• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER KALIGRAFI DALAM MENGEMBANGKAN KECERDASAN VISUAL SPASIAL PESERTA DIDIK DI MADRASAH IBTIDAIYAH AL-MUAWANAH 2 BARUREJO BANYUWANGI TAHUN PELAJARAN 2021/2022

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "IMPLEMENTASI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER KALIGRAFI DALAM MENGEMBANGKAN KECERDASAN VISUAL SPASIAL PESERTA DIDIK DI MADRASAH IBTIDAIYAH AL-MUAWANAH 2 BARUREJO BANYUWANGI TAHUN PELAJARAN 2021/2022"

Copied!
139
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Oleh:

Septiani Hidayatul Atiqo’

NIM: T20184009

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KIAI HAJI ACHMAD SIDDIQJEMBER FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

JUNI 2022

(2)

SKRIPSI

diajukan kepada Universitas Inslam Negeri Kiai Haji Acmad Siddiq Jember

untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan(S.Pd)

Jurusan Pendidikan Islam dan Bahasa Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

Oleh:

Septiani Hidayatul Atiqo’

NIM: T20184009

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KIAI HAJI ACHMAD SIDDIQ JEMBER FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

JUNI 2022

(3)
(4)
(5)

ٍۖﻢْﯾِﻮْﻘَﺗ ِﻦَﺴ ْﺣَا َۙﻦْﯿِﻠِﻔ ٰﺳ َﻞَﻔْﺳَا ُﮫ ٰﻧْدَد َر ﱠﻢُﺛ ۝

ْﻢُﮭَﻠَﻓ ِﺖ ٰﺤِﻠﱣﺼﻟا اﻮُﻠ ِﻤَﻋ َو ا ْﻮُﻨَﻣٰا َﻦْﯾِﺬﱠﻟا ﱠﻻِا ۝

ٍۗن ْﻮُﻨ ْﻤَﻣ ُﺮْﯿَﻏ ٌﺮ ْﺟَا ِۗﻦْﯾِّﺪﻟﺎِﺑ ُﺪْﻌَﺑ َﻚُﺑِّﺬَﻜُﯾ ﺎَﻤَﻓ ۝

َﻦْﯿ ِﻤ ِﻜ ٰﺤْﻟا ِﻢَﻜ ْﺣَﺎِﺑ ُ ﱣ ا َﺲْﯿَﻟَا ۝

۝

Artinya:

“1) Demi (buah) Tin dan (buah) zaitun. 2) demi gunung Sinai. 3) dan demi negeri (mekah) yang aman ini. 4) sungguh, kami telah menciptakan manusia dalam

bentuk yang sebaik-baiknya.

5) kemudian kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya. 6) kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan; maka mereka akan

mendapatkan pahala yang tidak ada putus-putusnya. 7) maka apa yang menyebabkan (mereka) mendustakan mu (tentang) hari Pembalasan setelah (adanya keterangan-keterangan) itu?. 8) bukankah Allah hakim yang adil?”

(Q.S At-Tin)

(6)

PERSEMBAHAN

ﱠﺮﻟا ِ ّ ا ِﻢْﺴِﺑ ِﻢْﯿ ِﺣ ﱠﺮﻟا ِﻦَﻤ ْﺣ

Syukur Alhamdulillah Kehadirat-Mu Ya Allah untuk mengakhiri masa studi ku di Universitas Islam Negeri KH. Achmad Siddiq Jember. Kupersembahkan karya sederhana ini untuk orang yang telah mengajariku tentang makna hidup serta kedewasaan dalam meniti lika-liku kehidupan yang penuh misteri agar menjadi lebih berarti:

1. Ibu dan Alm. Ayah tercinta, Fatikhah dan Syafaat Mansur yang tak lupa selalu memanjatkan do’a untuk putri sematawayang tercintanya, kasih sayang yang tidak pernah putus dan tulus menjadi motivator dan inspirasiku dalam menyelesaikan skripsi ini.

2. Guru-guruku sejak di TK, MI, MTs, MAN serta guru TPQ yang telah memberikan ilmu bermanfaat dari dulu sampai sekarang sehingga dapat menyelesaikan tugas skripsi ini.

3. Keluarga besarku Bani H. Abd. Hamid, yang selalu menjadi penyemangat dalam proses penyelesaian skripsi ini.

(7)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah swt yang telah memberikan taufik dan hidayah- Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad saw yang telah membimbing umatnya menujujalan yang diridhai oleh Allah.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu tugas akademis di Universitas Islam Negeri Kyai Haji Achmad Siddiq Jember dalam mencapai gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd). Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini dapat terselesaikan atas bantuan dari banyak pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan memberikan motivasi maupun dorongan materiil. Ucapan terima kasih khususnya penulis sampaikan kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Babun Suharto, SE.,MM selaku Rektor Universitas Islam Negeri KH. Achmad Siddiq Jember yang memberikan fasilitas memadai selama kami menuntut ilmu di Universitas Islam Negeri Achmad Siddiq Jember.

2. Ibu Prof. Dr. Hj. Mukni’ah, M.Pd.I selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) UIN KH. Achmad Siddiq Jember yang telah mengijinkan peneliti mengdakan penelitian ini.

3. Bapak Dr. Rif’an Humaidi, M.Pd.I selaku Ketua Jurusan Pendidikan Islam dan Bahasa UIN KH. Achmad Siddiq Jember yang telah memberikan ruang bagi penulis untuk menyusun skripsi.

(8)

4. Bapak Dr. Hartono, M.Pd selaku Koordinator Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) UIN KH. Achmad Siddiq Jember yang meluangkan waktunya untuk menyetujui judul skripsi dan memotivasi kepada peneliti dalam proses mengerjakan skripsi ini dengan sebaik- baiknya.

5. Ibu Dr. Lailatul Usriyah, M.Pd.I selaku dosen pembimbing akademik dan dosen pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktunya dengan penuh kesabaran memberikan arahan dan bimbingan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

6. Bapak Kholiq Hanipan, S.Ag selaku kepala MI al-Muawanah 2 yang telah bersedia memberi tempat bagi penulis untuk melaksanakan penelitian.

7. Bapak Makrufin, S.Ag selaku guru pembina ekstrakurikuler kaligrafi yang telah bersedia membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

8. Perpustakaan UIN KH. Achmad Siddiq yang telah menyediakan buku sebagai referensi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

9. Civitas Akademika UIN KH. Achmad Siddiq Jember khususnya Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK), Program studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) yang selama ini telah memberikan pelayanan kepada mahasisa kehususnya penulis.

10. Teman-teman kelas D-1 PGMI 2018 terimakasih atas motivasi, kebersamaan yang penuh dengan senyum serta canda tawanya yang tidak akan pernah terlupakan.

(9)

Semoga segala bantuan yang telah diberikan kepada penulis tercatat sebaimana ama shaleh yang diterima oleh Allah swt.

Jember, 15 Juni 2022

Penulis

(10)

ABSTRAK

Septiani, 2022: “Implementasi Kegiatan Ekstrakurikuler Kaligrafi dalam

Mengembangkan Kecerdasan Visual Spasial Peserta Didik di MI Al-Muawanah 2 Barurejo Banyuwangi Tahun Pelajaran 2021/2022”

Kata Kunci: Kegiatan Ekstrakurikuler, Kaligrafi, Kecerdasan Visual Spasial Manusia merupakan mahluk yang paling sempurna dibanding mahluk lain.

Allah menciptakan manusia dengan kecerdasan yang kompleks. Setiap manusia memiliki kecerdasan yang berbeda-beda dan dapat dikembangkannya hingga dewasa. Salah satu kecerdasan yang dimiliki oleh manusia adalah kecerdasan visual spasial. Terdapat berbagai cara dalam mengembangkan kecerdasan visual spasial ini, salah satunya yaitu melalui kegiatan ekstrakurikuler kaligrafi.

Fokus penelitian ini adalah: 1) Bagaimana implementasi kegiatan ekstrakurikuler kaligrafi dalam mengembangkan kecerdasan visual spasial peserta didik di MI Al-Muawanah 2? 2) Bagaimana faktor penghambat dan faktor pendukung pada pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler kaligrafi dalam mengembangkan kecerdasan visual spasial peserta didik di MI Al-Muawanah 2?

Tujuan penelitian ini adalah: 1) mendeskripsikan dan menganalisis implementasi ekstrakurikuler kaligrafi dalam mengembangkan kecerdasan visual spasial peserta didik di MI Al-Muawanah 2. 2) menjelaskan kendala dan upaya yang dihadapi pembina ekstrakurikuler kaligrafi dalam mengembangkan kecerdasan visual spasial peserta didik di MI Al-Muawanah 2.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan jenis penelitian studi kasus. Penentuan subjek penelitian menggunakan teknik purposive. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi partisipatif, wawancara semi terstruktur dan dokumentasi. Sedangkan analisis data menggunakan model dari Miles Huberman dan Saldana serta keabsahan data menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi teknik.

