• Tidak ada hasil yang ditemukan

IDENTIFIKASI DAN PENANGANAN RISIKO K3 PADA PROYEK JALAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "IDENTIFIKASI DAN PENANGANAN RISIKO K3 PADA PROYEK JALAN"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

IDENTIFIKASI DAN PENANGANAN RISIKO K3 PADA PROYEK JALAN

Riza Susanti¹

1 Sekolah Vokasi Universitas Diponegoro, Indonesia, rizasusanti@live.undip.ac.id

Abstrak:Proyek jalan sarat dengan risiko, salah satu risiko yang kerap terjadi adalah risiko terkait K3. Tingginya jumlah kecelakaan kerja yang terjadi di lokasi proyek menunjukkan bahwa K3 be- lum diterapkan secara optimal di proyek, meski sudah ada regulasi yang mengaturnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan melakukan analisis untuk penanganan risiko K3 khusus- nya pada proyek jalan. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif den- gan melakukan identifikasi risiko yang mungkin terjadi pada proyek jalan kemudian mengidentifi- kasi risiko tersebut untuk mengklasifikasikan terhadap kategori risiko tinggi, moderat atau rendah.

Berdasarkan nilai probabilitas dan dampak yang dihasilkan terhadap sasaran proyek yaitu biaya, mutu dan waktu. Berdasarkan hasil identifikasi terdapat 6 (enam) kategori risiko yang kerap terjadi pada proyek jalan yaitu risiko terkait lokasi, risiko jalan akses, risiko galian, risiko timbunan, risiko struk- tur dan risiko clearing & striping. Jika menilik lebih detail lagi, maka dapat diketahui bahwa kejadi- an yang memiliki risiko tinggi atau berpotensi sering terjadi dan memiliki dampak besar bagi proyek adalah risiko adanya tabrakan/ tertabrak, risiko longsoran galian dan risiko adanya bekisting yang roboh. Selanjutnya tindakan mitigasi yang sesuai dengan risiko diperlukan untuk mengurangi dam- pak dan meminimalisir potensi terjadinya risiko tersebut. Output dari penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi stakeholder proyek dalam upaya optimalisasi penerapan K3 pada proyek jalan.

Kata-kata kunci: Jalan, Kecelakaan, K3, Proyek, Risiko

Abstract: Road projects are full of risks, one of the risks that often occurs is the risk related to K3. The high number of work accidents that occur at the project site shows that K3 has not been implemented optimally in the project, even though there are regulations that regulate it. This study aims to identify and conduct an analysis for handling OHS risks, especially in road projects. The method used in this research is descriptive quantitative by identifying risks that may occur in road projects and then identifying these risks to classify them into high, moderate or low risk categories. Based on the probability value and the re- sulting impact on the project objectives, namely cost, quality and time. Based on the identification results, there are 6 (six) risk categories that often occur in road projects, namely location-related risks, access road risks, excavation risks, embankment risks, structural risks and clearing & striping risks. If we look in more detail, it can be seen that the events that have a high risk or have the potential to occur frequently and have a major impact on the project are the risk of a collision/hit, the risk of excavated avalanches and the risk of the formwork collapsing. Furthermore, mitigation actions that are appropriate to the risk are needed to reduce the impact and minimize the potential for the risk to occur. The output of this research can be used as input for project stakeholders in optimizing the implementation of OHS on road projects.

Keywords: Road, Accident, OHS, Project, Risk

JURNAL BANGUNAN, VOL. 27, NO.2, OKTOBER 2022: 55-68

55

(2)

1. PENDAHULUAN

Proyek konstruksi di sepanjang siklus hidupnya sarat dengan risiko dari mulai tahap per- encanaan sampai pemeliharaan. Pada proyek jalan risiko yang kerap terjadi meliputi risiko material, risiko SDM, risiko metode pelaksanaan dan peralatan, risiko lingkungan dan risiko manajerial (Kalangit, Mannopo and Lumeno, 2019). Salah satu risiko lain yang kerap terjadi di proyek adalah risiko K3, dalam penelitiannya (Hidayati et al., 2017) menyebutkan bahwa risiko K3 merupakan salah satu risiko yang masuk dalam kategori risiko tinggi. Kondisi di la- pangan menunjukkan bahwa total kecelakaan kerja yang ada di Indonesia sekitar 30% kasusnya terjadi di lokasi proyek (Ma’ruf and Artiani, 2020). Cukup tingginya kasus kecelakaan kerja di Indonesia salah satunya juga ditunjukkan dengan sempat adanya moratorium 32 proyek jalan akibat adanya 7 kejadian kecelakaan kerja yang terjadi dalam kurun waktu Agusust 2017 hingga Februari 2018 (Hartanto and Siahaan, 2018). Pentingnya diterapkan K3 dalam sebuah proyek dikarenakan dampak yang diakibatkan dari adanya kecelakaan kerja tidak hanya akan berakibat pada tenaga kerja yang mengalami kecelakaan tetapi juga akan berdampak secara langsung dan tidak langsung pada proyek (Alfons Willyam Sepang Tjakra, Ch Langi and O Walangitan, 2013).

