IMPLEMENTASI APLIKASI SISTEM KEUANGAN DESA TERHADAP KEOPTIMALAN PENGELOLAAN
DANA DESA SALUDENGEN
Nugrayadi1, Rahmawati Umar2, Muh. Fuad Randy3
1,2,3Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YPUP Makassar
1[email protected], 2[email protected], 3[email protected]
ABSTRACT
This research aims to find out the optimization of village fund management using the SisKeuDes Application in Saludengen Village, Bambang District, Mamasa Regency. The analysis technique used was an interactive method namely data reduction, data presentation, and data verification. The results of this research indicate that the village fund management in Saludengen Village by using the SisKeuDes Application makes it easier in structuring the village finance and village fund governance system so that it is accountable. The data collection is always involving community groups, such as Proposed budget allocation, then reported to the village community and can be accessed and retrieve data by using SisKeuDes Application, so it is very transparency to the village community. Therefore, the management of village funds using SisKeuDes Application is managed transparency and accountability so that village fund management is running optimally.
Keywords: Optimization, Village Fund, SisKeuDes Application.
PENDAHULUAN
Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memilikih batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul,dan/hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan negara Kesatuan Republik Indonesia. Oleh sebab itu desa memiliki hak dalam mengatur dan mengelolah tata pemerintahannya, dan salah satunya adalah pengelolaan keuangan desa dalam hal ini dana desa.
Ruang lingkup pengelolaan keuangan desa meliputih perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, serta pertanggungjawaban keuangan desa.
Keuangan desa yang didapatkan dari sumber pendapatan desa harus dikelolah dengan baik demi tercapainya pembangunan desa. Melalui kebijakan dana desa, perekonomian dan kesejahteraan masyarakat diharapkan bisa meningkat. Dan ini didukung oleh semakin bertambahnya alokasi anggaran setiap tahunnya.
Dana Desa (DDes) bersumber dari APBN yang prioritas penggunaanya untuk pembangunan dan pengembangan masyarakat dan harus sesuai dengan aturan. Olehnya itu diperlukan adanya pengorganisasian yang jelas dalam melaksanakan suatu kebijakan dan pengoptimalisasian sumber daya manusia serta penempatan pegawai pemerintahan desa yang sesuai dengan kompetensinya.
Kita ketahui bahwa sumber pendapatan desa sebagian besar berasal dari batuan pemerintah pusat (APBN) maupun pemerintah daerah (APBD), sebab desa adalah daerah otonom yang kecil sehingga jika hanya mengandalkan pedapatan asli desa maka tidak akan mampu meningkatkan pembangunan desa baik itu dalam segi infrastruktur maupun dalam segi administratif. Olehnya itu sangat dibutuhkan pengelolaan dan manajemen yang baik untuk mengelolah pendapatan asli desa dan keuangan desa.
Salah satu strategi dalam pengeloaan keuangan desa adalah pemerintah pusat mengiplementasikan aplikasi yang berbasis online untuk pemerintahan desa yaitu Aplikasi Sistem Keuangan Desa (SISKEUDES), yang dikembangkan oleh permendagri sebagai regulator sehinggah hasil dari penggunaan aplikasi tersebut akan sesuai dengan peraturan
yang berlaku, dan memudahkan operator desa dalam penyusunan laporan pengelolaan dana desa (DDes).
Aplikasi Sistem Keuangan Desa ini dikembangkan pada bulan mei 2015, dan dirilis di seluruh wilayah di Indonesia pada bulan juni 2015. Aplikasi Sistem Keuangan Desa berbasis online dapat membuat desa lebih baik lagi dengan memenuhi kebutuhan dan kepentingan masyarakat.
Desa Saludengen merupakan salah satu desa yang ada di Kabupaten Mamasa yang terletak di Kecamatan Bambang dimana Desa Saludengen masih mengalami beberapa kendala seperti : Tidak tersedianya jaringan internet dalam desa, serta jalur transportasi menuju ibu kota Kabupaten yang kurang memadai, yang mengakibatkan keterlambatan dalam penginputan Rancangan Anggaran Biaya (RAB) Pengelolaan Dana Desa dengan menggunakan Aplikasi Sistem Keuangan Desa, sehinggah membutuhkan waktu dalam penginputan data dan mengakibatkan lambatnya pencairan Dana Desa.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah Pengelolaan Dana Desa Saludengen Kecamatan Bambang Kabupaten Mamasa Dengan Menggunakan Aplikasi Sistem Keuangan Desa Sudah Optimal ?
