• Tidak ada hasil yang ditemukan

IDENTIFIKASI DAMPAK BANTUAN MODAL BERGULIR KEPADA KELOMPOK UMKM MELALUI

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "IDENTIFIKASI DAMPAK BANTUAN MODAL BERGULIR KEPADA KELOMPOK UMKM MELALUI "

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

IDENTIFIKASI DAMPAK BANTUAN MODAL BERGULIR KEPADA KELOMPOK UMKM MELALUI

PROGRAM JATIM MAKMUR DI BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL PROVINSI JAWA TIMUR

JURNAL ILMIAH

Disusun oleh :

Maharani Muliawan Saputri 165020501111068

JURUSAN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

2020

(2)

LEMBAR PENGESAHAN PENULISAN ARTIKEL JURNAL

Artikel Jurnal dengan judul :

IDENTIFIKASI DAMPAK BANTUAN MODAL BERGULIR KEPADA KELOMPOK UMKM MELALUI PROGRAM JATIM MAKMUR di

BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL PROVINSI JAWA TIMUR

Yang disusun oleh :

Nama : Maharani Muliawan Saputri

NIM : 165020501111068

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Jurusan : S1 Ilmu Ekonomi

Bahwa artikel Jurnal tersebut dibuat sebagai persyaratan ujian skripsi yang dipertahankan di depan Dewan Penguji pada tanggal 20 Maret 2020.

Malang, 20 Maret 2020 Dosen Pembimbing,

Ajeng Kartika Galuh, SE., ME

NIP. 2012018512212001

(3)

IDENTIFIKASI DAMPAK BANTUAN MODAL BERGULIR KEPADA KELOMPOK UMKM MELALUI PROGRAM JATIM MAKMUR di BADAN AMIL ZAKAT

NASIONAL PROVINSI JAWA TIMUR Mahrani Mliawan Saputri, Ajeng Kartika Galuh, SE., ME

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Email: [email protected]

ABSTRAK

UMKM merupakan salah satu cara untuk mengatasi kemiskinan, karena sebagian besar masyarakat Indonesia bekerja pada bidang usaha tersebut. Sehingga salah satu cara untuk mengatasi kemiskinan dengan mengembangkan UMKM yang ada di Jawa Timur. Karena peran UMKM dalam mengatasi kemiskinan sangat strategis dalam pembangunan sebuah negara, baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya karena dengan adanya UMKM dapat menyerap tenaga kerja serta mewujudkan pemerataan pendapatan. Tujuan dari penelitian ini Untuk mengetahui dampak penyaluran infak dan sedekah melalui program Jatim Makmur di Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Provinsi Jawa Timur. penelitian ini menggunkan pendekatan kualitatif.

Pengumpulan data deskriptif dilakukan melalui wawancara dan observasi dari informan.

Informan adalah delapan orang penerima bantuan modal bergulir di Surabaya dan Sidoarjo,ketua pendistribusian dan pendayagunaan ZIS, petugas lapangan dan mitra dari Masjid Darussalam.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pendayagunaan infak dan sedekah produktif melalui bantuan modal bergulir program jatim makmus berdampak pada pendaptan penerima bantuan.

dapat dilihat dari delapan informan penerima bantuan tujuh informan penerima bantuan modal bergulir mengalami peningkatan pendapatan, dimana hanya satu mustahik yang penghasilannya tidak bertambah.

Kata Kunci: UMKM, Bantuan Modal Bergulir, Pendapatan.

A. PENDAHULUAN

Jawa Timur merupakan salah satu provinsi yang terletak di pulau jawa, yang memiliki luas 48.039,14 Km2. Di Jawa Timur sendiri jumlah dan persentase penduduk miskin cukup besar walaupun dalam setiap tahunnya mengalami penurunan. Berdasarkan hasil dari BPS menunjukkan jumlah kemiskinan tahun 2019 sebesar 4 056,00 juta jiwa atau 10,20%, angka ini lebih kecil jika dibandingkan pada tahun 2011. Pada tahun 2011 jumlah penduduk miskin mencapai 5 388,97 juta jiwa. Sedengkan pada tahun 2014 jumlah penududuk miskin sebesar 4 786,79 juta jiwa atau sebesar 12.42%.

Untuk mengatasi kemiskinan dapat dengan mengmebangkan UMKM karena sebagian esar masyarakat Jawa Timur secara ketenaga kerjaan mereka berada di sektor tenaga kerja informal, dan salah satunya adalah UMKM. Sehingga salah satu cara untuk mengatasi kemiskinan dengan mengembangkan UMKM yang ada di Jawa Timur. Karena peran UMKM dalam mengatasi kemiskinan sangat strategis dalam pembangunan sebuah negara, baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya karena dengan adanya usaha mikro, kecil dan menengah dapat menyerap tenaga kerja serta mewujudkan pemerataan pendapatan. Akan tetapi pertumbuhan usaha mikro, kecil dan menengah tidak selalu lancar, banyak masalah yang timbul mulai dari pembentukan UMKM samapai dengan proses berjalannya UMKM tersebut.

Permasalahan utama yang sering dialami oleh UMKM ialah kurangnya modal.

Kekurangan modal yang dialami oleh usaha mikro, kecil dan menengah menyebabkan usaha yang dijalankan tidak dapat berkembang atau bahkan mengalami kemunduran dalam usahanya (Ismail dkk, 2018: 248). Dengan adanya bantuan modal diharapkan menjadi solusi dari permasalahan yang dihadapi oleh UMKM. Bantuan modal dapat diberikan akan membuat masyarakat mengembangkan usahanya. Bantuan modal dapat menggunakan distribusi dana zakat, infak dan sedekah. Sebagaimana dalam Islam salah satu cara untuk mengentaskan kemiskinan dapat menggunakan dana Infak dan sedekah.

Pendayagunaan zakat, infak dan sedekah sebagai sarana untuk melakukan pemberdayaan ekonomi umat melalui pengembangan usaha-usaha produktif, seperti pemberian bantuan modal usaha bagi usaha mikro untuk mengembangkan usahanya. Badan Amil Zakat Nasional Provinsi

(4)

Jawa Timur (BAZNAS JATIM) merupakan lembaga yang menyalurkan zakat, infak dan sedekah pada tingkat provinsi Jawa Timur. BAZNAS JATIM merupakan lembaga yang beroprasi dalam pengumpulan, pengelolaan, pendistribusian dan pendayagunaan zakat, infak dan sedekah dari para muzzaki atau donatur. Dana zakat, infak dan sedekah akan didistribusikan dalam beberapa bidang, yaitu bidang sosial, kesehatan, pendididikan, ekonomi dan dakwah.

