ILMU SOSIAL & BUDAYA
434334032022150 - Astri Sulastri 434334032022165 - Ati Kartika 434334032022162 - Dadan Ramdani
434334032022117 - Defia Nuraeni 434334032022141 - Marsya Mustikasari
434334032022163 - Mia Rismawanti 434334032022167 - Omah Rohmah 434334032022146 - Ranisa Aprilianti
434334032022159 - Rima Yani 434334032022161 - Ruaelah 434334032022165 - Tita Hartawati 434334032022160 - Tris Siti Hasanah
“HARAPAN”
Disusun Oleh :
Daftar Materi
Pengertian Harapan
01
Aspek, Indikator, dan Faktor yang Mempengaruhi Harapan
02
Hubungan Manusia dengan Harapan
03
Kepercayaan
04
Harapan, Doa dan Cita-Cita
05
Kesimpulan
06
Pengertian Harapan
Pengertian Harapan :
Menurut Snyder (2002), harapan adalah proses dari pemikiran yang memiliki tujuan (goal), dengan motivasi untuk meraih tujuan tersebut (agency), dan upaya untuk meraih tujuan tersebut (pathways).
Harapan adalah persepsi atau pemikiran individu dalam mengonseptualisasikan sebuah tujuan secara jelas, dengan menjadikan motivasi untuk meraih tujuan, dan upaya mengembangkan strategi spesifik untuk mencapai tujuan tersebut di waktu yang akan datang.
Harapan itu sendiri terkandung dalam hati setiap orang yang datangnya merupakan karunia Tuhan, bersifat terpatri dan sukar dilukiskan.
Agar harapan dapat tercapai, memerlukan kepercayaan kepada diri sendiri, kepercayaan kepada orang lain dan kepercayaan kepada Tuhan
Pengertian Harapan
Contoh :
Ani seorang mahasiswa, ia belajar rajin dengan harapan di dalam ujian semester memperoleh nilai A.
Hal itu dilakukan dengan keyakinan bahwa akan terwujud apa yang diharapkan. Jadi untuk mewujudkan harapan itu harus disertai usaha yang sesuai dengan apa yang diharapkan. Tetapi meskipun sudah berusaha keras, kadang-kadang harapan itu belum tentu terwujud.
Aspek Harapan
Menurut Snyder (1994)Tujuan adalah sebuah target yang telah ditentukan oleh individu sebelum melakukan sesuatu. Tujuan merupakan obyek, pengalaman atau hasil yang dibayangkan dan diinginkan dalam pikiran individu
Tujuan (Goals)
01
Willpower merupakan energi mental yang menggerakkan individu untuk berpikir penuh dengan harapan dan mengarahkan individu menuju tujuan yang ingin di capai.
Keinginan Kuat (Willpower)
02
Waypower merupakan rencana mental atau peta jalan yang dapat mengarahkan cara individu untuk dapat berpikir penuh dengan harapan. Waypower menunjukkan rute dimana individu harus berjalan dari satu tempat menuju tujuan yang diinginkan.
Jalan Keluar (Waypower)
03
Indikator Harapan
Menurut Snyder (1994)Optimisme diartikan sebagai perasaan memiliki energi mental untuk mencapai suatu tujuan. Sikap optimis secara umum merupakan harapan individu bahwa hal-hal yang baik akan terjadi. Harapan memiliki korelasi positif dengan optimisme. Optimisme sendiri berkaitan kuat dengan willpower dalam harapan.
Optimisme
01
Umumnya, individu yang memiliki harapan lebih tinggi menginginkan untuk menggunakan kontrol pribadi dalam kehidupan mereka. Harapan dapat dikorelasikan dengan keinginan dalam kontrol, kemungkinan untuk menentukan, menyiapkan diri untuk melakukan antisipasi terhadap stres, kepemimpinan, dan menghindari ketergantungan.
Persepsi Mengenai Kontrol
02
Indikator Harapan
Menurut Snyder (1994)Daya saing memiliki pengaruh terhadap perbandingan individu dengan orang lain. Individu yang memiliki harapan tinggi akan memiliki daya saing yang lebih besar.
