• Tidak ada hasil yang ditemukan

Identifikasi Faktor Motivasi Pemilik Proyek Dalam Menerapkan Konstruksi Berkelanjutan - Repository PU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Identifikasi Faktor Motivasi Pemilik Proyek Dalam Menerapkan Konstruksi Berkelanjutan - Repository PU"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

58

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

III.1 Metode Penelitian

Menurut Gunawan (2017) penelitian merupakan proses yang dapat digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis informasi guna meningkatkan pemahaman pada suatu topik. Salah satu tujuan dari penelitian ialah untuk menambah pengetahuan sehingga dapat memberikan kontribusi pada suatu permasalahan.

Penelitian juga dapat memberikan ide-ide baru sebagai bahan pertimbangan saat menjalankan pekerjaan, dan membantu praktisi melakukan evaluasi, serta memberikan pengetahuan untuk pemerintah dalam menciptakan regulasi. Untuk melaksanakan penelitian, diperlukan metode yang tepat untuk mendapatkan hasil yang tepat pada suatu permasalahan.

Penelitian ini dirancang menggunakan metode penelitian kualitatif. Menurut Abdussamad (2021) metode penelitian kualitatif merupakan salah satu metode untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah dan menempatkan peneliti sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi, analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi. Pengumpulan data tidak dipandu oleh teori namun dipandu oleh fakta-fakta yang ditemukan pada saat penelitian di lapangan. Penelitian didasari oleh fakta-fakta yang ditemukan dan dikonstruksikan menjadi hipotesis atau teori.

Sehingga yang menjadi pembeda antara penelitian kualitatif dan kuantitatif ialah metode penelitian kualitatif melakukan analisis data untuk membangun hipotesis, sedangkan penelitian kuantitatif ialah metode penelitian untuk membuktikan kebenaran dari hipotesis. Tujuan dari penelitian kualitatif ialah memahami gejala- gejala yang tidak perlu kuantifikasi atau karena fenomena tersebut tidak memungkinkan untuk dapat diukur secara tepat.

Gunawan (2017) mengemukakan penelitian kualitatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam tentang masalah- masalah manusia dan sosial, bukan mendeskripsikan bagian permukaan dari suatu

(2)

59

realitas sebagaimana dilakukan penelitian kuantitatif dengan positivismenya.

Penelitian kualitatif tidak dimulai dari teori yang dipersiapkan sebelumnya, melainkan dimulai dari lapangan berdasarkan lingkungan alami. Data informasi lapangan ditarik maknanya dan konsepnya, melalui pemaparan deskriptif analitik tanpa harus menggunakan angka, sebab lebih mengutamakan proses terjadinya suatu peristiwa dalam situasi yang alami. Menurut Sugiyono (dalam Gunawan, 2017) masalah yang dihadapi dalam penelitian kualitatif tidaklah tetap dan pasti, mereka cenderung berubah dan berkembang seiring dengan perkembangan dan pengalaman peneliti saat berada di lapangan. Sehingga masalah pada penelitian kualitatif dapat tetap ataupun berubah sebagian atau berubah total selama masa penelitian.

Menurut Flick (dalam Gunawan, 2017) penelitian kualitatif adalah keterkaitan spesifik pada studi hubungan sosial yang berhubungan dengan fakta dari pluralisme dunia kehidupan. Melalui penelitian kualitatif, akan terungkap gambaran mengenai aktualisasi, realitas sosial, dan persepsi sasaran penelitian. Sehingga penelitian ini berusaha memahami dan menggambarkan apa yang dipahami dan digambarkan subjek penelitian. Penelitian kualitatif disebut demikian karena sifat data yang dikumpulkan bercorak kualitatif bukan kuantitatif yang menggunakan alat-alat ukur.

Penelitian kualitatif sangat bergantung pada peranan peneliti dalam membentuk pengetahuan (Finland, 2006 dalam Gunawan, 2017). Dalam proses konstruksi pengetahuan, peneliti merupakan figur utama yang mempengaruhi dan membentuk pengetahuan. Peran ini terlaksana melalui tahap mengumpulkan, memilih, dan menafsirkan data. Peneliti harus terlibat langsung dalam setiap tahap kegiatan penelitian untuk dapat meneliti secara langsung objek yang diteliti. Patton (dalam Gunawan, 2017) mengungkapkan bahwa peneliti merupakan instrumen kunci dalam penelitian kualitatif. Kompetensi peneliti menjadi aspek paling penting dan berperan besar dalam seluruh proses penelitian. Mulai dari proses pemilihan judul, mendekati topik, pendekatan pada subjek, pengumpulan informasi, dan proses analisis dan interpretasi data.

(3)

60

Bogdan dan Taylor (dalam Moleong, 2018) mendefinisikan metode penelitian kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.

Pandangan dalam pendekatan ini diarahkan keseluruhan latar belakang dan individu, dan tidak boleh memandang individu atau organisasi sebagai variabel atau hipotesis yang terpisah. Kirk dan Miller (dalam Moleong, 2018) memberikan definisi metode penelitian kualitatif sebagai tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung dari pengamatan pada manusia baik dalam kawasannya maupun peristilahannya. Williams (dalam Moleong, 2018) menuliskan bahwa penelitian kualitatif adalah pengumpulan data pada suatu latar alamiah, dengan menggunakan metode alamiah, dan dilakukan oleh orang atau peneliti yang tertarik secara alamiah. Sehingga penelitian mengutamakan latar, metode, dan ketertarikan peneliti yang alamiah.

Moleong (2018) menyintesiskan definisi penelitian kualitatif sebagai penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.