Salah satu program unggulan tersebut adalah program Jatim Makmur (bidang ekonomi) dengan memberikan bantuan modal bergilir. Dalam program jatim makmur ini dana yang digunakan untuk bantuan ialah dana infak. Pemberian bantuan modal akan disertai dengan pelatihan usaha serta pemberian materi tentang keagamaan. Bantuan bertujuan untuk menghindari adanya sisitem bunga pada bank, serta rentenir yang muncul di tengah masyarakat kurang mampu.

Dengan adanya pemberian bantuan yang disertai dengan pembinaan dan pendampingan diharapkan dapat meningkatkan ekonomi dan meningkatkan keagamaan mustahik.

Pemberian bantuan modal bergulir yang diberikan kepada pemilik UMKM diharapkan dapat membantu untuk meningkatkan usahanya. Karena UMKM merupakan salah satu pelaku ekonomi yang dominan dalam dunia usaha, yang memiliki kedudukan, potensi serta memiliki peran yang peniting ( Ismail, 2018: 248). Di Jawa Timur sendiri banyak banyak masyarakat yang memiliki usaha UMKM yang dimana salah satu permasalahan uatama yang serinng dihadapi oleh pelaku UMKM adalah kekurangan modal, dengan adanya bantuan modal bergulir pelaku UMKM dapat mengembangkan usahanya serta bantuan modal bergulir ini mudah untuk diakses oleh mereka yang memiliki usaha kecil menengah.

B. KAJIAN PUSTAKA Pengertian Infak

Kata infak merupakan kata yang berasal dari kata “anfaqa” yang memiliki arti mengeluarkan sesuatu (harta) untuk suatu kepentingan. Sementara dalam syariat Islam Infak memiliki arti mengeluarkan sebagian harta atau pendapatan atau penghasilan untuk kepentingan yang diperintahkan dalam agama Islam (Akbar Rafdison, 2017: 23). Kata infak dapat berarti sebagai memberikan atau mendermakan sebagian harta yang kita miliki, kepada seseorang dengan semata-mata mengharap ridho dari Allah SWT. Infak ialah mengeluarkan sebagian harta untuk sesuatu hajat atau keperluan yang disyariatkan oleh ajaran agama Islam (Gus Arifin, 2011: 182).

Pengertian Sedekah

Sedekah berasal dari kata “shadaqa” yang berarti benar, dan dapat dipahami dengan memberikan atau mendermakan kekayaan yang dimiliki dengan sesuatu kepada orang lain. Dalam hal ini sedekah merupakan wujud dari keimanan seseorang yang artinya orang suka bersedekah merupakan seseorang benar pengakuan imannya. Sedekah merupakan suatu perbuatan yang akan tampak dengannya kebenaran iman seseorang terhadap yang ghoib dari sudut pandang bahwa rezeki ialah sesuatu yang gaib, dikatan juga bahwa sedekah itu ditujukan untuk sesuatu dimana seseorang saling memaafkan (sedekah) itu dari haknya (Gus Arifin, 2011: 189).

Pengelolaan Infaq dan Sedekah Secara Produktif

Zakat, infaq dan sedekah (ZIS) merupakan ibadah yang berkaitan dengan ekonomi keuangan kemasyarakatan dan zakat merupakan salah satu rukun Islam yang mempunyai status dan fungsi yang sangat penting dalam syariat Islam. Zakat, Infaq dan sedekah merupakan salah satu upaya untuk menumbuhkan empati dan mempersamakan pada setiap individu sesama muslim.

Pengelolaan zakat produktif ialah memberikan zakat dimana harta atau zakat yang diberikan kepada mustahik digunakan untuk membantu usaha mereka, sehingga dengan usaha tersebut mereka dapat memenuhi kebutuhan hidup secara terus menerus (Asnani dalam Utami: 354)

ZIS produktif merupakan kegiatan pengelolaan dengan cara memberikan bantuan yang dipergunakan bagi kegiatan usaha produktif sehingga dapat memberikan dampak jangka panjang bagi para individu yang menerima, serta tidak hanya untuk sekali konsumsi. Salah satu contoh dari pendayagunaan dana ZIS secara produktif dapat dilakukan dengan memberikan modal kerja kepada mustahik, memberikan pelatihan serta pendampingan kegiatan usaha (Nidityo, Herwindo Ghora, 2014: 666). Pemberian modal bergilir kepada mustahik agar mereka dapat memulai atau mengembangkan usahanya. Modal yang diberikan harus dikembalikan, hal ini sebagai startegi

(5)

untuk mengedukasi penerima agar mereka bekerja keras sehingga usaha yang dijalankan berhasil.

Sesungguhnya pengembalian dari permodalan tersebut menjadi infak dari hasil usaha mereka, yang kemudian akan digulirkan lagi kepada penerima atau anggota lain. Dengan demikian pemetik dari dana tersebut akan semakin bertambah.

Usaha Mikro

Usaha mikro tergolong pada jenis usaha marginal, yang dimana ditunjukkan oleh penggunaan terknologi yang relatif sederhana, tingkat modal dan akses terhadap kredit yang rendah serta tingkat modal dan terkadang akses terhadap kredit yang rendah dan cendrung berorientasi pada pasar lokal. Usaha mikro menurut Undang-Undang No. 2008 Tentang UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) ialah usaha produktif milik perorangan dan atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro sebagaimana diatur didalam Undang-Undang ini. Besarnya kredit yang dapat diterima oleh usaha mikro adalah Rp 50 juta. Usaha mikro ialah usaha produktif secara individu atau tergabung dalam koperasi dengan hasil penjualan Rp 100 juta. Kriteria dari usaha mikro menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 Pasal 6, usaha mikro ialah usaha produktif milik perorangan dan atau badan usaha perorangan. Berdasarkan pada Undang-Undang Nomor 20 tahun 2008 tentang kriteria usaha kecil adalah:

a. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 50.000.000,00 tidak termasuk tabah dan bangunan tempat usaha.

b. Memiliki penghasilan dari penjualan tahunan paling banyak Rp 300.000.000,00.

Modal Usaha

Menurut Fadilah (2012 dalam Nidityo, 2014: 668) di dalam setiap kegiatan ekonomi, dibutuhkan modal untuk dapat menjalankan serta mengembangkan usahanya. Modal dapat diartikan sebagai pengeluaran kegiatan usaha untuk membeli barang modal serta perlengkapan produksi untuk menambah kemampuan produksi barang serta jasa untuk dapat dikonsumsi oleh konsumen. Modal juga dapat diartikan sebagai pengeluaran sektor perusahaan untuk membeli atau memperoleh barang modal yang lebih modern untuk menggantikan barang produksi lama yang sudah tidak dapat digunakan kembali.