Individu dengan harapan tinggi menyukai proses kompetisi karena proses tersebut menyediakan tantangan yang baru bagi mereka. Dengan kata lain, mereka menikmati proses daripada hasil yang diperoleh.
Daya Saing
04
Kemampuan menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan harapan diperlukan ketika individu mengalami kesulitan untuk mencapai tujuan. Dalam keadaan tersebut, individu yang memiliki harapan harapan tinggi cenderung terfokus pada tugas dan mencari berbagai cara alternatif untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan.
Persepsi mengenai kemampuan pemecahan masalah
03
Indikator Harapan
Menurut Snyder (1994)Daya saing memiliki pengaruh terhadap perbandingan individu dengan orang lain. Individu yang memiliki harapan tinggi akan memiliki daya saing yang lebih besar.
Individu dengan harapan tinggi menyukai proses kompetisi karena proses tersebut menyediakan tantangan yang baru bagi mereka. Dengan kata lain, mereka menikmati proses daripada hasil yang diperoleh.
Afek Positif
06
Individu dengan self-esteem tinggi akan memiliki harapan yang tinggi dan terbiasa untuk berpikir mengenai keinginan dan rencana untuk mencapai tujuan. Individu tersebut akan berpikir positif mengenai diri mereka sendiri karena mereka memahami bahwa mereka harus mencapai suatu tujuan.
Self-Esteem
05
Indikator Harapan
Menurut Snyder (1994)Penelitian menunjukkan bahwa individu yang memiliki harapan tinggi memiliki kecemasan yang lebih rendah.
Individu dengan harapan tinggi dipenuhi dengan energi mental dan ide-ide mengenai pencapaian tujuan sehingga membuat mereka terhindar dari depresi
Tidak merasakan Cemas / Depresi
07
Faktor yang mempengaruhi Harapan
Menurut Weil (2000)a. Dukungan Sosial
Dukungan sosial merupakan suatu hubungan interpersonal yang di dalamnya melibatkan dua orang atau lebih yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dasar anak dalam mendapatkan rasa aman, hubungan sosial, persetujuan dan kasih sayang. Contoh :
Sumber-sumber dukungan sosial anak dapat berasal dari orang terdekatnya, seperti teman sebaya, tetangga, guru-guru di sekolah, keluarga khususnya orang tua dan saudara kandung.
b. Kepercayaan Religius
Kepercayaan merupakan sebuah keyakinan yang dipercayai oleh seseorang. Sedangkan Religius memiliki makna agama dan memiliki kaitan dengan Tuhan. Kepercayaan religius dan spiritual telah diidentifikasikan sebagai sumber utama harapan. Kepercayaan religius dijelaskan sebagai kepercayaan dan keyakinan seseorang pada hal positif atau menyadarkan individu pada kenyataan bahwa terdapat sesuatu atau tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya untuk situasi individu saat ini.
Faktor yang mempengaruhi Harapan
Menurut Weil (2000)c. Kontrol
Mempertahankan kontrol merupakan salah satu bagian dari konsep harapan. Kemampuan kontrol dalam harapan berkaitan dengan kemampuan untuk menentukan sesuatu hal, mengontrol dan menyiapkan diri.
Mempertahankan kontrol dapat dilakukan dengan cara tetap mencari informasi, menentukan nasib sendiri, dan kemandirian yang menimbulkan perasaan kuat pada harapan individu. Kemampuan individu akan kontrol juga dipengaruhi self-efficacy yang dapat meningkatkan persepsi individu terhadap kemampuannya akan kontrol. Harapan dapat dikorelasikan dengan keinginan dalam kontrol, kemampuan untuk menentukan, menyiapkan diri untuk melakukan antisipasi terhadap stres, kepemimpinan, dan menghindari ketergantungan.