Hasil dari penelitian ini antara lain; 1) Implementasi kegiatan ekstrakurikuler kaligrafi dalam mengembangkan kecerdasan visual spasial peserta didik di MI Al- Muawanah 2 dilakukan dengan tiga tahapan yaitu; Pertama, tahap perencanaan, dalam tahap ini pembina mempersiapkan apa yang dibutuhkan pada pembelajaran ekstrakurikuler kaligrafi. Kedua, tahap pelaksanaan, yang terdiri dari kegiatan pendahuluan, inti dan penutup. Ketiga,tahap evaluasi, pada tahap ini selalu pembina berikan setiap akhir pembelajaran. 2) Faktor penghambat pada pembelajaran ekstrakurikuler kaligrafi yaitu waktu yang terbatas. Sedangkan faktor pendukungnya yaitu sarana dan prasarana, dorongan dari pembina serta semangat dalam diri peserta didik

(11)

DAFTAR ISI

Hal.

JUDUL ... i

PERSETUJUAN ... ii

PENGESAHAN ... iii

MOTTO ... iv

PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

ABSTRAK ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Konteks Penelitian ... 1

B. Fokus Penelitian ... 8

C. Tujuan Penelitian ... 8

D. Manfaat Penelitian ... 9

E. Definisi Istilah ... 10

F. Sistematika Pembahasan ... 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 13

A. Penelitian Terdahulu ... 13

B. Kajian Teori ... 20

1. Implementasi ... 22

2. Kegiatan Ekstrakurikuler ... 29

3. Kaligrafi ... 33

4. Kecerdasan Visual Spasial ... 44

BAB III METODE PENELITIAN ... 48

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 48

B. Lokasi Penelitian ... 49

(12)

C. Subyek Penelitian ... 50

D. Teknik Pengumpulan Data ... 51

E. Analisis Data ... 55

F. Keabsahan Data ... 57

G. Tahapan Penelitian ... 58

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS ... 60

A. Gambaran Obyek Penelitian ... 60

B. Penyajian Data dan Analisis ... 68

C. Pembahasan Temuan ... 84

BAB V PENUTUP ... 96

A. Kesimpulan ... 96

B. Saran ... 96

DAFTAR PUSTAKA ... 98

(13)

DAFAR TABEL

No Uraian Halaman

2.1 Orisinalitas Penelitian ... 19

4.1 Data Guru MI Al-Muawanah 2... 64

4.2 Data Jumlah Peserta Didik ... 64

4.3 Jadwal Kegiatan Ekstrakurikuler ... 66

4.4 Fokus Dan Temuan Penelitian ... 82

(14)

DAFTAR GAMBAR

No. Uraian Halaman

2.1 Khat Kufi ... 35

2.2 Khat Nakhi ... 36

2.3 Khat Tsuluts ... 37

2.4 Khat Farisi ... 38

2.5 Khat Diwani ... 38

2.6 Khat Diwani Jaly ... 39

2.7 Khat Riq’ah ... 40

2.8 Khat Rayhani ... 40

3.1 Komponen Analisis Data ... 55

4.1 Kegiatan Pembelajaran Ekstrakurikuler Kaligrafi ... 72

4.2 Media Pembelajaran Kaligrafi... 75

4.3 Siswa Mewarnai ... 77

4.4 Karya Kaligrafi Siswa ... 77

(15)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Pernyataan Keaslian Tulisan 2. Matrik Penelitian

3. Pedoman Penelitian

4. Foto/Dokumentasi Penelitian

5. Struktur Organisasi MI Al-Muawanah 2 6. Data Guru MI Al-Muawanah 2

7. Data Siswa MI Al-Muawanah 2 8. Absensi Ekstrakurikuler Kaligrafi

9. Instrumen Penilaian Ekstrakurikuler Kaligrafi 10. Jadwal Kegiatan Ekstrakurikuler Kaligrafi 11. Jurnal Kegiatan Penelitian di MI Al-Muawanah 2 12. Surat Permohonan Ijin Penelitian

13. Surat Keterangan Selesai Penelitian 14. Biodata Penulis

(16)

Pendidikan mempunyai peranan penting dalam berlangsungnya kehidupan manusia. Dalam islam, menuntut ilmu adalah perintah yang wajib.

Karena dengan ilmu pengetahuan, manusia menjadi mengetahui apa yang ada di dunia. Mencerdaskan kehidupan bangsa adalah salah satu dari tujuan pembangunan nasional. Pendidikan juga dilakukan untuk menyempurnakan perkembangan individu karena pendidikan merupakan kegiatan yang bersifat kelembagaan (seperti sekolah dan madrasah) yang dipergunakan dalam menguasai sikap, pengetahuan, kebiasaan, dan sebagainya.1 Maka dari itu, pemerintah, keluarga dan masyarakat harus saling bekerjasama dalam mewujudkan pendidikan yang layak.

Tujuan pendidikan bukan hanya untuk mengembangkan pengetahuan peserta didik, tetapi juga karakter dan sikap, serta aspek sosial dan emosional, disamping keterampilan-keterampilan lain2. Sekolah tidak hanya bertanggung jawab memberikan berbagai ilmu pengetahuan dan keterampilan, tetapi juga memberikan bimbingan dan bantuan terhadap anak-anak yang bermasalah, baik dalam belajar, emosional maupun sosial, sehingga dapat tumbuh dan berkembang secara sempurna sesuai dengan potensi yang dimiliki.

Dalam UU. No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa, “kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan

1 Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung:Alfabeta, 2017), 3.

2 Rusdiana, Pengelolaan Madrasah Diniyah Kontemporer, (Bandung: Yayasan Darul Hikam, 2022),290.

(17)

mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu.”3

Di dalam kurikulum, terdapat tiga bentuk kegiatan kurikuler, yaitu intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler.4 Pertama, kegiatan intrakurikuler atau proses belajar mengajar di kelas merupakan kegiatan utama sekolah. Kegiatan intrakurikuler dilaksanakan pada jam pelajaran. Sekolah diberi kebebasan memilih strategi, metode, dan teknik-teknik pembelajaran dan pengajaran yang efektif, sesuai dengan karakteristik mata pelajaran, siswa, guru, dan kondisi nyata sumber daya yang tersedia di sekolah. Kedua, kegiatan kokurikuler yaitu kegiatan yang dilaksanakan di luar jam pelajaran karena dilakukan dalam bentuk penugasan atau kegiatan yang dilaksanakan secara rutin dan wajib diikuti oleh peserta didik. Dalam memberikan tugas kepada siswa, materi yang diberikan biasanya disesuaikan dengan apa yang dipelajari pada proses pembelajaran, karena penugasan tersebut ditujukan untuk memperdalam pengetahuan tentang materi yang di berikan di kelas.5 Ketiga, kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan yang dilakukan siswa di luar jam belajar kurikulum standar. Kegiatan-kegiatan ini ada pada setiap jenjang pendidikan. Menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Republik Indonesia Nomor 62 Tahun 2014

3Sekretariat Negara Republik Indonesia. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1 ayat (19).

4 Syafril dan Zelhendri Zen, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, (Depok: KENCANA, 2019), 195

5Dea Fahrani,”Manajemen Pendidikan Karakter Melalui Kegiatan Kokurikuler Keagamaan”, dalam jurnal Islamic Educational Management, 4. no. 2, (Desember 2019): 212.

(18)

pasal 2, bahwa “Kegiatan ekstrakurikuler di selenggarakan dengan tujuan untuk mengembangkan potensi, bakat, minat, kemampuan, kepribadian, kerjasama, dan kemandirian peserta didik secara optimal dalam rangka mendukung pencapaian tujuan pendidikan nasional”.6

Setiap peserta didik mempunyai potensi yang unik dan bermacam-macam.

Untuk mengembangkan potensi yang terdapat dalam diri setiap peserta didik tersebut, dibutuhkan kegiatan yang dapat menunjang potensi dan juga bimbingan secara maksimal. Sekolah sebagai salah satu tempat yang dapat digunakan untuk mengembangkan potensi, dibutuhkan kegiatan yang dilaksanakan diluar jam mata pelajaran yaitu kegiatan ekstrakurikuler.

Kegiatan pada ekstrakurikuler ini sendiri dapat berbentuk kegiatan pada seni, olahraga, pengembangan kepribadian, dan kegiatan lain yang bertujuan positif untuk kemajuan dari siswa-siswi itu sendiri.

Berdasarkan hasil observasi peneliti, MI Al-Muawanah 2 merupakan salah satu madrasah yang memiliki akreditasi sangat baik (A) yang berlokasi di desa Barurejo kecamatan Siliragung Kabupaten Banyuwangi. MI Al- Muawanah 2 ini memberikan perhatian khusus terhadap pengembangan bakat dan minat peserta didik melalui berbagai kegiatan ekstrakurikuler. Terdapat sepuluh program kegiatan ekstrakurikuler yang diberikan untuk memfasilitasi siswa yaitu: 1) kaligrafi, 2) melukis, 3) hadrah, 4) menyanyi, 5) tahfidz, 6) sepak bola, 7) bulu tangkis, 8) tilawah al-quran, 9) tari, 10) pramuka.7 Dari

6 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Republik Indonesia Nomor 62 Tahun 2014 tentang Kegiatan Ekstrakurikuler Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah pasal 2.

7Observasi di MI Al-Muawanah 2, 23 September 2021.

(19)

kesepuluh program kegiatan ekstrakurikuler yang diadakan oleh pihak madrasah, semuanya ditujukan sebagai sarana dalam menumbuh kembangkan bakat dan minat peserta didik.