Modal Bergulir

Nafi’ah (2012, dalam Nidityo, 2014: 668) menyatakan dalam penelitiannya zakat produktif dapat digunkaan sebagai modal usaha mustahik dengan cara pemberian bantuan berupa uang tunai sebagai modal kerja usaha mikro dalam meningkatkan kapasitas dan mutu produksi usahanya. Bantuan modal yang dibeikan kepada para mustahik bertujuan untuk memulai atau mengembangkan usaha mereka, sehingga pendaptan mustahik dapat meningkat (Haryanto, 2014:

728). Modal bergulir merupakan bantuan yang diberikan kepada mustahik atau pemilik usaha mikro, kecil dan menengah diamana modal yang diberikan akan diputar dalam kelompok penerima modal tersebut. Bantuan modal bergulir akan diberikan dalam bentuk pinjaman, mereka yang diberikan bantuan diwajibkan untuk mengembalikan bantuan modal, dengan cara mengangsur tanpa bunga pada setiap bulannya. Dan ketika dana sudah terkumpul maka dana tersebut akan diputar kembali pada kelompok penerima bantuan modal.

Pendapatan

Menurut ilmu ekonomi pendapatan diartikan sebagai nilai maksimum yang dapat dikonsumsi oleh seseorang dalam satu periode seperti keadaan semula. Dengan kata lain pendapatan merupakan jumlah harta kekayaan awal periode yang ditambahkan dengan keseluruhan hasil yang diperoleh selama satu periode, bukan hanya yang dikonsumsi. Secara garis besar pendapatan didefinisikan jumlah harta kekayaan awal periode ditambah dengan perubahan penilaian yang bukan diakibatkan perubahan modal dan hutang (Zulriski, dalam Pita Pertiwi, 2015: 22)

C. METODE PENELITIAN

Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan serta kegunaan tertentu. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif.

(6)

Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini pada kelompok mustahik program Jatim Makmur bantuan modal bergulir pada Badan Amil Zakat Nasional Provinsi Jawa Timur (BAZNAS JATIM) yang berlokasi di Surabaya.

Janis dan Sumber Data

Sumber data penelitian ini terbagi menjadi dua bagian yaitu primer dan sekunder. Data primer adalah data empiris yang didapat dari informan dengan menggunakan daftar pertanyaan dan wawancara langsung. Data sekunder data yang diperoleh melalui survey literatur, seperti jurnal, buku laporan tahunan dan lain sebagainya. Informan penelitian meliputi beberapa macam yaitu:

1) Informan kunci (key informan) Ketua bagian distribusi dan pendayagunaan di Badan Amil Zakat Nasional Provinsi Jawa Timur.

2) Informan utama ialah mereka yang terlibat langsung dalam interaksi sosial yang akan diteliti. Dalam hal ini peneliti memilih delapan informan utama yang menerima bantuan modal bergulir program jatim makmur.

3) Informan tambahan: mitra Masjid Darussalam Belahan Wedoro dan petugas lapangan baguan pendistribusian dan pendayagunaan Amil Zakat Nasional Provinsi Jawa Timur.

Teknik Pengumpulan Data

1. Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu.

2. Observasi, digunakan untuk menjaring data yang diperlukan untuk melengkapi data dari wawancara. Observasi merupakan kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti, yang diamana peneliti berperan aktif dalam lokasi studisehingga benar-benar terlihat dalam kegiatan yang diteliti.

3. Dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data yang tidak langsung ditujukan pada subjek penelitian, namun melalui dokumen. Dokumen bisa dalam bentuk foto, tulisan berupa catatan harian, data laporan-laporan serta karya-karya monumental dari seseorang.

Teknik Pengelolaan Data

1. Editing, merupakan pemeriksaan kembali dari semua data yang diperoleh terutama dari segi kelengkapannya, kejelasan makna, keselarasan antara data yang ada dan relevansi dengan penelitian. Data yang digunakan mengambil data tentang penyaluran infak dan sedekah melalui program ekonomi Jatim Makmur di BAZNAS Provinsi Jawa Timur.

2. Organizing, adalah menyusun kembali data yang didapat dalam penelitian yang diperlukan dalam kerangka paparan yang sudah direncanakan dengan rumusan masalah secara sistematis. Pengelompokan data tentang penyaluran infak dan sedekah melalui program ekonomi Jatim Makmur untuk dianalisis dan menyusun data tersebut dengan sistematis agar memudahkan penulis dalam menganalisa data.

3. Penemuan hasil, adalah dengan menganalisis data yang telah diperoleh dari penelitian untuk memperoleh kesimpulan mengenai kebenaran fakta yang ditemukan, yang akhirnya merupakan sebuah jawaban dari rumusan masalah. Dalam hal ini penulis akan menganalisa apakah penyaluran infaq dan sedekah melalui program ekonomi Jatim Makmur dapat meningkatkan pendapatan mustahik.

Keabsahan Data

Penliaian keabsahan penelitian kualitatif terjadi pada saat proses pengumpulan data.

Dalam menentukan keabsahan data diperluka teknik pemeriksaan atau instrumen pemeriksaan.

Pelaksanaan teknik pemeriksaan didasarkan pada sejumlah kriteria yang telah ditentukan. Untuk memeriksa keabsahan data yang diperoleh akan menggunakan teknik triangulasi. Teknik pemeriksaan yang digunakan ialah teknik triangulasi sumber. Trianggulasi sumber merupakan mencek ulang derajat kepercayaan suatu informasi yang didapat melalui sumber yang berbeda.

Teknik Analisis

Teknik analisis data merupakan proses pengumpulan data secara sistematis untuk mempermudah peneliti dalam memperoleh kesimpulan. Analisis data merupakan suatu proses

(7)

mencari dan menyusun secara sistematik data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain sehingga dapat dengan mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain. Menurut Miles dan Huberman (Tohirin, 2016: 148) analisis terdiri dari empat alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan yaitu, pemgnumpulan data, reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan atau verivikasi, mengenai ketiga alur tersebut secara lebih lengkapnya adalah sebagai berikut:

1. Pengumpulan data: pada analisis model pertama dilakukan pengumpulan data hasil wawancara, hasl dari observasi dan berbagai dokumen berdasarkan kategorisai yang sesuai dengan penelitian masalah yang kemudian dikembangkan penajaman data melalui sata selanjutnya

2. Reduksi data merupakan sebagai proses pemilihan, pemusatan pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis yang ada dilapangan. Reduksi data berlangsung selama proyek yang berorientasi penelitian kualitatif berlangsung. Antisipasi akan adanya reduksi data sudah nampak pada waktu penelitiannya memutuskan kerangka konseptual wilayah penelitian, permasalahan penelitian, serta pendekatan pengumpulan data mana yang mana dipilihnya.

