National Conference on Social Science and Religion (NCSSR 2022)
750IMPLEMENTASI MODUL BIMBINGAN PERKAWINAN DALAM LAYANAN NIKAH PERSPEKTIF UNDANG- UNDANG PERKAWINAN DI KABUPATEN LIMA PULUH
KOTA
Suhasril
Institut Agama Islam Negeri Batusangkar Email : [email protected]
Abstact :This study examines the implementation of the marriage guidance module in marriage services which is reviewed from the perspective of the marriage law in Limuapuluh Kota Regency by discussing the background of the birth of the marriage guidance module in marriage services and how to analyze the application of marriage screening in marriage services from a legal perspective.
Marriage and Islamic Law Compilation in the District of Fifty Cities This type of research is a field research, with the primary data sources being the Head of Guidance for the Ministry of Religion of the Regency of Fifty Cities, the District KUA and the organizing committee, with data collection techniques using semi- structured interviews and documentation. . The results of this study indicate that the background of the birth of marriage guidance in marriage services is because this is a program from the ministry of religion as stated in the decision of the directorate general of community guidance such as Islamic guidance number 189 of 2021 and also to realize the objectives of legislation number 1 of 1974 and also to minimize the number of early marriages that occur in the Regency of Fifty Cities. There are times when the application of marriage guidance screening has experienced problems as an example of an obstacle during the covid 19 period, the solution is that the religious instructor can still be a mediator when after becoming a married couple and this is considered very in accordance with the objectives of law number 1 of 1974.
Keywords : Guardianship, Marriage, Lima Puluh Kota
Abstrak : Penelitian ini mengkaji tentang implemantasi modul bimbinngan perkawinan dalam layanan nikah yang di tinjau dalam perspektif undang-undang perkawinan di Kabupaten Limuapuluh Kota dengan membahas bagaimana latar belakang lahirnya modul bimbingan perkawinan dalam layanan nikah serta Bagaimana Analisis terhadap penerapan Skerening perkawinan dalam layanan nikah perspektif undang-undang perkawinan dan Kompilasi Hukum Islam di Kabupaten Lima Puluh Kota Jenis penelitian ini merupakan penelitian lapangan ( Field Research), dengan sumber data primer yaitu Kasi Bimas Kankemenag Kabupaten Lima Puluh Kota, KUA Kecamatan beserta panitia penyelenggara, dengan teknik pengumpulan data menggunakan wawancara semi terstruktur dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menjunjukkan bahwa Latar belakang lahirnya bimbingan perkawinan dalam pelayanan nikah adalah dikarenakan ini merupakan program dari kementerian agama yang tertuang dalam keputusan direktorat jenderal bimbingan masyarakat demikian bimas Islam nomor nomor 189 Tahun 2021 dan juga untuk mewujudkan tujuan dari perundang-undangan nomor 1 tahun 1974 dan juga untuk meminimalisir angka pernikahan dini yang terjadi di
National Conference on Social Science and Religion (NCSSR 2022)
751 Kabupaten Lima Puluh Kota. Penerapan skrining bimbingan perkawinan ada masanya mengalami kendala sebagai sebuah contoh kendala pada masa covid 19, solusinya pihak penyuluh agama tetap dapat menjadi mediator ketika setelah menjadi pasangan suami istri dan ini dinilai sangat sesuai dengan tujuan undang- undang nomor 1 tahun 1974Kata Kunci : Wali, nikah, Lima Puluh Kota
PENDAHULUAN
Bimbingan perkawinan di Kankemenag Kabupaten Lima Puluh Kota sudah dimulai semenjak tahun 2017 sebanyak empat angkatan. Pada tahun 2018 diadakan lagi satu kali ankatan dengan 30 orang peserta. Setelah itu, pada tahun 2019 ada satu angkatan lagi dengan jumlah peserta sebanyak 100 orang selama satu hari dengan tiga materi.
Sedangkan di tahun 2021 kegiatan ini di tiadakan karena anggarannya terpotong untuk penanggulangan wabah covid-19. (Syafrijon, 2022)
Undang-undang Nomor 1 tahun 1974 tentang perkawinan Pasal 1 menyebutkan bahwa “Perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga atau rumah tangga yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa”. Sementara dalam Kompilasi Hukum Islam pasal 2 disebutkan defeninisi perkawinan menurut hukun Islam adalah pernikahan, yaitu akad yang sangat kuat atau mithaqan ghalizan untuk mentaati perintah Allah dan melaksanakannya merupakan ibadah. Dalam pasal 3 Kompilasi Hukum Islam disebutkan bahwa tujuan perkawinan adalah untuk membentuk keluarga sakinah, mawaddah dan rahmah. Untuk mewujudkan itu maka perlu memahami kewajiban dan hak suami istri, dan ini dijelaskan dalam Kompilasi Hukum Islam pasal 77. Adanya hak dan kewajiban suami istri dalam aturan Kompilasi Hukum Islam agar tidak terjadi perceraian. Untuk memahami hak dan kewajiban suami istri di tengah-tengah masyarakat maka perlu dilakukan bimbingan perkawinan sebelum menikah ini dikenal dengan istilah screening pernikahan dalam layanan perkawinan di indonesia.