Strauss dan Corbin (dalam Afrizal, 2017) menambahkan penelitian kualitatif sebagai “jenis penelitian yang temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya”

Sehingga dari beberapa definisi di atas, maka dapat disintesiskan definisi metode penelitian kualitatif sebagai sebuah metode yang mendalami suatu fenomena alamiah dengan cara deskripsi yang dialami oleh subjek atau objek penelitian dimana pada seluruh proses penelitian sangat mengandalkan kompetensi peneliti sebagai instrumen kunci utama penelitian. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif didasari oleh beberapa alasan yaitu tujuan penelitian untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam terkait motivasi dari pemilik proyek dalam implementasi konstruksi berkelanjutan. Sugiyono (dalam Gunawan, 2017) menekankan penelitian kualitatif fokus pada objek yang alamiah, sehingga

(4)

61

untuk mendapatkan informasi yang dalam penelitian kualitatif memungkinkan untuk mendapatkan informasi bagaimana fenomena ini terjadi secara alami. Data yang didapat dari penelitian kualitatif akan dapat dirancang, diolah, ditafsirkan dan di interpretasikan dalam sebuah penilaian dan pengujian (Rahman, 2016).

Walaupun penelitian ini memiliki kelemahan seperti ukuran sampel yang rendah dan menghabiskan waktu yang cukup banyak (Rahman, 2016), metode penelitian kualitatif dianggap tepat dengan konteks penelitian ini.

III.2 Tahapan Penelitian

Tahapan penelitian mencakup beberapa langkah penting secara sistematis.

Penelitian dimulai dari pembuatan latar belakang untuk dapat mengidentifikasi permasalahan-permasalahan atau fenomena unik yang timbul untuk dikaji lebih dalam, sehingga didapatkan rumusan masalah yang menentukan tujuan penelitian secara jelas. Setelah itu dilakukan tinjauan pustaka dengan melakukan studi literatur terhadap jurnal-jurnal dengan topik penelitian serupa. Sehingga didapatkan hasil analisis berupa identifikasi faktor motivasi pemilik proyek dalam menerapkan konstruksi berkelanjutan. Identifikasi faktor motivasi digunakan menjadi dasar untuk merumuskan pertanyaan wawancara kepada narasumber. Pertanyaan wawancara dirumuskan untuk menjawab kedua pertanyaan penelitian. Dalam pengumpulan data melalui wawancara mendalam perlu memerhatikan etika penelitian untuk menjaga privasi narasumber, serta memastikan penelitian dapat dilaksanakan dengan baik, benar, dan adil. Data yang telah dikumpulkan dilakukan pengolahan data serta penyajian data. Metode analisis data yang digunakan ialah analisis tematik dengan memperhatikan pola-pola yang muncul atau tema dalam data penelitian, sehingga didapatkan simpulan dan saran penelitian. Adapun alur tahapan penelitian dibuat dan direncanakan sebagai berikut:

(5)

62

Gambar III.1 Diagram Alur Tahapan Penelitian Sumber: Olahan pribadi

(6)

63 III.3 Subjek dan Objek Penelitian

Penelitian kualitatif menekankan fenomena yang diteliti sebagai satu kesatuan yang utuh dan tidak dapat diisolasikan menjadi variabel menurut Bogdan dan Taylor (dalam Moleong, 2018). Moleong (2017) menyebutkan bahwa subjek penelitian ialah informan atau individu yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian. Sehingga subjek penelitian pada penelitian ini ialah pemilik proyek yang sudah pernah menjalankan konstruksi berkelanjutan.

Adapun lokasi penelitian ini yaitu perusahaan atau organisasi pemilik proyek.

Afrizal (2017) menyebutkan bahwa lokasi penelitian ialah setting atau konteks dalam penelitian. Lokasi penelitian tidak hanya mengacu pada wilayah, tetapi juga mengacu pada organisasi dan sejenisnya. Sehingga bila yang diteliti merupakan organisasi, maka organisasi tersebut yang menjadi lokasi penelitian. Bila beberapa organisasi tersebut memiliki satu kesamaan, maka kesamaan tersebut yang menjadi lokasi penelitian.

Supranto (2008) menyebutkan objek penelitian sebagai kumpulan dari beberapa elemen atau unit terkecil yang dapat terdiri dari orang (pegawai negeri, karyawan, konsumen, dan sebagainya), organisasi atau badan usaha (perusahaan, sekolah, departemen, pemerintah, rumah tangga dan sebagainya), atau barang (gedung, kendaraan, dan sebagainya). Adapun dalam penelitian ini, objek penelitian yang hendak diteliti ialah faktor motivasi pemilik proyek dalam melaksanakan konstruksi berkelanjutan.

III.4 Metode Pengumpulan Data

Dalam pelaksanaan penelitian kualitatif dapat dipastikan penelitian akan melakukan tahap pengumpulan data. Pengumpulan data menjadi salah satu hal yang penting demi mendapatkan data yang valid. Afrizal (2017) menyatakan data kualitatif merupakan data berupa kata-kata dan perbuatan manusia yang dapat didapatkan dari beberapa cara yaitu wawancara mendalam, observasi terlibat, pengumpulan dokumen dan Focus Group Discussion (FGD). Teknik pengumpulan

(7)

64

data tidak terpaku pada hanya satu teknik saja, namun peneliti dibebaskan untuk menggunakan berbagai teknik untuk mendukung penelitian. Antara satu metode dengan yang lainnya tidak saling terpisah melainkan saling berikatan dan saling mendukung untuk menghasilkan data yang valid (Gunawan, 2017). Metode penelitian kualitatif menetapkan manusia sebagai instrumen utamanya. Menurut Mantja (dalam Gunawan, 2017) perbedaan mendasar antara penelitian kualitatif dan penelitian kuantitatif ialah pada bagaimana informasi atau data dikumpulkan.

Gunawan (2017) menerangkan data yang dikumpulkan dalam penelitian kualitatif ialah perilaku nyata berupa penglihatan, pendengaran, pengajuan pertanyaan, dan pengumpulan benda-benda. Ada tiga prinsip utama dalam melakukan pengumpulan data yaitu:

1. sumber data banyak, dapat berupa bukti, informan, dan sumber data lainnya;

2. data yang terkumpul dilakukan organisasi data; dan 3. memelihara rangkaian data.

