• Tidak ada hasil yang ditemukan

Identifikasi Desain Jaringan Manajemen Rantai Pasok Gula Merah di Kota Lumajang

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Identifikasi Desain Jaringan Manajemen Rantai Pasok Gula Merah di Kota Lumajang "

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

E-ISSN: 2622-304X, P-ISSN: 2622-3031 Available online at:

http://proceedings.itbwigalumajang.ac.id/index.php/progress

Identifikasi Desain Jaringan Manajemen Rantai Pasok Gula Merah di Kota Lumajang

Emmy Ermawati1, Mohammad Atoillah2, Yessy Anggraeni3, Istichomah4

Department of Managemet, Institut Teknologi dan Bisnis Widya Gama Lumajang, Indonesia1,2,3,4 Email: emmy.ermawati01@gmail.com

Abstrak

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui desaian jaringan manajemen rantai gula merah yang memberikan nilai tambah sehingga menguntungkan para industri dan pekebun, untuk mengetahui suatu rantai pasok gula merah bisa berjalan secara efektif dan efisien. Jenis penelitian ini yaitu penelitian diskriptif dengan pendekatan kualitatif dimana data yang diperoleh dari suatu Kelurahan Gondoruso dan Kalibendo Kecamatan Pasirian Kabupaten Lumajang dalam bentuk wawancara dan analisis ini menggunakan sistem informasi dari Kelurahan Gondoruso dan Kalibendo Kecamatan Pasirian Kabupaten Lumajang. Data yang digunakan adalah data primer, dimana data diolah dari data dokumentasi. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa Hasil identifikasi desain jaringan manajemen rantai pasok gula merah pada Kelurahan Gondoruso dan Kalibendo di Kota Lumajang meliputi pekebun kelapa-industry-distributor yang menyalurkan kepada konsumen. Hasil observasi dilapangan menunjukan bahwa desain jaringan yang ada sangat menguntungkan dan memberikan nilai tambah ke pihak pekebun. Tapi kalau kepada industrinya sendiri terkadang mendapatkan keuntungan bahkan bisa mengrugikan. Sedangkan untuk mengetahui suatu rantai pasok gula merah bisa berjalan secara efektif dan efisien perlu adanya penerapan kerja sama antar perusahaan. Perlu adanya penerapan desaian jaringan manajemen rantai pasok.

Kata Kunci: Manajemen Rantai Pasok, Desain Jaringan, Gula Merah.

PENDAHULUAN

Indonesia adalah negara yang subur, memiliki banyak lahan pertanian dan perkebunan sehingga Indonesia dikenal memiliki Sumber Daya Alam (SDA) yang melimpah. Kekayaan sumber daya alam Indonesia khususnya pada sektor perkebunan dapat mendukung ketahanan pangan dengan memaksimalkan SDA yang tersedia. Data BPS Indonesia (2016) menginformasikan luas areal tanaman perkebunan kelapa di Indonesisa cukup potensial seluas 3.533,3 ribu Ha dan merupakan luas areal tanaman perkebunan terluas kedua setelah kelapa sawit.

Pohon kelapa memiliki banyak sekali manfaat yang sangat melimpah dan belum termanfaatkan secara maksimal. Beberapa pemanfaatan kelapa yang dapat digunakan sebagai produk jadi diantaranya sebagai bahan baku kosmetik, karbon aktif, bahan baku obat-obatan dan lain sebagainya. Selain itu, kelapa memiliki cairan yang berasal dari bunga kelapa (mayang) yang disebut Nira dan memiliki kandungan kadar gula tinggi. Produk yang dapat dihasilkan dari nira antara lain gula kelapa, gula semut, biotanol dan pakan lebah (Mugiono, Marwanti, & Awami, 2014) .Khusus untuk nira dari pohon kelapa ini juga dapat diolah dengan cara diambil dan dikeringkan menjadi komoditi perdagangan bernilai ekonomis, yang disebut kopra. Kopra adalah daging buah kelapa yang dikeringkan yang merupakan salah satu produk turunan buah kelapa yang sangat penting karena merupakan bahan baku pembuatan minyak kelapa.