Harapan dalam kehidupan manusia merupakan cita-cita, keinginan, penantian, kerinduan supaya sesuatu itu terjadi. Dalam menantikan adanya sesuatu yang terjadi dan diharapkan, manusia melibatkan manusia lain atau kekuatan lain di luar dirinya supaya sesuatu terjadi, selain hasil usahanya yang telah dilakukan atau ditunggu hasilnya. Jadi, yang diharapkan itu adalah hasil jerih payah dirinya dan bantuan kekuatan lain.
Harapan itu ada karena manusia hidup. Manusia hidup penuh dengan dinamikanya, penuh dengan keinginannya atau kemauannya. Harapan untuk setiap orang berbeda-beda kadarnya.
Orang yang wawasan pikirannya luas, harapannya pun akan luas. Demikian pula orang yang wawasan pikirannya sempit, maka akan sempit pula harapannya
Hubungan Manusia dengan Harapan
Harapan itu bersifat manusiawi dan dimiliki semua orang. Dalam hubungannya dengan pendidikan moral, untuk mewujudkan harapan perlu di wujudkan hal - hal sebagai berikut:
a. Harapan apa yang baik
b. Bagaimana mencapai harapan itu
c. Bagaimana bila harapan itu tidak tercapai.
Jika manusia mengingat bahwa kehidupan tidak hanya di dunia saja namun di akhirat juga, maka sudah selayaknya "harapan" manusia untuk hidup di kedua tempat tersebut bahagia.
Dengan begitu manusia dapat menyelaraskan kehidupan antara dunia dan akhirat dan selalu berharap bahwa hari esok lebih baik dari pada hari ini, namun kita harus sadar bahwa harapan tidak selamanya menjadi kenyataan.
Hubungan Manusia dengan Harapan
Sebab Manusia Memiliki Harapan :
Menurut kodratnya manusia itu adalah makhluk sosial. Setiap lahir ke dunia ini langsung disambut dalam suatu pergaulan hidup, yakni di tengah suatu keluarga atau anggota masyarakat lainnya. Tak ada satu manusia pun yang luput dari pergaulan hidup. Di tengah manusia lain itulah seseorang dapat hidup dan berkembang fisik dan jasmani, serta mental dan spiritualnya.
Ada dua hal yang mendorong manusia hidup bergaul dengan manusia lain, yaitu:
dorongan kodrat dan dorongan kebutuhan hidup.
Hubungan Manusia dengan Harapan
Dorongan Kodrat
Kodrat ialah sifat, keadaan, atau pembawaan alamiah yang sudah terjelma dalam diri manusia sejak manusia itu diciptakan oleh Tuhan. Misalnya : menangis, bergembira, berpikir, bercinta, berjalan, berkata, mempunyai keturunan dan sebagainya. Setiap manusia memiliki kemampuan untuk itu semua.
Dorongan kodrat menyebabkan manusia mempunyai keinginan atau harapan. Seperti halnya orang yang menonton pertunjukan lawak dengan harapan agar terhibur. Sang pelawak juga mengharapkan agar penonton tertawa terbahak-bahak. Jika penonton tidak tertawa, berarti harapannya gagal dalam menghibur penonton.
Hubungan Manusia dengan Harapan
Dorongan Kebutuhan Hidup
Dengan adanya dorongan kodrat dan dorongan kebutuhan hidup itu maka manusia mempunyai harapan, karena pada hakikatnya harapan itu adalah keinginan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Sehubungan dengan kebutuhan-kebutuhan manusia itu.
Abraham Maslow mengategorikan kebutuhan manusia menjadi lima macam. Lima macam kebutuhan itu merupakan lima harapan manusia, yaitu:
a. Harapan untuk memperoleh kelangsungan hidup (survival) b. Harapan untuk memperoleh keamanan (safety)
c. Harapan untuk memiliki hak dan kewajiban untuk mencintai dan dicintai (being loving and love) d. Harapan memperoleh status atau diterima atau diakui lingkungan (status)
e. Harapan untuk memperoleh perwujudan dan cita-cita (self actilization)
Hubungan Manusia dengan Harapan
Kepercayaan berasal dari kata percaya, artinya mengakui atau meyakini akan kebenaran. Ada jenis pengetahuan yang dimiliki seseorang, bukan karena merupakan hasil penyelidikan sendiri, melainkan diterima dari orang lain. Kebenaran pengetahuan yang didasarkan atas orang lain itu disebabkan karena orang lain itu dapat dipercaya.
