Identifikasi dan Asesmen
Anak dengan hambatan penglihatan
Pendahuluan
• Sebagian besar masalah penglihatan yang parah didapat pada saat kelahiran atau dalam waktu beberapa bulan pertama kehidupan
Kelainan mata tertentu baru teridentifikasi ketika anak masuk sekolah, yang terungkap melalui pemeriksaan kesehatan rutin di sekolah atau karena adanya indikasi dalam perilaku anak atau pencapaian
akademik mereka
Tampilan Mata
• Mata yang normal bening dan lurus, dan bergerak bersama-sama dan menatap secara mantap
Gejala-gejala abnormalitas mencakup:
• meradang, keruh, merah atau berair;
• kelopak mata layu, bengkak atau kaku;
• sering timbilan;
• juling (mata sering tampak silang, satu mata mengarah ke dalam atau ke luar, pandangan kedua mata tidak tampak lurus, terutama bila anak letih);
• gerakan mata yang tidak umum, termasuk gerakan cepat tak sadar pada kedua mata, baik gerakan horizontal ataupun vertikal, yang dalam istilah medis disebut
"nystagmus");
• sering mengedipkan atau menggosok-gosok mata dan tampak tidak nyaman dalam cahaya terang, mata terasa
"berdebu"; cornea tampak buram
Indikasi Lain tentang Ketunanetraan
Pengamatan terhadap perilaku umum anak dapat memberikan bukti yang dapat menunjukkan adanya kelainan penglihatan
• gerakan kepala bukannya gerakan mata pada saat membaca;
• jarak membaca yang terlalu dekat atau terlalu jauh;
• postur yang buruk pada saat duduk, kaku atau bungkuk atau bergerak terus;
• menatap ke samping bila sedang
berkonsentrasi pada suatu tugas visual;
• sering mengerutkan dahi atau meringis;
• sering mengeluh pusing, sakit kepala atau merasa tidak nyaman pada mata;
• gerakan yang kaku, menabrak benda- benda dengan samping tubuhnya atau kakinya;
• sangat berhati-hati pada saat menuruni tangga;
• merasa gamang bila berada pada ketinggian;
• tersandung atau menabrak benda-benda;
• keseimbangan buruk;
• enggan turut dalam kegiatan bermain di halaman;
• tidak menjawab pertanyaan atau suruhan kalau tidak disebut
namanya (sering dikira tidak sopan atau tidak kooperatif);
• memalingkan kepalanya untuk menggunakan satu mata saja atau menutupi satu matanya;
• tubuhnya tegang apabila
membaca atau memandang benda yang jauh.
Tanda-tanda dilihat dari
Performance anak di Sekolah
• kualitas hasil pekerjaan yang inkonsisten atau bervariasi dalam jumlah pekerjaan yang dapat diselesaikannya;
• luar biasa letih selama atau sesudah mengerjakan suatu tugas visual;
• semakin buruk dalam tampilan
membacanya sesudah berlangsung lama;
• perhatiannya atau konsentrasinya tidak
dapat bertahan lama, terutama bila kegiatan didemonstrasikan di seberang ruangan
• sering gagal dalam melakukan kegiatan yang membutuhkan koordinasi mata-tangan yang halus;
• ingin sangat dekat ke TV atau monitor komputer
• sering membuat kesalahan dalam membaca dan menulis - terbalik atau terlewati;
• mengalami kesulitan dalam membaca kata-kata yang panjang;
• bingung dalam membaca huruf-huruf tertentu, misalnya "cl: tertukar dengan "d", "m" tertukar dengan "n";
• menuliskan huruf-huruf dan kata-kata serta mengatur spasinya secara tidak wajar;
• tulisan sangat kecil dan miring, kurang menghiraukan baris-baris;
• bentuk huruf kurang tepat atau huruf- huruf dituliskan dengan urutan yang salah;
• sulit membaca kembali tulisan sendiri;
• mengalami kesulitan menyalin dengan benar dari papan tulis atau bahkan juga dari buku teks atau sumber-sumber
lain;
• sangat lambat dalam membaca,
menggunakan jari sebagai penunjuk tempat dan untuk menuntun gerakan mata
• selalu kehilangan baris bila membaca;
• kesulitan mencari informasi pada suatu halaman, misalnya bila
menggunakan kamus atau menafsirkan grafik;
• resah dan kurang berminat terhadap kegiatan yang menuntut penglihatan dekat untuk waktu lama;
• pekerjaan tertulis yang tidak
mencerminkan kemampuan lisan
Asesmen Ketajaman
Penglihatan (Visual Acuity)
• Terdapat dua jenis utama
asesmen, yaitu asesmen yang mengukur jumlah sisa
penglihatan yang masih dimiliki anak, dan asesmen yang
mengukur penglihatan fungsional, yaitu untuk
mengetahui seberapa baik anak dapat menggunakan sisa
penglihatan yang masih dimilikinya itu
Ketajaman penglihatan dapat digambarkan sebagai:
• kemampuan untuk membedakan rincian-rincian halus bernilai
kontras tinggi dari kejauhan;
• kemampuan mata untuk
membedakan bermacam-macam bentuk;
• ketajaman dan kejelasan penglihatan.