Adapun pengumpulan data dalam penelitian ini ialah:

1. Studi Literatur

Studi literatur merupakan tahap pengumpulan data untuk mendapatkan latar belakang permasalahan, rumusan masalah yang terjadi di masyarakat, hingga tinjauan pustaka yang digunakan dalam penelitian ini. Literatur yang didapatkan menjelaskan pemahaman terhadap fenomena yang terjadi seperti fenomena pemanasan global, efek gas rumah kaca, konstruksi berkelanjutan, hambatan- hambatan penerapan konstruksi berkelanjutan, dan motivasi penerapan konstruksi berkelanjutan. Studi literatur didapat dari sumber-sumber terpercaya seperti buku, jurnal, dan tesis yang sudah diakui secara nasional dan internasional. Literatur digunakan untuk sebagai pedoman dalam pelaksanaan penelitian motivasi pemilik proyek dalam melaksanakan konstruksi berkelanjutan. Studi literatur dilakukan dengan penelusuran di Google Scholar sebagai mesin pencari dengan pencarian boolean system. Pencarian menggunakan operator AND untuk menggabungkan dua

(8)

65

kata kunci dalam mencari literatur yang dibutuhkan. Sebagai contoh dalam pencarian kata kunci “Konstruksi Berkelanjutan” AND “Motivasi” digunakan untuk mencari literatur yang mengandung informasi kedua kata kunci tersebut. Kata kunci didasari oleh judul penelitian, sehingga dalam pencariannya digunakan kata kunci “Konstruksi Berkelanjutan”; “Motivasi”; “Motivation”; “Green Construction”; “Sustainable Construction”; “Hambatan”; “Polusi Konstruksi”;

Global Warming”; “Pemanasan Global”; “Global Emissions Sources”; dan

Barriers

2. Wawancara

Teknik pengumpulan data melalui wawancara adalah salah satu hal yang lazim digunakan dalam penelitian kualitatif (Afrizal, 2017). Menurut Moleong (2018) wawancara adalah percakapan dengan tujuan tertentu yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan, dan terwawancara yang memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut. Wawancara ditujukan untuk mendapatkan informasi dari satu sisi saja (Gunawan, 2017).

Menurut Kartono (dalam Gunawan, 2017) wawancara adalah suatu percakapan yang diarahkan pada suatu masalah tertentu yang berupa proses tanya jawab lisan, dimana dua orang atau lebih berhadap-hadapan secara fisik. Ada dua tipe jenis wawancara yaitu wawancara terstruktur dan wawancara tidak terstruktur.

Wawancara terstruktur memiliki daftar pertanyaan yang terstruktur baik dari segi pertanyaan, runtunan, dan perumusan kata-katanya sudah harga mati (Gunawan, 2017), sebaliknya wawancara tidak terstruktur memiliki kebebasan dalam mengajukan pertanyaan, pertanyaannya tidak berstruktur dan memiliki ciri kurang diinterupsi dan arbitrer (Gunawan. 2017 dan Moleong, 2018).

Selain itu terdapat teknik wawancara mendalam, wawancara mendalam menurut patton (dalam Gunawan, 2017) adalah teknik dimana penelitian dan informan bertatapan muka secara langsung di dalam wawancara yang dilakukan untuk mendapatkan dan menemukan apa yang terdapat di dalam pikiran orang lain.

Wawancara mendalam berlangsung dalam suatu diskusi terarah terkait

(9)

66

permasalahan yang ingin diteliti. Peneliti harus dapat mengendalikan situasi agar sesi wawancara tidak menyimpang dari pokok masalah (Gunawan, 2017).

Untuk kebutuhan eksplorasi yang kaya akan data maka dalam penelitian ini akan dilakukan maka penelitian ini menggunakan teknik wawancara mendalam dengan pertanyaan wawancara semi-terstruktur untuk menggali informasi mengenai faktor- faktor motivasi pemilik proyek dalam melaksanakan konstruksi berkelanjutan.

Wawancara semi-terstruktur memungkinkan pewawancara untuk memberikan pertanyaan di luar daftar pertanyaan dan dapat memberikan kebebasan untuk menggali informasi lebih mendalam dari terwawancara (Hansen, 2020). Hansen (2020) menambahkan bahwa durasi wawancara sangat penting untuk disajikan karena dapat menjadi salah satu indikator kualitas data wawancara. Pada penelitian ini wawancara dilakukan secara tatap muka dengan durasi ±60 menit.

Metode pengumpulan data wawancara digunakan karena alasan fleksibilitas yang ditawarkan oleh metode ini. Pewawancara dapat melakukan improvisasi bila menghadapi situasi tertentu dan juga bisa memberikan pertanyaan tambahan apabila informasi yang disampaikan terwawancara kurang dimengerti ataupun bisa memberikan penjelasan ulang mengenai pertanyaan yang diajukan apabila terwawancara tidak mengerti dengan pertanyaannya.

