• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi Pengendalian Resiko Pada PTN BLU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Strategi Pengendalian Resiko Pada PTN BLU"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

Strategi Pengendalian Resiko Pada PTN BLU

oleh:

Prof. Dr. Jamal Wiwoho, S.H., M.Hum.

Inspektur Jenderal Kemenristekdikti

Disampaikan

Dalam rangka pelaksanaan Workshop Perencanaan Anggaran, Sistem Keuangan dan Pelaporan Badan Layanan Umum Universitas

Negeri Gorontalo

Hotel Oria Jakarta, Wahid Hasyim 13 April 2016

1

(2)

Curiculum Vitae

Nama : Prof Dr. H. JAMAL WIWOHO, S.H., M.Hum.

Tempat tgl lahir : Magelang, 8 November 1962

: Jl Manunggal 1/43 Solo, Jateng 0271-856848

: S1 FH UNS, S2 Hukum Ekm & Tek Undip, S3 PDIH Undip : Berkeluarga, 1 Istri , 3 Anak

: 08122601681

: [email protected] atau [email protected] : www.jamalwiwoho.com

: @jamalwiwoho : jamalwiwoho Tempat tinggal

Pendidikan Status

HP

e-mail Website Twitter Facebook

Pekerjaan Pengalaman

: - Inspektur Jenderal Kemenristek Dikti : - Wakil Rektor II UNS Surakarta

- Ketua forum PR II / WR II Se – Indonesia - Sekretaris Prodi S3 Ilmu Hukum FH UNS - Dosen S1/S2/S3 FH UNS Solo

- Lain-lain:

 Reviewer Nasional DP2M Dikti, Tim PAK Dikti, Instruktur Brevet, Konsultan DPRD Ngawi- Jatim, DPRD Karanganyar-Jateng, DPRD Surakarta, DPRD Balikpapan, Konsultan IAPI, Konsultan Pemda Ngawi, Pemda Magetan Jatim, Pemkot Gorontalo, Saksi Ahli di beberapa Pengadilan, dll.

(3)

LATAR BELAKANG

Di Amerika Serikat pada tahun 2001 terjadi skandal Enron, sebuah perusahaan perdagangan energi

menggunakan Neraca perusahaan untuk

menyembunyikan jumlah hutang terbesarnya dalam laporan keuangannya. Transaksi dalam neraca diatur dengan mencampurkan keuntungan pribadi yang

dibuat dari transaksi fiktif.

Pada saat yang hampir bersamaan, banyak perusahaan di Amerika Serikat yang dituduh

melakukan kecurangan, antara lain perusahaan telekomunikasi Worldcom, Global Crossing, Xerox, Kmart, Tyco International, Merc &Co, Stanley Works, dan ImClone

3

(4)

Bahaya…?

Konsekuensi…?

Ancaman…?

Probabilitas…?

Ketidakpastian…?

Apa itu Risiko?

(5)

PENGERTIAN RESIKO

5

Kemungkinan terjadinya sesuatu yang akan menghambat pencapaian tujuan

(AS/NZS 4350:2004)

Pengaruh Ketidakpastian terhadap tujuan (ISO 31000 :2009)

Kemungkinan kejadian yang menganacm tujuan dan sasaran instansi pemerintah

(PP 60/2008 pasal 3 ayat 1b)

(6)

DEFINITION OF RISK

USA: Risk is the posibility that an event will occur and

adversely affect the achievement of objective (COSO, 2004).

Australia:

The chance of ssomething happening that will have an impact upon objectives (AS/NZS 4360:2004).

Japan:

A combination of the probability of an event and its consequence (JIS Q 2001).

Uncertainty of occurence of an event Indonesia:

Risiko adalah segala sesuatu yang berdampak

negatif terhadap pencapaian tujuan yang diukur

berdasarkan kemungkinan dan dampaknya

(7)

RISK MANAGEMENT REGULATIONS

AMERIKA SERIKAT:

* Sarbanes-Oxley Act (2002);

* COSO Internal Control Integrated Framework (1992);

* COSO Enterprise Risk Management Integrated Framework (2004).