Dalam mengembangkan kecerdasan yang dimiliki, setiap manusia memiliki cara yang berbeda-beda dalam mengembangkannya. Untuk itulah dalam proses pendidikan setiap siswa harus mendapatkan perlakuan yang berbeda sesuai dengan potensi kecerdasannya masing-masing. Karena apabila peserta didik diberi kesempatan untuk mempelajari sesuai dengan kecerdasan yang dimilikinya, peserta didik tersebut akan dapat belajar bidang pengembangan apapun.

Kemampuan setiap orang itu berbeda-beda, Allah menciptakan manusia dalam bentuk yang paling baik, sebagaimana dalam QS.At-Tin ayat 4:8

۝ ٍۖﻢْﯾِﻮْﻘَﺗ ِﻦَﺴ ْﺣَا ْٓﻲِﻓ َنﺎَﺴْﻧِ ْﻻا ﺎَﻨْﻘَﻠَﺧ َﺪَﻘَﻟ

Artinya: “Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk sebaik- baiknya. (QS.At-Tin :4)

Dari ayat diatas dapat diketahui bahwa Allah menciptakan manusia yang merupakan mahluk paling sempurna daripada dengan mahluk lain. Allah melengkapi manusia dengan kecerdasan yang kompleks sehingga menjadikan manusia mahluk yang paling cerdas. Kecerdasan tidak hanya terpaut pada kecerdasan individual, tetapi ada pula kecerdasan majemuk. Pakar psikologi Howard Gardner, membagi kecerdasan manusia menjadi 8 (delapan): 1) kecerdasan visual spasial, 2) kecerdasan musik, 3) kecerdasan linguistik, 4)

8Departemen Agama Republik Indonesia, Al-qur’anul dan Terjemahan, (Sidoarjo:

Alfasyam Publishing, 2020), 477.

(20)

kecerdasan logik/matematik, 5) kecerdasan kinestetik, 6) kecerdasan inter- personal (simpati dan empati), 7) kecerdasan intra-personal, 8) kecerdasan naturalis.9 Salah satu kecerdasan yang menurut peneliti bersifat menarik dan unik adalah kecerdasan visual spasial. Karna seseorang yang memiliki kecerdasan visual spasial ini mempunyai kemampuan yang lebih dalam mengasah otak kanannya, sehingga ia mampu menciptakan sesuatu yang baru.

Kecerdasan visual spasial adalah kemampuan seseorang untuk mengetahui secara lebih mendalam mengenai hubungan antara objek dan ruang.10 Kecerdasan ini biasa disebut sebagai kemampuan seseorang untuk mempersepsikan warna, garis, dan bentuk. Peserta didik dengan kemampuan visual spasial biasanya lebih senang menggambar, menyusun puzzle, menyusun balok, merakit lego, dan sebagainya. Kecerdasan visual spasial salah satunya dapat dikembangkan dengan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler kaligrafi.

Kaligrafi merupakan salah satu karya seni rupa yang tidak kalah pentingnya dengan jenis seni rupa lainnya.11 Keterampilan kaligrafi adalah keterampilan menulis dan melukis yang tidak hanya berfokus pada keindahan rupa atau bentuk huruf yang menyusun sebuah kalimat atau kata. Namun juga memperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan estetika atau keindahan.

Kaligrafi merupakan penemuan dari umat muslim yang terus mengalamikemajuan dan perkembangan, dalam mengekspresikan nilai-nilai

9Moch Masykur Ag dan Abdul Halim Fathani, Mathematical Intelligence Cara Cerdas Melatih Otak dan Menaggulangi Kesulitan Belajar, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2017), 15.

10 Tadkirotun Musfiroh, Pengembangan Kecerdasan Majemuk, (Tangerang Selatan:

Universitas Terbuka, 2017), 43.

11 Sirojuddin, Seni Kaligrafi Islam, (Jakarta:Amzah, 2016),3.

(21)

estetika melalui tinta, cat, dan alat-alat lainnya. Untuk menguasainya membutuhkan waktu yang lama, karena huruf hijaiyah berbeda jauh dengan abjad. Menulis dan melukis kaligrafi yang indah bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan semua orang, akan tetapi dengan latihan sejak dini dapat meningkatkan keterampilan tersebut menjadi lebih baik.

Dahulu kaligrafi dibedakan menjadi dua; yaitu kaligrafi “murni” dan

“lukisan” kaligrafi. Kaligrafi murni adalah kaligrafi yang mengikuti pola-pola kaidah yang ditentukan dengan ketat, yaitu bentuk tulisan yang berpegang pada rumus-rumus dasar kaligrafi (khat) yang baku yang dikenal dengan sebutan al-mansub (kaligrafi standar). Sementara itu, “lukisan” kaligrafi ialah model kaligrafi yang digoreskan pada hasil karya lukis atau coretan kaligrafi yang “dilukis-lukis” sedemikian rupa, biasanya dengan kombinasi warna beragam serta bebas dan umum tanpa mau terikat rumus-rumus.12 Seiring dengan berjalannya waktu, kontroversi tentang kaligrafi “lukis” berangsur menghilang. Terlebih lagi karena para penulis kaligrafi semakin tertarik pada bahasa rupa yang ditekuni pelukis sehingga mereka pun aktif melukis kaligrafi. Sebaliknya, para pelukis kaligrafi menyadari kekurangannya sehingga mulai tekun mempelajari kaligrafi murni dan menggabungkan pada lukisan mereka. Kini gaya kaligrafi “murni” dan “lukisan” menjadi satu khazanah budaya indonesia yang dapat diterima oleh semua kalangan. Dalam pembelajaran ekstrakurikuler kaligrafi di MI Al-Muawanah 2 peserta didik

12Sirojuddin,10.

(22)

selain mempelajari menulis kaligrafi, mereka juga belajar tentang kombinasi warna dan hiasan yang beragam.13

Dalam kegiatan ekstrakurikuler kaligrafi di MI Al-Muawanah 2 ini, sebutan untuk guru yang mengajarkan kaligrafi adalah seorang “pembina”.

Proses pembelajaran kaligrafi di MI Al-Muawanah 2 ini diawali dengan pembina memberikan contoh kaligrafi yang digambarkan di papan tulis, kemudian diberi hiasan. Adapun teorinya, pembina menjelaskan cara penulisan dan jenis kaligrafi yang dipelajari pada awal pertemuan. Sebagai selingan, pembina memberikan berbagai variasi selama proses pembelajaran, yakni dengan membebaskan peserta didik untuk menghias dan mewarnai kaligrafi sesuai dengan keinginan dan kreasi sendiri, hal tersebut bertujuan agar peserta didik lebih peka terhadap garis-garis, bentuk, serta warna.

Sehingga pembelajaran ekstrakurikuler kaligrafi lebih efektif dan tidak membosankan. Ekstrakurikuler kaligrafi ini diikuti sebanyak 36 siswa, dan siswa yang mengikuti ekstrakurikuler kaligrafi yaitu di rentang kelas 2sampai kelas 6. 14

Meskipun kemampuan yang dimiliki oleh siswa masih terbilang cukup rendah. Namun, berdasarkan hasil observasi awal peneliti bahwa ekstrakurikuler kaligrafi di MI AL-Muawanah 2 mempunyai peluang untuk mengembangkan potensi kecerdasan visual spasial secara optimal. Terlebih karena adanya perhatian khusus yang diberikan oleh sekolah terhadap siswa untuk mengembangkan kecerdasan visual spasialnya melalui beberapa

13 Observasi di MI Al-Muawanah 2, 23 September 2021.

14Observasi di MI Al-Muawanah 2, 23 September 2021.

(23)

kegiatan seperti membuat garis, pola dan bentuk, menggambar dan mewarnai yang dikemas dalam ekstrakurikuler kaligrafi.

Dari konteks penelitian diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Implementasi Kegiatan Ekstrakurikuler Kaligrafi Dalam Mengembangkan Kecerdasan Visual Spasial Siswa di Madrasah Ibtidaiyah Al-Muawanah 2 Barurejo Banyuwangi Tahun Pelajaran 2021/2022”.

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan konteks penelitian diatas, maka fokus penelitian pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana implementasi kegiatan ekstrakurikuler kaligrafi dalam mengembangkan kecerdasan visual spasial peserta didik di MI Al- Muawanah 2 Barurejo Banyuwangi?

2. Bagaimana faktor penghambat dan faktor pendukung pada pembelajaran kegiatan ekstrakurikuler kaligrafi dalam mengembangkan kecerdasan visual spasial peserta didik di MI Al-Muawanah 2 Barurejo Banyuwangi?