Adapun kriteria responden harus mempunyai banyak pengalaman tentang latar penelitian dan wajib memiliki rasa kesukarelaan untuk menjadi anggota tim meskipun hanya menjadi informan saja. Sehingga para responden harus memiliki beberapa karakteristik tertentu untuk mendukung penelitian ini. Berikut ini beberapa karakteristik yang diperlukan untuk menjadi subjek penelitian untuk mendukung penelitian ini ialah:

1. Bekerja/berkedudukan di pemilik proyek

2. Pernah melaksanakan program konstruksi berkelanjutan

3. Memiliki pengalaman lebih dari 5 tahun pada perusahaan atau lembaga 4. Memiliki posisi/jabatan minimal level manajer

Responden akan diperiksa karakteristiknya melalui rekam jejak perusahaan dalam

(10)

67

melaksanakan konstruksi berkelanjutan. Sehingga dengan kriteria-kriteria tersebut, untuk mendapatkan responden yang sesuai dengan kriteria maka dilakukanlah metode purposive sampling. Purposive sampling merupakan sebuah metode pengumpulan sampel dengan memastikan karakteristik responden sesuai dengan kriteria responden yang diharapkan melalui seleksi (Lenaini, 2021). Jumlah terwawancara yang ditargetkan ialah 10 sampel terwawancara yang memiliki karakteristik yang dinyatakan di atas atau hingga sampai saturasi data berhasil didapatkan. Saturasi data menurut Corbin dan Strauss (dalam Sebastian, 2018) ialah suatu titik ketika informasi baru tidak lagi dapat diperoleh, tidak ada tema baru, dan tidak ada permasalahan kategori data. Namun tidak menutup kemungkinan bahwa target terwawancara akan lebih dari 10 ketika data yang dikumpulkan belum mencapai saturasi data. Alasan penargetan responden wawancara sebanyak 10 responden salah satunya ialah karena keterbatasan dari penelitian. Hal ini bisa disebabkan oleh keterbatasan waktu, sumber daya, atau keterbatasan lainnya dalam mengumpulkan data yang diperlukan.

Adapun rencana daftar pertanyaan wawancara akan disajikan dalam Tabel III.1.

(11)

68

Tabel III.1 Matriks Rencana Daftar Pertanyaan Wawancara

Tema Sumber Temuan Pernyataan Pertanyaan

Aspek Material

(Ervianto, 2014); dan (Fassa, 2022);

Ragam material terbarukan terbatas

Menurut literatur yang ada, terdapat kendala dalam penggunaan material ramah lingkungan seperti keterbatasan ragam material dan belum adanya alternatif material yang memadai. Material merupakan aspek penting dalam berkelanjutan dan dapat memberikan manfaat yang positif.

1. Dalam kondisi ini, apakah Bapak/Ibu mencari ragam material ramah lingkungan dan material alternatifnya?

2. Mengapa Bapak/Ibu memilih untuk mencari ragam material ramah lingkungan dan material alternatifnya?

(Ervianto, 2014)

Tidak semua elemen struktur dapat difabrikasi (Ervianto,

2014); (Fassa, 2022); (Karji dkk., 2020);

(Ogunde dkk., 2017); dan (Davies dan Davies., 2017)

Belum ada

material alternatif

Aspek Wawasan

(Ervianto, 2014); (Fassa, 2022); dan (Karji dkk., 2020)

Pengetahuan/kema mpuan terbatas

Sebagai metode konstruksi yang relatif baru di Indonesia dibandingkan dengan metode konvensional, konstruksi berkelanjutan masih belum familiar bagi sebagian orang dan terdapat keterbatasan pengetahuan dan kemampuan dalam menerapkannya. Dalam literatur, hal ini disebutkan sebagai salah satu kendala dalam mengadopsi konstruksi berkelanjutan.

1. Apakah Bapak/Ibu memiliki strategi untuk meningkatkan pengetahuan dan

kemampuan mengenai konstruksi berkelanjutan?

2. Mengapa Bapak/Ibu ingin melakukan strategi tersebut untuk mendukung praktik konstruksi berkelanjutan?

(Fassa, 2022) Kurangnya sumber daya manusia

(12)

69

Tema Sumber Temuan Pernyataan Pertanyaan

Aspek Kesadaran

&

Komitmen

(Fassa, 2022);

(Karji dkk., 2020); dan (Ogunde dkk., 2017)

Peran manajer

puncak Menurut literatur, salah satu faktor yang mendorong konstruksi berkelanjutan adalah adanya komitmen dan dedikasi untuk menerapkan prinsip-prinsip berkelanjutan.

Namun, di sisi lain, literatur juga menyatakan bahwa kurangnya komitmen dari manajer puncak dan pemilik dapat menjadi hambatan dalam menerapkan konstruksi berkelanjutan.

1. Apakah Bapak/Ibu memiliki rencana atau strategi untuk meningkatkan tingkat komitmen terhadap berkelanjutan?

2. Mengapa Bapak/Ibu ingin melakukan rencana tersebut untuk menyelenggarakan konstruksi berkelanjutan?

(Karji dkk.,

2020) Komitmen rendah

(Ogunde dkk.,

2017) Komunikasi buruk (Fassa, 2022);

(Karji dkk., 2020); dan (Davies dan Davies., 2017)

Kurang peminatan dari pemegang saham terhadap konstruksi berkelanjutan Aspek

Kontrak

(Ervianto, 2014); dan (Karji dkk., 2020)

Kontrak tidak spesifik

Proyek konstruksi dapat dimulai ketika terdapat dua pihak yang terikat dalam kontrak. Namun dari literatur yang tersedia disebutkan bahwa salah satu kendala dalam menerapkan konstruksi berkelanjutan ialah kontrak belum secara spesifik mengharuskan penyelenggaraan yang berkelanjutan atau metode kontrak yang digunakan belum sesuai untuk penyelenggaraan konstruksi berkelanjutan.

1. Apakah Bapak/Ibu memiliki rencana atau strategi khusus dalam membuat kontrak yang dapat memfasilitasi penerapan metode

konstruksi berkelanjutan?

2. Mengapa Bapak/Ibu ingin memilih strategi tersebut untuk penyelenggaraan konstruksi berkelanjutan?

(13)

70

Tema Sumber Temuan Pernyataan Pertanyaan

Aspek Regulasi

(Ervianto, 2014); (Karji dkk., 2020); dan (Davies dan Davies., 2017)

Belum ada standarisasi yang jelas

Saat ini pemerintah melalui regulasinya mendorong penyelenggaraan konstruksi berkelanjutan ke arah yang berkelanjutan.

Hal ini ditunjukkan oleh keberadaan regulasi pemerintah seperti UUJK No. 2 Tahun 2017 Pasal 2 huruf l dan m serta PERMEN PUPR No. 9 Tahun 2021.

