• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implementasi Jaringan Hotspot Dengan Menggunakan Metode Queue Tree Pada Router Mikrotik Sebagai Penunjang Pembelajaran Di SMK MVP ARS Internasional Bandung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Implementasi Jaringan Hotspot Dengan Menggunakan Metode Queue Tree Pada Router Mikrotik Sebagai Penunjang Pembelajaran Di SMK MVP ARS Internasional Bandung"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Implementasi Jaringan Hotspot Dengan Menggunakan Metode Queue Tree Pada Router Mikrotik Sebagai Penunjang Pembelajaran Di SMK

MVP ARS Internasional Bandung

Ali Akbar Rismayadi1, Yusuf Abdul Aziz2*

1,2Program Studi Teknik Informatika, Universitas Adhirajasa Reswara Sanjaya e-mail: 1 ali.rismayadi@gmail.com, 2yusufabdulaziz040901@gmail.com

Abstrak - SMK MVP ARS Internasional Bandung sebagai sekolah menengah kejuruan yang berkomitmen dalam memberikan pendidikan berkualitas juga melihat potensi dan manfaat penggunaan jaringan hotspot untuk menunjang proses pembelajaran. Terdapat beberapa permasalahan yaitu akses internet siswa, bandwidth internet siswa dan akses internet serta pembatasan akses web yang tidak berhubungan dengan proses pembelajaran. Sehingga layanan hotspot sekolah dapat lebih optimal dan mengenal seluruh area sekolah. Oleh karena itu, pengelolaan bandwidth dilakukan dengan metode queue tree dan menerapkan daftar alamat pada router Mikrotik ke URL yang tidak berhubungan dengan pembelajaran, sekaligus mengontrol akses Internet terjadwal untuk siswa. Hasil yang diperoleh penelitian ini adalah kestabilan bandwidth sebelumnya sebesar 4 ms, Jitter sebesar 771 ms, download 22 Mbps dan nilai upload 7 Mbps. Setelah dilakukan manajemen bandwith, nilai Ping ditampilkan pada 4ms, Jitter pada 4ms, download 5Mbps dan upload pada 3Mbps. Memblokir situs web dan permainan memungkinkan semua anggota sekolah menggunakan layanan Internet untuk belajar. Dan dengan merencanakan hotspot, sekolah dapat memastikan bahwa akses Internet hanya tersedia selama jam sekolah.

Kata kunci : Hotspot, Optimalisasi, Queue tree, Mikrotik, NDLC

Abstract - SMK MVP ARS International Bandung, a vocational high school that is committed to providing quality education also sees the potential and benefits of using a hotspot network to support the learning process. There are several problems, namely student internet access, student internet bandwidth and internet access as well as restrictions on web access that are not related to the learning process. So that the school hotspot service can be more optimal and recognize the entire school area. Therefore, bandwidth management is carried out using the queue tree method and applying the address list on the Mikrotik router to URLs that are not related to learning, while controlling scheduled Internet access for students. The results obtained by this research are the previous bandwidth stability of 4 ms, jitter of 771 ms, download value of 22 Mbps and upload value of 7 Mbps. After bandwidth management, the Ping value is displayed at 4ms, Jitter at 4ms, download at 5Mbps and upload at 3Mbps. Blocking websites and games allows all school members to use Internet services for learning. And by planning hotspots, schools can ensure that Internet access is only available during school hours.

Keywords : Hotspot, Optimization, Queue tree, Mikrotik, NDLC

1. Pendahuluan

Teknologi informasi kini telah merambah ke berbagai bidang, termasuk pendidikan, sehingga kebutuhan akan informasi pun semakin meningkat. Saat ini setiap individu membutuhkan informasi yang cepat, ringkas dan akurat, sehingga perlu adanya suatu fasilitas yang dapat menunjang teknologi informasi tersebut, antara lain koneksi internet dengan layanan hotspot. Dengan hotspot, Anda dapat mengakses Internet hotspot tanpa harus menyambungkan kabel. Adanya layanan hotspot sekolah akan mempercepat akses informasi bagi guru, siswa, dan staff.