(2)

Desa Gondoruso dan Kalibendo Kecamatan Pasirian merupakan salah satu Kecamatan yang ada di Kabupaten Lumajang sebagian besar wilayahnya merupakan daerah pertanian, dan tercatat sebagai sentra penghasil kelapa dan gula merah. Dengan curah hujan yang tinggi menyebabkan bahan baku dan kayu bakar terkadang sulit didapat, karena pohon yang licin dan kayu untuk mengolah nira menjadi basah mengakibatkan nyala api kurang maksimal. Kelurahan Gondoruso dan Kalibendo Kecamatan Pasirian Kabupaten Lumajang merupakan daerah yang banyak ditumbuhi tanaman kelapa. Kedua kelurahan di Kecamatan Pasirian ini menjadi salah satu penghasil tanaman kelapa di Lumajang. Walaupun kenyataannya, dari tahun-ketahun luas perkebunan tanaman kelapa yang ada semakin berkurang karna adanya alih fungsi lahan yang sebagian besar dijadikan pemukiman/perumahan (Paramita, Rizal, Sulistyan, Taufiq, & Dimyati, 2021).

Gula merupakan salah satu bahan pangan penting yang termasuk sembilan bahan pokok dan harganya langsung ditangani oleh pemerintah(Ariesa & Tinaprilla, 2012). Gula kelapa berperan dalam industri makanan, baik ditingkat industri rumah tangga, kecil, menengah maupun industri besar. Permintaan gula kelapa akan terus meningkat seiring dengan bertambahnya penduduk. Usaha gula kelapa berpeluang besar untuk meningkatkan perekonomian daerah. Kabupaten Lumajang merupakan daerah yang mayoritas masyarakatnya bermata pencarian sebagai petani dan berkebun.

Salah satu sentra perkebunan yang berpotensial di Kabupaten Lumajang adalah perkebunan kelapa.

Luas tanaman perkebunan kelapa di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur seluas 8.129 Ha dengan produksi sebesar 8.136 ton(Azwir, 2017). Peluang untuk membuat gula merah kelapa sangat terbuka lebar, karena persaingan semakin hari semakin sedikit pengrajin yang menekuni kegiatan penyadapan pohon kelapa. Namun sangat disayangkan karena semakin hari jumlah pohon kelapa yang sudah tua banyak yang ditebang guna untuk bahan bangunan, pohon yang terlalu tinggi sehingga sang pemilik pohon takut untuk memanjatnya, menyebabkan pohon kelapa semakin hari semakin langka. Penanaman kembali pun masih lama prosesnya karena pertumbuhan dari pohon kelapa itu sendiri lama, sehingga perlu waktu yang lama juga untuk menunggu pohon kelapa bisa berproduksi.

Perusahaan harus memutuskan suatu strategi rantai pasokan dalam rangka memperoleh barang dan jasa dari luar. Strategi pertama adalah pendekatan bernegosiasi dengan banyak pemasok dan mengadu satu pemasok dengan pemasok lain. Strategi kedua adalah mengembangkan hubungan

“kemitraan” jangka panjang dengan sedikit pemasok untuk memuaskan pelanggan. Strategi ketiga adalah integrasi vertikal, dimana perusahaan dapat memutuskan untuk menggunakan integrasi balik secara vertikal dengan benar-benar membeli pemasok tersebut. Variasi keempat adalah kombinasi sedikit pemasok dengan integrasi vertikal yang dikenal sebagai keiretsu. Dalam keiretsu, pemasok menjadi bagian dari kesatuan perusahaan. Strategi kelima atau terakhir adalah mengembangkan perusahaan maya yang menggunakan para pemasok sesuai dengan kebutuhan (Merrick, 2004).

Desain jaringan merupakan suatu kegiatan penting yang harus dilakukan pada manajemen rantai pasokan. Mengambil keputusan dalam sebuah desain jaringan memiliki dampak atau pengaruh yang sangat signifikan (Sulistyan, 2017). Sebuah kinerja dalam pengambilan keputusan desain jaringan akan menentukan susunan dari manajemen rantai pasokan. Manajemen rantai pasok yang terintegerasi akan meningkatkan keseluruhan nilai yang dihasilkan oleh jaringan-jaringan tersebut.

Desain jaringan merupakan suatu kegiatan penting yang harus dilakukan pada manajemen rantai pasokan. Implementasi strategi rantai pasok hanya bisa berlangsung secara efektif apabila rantai pasok memiliki jaringan dengan konfigurasi yang sesuai (Pujawan, 2005). Desain jaringan merupakan suatu kegiatan penting yang harus dilakukan pada manajemen rantai pasokan.