Namun, menurut literatur, masih ada kendala dalam penerapan konstruksi berkelanjutan terkait ketidakjelasan dan ketidaktegasan panduan pemerintah.

1. Apakah Bapak/Ibu merasa bahwa regulasi dan

kebijakan pemerintah tidak jelas dan tidak tegas dalam praktik konstruksi

berkelanjutan?

2. Mengapa Bapak/Ibu

memilih untuk menerapkan konstruksi berkelanjutan meskipun panduan yang diberikan pemerintah tidak tegas dan kurang spesifik?

(Fassa, 2022);

dan (Karji dkk., 2020)

Pengaruh politik (Ervianto,

2014); (Fassa, 2022); dan (Karji dkk., 2020)

Tidak ada panduan yang jelas

(Karji dkk., 2020);

(Ervianto, 2014); (Davies

& Davies, 2017)

Kurangnya aturan hukum yang mengharuskan pelaporan berkelanjutan Aspek

finansial

(Ervianto, 2014); (Fassa, 2022); (Karji dkk., 2020);

(Ogunde dkk., 2017); dan

Kendala biaya modal

Konstruksi berkelanjutan memiliki kendala finansial pada tingginya initial cost. Namun bila dilihat pada life-cycle cost-nya

konstruksi berkelanjutan dapat memberikan opsi seperti penghematan biaya

operasional, dan meningkatkan value yang

1. Apakah keuntungan jangka panjang pada life-cycle cost- nya menjadi salah satu alasan Bapak/Ibu merasa terdorong untuk

(14)

71

Tema Sumber Temuan Pernyataan Pertanyaan

(Davies dan Davies., 2017)

lebih tinggi dibandingkan metode konvensional.

mengimplementasikan konstruksi berkelanjutan?

2. Apa alasan Bapak/Ibu menerapkan konstruksi berkelanjutan meskipun memerlukan biaya awal yang lebih tinggi dibandingkan dengan metode konvensional?

(Ervianto, 2014)

Kendala biaya penggunaan

Aspek teknologi desain

(Karji dkk., 2020); dan (Ogunde dkk., 2017)

Hambatan desain Teknologi konstruksi saat ini sudah berkembang cukup baik, salah satunya aplikasi desain berbasis teknologi informasi.

Berdasarkan literatur, teknologi tersebut belum mampu untuk mengakomodasi desain konstruksi berkelanjutan ataupun menghasilkan desain efisien tanpa menghasilkan waste.

1. Apakah Bapak/Ibu memiliki strategi untuk

meminimalkan waste akibat masalah teknologi dan desain yang kurang efisien?

2. Mengapa Bapak/Ibu ingin melakukan strategi tersebut untuk mendukung praktik konstruksi berkelanjutan?

(Ervianto, 2014); (Fassa, 2022); (Karji dkk., 2020); dan (Davies dan Davies., 2017)

Teknologi tidak memadai

(15)

72 3. Dokumentasi

Dalam pengumpulan data diperlukan perekaman dan pencatatan data yang baik. Data-data yang telah dikumpulkan dan tersimpan dalam bentuk dokumentasi.

Dokumentasi adalah sumber data yang melengkapi penelitian yang dapat berbentuk sumber tertulis, film, gambar, foto, karya-karya monumental yang memberikan informasi bagi proses penelitian (Gunawan, 2017). Dokumentasi dapat berupa dokumen pribadi dan dokumen resmi, dokumentasi pribadi berisikan catatan mengenai tindakan, pengalaman, ataupun kepercayaannya secara tertulis (Gunawan, 2017). Dalam penelitian ini hasil transkrip dan catatan selama wawancara merupakan salah satu bentuk dokumen pribadi. Sedangkan dokumen resmi dapat berupa memo, pengumuman, instruksi, aturan lembaga, laporan rapat, keputusan pimpinan, majalah, buletin, berita yang disiarkan ke media, dan pemberitahuan (Gunawan, 2017). Adapun dokumen-dokumen resmi dilakukan studi dokumen untuk menambahkan informasi bagi penelitian. Menurut Sugiyono (dalam Gunawan, 2017) studi dokumen ialah media pelengkap dari penggunaan metode wawancara dalam penelitian kualitatif.

Tabel III.2 Tabel Penggunaan Dokumentasi

No. Nama Kegunaan

1. Foto proyek konstruksi berkelanjutan Dokumentasi foto proyek konstruksi berkelanjutan bertujuan untuk melihat bagaimana pemilik proyek dalam mengimplementasikan konstruksi berkelanjutan dalam tahap eksekusi.

2. Sertifikat ahli/profesional bidang konstruksi berkelanjutan

Salah satu bentuk komitmen perusahaan dalam menjalankan konstruksi berkelanjutan adalah menyiapkan tenaga ahli dalam

(16)

73

No. Nama Kegunaan

bidang konstruksi berkelanjutan (Podungge dkk., 2019).

Sertifikat berfungsi

menunjukkan komitmen pemilik proyek.

3. Sertifikat penghargaan perusahaan dalam bidang konstruksi berkelanjutan

Sertifikat berfungsi untuk menunjukkan komitmen pemilik proyek dalam implementasi konstruksi berkelanjutan.

4. Pedoman/metode/rambu penerapan konstruksi berkelanjutan

Pedoman berfungsi untuk melihat rencana dan panduan perusahaan dalam menerapkan konstruksi berkelanjutan.

Dokumen yang akan digunakan dalam penelitian ini ialah dokumen-dokumen yang terkait dengan konstruksi berkelanjutan seperti foto proyek konstruksi berkelanjutan, dokumen sertifikat keahlian tenaga kerja di bidang konstruksi berkelanjutan, sertifikat penghargaan bagi perusahaan di bidang konstruksi berkelanjutan, dan pedoman penerapan konstruksi berkelanjutan.