3. Penyajian data, Miles dan Huberman membatasi suatu penyajian sebagai sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Mereka meyakini penyajian yang lebih baik merupakan suatu cara yang utama bagi analisis kualitatif yang valid, meliputi: berbagai jenis matrik, grafik, jaringan serta bagan. Semuanya dirancang guna menggabungkan informasi yang tersusun dalam suatu bentuk yang padu dan mudah dimengerti.

4. Menarik kesimpulan, menurut Miles dan Huberman penarikan kesimpulan hanyalah sebagian satu kegiatan dari kongfigurasi yang utuh. Kesimpulan-kesimpulan juga akan diverivikasi selama penelitian berlangsung. Kesimpulan ditarik semenjak peneliti menyusun pencatatan, pola-pola, pernyataan-pernyataan, kongfigurasi, arahan sebab akibat serta proposisi.

D. HASIL PENELITIAN Gambaran Umum Informan

Penerima bantuan modal bergulir yang dijadikan informan pada penelitian ini adalah mitra Masjid Darussalam yang beralamatkan di Belahan Wedoro, Kecamatan Waru, Kabupaten Sidoarjo. Pada kelompok ini ada tiga anggota penerima bantuan yang diwawancarai. Ketiga penerima bantuan tersebut ialah bapak F. Rozi yang memiliki usaha sablon, bapak Syifa yang memiliki usaha toko perancang dan bapak Roadai yang memiliki usaha sablon sandal. Kelompok mitra masjid Darussalam mulai menerima bantuan pada bulan Oktober 2019. Selain ketiga peerima bantuan modal bergulir seagai informan ada bapak M. Fachrozi sebagai mitra Masjid Darussalam atau pihak ke tiga yang menghubungkan anatara penerima bantuan dan BAZNAS Provinsi Jawa Timur.

Kelompok penerima bantuan modal bergulir sebagai informan ke dua yang dijadikan sebagai informan pada penelitian adalah kelompok mintra pengajian Qolbun Salam yang dimana kelompok ini sebagian besar ber alamatkan di Jl. Dukuh Kupang Barat I Buntu III No. 63 Surabaya. Pada kelompok ini ada lima informan yang diwawancarai, yaitu ibu Subriyah yang memiliki usaha jualan es dawet, ibu Tukinem jualan pulsa, ibu khoma jualan soto, ibu salime memiliki usaha toko perancang dan ibu Sayunah memiliki usaha jualan sate. Informan yang diwawancarai menerima bantuan sejak bulan Juli 2019.

Selain penerima dan dan mitra yang diwawancarai, ada juga petugas dari BAZNAS Provinsi jawa timur yang dijadikan sebagai informan. Informan ini adalah bapak Candra Asmara, S.E sebagai ketua bidang pendistribusian dan pendayagunaan ZIS di Badan Amil Zakat Nasional Provinsi Jawa Timur. Selain itu ada satu informan tambahan yaitu bapak Sulaiman beliau adalah petugas lapangan bagian pendistribusian dan pendayagunaan.

Gambaran Umum BAZNAS Provinsi Jawa Timur

Badan Amil Zakat, Infak dan Sedekah (BAZIS) Provinsi Jawa Timur dalam tahap konsulidasi organisasi, baru berbentuk surat keputusan Gubernur Jawa Timur No. No.

Wm.02.05/BA.03.2/0556/1992 pada tanggal 13 Februari 1992 dan dikukuhkan oleh Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Timur tanggal 3 Juli 1992 bersamaan dengan peringatan tahun baru Hijriyah 1 Muharram 1413 H yang bertempat di Islamic Centre Surabaya.

(8)

Pengukuhan tersebut merupakan awal dari Badan Amil Zakat, Infaq, dan Shadaqah (BAZIS) Provinsi Jawa Timur yang beroperasi dalam pengumpulan, pengelolaan, dan pendayagunaan zakat, infaq, dan shadaqah dari para muzakki. Keberadaan BAZIS belum mampu mengangkat permasalahan zakat di Jawa Timur, kemudian setelah lahirnya UU no 38 tahun 1999 terbentuklah Badan Amil Zakat melalui Surat Keputusan Gubernur No. 188/68/KPTS/013/2001.

Dengan mengusung semangat tersebut, Badan Amil Zakat Jawa Timur hadir sebagai solusi dengan satu harapan menjadikan Indonesia lebih sejahtera.

Visi dan Misi BAZNAS Provinsi Jawa Timur Visi

“Menjadi Lembaga Pengelola Zakat, Infak dan Sedekah yang Amanah dan Profesional”

Misi

1. Mengoptimalkan pengumpulan zakat, infak dan sedekah dengan selalu melakukan inovasi dalam memberikan penerangan dan pencerahan kepada umat;

2. Memaksimalkan penyaluran dan pendistribusian dana zakat, infak dan sedekah menuju kesejahteraan serta selalu berupaya memberdayakan mustahik menjadi muzzaki;

3. Selalu menjunjung tinggi dan berpedoman pada syari’at islam dalam mengimplementasikan pengumpulan dan pendistribusian zakat, infak dan sedekah.

Program Badan Amil Zakat Naional Provinsi Jawa Timur

Program untuk pendistribusian dan pendayagunaan zakat, infak dan sedekah yang dimiliki oleh Badan Amil Zakat Nasional Jawa Timur agar dapat mencapai visi dan misinya yaitu:

a. Program Jatim Peduli

Program jatim peduli adalah salah satu program pendistribusian yang dilakukan oleh BAZNAS (Badan Amil Zakat Nasional) Provinsi Jawa Timur. Jatim Peduli merupakan program yang bergerak dalam bidang sosial. Program sosial yaitu program yang difokuskan untuk membantu fakir, miskin, maupun dhuafa yang sedang terkena musibah. Berikut termasuk rangkaian dalam program Jatim Peduli:

1) Santunan fakir 2) Bantuan siaga bencana

3) POPERTI (Program Perbaikan Rumah Tinggal) b. Program Jatim Cerdas (Program Pendidikan)

Pendistribusian dalam bidang pendidikan lebih mengutamakan pada pemberian beasiswa. Awalnya program ini diajukan kepada siswa SD, SMP, dan SMA. Namun pada tahun 2006 BAZNAS Provinsi Jatim memprioritaskan pada SMA dan mahasiswa.