Asesmen penglihatan yang lengkap biasanya mencakup
• tes penglihatan jauh;
• tes penglihatan dekat;
• tes bidang pandang untuk mengetahui apakah bidang pandangnya penuh atau terbatas;
• tes penglihatan warna untuk mengetahui apakah anak dapat mengenali warna dan
menyebutkan namanya
• tes kepekaan terhadap
kekontrasan untuk mengetahui seberapa besar kekontrasan
berdampak pada cara anak
menggunakan penglihatannya;
• asesmen keberfungsian
penglihatan, untuk mengetahui bagaimana kemampuan anak menggunakan penglihatannya untuk hal-hal yang spesifik.
Cara melakukan tes ketajaman penglihatan
• Dalam tes penglihatan jauh, dekat dan lapang pandang
masing-masing mata dites secara terpisah, dan kemudian kedua mata dites bersama-sama.
• Ketajaman penglihatan binokuler biasanya sedikit lebih baik
daripada penglihatan monokuler, dan bila kurang baik menjadi
indikasi adanya masalah.
• Penglihatan jauh dan penglihatan dekat biasanya dites dengan
ataupun tanpa alat bantu
penglihatan seperti kaca mata yang dipakai anak
• lebih baik mulai dengan
pengetesan penglihatan dekat, karena ini akan memungkinkan anak untuk mengenal prosedur pengetesan dan simbol-simbolnya
Cara memperoleh gambaran kemampuan melihat anak
• tes penglihatan obyektif yang merangsang dan mencatat
berbagai refleks di mana anak tidak berpartisipasi secara aktif, seperti reaksi pupil mata terhadap cahaya, respon elektrik dari
cerebral cortex;
• tes penglihatan subyektif yang menuntut respon aktif tertentu dari anak, misalnya menjodohkan atau membandingkan;
• pengamatan terhadap perilaku anak yang spesifik ataupun non- spesifik, seperti kinerjanya
dalam mengerjakan tugas-tugas di sekolah maupun di rumah.
• Ini biasanya melibatkan
kerjasama dari berbagai pihak termasuk orang tua, guru atau pengasuh, yang tidak harus
berorientasi medis
Tes Obyektif
kesimpulan tentang penglihatan anak dari hal-hal berikut:
• Tampilan mata dan bagian belakang mata.
• Posisi dan gerakan mata, seperti adanya nystagmus atau sering timbilan, atau postur kepala atau tatapan yang tidak normal.
• Refleks kedipan.
• Perubahan bentuk atau besarnya pupil bila cahaya disorotkan ke matanya.