Mengambil keputusan dalam sebuah desain jaringan memiliki dampak atau pengaruh yang sangat signifikan. Sebuah kinerja dalam pengambilan keputusan desain jaringan akan menentukan susunan dari manajemen rantai pasokan. Manajemen rantai pasok yang terintegerasi akan meningkatkan keseluruhan nilai yang dihasilkan oleh jaringan-jaringan tersebut (Budiman, Massie, & Wullur, 2015). Desaian jaringan merupakan suatu rencana untuk membentuk struktuk jaringan didalam suatu organisasi yang digunakan untuk menghubungankan sistem-sistem yang sudah dibuat dengan menerapkan beberapa metode diantaranya:

a. Untuk Mengontrol suatu Jaringan b. Untuk Memonitor suatu Jaringan

c. Untuk Merencanakan komponen sistem dan jaringan pada sebuah organisasi tersebut.

(3)

Menurut Mahendrawathi & Pujawan (2007), supply chain adalah jaringan perusahaan-perusahaan yang bekerjasama dalam menciptakan dan menghantarkan suatu produk ke tangan pemakai akhir.

Perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam rantai pasok seperti supplier, pabrik, distributor, toko atau retailer, serta perusahaan-perusahaan pendukung seperti perusahaan jasa transportasi dan jasa logistik.

Pada suatu supply chain biasanya ada 3 macam aliran yang harus dikelola dengan baik dan benar.

Pertama adalah aliran uang dan sejenisnya yang mengalir dari hilir ke hulu seperti invoice dan syarat pembayaran. Yang kedua adalah aliran barang yang mengalir dari hulu (upstream) ke hilir (downstream).

Mengemukakan bahwa Manajemen Operasional adalah serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan mengubah input menjadi output. Selanjutnya, perlu pula melihat definisi manajemen operasional sebagai suatu tipe ilmu manajemen dari manajemen fungsional perusahaan manurut pandangan para pakar manajemen operasional(Heizer & Render, 2008). Manajemen Operasional (Operations Management) menurut Chase dan Aquilano, Chase, Aquilano, dan Jacobs, Russel dan Taylor, Adam dan Ebert pada pokoknya merupakan sejumlah kegiatan yang berhubungan dengan pendesainan, kegiatan transformasi (operations), dan perbaikan sistem yang berfungsi untuk menciptakan dan menyerahkan keluaran yang dihasilkan oleh perusahaan, baik produk barang ataupun jasa. Identifikasi Desain Jaringan Manajemen Rantai Pasok Gula Merah di Kota Lumajang.

METODE

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif berupa kajian pustaka dengan analisa diskriptif dan pengamatan sosial yaitu suatu proses untuk menghasilkan pengetahuan baru tentang ‘dunia sosial’

(kehidupan sosial) secara pendekatan ilmiah dengan tujuan penelitian yakni menjelaskan kehidupan sosial dan memprediksi kejadian dari identifikasi desaian jaringan manajemen rantai pasok dula merah di Kota Lumajang (Sulistyan, Pradesa, & Kasim, 2017).

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Menurut Sugiyono (2009), metode kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, di mana peneliti adalah sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara gabungan, analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi. Sedangkan menurut Nazir (2003) pengertian metode deskriptif adalah

“Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang”.

Menjelaskan pengertian objek penelitian adalah “sasaran ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu tentang sesuatu hal objektif, valid dan reliable tentang suatu hal (variabel tertentu)” (Sugiyono, 2013). Objek penelitian merupakan sesuatu yang menjadi perhatian dalam suatu penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaran dalam penelitian untuk mendapatkan jawaban maupun solusi dari permasalahan yang terjadi. Adapun Objek penelitian ini adalah Petani dan Pemroses gula merah yang beralamat 2 tempat yaitu Desa Gondoruso dan Desa Kalibendo Kecamatan Pairian Kabupaten Lumajang. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana identifikasi desain jaringan manajemen rantai pasok gula merah yang memberikan keuntungan dan nilai tambah.