Berikut rincian rangkaian dalam program pendidikan:

1) Program SKSS BAZNAS (1 keluarga 1 sarjana) 2) Beasiswa SMA/SMK/MA

3) Bantuan biaya pendidikan SD dan SMP c. Program Jatim Sehat (Program Kesehatan)

Program jatim sehat merupakan program yang berfokus untuk memberikan pelayanan kesehatan bagi para dhuafa yang dimana hal ini terbagi mejadi dua macam kegiatan. Rangkaian dari program kesehatan yang diberikan meliputi:

1) Klinik gratis dhuafa

2) Praktek dokter gratis untuk dhuafa 3) Bantuan biaya berobat

d. Program Jatim Takwa (Program Dakwah)

Program Jatim Takwa diadakan untuk penguatan keimanan dhuafa serta untuk mensosialisasikan zakat, infak dan sedekah di masyarakat. Bentuk program ini adalah pengiriman dai ke masyarakat terutama daerah rawan akaidah. Berikut termasuk rangkaian pada program jatim taqwa:

1) Da’i zakat 2) Khidmah masjid 3) Training dan motivasi 4) Da’i kampung rawan kaidah

(9)

e. Program Jatim Makmur

Program jatim makmur di BAZNAS Jawa timur mengimplementasikan

infak/sedekah produktif yang dimana dalam rangkaian program pendistribusiannya pada bidang ekonomi meliputi berbagai kegiatan, yaitu:

a) Memberikan bantuan modal alat kerja kepada mustahik untuk memulai atau mengembangkan usaha produktif.

b) Memberikan bantuan modal bergulir, berupa uang tunai untuk menambah modal bagi UMKM yang usahanya telah berjalan.

Dalam program Jatim Makmur yang menjadi program ungggulan ialah pemberian bantuan bergulir. Program jatim makmur ini dimulai atau dirintis pada tahun 2006 yang berupa pemberian bantuan pinjaman modal tanpa bunga yang diperuntukkan bagi usaha mikro (UMKM) yang berada diwilayah Jawa Timur. Pemberian bantuan modal ini akan disertai dengan pelatihan usaha serta pendampingan keagamaan secara kelompok. Dalam berjalannya program ini melibatkan adanya pihak ketiga yaitu mitra sebagai penyalur pembiaan.

Sistem pemberian pinjaman dalam program pada tahun 2006-2014 diamana para mustahik dapat mengajukan permohonan pinjaman modal bergulir minimal lima orang dalam satu kelompok, yang kemudian mereka akan menerima pinjaman modal dalam bentuk pembiayaan qard hasan. Dirasa pemberian pinjaman modal bergulir kurang efektif, kemudian pada tahun 2015 sistemnya dirubah dengan melibatkan pihak mitra bantuan yang diberikan menjadi sistem dana hibah yang diamana bantuan yang diberikan diharapkan penerima bantuan tetap mengembalikan dana bantuan yang kemudian dana tersebut tetap bergulir diantara kelompok penerima bantuan tersbut.

Pendistribusian dan pendayagunaan usaha kecil menengah (UKM) berupa bantuan yang diberikan merupakan dana dari infak dan sedekah yang berasal dari para donatur.Tujuan dari Badan Amil Zakat Nasional Jawa Timur mengimplementasikan program jatim makmur ini ialah untuk meningkatkan ekonomi masyarakat dan membengun ketahanan ekonomi mikro, dengan program unggulannya ialah bantuan modal bergulir, yang bertujuan untuk menghindari adanya sistem bunga pada bank, serta rentenir yang sering muncul di tengah masyarakat kurang mampu.

Mekanisme Penyaluran Bantuan Modal Bergulir Program Jatim Makmur BAZNAS Prvinsi Jawa Timur

Pendistribusian bantuan modal bergulir BAZNAS Jatim melibatkan pihak ketiga yaitu mitra ekonomi. Program bantuan modal bergulir berasal dari dana infak dan sedekah yang diamana amil akan menghibahkan dana bantuan tetapi dengan perjanjian uang tersebut akan tetap diangsur dan tetap bergulir diantara peserta dalam kelompok tersebut. Dengan adanya mitra ekonomi memudahkan BAZNAS untuk memantau para penerima bantuan. Serta dengan adanya mitra ini dapat mengurangi kendala yang dihadapi dalam program jatim makmur. Contoh kendala yang dihadapi ialah kurangnya pemahaman masyarakat tentang bahaya riba. Persepsi masyarakat bahwa dana yang diberikan BAZNAS untuk kegiatan konsumtif. kurangnya tanggung jawab penerima bantuan untuk mengembalikan pinjaman, bantuan yang diberikan bukan untuk keperluan usaha. Untuk mengatasi permasalahan tersebut dapat dialakukan dengan kerja sama dengan mitra.

Contoh mitra masjid, pihak masjid akan menyeleksi jamaah yang dirasa ia dapat bertanggung jawab, serta sering mengikuti kegiatan di masjid seperti sholat jama’ah di masjid.

Kemudian pada saat pemberian bantuan modal setiap anggota akan menandatangani surat pernyataan yang berisi tentang kesanggupan untuk membayar atau mengembalikan bantuan. Surat pernyataan ini akan di tandatangani oleh pihak suami istri agar kedua belah pihak tahu jika memiliki kawajiban untuk membayar serta. Dengan adanya surat pernyataan maka penerima bantuan tidak dapat menyalahgunakan bantuan yang diterima.

Bagi mustahik yang mendapatkan bantuan modal bergulir harus membentuk kelompok.

Setiap kelompok akan berisi sepuluh orang dan bantuan pinjaman bergulir akan bertahap menjadi tiga periode. Pada periode pertama mereka akan mendapatkan bantuan sebesar Rp 1.000.000,00 untuk setiap orang. Periode kedua mereka dapat mengajukan bantuan modal bergulir lagi ke BAZNAS dan akan mendapatkan bantuan lagi sebesar Rp 2.000.000,00 untuk setiap orangnya.

Apabila dana periode kedua telah bergulir maka kelompok tersebut dapat mengajukan bantuan lagi sebesar Rp 3.000.000,00. Ketika dalam satu kelompok tersebut telah melalui periode ke tiga, maka pihak BAZNAS JATIM beranggapan bahwa usaha yang dijalankan kelompok tersebut telah

(10)

berkembang, serta bantuan bergulir akan dihentikan dan akan dialokasikan untuk membantu mustahik lain.

Bantuan modal usaha yang diberikan kepada mustahik diwajibkan untuk dikembalikan.

Mustahik diwajibkan untuk mengembalikan dana yang diberikan dalam kurun waktu sepuluh bulan dengan cara menganggur setiap bulannya sesuai dengan kesepakatan yang dilakukan pada saat awal pemberian modal. Nominal angsuran untuk mengembalikan bantuan modal sama rata untuk setiap bulannya setelah bulan kedua mendapatkan bantuan modal bergulir. Hal tersebut dilakukan agar para mustahik ini memiliki tanggung jawab untuk menggembalikan modal dan diharapkan modal tersebut dapat bergulir lagi di kelompok tersebut.