Tingginya tingkat kecelakaan kerja di bidang konstruksi menunjukkan masih kurangnya pema- haman dan penerapan masalah K3 di lapangan. Hal ini menjadikan perlu bagi setiap pihak yang terli- bat dalam pelaksanaan proyek untuk meningkatkan pemahaman dan penerapan K3 guna menekan serendah mungkin dampak dari risiko terjadinya kecelakaan kerja. Pemerintah melalui Perpres No. 50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 05/PRT/M/2014 tentang pedoman sistem Manajemen Keselamatan dan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum berusaha mengatur upaya penerapan keselamatan dan kesehatan kerja yang wajib diselenggarakan pada setiap tempat kerja, khususnya tempat kerja yang mempunyai risiko bahaya kesehatan yang besar bagi pekerja. Kewa- jiban ini semakin dipertegas dalam peraturan presiden Nomor. 54 Tahun 2010 tentang pengadaan barang dan jasa maupun peraturan menteri pekerjaan umum Nomor. 07/PRT/M/2011 tentang standar dan pedoman pengadaan pekerjaan konstruksi dan jasa konsultasi. Sayangnya penerapan peraturan tersebut masih belum optimal karena rendahnya tingkat kesadaran dari para pekerja, dan rendahnya tingkat penegakan hukum yang dilakukan oleh pemerintah (Sholihah, 2018).

Rendahnya tingkat kesadaran dari para pekerja dapat diakibatkan karena pekerja tidak sadar berperilaku tidak aman, pekerja bekerja tidak aman meski sudah tahu bagaimana cara bekerja yang aman atau pekerja yang kurang mendapat pengetahuan K3 (Sholihah, 2018). Sehingga perlu ada analisis risiko untuk mengetahui risiko-risiko terkait K3 yang mungkin terjadi sehing- ga nantinya hasil analisis risiko ini dapat disosialisasikan kepada pekerja untuk meningkatkan

(3)

Riza Susanti, Identifikasi dan Penangganan Resiko K3 57

2. METODE

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Pengambilan data di- lakukan melalui teknik wawancara dan kuisioner untuk menjaring pendapat atau persepsi, pengala- man, dan sikap responden dalam menentukan nilai dari setiap faktor–faktor risiko K3 dalam pelak- sanaan proyek dan bentuk strategi pengendalian sebagai bentuk respon terhadap risiko yang terjadi.

Tahap pertama sebelum mulai menganalisis risiko adalah mengidentifikasi risiko apa yang mungkin terjadi di proyek. Identifikasi risiko didasarkan dari brainstorming dengan respon- dent dan penelitian terdahulu. Responden berjumlah 50 orang yang berasal dari kontraktor be- sar di Indonesia. Identifikasi risiko yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

awareness dari pekerja terhadap penerapan K3 di lokasi proyek. Namun analisis risiko dalam hal ini risiko K3 tidak cukup jika hanya dengan mengidentifikasi risiko yang mungkin terjadi tetapi harus dianalisis dan menentukan respon dari risiko tersebut (Alfarezi, Soetjipto and Arifin, 2021).

Proyek jalan termasuk dalam kategori proyek konstruksi yang dilingkupi risiko dalam sepan- jang siklus hidupnya, tidak hanya berhenti sampai masa pelaksanaan tetapi juga pemelihara- an. Tidak sedikit kecelakaan kerja yang terjadi di jalan selama proses pemeliharaan sehing- ga analisis risiko juga perlu dilakukan pada saat pekerjaan pemeliharaan (Aulia Chairunnisa Kusumawati; Nunung Martina, 2019). Banyaknya potensi risiko yang mungkin terjadi pada proyek jalan melatarbelakangi dilakukannya riset ini, untuk melihat secara lebih detail potensi risiko yang mungkin terjadi melalui identifikasi dan analisis potensi risiko pada proyek jalan.