Tujuan dari penelitian ini adalah: Untuk mengetahui dan menganalisis Keoptimalan Pengelolaan Dana Desa Saludengen Kecamatan Bambang Kabupaten Mamasa dengan menggunakan Aplikasi Sistem Keuangan Desa.
TINJAUAN LITERATUR
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2017) Optimalisasi berasal dari kata dasar optimal yang berarti terbaik, tertinggi, paling menguntungkan, menjadikan paling baik, dan menjadikan paling tinggi.
Sehinggah optimalisasi adalah suatu tindakan, proses atau metodologi untuk membuat sesuatu (sebagai sebuah desain, sistem, atau keputusan) menjadi lebih/ sepenuhnya sempurna, fungsional, atau lebih efektif.
Menurut Machfud (2015:), berkaitan dengan optimalisasi suatu tindakan/ kegiatan untuk meningkatkan dan Mengoptimalkan.
Untuk itu diperlukan intensifikasi dan ekstensifikasi subyek dan obyek pendapatan.
Sedangkan menurut Gita (2015), ada tiga elemen permasalahan optimalisasi yang harus diidentifikasi, yaitu tujuan, alternatif keputusan, dan sumberdaya yang dibatasi.
Menurut UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan daerah dikatakan bahwa keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah yang dapat dinilai dengan uang dan segalah sesuatu berupa uang dan barang yang dapat dijadikan milik daerah yang berhubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut.
Menurut Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 58 Tahun 2017 tentang pengelolaan keuangan daerah disebutkan bahwa keuangan adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dapat dinilai dengan uang termasuk di dalamnya segalah bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah tersebut.
Menurut UU KEMENDAGRI No 20 Tahun 2018 (pasal 1); keuangan desa adalah semua hak dan kewajiban desa yang dapat dinilai dengan uang serta segalah sesuatu berupa uang dan barang yang berhubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban desa.
Hak dan kewajiban tersebut menimbulkan pendapatan, belanja, pembiayaan yang perlu diatur dalam pengelolaan keuangan desa yang baik.
Menurut Munawir (2015), Analisis laporan keuangan adalah analisis laporan keuangan yang terdiri dari penelaahan atau mempelajari dari pada hubungan- hubungan dan tendensi atau kecenderungan untuk menentukan posisi keuangan dan hasil operasi serta perkembangan perusahaan yang bersangkutan.
Sedangkan menurut Harahap (2016), Analisis laporan keuangan desa adalah menguraikan akun-akun laporan keuangan desa menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan, dan melaksankan proses pencatatan keuangan desa yang akurat dan akuntabel.
Menurut Siswandi, S (2018), Laporan keuangan desa merupakan hasil akhir dari sebuah proses pencatatan transaksi keuangan yang dilaksanakan oleh aparatur desa dalam
hal ini bendahara desa dalam rangka penatausahaan didalam analisis pengelolaan keuangan desa.
Kesalahan melakukan pencatatan transaksi keuangan desa tentu akan mengakibatkan kesalahan yang fatal dalam menyusun laporan keuangan desa. Itulah sebabnya pencatatan transaksi keuangan desa harus dilakukan dengan benar dan seimbang, sehinggah dapat membuat laporan keuangan desa yang transparan dan akuntabel.
Permendagri Nomor 113 Tahun 2018 bahwa asas pengelolaan keuangan desa ada empat, yaitu: transparan, akuntabel, partisipatif, serta dilakukan dengan tertib dan disiplin anggaran.
Menurut Kutipan Jurnal Simper Dede Demak (2017), Dana desa adalah dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang diperuntukkan bagi desa yang ditransfer melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten/Kota dan digunakan untuk membiayai penyelenggaraan Pemerintahan, Pembangunan, serta pemberdayaan masyarakat.
Menurut BPKP (2015), Dana desa adalah dana yag bersumber dari Anggran Pendapatan dan Belanja Negara yang ditransfer melaluih APBD Kabupaten/ Kota untuk pembangunan, dan pemberdayaan Masyarakat, yang dianggarkan oleh pemerintah secara rasional dalam APBN setiap tahun.
Besaran alokasi anggaran yang diperuntukkan langsung ke desa ditentukan 10% dari dan diluar dana transfer Daerah secara bertahap. Dan dihitung berdasarkan jumlah penduduk desa dan dialokasikan berasarkan angka kemiskinan, luas wilayah, dan tingkkat kesulitan geografis.
Oleh sebab itu, menurut UU No 4 Tahun 2014, Tentang Desa Pengelolaan Keuangan Desa adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan dan pelaporan pertanggungjawaban keuangan desa.