C. Tujuan Penelitian

Dari fokus penelitian diatas maka peneliti mengambil tujuan penelitian sebagai berikut:

1. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis implementasi ekstrakurikuler kaligrafi dalam mengembangkan kecerdasan visual spasial peserta didik di MI Al-Muawanah 2 Barurejo Banyuwangi

(24)

2. Untuk mendeskripsikan faktor penghambat dan faktor pendukung pada pembelajaran ekstrakurikuler kaligrafi dalam mengembangkan kecerdasan visual spasial peserta didik di MI Al-Muawanah 2 Barurejo Banyuwangi.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi positif, baik secara teoritis, maupun praktis bagi pihak-pihak terkait:

1. Manfaat Teoretis

Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan pemikiran mengenai implementasi ektrakurikuler kaligrafi dalam mengembangkan kecerdasan visual spasial siswa di MI Al-Muawanah 2.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi UIN KH Achmad Siddiq

Tulisan ini akan menambah data dan informasi bagi Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan dalam upaya pengembangan kecerdasan visual spasial siswa dalam ekstrakurikuler kaligrafi.

b. Bagi MI Al-Muawanah 2

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi rujukan bagi madrasah dalam meningkatkan kegiatan ekstrakurikuler kaligrafi agar dapat mengembangkan kecerdasan visual spasial pada siswa di MI Al- Muawanah 2

(25)

c. Bagi Peneliti

Memberikan pengalaman dan pengetahuan tentang implementasi ekstrakurikuler kaligrafi dalam mengembangkan kecerdasan visual spasial siswa di MI Al-Muawanah 2 Barurejo Tahun Pelajaran 2021/2022.

d. Bagi Masyarakat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan baru mengenai pengembangan kecerdasan visual spasial dan juga dapat dijadikan panduan untuk menyusun proposal selanjutnya agar menjadi lebih baik.

E. Definisi Istilah

1. Implementasi Kegiatan Ekstrakurikuler

Implementasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tindakan yang dilakukan oleh pihak MI Al-Muawanah 2. Sedangkan kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan yang tidak tercantum dalam jadwal pelajaran, tetapi menunjang secara tidak langsung terhadap kegiatan intrakurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler dilaksanakan diluar jam pelajaran biasa dan kebanyakan materinya pun diluar materi intrakurikuler, serta dapat dilaksanakan disekolah ataupun kadang-kadang diluar sekolah. Jadi, yang dimaksud Implementasi kegiatan ekstrakurikuler adalahtindakan yang dilakukan oleh pihak MI Al-Muawanah 2 Barurejo dalam menerapkan kegiatan ekstrakurikuler.

(26)

2. Kaligrafi

Kaligrafi adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang bentuk-bentuk huruf tunggal, letak-letaknya dan cara-cara penerapannya menjadi sebuah tulisan yang tersusun. Atau apapun yang ditulis di atas garis-garis sebagaimana menulisnya dan membentuknya mana yang tidak perlu ditulis, mengubah ejaan yang perlu diubah dan menentukan cara bagaimana untuk mengubahnya.

3. Kecerdasan Visual Spasial

Kecerdasan visual spasial yakni kecerdasan yang berkaitan dengan kemampuan menangkap warna, arah, dan ruang secara akurat dan mengubah penangkapannya tersebut ke dalam bentuk lain seperti dekorasi, arsitektur, lukisan, patung. Kecerdasan ini erat kaitannya dengan imajinasi anak. Secara umum, seseorang dengan kecerdasan visual spasial senang mencoret-coret, membentuk gambar, mewarnai dan menyusun bangunan seperti puzzle dan balok. Peserta didik dengan potensi spasial yang tinggi mampu berpikir dalam bentuk gambar dan mampu menemukan objek yang hilang dalam kaitan dengan kemampuan dibidang daya ingat visual.

Dari definisi istilah judul diatas, maka yang dimaksud dengan judul

“Implementasi Kegiatan Ekstrakurikuler Kaligrafi Dalam Mengembangkan Kecerdasan Visual Spasial Siswa di Madrasah Ibidaiyah Al-Muawanah 2 Barurejo Banyuwangi Tahun Pelajaran 2021/2022”

adalah suatu penelitian yang membahas tentang bagaimana penerapan kegiatan ekstrakurikuler kaligrafi dalam mengembangkan kecerdasan

(27)

visual spasial yang dilakukan di MI Al-Muawanah 2 Barurejo Banyuwangi.

F. Sistematika Pembahasan

Untuk mempermudah penelitian dan pemahaman secara menyeluruh tentang penelitian yang dilakukan, maka dipandang perlu memaparkan sistematika penelitian skripsi. Adapun sistematika pembahasan dalam penelitian skripsi ini adalah sebagai berikut:

Bab Satu, pendahuluan. Pada bab ini peneliti membahas mengenai latar belakang, fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi istilah dan sistematika pembahasan.

Bab Dua, kajian pustaka. Pada bab ini peneliti membahas mengenai penelitian terdahulu yang terkait dengan penelitian yang diteliti serta kajian teori yang dijadikan pijakan dalam penelitian.

Bab Tiga, metode penelitian. Pada bab ini peneliti membahas mengenai metode penelitian yang dipakai peneliti pada saat penelitian, yang meliputi pendekatan dan jenis penelitian, lokasi penelitian, subyek penelitian, teknik pengumpulan data, analisis data, keabsahan data, serta tahap-tahap penelitian.

Bab Empat, penyajian data dan analisis. Pada bab ini peneliti menguraikan tentang gambaran obyek penelitian, penyajian data dan analisis, serta pembahasan temuan.

Bab Lima, penutup. Bab ini merupakan bab terakhir yang memaparkan kesimpulan dari keseluruhan pembahasan terkait dengan rumusan masalah dan

(28)

tujuan penelitian yang dilengkapi dengan saran-saran yang membangun dan bermanfaat.

(29)

teori. Adapunnrinciannyassebagai berikut:

A. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu untuk menguatkan penelitian ini maka peneliti memuat beberapa kajian terdahuluuyang menguatkan penulis sebelumnya, maka data yang perlu dihimpun oleh peneliti berupa karya-karya antara lain tentang judul:

1. Jamaluddin Shiddiq dari IAIN Ponorogo tahun 2021 dalam jurnal Qolamuna yang berjudul “Kaligrafi Kufi dan Strategi Pengembangan KecerdasanVVVisual Spasial”. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkannbahwa kecerdasan visual-spasial dapat dikembangkan melaluibbeberapasstrategi, yaitu: aktivitassseni, menggambar dan melukis, mengenalkan teknik pewarnaan, mengenal geometri dasar, membuat kerajinan tangan, mengajak peserta didik untuk mengenali benda dan ruangan yang ada di sekelilingknya, dan mengenalkan navigasi.

Persamaanmpenelitian terdahulu dengan peneliti yang dilakukan yaitu sama-sama membahas ekstrakurikuler kaligrafi dalamomengembangkan kecerdasan visual spasial, pendekatan penelitian dan analisis data.

Sedangkan perbedaanya yaitu, jenis penelitian pada penelitian terdahulu menggunakan penelitian lapangan (field research) yang berlokasi di MI Ma’arif Setono Ponorogo, pada penelitian terdahulu juga lebih

(30)

menekankan pada kaligrafi jenis kufi saja untuk pengembangan kecerdasan visual spasial. Namun, pada penelitian yang dilakukan peneliti menggunakan jenis penelitian studi kasus dengan lokasi di MI Al- Muawanah 2 Barurejo dan untuk jenis kaligrafi yang akan diajarkan yaitu khat naskhi dan khat tsuluts.

2. Lia Nurmalia, dkk dari Universitas Singaperbangsa Tahun 2021, dalam Jurnal Pendidikan dan Pengajaran Guru Sekolah Dasar yang berjudul “ Menumbuh Kembangkan Potensi Melalui Ekstrakurikuler Kaligrafi Bagi Siswa SD”. Hasil penelitian membuktikan bahwa adanya peningkatan kemampuan peserta didik pada seluruh aspek baik dari sisi afektif, kognitif maupun psikomotor melalui kegiatan ekstrakurikuler kaligrafi. Dalam prosesnya, guru berperan penting sebagai fasilitator pengembangan bakat dan minat siswa, oleh sebabnya kegiatan ini perlu ditunjang dengan kondisi dan suasana yang kondusif dan menyenangkan sehingga proses kegiatan ini dapat mewujudkan prestasi tidak hanya dibidang non akademik saja (seni kaligrafi), namun dapat berkembang kearah prestasi bidang akademik juga.

Persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian yangodilakukan yaitu sama-sama menggunakan metode kualitatif dalam penelitian dan menerapkan kegiatan ekstrakurikuler kaligrafi sebagai teknik penelitian.

Sedangkan perbedaannya terletak pada fokus penelitian, pada penelitian terdahulu lebih berfokus pada pengembangan potensi siswa sedangkan pada penelitian yang dilakukan peneliti, lebih berfokus mengembangkan

(31)

kecerdasan visual spasial pada siswa. Pada penelitian terdahulu berlokasi di SDN Cimahi II, adapun pada penelitian yang akan dilakukan berlokasi di MI Al-Muawanah 2 Barurejo Banyuwangi.

3. Nika Rahmi, dkk dari Universitas Islam Kalimantan Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah tahun 2021 dalam jurnal pendidikan yang berjudul, “Implementasi Ekstrakurikuler Kaligrafi Qur’an Dalam Mengembangkan Kreativitas Anak di MI Al-Hamid Banjarmasin”.

Berdasarkan dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa implementasi ekstrakurikuler kaligrafi qur’an dalam mengembangkan kreativitas anak di MI Al-Hamid Banjarmasin, yaitu: 1) Perencanaan, 2) Pelaksanaan, 3) Evaluasi. Faktor penghambat dan pendukung implementasi ekstrakurikuler kaligrafi qur’an di MI Al-Hamid Banjarmasin: Faktor penghambat yaitu terbatasnya waktu. Faktor pendukung yaitu: 1) Peserta didik, 2) Pendidik, 3) Kepala Sekolah, 4) Orangtua.

Persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian yang dilakukan yaitu sama-sama meneliti ekstrakurikuler kaligrafi, menggunakan pendekatan kualitatif dan jenis studi kasus. Sedangkan perbedaannya pada penelitian terdahulu lebih memfokuskan kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan kreativitas anak, dan pada penelitian yang dilakukan berfokus pada ekstrakurikuler kaligrafi dalam mengembangkan kecerdasan visual spasial. Pada penelitian terdahulu berlokasi di MI Al-Hamid Banjarmasin, adapun penelitian yang dilakukan peneliti berlokasi di MI Al-Muawanah 2 Barurejo.

(32)

4. Aprilia Fitri Nurlaila dari IAIN Ponorogo Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah tahun 2020, yang berjudul “Implementasi Kegiatan Ekstrakurikuler Kaligrafi dalam Meningkatkan Keterampilan Menulis Huruf Arab Siswa Kelas III MI Ma’arif Setono Jenangan”. Hasil dari penelitian terdahulu menunjukkan bahwa dampak pelaksanaan ekstrakurikuler kaligrafi terhadap pengembangan bakat dan keterampilan menulis huruf Arab siswa kelas III MI Ma’arif Setono adalah dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis Arab, dengan adanya ekstrakurikuler kaligrafi maka siswa dapat menulis Arab dengan kaidahnya. Faktor pendukung dan penghambatnya yaitu adanya dukungan dari pihak sekolah, dukungan dari orangtua, dan sarana prasarana yang cukup mewadahi dapat memberikan rasa nyaman dan memudahkan siswa dalam belajar kaligrafi, sedangkan faktor penghambatnya adalah beberapa siswa yang kurang antusias dalam pembelajaran kaligrafi dan adanya siswa yang belum lancar dalam menulis Arab.

Persamaan dengan penelitian yang dilakukan adalah sama-sama membahas kegiatan ekstrakurikuler kaligrafi dan dalam penelitiannya menggunakan pendekatan kualitatif. Sedangkan perbedaanya, pada penelitian terdahulu lebih ditekankan pada keterampilan menulis Arab, pada penelitian yang dilakukan peneliti lebih fokus pada pengembangan kecerdasan visual spasial siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler kaligrafi.

Pada penelitian terdahulu berlokasi di MI Maarif Setono Jenangan Ponorogo dengan diikuti oleh siswa kelas III saja. Adapun pada penelitian

(33)

yang dilakukan peneliti berlokasi di MI Al-Muawanah 2 Barurejo dan pesertanya rentang kelas 2 sampai 6 yang mengikuti ekstrakurikuler kaligrafi.

5. Wuri Astutik dari IAIN Kudus Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah tahun 2020, yang berjudul “Pengembangan Minat dan Bakat Seni Kaligrafi Peserta Didik Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Kaligrafi di MI NU Tarbiyatul Banatil Islamiyah Klumpit Gebog Kudus”. Hasil penelitian yang diperoleh adalah (1) Pelaksanaan pengembangan minat seni kaligrafi peserta didik melalui kegiatan ekstrakurikuler kaligrafi sudah cukup diperhatikan dengan baik, mulai dari menjelaskan sampai evaluasi meskipun terdapat beberapa faktor penghambat. (2) Pelaksanaan pengembangan bakat seni kaligrafi peserta didik melalui kegiatan ekstrakurikuler keligrafi berjalan sebagaimana mestinya sama seperti pengembangan minat seni kaligrafi sebagai proses awalnya.(3) Faktor pendukung dalam pelaksanaan pengembangan minat dan bakat seni kaligrafi peserta didik melalui kegiatan ekstrakurikuler kaligrafi yaitu sebuah motivasi guru pengampu, peran guru, pemanfaatan waktu libur peserta didik, adanya fasilitas yang memadai. Sedangkan faktor penghambat dalam pelaksanaan pengembangan minat dan bakat seni kaligrafi peserta didik melalui kegiatan ekstrakurikuler yaitu waktu kegiatan ekstrakurikuler terlalu singkat, peserta didik ada yang mengalami kesulitan saat membuat khat, fokus peserta didik terganggu, kurangnya guru pengampu.

(34)

Persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian yang dilakukan yaitu, sama-sama membahas ekstrakurikuler kaligrafi dengan menggunakan metode penelitian kualitatif. Adapun perbedaanya pada fokus penelitian dan lokasi penelitian, jika penelitian terdahulu lebih mengarah pada pengembangan bakat dan minat melalui kegiatan ekstrakurikuler kaligrafi. Sedangkan pada penelitian yang dilakukan oleh peneliti lebih fokus pada pengembangan kecerdasan visual spasial peserta didik. Penelitian terdahulu berlokasi di MI NU Tarbiyatul Banatil Islamiyah Klumpit Gebog Kudus, adapun pada penelitian ini berlokasi di MI Al-Muawanah 2 Barurejo.

Tabel 2.1 Orisinalitas Penelitian No. Nama, Tahun

dan Judul

Perbedaan Persamaan Orisinalitas

1 2 3 4 5

1. Jamaluddin Shiddiq (2021) dalam Jurnal Qolamuna yang berjudul

“Kaligrafi Kufi dan Strategi Pengembangan Kecerdasan Visual Spasial”.

 Jenis penelitian menggunaka n field research

 Lokasi penelitian di MI Ma’arif Setono Ponorogo

 Jenis kaligrafi yang diajarkan

 Membahas ekstrakurikule r kaligrafi untuk mengembang kan

kecerdasan visual spasial

 Pendekatan penelitian

 Analisis data

1. Bagaimana pelaksanaan kegiatan ekstrakurikul er kaligrafi dalam mengemban gkan kecerdasan visual spasial siswa di MI Al- Muawanah 2 Barurejo Banyuwangi

?

2. Apa kendala dan upaya pada

pelaksanaan 2. Lia Nurmalia,

dkk (2021), dalam Jurnal Pendidikan dan Pengajaran Guru Sekolah

 Pada penelitian terdahulu lebih berfokus pada

 Menggunakan metode kualitatif

 menerapkan kegiatan ekstrakurikule

(35)

No. Nama, Tahun dan Judul

Perbedaan Persamaan Orisinalitas Dasar

“Menumbuh Kembangkan Potensi Melalui Ekstrakurikuler Kaligrafi Bagi Siswa SD”

pengembang an potensi siswa

 Lokasi penelitian di SDN Cimahi II.

r kaligrafi kegiatan ekstrakurikul er kaligrafi dalam mengemban gkan kecerdasan visual spasial siswa di MI Al- Muawanah 2 Barurejo Banyuwangi

? 3. Nika Rahmi,

dkk (2020) dalam Jurnal Pendidikan yang berjudul,

“Implementasi Ekstrakurikuler Kaligrafi Qur’an Dalam Mengembangk an Kreativitas Anak di MI Al- Hamid

Banjarmasin”

 Lebih memfokuska n kegiatan ekstrakurikul er kaligrafi untuk mengemban gkan kreativitas anak

 Lokasi penelitian di MI Al Hamid Banjarmasin

 Meneliti ekstrakurikuler kaligrafi

 Metode penelitian kualitatif

4. Aprilia Fitri Nurlaila (2020),

“Implementasi Kegiatan Ekstrakurikuler Kaligrafi dalam Meningkatkan Keterampilan Menulis Huruf Arab Siswa Kelas III MI Ma’arif Setono Jenangan”

 Hasil dari Penelitian terdahulu lebih berfokus pada

keterampilan menulis Arab.

 Lokasi penelitian di MIMa’arif Setono

 Membahas kegiatan ekstrakurikuler kaligrafi

 Menggunakan pendekatan kualitatif

5. Wuri Astutik (2020)

“Pengembanga n Minat dan Bakat Seni Kaligrafi Peserta Didik Melalui

 Penelitian terdahulu lebih mengarah pada

pengembang an bakat dan minat

 Sama-sama membahas ekstrakurikuler kaligrafi

 Menggunakan metode penelitian kualitatif.