Kepercayaan dalam agama merupakan keyakinan yang paling besar. Hak berpikir bebas, hak atas keyakinan sendiri menimbulkan juga hak beragama menurut keyakinan. Dalam hal beragama tiap-tiap orang wajib menerima dan
menghormati kepercayaan orang yang beragama itu.
Kepercayaan
Dasar kepercayaan adalah kebenaran. Sumber kebenaran adalah manusia. Kepercayaan itu dapat dibedakan atas :
• Kepercayaan Pada Diri Sendiri
Kepercayaan pada diri sendiri itu ditanamkan setiap pribadi manusia. Percaya pada diri sendiri pada hakikatnya percaya pada Tuhan Yang Maha Esa Percaya pada diri sendiri, menganggap dirinya mampu mengerjakan yang diserahkan atau dipercayakan kepadanya
• Kepercayaan Kepada Orang Lain
Percaya kepada orang lain itu dapat berupa percaya kepada saudara, orang tua, guru, atau siapa saja. Kepercayaan kepada orang lain itu sudah tentu percaya terhadap kata hatinya, perbuatan yang sesuai dengan kata hati, atau terhadap kebenarannya.
• Kepercayaan Kepada Pemerintah
Pandangan demokratis mengatakan bahwa kedaulatan adalah dari rakyat, kewibawaan pun milik rakyat. Rakyat adalah negara, rakyat itu menjelma pada negara. Satu-satunya realitas adalah negara.
Manusia sebagai seorang (individu) tak berarti. Dan orang mempunyai arti hanya dalam masyarakat negara.
• Kepercayaan Kepada Tuhan
Kepercayaan kepada Tuhan yang maha kuasa itu amat penting. karena keberadaan manusia itu bukan dengan sendirinya, tetapi diciptakan oleh Tuhan
Kepercayaan
Harapan berasal dari kata harap yaitu keinginan supaya sesuatu terjadi atau suatu yang belum terwujud. Hampir sama dengan visi walau dalam spektrum sederhana, harapan merupakan ciptaan yang kita buat sebagai sesuatu yang hendak kita raih. Jadi hidup tanpa harapan seperti hidup tanpa visi dan tujuan.
Dalam setiap kehidupan manusia yang pastinya mempunyai harapan, kita tidak boleh menyerah untuk mewujudkan harapan tersebut. Karena harapan dan keinginan itulah yang membuat hidup kita sebagai manusia menjadi lebih berarti di dunia ini, yang terus memberikan dorongan agar kita tetap melakukan dan memberikan yang terbaik dalam setiap pekerjaan.
Kesimpulan
• Cita-cita merupakan impian yang disertai Tindakan dan juga diberikan batas waktu.
Jadi jika bermimpi untuk menjadi seorang yang sukses, misalkan Dokter, Insinyur, Arsitek, Manager suatu Perusahaan, atau mungkin Presiden, kita harus berusaha dengan sungguh-sungguh. Semua itu harus di sertai dengan Tindakan, bukan hanya berandai-andai saja
• Orang yang berdoa bukan hanya sekedar sadar bahwa kekuatannya lemah, tetapi ada unsur keyakinan bahwa berdoa itu merupakan kewajiban. “Dan berfirman Tuhan kamu : Berdoalah kamu Kepada-Ku. Juga Aku akan mengabulkan doamu” (QS.
Gafir : 60). “Maka wajib atas kamu berdoa” (H.R. Turmidzi).
Harapan Doa & Cita-Cita
Thank you
Source :
• Snyder, C.R. 2002. Hope Theory: Rainbows in The Mind. Psychological Inquiry Journal
• Weil, C.M. 2000. Exploring Hope in Patients With End Stage Renal Disease on Chronic Hemodialysis. ANNA Journal.
• https://www.kajianpustaka.com/2022/05/harapan-hope.html?m=1