Tabel 1. Identifikasi Risiko

No Kategori Risiko Referensi Sub-Risiko

1 Lokasi Kerja (Aulia Chairunnisa Kusumawati; Nunung Martina, 2019); (Alfarezi, Soetjipto and Arifin, 2021)

Pekerja Sakit Kebakaran Kebanjiran

Tersandung, terkena benda tajam/ pentalan material, terpeleset, terperosok

Tabrakan, tertabrak Kemacetan Lalu Lintas 2 Jalan Akses (Kholida, Kinanti and

Yoseva, 2020); (Gazali, 2021)

Excavator terguling

Truck Mengalami kerusakan Truck Terperosok

Tim survey terkena longsoran

3 Galian (Ma’ruf and Artiani,

2020); (Gazali, 2021);

(Alfarezi, Soetjipto and Arifin, 2021)

Terkena swing excavator

Longsoran tebing galian (dgn alat)

Terkena tumpahan hasil galian, terperosok masuk ke dalam lubang galian

Bucket terkena kabel listrik yang ada aliran stroom-nya, pipa gas yang masih aktif

(4)

Lanjutan Tabel 1. Identifikasi Risiko

No Kategori Risiko Referensi Sub-Risiko

Dump truck angkutan material tanah rodanya penuh lumpur sehingga mengotori jalan raya bisa mengakibatkan kecelakaan

Longsoran tebing galian (manual)

Terkena tumpahan hasil galian, terperosok ma- suk ke dalam lubang galian

Alat gali (cangkul) terkena kabel listrik yang ada aliran stroom-nya, pipa gas yang masih aktif 4 Pekerjaan Timbunan

Tanah (Putra, Indonesia and

Hirac, 2019) Terserempet / tertabrak kendaraan Jalan menjadi berdebu

Jalan menjadi licin

Terkena swing manuver alat berat Terkena cuaca (panas/hujan) 5 Pekerjaan Struktur (Alfons Willyam Sepang

Tjakra, Ch Langi and O Walangitan, 2013);

(Alfarezi, Soetjipto and Arifin, 2021)

Bekisting roboh

Pekerja terjatuh/ terpeleset, kejatuhan benda dari atas terkena benda tajam/ tumpul, tertimpa bongkaran bekisting

Bahaya kebakaran

Pekerja terjatuh/terpeleset, terkena/terbentur benda tajam/tumpul, tertimpa/ terjepit bong- karan bekisting

Bekisting ambruk/jebol pada saat pembuatan Pekerja terjatuh/ terpeleset, kejatuhan benda dari atas, terkena benda tajam, terjepit /tergencet besi tulangan

Terkena mesin bar cutter/bar binder

Pekerja terjatuh/ terpeleset, kejatuhan benda dari atas, terkena benda tajam, tergencet Pekerja jatuh dari bucket betonan

Pekerja terperosok pada jembatan pengecoran Bahaya bekisting ambruk akibat pengecoran Terkena spiral screw mesin, terjepit/ tergencet Tersandung/tertusuk besi dowel/tiebar sambun- gan

Terkena/terserempet, tertabrak, tergilas Terperosok masuk ke dalam drum molen/mixer Menghirup abu semen, kejatuhan benda dari atas, menginjak/tertusuk/ terbentur benda tajam Terkena/tertarik screper

Pekerja terkena benda tajam /tumpul, tergencet/

terbentur /tertimpa, terpeleset/terperosok Pekerja terjatuh, terpeleset, terkena percikan api las, tersetrum aliran listrik

(5)

3. HASIL

Hasil dari penelitian ini ditampilkan dalam tabel 3 berikut:

Selanjutnya risiko yang telah di dentifikasi akan dianalisis untuk mengetahui tingkat risik- onya berdasarkan tabel 2 berikut

Tabel 2. Matriks probabilitas dan dampak (PMI, 2018) Probabil-

ity threats Opportunities

0,90 0,05 0,09 0,18 0,36 0,72 0,72 0,36 0,18 0,09 0,05

0,70 0,04 0,07 0,14 0,28 0,56 0,56 0,28 0,14 0,07 0,04

0,50 0,03 0,05 0,10 0,20 0,40 0,40 0,20 0,10 0,05 0,03

0,30 0,02 0,03 0,06 0,12 0,24 0,24 0,12 0,06 0,03 0,02

0,10 0,01 0,01 0,02 0,04 0,08 0,08 0,04 0,02 0,01 0,01

0,005 0,10 0,20 0,40 0,80 0,8 0,40 0,2 0,1 0,05

Analisis risiko dilakukan dengan memberikan bobot pada probabilitas dan dampak risiko per- spektif kontraktor. Penilaian risiko ini mengetahui tingkat risiko yang nantinya dapat digunakan dalam pengendalian risiko khususnya terkait risiko K3 di proyek (Akbar, 2019). Analisis yang dilakukan menilik dampak terhadap sasaran proyek yaitu biaya, mutu dan waktu. Contoh analisis risiko berdasarkan kriteria tujuan proyek adalah: misalkan pada risiko pekerja sakit “probabili- tas” terjadinya sedang dengan bobot 0.5. Adanya pekerja sakit akan berdampak sedang terhadap