Bandwidth internet terkadang tidak digunakan secara optimal karena perbedaan antara pengguna yang mengakses Internet. untuk mengunduh dan mengunggah, ada perebutan kapasitas bandwidth. Oleh karena itu, manajemen bandwidth diperlukan untuk memastikan dari bandwidth yang digunakan benar-benar mencukupi untuk permintaan lalu lintas[1]. Metode Queue tree adalah metode yang peneliti gunakan untuk mengatasi masalah pembagian bandwidth yang terjadi pada penggunaan internet dan intranet. Queue tree juga dapat mendistribusikan bandwith secara merata saat pengguna berada di bagian yang sama [2].

SMK MVP ARS Internasional Bandung sebagai salah satu sekolah menengah kejuruan yang berkomitmen untuk memberikan pendidikan berkualitas tinggi, juga telah melihat potensi dan manfaat penggunaan jaringan hotspot dalam mendukung proses pembelajaran. Namun, pengelolaan jaringan hotspot yang efisien dan efektif sangat penting untuk memastikan ketersediaan bandwidth yang memadai bagi

Submitted Date : 04 Desember 2023 Accepted Date : 12 Desember 2023

(2)

pengguna yang membutuhkan.

Siswa dan guru di SMK MVP ARS Internasional Bandung dapat terhubung ke internet secara nirkabel berkat adanya hotspot. Tujuan dari layanan ini adalah untuk mempercepat akses informasi, khususnya di bidang pendidikan. Siapa pun yang memiliki laptop, komputer, atau perangkat lain yang mendukung hotspot dapat langsung mengakses hotspot SMK MVP ARS Internasional Bandung. Ada kebutuhan mendesak untuk melibatkan web sebagai perangkat pembelajaran di laboratorium dan terlebih lagi sebagai cara bagi pendidik untuk mendapatkan lebih banyak data dengan cepat. Karena guru dan siswa dapat langsung mengakses konten dari internet, penyediaan hotspot untuk meningkatkan konektivitas internet sangat bermanfaat bagi proses belajar mengajar.

Terdapat beberapa permasalahan, khususnya akses web pelajar yang memerlukan perencanaan atau penjadwalan bahkan penyampaian kecepatan transfer untuk penggunaan web pelajar, dan pembatasan akses web, khususnya URL yang tidak berhubungan dengan pembelajaran. sehingga siswa yang menggunakan layanan hotspot sekolah bisa mendapatkan pengalaman yang lebih baik dan lebih mengenal pembelajaran.

2. Tinjauan Pustaka 2.1. Jaringan

Jaringan komputer adalah kumpulan komputer yang terkait dengan struktur suatu organisasi yang dapat dihubungkan satu sama lain. Mereka dapat digunakan untuk berbagi sumber daya (printer, prosesor), berkomunikasi (pesan instan, email), dan mengakses data (browsing), selain terhubung satu sama lain. [6].

2.2. Internet

Internet merupakan suatu jaringan komputer yang didalamnya terdapat komputer-komputer yang saling terhubung. Diperlukan jalur atau rute untuk mengirimkan paket data dari satu komputer ke komputer lain.

Routing adalah proses memilih jalur paket data untuk melakukan perjalanan dari komputer sumber ke komputer tujuan. [7].

2.3. Internet Service Provider

Perusahaan yang menyediakan layanan Internet dikenal sebagai penyedia layanan Internet. Pelanggan dapat dengan mudah terhubung dengan dunia luar karena jaringan ISP memiliki jaringan regional dan internasional. Jumlah ISP yang tersedia tentu memiliki berbagai atribut, baik dari segi kualitas organisasi, kapasitas transfer data, dukungan administrasi, kekuatan koneksi, dan biaya yang diiklankan. Lokasi dimana akses internet dapat diperoleh tanpa menggunakan kabel disebut hotspot Wi-Fi. Di berbagai lingkungan kerja, teknologi Wi-Fi menjadi salah satu alternatif pilihan yang relatif sederhana untuk diterapkan.[8].