Berdasarkan jenis data yang diperoleh dalam identifikasi desaian jaringan manajemen rantai pasok gula merah di Kota Lumajang, maka teknik analisis data yang dipergunakan adalah metode deskriptif dengan kualitatif, yaitu sebelum data dianalisis, maka data yang terkumpul haruslah memenuhi keabsahan data yang sesuai dengan penelitian. Teknik data yang digunakan dalam penelitian ini dimulai dengan menelaah seluruh data yng tersedia dari berbagai sumber yaitu wawancara, pengamatan lapangan, dokumen-dokumen resmi, dan lain sebagainya. Pendekatan penelitian ini berupa identifikasi desaian jaringan manajemen rantai pasok gula merah di Kota Lumajang.

(4)

Teknik Pengumpulan Data Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian ini maka penulis menggunakan metode: Wawancara, Dokumentasi, Observasi. Teknik analisis data pada tahap ini dilakukan pengumpulan data mengenai informasi identifikasi desain jaringan manajemen rantai pasok gula merah di kota lumajang yang akan dijadikan objek penelitian untuk mengetahui suatu:

1. Pengumpulan Data

Pengumpulan data pertama-tama dimulai dengan menggali data dari berbagai sumber, yaitu dengan wawancara, pengamatan, yang kemudian dituliskan dalam catatan lapangan dengan memanfaatkan dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar, foto dan sebagainya. Dalam penelitian ini pengumpulan data dilakukan dengan tiga teknik yaitu dengan wawancara, observasi dan dokumentasi.

2. Penyajian Data

Setelah data direduksi, tahap selanjutnya adalah menyajikan data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, dan sejenisnya. Milles dan Hubberman menyatakan bahwa yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif.

3. Penarikan Kesimpulan

Langkah terakhir dalam analisa data kualitatif menurut Milles dan Hubberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kelurahan Gondoruso dan Kalibendo Kecamatan Pasirian Kabupaten Lumajang merupakan daerah yang banyak ditumbuhi tanaman kelapa. Kedua kelurahan di Kecamatan Pasirian ini menjadi salah satu penghasil tanaman kelapa di Lumajang. Walaupun kenyataannya, dari tahun-ketahun luas perkebunan tanaman kelapa yang ada semakin berkurang karna adanya alih fungsi lahan yang sebagian besar dijadikan pemukiman/perumahan. Kabupaten Lumajang merupakan daerah yang mayoritas masyarakatnya bermata pencarian sebagai petani dan berkebun. Salah satu sentra perkebunan yang berpotensial di Kabupaten Lumajang adalah perkebunan kelapa. Luas tanaman perkebunan kelapa di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur seluas 8.129 Ha dengan produksi sebesar 8.136 ton(Azwir, 2017). Dari kedua kelurahan ini masih tetap memproduksi gula merah dengan menggunakan alat tradisional sampai sekarang. Penelitian ini meneliti tentang identifikasi desaian jaringan manajemen rantai pasok gula merah di Kota Lumajang. Penelitan ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana identifikasi desaian jaringan manajemen rantai pasok gula merah di Kota Lumajang untuk memperoleh keuntungan dan nilai tambah dan rantai pasok gula merah akan berjalan secara efektif dan efisien(Setiyo & Sulistyan, 2021). Desaian jaringan manajemen rantai pasok gula merah dari Kota Lumajang ini menggunakan Metode dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Sebelum terjun dalam melakukan objek penelitian ini, masalah awal pada objek penelitian yang peneliti temukan hanyalah besumber dari identifikasi desaian jaringan manajemen rantai pasok gula merah di Kota Lumajang.

Ada beberapa macam saluran dalam desaian jaringan manajemen rantai pasok di antaranya sebagai berikut:

1. Saluran Distribusi

Saluran distribusi sebagai struktur unit-unit organisasi antar perusahaan dan agen-agen dan dealer-dealer ekstra perusahaan, grosir dan eceran, melalui nama komoditi, produk atau jasa-jasa dipasarkan. Atau sebagai pengelompokkan para perantara yang mempunyai hak terhadap suatu produk selama proses pemasaran, mulai dari pemilik pertama sampai kepada pemilik terakhir.

