14%, indikator ke-4 (memahami proses pembentukan bayangan pada cermin cekung) sebesar 8%, indikator ke-5 indikator (menentukan jarak dari pusat kelengkungan, jarak bayangan dan sifat bayangan pada cermin cekung) ) dengan 10%, indikator ke-6 (memahami proses pembentukan bayangan pada 'pembentukan cermin cembung) dengan 7% , dan indikator ke-9 (menjelaskan proses pembentukan bayangan pada lensa cembung) dengan 6%. Pada indikator 2 yaitu memahami jenis refleksi berdasarkan contoh dan hukum, miskonsepsi siswa menurun sebesar 5%.

Penurunan miskonsepsi terbesar terjadi pada indikator ke-3 (konsep membentuk bayangan pada cermin datar) sebesar 21% dengan kriteria rendah. Berdasarkan Gambar 4.5 terlihat bahwa penerapan POGIL memberikan kontribusi yang berbeda pada indikator ke-1 dan ke-4 Hasil dari indikator ke-10 (menentukan jarak bayangan, letak bayangan dan sifat bayangan pada lensa cembung) menunjukkan bahwa POGIL tidak mampu mengurangi atau meningkatkan miskonsepsi siswa.

Tabel  4.1  dan  Tabel  4.4.  Berdasarkan  hasil  analisis  per  mahasiswa  yang  tampak  pada  Tabel  4.1  dan  Tabel  4.4  dapat  dilihat  perbandingan  analisis  pemahaman  mahasiswa sebelum dan sesudah penerapan POGIL seperti Gambar 4.1
Tabel 4.1 dan Tabel 4.4. Berdasarkan hasil analisis per mahasiswa yang tampak pada Tabel 4.1 dan Tabel 4.4 dapat dilihat perbandingan analisis pemahaman mahasiswa sebelum dan sesudah penerapan POGIL seperti Gambar 4.1

KESIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Saran

LUARAN YANG DICAPAI

Untuk sinar paraksial (sinar yang dekat dengan sumbu utama), gambar berikut menunjukkan proses pemantulan cahaya pada cermin cekung. Untuk sinar paraksial, gambar berikut menunjukkan proses pemantulan cahaya pada cermin cembung: Proses pembentukan bayangan pada lensa negatif (dengan mengabaikan tebal lensa) di udara nyata ditunjukkan pada gambar.

Berikut adalah gambar proses pembentukan bayangan yang benar pada lensa positif (ketebalan lensa diabaikan). 12 Saya dapat menentukan jarak bayangan dan sifat bayangan pada cermin cekung pada aplikasi soal 13 Saya memahami konsep cermin cembung. 15 Saya dapat menentukan jarak bayangan dan sifat bayangan pada cermin cembung dengan menggunakan soal 16 Saya dapat menyebutkan hukum pembiasan cahaya 17 Saya memahami konsep pembiasan cahaya.

21 Saya dapat menentukan jarak bayangan dan sifat bayangan pada lensa cekung pada soal aplikasi 22 Saya memahami konsep lensa cembung.

Gambar

Tabel 2.1 Tahapan Kegiatan Model POGIL
Tabel 2.2 Peran Guru dalam Model POGIL  Peran
Tabel 2.3 Peran Siswa dalam Kelompok  Peran Anggota
Gambar 2.1 Roadmap Penelitian Eksplorasi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sales promotion using the internet is called online sales promotion, namely using social media, the popularity of social media with the increasing number of users