Pengelolaan keuangan desa memliki tahap atau siklus yang menjadi aturan dalam penyusunannya, siklus tersebut adalah Musrenbangdes yang merupakan perencanaan pembangunan desa yang disusun berdasarkan
hasil kesepakatan dalam musyawarah desa dengan jangka waktu paling lambat dilaksanakan pada bulan juni tahun anggaran berjalan. Kemudian masuk dalam penyusunan RKP Desa yang mulai disusun oleh pemerintah desa pada bulan juli tahun berjalan dan paling lambat akhir bulan september. Dari penyusunan RKP Desa tersebut maka dilakukanlah penyusunan APB Desa, dimana Kepalah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa menyepakati bersama akan rancangan peraturan desa tentang APB Desa paling lambat bulan oktober tahun berjalan. Setelah itu, maka dibuatlah Laporan Realisasi APB Desa tiap Semester kepada Bupati/ Wali Kota.
Untuk semester 1 dilaksanakan paling lambat akhir bulan juni tahun berjalan, sedangkan untuk semester 2 dilaksanakan paling lambat akhir bulan desember tahun berjalan (PP 43 Tahun 2014).
struktur Organisasi Pengelolaan dana desa ini di pedomani untuk melaksanakan tugas dan wewenang yang sesuai dengan garis koordinasi struktur pengelolaan keuangan desa, dan lebih mengenal tugas dan fungsi yang sesuai dengan jalur atau poksi masing- masing. Sehingga tata pelaksanaan pengelolaan keuangan desa dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan harapan bersama. Olehnya itu, untuk lebih memahaminya, maka dibuatlah struktur organisasi tersebut yang dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 1.Ilustrasi Struktur Organisasi Pengelolaan Keuangan Desa
Sumber : BPKP (2015)
Tugas dari Kepala Desa dan Pelaksana Teknis Pengelolaan Keuangan Desa (PTPKD) terdiri dari Sekretaris Desa, Kepala Seksi dan Bendahara Desa, yang akan menjadi pemeran utama dalam menjalankan atau melaksanakan pengelolaan keuangan desa sebagai pelaksana teknis dalam setiap kegiatan- kegiatan yang dimaksudkan.
Menurut kutipan skripsi dari Ririn (2018), Pengembangan aplikasi keuangan merupakan hal yang wajar dalam sebuah organisasi atau pemerintahan, termasuk dalam tata kelola pemerintahan desa agar mutu pelaporan keuangan semakin profesional, berkualitas, efektif dan efisien. Sebagaimana kita ketahui bahwa Siskeudes adalah aplikasi keuangan yang dikembangkan oleh BPKP bekerja sama dengan Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Desa untuk digunakan oleh seluruh pemerintah desa di Indonesia dalam pengelolaan dana desa.
Dalam penggunaannya Pemerintah desa harus bisa menerapkan prinsip transparansi dan akuntabilitas mengingat dalam pengelolaan keuangan desa tersebut Pemerintah desa dituntut untuk membuat laporan.
Tujuan Sistem Keuangan Desa adalah sebagai berikut :
(a). Memastikan seluruh ketentuan dan kebijakan dalam penerapan UU Desa khususnya Keuangan dan pembangunan desa dapat dilaksanakan dengan baik untuk seluruh tingkatan pemerintah; (b). Pemerintah desa dapat melaksanakan alur pengelolaan keuangan desa secara akuntabel mulai dari perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, dan pelaporan pertanggungjawaban.
Menurut UU Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (pasal 67) desa diberikan kesempatan yang besar untuk mengurus tata pemerintahannya sendiri, termasuk pengelolaan keuangannya, serta melaksanakan pembangunan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat desa.
Aplikasi Sistem Keuangan Desa (SISKEUDES) merupakan aplikasi yang di buat oleh BPKP untuk membantu pemerintah desa dalam melakukan pelaporan keuangan
desa. Dengan tampilan yang sederhana membuat aplikasi ini terlihat sangat sederhana namun sangat baik untuk digunakan.
Pengunaannya bisa dalam keadaan online dan offline Berdasarkan rumusan masalah dan kerangka pikir yang peneliti buat, maka hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah : “Bahwa Pengelolaan Dana Desa Saludengen Kecamatan Bambang Kabupaten Mamasa dengan menggunakan Aplikasi Sistem Keuangan Desa (Siskeudes) sudah optimal”.