INGGRIS:

* The Combined Code on Corporate Governance (2006);

* Turnbull Report: Internal Control (2005).

Australia:

* Principle of Good Corporate Governance and Best Practice Recommendations (2003);

* AS/NZS 4360:2004 Risk Management (2004).

Jepang:

* Guidelines for Development and Implementation of Risk Management System (2001);

* Guidelines for Internal Control that Functions Together with Risk Management (2003).

INDONESIA:

* PP No.60/2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah;

* Permenkeu No. 191/PMK.09/2008 tentang Penerapan Manajemen Risiko di Lingkungan Departemen Keuangan.

7

(8)

SUMBER RISIKO (Pasal 16 huruf b)

• Peraturan perundangan-undangan baru

• Perkembangan teknologi

• Bencana alam dan

• Gangguan keamanan

EKSTERNAL

• Keterbatasan dana operasional,

• Sumber daya manusia yang tidak kompeten

• Peralatan yang tidak memadai

• Kebijakan dan prosedur yang tidak jelas, dan

• Suasana kerja yang tidak kondusif

INTERNAL

(9)

NO RISIKO AKAN BERAKIBAT… ILUSTRASI 1 Tujuan lebih lama tercapai

2 Tujuan tercapai sebagian saja (<100%)

3 Tujuan tidak tercapai sama sekali

4 Tujuan tercapai namun lebih mahal biayanya

5 Tujuan melenceng

Waktu lebih lama Waktu lebih lama

A A B B

A A B B

A A B B

Biaya lebih mahal Biaya lebih mahal

A A B B

A A B B

C C Keterangan:

= RISIKO Keterangan:

= RISIKO

9

(10)

TUJUAN PENILAIAN RISIKO

1. Mengidentifikasi dan menguraikan semua risiko-risiko potensial yang berasal baik dari faktor internal maupun faktor eksternal;

2. Memeringkat risiko-risiko yang memerlukan perhatian manajemen instansi dan yang memerlukan penanganan segera atau tidak memerlukan tindakan lebih lanjut; dan

3. Memberikan suatu masukan atau rekomendasi untuk meyakinkan bahwa terdapat risiko-risiko yang menjadi prioritas paling tinggi untuk dikelola dengan efektif.

1. Mengidentifikasi dan menguraikan semua risiko-risiko potensial yang berasal baik dari faktor internal maupun faktor eksternal;

2. Memeringkat risiko-risiko yang memerlukan perhatian manajemen instansi dan yang memerlukan penanganan segera atau tidak memerlukan tindakan lebih lanjut; dan

3. Memberikan suatu masukan atau rekomendasi untuk

meyakinkan bahwa terdapat risiko-risiko yang menjadi

prioritas paling tinggi untuk dikelola dengan efektif.

(11)

Tahapan Penilaian Risiko (PP 60/2008)

11

PENETAPAN TUJUAN

• Tujuan IP

• Tujuan tingkat kegiatan

IDENTIFIKASI RISIKO

• Sumber risiko internal dan eksternal

IDENTIFIKASI RISIKO

•Pengaruh/dampa k risiko terhadap pencapaian tujuan

PENILAIAN RISIKO

PENILAIAN RISIKO

(12)

JENIS RISIKO

Risiko Melekat (Inherent Risk),

Risiko Pengendalian (Control Risk),

Risiko Deteksi (Detection Risk)

(13)

13

IDENTIFIKASI RISIKO

Identifikasi risiko dapat dilakukan dengan cara retrospektif (retrospectively) dan prospektif (prospectively)

Risiko retrospektif (retrospective risks)

