Biodata Penulis:
Nama : Riyadi Oyad
Intansi : Universitas Tridinanti Palembang
Ikrar Pemuda untuk pariwisata Karya : Riyadi Oyad
Pemuda yang bijaksana
Berlimpah keterampilan tertanam benih yang istimewa Yang hendak membangun pariwisata
Seraya semangat yang membara
Membentengi kesejahteraan rakyat di zona pariwisata
Yang memicu wilayah geografi pariwisata menjadi situs bersuka cita.
Pemuda merakit kota rimpuh yang telah kehilangan daya tarik
Menjadi objek berselfie ria bahkan sebagai tempat yang sangat menarik Pemuda menggali peluang agar wisatawan dari negara-negara kaya Bertamu ke pariwisata yang ada di Indonesia.
Pemuda mengembangkan pariwisata lewat karyanya Membuat pariwisata mempunyai pelanggan setia.
Aku bangga menjadi pemuda!
Pemuda yang berguna untuk bangsa Pemuda yang membangun pariwisata.
Diantara rasa dan keadaan Karya: RiyadiOyad
Sebuah keadaan antara kamu dan aku yang belum tentu menjadi kita Yang membuat aku harus siap menerima segala kenyataan
Yang tak akan pernah sesuai dengan keinginan.
Sering kali kamu dan aku berada di tempat yang sama Namun hati berkata tak mungkin bersama
Meski ada beberapa kesempatan
Bisa saja aku bukan orang yang kamu inginkan.
Memang benar tidak segala keinginan harus terwujudkan Apa lagi harapan agar kamu dan aku bisa bersatu
Tapi tetap saja, aku menunggu hari-hari bersamamu Menggenggam tanganmu, menatap matamu.
Mungkin hubungan kamu dan aku tak akan ada ikatan Yang tak lebih dari sekedar teman
Percayalah, sejujurnya aku berusaha agar kamu bisa aku dapatkan,
Aku takut mengungkapkan perasaan
Takut kehilangan kamu yang begitu aku dambakan
Takut kamu menjauh karena ada perasaan yang ingin kamu jaga Takut kamu pergi hanya karena tidak ada yang ingin kamu sakiti.
Mengertilah, jika kelak kamu dan aku bersama
Aku harap tidak ada lagi perasaan orang lain yang harus dijaga.
Berkalang tanah Karya : Riyadi Oyad
Rindu yang tak berhuni Ingatan kelam tentang abadi Yang tiada mungkin kembali Aku bagaikan bulan
Di atas tanah kuburan
Indahnya hanya sebuah kenangan
Orang yang tiada mungkin kembali Yang telah melekat disanubari Atas nama tuhan kukirim doa Doa agar insanya kekal disurga.
Saya di masa Pandemi Karya : Riyadi Oyad
Semenjak datangnya virus yang saya tertawakan Yang saya anggap lelucon bahkan saya permainkan Tapi semuanya merubah keadaan tanpa dugaan Bahkan saya kehilangan pekerjaan!
Pendidikan saya terganggu karena belajar mengandalkan jaringan Meski kuota gratis tapi sinyal hilang-hilangan.
Sudah hampir satu tahun saya hidup berdampingan dengan virus corona
Meski sudah menerapkan kehidupan new normal yang sudah berlaku lumayan lama Saya memang tidak terpapar virus corona tetapi saya tetap merasakan dampaknya.
Sedih rasanya jika saya tidak bisa melakukan aktivitas seperti biasa.
Kini setelah kehilangan pekerjaan saya menjadi pengangguran Berharap mendapatkan bantuan untuk melanjutkan kehidupan Tidak ada yang bisa saya lakukan
Kembali menjadi beban keluarga karena banyaknya kebutuhan.
Bayaran kuliah mengandalkan upah orang tua yang kerja serabutan Bahkan hasilnya saja hanya cukup untuk makan.