III.5 Metode Validasi Data

Dalam penelitian kualitatif berbeda dengan penelitian kuantitatif yang menggeneralisasi angka numerik dan populasi sebagai data utama, melainkan menekankan pada kualitas tipologi data (Afrizal, 2017). Moleong (2018) menuturkan bahwa penelitian kualitatif diragukan kebenarannya secara ilmiah, sehingga diperlukan keabsahan data untuk meningkatkan derajat kepercayaannya.

Setelah data terkumpul data akan divalidasi untuk menghindari ke tidak absah-an data dan dapat dipertanggung jawabkan datanya. Untuk itu dalam penelitian ini dilakukan beberapa pendekatan untuk melakukan validasi data, di antaranya:

(17)

74 1. Menggunakan Triangulasi

Menurut Slamet (2015) konsep triangulasi ialah penggunaan berbagai metode, sumber data, peneliti, dan teori untuk mengumpulkan dan menganalisis data sehingga semua sumber sesuai dengan fakta-fakta dari kasus untuk meningkatkan derajat kepercayaan penafsiran temuan penelitian. Hasil temuan akan menjadi lebih akurat dan meyakinkan bila didasarkan pada berbagai sumber informasi yang berbeda. Sehingga pada prosesnya data akan diperiksa dengan menyilang melalui metode yang berbeda dari berbagai sudut pandang.

Menurut Rahardjo (2010) triangulasi metode digunakan dengan cara membandingkan data dengan cara yang berbeda dengan tujuan untuk mendapatkan data yang valid serta mendapat gambaran yang utuh tentang suatu data. Dalam penelitian kualitatif data dapat divalidasi dengan triangulasi dari metode wawancara, observasi, dan survei. Metode wawancara digunakan untuk mengecek kebenaran suatu data, pemilihan narasumber yang berbeda juga dapat digunakan untuk mengecek kebenaran informasi tersebut.

Triangulasi sumber merupakan suatu metode yang digunakan untuk memvalidasi dan memperkuat kepercayaan terhadap informasi yang diperoleh dengan perbandingan berbagai sumber yang berbeda (Bachri, 2010). Proses ini dilakukan dengan perbandingan antara hasil pengamatan dengan hasil wawancara, perbandingan antara apa yang diketahui secara umum dengan apa yang dikatakan secara pribadi, serta perbandingan antara hasil wawancara dengan dokumen yang ada. Dengan melakukan triangulasi sumber, peneliti dapat memperoleh pemahaman yang lebih komprehensif dan valid terhadap fenomena yang diteliti, serta mengurangi bias dan kesalahan yang mungkin terjadi.

Triangulasi peneliti ialah sebuah pendekatan validasi dengan melibatkan lebih dari satu peneliti dalam melakukan observasi atau wawancara (Bachri, 2010). Dalam pendekatan ini, setiap peneliti memiliki gaya, sikap, dan persepsi yang berbeda dalam mengamati fenomena yang sama. Hal ini dapat menghasilkan perbedaan dalam hasil pengamatan terhadap fenomena yang sedang diteliti. Dengan menggunakan dua atau lebih pengamat atau pewawancara, pengumpulan data dapat

(18)

75 menjadi lebih valid.

Triangulasi teori adalah sebuah strategi dengan melibatkan dua teori atau lebih untuk dibandingkan atau digabungkan (Rahardjo, 2010). Untuk melakukan pendekatan ini diperlukan perancangan penelitian, pengumpulan data, dan analisis data yang lebih komprehensif. Sehingga hasil penelitian dapat memberikan pernyataan atau informasi yang lebih komprehensif. Tujuan membandingkan teori ini adalah untuk menghindari bias yang mungkin terjadi dari seorang individu dalam menentukan temuan atau kesimpulan yang dihasilkan.

Penelitian ini menggunakan triangulasi sumber untuk memvalidasi dan memperoleh keabsahan serta kepercayaan terhadap data yang sudah dikumpulkan.

Melalui penggabungan data dari beberapa sumber yang berbeda seperti studi literatur dan wawancara mendalam, diharapkan penelitian dapat memperoleh sudut pandang yang berbeda dan bisa membandingkan data. Sehingga penelitian mendapatkan gambaran yang lebih komprehensif dan mendalam pada suatu fenomena yang diteliti.

2. Pengecekan Anggota

Moleong (2018) menuturkan pengecekan anggota dilakukan meliputi pengecekan data, kategori analitis, penafsiran, dan kesimpulan kepada anggota yang terlibat dalam pengumpulan data. Dalam penelitian ini maka terwawancara yang akan dilakukan pengecekan anggota. Pengecekan anggota dapat dilakukan secara formal maupun informal di berbagai kesempatan. Selain untuk validasi data, pengecekan anggota juga bermanfaat untuk menyediakan kesempatan untuk kembali mempelajari apa yang dimaksudkan oleh terwawancara dalam memberikan informasi, memberikan kesempatan ke terwawancara untuk memperbaiki kesalahan data atau penafsiran yang salah, menambahkan data tambahan, mencatat persetujuan atau keberatan terwawancara, dan memberikan penilaian terhadap keseluruhan kecukupan data. Pengecekan anggota dilakukan ketika data hasil wawancara selesai ditranskripsikan dengan mengirimkan transkrip kepada narasumber melalui pesan di whatsapp untuk menyamakan persepsi dan memeriksa

(19)

76

kembali apakah ada informasi yang salah diberikan. Para responden akan diberikan kesempatan untuk memperbaiki kembali data hasil transkrip wawancara dalam bentuk catatan tambahan. Responden dapat dihubungi kembali melalui surat elektronik atau melalui pesan singkat. Tanggapan responden harus dilampirkan secara transparan.