Adapun kerangaka pikir penelitian ini, digambarkan dalam bentuk skema dibawah ini:
METODE PENELITIAN Gambar 2. Desain Penelitian
Sumber : Kutipan Skripsi Firna (2018)
Sesuai dengan judul penelitian, maka lokasi penelitian ini dilakasanakan di Desa Saludengen Kecamatan Bambang Kabupaten Mamasa, waktu penelitian ini selama 2 (Dua) bulan yaitu bulan Juni s/d Agustus 2019.
Penelitian ini menggunakan jenis data kualitatif dan jenis data kuantitatif dimana data
Desa Saludengen
Perencanaan dan Penganggaran
Pelaksanaan Pelaporan dan Pertanggungjawaban
Optimalisasi Pengelolaan Dana Desa Dengan Aplikasi SISKEUDES Penatausahaan
Kesimpulan
Pengelolaan Keuangan Desa
PEREMENDAGRI No.113 Tahun 2014
Tentang Desa Transparansi
Akuntabilita s
penelitian ini bersumber dari data primer dan sekunder.
(1).Studi kepustakaan yaitu pengumpulan data yang dilakukan melalui bahan-bahan yang tertulis dan relavan dengan penelitian ini, seperti literature dan berbagai dokumen serta laporan-laporan yang diterbitkan oleh instansi terkait.
(2).Studi lapangan yaitu pengumpulan data yang dilakukan penulis secara langsung ke objek penelitian dengan menggunakan teknik penelitian sebagai berikut:
(a).Observasi (b).Wawancara (c).Dokumentasi Adapun teknik yang digunakan dalam penelitian ini yaitu jenis Opportunistic sampling dimana pemilihan informan dilakukan saat study lapangan dan peneliti mencari kesempatan memilih informan. Hal ini diperoleh dari kunjungan lapangan kelokasi penelitian oleh peneliti, yakni di desa Saludengen dengan memilih narasumber yang betul- betul memahami tentang Dana Desa dan Aplikasi Sistem Keuangan Desa (SISKEUDES) sehingga mereka akan memberikan informasi secara tepat sesuai dengan yang dibutuhkan oleh peneliti. Adapun informan dijelaskan dalam tabel berikut :
Tabel 1. Daftar Informan Penelitian
No Nama Jabatan 1. Aski
Kepala Desa
Saludengen 2. Irmansya
Paulus S.Pd
Sekertaris Desa Saludengen
3. Dediman M, S.Pd
Operator Desa Saludengen
4. Karmenas Bendahara Desa Saludengen
5. Wankarta Kepala Seksi
Kesejatraan 6. Dulmi, S.Pd Kaur TU & Umum 7. Melkisedek Kaur Keuangan Sumber : diolah oleh peneliti
Alasan peneliti fokus pada Perangkat Desa sebagai informan sebab merekalah yang menjalankan dan menerapkan Aplikasi Sistem Keuangan Desa dalam menunjang Pengelolaan Dana Desa.
Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan model interaktif dimana proses
pengumpulan data sebagai suatu siklus, yang terdiri dari beberapa langka yaitu :
• Pengumpulan data
• Reduksi data
• Penyajian data
• Penarikan kesimpulan.
Data kualitatif yang berupa data dalam bentuk foto, kata-kata, tindakan peneliti dan peristiwa di kehidupan sosial.
HASIL DAN PEMBAHASAN Setelah melakukan penelitian selama 45 hari di desa Saludengen Kecamatan Bambang Kabupaten Mamasa, peneliti berhasil mendapatkan data- data yang akan dijadikan bahan acuan dalam menjawab rumusan masalah yang ada. Berikut data yang diperoleh
Gambar 2. Anggaran Dana Desa
Sumber : APBDes Saludengen (Siskeudes) Setelah melakukan penelitian selama 2 (dua) bulan pada lokasi Desa Saludengen Kecamatan Bambang Kabupaten Mamasa, peneliti telah mengumpulkan data – data baik dalam bentuk dokumentasi, wawancara dari berbagai sumber informasi yang dijadikan sebagai acuan dalam menjawab variabel independen dan dependen yaitu Optimalisasi pengelolaan dana dengan menggunakan aplikasi sistem keuangan desa.
Dan yang menjadi keunggulannya yaitu lebih memudahkan penataan sistem tata kelola Keuangan Desa dan Dana Desa, serta dari hasil penginputan data berupa serapan anggaran pada setiap pengusulan kegiatan senantiasa melibatkan kelompok masyarakat, seperti pengusulan alokasi dana yang setujui dan hasil tersebut dilaporkan kepada masyarakat desa dalam bentuk transparansi, dan masyarakat bisa diakses dan mengambil data lewat Aplikasi tersebut.
