• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implementasi Life Cycle Assessment (LCA) Pada Pemilihan Perkerasan Kaku dan Lentur Kontruksi Jalan Tol Balikpapan - Samarinda

Melisa Aida

Academic year: 2024

Membagikan "Implementasi Life Cycle Assessment (LCA) Pada Pemilihan Perkerasan Kaku dan Lentur Kontruksi Jalan Tol Balikpapan - Samarinda "

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

Wawarisa Alnu Fistcar,

Jurnal Aplikasi Teknik Sipil Volume 18, Nomor 2, Agustus 2020.

Implementasi Life Cycle Assessment

(LCA) Pada Pemilihan Perkerasan

Kaku dan Lentur Kontruksi Jalan

Tol Balikpapan - Samarinda

(2)

Implementasi Life Cycle Assessment (LCA) Pada Pemilihan Perkerasan Kaku dan Lentur Kontruksi Jalan Tol Balikpapan - Samarinda

http://iptek.its.ac.id/index.php/jats

(3)

LATAR BELAKANG

• Kekhawatiran masyarakat dunia mengenai isu perubahan iklim dewasa ini tumbuh begitu cepat dalam beberapa dekade terakhir, ditandai dengan beberapa konferensi dunia yang dilatarbelakangi oleh semakin menurunnya kualitas lingkungan.

• UU No.23 tahun 1997 tentang pengelolaan lingkungan hidup dan ratifikasi Kyoto Protocol melalui UU No.17 Tahun 2004.

• Indonesia berkomitmen untuk menurunkan emisi sebesar 26%

pada tahun 2020.

(4)

LATAR BELAKANG

• Sektor konstruksi juga turut berkontribusi dalam konsumsi energi serta emisi gas rumah kaca (GRK).

• Menurut laporan US Environmental Protection Agency (US- EPA) pada tahun 2009, sektor konstruksi menyumbang 1.7%

dari total GRK di Amerika Serikat atau 6% dari total seluruh sektor. Pekerjaan jalan dan jembatan, termasuk dalam sektor konstruksi, berkontribusi sebesar 13.4% dari total emisi pada sektor konstruksi.

(5)

PERMASALAHAN

• Kebutuhan untuk mengurangi dampak lingkungan dari konstruksi jalan tol Balikpapan - Samarinda, terutama terkait dengan emisi gas rumah kaca (GRK) dan konsumsi energi.

• Pertimbangan aspek ekonomi dan teknis dalam

pemilihan perkerasan kaku dan lentur untuk memastikan

keberlanjutan proyek konstruksi jalan tol tersebut.

(6)

BATASAN MASALAH

Memfokuskan pada evaluasi dampak lingkungan dari kedua jenis perkerasan konstruksi jalan tol

tersebut, dengan mempertimbangkan aspek ekonomi dan teknis dalam pemilihan perkerasan kaku dan lentur untuk memastikan keberlanjutan

proyek konstruksi jalan tol tersebut.

(7)

RUMUSAN MASALAH

• Bagaimana implementasi Life Cycle Assessment (LCA) dapat membantu dalam pemilihan perkerasan kaku dan lentur dalam konstruksi jalan tol Balikpapan - Samarinda untuk mengurangi dampak lingkungan, terutama terkait dengan emisi gas rumah kaca (GRK) dan konsumsi energi?

• Bagaimana mempertimbangkan aspek ekonomi dan teknis

dalam pemilihan perkerasan kaku dan lentur untuk memastikan keberlanjutan proyek konstruksi jalan tol tersebut?

(8)

TINJAUAN PUSTAKA

Gambar 1. Proses Life Cycle Assessment (LCA)

(9)

TINJAUAN PUSTAKA

Definisi Tujuan dan Ruang Lingkup

Dalam menentukan tujuan serta ruang lingkup adalah unit fungsional, batasan sistem, asumsi dan keterbatasan, metode alokasi yang digunakan untuk partisi beban lingkungan dari suatu proses ketika beberapa produk atau fungsi berbagi proses yang sama, pemilihan kategori dampak.

Analisa Persediaan

Jumlah energi yang dikonsumsi dan polutan yang dihasilkan di seluruh sistem per unit fungsional yang tetap berhubungan dengan lingkup studi.