Pada tahap awal prosedur pengajuan bantuan untuk mustahik modal bergulir memiliki kriteria dan berkas yang harus dilengkapi oleh mustahik yaitu sebagai berikut:

a. Kriteria untuk mendapatkan bantuan modal

1) Memiliki usaha yang sudah berjalan minimal 6 bulan.

2) Diberikan kepada mustahik yang belum pernah menerima hak sebelumnya.

3) Belum pernah menerima bantuan dari lembaga lain.

b. Prosedur pengajuan bantuan modal bergulir

1) Surat permohonan bantuan, surat permohonan ini dapat ditulis tangan ataupun dicetak yang terpenting didalam surat permohonan tersebut jelas siapa yang mengajukan bantuan dan apa usaha yang dijalankan serta bantuan apa yang dibutuhkan.

2) SKTM (Surat Keterangan Tidak Mampu). SKTM dari RW atau RT tersebut dibutuhkan untuk pemohon yang ada unsur fakir miskin.

3) Pengisian form pengajuan bantuan mustahik dari BAZNAS jatim.

4) Data pendukung, data pendukung ini dapat berupa keterangan usaha dari RT serta foto usaha yang dijalankan.

5) Foto copy KTP serta KK.

6) Rekomendasi dari tim survey yang ditunjuk oleh pengurus BAZNAS Jatim untuk mensurvey tempat usaha secara langsung.

Gambar 1: Skema Pemberian Bantuan di BAZNAS Provinsi Jawa Timur

Berdasarkan pada gambar 1 merupakan alur dari pengajuan bantuan atau pemberian bantuan kepada mustahik. Sebelum mustahik dapat menerima bantuan maka mereka dapat mengajukan berkas permohonan kepada BAZNAS Jatim ataupun BAZNAS Jatim mendapat rekomendasi dari sebuah lembaga atau komunitas. Ketika BAZNAS Jatim telah mendapatkan data siapa saja calon mustahik yang akan dibantu petugas survey akan mencocokkan data serta menyeleksi calon mustahik tersebut cocok atau tidak ia menerima bantuan. Setelah survei telah dilakuakan maka petugas survei akan mengevaluasi ulang dan menuliskan atau melakukan rekomendasi kepada calon mustahik yang berhak menerima bantuan.

Setelah penerima bantuan menerima modal bergulir, maka akan dilakukan pendampingan dan pembinaan. Setiap kelompok akan mengadakan pertemuan satu minggu sekali, untuk melaksakan pendampingna dan pembinaan. Pendampingan dan pembinaan tidak bisa dilakukan

(11)

secara langsung oleh petugas BAZNAS JATIM. Pihak BAZNAS JATIM akan memberikan materi terkait pendampingan dan pembinaan, kemudian ketua kelompok akan memberikan laporan tertulis setiap bulannya kepada BAZNAS JATIM, laporan tersebuut berisi tentang perkembangan usaha penerima bantuan modal bergulir.

Dampak Bantuan Modal Bergulir yang Diberikan Kepada Kelompok UMKM

Penerima bantuan binaan BAZNAS Provinsi Jawa Timur yang terdaftar dari tahun 2015 ada 76 orang penerima bantuan, tahun 2016 ada 47 orang penerima dan tahun 2017, ada sekitar 116 orang penerima bantuan, tahun 2018 23 orang, dan tahun 2019 ada 538 orang penerima bantuan. Akan tetapi seiring berjalannya waktu usaha yang dijalankan oleh penerima bantuan tidak selalu berjalan dengan lancar atau bahkan mengalami kebangkrutan dalam usahanya. Ada juga dari sebagian penerima bantuan modal bergulir memiliki penghasilan yang tetap dan tidak tahu keberadaannya. Penerima bantuan yang berpenghasilan tetap setelah menerima bantuan dilatar belakangi dengan berbagai faktor sehingga usaha yang mereka jalankan masih kurang.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan kepada delapan informan mereka mengatakan bantuan yang diberikan cukup membantu dalam menjalankan usaha yang dilakukan.

Tiga informan berdomisili di Belahan, Wededoro, Kec. Waru, kabupaten sidoarjo yang merupakan mitra binaan dari masjid Darussalam dan lima informan dari mitra pengajian Qolbun Salim yang berdomisili di Dukuh Kupang Barat Kecamatan Sawahan Kota Surabaya. Kebanyakan dari mitra binaan Masjid Darussalam anggotanya memiliki usaha sablon dan produksi sandal ada juga beberapa dari mereka berjualan makanan ringan.

Tabel 1 : Delapan Informan Penerima Bnatuan Modal Bergulir

No Nama Jenis Usaha

Bantuan Modal Bergulir (dalam Rupiah)

Pendapatan Bersih Perbulan (dalam Rupiah) Sebelum Sesudah 1 Bapak Syifa Toko Pracangan 1.000.000 2.000.000 3.000.000

2 Bapak F. Rozi Sablon 1.000.000 3.500.000 3.500.000

3 Bapak Roadi Sablon Sendal 1.000.000 4.000.000 4.500.000 4 Ibu Subriyah Jualan Es Dawet 1.000.000 2.500.000 3.000.000

5 Ibu Tukinem Jualan Pulsa 1.000.000 1.500.000 2.500.000

6 Ibu Khoma Jualan Soto 1.000.000 3.500.000 4.000.000

7 Ibu Salime Toko Pracangan 1.000.000 3.000.000 4.000.000

8 Ibu Sayunah Jualan Sate 1.000.000 2.500.000 3.000.000

Sumber: Penulis 2020

Tabel 1 merupakan hasil dari penelitian yang dilakukan, kepada delapan informan.

Kedelapan informan memiliki jenis usaha yang berbeda-beda, maulai dari home industri sampai pada pedagang kaki lima. Berdasarkan dari hasil penelitian ada tuju informan yang pendapatannya mengalami peningkatan, sedengakan ada satu informan yang pendapatannya tetap. Informan yang tidak mengalami peningkatan pendapatan dilatarbelakangi oleh beberapa faktor, sehingga usaha penerima bantuan modal bergulir masih kurang. Namun ada beberapa peneriman bantuan yang mengalami peningkatan pendapatan, yang mana udaha yang dijalankan berkembang.

Untuk usaha home industri yang menjadi mitra masjid Darussalam ini ada beberapa anggota yang usahanya berjalan dan memiliki karyawan tambahan. Seperti industri yang dimiliki bapak Roadi usaha yang dijalankan berkembang dan saat ini memiliki empat karyawan. Akan tetapi untuk pendapatan tidak meningkat besar karena usaha yang dijalani mengalami pasang surut. Apabila pak Roadi menerima banyak pesanan maka penghasilan bersih bisa mencapai tiga sampai empat juta penghasilan ini belum menerima bantuan modal bergulir. Setelah menerima bantuan modal begulir pendapatan bersih yang diterima sekitar empat sampai empat juta lima ratus juta perbulan. Untuk omsetnya sendiri perbulan sekitar sepuluh juta samapai dengan tiga belas juta, itu jika usaha sedang menerima banyak pesanan.