Dengan tersedianya Jaringan Internet di Desa Saludengen Kecamatan Bambang Kabupaten Mamasa, sesuai dengan Peraturan Perundang Undangan yang berlaku seperti yang diatur oleh Permendagri Nomor 113
Tahun
2017 2018 2019
746.288.000,00 654.284.000,00 725.718.000,00
Tahun 2014, pengelolaan dana Desa yang menggunakan Aplikasi SISKEUDES, sudah tertata rapi dan simpel, akuntabel dan sifatnya transparansi sehingga masyarakat dapat melihat pengelolaan anggaran dana Desa melalui hadirnya Aplikasi SISKEUDES.
Dalam satu tahun Anggaran dari 100 % dibagi tiga tahapan dalam proses Pencairan:
Tahap I (20%), Tahap II (40%), dan Tahap III (40%). Dengan hadirnya Aplikasi SISKEUDES sangat membantu dan membawa dampak perubahan yang cukup besar untuk setiap pemanfaat dana dan ini terlihat dari semakin pesatnya peningkatan pembangunan dalam Desa Saludengen.
Sebelum adanya aplikasi Siskeudes, pengelolaan keuangan di Desa Saludengen dilakukan secara manual mulai dari
perencanaan sampai kepada
pertanggungjawabannya. Dalam proses pengolaannya hanya mengandalkan software Microsoft Word dan Microsoft Excel.
Desa Saludengen mulai menggunakan Aplikasi Siskeudes pada tahun 2016 karena pada saat Aplikasi Siskeudes diluncurkan Desa Saludengen belum memiliki persiapan peralatan dan Sumber Daya Manusia yang memadai.
Belum adanya perangkat elektronik yang memadai yang bisa mengakomodir sistem, dan Bendahara Desa yang belum terlalu paham dalam pengoperasian Aplikasi Siskeudes.
Sehingga pada tahun 2015 di angkatlah Operator Desa dan diikutkan beberapa kali mengikuti bimtek bersama dengan Bendahara Desa.
Menurut Bendahara dan Operator Desa Saludengen, kemunculan Aplikasi Siskeudes terjadi pada saat Pengelolaan Dana Desa Saludengen sudah berjalan. Sehingga Bendahara Desa akan mengalami kesulitan jika ingin memindahkan proses manual pengelolaan Dana Desa ke dalam sistem. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari Bendahara Desa Bapak Karmenas dan Operator Desa Bapak Dedimam, S.Pd pada tanggal 15 Juli 2019:
“Tahun 2016 barula kami menggunakan Aplikasi Siskeudes. Persoalanya karena Aplikasi ini muncul pertengahan tahun 2015, secara otomatis kami sudah melakukan pencatatan tentang pengelolaan dana desa tahun berjalan. Nah coba dibayangkan jika ingin ngecek ulang transaksi dari awal tahun kemudian dipindah dari manual ke Aplikasi.
Sebenarnya masi ada jalan Nak,namun ketidak tersediaanya Laptop (Komputer) dan faktor belum diketahuinya cara mengoperasikannya, maka kami sepakat dengan persetujuan Bapak Kepala Desa nanti tahun 2016 barula kita menggunakan Aplikasi tersebut.Jadi pada Tahun 2015 kemarin, kami masi mempersiapkan semuanya, diantaranya mengikuti bimtek dan pengadaan Laptop Desa.Ujar Pak.Dediman”
Adanya pengembangan Aplikasi Sistem Keuangan Desa ini memang sangat memudahkan Desa Saludengen dalam pengelolaan dana desanya. Sebelum adanya Siskeudes, bendahara dan perangkat desa lainnya mengalami kesulitan pada saat adanya inspeksi tiba- tiba dari Pemerintah Kecamatan, Kabupaten dan bahkan dari Pemerintah Pusat.
Biasanya data yang diminta seperti Laporan bulanan ataupun Laporan triwulan pengelolaan keuangan desa atau Pengelolaan dana desa. Ketika ditanya tentang laporan keuangan, Desa Saludengen belum bisa menjawab karena penyusunan laporan keuangan yang belum terselesaikan.
Penyusunan Laporan keuangan pada Desa Saludengen sebelum adanya Siskeudes hanya mengandalkan pencatatan dan pembukuan yang dilakukan oleh Bendahara. Belum adanya standar atau regulasi yang jelas mengenai penyusunan laporan pengelolaan dana desa membuat Bendahara Desa kebingungan.
Dengan adanya Aplikasi Sistem Keuangan Desa ini Bendahara dan semua Aparatur Desa Saludengen merasa sangat dimudahkan dalam penyusunan laporan keuangan dan pengelolaan dana desa.