“biaya” proyek dengan bobot 0.2, dan berdampak ringan terhadap “mutu” dan “waktu” pelaksa- naan proyek dengan bobot masing-masing sebesar 0.125, dengan mengalikan bobot probabilitas dan dampak dari tiap kriteria dapat diketahui besarnya nilai risiko dalam hal ini masing-masing adalah 0.1, 0.0625 dan 0.0625 jika nilai tersebut diplotkan dalam matriks probabilitas dan dam- pak (Tabel 2) dapat diketahui bahwa risiko pekerja sakit termasuk dalam kategori risiko moderat.

No Kategori Risiko Referensi Sub-Risiko

6 Clearing & Striping (Ma’ruf and Artiani, 2020); (Gazali, 2021)

Tertimpa pohon hasil clearing Terkena swing manuver alat berat Terjatuh/terperosok lubang hasil striping Menghirup debu/mata terkena debu Lalu lintas umum berada pada area peker- jaan (tidak pada batasnya)

Terkena instalasi utilitas Lanjutan Tabel 1. Identifikasi Risiko

Riza Susanti, Identifikasi dan Penangganan Resiko K3 59

(6)

Tabel 3. Hasil Penelitian

No

Kelom- pok Risiko

Risiko Prob

Biaya Mutu Waktu

Dampak Nilai

Risiko Kategori Dam- pak

Nilai

Risiko Kategori Dampak Nilai Risiko

Kat- egori 1 Lokasi

Kerja

Pekerja Sakit 0,5 0,2 0,1 moderat 0,125 0,0625 moderat 0,125 0,0625 moderat

Kebakaran 0,4 0,4 0,16 tinggi 0,3 0,12 moderat 0,3 0,12 moderat

Kebanjiran 0,3 0,4 0,12 moderat 0,25 0,075 moderat 0,2 0,06 moderat

Tersandung, terkena benda tajam/ pentalan material, terpeleset, terperosok

0,5 0,15 0,075 moderat 0,125 0,0625 moderat 0,125 0,0625 moderat

Tabrakan, tertabrak 0,7 0,4 0,28 tinggi 0,125 0,0875 moderat 0,3 0,21 tinggi

Kemacetan Lalu Lintas 0,6 0,15 0,09 moderat 0,125 0,075 moderat 0,15 0,09 moderat

2 Jalan Akses

Excavator terguling 0,5 0,5 0,25 tinggi 0,25 0,125 moderat 0,2 0,1 moderat

Truck Mengalami kerusakan 0,6 0,3 0,18 tinggi 0,1 0,06 moderat 0,2 0,12 moderat

Truck Terperosok 0,6 0,2 0,12 moderat 0,15 0,09 moderat 0,2 0,12 moderat

Tim survey terkena longsoran 0,4 0,4 0,16 tinggi 0,15 0,06 moderat 0,3 0,12 moderat

3 Galian Terkena swing excavator 0,5 0,4 0,2 tinggi 0,075 0,0375 rendah 0,15 0,075 moderat

Longsoran tebing galian (dgn alat)

0,5 0,6 0,3 tinggi 0,3 0,15 tinggi 0,3 0,15 tinggi

Terkena tumpahan hasil galian, terperosok masuk ke dalam lubang galian

0,6 0,4 0,24 tinggi 0,125 0,075 moderat 0,15 0,09 moderat

Bucket terkena kabel listrik yang ada aliran stroom-nya, pipa gas yang masih aktif

0,5 0,6 0,3 tinggi 0,125 0,0625 moderat 0,2 0,1 moderat

Dump truck angkutan mate- rial tanah rodanya penuh lumpur sehingga mengotori jalan raya bisa mengakibat- kan kecelakaan

0,6 0,5 0,3 tinggi 0,125 0,075 moderat 0,15 0,09 moderat

(7)