• Reaksi anak terhadap alat tes OKN
(optokinetic nystagmus). Gerakan mata yang tersentak-sentak (nystagmus) dapat dihasilkan dengan memutar silinder di
hadapan mata anak, pada silinder tersebut terdapat garis-garis vertikal atau titik-titik yang tidak beraturan Respon terhadap pemeriksaan elektrofisiologis di mana pengiriman informasi visual dari
fotoreseptor di visual cortex menimbulkan respon elektrik yang dapat diukur. Terdapat dua cara utama pemeriksaan:
• ERG (electroretinogram), yaitu pemeriksaan terhadap perubahan-perubahan elektrik yang dihasilkan di dalam retina;
• VEP (visually evoked potential), yang
mengukur respon elektrik dari visual cortex di otak terhadap berbagai sumber cahaya.
Tes Penglihatan Subyektif
• asesmen penglihatan yang menuntut anak untuk
menggunakan keterampilan
pendengaran, gerak, bicara dan bahasanya, untuk memahami dan memberikan respon
terhadap berbagai instruksi
• dua orang melakukan asesmen;
satu orang mencatat informasi yang diperoleh dan satu lagi
menyajikan tes tersebut kepada anak.
• Mungkin baik juga bila video dipergunakan untuk merekam respon anak agar hasilnya dapat dipergunakan sebagai informasi dasar untuk dibandingkan dengan hasil tes berikutnya.
Tes Snellen
• Setiap baris huruf pada tabel Snellen dapat dikenali dari jarak tertentu oleh orang yang berpenglihatan normal, misalnya dari jarak 60, 36, 24, 18, 12, 9 atau 6 meter.
• Anak berdiri 6 meter dari tabel itu, dan jika dia dapat membaca tabel itu sejauh baris yang berisi huruf-huruf untuk jarak 6 meter, berarti bahwa ketajaman penglihatannya adalah 6/6 atau "normal".
• Jika dia dapat membaca hanya sejauh baris yang berisi huruf-huruf untuk jarak 24
meter, maka ketajaman penglihatannya adalah 6/24
• Angka yang di atas (pembilang) selalu menunjukkan jarak dari tabel, dan angka bawah (penyebut) menunjukkan jarak mata normal dapat membaca huruf-huruf
Dengan kata lain, bila penglihatan jauh seorang anak adalah 6/24, berarti bahwa huruf-huruf yang dapat dibaca oleh mata normal dari jarak 24 meter hanya dapat dibaca dari jarak 6 meter oleh anak itu.
Bilangan ini tidak menunjukkan pecahan dari penglihatan normal.
• Bisa terjadi kedua belah mata mempunyai penglihatan jauh yang sangat berbeda, misalnya 6/6 dan 6/24.
Contoh Snellen Chart
Tes Penglihatan Dekat bagi Anak-anak
• Pengetesan penglihatan dekat biasanya dilakukan dengan
menyuruh anak membaca tulisan dengan bermacam-macam ukuran.
Setiap ukuran tulisan diberi
nomor N; semakin besar nomor N- nya semakin besar pula ukuran
tulisan itu. N5 adalah ukuran terkecil; anak-anak tunanetra tertentu akan menggunakan tulisan berukuran N60.
Tes Bidang Pandang/Lapang Pandang
• Bidang pandang adalah luasnya daerah yang dapat dilihat oleh seseorang dari semua bagian matanya bila dia melihat lurus ke depan. Beberapa kondisi
tertentu, misalnya retinitis pigmentosa, dapat mengakibatkan sangat
sempitnya bidang pandang (seperti penglihatan cerobong - tunnel vision), atau kondisi-kondisi lainnya dapat
mengakibatkan "scotoma" yaitu ‑ berkurangnya kepekaan dan
keberfungsian bagian-bagian retina.
Tes Persepsi Warna
• Kehilangan penglihatan warna yang paling umum adalah pada bagian merah/hijau dari
spektrum warna, dan biasanya diwariskan, dengan lebih banyak laki-laki (9%,) yang terkena
daripada perempuan (1%).