(36)

No. Nama, Tahun dan Judul

Perbedaan Persamaan Orisinalitas Kegiatan

Ekstrakurikuler Kaligrafi di MI NU Tarbiyatul Banatil Islamiyah Klumpit Gebog Kudus”

melalui kegiatan ekstrakurikul er

 Lokasi penelitian di MI NU Tarbiyatul Banatil Islamiyah Klumpit Gebog Kudus

Berdasarkan dari hasil penelitian terdahulu, penelitian ini memiliki beberapa perbedaan dengan penelitian terdahulu. Pada penelitian yang dilakukan oleh peneliti lebih memfokuskan kegiatan ekstrakuler kaligrafi dalam mengembangkan kecerdasan visual spasial siswa, menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan jenis penelitian studi kasus. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk meneliti tentang “Implementasi Kegiatan Ekstrakurikuler Kaligrafi Dalam Mengembangkan Kecerdasan Visual Spasial Peserta Didik di MI Al-Muawanah 2 Barurejo Banyuwangi Tahun Pelajaran 2021/2022”

B. Kajian Teori

Kajianmteori yangmdigunakan untukkkmendasari kegiatanmmpenelitian dengan judul “Implementasi Kegiatan Ekstrakurikuler Kaligrafi dalam Mengembangkan Kecerdasan Visual Spasial Peserta Didik di MI Al- Muawanah 2 Barurejo Banyuwangi” ini dipaparkan sebagai berikut:

(37)

1. Kajian Teori Implementasi a. Pengertian Implementasi

Implementasi secara sederhana dapat diartikan sebagai pelaksanaan atau penerapan.Menurut Guntur Setiawan dalam bukunya yang berjudul Implementasi dalam Birokrasi Pembangunan yang dikutip oleh Ali Miftakhu Rosyad, implementasi adalah perluasan aktivitas yang saling menyesuaikan proses interaksi antara tujuan dan tindakan untuk mencapainya serta memerlukan jaringan pelaksana, birokrasi yang efektif.15

Menurut Nurdin Usman dalam bukunya yang berjudul Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum yang dikutip oleh Fatimah, implementasi bermuara pada aktivitas, aksi, tindakan, atau adanya mekanisme suatu sistem.16

Menurut Arinda Firdianti implementasi diartikan sebagai penerapan atau operasionalisasi suatu aktivitas guna mencapai suatu tujuan atau sasaran.17

Jadi, dapat disimpulkan bahwa implementasi adalah suatu penerapan atau pelaksanaan yang terencana dan bertujuan untuk mencapai sasaran yang diinginkan. Dalam proses pembelajaran implementasi dapat diartikan sebagai suatu pelaksanaan kegiatan yang

15 Ali Miftakhu Rosyad, Implementasi Pendidikan Karaker melalui Kegiatan Pembelajaran di Lingkungan Sekolah, Jurnal Keilmuan Manajemen Pendidikan Vol. 5 no. 2, (Desember 2019):176

16 Fatimah,Implementasi Budaya Religius dalam Membina Akhlak Siswa di MI Rahmatullah Kota Jambi, Jurnal Pendidikan Guru Vol. 2 no. 1, (Januari-Juni 2021):71

17 Arinda firdianti,Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa (Yogyakarta: Gre Publishing, 2018), 19.

(38)

terencana yang disusun secara matang oleh pendidik dalam melakukan pembelajaran. Dengan ini implementasi dapat digolongkan dalam tiga bagian sesuai dengan ketentuan dalam implementasi:

1) Perencanaan Pembelajaran

Perencanaan merupakan awal dari suatu pelaksanaan kegiatan yang merupakan pedoman dalam melaksanakan suatu kegiatan.18 Sebuah perencanaan akan mempengaruhi tercapai atau tidaknya sebuah tujuan. Perencanaan mengandung rangkaian putusan yang luas dan penjelasan dari tujuan, penentuan kebijakan, penentuan metode, dan prosedur tertentu serta penentuan kegiatan berdasarkan jadwal sehari-hari.

Perencanaan yang akan direncanakan memerlukan berbagai teori untuk merancangnya agar rencana pembelajaran yang disusun benar-benar dapat memenuhi harapan dan tujuan pembelajaran.

Untuk itu, pembelajaran sebagai disiplin ilmu menaruh perhatian pada perbaikan kualitas pembelajaran.

2) Pelaksanaan Pembelajaran

Pelaksanaan adalah suatu tindakan atau pelaksanaan dari sebuah rencana yang sudah disusun secara matang dan terperinci.

Secara sederhana, pelaksanaan bisa diartikan penerapan.19 Dalam proses pembelajaran, pelaksanaan adalah upaya yang dilakukan oleh guru untuk menerapkan rancangan yang telah disusun dengan

18 Mukni’ah, Perencanaan Pembelajaran, (Yogyakarta: Pustakan Pelajar, 2016),6.

19 Fatimah,”Implementasi Budaya Religius dalam Membina Akhlak Siswa di MI Rahmatullah Kota Jambi”, 72.

(39)

baik pada saat kegiatan belajar mengajar. Tahap dalam pelaksanaan pembelajaran meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup.Sebagaimana Menurut Yunus Abidin yang dikutip oleh Andi Prastowo, bahwa yang penting diperhatikan dalam penulisan bagian pelaksanaan pembelajaran hendaknya bagian ini dibagi atas tiga bagian besar, yakni bagian pendahuluan, inti dan penutup.20

a) Kegiatan Pendahuluan

Dalam tahap ini, guru atau pendidik melakukan kegiatan yang meliputi: menyiapkan siswa untuk mengikuti proses kegiatan belajar mengajar, melakukan apersepsi (mengaitkan materi yang dipelajari hari ini dengan materi sebelumnya), menjelaskan tujuan pembelajaran dan menjelaskan materi pembelajaran. Dalam tahap ini, dimaksudkan untuk mempersiapkan siswa agar siap secara mental untuk mempelajari pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang baru.21 b) Kegiatan Inti

Pelaksanaan kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, memotivasi peserta didik, serta memberikan ruang yang cukup untuk kreativitas, dan kemandirian sesuai bakat dan minat. Dalam pelaksanaan

20 Andi Prastowo, Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Tematik Terpadu, (Jakarta: Prenada Media, 2017), 335

21 Andi Prastowo, 335

(40)

kegiatan inti menggunakan metode yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan materi pada pembelajaran.

c) Kegiatan Penutup

Dalam kegiatan penutup, guru dan peserta didik dapat melaksanakan kegiatan konfirmasi dan evaluasi terhadap proses pembelajaran yang telah berlangsung baik secara individu ataupun secara kelompok.22 Kegiatan penutup meliputi kegiatan menyimpulkan hasil pembelajaran, penilaian, pemberian feedback dan tugas kepada siswa serta menyampaikan rencana pembelajaran untuk pertemuan selanjutnya.

3) Evaluasi Pembelajaran

Evaluasi pembelajaran adalah proses pengambilan keputusan terhadap suatu tujuan pembelajaran yang mengacu kepada kriteria setelah dilakukan tes, pengukuran, atau penilaian.23 Evaluasi pembelajaran mencakup pembuatan pertimbangan tentang jasa, nilai atau manfaat program, hasil dan proses pembelajaran.24 Pelaksanaan evaluasi pembelajaran biasanya dilaksanakan pada akhir pembelajaran. Tujuan evaluasi pembelajaran itu sendiri adalah untuk mendapatkan data pembuktian yang akan menunjukkan tingkat keberhasilan peserta didik untuk mencapai

22 Asep Ediana Latip, Evaluasi Pembelajaran di SD dan MI, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2018), 6

23 Asep Ediana Latip, 13.

24 Ajat rukajat, Teknik Evaluasi Pembelajaran, (Yogyakarta: Deepublish, 2018), 1.

(41)

tujuan kurikuler.25 Selain itu, evaluasi juga dapat digunakan oleh pendidik dalam mengukur atau menilai keefektifan mengajar, kegiatan belajar, maupun metode mengajar yang digunakan.

b. Komponen Pembelajaran

Komponen pembelajaran adalah kumpulan dari beberapa item yang saling berhubungan satu sama lain yang merupakan hal penting dalam proses belajar mengajar.26 Oleh sebab itu, penting untuk memahami lebih dalam mengenai komponen pembelajaran, agar terdapat keserasian dan keterpaduan antara komponen dan pembelajaran. Sehingga, dapat menciptakan pembelajaran yang berkualitas. Berikut ini adalah komponen-komponen yang memungkinkan terlaksananya proses pembelajaran, antara lain:

1) Tujuan

Menentukan tujuan pada pembelajaran merupakan proses rencana paling mendasar pada pembelajaran. Karena suatu kegiatan pembelajaran yang tidak diawali dengan penentuan tujuan yang jelas akan menimbulkan ketidaksesuaian dengan apa yang hendak dicapai.

2) Peserta Didik

Peserta didik merupakan individu yang mendapatkan pelayanan pendidikan yang disesuaikan dengan bakat, minat dan juga kemampuannya agar dapat tumbuh dan berkembang dengan

25 Rina Febriana,Evaluasi Pembelajaran,(Jakarta: PT Bumi Aksara, 2019), 11.

26 Suhendi Syam,dkk.,Belajar dan Pembelajaran(:Yayasan Kita Menulis,2022),131.

(42)

baik. Sebagaimana Pendapat Dolong yang dikutip oleh Suhendi Syam, dkk. Bahwa guru tidak akan berfungsi dan bermanfaat tanpa adanya peserta didik sebagai subjek pembinaan.27Peserta didik dijadikan sebagai pokok persoalan dalam semua kegiatan pembelajaran serta memiliki kedudukan yang menempati posisi menentukan berhasil atau tidaknya sebuah pembelajaran.

3) Pendidik

Pendidik atau guru merupakan orang yang bertanggung jawab dalam mencerdaskan peserta didik. Guru memiliki tugas yang utama yaitu mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, mengevaluasi, serta melaksanakan kegiatan pembelajaran dalam upaya memberikan ilmu pengetahuan kepada peserta didik.

4) Materi Pembelajaran

Dalam melaksanakan pembelajaran, pendidik membutuhkan bahan ajar atau materi pembelajaran yang digunakan untuk diajarkan kepada peserta didik. Tanpa adanya materi pembelajaran proses kegiatan belajar mengajar tidak akan terlaksana.