Setelah beberapa tahun telah dilakukan screening pernikahan, maka Masalah timbul ketika bimbingan perkawinan sebelum pernikahan tidak lagi di lakukan, tentu untuk menilai efektif atau tidaknya screening perkawinan dalam layanan perkawinan di indonesia, maka perlu diteliti lebih dalam lagi mengenai Implementasi Modul Screening Perkawinan dalam Layanan Nikah, sehingga perlu rasanya membahas mengenai latar belakang lahirnya modul bimbingan perkawinan dalam layanan nikah kemudian membahas mengenai Analisis terhadap penerapan Skerening perkawinan dalam layanan nikah yang tentu di tinjau dalam Perspektif Undang-Undang Perkawinan yang penulis lakukan di Kabupaten Lima Puluh Kota
Ditjen Bimas Islam Kementerian Agama mewujudkan program bimbingan perkawinan pranikah bagi calon pengantin sebagai upaya preventif mengatasi meningkatnya angka perceraian yang pelaksanaannya dimulai bulan September 2017.
Guna mewujudkan tertib administrasi dan akuntabilitas penyelenggaraan bimbingan perkawinan pranikah bagi calon pengantin, Ditjen Bimas Islam menerbitkan Kepdirjen Bimas Islam Nomor 189 Tahun 2021 tentang petunjuk pelaksanaan bimbingan perkawinan calon pengantin.
METODE
Jenis penelitian yang peneliti lakukan adalah penelitian kualitatif dalam bentuk penelitian lapangan (Field Research), Tempat peneliti melakukan penelitian ini adalah di di Kankemenag Kabupaten Lima Puluh Kota. Provinsi Sumatera Barat. Sumber data primer dalam penelitian ini adalah para kepala KUA, Data Sekunder dalam penelitian ini
National Conference on Social Science and Religion (NCSSR 2022)
752 adalah buku-buku dan jurnal-jurnal yang terkait dengan Pernikahan, Hukum Islam yang terkait dengan pembahasan bimbingan perkawinan. Teknik pengumpulan data yang peneliti lakukan adalah dengan wawancara semi terstuktur dan dokumentasi, teknik analisis data yaitu dengan Reduksi Data, Penyajian Data dan Simpulan atau Verifikasi, selanjutnya teknik penjamin keabsahan data adalah dengan triangulansi sumberHASIL DAN PEMBAHASAN
A. Latar belakang lahirnya modul bimbingan perkawinan dalam layanan nikah
Lahirnya modul bimbingan perkawinan dalam layanan nikah yang dilakukan di Kabupaten Lima Puluh Kota pada dasarnya berlandaskan kepada aturan pemerintah tentang adanya bimbingan sebelum terjadinya perkawinan ini dimaksudkan agar sebuah pernikahan yang terjadi antara mempelai pria dan wanita bidasari dengan pengetahuan agama yang cukup sehingga terciptanya ketahanan keluarga bagi keluarga muslim.
Bimbingan Perkawinan merupakan program dari Kementerian Agama yang tertuang dalam Keputusan Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat (Dirjen BIMAS) Islam Nomor 379 tahun 2018 yang dalam hal ini harus disampaikan kepada calon pengantin.
latar belakang lahirnya modul bimbingan ini untuk mempersiapkan pasangan suami istri sebelum menghadapi bahtera rumah tangga dan juga untuk mendewasakan pemikiran masyarakat untuk lebih siap dalam menghadapi bahtera rumah tangga.
Model bimbingan ini juga sebagai sarana untuk mencegah pernikahan dini dikarenakan dengan adanya bimbingan ini untuk memahami lebih lanjut lagi kepada masyarakat akan pentingnya kematangan dan persiapan dalam menghadapi rumah tangga(Mardinialis 2022).
Menurut kepala KUA di Kecamatan Harau bahwa adanya modul bimbingan perkawinan ini sebagai langkah untuk memperkecil kemungkinan mudah terjadinya perceraian karena ketika dilakukan bimbingan perkawinan, juga dipahamkan pemahaman agama tentang seluk beluk perkawinan dan juga bagaimana membawa keluarga selalu dalam tuntunan agama Islam sehingga terjadinya keluarga yang sakinah mawadah warohmah (Gulfi,2022).
B. Penerapan Skerening perkawinan dalam layanan nikah perspektif undang-undang perkawinan dan Kompilasi Hukum Islam di Kabupaten Lima Puluh Kota.
Dalam penerapan screening perkawinan atau bimbingan perkawinan di Kabupaten Lima Puluh Kota tentu tidak semulus yang diharapkan, ini disebabkan karena berbagai situasi dan kondisi baik itu faktor keadaan seperti halnya covid 19 yang mana pada tahun-tahun sebelumnya bimbingan perkawinan dilakukan secara offline dan waktu melaksanakan bimbingan juga leluasa. Namun setelah adanya covid 19 bimbingan perkawinan mulai ada kendala.