Penyusunan laporan keuangan dana desa yang secara otomatis dilakukan oleh sistem sangat meningkatkan efektifitas dan efisiensi pengelolaan dana desa, selain itu karena aplikasi Siskeudes mempunyai dasar hukum yaitu berdasarkan Permendagri Nomor 113 Tahun 2014 dan masi banyak lagi UU yang mengatur tentang itu.
Hal ini di dukung oleh penjelasan Bapak Dediman,S.Pd (Operator Desa) dan Bapak Melkisedik (Kaur Keuangan) pada tanggal 16 Juli 2019, mengatakan:
“Aplikasi ini sangat membantu Ade’. Desa jadi lebih mudah jika ingin menyusun laporan itu. Misalnya ingin cepat melihat laporan keuangan, jadi tinggal membuka Siskeudes, dan jika ingin bukti fisiknya, bisa langsung di cetak. Jika ada pemeriksaan maka kita tinggal
mengecek kesesuaian RAB dengan realisasinya, dan bukti- bukti yang sesuai dengan pendapatan dan belanja. Sekarang juga sangat muda, karena dalam aplikasi Siskeudes kita tinggal input SPP, tunggu pencairan dan tinggal cetak jika butuh data”.
Sistematika singkat pengelolaan keuangan dana desa dengan Aplikasi Siskeudes ini yaitu Bendahara desa dan Operator desa melakukan pengimputan data penganggaran berupa Rencana Anggaran Biaya dan data penerimaan desa dan SPP kegiatan, serta laporan penganggaran, Laporan Pertanggungjawaban yang sesuai dengan aturan pemerintah yang berlaku.
Keunggulan dari Aplikasi SISKEUDES pada Desa Saludengen tidak lepas dari keunggulan Aplikasi yang tercantum dalam Permendagri 20 Tahun 2018, yaitu :
1) Kesesuaian dengan syarat pengelolaan keuangan Desa.
2) Memudahkan dalam tata kelola Keuangan Desa dan Dana Desa.
3) Data dalam Aplikasi tidak sembarang dibuka karena memiliki password.
4) Dapat membuka dan mengambil data lewat Aplikasi dalam keadaan offline.
5) Menjelaskan dan melaporkan Rancangan Kegiatan sampai kepada Laporan Keuangan dalam setiap kegiatan dalam Desa.
6) Hasil pengimputan pengusulan Anggaran dalam Desa dapat dipublikasikan kepada Masyarakat.
7) Aplikasi dapat disambungkan dengan Aplikasi terkait pengelolaan keuangan desa lainnya, misalnya dari Kementrian keuangan dan Kementrian desa.
Begitupun yang dijelaskan oleh Bapak Aski (Kepala Desa Saludengen) bersama Bapak Irmansa,S.Pd (Sekdes) pada tanggal 19 Juni 2019, mengatakan:
“Keunggulan Aplikasi Siskeudes ini sangat kami rasakan manfaatnya dalam Desa Saludengen.Salah satu bukti bahwa dana desa yang kami kelola mulai dari tahun 2016 sampai sekarang dapat berjalan dengan baik, pelaporan yang akurat dan Akuntabel.
Walaupun dalam Desa Saludengen jaringan Internet belum ada, maka ini tidak menjadi masalah dalam penggunaan Aplikasi Siskeudes dalam desa. Sehingga dalam keadaan Offline pun data dalam aplikasi dapat di lihat dan dapat dicetak langsung”.
1) Pilih menu Data Entri – Penatausahaan- SPP Kegiatan sehingga tampak format pengisian sebagai berikut :
Gambar 3. SPP Kegiatan
Sumber : Aplikasi Siskeudes
2) Pilih unit organisasi terlebih dahulu dengan melakukan klik tombol menu “ Pilih Desa”
3) Klik menu Panjar Kegiatan sehingga tambah menu
4) Klik Tambah untuk mulai pengisian SPP
5) Isi Nomor SPP, tanggal SPP dan uraian permintaan panjar
6) Klik Simpan dan Selesai
7) Double nomor SPP, atau klik Tab Rincian SPP untuk mengisi rencana penggunaan Dana
Gambar 4. SPP Tahap Dua
Sumber : Aplikasi Siskeudes
1) Klik tambah untuk mulai mengisi rincian rencana penggunaan dana 2) Pilih tanda elipsis untuk memilih
rekening belanja yang tercantum dalam RAB
3) Pilih kode rekening belanja yang direncanakan untuk digunakan 4) Isi jumlah rupiah rencana penggunaan
dana
5) Klik simpan bila sudah yakin
6) Cetak formulir SPP Kegiatan dengan mengklik tombol cetak, terdiri dari : SPP-1 Surat Pengantar, dan SPP-2 Rincian Pengaduan Permintaan Panjar Kegiatan.