5) Metode Pembelajaran

Menurut Dolong yang dikutip oleh Suhendi Syam dkk, metode pembelajaran adalah cara yang digunakan oleh pendidik dalam menjalankan tugasnya dan merupakan salah satu alat untuk

27 Suhendi Syam,dkk.,133.

(43)

mencapai tujuan.28 Tidak semua metode pembelajaran sesuai untuk diterapkan pada pembelajaran. Hal ini berkaitan dengan karakter siswa, materi pembelajaran serta konteks lingkungan dimana pembelajaran itu dilakukan.

6) Media Pembelajaran

Media merupakan alat bantu yang digunakan oleh guru atau pendidik untuk mempermudah dalam menyampaikan materi kepada peserta didik. Selain itu, media pembelajaran juga membantu mempercepat siswadalam menangkap pemahaman dari proses pembelajaran yang diberikan oleh guru. Media pembelajaran tidak dapat dipisahkan dengan metode yang digunakan dalam menyampaikan materi pembelajaran, karena metode merupakan rangkaian dari media tersebut.

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembelajaran

Pelaksanaan pembelajaran tentunya dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik intern maupun ekstern.29 Faktor tersebut antara lain;

1) Faktor internal

Faktor internal merupakan faktor-faktor yang berasal dari dalam diri individu dan dapat mempengaruhi hasil belajar individu.

Faktor-faktor internal meliputi:

a) Faktor fisiologi adalah faktor yang berhubungan dengan fisik individu.

28 Suhendi Syam,dkk.,134

29 Jeditia Taliak, Teori & Model Pembelajaran,(Indramayu: Penerbit Adab, 2020),14.

(44)

b) Faktor psikologi adalah faktor yang berhubungan dengan kecerdasan, motivasi, minat, sikap dan bakat.30

2) Faktor eksternal

Faktor eksternal merupakan faktor yang mempengaruhi dari luar individu seperti; lingkungan sosial, dan lingkungan non sosial, faktor instrumental dan faktor materi pelajaran.

a) Faktor lingkungan sosial antara lain, sekolah, lingkungan masyarakat tempat tinggal, lingkungan sosial keluarga dan orangtua

b) Faktor lingkungan non sosial antara lain; lingkungan alamiah berkaitan dengan kondisi udara

c) Faktor instrumental berkaitan dengan gedung sekolah, alat peraga, dan sarana prasarana.

d) Faktor materi pelajaran berkaitan dengan usia perkembangan siswa.31

2. Kegiatan Ekstrakurikuler

a. PengertianoKegiatan Ekstrakurikuler

Kegiataneeekstrakurikuler merupakan kegiatanwyang dilakukan diluarmijam pelajaran untuk menambahhipengetahuan dan mengasah keterampilan menyalurkanmbakat dan minat, menunjangwtujuan intrakurikuler serta membekali peserta didik untuk lebih kreatif.

MenurutMBadrudin sebagaimana yang dikutip oleh Eca Gesang,

30 Jeditia Taliak, 14

31 Jeditia Taliak, 14

(45)

bahwa kegiatan ekstrakurikuler adalah wadah yang disediakan oleh satuan pendidikan untuk menyalurkan bakat, minat, hobi, kepribadian serta kreatifitas siswa yang dapat dijadikan sebagai alat untuk mendeteksi potensiPpeserta didik.32

Menurut Suryo Subroto, sebagaimana yang dikutip oleh Khairunnisa dkk, bahwa ekstrakurikuler adalah kegiatan tambahan yang dilaksanakan diluar jam pelajaran dan bertujuan untuk memperdalam pengetahuan serta kemampuan peserta didik.33

Menurut Slamet Nuryanto, kegiatan ekstrakurikuler adalah salah satu wadah pelatihanPpeserta didik di sekolah. Melalui kegiatan ekstrakurikuler inilah pembinaan dan pengembangan bakat serta minat peserta didik menjadi bagian dari generasi muda yangodiupayakan danddirealisasikanooleh sekolah.34

Jadi, dapatwdisimpulkanwbahwa kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan yang diselenggarakan oleh pihak sekolah dalam rangka pembinaan manusia seituhnya untuk mengembangkan potensi peserta didik yang pelaksanaannya diluar jam pelajaran. Kegiatan ini juga sangat bermanfaat, baik untuk diri sendiri maupun untuk kehidupan bermasyarakat. BukanhanyaMsebagai pelengkap prosespembelajaran tetapiMjuga sebagai wadah agar siswa memiliki nilaiMtambahan

32Eca gesang, Manajemen Pengembangan Anak Usia Dini Dilengkapi dengan Manajemen Perpustakaan dan Ekstrakurikuler, (Temanggung:Desa Pustaka Indonesia, 2019), 103.

33Khairunnisa dkk, Pengelolaan Kegiatan Ekstrakurikuler di SD Negeri COT Meuraja Aceh Besar, Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Unsiyah, Vol 3 No 1 Januari 2018, 47.

34Slamet Nuryanto, Manajemen Kegiatan Ekstrakurikuler di SD Al-Irsyad 01 Purwokerto, dalam jurnal Kependidikan, Vol 5, No. 1, Mei 2017, 116

(46)

diluar akademikMyangmbisa bermanfaat. Pada umumnya, setiap sekolah memiliki jenis ekstrakurikuler yang berbeda-beda. Oleh karena itu, kegiatan ekstrakurikuler menjadi ciri dari sekolah

b. Tujuan dan Fungsi Kegiatan Ekstrakurikuler

EkstrakurikulerWdapat menjadi sarana untuk mengembangkan sekolah. Pengembangan sekolah melalui kegiatan ekstrakurikuler dapat dilakukan dengan mengupayakan untuk mempersiapkanopeserta didik agar memiliki kemampuan intelektual, spiritual, sosial, dan emosional. Tujuan kegiatan ekstrakurikuler pada satuan pendidikan adalah:

1) Kegiatan ektrakurikuler harus dapatmmeningkatkan kemampuan kognitif,aafektif,adanapsikomotorikasiswa

2) KegiatanOekstrakurikulerOiharusOdapatOimengembangkanbakat dan minat siswa dalam upaya pembinaan pribadi menuju pembinaan manusiaSseutuhnya.35

Ekstrakurikuler mempunyai 4 fungsi utama yaitu fungsi pengembangan, fungsi sosial, fungsi rekreatif, dan fungsi persiapan karier.

1) Pengembangan, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan kemampuan dan kreativitas siswa sesuai dengan potensi, bakat dan minat.

35Eca gesang, Manajemen Pengembangan Anak Usia Dini Dilengkapi dengan Manajemen Perpustakaan dan Ekstrakurikuler,104.

(47)

2) Sosial, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan kemampuan dan rasa tanggung jawab sosial siswa.

3) Rekreatif, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan suasana rileks, menggembirakkan dan menyenangkan bagi siswa yang menunjang proses perkembangan.

4) Persiapan karier yaitu kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan kesiapan karier siswa.36

c. Manfaat Kegiatan Ekstrakurikuler

Kegiatan ekstrakurikuler bermanfaat bagi siswa dan sekolah yang menyelenggarakan kegiatan tersebut. Adapun manfaatnya adalah:

1) Ekstrakurikuler mampu memberikan kesempatan bagi pemantapan ketertarikan yang telah atau sudah tertanam dan juga pembangunan ketertarikan yang baru.

2) Ekstrakurikuler menjadi salah satu jembatan pada siswa memperoleh kesempatan dalam melatih kapasitas kreativitas mereka lebih mendalam.

3) Ekstrakurikuler memberikan pendidikan sosial melalui pengalaman serta pengamatan, terutama di dalam hal perilaku kepemimpinan, kerja sama, persahabatan, serta kemandirian.

4) Ekstrakurikuler dapat membangun semangat serta mentalitas siswa ketika sekolah.

36Hardi Tambunan, dkk., Manajemen Pendidikan, (Bandung: Media Sains Indonesia, 2021), 143-145.

(48)

5) Ekstrakurikuler memberikan kesempatan di dalam siswa bergaul tidak hanya dengan rekan sekelas tetapi dengan satu sekolah.

6) Ekstrakurikuler dapat memperluas sebuah interaksi siswa.

7) Ekstrakurikuler mampu memberikan kepuasan bagi perkembangan jiwa anak

8) Ekstrakurikuler dapat menjadi sarana untuk mendorong pembangunan jiwa serta moralitas.37

3. Kaligrafi

a. Pengertian Kaligrafi

KaligrafiOadalah suatuOcorak atau bentukOseni menulis secara indah. Menurut harfiahnya kata kaligrafiOberasal dari kata

“kalligraphia” yangOdiuraikan atas duaOsuku kata: kalios artinya indah, cantik; graphia artinyaOcoretan atauOtulisan. jadi, arti kata seluruhnya adalah: suatucoretan atau tulisanyangindah.38

Menurut Moh. Ali Aziz, Kaligrafi adalah seni menulis dengan indah dengan pena sebagai hiasan.39 Keterampilanmkaligrafi adalah keterampilanomenulisoyang tidakohanya menekankan pada keindahan rupa ataumbentuk huruf-hurufmyang menyusunsebuah kalimat atau kata. TetapiOjuga memperhatikanMhal-hal yang berkaitan dengan estetika atau keindahan.