No Kelom-

Risikopok Risiko Prob Biaya Mutu Waktu

Dampak Nilai

Risiko Kategori Dampak Nilai

Risiko Kategori Dampak Nilai

Risiko Kat- egori 3 Galian Longsoran tebing galian

(manual) 0,6 0,4 0,24 tinggi 0,15 0,09 moderat 0,2 0,12 moderat

Terkena tumpahan hasil galian, terperosok masuk ke dalam lubang galian

0,6 0,4 0,24 tinggi 0,15 0,09 moderat 0,15 0,09 moderat

Alat gali (cangkul) terkena kabel listrik yang ada aliran stroom-nya, pipa gas yang masih aktif

0,6 0,4 0,24 tinggi 0,125 0,075 moderat 0,2 0,12 moderat

4 Peker- jaan Tim-bunan Tanah

Terserempet / tertabrak

kendaraan 0,5 0,3 0,15 tinggi 0,075 0,0375 rendah 0,1 0,05 rendah

Jalan menjadi berdebu 0,6 0,15 0,09 moderat 0,225 0,135 moderat 0,225 0,135 moderat

Jalan menjadi licin 0,7 0,15 0,105 moderat 0,125 0,0875 moderat 0,125 0,0875 moderat Terkena swing manuver alat

berat 0,6 0,15 0,09 moderat 0,075 0,045 rendah 0,1 0,06 moderat

Terkena cuaca (panas/hu-

jan) 0,6 0,125 0,075 moderat 0,225 0,135 moderat 0,125 0,075 moderat

5 Peker- jaan Struktur

Bekisting roboh 0,5 0,2 0,1 moderat 0,3 0,15 tinggi 0,4 0,2 tinggi

Pekerja terjatuh/ terpele- set, kejatuhan benda dari atas terkena benda tajam/

tumpul, tertimpa bongkaran bekisting

0,5 0,425 0,2125 tinggi 0,075 0,0375 rendah 0,1 0,05 rendah

Bahaya kebakaran 0,3 0,15 0,045 rendah 0,3 0,09 moderat 0,3 0,09 moderat

Pekerja terjatuh/terpeleset, terkena/terbentur benda tajam/tumpul, tertimpa/ terj- epit bongkaran bekisting

0,4 0,25 0,1 moderat 0,075 0,03 rendah 0,15 0,06 moderat

Bekisting ambruk/jebol

pada saat pembuatan 0,4 0,25 0,1 moderat 0,3 0,12 moderat 0,4 0,16 tinggi

Pekerja terjatuh/ terpeleset, kejatuhan benda dari atas, terkena benda tajam, terjepit /tergencet besi tulangan

0,5 0,25 0,125 moderat 0,05 0,025 rendah 0,1 0,05 rendah

lanjutan Tabel 3. Hasil Penelitian

Riza Susanti, Identifikasi dan Penangganan Resiko K3 61

(8)

No Kelompok Risiko Risiko Prob Biaya Mutu Waktu Dam-pak Nilai

Risiko Kategori Dam-

pak Nilai

Risiko Kategori Dam-

pak Nilai

Risiko Kategori 5 Pekerjaan

Struktur Pekerja terjatuh/ terpele- set, kejatuhan benda dari atas, terkena benda tajam, terjepit /tergencet besi tulangan

0,5 0,25 0,125 moderat 0,05 0,025 rendah 0,1 0,05 rendah

Terkena mesin bar cutter/

bar binder 0,4 0,225 0,09 moderat 0,1 0,04 rendah 0,1 0,04 rendah

Pekerja terjatuh/ terpele- set, kejatuhan benda dari atas, terkena benda tajam, tergencet

0,5 0,25 0,125 moderat 0,15 0,075 moderat 0,15 0,075 moderat

Pekerja jatuh dari bucket

betonan 0,5 0,25 0,125 moderat 0,1 0,05 rendah 0,1 0,05 rendah

Pekerja terperosok pada

jembatan pengecoran 0,5 0,25 0,125 moderat 0,25 0,125 moderat 0,25 0,125 moderat

Bahaya bekisting ambruk

akibat pengecoran 0,4 0,3 0,12 moderat 0,4 0,16 tinggi 0,3 0,12 moderat

Terkena spiral screw me-

sin, terjepit/ tergencet 0,4 0,15 0,06 moderat 0,125 0,05 rendah 0,225 0,09 moderat Tersandung/tertusuk besi

dowel/tiebar sambungan 0,3 0,125 0,0375 rendah 0,05 0,015 rendah 0,075 0,0225 rendah Terkena/terserempet, terta-

brak, tergilas 0,3 0,225 0,0675 moderat 0,05 0,015 rendah 0,125 0,0375 rendah

Terperosok masuk ke

dalam drum molen/mixer 0,3 0,225 0,0675 moderat 0,05 0,015 rendah 0,125 0,0375 rendah Menghirup abu semen,