Adalah risiko-risiko yang sebelumnya telah terjadi, seperti insiden atau

kecelakaan

Identifikasi risiko retrospektif biasanya merupakan cara yang sangat umum

dan mudah untuk mengidentifikasi risiko

Risiko prospektif (prospective risks)

Adalah risiko-risiko/sesuatu yang belum terjadi, tetapi mungkin terjadi

beberapa waktu yang akan datang

Biasanya lebih sulit untuk diidentifikasi

(14)

SUMBER INFORMASI RESIKO

Sumber informasi risiko retrospektif :

Metode untuk mengidentifikasi risiko prospektif

• Daftar atau register insiden/bahaya;

• Laporan audit, hasil evaluasi, dan penilaian lainnya

• Keluhan pelanggan/stakeholders;

• Dokumen dan laporan;

• Staf lama atau survai pelanggan; dan

• Media profesional atau surat kabar, seperti jurnal atau websites

• Brainstorming dengan staf atau pemangku kepentingan eksternal.

• Riset ekonomi, politik, legislatif, dan lingkungan operasi.

• Wawancara dengan orang-orang atau organisasi yang relevan

• Survai staf atau pelanggan untuk mengidentifikasi isu-isu atau problem yang diantisipasi

• Bagan arus suatu proses

• Mereviu desain sistem atau membuat teknik-teknik analisis sistem

• Analisis SWOT

(15)

SUMBER INFORMASI RESIKO

Sumber informasi risiko retrospektif:

• daftar atau register insiden/bahaya;

• laporan audit, hasil evaluasi, dan penilaian lainnya;

• keluhan

pelanggan/stakeholders;

• dokumen dan laporan;

• staf lama atau survai pelanggan; dan

• media profesional atau surat kabar, seperti jurnal atau websites.

Metode untuk mengidentifikasi risiko prospektif

• brainstorming dengan staf atau pemangku kepentingan eksternal.

• Riset ekonomi, politik, legislatif, dan lingkungan operasi.

• wawancara dengan orang-orang atau organisasi yang relevan.

• survai staf atau pelanggan untuk

mengidentifikasi isu-isu atau problem yang diantisipasi.

• Bagan arus suatu proses.

• Mereviu desain sistem atau membuat teknik-teknik analisis sistem.

• Analisis SWOT.

15

(16)

KEBIJAKAN RISIKO

 Membangun kebijakan risiko dan mekanisme

pendukungnya −› kerangka bagi pelaksanaan rencana penilian risiko yang efektif

 Pimpinann instansi menyatakan kebijakannya secara tertulis tentang pengelohaan risiko, yaitu: tujuan dan komitmen terhadap pengelolaan risiko

 Kebijkan pimpinan relevan dengan konteks strategik, yujuan, sasaran, serta sifat kegiatan instansi

 Manajemen harus memastikan bahwa kebijakan tersebut

dipahami, diimplementasikan, dan dipelihara pada setiap

level pejabat atau pegawai.

(17)

PROGRAM IMPLEMENTASI

1

an in mp an Pi ajar ari J n d nga uku •D

2

al on tusi sti an In ebijak n K gu ban •Mem

3

an ebijak K kan asi nik mu gko •Men

4

si stan In at ngk a Ti pad iko Ris ola gel •Men

5

an iat Keg at ngk a Ti pad iko Ris ola gel •Men

6

ko isi u R evi R dan or nit •Mo

17

(18)

KESIMPULAN MANAJEMEN RISIKO

Manajemen Risiko merupakan tugas pimpinan organisasi;

Pimpinan membentuk Unit Manajemen Risiko dalam lingkungan kerjanya;

Unit Manajemen Risiko melakukan identifikasi risiko, pemetaan risiko, penaksiran risiko, penetapan risiko yang dapat diterima, penyusunan prioritas risiko, dan penanganan risiko.

