• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ilmu Kebudayaan Sunda KELAS ti-a

N/A
N/A
Siti Ainun

Academic year: 2024

Membagikan "Ilmu Kebudayaan Sunda KELAS ti-a"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

Nama: Siti Ainun Nur Fitri NPM: 203010040

Kelas: TI-A

Mata Kuliah: Ilmu Kebudayaan Sunda

Tugas Pertemuan Ke-9: Coba jelaskan pengaruh budaya pada perkembangan bahasa Sunda, dan berikan contoh jargon bahasa dari pengaruh budaya!

Jawab:

Pengaruh budaya pada perkembangan bahasa Sunda

Suku Sunda adalah kelompok etnis yang berasal dari bagian barat pulau Jawa, Indonesia, dengan istilah Tatar Pasundan yang mencakup wilayah administrasi provinsi Jawa Barat, Banten, Jakarta, Lampung dan wilayah barat Jawa Tengah (Banyumasan). Suku Sunda merupakan etnis kedua terbesar di Indonesia. Sekurang-kurangnya 15,2% Penduduk Indonesia merupakan orang Sunda. Jati diri yang mempersatukan orang Sunda adalah bahasa dan budayanya. Dalam Budaya Sunda, ada suatu budaya unik yang berkaitan dengan bahasa yaitu Undak Usuk Basa Sunda. Undak Usuk Basa adalah tata cara dalam berkomunikasi dimana pemilihan kata yang digunakan harus disesuaikan dengan usia atau 3 kedudukan lawan bicara di masyarakat. Menurut Lukmana (2004:27), istilah Undak Usuk Basa berpadanan dengan istilah speech levels. Undak Usuk Basa Sunda adalah suatu sistem penggunaan variasi Bahasa Sunda halus, sedang, dan kasar.

Berdasar pada sejarahnya, munculnya Undak Usuk Basa Sunda disebabkan oleh pengaruh Budaya Jawa pada kehidupan Budaya Sunda. Kontak Bahasa Sunda dan Bahasa Jawa secara intensif terjadi ketika Sultan Agung menguasai tanah Pasundan. Salah satu unsur Bahasa Jawa yang berupa unggahungguhing boso diadopsi ke dalam sistem Bahasa Sunda. Jadi, Undak Usuk Basa dalam Bahasa Sunda muncul setelah daerah Pasundan dikuasai Mataram (Rosidi, 2004:30).

4 Masyarakat Suku Sunda memiliki budaya yang dapat mempersatukan identitas mereka sebagai Urang Sunda yaitu bahasanya. Dalam perkembangan peradaban budaya sebuah suku bangsa bahasa dirasa sangat penting peranannya.. Begitu pula Etnis Sunda, Bahasa Sunda merupakan cikal bakal dari peradaban budaya. Selain itu Bahasa Sunda juga merupakan sebuah jati diri seseorang yang disebut Urang Sunda. Hubungan antara Urang Sunda dan bahasanya memang cukup erat. Urang Sunda dapat mendeskripsikan dirinya sebagai manusia yang berasal dari tatar sunda dengan selalu bertutur kata kata Bahasa Sunda dalam kesehariannya.

Bahasa menjadi identitas suatu suku atau bangsa yang menuturkannya. Namun kini lebih banyak Urang Sunda (yang lahir dan dibesarkan di tatar sunda, khususnya daerah Jawa bagian barat) terutama yang tinggal di perkotaan mulai jarang menggunakan Bahasa Sunda dalam berkomunikasi. Seiring dengan terlupakannya Bahasa Sunda di tanahnya sendiri menjadikan Budaya Sunda terancam kelestariannya. Mengingat banyaknya masyarakat Suku Sunda yang meninggalkan kampung halaman dan tinggal di kota-kota besar, belum tentu mereka yang sudah terpengaruh oleh banyak hal, misalnya pendidikan, lingkungan, agama ataupun budaya dari masyarakat bersuku

(2)

Banyaknya masyarakat suku lain yang tentunya membawa budaya dari daerah mereka masing-masing sudah pasti memberikan pengaruh kepada budaya asli yang ada di Bandung yaitu Budaya Sunda. Generasi muda memiliki peran yang sangat penting dalam memajukan budaya. Dalam konteks keberlanjutan budaya apabila generasi muda sudah tidak lagi peduli terhadap budaya daerahnya maka budaya tersebut akan mati. Namun jika generasi mudanya memiliki kecintaan dan mau ikut serta dalam melestarikan budaya daerahnya maka budaya tersebut akan tetap ada disetiap generasi.

Contoh jargon bahasa dari pengaruh budaya

1. Menyatakan" waktu," terkenal dengan “jam karet”

2. Kelompok montir atau perbengkelan ada ungkapan–ungkapan seperti roda gila, didongkrak, dices, dibalans, dan dipoles.

3. Kelompok tukang batu dan bangunan ada ungkapan, seperti disipat, diekspos, disiku dan ditimbang.

4. Kata “koning” untuk mengistilahkan sapi terbaik atau raja sapi

5. Penggunaan kata ngantè memiliki arti “meminjam uang”. Jargon ini berasal dari Bahasa Madura kantè yang memiliki arti “sarang laba-laba”.

6. Kata “nginum” digunakan untuk melambangkan “Turun harga”. Kata “nginum”

adalah kata Bahasa Madura yang memiliki arti Minum”.

Referensi

Dokumen terkait

Sunda, Priangan, dan Jawa Barat adalah tiga istilah yang secara lokalitas dan spasialitas menunjuk pada wilayah yang relatif sama.. Namun demikian, pada ketiga

Sebagian besar nomina Belanda yang diserap oleh bahasa Sunda berkaitan dengan benda-benda, istilah, dan lembaga yang berasal dari Belanda, yang memang pada saat diserap tidak

Kompleks bangunan Kampung Pulo (pulau) di Desa Cangkuang, Kecamatan Leles, Kabupaten Garut, Jawa Barat, merupakan salah satu contoh kompleks arsitektur tradisional Sunda yang berpijak

Selanjutnya, Sunda menjadi nama kerajaan di bagian barat Pulau Jawa, Kerajaan Sunda, yang berdiri pada abad ke-7 dan berakhir pada tahun 1579 M, yang

Dari sekian bentuk kebudayaan yang ada di Jawa Barat, dimana pemilik kebudayaan tersebut lebih dikenal sebagai suku Sunda, yang akan menjadi bahasan utama penulis dalam tulisan

Haji Hasan Mustapa (1852-1930) merupakan salah satu penerus tradisi tasawuf Nusantara dari tatar Sunda (Jawa Barat)3. Ia merupakan sastrawan Sunda terbesar yang

Hal yang melatar belakangi penelitian ini adalah letak geografis Cilacap yang berada dekat dengan provinsi Jawa Barat, dimana Jawa Barat tempat dan tumbuh berkembangnya budaya

barat Jawa Tengah yang berbatasan dengan Jawa Barat yang menyebabkan kesenian-kesenian Cilacap mendapat pengaruh dari kebudayaan Sunda termasuk juga kesenian