2.4. Hotspot

Hotspot Wi-Fi adalah metode umum pemanfaatan teknologi di tempat umum seperti taman, perpustakaan, restoran, kampus, perkantoran, dan bandara. Beberapa hotspot bahkan mengizinkan akses gratis. Seringkali, notebook, laptop, atau ponsel digunakan untuk terhubung ke internet. Breet Stewart pertama kali mencetuskan ide hotspot Wi-Fi pada tahun 1993. Di tempat yang memiliki hotspot Wi-Fi, orang dapat menggunakan teknologi ini untuk terhubung ke jaringan seperti internet dari komputer atau laptop mereka .[9].

2.5. Queue Tree

Queue tree adalah batas yang sangat membingungkan karena bergantung pada konvensi, port, dan alamat IP. Kita bahkan perlu mengaktifkan penyertaan disfigure pada firewall jika kita mempunyai keinginan untuk memanfaatkan pohon Line. Pada MikroTik dengan dua koneksi jaringan, Queue Tree membatasi bandwidth karena penandaan paketnya lebih efektif dibandingkan Simple Queues. Queue tree juga digunakan untuk membatasi koneksi satu arah, baik unduhan maupun transfer. Sebuah metode untuk mengendalikan bandwidth, latensi, dan kehilangan paket untuk aliran jaringan dikenal sebagai Kualitas Layanan. [10].

2.6. Quality of Service

QoS adalah untuk mempengaruhi setidaknya satu dari empat parameter QoS mendasar yang telah ditentukan. Dengan memastikan bahwa pengguna menerima kinerja yang dapat diandalkan dari aplikasi berbasis jaringan, QoS dimaksudkan untuk membantu pengguna akhir (pelanggan) dalam meningkatkan produktivitas. Istilah "QoS" mengacu pada kapasitas jaringan, yang dimungkinkan oleh berbagai teknologi, untuk memberikan layanan yang ditingkatkan pada lalu lintas jaringan tertentu. Dalam jaringan IP dan Internet secara keseluruhan, kualitas layanan merupakan isu utama. [11].

2.7. Router

Router adalah perangkat yang dapat memproses paket data di berbagai jaringan (antar jaringan). Berikut penjelasan lebih mendalam tentang bagaimana router dapat dibandingkan dengan komputer. komputer yang dibuat untuk mengirimkan dan memproses paket data antar jaringan terdistribusi Paket data dikirim ke tujuannya melalui rute sesingkat mungkin karena router bertugas menjembatani koneksi antar jaringan. [12].

2.8. Mikrotik

(3)

Perangkat keras dan perangkat lunak penyusun perangkat jaringan komputer MikroTik dapat digunakan sebagai router, filter, switch, dan alat lainnya. Router komputer yang dipasang pada komputer atau RouterBoard yang dibangun langsung oleh perusahaan MikroTik adalah contoh hardware MikroTik. Saat ini terdapat beberapa versi software RouterOS dari MikroTik. RB1100 saat ini merupakan salah satu versi RouterOS yang paling banyak digunakan. Karena sistem keamanan sibernya yang komprehensif dan mudah digunakan, MikroTik menjadi salah satu solusi yang digunakan dalam penelitian ini. Administrator dapat secara efektif mengontrol siapa yang dapat mengakses layanan jaringan dan siapa yang tidak dengan menerapkan sistem keamanan untuk jaringan .[13].

2.9. Cisco packet tracer

Aplikasi perencanaan, simulasi, dan pemodelan jaringan komputer Cisco Packet Tracer memberikan keamanan bagi administrator jaringan untuk mengidentifikasi sistem jaringan yang ada. [14].