III.6 Metode Analisis Data

Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang sudah didapat seperti data wawancara, pengamatan, dokumen pribadi, dokumen resmi, foto, dan dokumen lainnya (Moleong, 2018). Analisis data kualitatif menurut Bogdan dan Biklen (dalam Moleong, 2018) ialah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah data menjadi satuan yang dapat dikelola, menyintesis data, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain. Afrizal (2017) mendefinisikan analisis data penelitian kualitatif merupakan suatu proses yang sistematis untuk menentukan bagian-bagian dan saling keterkaitan antara bagian-bagian dan keseluruhan dari data yang telah dikumpulkan untuk menghasilkan klasifikasi atau tipologi. Miles dan Huberman (dalam Afrizal, 2017) membagi tahap analisis data kualitatif menjadi beberapa tahap, yaitu kodifikasi data (reduksi data), penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Ketiga langkah tersebut diulangi hingga penelitian berakhir. Data diolah dan ditemukan pola atau tema dan hubungan antara kategori yang telah ditemukan dari hasil pengumpulan data berdasarkan transkrip wawancara.

Data dianalisis melalui tahapan kodifikasi data, kodifikasi data bertujuan untuk mencari sebuah pola dan tema pada suatu fenomena yang terjadi. Data yang tersebar tidak terstruktur disusun dan dikelompokkan hingga dapat dikode menjadi data yang sistematis dan berstruktur (Delve, tanpa tahun). Data akan diberikan kode- kode pada masing-masing data mentah, masing-masing kode dimasukkan pada kategori. Hingga kategori akan membentuk satu tema yang akan dinarasikan menjadi narasi deskriptif. Koding diperlukan untuk melihat keterkaitan antar data

(20)

77

yang didapat dengan analisis yang dihasilkan (Prihapsari dan Indah, 2021).

Prihapsari dan Indah (2021) menekankan perlu adanya strategi dalam melakukan koding data, di antaranya:

1. Persiapan data

Data yang telah dikumpulkan dan diterima tentu akan termuat dalam bentuk data yang belum siap untuk dilakukan analisis data. Sedangkan dalam kodifikasi data diperlukan data berbentuk tulisan baik itu kata-kata maupun kalimat. Oleh sebab itu data perlu dilakukan transkrip atau verbatim, verbatim ialah kegiatan untuk mengubah hasil rekaman wawancara menjadi transkrip yang utuh tanpa mengubah isi dari percakapan wawancara. Mahpur (2017) juga menegaskan untuk membuat salinan data transkrip asli terlebih dahulu dan melakukan reduksi data pada salinan transkrip wawancara. Setiap data yang telah diubah sudah siap diberikan kode pada masing-masing tipe data.

2. Tanda pre-coding

Data yang sudah dalam bentuk transkrip wawancara dibaca dan dipelajari dengan baik. Dalam proses pengenalan data dan mengenal data, data ditandai pada bagian kalimat yang menarik atau memiliki dukungan yang kuat dalam penelitian ini.

Karena hal-hal penting ini dapat membantu proses koding dengan lebih baik.

3. Menentukan skema umum koding

Proses kodifikasi data perlu ditentukan apakah koding dilakukan oleh satu orang atau oleh beberapa orang dalam satu tim khusus. Penentuan kode kata kunci juga perlu ditentukan apakah berdasarkan teori (literature driven) atau bebas berdasarkan data yang muncul (data driven). Dalam penelitian ini koding akan dilakukan oleh satu orang (solo) dan menggabungkan metode penentuan kode kata kunci sebagai strategi kodifikasi data (hybrid).

Penelitian ini akan menggunakan metode analisis tematik untuk menganalisis data dari narasumber. Menurut Rozali (2022) metode analisis tematik adalah pendekatan yang digunakan untuk mengidentifikasi, mengklasifikasikan, dan memahami pola

(21)

78

tematik yang muncul dari data yang dikumpulkan. Penelitian akan memulai dengan proses pengumpulan data melalui wawancara yang ditujukan kepada pemilik proyek yang terlibat dalam implementasi konstruksi berkelanjutan. Selanjutnya, data yang terkumpul akan dianalisis secara sistematis dengan mengidentifikasi tema-tema atau faktor-faktor motivasi yang muncul dari tanggapan narasumber.

Data akan dikodekan dan dikategorikan berdasarkan kesamaan tematik, kemudian akan dilakukan analisis dan interpretasi lebih lanjut untuk menggali makna dan hubungan antara faktor-faktor motivasi tersebut.

III.7 Etika Penelitian

Dalam melakukan penelitian, etika penelitian sangat penting dan menjadi kewajiban bagi peneliti. Salah satu kewajiban dalam melaksanakan penelitian adalah menghormati hak dan privasi subjek penelitian. Hal ini dilakukan untuk melindungi informan dari hal-hal yang tidak diinginkan. Menurut Rostiyanti (dalam Hansen, 2023) saat melakukan interaksi dengan responden, peneliti perlu memperhatikan enam prinsip etika, yaitu menghormati, menunjukkan sikap baik, memperhatikan keadilan, jujur, akurat, dan memastikan kelengkapan data yang diberikan oleh responden. Hal ini penting dilakukan untuk memastikan bahwa peneliti memperlakukan responden dengan hormat dan mematuhi standar etika dalam pengumpulan data. Dengan demikian, penelitian yang dilakukan akan lebih akurat dan dapat dipertanggungjawabkan secara moral dan etis. Oleh karena itu, peneliti harus melakukan pengumpulan data secara jujur dan mematuhi peraturan, norma, akhlak, nilai sosial, adat istiadat, dan kebiasaan pada lingkungan terwawancara.