Gambar 5. Tampilan Aplikasi Siskeudes
Sumber : Aplikasi Siskeudes Kab.Mamasa Di Desa Saludengen Kecamatan Bambang Kabupaten Mamasa sudah melakukan tahap pelaksanaan sesuai dengan Permendagri Nomor 113 Tahun 2014, dimana dengan hadirnya Aplikasi Siskeudes mulai dari Perencanaan sampai kepada laporan
pertanggungjawaban tentang Pengelolaan dana desa sangat berjalan dengan baik.
Desa Saludengen sangat dipermudah dengan adanya Aplikasi Siskeudes. Dengan hanya mengklik beberapa menu dalam aplikasi, laporan sudah dapat di lihat dan dicetak langsung. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan Bapak Dediman, S.Pd (Operator Desa Saludengen) pada tanggal 24 Juli 2019 mengatakan:
“Pada saat desa kami sudah menggunakan Aplikasi Siskeudes, maka laporan – laporan mengenai pengelolaan dana desa dapat dengan mudah diakses. Awal proses penginputan data- data memang menyulitkan, terkusus dalam pelaksanaan pengelolaan keuangannya, karena sangat membutuhkan ketelitian, kecermatan,serta kedisiplinan dan kesabaran agar laporan yang di hasilkan dapat terbaik.Termasuk dalam kesabaran melalui jalan poros Ibu Kota Kabupaten Mamasa yang masi kurang mendukung.
Namun tantangan ini tidak menjadi hambatan dan kekurangan dalam Aplikasi Siskeudes ini karena kesulitan dalam proses tersebut akan diperoleh manfaatnya ketika pada tahap pelaporan dan pertanggungjawaban”.
Dengan hadirnya Aplikasi Siskeudes pada Desa Saludengen sangat membantu Pemerintah Desa Saludengen dalam mengelola jumlah dana desa yang ada.
Hal ini dapat dilihat dari ketersediaanya berbagai hasil pembangunan infrastruktur dalam desa seperti Rabat Beton, Jembatan dan Pembangunan Talub, serta berbagai kegiatan Pemberdayaan Aparatur dan Masyarakat Desa.
Dari berbagai kegiatan ini, penyusunan anggaran sampai kepada laporan pertanggungjawaban kegiatan dapat dengan mudah disusun lewat Aplikasi Sistem Keuangan Desa.
Oleh sebab itu, peneliti menarik kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan bahwa pengelolaan dana desa dengan menggunakan Aplikasi Siskeudes di Desa Saludengen sudah optimal
PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian terhadap optimalisasi pengelolaan dana desa dengan aplikasi sistem keuangan desa pada desa Saludengen Kecamatan Bambang Kabupaten
Mamasa yang dipaparkan pada Bab sebelumnya, maka kesimpulan yang dapat diambil yaitu Pengelolaan Dana Desa dengan menggunakan Aplikasi Sistem Keuangan Desa pada Desa Saludengen Kecamatan Bambang Kabupaten Mamasa sudah optimal.
Pengelolaan Keuangan Desa Saludengen Kecamatan Bambang Kabupaten Mamasa yaitu APBDesa dari tahun 2017- 2019 sangat akuntabilitas dengan menggunakan Aplikasi Sistem Keuangan Desa.
Pengoperasian Aplikasi Sistem Keuangan Desa pada Desa Saludengen masi dapat digunakan tanpa adanya jaringan Internet (Offline). Aparatur Desa Saludengen Kecamatan Bambang Kabupaten Mamasa sudah memahami tentang kegunaan dan pemanfaatan dari Aplikasi Sistem Keuangan Desa. Kepada Peneliti selanjutnya, dari hasil data yang diperoleh, Optimalisasi pengelolaan dana desa dengan Aplikasi sistem keuangan desa, hanya melakukan wawancara kepada beberapa Aparat Desa yang di jadikan sebagai Informan penelitian, sehinggah kurangnya tambahan informasi yang hanya mengumpulkan beberapa informasi terkait yang diteliti, hal ini terjadi karena disebabkan oleh kurangnya waktu dan biaya.
Untuk peneliti yang ingin melanjutkan penelitian ini, ada baiknya jika memilih semua aparatur desa sebagai informan dan menambahkan variabel lainnya yang belum digunakan dalam penelitian ini.