• jenis-jenis kebutaan warna lainnya, yang mencakup defisiensi biru/kuning, dapat merupakan petunjuk yang
penting dalam diagnosis
ketunanetraan. Guru perlu memahami hakikat setiap bentuk kehilangan
penglihatan warna untuk melakukan adaptasi kurikulum yang diperlukan bagi anak. Pengetahuan tentang jenis defisiensi warna itu penting dalam
merancang materi yang cocok untuk melatih sisa penglihatan anak
Kepekaan terhadap Kekontrasan
• Terdapat anak yang tidak akan dapat membaca dengan mudah kecuali bila tulisannya sangat hitam di atas latar putih dalam kondisi cahaya yang baik. Rendahnya kepekaan terhadap kekontrasan berdampak negatif terhadap kemampuan orientasi dan mobilitas terutama dalam kondisi cahaya yang buruk.
Pengamatan Perilaku untuk Menentukan Keberfungsian Penglihatan
• Dapat diperoleh gambaran tentang ketajaman penglihatan anak dengan menggunakan cara-cara formal,
tetapi yang lebih penting adalah mengetahui seberapa baik anak itu dapat memanfaatkan sisa
penglihatannya dalam kinerjanya sehari-hari.
• Penggunaan penglihatan seperti ini dikenal dengan istilah "keberfungsian penglihatan" (visual functioning).
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi seberapa baik seseorang dapat melihat dan mengenali obyek-obyek
:
• apakah obyek-obyek itu sudah dikenalnya atau asing baginya;
• jarak obyek-obyek itu;
• besarnya obyek-obyek itu;
• apakah obyek-obyek itu rumit atau sederhana;
• tingkat pencahayaan pada obyek itu;
• kekontrasannya dengan latar belakangnya
• warna obyek itu;
• apakah obyek itu diam atau bergerak;
• seberapa mudah mendapatkan obyek itu;
• posisi obyek itu;
• waktu yang tersedia untuk melihatnya
Untuk membantu mengases keterampilan visual anak Guru melakukan penelaahan yang seksama terhadap kekuatan dan kelemahan anak dalam caranya
menggunakan sisa penglihatannya, dan mencatat hal-hal berikut :
• preferensi anak dalam hal kondisi cahaya dan posisinya di dalam kelas, dan untuk kegiatan-kegiatan tertentu, misalnya
menonton TV, mengamati peragaan guru, menggunakan komputer;
• akses ke informasi yang tertulis pada papan tulis;
• mobilitas di tempat yang sudah dikenalnya maupun di tempat baru, dan kemampuannya untuk beradaptasi terhadap perubahan
kondisi cahaya;
• ukuran dan kekontrasan tulisan yang lebih disukainya;
• kemampuannya untuk berpartisipasi dalam kegiatan praktek, misalnya dalam praktikum IPA;
• kemampuan untuk berpartisipasi dalam bidang-bidang kurikulum lainnya seperti dalam kegiatan olahraga - apakah anak aktif ambil bagian dalam semua kegiatan tim dan perorangan
• kecepatan kerja - jumlah pekerjaan yang tidak terselesaikan merupakan indikator yang dapat dipergunakan;
• keterampilan pengorganisasian diri, misalnya apakah anak sering sekali kehilangan barang-barang miliknya?
• kemampuan dan kemauan untuk menggunakan alat bantu low vision yang diresepkan baginya, seperti CCTV, alat magnifikasi genggam
Keterampilan "persepsi visual"
harus diobservasi dan diases dalam
keterampilan "persepsi visual"nya yang meliputi:
• menemukan dan menatap suatu obyek cukup lama untuk mengenalinya;
• mengikuti gerakan obyek, mengamati dengan matanya, dan mengalihkan tatapan dari satu obyek ke obyek lainnya;
• membeda-bedakan obyek, misalnya mengenali obyek dari bentuk garis luarnya;
• mengidentifikasi pola-pola, misalnya mengenali pola simetris dan non-
simetris atau menjodohkan fitur- fitur yang identik seperti angka- angka dan huruf-huruf;
• koordinasi tangan-mata, misalnya kegiatan menelusuri seperti dalam permainan menelusuri jaringan jalan yang ruwet;
• mengidentifikasi mimik dan isyarat tubuh.