2.10. NDLC

Dalam komunikasi data, pendekatan proses NDLC menggambarkan siklus pertama dan terakhir pengembangan jaringan computer. [15].

3. Metode Penelitian 3.1. Metode NDLC

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode NDLC (Network Development Life Cycle). NDLC merupakan pendekatan proses dalam komunikasi data yang menggambarkan siklus awal dan akhir pembangunan jaringan computer. [3].

Gambar 1. Siklus NDLC

Berikut ini adalah tahapan dari metode NDLC : [5].

1. Analisis (Analysis)

Dalam penelitian ini, saya mengamati jaringan dan penggunaan bandwidth di SMK MVP ARS Internasional, dan akhirnya menemukan beberapa masalah pada jaringan. Kemudian disarankan menggunakan metode Queue Tree sebagai manajemen bandwith. Cisco Paket Tracer digunakan untuk menggambar skema jaringan yang akan di usulkan kepada sekolah. Berikut adalah gambar design yang akan diterapkan.

2. Perancangan (Design)

Rancangan jaringan dibuat oleh peneliti yang dibuat dengan skala kecil dengan bantuan alat khusus di bidang jaringan seperti Cisco Packet Tracer yang di gunakan oleh peneliti.

3. Simulasi (Symulation Prototyping)

Pada tahapan simulasi ini peneliti tidak menggunakannya karena mengefisiensi waktu dalam pengerjaanya.

4. Implementasi (Imlpementation)

Penulis melaksanakan segala sesuatu yang telah direncanakan dan dirancang sebelumnya. Berhasil atau tidaknya suatu proyek ditentukan oleh tahapan pelaksanaannya.

5. Pemantauan (Monitoring)

Langkah-langkah berikut harus diambil setelah tahap implementasi pemantauan, yang merupakan langkah penting agar komputer dan jaringan komunikasi berfungsi sesuai dengan tujuan dan keinginan awal pengguna pada tahap analisis awal. Jika diperlukan, pemantauan memungkinkan pengamatan lalu lintas jaringan, koneksi jaringan aktif, dan hasil pengukuran bandwidth di seluruh jaringan.

6. Pengelolaan (Management)

Pada tahap pengelolaan ini dilakukan beberapa langkah pengelolaan agar sistem yang dibangun dapat berfungsi sesuai dengan yang diharapkan.

3.2. Pengumpulan Data

(4)

Ada 3 teknik untuk mencari dan mengumpulkan data-data yang di butuhkan dalam penelitian ini adalah:

1. Observasi, Memanfaatkan pengamatan langsung terhadap area subjek atau objek untuk mengumpulkan informasi.

2. Wawancara, khususnya dengan mengumpulkan data langsung dari pihak terkait seperti administrator jaringan dan kepala sekolah..

3. Studi pustaka, yaitu informasi yang diperoleh dari buku dan jurnal hasil penelitian untuk dijadikan sumber.

4. Hasil Dan Pembahasan 4.1. Analisis

Dalam penelitian ini, penulis menganalisis dengan menggunakan metode kualitatif, dengan peneliti mengumpulkan data melalui wawancara tatap muka dan survey lapangan. Kebijakan mengumpulkan data pada tahap analisis ini meliputi jumlah pengguna dan aktivitas yang sering dilakukan, perangkat yang ada, informasi yang dapat diakses tentang perangkat, status jaringan, jumlah pelanggan dan sistem keamanan.

Setelah melakukan analisis penelitian di lapangan secara menyeluruh, ditemukan bahwa sistem keamanan jaringan di SMK MVP ARS Internasional Bandung masih mengalami kendala. Penelitian ini menyoroti beberapa permasalahan yang dihadapi, yaitu kurangnya optimalisasi sistem keamanan jaringan yang diterapkan di sekolah tersebut. Selain itu, terdapat masalah penggunaan internet yang tidak relevan dengan pembelajaran, sehingga beberapa pelajar cenderung menggunakan akses internet untuk streaming video dan bermain game online.