Beginilah nasib kehidupan sekarang di tengah pandemi yang masih menghadang Tidak bisa lagi merasakan tenang walau berada di waktu senggang
Kesal, sedih, lelah, dan kecewa bercampur jadi satu rasa.
Tapi mau bagaimana lagi semua orang pasti tak mau begini Mengeluh kepada diri sendiri hanya akan menyiksa diri.
Sekarang, menjalani hari dengan keadaan bimbang Aktivitas terbatas, kegiatan tak tuntas
Banyak ladang, tapi sumbang
keadaan makin terseok lantaran tak keluar rumah dan tak saling jamah silaturahmi terhenti, tapi hati saling doa
ironisnya kenyataan ini.
Seharusnya, kita.
Karya : Riyadi Oyad Seharusnya waktu itu kita jangan terlalu akrap,
Agar saat ini kita tidak terlanjur asing.
Seharusnya waktu itu kita jangan terlalu dekat, Agar saat ini kita tidak terlalu jauh.
Seharusnya waktu itu kita jangan mengungkapkan perasaan, Agar saat ini kita tidak saling melupakan.
Seharusnya waktu itu kita jangan bersama, Agar saat ini kita tidak berpisah.
Bulan dan Matahari Karya : Riyadi Oyad Kini matahari telah pergi
Tenggelam di lautan bersama mimpi-mimpi Kini bulan menemani
Di tengah sepoi angin bersama angan-angan, Apalah aku tanpa matahari
Seandainya aku lebih tahu diri Bulan tak bisa menjadi pengganti Karena keindahan tak akan sama lagi.
Aku tau Matahari akan kembali
Menjemputku ditepian membawa harapan Aku tau Bulan akan pergi
Meninggalkanku ditepian membawa kekecewaan.
Maafkan aku bulan Kau hanya pelampiasan.
Rumah Impian Karya : Riyadi Oyad Kau rumah yang sangat indah
Membuatku selalu bahagia
Bahkan jendelamu membuatku berasmara Masuk lewat pintu dengan tawa
Kau rumah yang sangat bagus Halamanmu selalu aku elus Bahkan dindingmu sangat halus Tak ada satupun tikus
Aku ingin memilikimu Dengan uang dikantongku Aku ingin mendapatkanmu Dengan doa dan harapanku.
Kenangan tangis dicerita manis Karya : Riyadi Oyad
Tak ada yang lebih indah dari kenangan Yang membuat kita lupa akan masa depan
Serpihan-serpihannya seperti menghancurkan hati Yang mematikan harapan dan harga diri
Tusukan janji yang menyayat mimpi Membuat tak percaya siapa-siapa lagi Bahkan diri sendiri
Tak ada yang lebih indah dari masa lalu Meski tangisan sudah lama beralalu Keadaan-keadaan yang tak bertuan Aku rawat baik dengan pujian Seandainya mereka tau.
Apa yang aku rasakan tak seperti yang aku ceritakan.
Sebelah Tangan Karya : Riyadi Oyad Lihat huruf itu sangat indah
Hingga menjadi sebuah kata Lihat kita sangat dekat Tapi, kita tak pernah terikat Mengapa?
Perasaan kamu balas hinaan Harapan selalu kamu acuhkan Dimana kurangnya aku?
Sehingga kita tak bisa bersatu Lihat puisi itu sangat menarik Hingga baik-baitnya sangat unik Lihat kita selalu berdua
Tapi, kita tak bisa bersama
Aku tau aku tak sempura
Tapi untuk menjadi yang terbaik Aku yakin bisa.
Sepulang kuliah Karya : Riyadi Oyad
Berjalan-jalan ditaman kota Membawa kertas dan pena Memikirkan revisi tadi pagi Berharap coretan adalah mimpi Kapan aku bisa memakai toga Teman angkatan udah pada bekerja Sedangkan aku berteman dengan maba yang bertanya tentang tugasnya.
Taman menemaniku Setiap pulang aku datang.
Teman meninggalkanku
Setiap aku bertanya mereka hilang.