kejatuhan benda dari atas, menginjak/tertusuk/ ter- bentur benda tajam

0,5 0,15 0,075 moderat 0,125 0,0625 moderat 0,1 0,05 rendah

lanjutan Tabel 3. Hasil Penelitian

(9)

lanjutan Tabel 3. Hasil Penelitian No Kelompok

Risiko Risiko Prob

Biaya Mutu Waktu

Dampak Nilai Risiko

Kat-

egori Dampak Nilai Risiko

Kat-

egori Dampak Nilai Risiko

Kat- egori 5 Pekerjaan

Struktur Terkena/tertarik screper 0,5 0,15 0,075 moderat 0,075 0,0375 rendah 0,1 0,05 rendah Pekerja terkena benda

tajam /tumpul, ter- gencet/ terbentur / tertimpa, terpeleset/

terperosok

0,6 0,25 0,15 tinggi 0,075 0,045 rendah 0,1 0,06 moderat

Pekerja terjatuh, ter- peleset, terkena perci- kan api las, tersetrum aliran listrik

0,6 0,25 0,15 tinggi 0,075 0,045 rendah 0,1 0,06 moderat

6 Clearing

& Striping

Tertimpa pohon hasil clearing

0,4 0,15 0,06 moderat 0,05 0,02 rendah 0,075 0,03 rendah

Terkena swing manuver alat berat

0,5 0,25 0,125 moderat 0,125 0,0625 moderat 0,1 0,05 rendah

Terjatuh/terperosok lubang hasil striping

0,6 0,25 0,15 tinggi 0,125 0,075 moderat 0,15 0,09 moderat

Menghirup debu/mata terkena debu

0,5 0,25 0,125 moderat 0,075 0,0375 rendah 0,15 0,075 moderat

Lalu lintas umum bera- da pada area pekerjaan (tidak pada batasnya)

0,5 0,15 0,075 moderat 0,075 0,0375 rendah 0,1 0,05 rendah

Terkena instalasi utili- tas

0,5 0,15 0,075 moderat 0,075 0,0375 rendah 0,1 0,05 rendah

Riza Susanti, Identifikasi dan Penangganan Resiko K3 63

(10)

4. PEMBAHASAN

Berdasarkan analisis diketahui terdapat 3 (tiga) risiko yang termasuk dalam kategori risiko tinggi pada 2 (dua) dari 3 (tiga) kriteria tujuan proyek yaitu biaya, mutu dan waktu pelaksanaan sehingga ketiga risiko ini dikelompokkan sebagai risiko utama. Ketiga risiko utama tersebut adalah risiko adanya tabrakan/ tertabrak, risiko longsoran galian dan risiko adanya bekisting yang roboh. Dari hasil analisis didapatkan bahwa 2 (dua) dari 3 (tiga) risiko yang ada masuk dalam kelompok kategori unsafe condition, di mana risiko yang terjadi pada kondisi lingkungan yang kurang/ tidak aman, dalam risetnya Soetjipto dkk (2021) menyatakan hal yang senada bah- wa risiko akibat unsafe condition sebagai risiko yang terbesar berpotensi terjadi dan memiliki dampak di proyek (Soetjipto, Ul-Haq and Arifin, 2021).

Risiko terjadinya tabrakan/ tertabrak di lokasi proyek menjadi risiko tertinggi karena dalam pelaksanaan, proyek infrastruktur jalan bersinggungan langsung dengan lalu lintas dan banyak menggunakan alat berat dalam pengerjaannya. Sehingga salah satu strategi pengendalian risiko tabrakan/ tertabrak adalah dengan melengkapi proyek dengan rambu-rambu peringatan yang memadai. Selain rambu, menyiapkan pemadam kebakaran juga dianggap perlu karena terjadinya tabrakan/ tertabrak di lokasi proyek akan berpotensi menimbulkan kebakaran di lokasi kerja.

Sementara risiko terjadinya longsoran tebing galian berdasarkan hasil analisis menduduki risiko tertinggi kedua. Longsoran tebing galian pada proyek infrastruktur jalan akan membutuhkan penanganan tambahan yang secara otomatis akan menambah biaya dan waktu pelaksanaan proyek. Contoh proyek jalan yang dalam pembangunan terkena dampak dari risiko longsoran tebing galian adalah Proyek Pembangunan Jalan Tol Paket V Tinalun - Lemah Ireng Semarang- Bawen. Secara umum pengendalian risiko ini adalah dengan membuat galian secara terasering/

bertangga atau memasang turap/ dinding penahan tanah.