Dalam melakukan wawancara mendalam untuk pengumpulan data penelitian, pewawancara wajib menaati etika penelitian yang telah disebutkan. Pewawancara harus membuka wawancara dengan salam yang sopan, memberitahukan maksud dan tujuan wawancara secara jujur, menghargai respons terwawancara, serta menjaga kerahasiaan informasi yang diberikan dengan memberikan kode inisial pada masing-masing terwawancara. Terwawancara juga akan diinformasikan

(22)

79

mengenai proses wawancara yang akan direkam dengan maksud dan tujuan hanya untuk penelitian dan tidak akan disebarluaskan. Pada tahap analisis data, terwawancara akan dipandang sebagai subjek penelitian dengan kode tanpa identitas, sehingga privasi dan hak-hak terwawancara tetap terlindungi. Dengan mematuhi etika penelitian, hasil penelitian yang diperoleh akan lebih akurat dan dapat dipertanggungjawabkan secara moral dan etis.

Menurut Sujatno (2008), setiap penelitian yang melibatkan partisipasi manusia harus mematuhi empat prinsip etika penelitian yang mendasar, yaitu Menghormati individu, Manfaat hasil penelitian, Tidak menimbulkan bahaya bagi subjek penelitian, dan Penerapan prinsip keadilan.

No. Prinsip Dasar Keterangan

1. Menghormati Individu Penting untuk melakukan pertimbangan yang menyeluruh terhadap kemungkinan adanya bahaya dan penyalahgunaan dalam penelitian. Subjek yang rentan terhadap risiko tersebut perlu diberikan perlindungan yang memadai.

2. Manfaat hasil penelitian Sebagai tanggung jawab etis, penting untuk berusaha mencapai manfaat sebesar- besarnya dan meminimalkan kerugian atau risiko bagi subjek penelitian serta menghindari kesalahan dalam penelitian. Hal ini melibatkan penggunaan desain penelitian yang tepat dan akurat, keterampilan peneliti yang kompeten. Partisipasi subjek penelitian harus didasarkan pada kesukarelaan, dan ketersediaan subjek harus dihormati.

3. Tidak menimbulkan bahaya bagi subjek

Salah satu prinsip utama yang harus ditegakkan adalah mengurangi bahaya yang

(23)

80 No. Prinsip Dasar Keterangan

penelitian dapat dihadapi oleh subjek penelitian dan melindungi mereka.

4. Penerapan prinsip keadilan

Semua subjek penelitian harus diperlakukan dengan baik dan adil. Diperlukan keseimbangan antara manfaat dan risiko.

Risiko yang mungkin timbul meliputi risiko sosial, sehingga penting untuk melindungi subjek dengan menjaga kerahasiaan data mereka.

III.8 Validitas dan Reliabilitas Penelitian

Menurut Afiyanti (2008) penelitian yang berkualitas memerlukan pembahasan tentang kredibilitas data, namun pada penelitian kualitatif validitas dan reliabilitas data masih menjadi isu yang dipertanyakan terutama pada temuan-temuan metode penelitian kualitatif. Sehingga Guba dan Lincoln (dalam Afiyanti, 2008) menyebutkan untuk membentuk paradigma penelitian kualitatif diperlukan empat kriteria kredibilitas penelitian yaitu kredibilitas, transferabilitas, dependabilitas, dan konfirmabilitas.

Tabel III.3 Validitas dan Reliabilitas Penelitian

Aspek Definisi Langkah untuk memenuhi kriteria Kredibilitas Keakuratan dan

keabsahan data dan temuan penelitian.

- Memastikan keakuratan dan keabsahan data dan temuan penelitian melalui triangulasi data.

- Melakukan validasi data seperti transkripsi wawancara dan meminta umpan balik dari partisipan.

Transferabilitas Kemampuan penelitian untuk diterapkan pada

- Mendeskripsikan secara mendalam karakteristik, profil, dan sarana penelitian.

- Melakukan penelitian transparan, sehingga

(24)

81

konteks lain. dapat digunakan oleh peneliti lain dalam konteks serupa.

Dependabilitas Keandalan dan ketepatan hasil penelitian yang dapat diulang.

- Mendokumentasikan langkah-langkah

penelitian secara rinci dan sistematis, termasuk metode pengumpulan dan analisis data.

Konfirmabilitas Kesesuaian antara temuan penelitian dan fenomena yang diinvestigasi.

- Mengevaluasi penelitian mengenai bias atau pengaruh peneliti terhadap temuan.

- Menjaga transparansi dalam penelitian dengan memasukkan tanggapan responden dalam pengecekan anggota.

Gambar

Gambar III.1 Diagram Alur Tahapan Penelitian  Sumber: Olahan pribadi
Tabel III.1 Matriks Rencana Daftar Pertanyaan Wawancara
Tabel III.2 Tabel Penggunaan Dokumentasi
Tabel III.3 Validitas dan Reliabilitas Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Analisis data yang penyusun gunakan adalah metode analisis kualititatif diamana, jenis penelitian yang temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau hitungan lainya.30

Menurut Sugiarto dalam Sidiq, 2018 penelitian Kualitatif adalah jenis penelitian yang temuan temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistic atau bentuk hitungan lainnya dan

Penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang temuan-temuannya tidak diperoleh secara statistik atau bentuk hitungan dan bertujuan untuk mengungkapkan gejala melalui pengumpulan

Dalam menghadapi hambatan ini, perlu adanya upaya untuk meningkatkan pemahaman, sosialisasi, dan regulasi yang jelas serta peran aktif dari pemilik proyek, manajemen puncak, dan

Hambatan dalam Menerapkan Konstruksi Berkelanjutan dari Perspektif Pemilik Proyek .... Hasil Analisis dan Pembahasan

Dalam upaya mengurangi atau mengeliminasi dampak negatif yang dihasilkan dari kegiatan konstruksi, industri ini perlu menerapkan suatu pendekatan yang memastikan bahwa kegiatan

Integrating sustainability into construction engineering projects: Perspective of sustainable project planning.. Sustainable Construction In Malaysia Developers'

Menurut saya sih jadi harus menjadi siklus penyelenggaraan konstruksi secara optimal, jadi kalau memang seperti yang tadi saya sampaikan kalau ingin konstruksi berkelanjutan ini menjadi