Pemberian modal bergulir pada UMKM yang ada pada mitra masjid Darussalam dapat dikatan berhasil, karena berdasarkan hasil penelitian ada beberapa usaha yang mengalami perkembangan. Selain itu UMKM tersebut dapat menyerap tenaga kerja, walaupun penyerapan

(12)

tenaga kerja masih tergolong kecil. Ada beberapa faktor yang membuat usaha yang dijalankan mengalami penurunan, salah satu faktor usaha mengalami penurunan ialah berkurangnya permintaan akan barang yang diproduksi. Ada satu informan yang pendapatannya belum mengalami peningkatan, hal tersebut dikarenakan belum banyak menerima pesanan sablon, sedangkan bantuan modal yang diberikan digunakan untuk membeli alat-alat sablon dan bahan baku.

Mitra masjid Darussalam dalam setiap pembinaan dan pelatihannya lebih mengutamakan tentang menjalankan usaha yang sesuai syariat. Yang mana pada kenyataannya masih banyak msyarakat yang belum memahami tetang bahaya riba. Karena pada kenyataannya masih banyak masyarakat yang terjerat riba, bahkan ada beberapa pengusaha yang mengalami kebangkrutan karena terlilit hutang riba dan tidak mampu untuk membayar. Diharapkan dengan pemberian bantuan periode pertama (10 orang penerima bantuan) ini dapat menarik minat masyarakat sekitar masjid untuk bergabung dalam bantuan bergulir ini.

Sedangkan jika melihat dari segi pemilik pengusaha kecil seperti pedagang kaki lima, toko klontong, bantuan yang diberikan juga sangat membantu mereka. Berdasrkan hasil penelitian batuan akan mudah terlihat efeknya atau dampaknya. Karena pemilik usaha kecil ini bantuan yang diberikan dapat untuk membeli tambahan bahan baku barang yang akan dijual. Jika barang yang dijual bertambah banyak maka mereka akan mendapatkan keuntunganyang meningkat. Selain untuk membeli kebutuhan dagang biasanya untuk pemilik usaha kecil digunakan untuk membeli alat kerja.

Tabel 2 : Perubahan Pendapatan Usaha Setelah Menerima Bantuan Modal Bergulir dalam Program Jatim Makmur

No Nama Jenis Usaha Pendapatan

1 Bapak Syifa Toko Pracangan Meningkat

2 Bapak F. Rozi Sablon Tetap

3 Bapak Roadi Sablon Sendal Meningkat

4 Ibu Subriyah Jualan Es Dawet Meningkat

5 Ibu Tukinem Jualan Pulsa Meningkat

6 Ibu Khoma Jualan Soto Meningkat

7 Ibu Salime Toko Pracangan Meningkat

8 Ibu Sayunah Jualan Sate Meningkat

Sumber: Penulis 2020

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan penerima bantuan modal bergulir mengalai peningkatan pendaptan sebagaimana tertera pada tabel menunjukkan bahwa terdapat satu penerima bantuan yang pendapatannya tetap dan tujuh penerima banuan mengalami peningkatan pendapatan. Tujuh penerima bantuan mengalami perkembangan dari sebelumnya, sebagian besar peningkatan pendaptan penerima bantuan modal bergulir dikarenakan menambahnya variasi, kuantitas dan kualitas barang dagang karena adanya tambahan modal. Dari data diatas menunjukkan bahwa hampir semua kondisi ekonomi peneruima bantuan modal bergulir mengalami membaik atau mengalami peningkatan. Jadi bantuan modal bergulir yang disalurkan BANZAS kepada penerima bantuan dapat membantu untuk mengembangkan usahanya dan meningkatkan pendapatan penerima bantuan. Serta perlunya untuk menambha relawan yang ada dilapangan untuk mengkontrol prose pendampingan dan pembinaan, agar pendampingan dan pembinaan dapat berjalan secara efektif.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Haryanto Chandra Ari (2014: 720-735) yang menyatakan bahwa pemberian bantuan modal memberikan dampak pada peningkatan pendapatan baik dari segi materi maupun rohani. Dengan adanya peningkatan pendapatan serta peningkatan dari segi rohani hal tersebut membuktikan bahwa pendayagunaan dana zakat, infak dan sedekah produktif oleh mustahik telah berhasil memberikan dampak yang besar pada perkembangan usaha mustahik.

Dengan dimikian hasil penemuan ini, dapat dikatan bahwa pemberian bantuan modal bergulir melalui dana infak dan sedekah terhadap pemilik UMKM dapat meningkatkan usaha mikro dengan bertambahnya variasi, kuantitas dan kualitas barang dagang karena adanya tambahan modal. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Herwindo Ghora Nindityo (2014: 611-673) yang menyatakan bahwa bantuan modal dana zakat produktif memiliki peran dalam meningkatkan kinerja produksi mustahik, karena bantuan modal yang disalurkan dapat meningkatkan jumlah kuantitas bahan baku, kuantitas output produksi yang

(13)

dihasilkan serta frekuensi produksi yang dilakukan. Dengan meningkatnya indikator-indikator tersebut memberikan dampak pada meningkatnya pendaptan mustahik.

Hasil penelitian ini juga seiring dengan penelitian yang dillakukan oleh Shafwan Ismail, Sri Sudiarti dan M. Ridwan yang hasilnya menunjukkan bahwa Dompet Dhuafa telah mendistribusikan zakat dengan cara yang produktif, seperti dengan memberikan zakat dalam bentuk pinjaman modal dalam bentuk usaha mandiri masyarakat dalam bentuk pinjaman kebajikan. Mendukung peningkatan pemanfaatan zakat produktif dengan pengembangan zakat produktif dalam bentuk modal usaha untuk pengembangan UMK di Medan. Begitu juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Rina Murniati dan Irfan Syauqi Beik menunjukkan bahwa pemberian zakat kepada mustahik memberikan pengaruh nyata pada tingkat pendapatannya.

Begitu juga dengan nilai IPM mustahik. Hasil studi menunjukkan adanya penurunan pada tingkat kemiskinan mustahik.

E. PENUTUP Kesimpulan

Berdasarkan hasil dari penelitian yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Pemberian bantuan modal bergulir melalui program jatim makmur kepada pemiliki usaha UMKM meberikan dampak kepada para menerimanya baik dari segi materi maupun non- materiil. Dari segi materi penerima bantuan modal bergulir mengalami peningkatan pendapatan. Peningkatan pendapatan terjadi karena menambahnya variasi, kualitas dan kuantitas barang karena menambahnya modal. Dari segi non-materiil bantuan modal bergulir ini memberikan dampak kepada penerima bantuan seperti menghindari pinjaman rentenir atau riba, barusaha untuk berjualan sebagaimana yang sesuai dengan syariat.