37Hardi Tambunan, dkk.,147.

38Jenny Ratna Ika Setiawati, “Drawing Kaligrafi Islam Abd. Aziz Ahmad: Sebuah Kajian Dimensi Spiritualitas Seni Islam”, dalam jurnal “Seni Rupa dan Desain”, Vol. 1 No. 1, Februari 2020, 48.

39Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah (Jakarta: Prenada Media,2019), 323.

(49)

Menurut Syeikh Syam Al-Din Al-Kafani yang dikutip oleh Agus Mulyadi Utomo, bahwa kaligrafi adalah suatu ilmu yang memperkenalkan bentuk huruf-huruf tunggal, letak-letaknya dan cara- cara merangkainya menjadi sebuah tulisan yang tersusun, atau apa-apa yang ditulis diatas garis-garis. Bagaimana cara menulisnya dan menentukan mana yang tidak perlu ditulis, mengubah ejaan yang perlu diubah dan menetapkan bagaimana cara mengubahnya.40 Kaligrafi merupakan hasil penemuan umat muslim yang terus mengalami kemajuan dan perkembangan dalamMmengekspresikan nilai-nilai estetika melalu itinta, cat, dan alat-alat lainnya. Untuk menguasainya memerlukan waktuOyang cukupOlama, karena huruf hijaiyah berbeda jauh dengan huruf abjad. Huruf hijaiyah mempunyai berbagai macam karakter yangmberbeda-beda, mulai dari susunan kata sampai kaidah-kaidahnya. Di dalam agama Islam, menulisOkaligrafi adalah kebutuhan yang sangat pentingOuntuk memperjuangkan agama Allah dari sisi keindahan tulisan.Oleh karena itu, Kaligrafi merupakan salah satu seni yangOdihormati muslim diantara berbagai seniOrupa islam, karena merupakan alat utama untuk melestarikanOAl-Quran.41

Jadi, dapat disimpulkan bahwa kaligrafi merupakan suatu ilmu yang memperkenalkanObentuk-bentuk huruf tunggal dan tata letaknya serta cara-cara penerapannyaOmenjadi sebuah tulisan yang indah.

Kaligrafi perlu dikembangkan karena kaligrafi mempunyai peranan

40Agus Mulyadi Utomo, Mengenal Seni Rupa Islam (Denpasar: ISI Denpasar, 2017),225.

41Agus Mulyadi Utomo,214.

(50)

yang besar dalam kahidupan sehari-hari. Tidak hanya mempercantik ruangan dan bangunan, tetapikaligrafi juga mengandung kata-kata hikmah yangbisa mendekatkan diri kepada Sang Pencipta. Seseorang yang menyukai kaligrafi akan bisa menjadikan seni kaligrafi sebagai penawar dalam kehidupan sehari-hari dan menenangkan pikiran.

Selain itu, Wahyu Illahi dapat diungkapkan melalui cerminan dari respon seorang hamba terhadap pesan-pesan Illahi.

b. Jenis-jenismKaligrafi

Khat terbagiOdalam beberapa kategori. Menurut ketentuan yang sudah bakudalam seni tulis arab murni (Khat) dapat dikenal beberapa jenisOantara lain:

1) Khat Kufi

Gambar 2.1 Khat Kufi42

Khat kufi merupakan jenis kaligrafi tertua dalam peradaban islam. Ciri-ciri khat kufi sangat identik dengan garis-garis tegak lurus, bentuk siku-siku dan bentuk persegi. Bentuk dan karakter masing-masing huruf cenderung menampakkan ornamen (hiasan),

42 Agus Mulyadi Utomo,219.

(51)

sifat keterkaitan huruf satu dengan lainnya yang membentuk hiasan.Penciptaanya berkaitan dengan keagamaan, dokumen, kutipan Al-quran pada dinding Istana dan Masjid.43

2) Khat Naskhi

Gambar 2.2 Khat Naskhi44

Naskhi diambil dari kata nushkhah atau naskah (menurut bahasa Indonesia) sebab khat ini lebih banyak digunakan dan dianggap lebih cocok untuk kepentingan-kepentingan tersebut.

Gaya khat naskhi dikhususkan sebagai tulisan naskah, karena apabila dipergunakan dengan bermacam model dan gaya, atau mengemasnya dengan menumpuk huruf tidak cocok dan tidak sesuai prosedur khat.45 Khat naskhi dapat ditemui pada penulisan Al-quran.

43Agus Mulyadi Utomo,218

44Agus Mulyadi Utomo,219.

45Agus Mulyadi Utomo,219

(52)

3) Khat Tsuluts

Gambar 2.3 Khat Tsuluts46

Khat Tsuluts lebih bersifat monumental karena dipakai untuk dekorasi pada berbagai manuskrip dan inskripsi, sebagaimana sekarang banyak dipakai untuk menghias tembok-tembok gedung.

Gaya tsuluts mencangkup beberapa aspek yaitu; pertama, dapat dilakukan dalam berbagai gaya khat (kaligrafi). Kedua, umumnya sangat banyak diminati khusus di Timur Tengah. Ketiga, mendapat predikat terbaik dan indah. Dibuktikan adanya tulisan di Timur Tengah seperti di Masjid Masjidil Haram, Ka’bah dan masjid lainnya.47 Ciri khat dari khat tsuluts adalah kelenturan dari tulisan dan tampilan yang rumit, serta bentuk kepala yang melengkung berduri.

46 Agus Mulyadi Utomo,220.

47Agus Mulyadi Utomo,219.

(53)

4) Khat Farisi

Gambar 2.4 Khat Farisi48

Khat farisi adalah sebuah gaya yang cenderung banyak menampilkan kondisi dari masing-masing huruf yang dianggap kurang teratur, namun terlihat masih terkesan indah karena tiap- tiap huruf dituliskan diatas dan dibawah garis.49 Ciri khas dari khat farisi adalah tulisannya agak miring ke kanan dan tidak ada harokat, karena keindahan khat ini terletak pada “kesepiannya”.

5) Khat Diwani

Gambar 2.5 Khat Diwani50

48Agus Mulyadi Utomo,221.

49Agus Mulyadi Utomo,220.

50Agus Mulyadi Utomo,221.

(54)

Khat diwani merupakan corak tulisan resmi dari kerajaan Utsmani.51 Ciri khas dari gaya khat diwani adalah lebih memprioritaskan pada lekuk sisi, melengkung dan agak membulat pada tiap-tiap huruf. Susunan khat seperti ini, juga dapat dimasukkan sebagai bagian dari keindahan kaligrafi islam.

6) Khat Diwani Jaly

Gambar 2.6 Khat Diwani Jaly52

Keadaan dari bentuk huruf dan pelaksanaannya, khat diwani jaly prinsipnya sama dengan khat diwani.53 Tetapi khat diwani jaly lebih padat, dan bertumpuk-tumpuk. Yang terlihat menonjol dari khat diwani jaly, apabila ditinjau dari segi bentuk titik-titik yang berfungsi untuk mengisi kesenggangan jarak pada tiap-tiap huruf atau pernik lainnya. Hurufnya memfokuskan sebagai kriteria dari ciri khas dan kandungan dalam bentuk khat diwani jaly.

51Agus Mulyadi Utomo,221.

52 Agus Mulyadi Utomo,222.

53Agus Mulyadi Utomo,222.

Gambar

Tabel 2.1  Orisinalitas Penelitian  No.  Nama, Tahun
Gambar 2.1  Khat Kufi 42
Gambar 2.2  Khat Naskhi 44
Gambar 2.3  Khat Tsuluts 46
+7

Referensi

Dokumen terkait

Bagan 2.1 Kerangka Berpikir Kegiatan Ekstrakurikuler Keagamaan dalam Mengembangkan Karakter Peserta

Dari penelitian yang telah dilaksanakan di TK Arafat Semaggi dapat disimpulkan bahwa melalui kegiatan kolase dapat mengembangkan kecerdasan visual spasial anak

MAPPING TERHADAP KECERDASAN VISUAL-SPASIAL PESERTA DIDIK KELAS X SEMESTER 2 PADA SUB BAB HIDROSFER DI SMA NEGERI 3 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013. Skripsi, Fakultas

Perkembangan kecerdasan visual spasial Rafi April Setiawan, dari data penilaian penerapan permainan balok dalam mengembangkan kecerdasan visual spasial Rafi pada item

Oleh karena itu keberhasilan yang dicapai oleh Madrasah Tsanawiyah Al-Ikhlas Tanjung Bintang dalam mengembangkan kegiatan ekstrakurikuler dalam pembentukan karakter peserta

Cara guru dalam mendidik kecerdasan spiritual peserta didik MI Sabilul Huda Sudimulyo Nguling Pasuruan diataranya: a Mengguanakan metode yang sesuai dengan karakter peserta didik

Evaluasi yang diperoleh dari penerapan model ARCS untuk mengembangkan kecerdasan peserta didik di MI Nurul Hidayah Bondowoso tidak hanya sekali saja dilakukan.. Evaluasi

Peran Guru BK dalam Mengembangkan Kecerdasan Emosi Peserta Didik dengan memberikan Pemahaman tentang Cara Mengembangkan Kecerdasan Emosi Berdasarkan hasil pengolahan data peran