Sebagai sebuah contoh praktek bimbingan perkawinan di KUA Kecamatan Harau bahwa ketika wabah covid 19 terjadi dan zona di daerah tersebut pernah merah maka praktik bimbingan perkawinan mengalami surut ada masanya bimbingan tersebut online dan juga ada masanya diusahakan offline, namun dikarenakan bimbingan secara online maka bimbingan sangat bergantung kepada jaringan dimana tidak semua tempat di daerah Kecamatan Harau memiliki jaringan yang bagus sehingga tidak jarang terjadinya miss komunikasi.
Pihak KUA memberikan solusi dengan memberikan PR kepada pasangan calon pengantin ketika wabah covid 19 berlangsung, dikarenakan bimbingan secara online banyak terkendala dan waktu yang dipakai pun juga tidak seberapa hanya saja
National Conference on Social Science and Religion (NCSSR 2022)
753 pemberian PR ini tentu tidak diperiksa sebagaimana pemeriksaan PR anak SD, kepala KUA sebelum melaksanakan akad akan menanyakan kembali apakah sudah siap dan sudah memahami tugas-tugas yang telah diberikan sebelumnya (Mardinialis 2022)Namun ada juga masanya ketika tidak melakukan bimbingan perkawinan namun pihak KUA atau penyuluh KUA memberikan solusi dengan memberikan konsultasi kepada pasangan yang sudah menikah, ini termasuk ke dalam bentuk upaya menciptakan ketahanan keluarga sehingganya pihak penyuluh agama di KUA berperan sebagai mediator apabila terjadi persoalan dalam rumah tangga dan ini dapat dilakukan secara online maupun offline hal ini sebagaimana yang telah dipraktekkan di KUA Kecamatan Harau.
Adanya setiap solusi terhadap permasalahan yang terjadi ini dinilai sebagai bentuk usaha menjalankan aturan perundang-undangan dan kompilasi hukum Islam di negara Indonesia. Ini adalah sebagai bentuk upaya agar terciptanya ketahanan keluarga dalam sebuah rumah tangga. Dan mewujudkan cita-cita dalam undang- undang dan juga kompilasi hukum Islam yaitu agar terciptanya dan terjalinnya keluarga yang sakinah mawadah warohmah.
Meskipun ada masanya pemberian bimbingan perkawinan ini tidak diberikan, namun eksistensi akan adanya nasehat-nasehat perkawinan agar terciptanya keluarga yang sakinah masih tetap ada, sehingga ketika situasi dan kondisi berubah maka hukum pun juga bisa berubah.
Ketika seharusnya dilakukan pencatatan bimbingan perkawinan sebelum pernikahan dilakukan, namun ketika keadaan yang tidak memungkinkan maka bimbingan juga tetap dilakukan setelah pernikahan dilakukan dengan adanya mediasi dan ini juga tetap sejalan dalam perspektif perundang-undangan di Indonesia dan juga kompilasi hukum Islam bahwa tujuannya agar ketahanan keluarga dan keluarga menjadi sakinah mawaddah warahmah.(Gulfi,2022).
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pembahasan diatas, maka dapat diambil kesimpulannya yaitu :
A. Latar belakang lahirnya bimbingan perkawinan dalam pelayanan nikah adalah dikarenakan ini merupakan program dari kementerian agama yang tertuang dalam keputusan direktorat jenderal bimbingan masyarakat demikian bimas Islam nomor
Nomor 189 Tahun 2021dan juga untuk mewujudkan tujuan dari perundang-undangan nomor 1 tahun 1974 yaitu agar terciptanya keluarga yang sakinah mawadah warohmah berdasarkan ketuhanan Yang Maha esa dan juga untuk meminimalisir angka pernikahan dini yang terjadi di Kabupaten Lima Puluh Kota
B.
Penerapan skrining bimbingan perkawinan ada masanya mengalami kendala
sebagai sebuah contoh kendala pada masa covid 19, namun kendala tersebut
diusahakan mencarikan solusi meskipun tidak dilakukan screening bimbingan
perkawinan sebelum pernikahan namun pihak penyuluh agama tetap dapat
menjadi mediator ketika setelah menjadi pasangan suami istri dan ini dinilai
sangat sesuai dengan tujuan undang-undang nomor 1 tahun 1974 yaitu agar
terjadinya keluarga yang sakinah mawadah warohmah berdasarkan ketuhanan
Yang Maha esa dan juga sesuai dengan kompilasi hukum Islam.
National Conference on Social Science and Religion (NCSSR 2022)
754 DAFTAR PUSTAKA1. Wawancara dengan Safrijon tahun 2022 di Kemenag Kabupaten Limapuluh Kota
2. Wawancara dengan Mardianis tahun 2022 di KUA Kecamatan Harau 3. Wawancara dengan Gulfi Tahun 2022 di KUA Kecamatan Harau