Selain risiko akibat unsafe condition, pada jalan juga rentan terjadi risiko K3 akibat unsafe action. Hasil analisis menunjukkan bahwa risiko adanya bekisting yang roboh selama pelaksa- naan proyek masuk dalam kategori risiko tinggi, di mana bekisting yang roboh akan berpotensi menimpa sesuatu, baik pekerja maupun aset proyek yang ada dibawahnya. Jika risiko ini ter- jadi maka jelas akan menimbulkan kerugian bagi proyek. Strategi pengendalian risiko ini dapat berupa adanya gambar shop drawing dan perhitungan kekuatan bekisting berikut perancahnya, pemasangan kelengkapan perkuatan seperti cross bracing, alas dudukan perancah dll, serta ad- anya pengawasan/ inspeksi pemasangan bekisting secara ketat sesuai ITP. Rekapitulasi strategi pengendalian untuk risiko-risiko yang termasuk dalam risiko utama disajikan dalam Tabel 7 berikut:

(11)

Tabel 4. Respon risiko K3 pada pelaksanaan proyek infrastruktur jalan

No Risiko Kategori Risiko Strategi Pengendalian

1 Tabrakan, tertabrak Tinggi 1. Disiapkan pemadam kebakaran 2. Proyek dilengkapi rambu peringatan yang memadai

2 Longsoran tebing galian

Tinggi 3. Galian dibuat terasering/ bertangga, 4. Dipasang turap/ dinding penahan tanah 3 Bekisting roboh Tinggi 5. Ada perhitungan kekuatan bekisting

berikut perancahnya,

6. Ada gambar shop drawing

7. Pemasangan kelengkapan perkuatan sep- erti cross bracing, alas dudukan perancah dll, 8. Adanya pengawasan/ inspeksi pemasan- gan bekisting secara ketat sesuai ITP

Strategi pengendalian merupakan salah satu bentuk respon terhadap risiko di mana tindakan yang dilakukan disesuaikan untuk masing-masing risikonya. Strategi pengendalian dapat dijadi- kan acuan guna meminimalisir potensi terjadinya risiko atau menekan dampak yang diakibatkan dari risiko tersebut atau lebih luas strategi pengendalian dapat dijadikan acuan bagi stakeholder untuk menekan angka kecelakaan kerja pada pelaksanaan proyek infrastruktur jalan. Selain itu menekankan pentingnya penerapan K3 dalam proyek juga perlu untuk meningkatkan kesadaran pekerja selama berada di lokasi proyek. Upaya mitigasi yang dapat dilakukan secara umum an- tara lain melakukan penyuluhan terkait K3 bagi para pekerja sebelum memulai pekerjaan, dan menerapkan tindakan pencegahan dengan mengharuskan pekerja menggunakan peralatan K3 selama berada di lokasi proyek (Rahmawati and Tenriajeng, 2020).

5. SIMPULAN

Proyek jalan sarat dengan risiko, salah satu risiko yang kerap terjadi adalah risiko terkait K3.

Berdasarkan hasil identifikasi terdapat 6 (enam) kategori risiko yang kerap terjadi pada proyek jalan yaitu risiko terkait lokasi, risiko jalan akses, risiko galian, risiko timbunan, risiko struktur dan risiko clearing & striping. Jika menilik lebih detail lagi, maka dapat diketahui bahwa ke- jadian yang memiliki risiko tinggi atau berpotensi sering terjadi dan memiliki dampak besar bagi proyek adalah risiko adanya tabrakan/ tertabrak, risiko longsoran galian dan risiko adanya beki- sting yang roboh. Selanjutnya mitigasi diperlukan untuk mengurangi dampak dan meminimalisir potensi terjadinya risiko tersebut.

Riza Susanti, Identifikasi dan Penangganan Resiko K3 65

(12)

6. DAFTAR PUSTAKA

Akbar, A. A. (2019) Perencanaan Sistem Manajemen K3 (SMK3) Pada Pekerjaan Erection Gir der Proyek Relokasi Jalan Tol Ruas Porong-Kejapanan dengan Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko dan Pengendalian Menggunakan Metode HIRARC. Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

Alfarezi, I. A., Soetjipto, J. W. and Arifin, S. (2021) ‘Analisis Risiko Keselamatan Dan Kesehat an Kerja (K3) Pada Masa Pandemi Covid-19 Dengan Metode Bowtie Analysis’, Jurnal Teknik Sipil, 10(2), pp. 96–105. doi: 10.24815/jts.v10i2.21923.