2. Pemberian bantuan modal bergulir pada program jatim makmur disalurkan dengan efektif. Dana infak dan sedekah disalurkan secara produktif melalui program jatim makmur untuk membantu modal usaha para UMKM yang kekurangan modal, yang dimana kekurangan modal sering menjadi penghambat dalam menjalankan usahanya.

Melalui bantuan bergulir juga diberikan pendampingan dan pembinaan untuk para penerima bantuan. Pendampingan dilakukan dengan cara sharing dengan sesama anggota.

Tujuannya untuk memantau bagaimana perkembangan usaha yang dikelola oleh anggota kelompoknya serta untuk mengetahui kendala apa saja yang dialami. Sedangkan untuk proses pembinaan anggota akan diberikan materi-materi mengenai riba dan muamalah serta akan diberikan ilmu-ilmu tentang kewirausahaan yang dapat memotivasi untuk mengembangkan usahanya.

Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka saran-saran yang dapat diberikan sebagai berikut:

1. Bagi para penerima bantuan modal bergulir hendaknya ikut berperan aktif dalam mengiuti kegiatan pendampingan dan pembinaan. Serta menggunkan bantuan modal yang diberikan sebaik mungkin, untuk memenuhi kebutuhan usaha agar usaha yang dijalankan dapat berjalan serta berkembang dengan baik.

2. Bagi Badan Amil Zakat Nasional Provinsi Jawa Timur perlunya untuk menambah relawan agar proses pendampingan dan pembinaan dapat di kontrol dengan baik, serta diharapkan dengan penambahan relawan akan memaksimalkan proses pendampingan dan pembinaan.

3. Bagi peneliti selanjutnya apabila memungkinkan akan lebih baik jika menambah jumlah informan sehinggga akan diperoleh jawaban yang lebih banyak dan lengkap.

(14)

DAFTAR PUSTAKA

Alaydrus, Muhammad Zaid. 2016. Pengaruh Zakat Prodduktif Terhadap Pertumbuhan Usaha Mikro Dan Kesejahteraan Mustahik Pada Badan Amil Zakat Kota Pasuruan Jawa Timur [Tesis]. Surabaya: Universitas Airlangga

Badan Amil Zakat Nasional Provinsi Jawa Timur. 2019. Laporan Bidang Pendistribusian dan Pendayagunaan. Surabaya: BAZNAS JATIM. http://baznasjatim.or.id/Profile/.

Diakses pada 21 Februari 2020

BPS. 2019. Jumlah Penduduk Miskin Di Indonesia Menurut Provinsi 2007-2019.

https://www.bps.go.id/dynamictable/2016/01/18/1119/jumlah-penduduk-miskin-menurut- provinsi-2007-2019.html. Diakses 5 Oktober 2019

Chaudhry, Muhammad Sharif. 2012. Sistem Ekonomi Islam. Jakata: Kencana Prenada Media Grup

Gus Arifin. 2011. Dalil-Dalil Dan Keutamaan Zakat, Infak Dan Sedekah. Jakarta: PT Gramedia Haryanto, Chandra Ari. 2014. Dampak Pendayagunaan Infaq Produktif Terhadap Penungkatan

Pendapatan Pada Mustahik YDSF (Yayasan Dana Sosial Al-Falah) di Kediri. JESTT, Vol.

1, No.10, p 720-735

Ismail, Shafan, Sri Sudiarti dan M. Ridwan. 2018. Peran Dompet Dhuafa Waspada Dalam Pemberdayaan Masyarakat Miskin Melalui Pengembangan Usaha Mikro Kecil (UMK) di Kota Medan. KITABAH, Vol. 2, No. 2

Kholiq, Abdul. 2012. Pendayagunaan Zakat, Infak dan Sedekah Untuk Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Miskin Di Kota Semarang. Riptek, Vol. 6, No. I, p 1-7

Mubarok, Khusnul. Analisis pengarh Zakat Produktif Terhadap Pendapatan Masyarakat Miskin (Studi pada LAZIS Fisabilillah Kota Malang)[Skripsi]. Malang: Universitas Brawijaya Mulyana, Deddy. 2010. Metodelogi Penelitian Kualitatif Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan

Ilmu Sosial Lainnya. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Murniati, R., dan Beik, I. S. (2014). Pengaruh zakat terhadap indeks pembangunan manusia dan tingkat kemiskinan mustahik: Studi kasus pendayagunaan BAZNAS Kota Bogor. Al- Muzara'ah, Vol. 2, No. 2, p 135-149.

Nidityo, Herwindo Ghora. 2014. Zakat Produktif Untuk Meningkatkan Kinerja Produksi, Motivasi Dan Religiusitas Mustahik (Studi Kasus Pada BAZ JATIM). JESTT, Vol. 1, No.

9, p 611-673

Pertiwi, Pitma. 2015. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendaptan Tenaga Kerja Di Daerah Istimewa Yogyakarta [Skripsi]. Yogyakarta: Universitas Yogyakarta.

Rafdison, Muhammad Akbar. 2017. Dampak Penyaluran Infak Untuk Kegiatan Usaha Produktif Dalam Penguatan Modal Dan Peningkatan Kinerja UMKM. Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan, Vol. 5, No. 1, p 19-31

Rusli, Abubakar Hamzahdan dan Sofyan Syahnur. 2013. Analisis Dampak Pemberian Modal Zakat Produktif Terhadap Pengentasan Kemiskinan Di Kabupaten Aceh Utara. Jurnal Ilmu Ekonomi. Vol. 1, No. 1, p 56-63

(15)

Sa’diyah, Eti, Tri Sudarwanto dan Athi’ Hidayati. 2019. Implementasi Penyaluran Infaq Dalam Mengurangi Ketergantungan Mayarakat Tterhadap Rentenir (Studi Kasus LPST Jombang). Jurnal Ilmu Pengetahuan: Discovery, Vol. 04. No. 02 p 1-11

Tohirin. 2016. Metode Penelitian kualitatif Dalam Pendidikan Dan Bimbingan Konseling.

Jakarta: PT Raja Grafndo Persada

Utami, Siti Halida dan Irsyad Lubis. Pengaruh Pendayagunaan Zakat Produktif Terhadap Pemberdayaan Mustahiq Di Kota Medan. Jurnal Ekonmi dan Keuangan, Vol. 2, No. 6, p 353-366

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil wawancara yang telah peneliti lakukan, dapat disimpulkan bahwa adanya progam pelatihan dan bantuan modal usaha yang dilakukan oleh Banzas Kota Batu sangat