Saluran distribusi dapat dikatakan sebagai bagian yang penting dalam kegiatan bisnis, terutama dalam hal perdagangan retail. Bisa dibayangkan bagaimana jadinya jika produk yang dihasilkan oleh pabrik atau produsen tidak didistribusikan kepada pelanggan. Tentunya semua barang yang akan menumpuk saja digudang dan pada akhirnya bisa berpotensi ke kadaluarsa atau tidak layak pakai tanpa adanya campur tangan distributor, barang dari produsen mungkin tak akan pernah sampai ketanga pelanggan. Ada alasan penting mengapa harus memakai saluran distributor hal ini dikarenakan oleh luasnya suatu suatu negara indonesia sendiri, yang membuat produsen

(5)

kesulitan dalam menjangkau konsumen yang tersebar begitu luas. Sehingg membutuhkan dana yang cukup besar dalam mengatasi pengirimannya.

2. Saluran Transportasi

Proses produksi transportasi adalah merupakan suatu proses produksi dengan jalan menciptakan jasa pemindahan tempat dari barang ataupun manusia/orang. Transportasi sangatlah berperan penting dalam manajemen rantai pasok, hal ini karena sangatlah jarang suatu produk diproduksi dan dikonsumsi dalam satu lokasi yang sama. Manajer transportasi pada suatu perusahaan bertanggung jawab terhadap pergerakan sediaan bang dari perusahaan ke pelanggan.

Pengelolaan kegiatan transportasi yang efektif dan efisien akan memastikan pengiriman barang dari perusahaan ke pelanggan dengan tepat waktu, tepat jumlah, kualitas, dan tepat penerima.

3. Saluran Persediaan

Persedianan bahan mentah (Raw material inventory) telah dibeli, tetapi belum diproses.

Persediaan ini dapat digunakan untuk melakukan decouple (memisahkan) pemasok dari proses produksi. Persediaan yaitu suatu aktiva yang meliputi barang-barang yang dimiliki oleh perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode tertentu atau persediaan barang- barang yang masih dalam pengerjaan atau proses produksi, ataupun persediaan bahan baku yang menunggu penggunaannya dalam suatu proses produksi. Unsur utama ini harus diperhatikan secara rutin untuk mengkondisikan perusahaan agar tetap stabil. Persediaan adalah stok bahan yang digunakan untuk memudahkan produksi atau untuk memuaskan permintaan pelanggan dengan maksud untuk dijual dalam waktu suatu periode usaha tertentu, atau barang masih dalam perjalanan.

Desain Jaringan Manajemen Rantai Pasok Gula Merah yang Memberikan Nilai Tambah Sehingga Menguntungkan Para Industri dan Pekebun

Pola desain jaringan pada Kelurahan Gondoruso dan Kalibendo di Kecamatan Pasirian Kabupaten Lumajang berawal dari pekebun kelapa, industri, distributor sampai pada konsumen. Mayoritas pemroses gula merah masyarakat yang ada di Kelurahan Gondoruso dan Kalibendo. Para pemilik perkebunan membutuhkan waktu 1 bulan atau 1 tahun untuk sekali untuk menikmati keuntungan hasil sewa dari pohon kelapanya kepada pengolah nira kelapa menjadi gula merah. Setelah buah kelapa siap untuk di ambil air niranya, proses selanjutnya adalah pemanjatan, pengirisan dari niranya, pengambilan air nira, penggodokan hingga mendidih, pengangkatan kuali, percetakan, pengeringan, pengemasan dibagi 2 yaitu plasik dan klaras sampai pada distribusi lalu ke industri yang membutuhkan waktu sekitar 2 minggu. Dalam proses pengolahannya ini para pemroses gula merah membutuhkan tenaga kerja 2 sampai 3 orang untuk membantu proses produksi sampai pada distribusi ke pedagang pengumpul yang ada di pasar Pasirian dan Lumajang. Biasanya untuk mendistribusikan hasil proses gula merah kepada pedagang pengumpul, industri gula ini menggunakan transportasi berupa mobil pick up maupun truck disesuaikan dengan jumlah gulah merah yang ada. Hasil dari gula merah banyak atau tidaknya tergantung dari cuacanya. Kemudian setelah sampai di pedagang pengumpul pemroses gula merah melakukan transaksi jual-beli yang diawali dengan pengecekkan kadar air gulah merah. Penyimpanan gula merah sampai dengan 30 hari apabila tanpa pengemasan maka kadar airnya 0,76%, per minggu, dengan pengemasan klaras kadar air naik 0,57% per minggu, dan dengan pengemasan plastik kenaikan kadar air hanya 0,21%

per minggu. Kadar air dapat dipengaruh oleh pengemasan gula merah, selain itu masa simpan, ternyata cetakan dipengaruh juga oleh model bentuk cetakan, hal ini dikarenakan luas dari permukaan setiap cetakan model gula merah.