(10)

TINJAUAN PUSTAKA

Penilaian Dampak

Dilakukan evaluasi terhadap dampak potensi terhadap lingkungan dengan menggunakan hasil dari life cycle inventory dan menyediakan informasi untuk meng-interpretasikan pada fase terakhir.[1]

Interpretasi

Siklus keseluruhan suatu material perkerasan jalan sangat panjang yaitu mulai dari pengambilan material dasar dari alam, sampai menjadi material perkerasan jalan terpasang, dan akhirnya dibongkar dan tidak digunakan lagi. keseluruhan siklus tersebut melibatkan berbagai pelaku sektor industri termasuk pertambangan, manufaktur dan konstruksi.[2]

[1] P. F. Marzuki, M. Abduh, R. Driejana, and Hermawan, “Peran Life Cycle Analysis ( LCA ) Pada Material Konstruksi Dalam Upaya Menurunkan Dampak Emisi Karbon Dioksida,” vol. 7, no. KoNTekS 7, p. 24–26, 2013.

[2] Y. Zulianto, “Perbandingan Konsumsi Energi dan Emisi Gas Rumah Kaca (CO2) pada Konstruksi Perkerasan Lentur,” Matriks Tek. Sipil, vol. Vol 1 No 1, 2013.

(11)

METODE PENELITIAN

Metode Tabel Energy Use and GHG Emissions for Pavement Construction

Tabel ini berisikan data penggunaan energi dan emisi gas rumah kaca CO2 dalam konstruksi perkerasan jalan. Konsumsi energi dapat diselesaikan dengan persamaan:

Dimana:

Untuk menghitung emisi gas rumah kaca menggunakan persamaan:

GHG = Emisi gas rumah kaca (Kg) αg = Angka koefisien emisi / Tabel 1

(12)

Tabel 1. Energi use dan GHG Emissions for pavement contruction[3]

[3] G. Finnveden and J. Potting, “Life Cycle Assessment,” Encycl. Toxicol. Third Ed., p. 74–77, 2014..

(13)

METODE PENELITIAN

Metode Konversi Konsumsi Bahan Bakar Metode Konsumsi energi dapat diselesaikan dengan persamaan:

Untuk menghitung emisi gas rumah kaca menggunakan persamaan:

Tabel 2. Konversi Konsumsi Bahan Bakar [4]

[4] E. Westkamper, “Life Cycle Management and Assessment: Approaches and Visions Towards Sustainable Manufacturing,” no. I, 2014.

(14)

METODE PENELITIAN

Data Teknis, meliputi panjang jalan, lebar jalan, tebal lapisan aspal

Lebar jalan pada lapisan AC-WC yaitu (3 + (2 x 3.6)) = 10.2 m dengan tebal 0,04 m, Pada lapisan AC-BC lebarnya 10.2 m dengan tebal 0,06 m, dan pada AC-BASE lebarnya 10,2 m dengan tebal 0,21 m. Untuk jalan beton, pada lapisan rigid lebarnya 10.2 m dengan tebal 0,30 m dan lean concrete 0,10 m.

Tabel 3. Data Teknis[5]

[5] PT.Wijaya Karya, “Metode Kerja Rigid Pavement dan Aspal Pavement,” 2009.

(15)

HASIL ANALISA

Gambar 1. Proses Life Cycle Assessment (LCA)

(16)

HASIL ANALISA

Gambar 2. Emisi Gas Rumah Kaca setiap tahap perkerasan

(17)

SOLUSI

• Pemanfaatan material tanah sisa galian/tidak mendatangkan banyak material tanah dari luar lokasi proyek.

• Meminimalisir penyimpanan material di lapangan (misal aspal dan pasir).

• Efektifitas pelaksanaan agar tidak banyak material yang tersisa dengan cara menghitung volume material dengan baik.

• Penanaman tanaman pada sekitar proyek.

• Pemilihan jenis angkutan material agar tidak tercecer pada jalur angkut.

• Man Power yang berpengalaman agar tidak ada human error.

• Pengecekan secara rutin alat yang digunakan untuk pekerjaan.

• Patuhi dan jalankan Visi 5R (Ringkas, Rapi, Rawat, Rajin dan Resik).

(18)

KESIMPULAN

Membantu dalam pemilihan perkerasan kaku dan lentur dalam konstruksi jalan tol Balikpapan - Samarinda untuk mengurangi dampak lingkungan, terutama terkait dengan emisi gas rumah kaca (GRK) dan konsumsi energi, sambil mempertimbangkan aspek ekonomi dan teknis dalam pemilihan perkerasan kaku dan lentur untuk memastikan keberlanjutan proyek konstruksi jalan tol tersebut.

Referensi

Dokumen terkait