Alfons Willyam Sepang Tjakra, B. J., Ch Langi, J. E. and O Walangitan, D. R. (2013) ‘Manaje men Risiko Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Pada Proyek Pembangunan Ruko Orlens Fashion Manado’, Jurnal Sipil Statik, 1(4), pp. 282–288.

Aulia Chairunnisa Kusumawati; Nunung Martina (2019) ‘ANALISIS BIAYA PENGENDAL IAN RISIKO K3 PADA PEKERJAAN PEMELIHARAAN JALAN TOL BERDASARKAN PERMEN PU NO 07/PRT/M/2019 DAN SE MENTERI PUPR NO 11/SE/M/2019’, in Semi nar Nasional Teknik Sipil Politeknik Negeri Jakarta.

Gazali, A. M. H. C. A. (2021) PENILAIAN RESIKO DAN ALTERNATIF SOLUSI PENGEN DALIAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PROYEK PELEBARAN JALAN HANDIL BAKTI. Universitas Islam Kalimantan.

Hartanto, D. and Siahaan, R. (2018) ‘Pengaruh Pengetahuan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Terhadap Perilaku Pekerja Konstruksi Pada Proyek Jalan Tol Bogor Ringroad Seksi IIB’, Seminar Nasional Sains dan Teknologi, pp. 1–11.

Hidayati, R. et al. (2017) ‘Analisis Variabel-Variabel Risiko pada Pelaksanaan Proyek Konstruk si Jalan’, Jurnal Ilmiah Rekayasa Sipil, 14(2), pp. 46–56. doi: 10.30630/jirs.14.2.106.

Kalangit, S. V. N., Mannopo, F. J. and Lumeno, S. S. (2019) ‘Model Pengelolaan Risiko Pada Pembangunan Jalan’, Jurnal Sipil Statik, 7(1), pp. 1–14.

Kholida, L., Kinanti, N. A. and Yoseva, P. B. (2020) ‘Simulasi Model Resiko Pengendalian Pe kerjaan Erection PCI Girder Proyek Pembangunan Jalan Tol Kunciran-Cengkareng’, Rekaya sa Sipil, 9(2), p. 59. doi: 10.22441/jrs.2020.v09.i2.04.

Ma’ruf, A. and Artiani, G. P. (2020) … Risiko Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (K3) Pada Seksi A Tahap 1 Ruas Sunter-Pulo Gebang Proyek Pembangunan 6 (Enam) Ruas Jalan Tol Dalam Kota Jakarta. INSTITUT TEKNOLOGI PLN. Available at: http://156.67.221.169/3300/.

PMI (2018) A Guide To The Project Management Body of Knowledge (PMBOK Guide) Fifth Edition. 5th edn. Edited by I. Project Management Institute. Pennsylvania: Project Manage ment Institute, Inc.

Putra, C., Indonesia, U. H. and Hirac, M. (2019) ‘Analisis Risiko K3 Pada Proyek Pelebaran

(13)

Jalan Arteri Perkotaan Denpasar’, in Seminar Nasional Infrastruktur Berkelanjutan Era Rev olusi Industri 4.0, pp. 7–12.

Rahmawati, N. and Tenriajeng, A. T. (2020) ‘Analisis Manajemen Risiko Pelaksanaan Pem bangunan Jalan Tol (Studi Kasus : Proyek Pembangunan Jalan Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu)’, Rekayasa Sipil, 14(1), pp. 18–25. doi: 10.21776/ub.rekayasasipil.2020.014.01.3.

Sholihah, Q. (2018) ‘Implementasi Sistem Manajemen K3 Pada Konstruksi Jalan Sebagai Upa ya Pencegahan Kecelakaan Kerja’, Buletin Profesi Insinyur, 1(1), pp. 25–31. doi: 10.20527/

bpi.v1i1.6.

Soetjipto, J. W., Ul-Haq, O. H. and Arifin, S. (2021) ‘Asesmen Pelaksanaan Kesehatan dan Ke selamatan Kerja pada Proyek Konstruksi dan Sistem Pengambilan Keputusan Menggunak an Metode Fault Tree Analysis’, Jurnal Bina Ketenagakerjaan, 2(2), pp. 133–147. Available at: http://jurnalbinaker.pusdiklat.kemnaker.go.id/index.php/binaker/article/view/36/20.

Riza Susanti, Identifikasi dan Penangganan Resiko K3 67

(14)

Referensi

Dokumen terkait

119-129 Knowledge, Abilities, Skills and Its Impact on Business Performance of Business Actors in the Culinary Sector Nurul Sukriani1, Dian Febrina2, Diana Sri Dewi3 1Sekolah