Informan Hadi Rahadi (Pemilik Kebun Kelapa di Desa Gondoruso Kecamatan Pasirian). Gula Merah merupakan salah satu komoditas perkebunan yang tinggi nilai ekonominya. Sejak zaman dahulu hingga sekarang ini, gula merah menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat dunia. Pohon kelapa memiliki banyak sekali manfaat yang sangat melimpah dan belum termanfaatkan secara maksimal. Beberapa pemanfaatan kelapa yang dapat digunakan sebagai produk jadi diantaranya sebagai bahan baku kosmetik, karbon aktif, bahan baku obat-obatan dan lain sebagainya. Selain itu, kelapa memiliki cairan yang berasal dari bunga kelapa (mayang) yang disebut Nira dan memiliki kandungan kadar gula tinggi. Produk yang dapat dihasilkan dari nira antara lain gula kelapa, gula semut, biotanol dan pakan lebah. Khusus untuk nira dari pohon kelapa ini juga dapat diolah dengan cara diambil dan dikeringkan menjadi komoditi perdagangan bernilai ekonomis, yang disebut kopra.

Warga asing sangat senang datang ke Indonesia karena tertarik dengan kekayaan alam kita termasuk di dalamnya gula merah. Gula merah adalah suatu olahan dari nira kelapa yang memiliki banyak kegunaan bagi manusia. Dapat kita ketahui bahwa perkebunan kelapa yang sangat luas di indonesia

(6)

memiliki banyak nilai manfaatnya terutama untuk gula merah sendiri. Tanaman kelapa yang ada di Desa Gondoruso dan Kalibendo sudah ada sejak dahulu kala dan menjadi warisan turun temurun dari leluhur. Hingga saat ini masih banyak yang terus mengembangkan prodak gula merah. Masih banyak juga masyarakat yang memiliki kebun kelapa yang sangat membantu perekonomian masyarakat. setiap tahunnya dapat memberikan nilai tambah dan memberikan keuntungan bagi pemilik perkebunan kelapa, yaitu dengan cara menyewan beberapa pohon kelapa diperkebunannya, sehingga pekebun kelapa dapat memperoleh keuntungan.

Mengetahui Suatu Rantai Pasok Gula Merah Akan Bisa Berjalan Secara Efektif Dan Efisien Agar rantai pasok gula merah akan bisa berjalan secara efektif dan efisien perlu adanya peranan penting dalam sebuah bisnis yang akan dijalankan oleh sebuah perusahaan. Dengan adanya desain jaringan rantai pasok manajemen dapat membantu perusahaan dengan cara bekerja sama yang memperoleh sebuah nilai tambah atau keuntungan, hal ini karena dapat membantu suatu pengiriman produk yang telah sesuai dengan permintaan pasar, maka tidak perlu dikhawatirkan lagi pengiriman yang tidak sesuai dengan permintaan pasar. Dengan menerapkan desain jaringan rantai pasok manajemen ini, perusahaan dapat menekan kerugian dan justru mendapatkan laba di atas rata-rata.

Selain itu perusahaan juga dapat menghubungkan semua pihak yang terlibat didalam proses perubahan bahan baku menjadi barang jadi. Karena itulah proses produksi maupun pendistribusian barang atau jasa dapat berjalan lebih efektif dan efisien. Suatu rantai pasok bisa berjalan secara efektif dan efisien tergantung dari perusahaan sudahkah menerapkan desaian jaringan manajemen rantai pasok.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis mengenai identifikasi desaian jaringan manajemen rantai pasok gula merah di Kota Lumajang. Maka dapat disimpulkan bahwa berdasarkan masalah yang ada pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Hasil identifikasi desain jaringan manajemen rantai pasok gula merah pada Kelurahan Gondoruso dan Kalibendo di Kota Lumajang meliputi pekebun kelapa – industri – distributor yang menyalurkan kepada konsumen.