Lewat penelitian ini, penulis berharap semogah Masyarakat dapat mendukung pemerintah Desa Saludengen dalam meningkatkan keoptimalan pengelolaan Dana Desa lewat kegiatan- kegiatan yang direncanakan. Diharapakan kepada Pemerintah Desa Saludengen untuk memasukkan program kegiatan pengadaan Jaringan Wifi.
DAFTAR PUSTAKA
Aziza, N. (2018). Iplementasi Aplikasi Sistem Keuangan Desa (SISKEUDES) Di Desa Bogorejo,Kabupaten Pesawaran. Jurnal Manajemen. 2(3): 300-350.
Andi, S. 2017. Analisis Pengelolaan Alokasi Dana Desa (ADD) Di Desa Abbatireng,
Kecamatan Gilireng, Kabupaten Wajo.
Jurnal Manajemen. 1(2): 10-30.
BPKP. 2015. Petunjuk Pelaksanaan Bimbingan dan Konsultasi Pengelolaan Keuangan Desa. Diakses pada tanggal 7 juni2019.www.bpkp.go.id/public/upload/un it/sakd/files/jutlakbimkonkeudesa.
BPKP. 2016. Buku Kerja Aplikasi Sistem Keuangan Desa (SISKEUDES). Pusat Badan Pengawasan Keuangan Dan Pembangunan. Diakses tanggal 6 juni 2019
melalui :
www.bpkp.go.id/public/upload/unit/files/bu ker_sistemkeuangan desa
BPKP. 2017. Aplikasi Sistem Keuangan Desa
(SISKEUDES).Juni 2019.
https://www.rastunarebel.com/2017/aplikas i_sistem_keuangan_desa_siskeudes.html Dafid, W. (2017). Akuntansi Desa. Edisi
Kedua. Yokyakarta: Gava Media.
Dini, R. 2016. Otonomi Daerah Dan PembangunanPerdesaan.Politik. 726.1826- 8001.
Fuad Randy. 2016. Analisis Kualitas Layanan, Kepercayaan, dan Image Study Empiris pada PT Bank Sulselbar. Jurnal Bisnis.Vol 5, No.3.
Gita. 2015. Pengoptimalan Pendapatan Asli Daerah. Edisi 1. Bandung. Erlangga.
Gayatri. 2018. Efektifitas Penerapan SISKEUDES Dan Kualitas Laporan Keuangan Dana Desa. 514.2303- 1018.
Hendryadi,S. 2015. Metode Riset Kuantitatif.
Jakarta: Prenamedia Group.
Harahap. 2016. Analisis Laporan Keuangan.
Bandung : Erlangga.
Joehan M. 2018. Penerapan Sistem Keuangan Desa Pada Organisasi Pemerintahan Desa (Studi Kasus Di Desa Suwaan Kabupaten Minahasa Utara).Going Concern.
13(4).578-583.
Muhammad . 2018. Evaluasi Penggunaan Aplikasi SISKEUDES Dalam Upaya Peningkatan Kualitas Akuntabilitas
Keuangan Desa. Jurnal Ilmiah Akuntansi.
2442- 3017.
Machfuad. 2015. Optimalisasi Hasil Produksi Usaha Kecil Menengah. Jurnal Ilmiah
Manajemen. 2597- 9116.
https://doi.org/10.24843/FJMUNUD.
Munawir. 2015. Analisis Laporan Keuangan Daerah.Bandung : Pustaka Setia.
Musliadi. 2019. Undang-Undang R.I Nomor 6 Tahun 2014.Jakarta:Permata Press.
Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 Tentang Peraturan Pelaksana Undang- Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa. https://pp_43_tahun_2014.
Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014
Tentang Dana
Desa.https://pp_60_tahun_2014.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 111 Tahun 2014 Tentang Pedoman Teknis Desa. https://permendagri_111_tahun_2014 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan keuangan desa. https://permendagri_113_tahun_2014 Peraturan Bupati Mamasa Nomor 39.b Tahun
2016 Tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Desa.
https://jdih_pp_mamasa_39b_2016
Rosidin, U. 2019. Pemberdayaan Desa.
Bandung : Cv Pustaka Setia.
Rahmawati,U. 2015. Iplementasi Manajemen Strategis Pada Perusahaan Swasta. Jurnal Ilmu Sosial. 4 (2).
Siti Khoiriah. 2017. Analisis Sistem Pengelolaan Dana Desa Berdasarkan Regulasi Keuangan Desa.
Winardi. 2015.Optimalisasi Pembelajaran Ilmiah. Edisi 3. Jakarta.