Auditor melakukan Audit Berbasis Risiko berdasarkan

kriteria yang telah ditetapkan oleh Unit Manajemen

Risiko;

(19)

REKOMENDASI MANAJEMEN RISIKO

• Perlu juklak/juknis/POS Manajemen Risiko;

• PTN/Politeknik/Kopertis menugasi BAPSI/Bg Perencanaan atau membentuk Unit

Manajemen Risiko;

• SPI dapat membantu merumuskan manajemen risiko.

• SPI mengecek/memastikan bahwa risiko telah dimitigasi;

• Inspektorat Jenderal dan auditor eksternal menguji keandalan manajemen risiko.

19

(20)

RISIKO UTAMA INSPEKTORAT JENDERAL

NO SUMBER RISIKO PERNYATAAN RISIKO

1 SDM Jumlah SDM Itjen yang belum memadai Kualitas SDM Itjen yang belum memadai

2 DANA

Belum teralokasikan dana Satker Itjen yang memadai

Belum tersedianya alokasi dana untuk peningkatan kesejahteraan pegawai secara memadai

3 PERALATAN Belum tersedianya komputer yang memadai

Belum tersedianya Alat Tulis Kantor yang memadai

4 SISDUR

Belum tersedianya sistem dan prosedur pengawasan intern yang memadai

Belum tersedianya sistem dan prosedur pertanggungjawaban keuangan yang memadai

Belum tersedianya sistem dan prosedur pelaporan kinerja yang memadai

5 SARPRAS

Belum tersedianya ruangan kerja yang memadai Belum tersedianya alat transportasi yang memadai

(21)

POLA PENGELOLAAN KEUANGAN BLU

1. Berkedudukan sebagailembagapemerintah (bukan kekayaan negara yang dipisahkan)

2. Menghasilkan barang/jasa yang seluruhnya/sebagian

dijual kepada publik

3. Tidak mengutamakan mencari keuntungan (laba)

4.

Dikelolasecaraotonom dengan prinsip efisiensi dan

produktivitas ala korporasi

5. Rencana kerja/anggarandan pertanggungjawaban

dikonsolidasikan pada instansi induk

6. Pendapatan BLU dapat digunakan langsung

7.

Pegawaidapatterdiri dari PNSdan Profesional Non-

PNS

8. Bukan sebagai subyek

pajak

21

(22)

FLEKSIBILITAS PENGANGGARAN

Belanja  flexible budget dengan ambang batas.

Pengelolaan Kas  pemanfaatan idle cash, hasil untuk BLU

Pengelolaan Piutang  dapat

memberikan piutang usaha, penghapusan piutang sampai batas tertentu

Utang dapat melakukan utang sesuai jenjang, tanggung

jawab pelunasan pada

BLU Investasi  jangka panjang ijin Menkeu

Pengelolaan Barang  dapat dikecualikan dari aturan umum

pengadaan, barang inventaris dapat dihapus BLU

Remunerasi  sesuai tingkat tanggung

profesionalis me

1. Pendapatan  dapat digunakan langsung 2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9. Surplus/Defisit surplus dapat digunakan

jawa b

untuk

da n tahu n

berikutnya, defisit dapat dimintakan dari APBN.

10. Pegawai : PNS dan Profesional Non-PNS

11. Organisasi dan nomenklatur

(diserahkan kepada ybs dengan persetujuan Menpan K/L & BLU

(23)

BUDGET REALISASI

P E N D

A P A T A N

B E L A N J A

P N E D A

P A T A N

P E N

D P T N

B E L A N J A

B E L A

N J A

FLEXIBLE

% Ambang Batas

RKA- KL

DIP A

FLEXIBLE BUDGET

Pasal 3

23

(24)

M A P P I N G

Proses

Penyusunan :

Penerimaan

&

Pengeluaran

 Pendapatan dari Layanan

 Hibah tidak terikat dan/atau terikat

 Hasil Kerja sama dan/atau hasil usaha lainnya

 Penerimaan lainnya yang sah

 Didanai RM

 Didanai PNBP BLU

 Didanai dari pembiayaan

 Didanai dari Saldo Awal Kas

C

A S H B A S

RBA

1.PENDAPATAN :

Ikhtisar RBA

2.BELANJA

Bel Pegawai Bel Barang Bel Modal

(25)

BELANJA PEGAWAI

25

Belanja Pegawai merupakan belanja pegawai yang

berasal dari APBN (RM), sedangkan belanja

pegawai yang didanai dari PNBP BLU dimasukkan

ke dalam Belanja Barang BLU.