2. Hasil observasi dilapangan menunjukan bahwa desain jaringan yang ada sangat menguntungkan dan memberikan nilai tambah ke pihak pekebun. Tapi kalau kepada industrinya sendiri terkadang mendapatkan keuntungan bahkan bisa mengrugikan. Hal ini mengapa pekebun memperoleh nilai tambah dan menguntungkan, disebabkan karena pekebun tidak mengelurkan biaya atau segi waktu, ini terjadinya karena sesuai dengan kesepakatan perjanjian sewa diawal, meskipun ada penurunan harga dan pergantian cuaca yang menghasilkan pengurangan terhadap prodak gulah merahnya tidak mempengaruhi pemilik kebun. Berbedaan dari industri gula merahnya yang mana bisa dikatakan keuntung atau kerugian, hal ini terjadi karena dari segi waktu dan biaya, terkadang dengan pergantian cuaca dapat mempengaruhi harga jual dan permintaan pasar juga.

Namun jika suatu rantai pasok dapat berjalan secara efektik dan efisien perlu adanya peranan penting dalam sebuah bisnis yang akan dijalankan oleh sebuah perusahaan. Dan perlu adanya peranan desaian jaringan manajemen rantai pasok agar dapat berjalan secara efektif dan efisien.

REFERENCES

Ariesa, F. N., & Tinaprilla, N. (2012). Analisis Kelayakan Restrukturisasi Mesin Pabrik Gula Kremboong, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur Forum Agribisnis : Agribusiness Forum, 2(1), 53-68. doi://doi.org/10.29244/fagb.2.1.53-68

Azwir. (2017). Kabupaten Lumajang Dalam Angka 2017.

Budiman, C., Massie, J., & Wullur, M. (2015). Identifikasi Desain Jaringan Manajemen Rantai Pasok Kopra Di Kota Manado. Jurnal Emba: Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi, 3(2), 65-76. doi://doi.org/10.35794/emba.3.2.2015.8356

Daniar Paramita, R. W., Rizal, N., Sulistyan, R. B., Taufiq, M., & Dimyati, M. (2021). Manajemen Industri Kreatif. In: Widya Gama Press.

Heizer, J., & Render, B. (2008). Operations Management 9th. In: Pearson Prentice Hall.

Mahendrawathi, E., & Pujawan, I. N. (2007). Principles of Simulation Modelling for International Supply Networks.

(7)

Merrick, A. (2004). Gap offers unusual look at factory conditions. The Wall Street Journal, A1.

Mugiono, Marwanti, S., & Awami, S. N. (2014). Analisis Pendapatan Usahagula Merah Kelapa (Studi Kasus Di Desa Medono Kecamatan Kaliwiro Kabupaten Wonosobo). Mediagro:

Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian, 10(2), 22-31. doi://dx.doi.org/10.31942/mediagro.v10i2.1586 Nazir, M. (2003). Metode Penelitian Cetakan Kelima. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Pujawan, I. N. (2005). The Effect of Different Payment Terms on Order Variability in a Supply Chain. In Successful Strategies in Supply Chain Management (pp. 90-108): IGI Global.

Setiyo, J., & Sulistyan, R. B. (2021). Optimalisasi Pengusaha Batik Khas Lumajang Guna Pelestarian Budaya. Progress Conference, 4(1), 62-67.

Sugiyono. (2009). Teknik Analisis Data. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.

Bandung: Alfabeta.

Sulistyan, R. B. (2017). Kontribusi Kepemimpinan dan Lingkungan Kerja dalam Meningkatkan Motivasi Pegawai. Jurnal Ilmu Manajemen Advantage, 1(2), 166-177.

doi:10.30741/adv.v1i2.196

Sulistyan, R. B., Pradesa, H. A., & Kasim, K. T. (2017). Peran Mediasi Kepuasan Dalam Pengaruh Kualitas Pelayanan dan Citra Institusi Terhadap Retensi Mahasiswa. WIGA : Jurnal Penelitian Ilmu Ekonomi, 7, 77-87.

Referensi

Dokumen terkait

2, Halaman: 115 – 118, July, 2022 p-ISSN 2622-0768 | e-ISSN 2622-0776 Prodi PGMI, STKIP Nurul Huda OKU Timur Penerapan Metode Bernyanyi Pada Anak-Anak Dalam Menghapal Huruf Hijaiyah

HASIL DAN PEMBAHASAN Dari penjelasan diatasa penulis telah melakukan implementasi perhitungan genetika kedalam bahasa pemograman Python yang dimana hasilnya sebagai berikut : 4.1