(26)

BELANJA BARANG

1. Belanja Barang terdiri dari Belanja Barang yang berasal dari APBN (Rupiah Murni) dan Belanja Barang yang didanai dari PNBP BLU.

2. Belanja Barang yang didanai dari PNBP BLU terdiri dari

Belanja Gaji dan Tunjangan, Belanja Barang, Belanja Jasa,

Belanja Pemeliharaan, Belanja Perjalanan, dan Belanja

Penyediaan Barang dan Jasa BLU Lainnya yang berasal dari

PNBP BLU, termasuk Belanja Pengembangan SDM.

(27)

13

BELANJA MODAL

Belanja Modal yang berasal dari

APBN (RM)

Belanja Modal BLU

berasal dari PNBP

 Belanja Modal Tanah;

 Belanja Modal Gedung dan Bangunan;

 Belanja Modal Peralatan dan Mesin;

 Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan;dan

 Belanja Modal Fisik Lainnya (mencakup antara

lain pengeluaran untuk perolehan aset tidak

pengembangan aplikasi/ software yang

berwujud, memenuhi kriteria aset tak berwujud)

27

(28)

Penerimaan Pembiayaan BLU

Pengeluaran Pembiayaan

BLU

 pinjaman jangka pendek;

 pinjaman jangka panjang;dan/atau

 penerimaan kembali/

penjualan investasi jangka panjang BLU

pembayaran pokok pinjaman;

pengel. investasi jangka panjang; dan /atau

pemberian pinjaman.

PEMBIAYAAN BLU

(29)

JANGAN SAMPAI SEPERTI INI

Mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral

Mantan Menteri Pemuda dan Olahraga Mantan Menteri Agama

29

(30)

Terima kasih

Referensi

Dokumen terkait

Penerapan manajemen risiko yang dilakukan oleh BMT Al-Hasanah Cabang Jati Mulyo Lampung Selatan yaitu dengan cara melakukan proses manajemen risiko (identifikasi risiko,

Untuk dapat melakukan identifikasi dan analisis risiko di Sekretariat Jenderal DPR RI, diperlukan Pedoman Teknis mengenai Penerapan Manajemen Risiko sebagai panduan bagi

Sehingga dalam penyusunan pemetaan risiko bencana tanah longsor Kota Semarang dapat menggunakan VCA modifikasi rumus PERKA dimana klasifikasi tingkat risiko rendah

Penerapan manajemen risiko di PTPN IV Unit Usaha Pabatu secara umum telah dilakukan sesuai PP No.50 tahun 2012 tentang identifikasi bahaya, penilaian dan pengendalian

(3) Penetapan petunjuk pelaksanaan Manajemen Resiko unit eselon I sebagaimana dimaksud pada ayat (2) mengacu pada kebijakan yang ditetapkan komite Manajemen Risiko

1) Mengkoordinasikan dan memonitor kegiatan identifikasi potensi di wilayah kerja Kanca dalam mendukung penyusunan Pasar Sasaran (PS), Kriteria Risiko yang

Untuk dapat melakukan identifikasi dan analisis risiko di Sekretariat Jenderal DPR RI, diperlukan Pedoman Teknis mengenai Penerapan Manajemen Risiko sebagai panduan bagi

Sehingga berdasarkan hal tersebut, maka dipandang perlu dilakukannya penelitian terkait manajemen risiko yang mencakup identifikasi risiko dan analisis risiko, yang bertujuan untuk