4.2. Design Simulasi

Pada tahap ini, penulis merancang berupa konsep topologi yang akan di gunakan dalam proses simulasi, topologi ini merupakan pemetaan dari setiap koneksinya berdasarkan jaringan. Berikut adalah gambar topologi simulasi yang akan diusulkan oleh peneliti kepada sekolah.

Gambar 2. Design Jaringan 4.3. Implementasi

Pada tahapan ini , penulis mengimplementasikan apa saja yang digunakan atau di konfigurasi pada router mikrotik antatara lain :

1. Implementasi Hotspot

Mengimplementasikan hotspot dan membuat user dan pasword untuk login ke jaringan.

2. Implementasi Managemen Bandwith

Menggunakan metode queue tree memberikan limit bandwith download sebesar 5mb dan upload sebesar 3 mb.

3. Implementasi Pemblokiran situs

Memblokir website youtube dan game mobile legend menggunakan address list.

4. Implementasi Penjadwaklan Hotspot

Menjadwalkan hotspot ketika jam masuk sekolah hotspot aktih dan ketika jam pulang sekolah hotspot akan mati.

4.4. Pengujian 1. Pengujian Hotspot

Pengujian pertama mencari jaringan dengan menggunakan SSID yang sudah dibuat, mengkoneksikannya lalu akan dialihkan pada tampilan login, login menggunakan user dan password, seperti gambar berikut.

(5)

Gambar 3. Tampilan SSID

Gambar 4. Tampilan Login Hotspot

2. Hasil Pengujian Bandwith

a. Sebelum dilakukan manajemen bandwith

Berikut adalah hasil pengujian bandwith menggunakan aplikasi wireshark.

Gambar 5. Pengujian Bandwith Menggunakan Aplikasi Wireshark Sebelum Dilakukan Manajemen Bandwith

Berikut adalah hasil dari perhitungan menggunakan parameter QoS.

Troughtput :

Jumlah Bytes

Time Span = hasil Bytes

26840 : 58.652 = 457,6144036009002 bytes/s x 8

= 3.660 kbits/s Packet Loss :

(Paket Di kirim−Paket Diterima)

Paket Dikirim x 100%

= (241 - 237) : 241) x 100%

= (4 : 241) x 100%

= 1.6 % Delay :

Dari perhitungan delay dengan menggunakan aplikasi Wireshark terlebih dahulu harus menyimpan hasilnya di Microsoft Excel kemudian dihitung mencari hasil rata-ratanya.

Total delay = 53,571549 s

Rata-rata delay = 0,222288585 s x 1000 = 222,288585 ms

(6)

b. Seseudah dilakukan manajemen bandwith

Gambar 6. Pengujian Bandwith Menggunakan Aplikasi Wireshark Sesudah Dilakukan Manajemen Bandwith

Troughtput :

Jumlah Bytes

Time Span = hasil Bytes

25011 : 90.568 = 276,1571415952654 bytes/s x 8 = 2.209 kbit/s

Packet Loss :

(Paket Di kirim−Paket Diterima)

Paket Dikirim x 100%

= (251 - 249) : 251) x 100%

= (2 : 251) x 100%

= 0.79 % Delay :

Dari perhitungan delay dengan menggunakan aplikasi Wireshark terlebih dahulu harus menyimpan hasilnya di Microsoft Excel kemudian dihitung mencari hasil rata-ratanya.

total delay : 90,568094 s

rata-rata delay : 0,36082906 s x 1000 = 360,82906 ms c. Pengujian bandwith download dan upload

Pengujian ini menggunakan aplikasi fiber.google.com/speedtest/ yang menampilkan hasil dalam empat kategori: PING, Jitter, Download, dan Upload.Hasil hotspot dengan pengguna pelajar sebelum dilakukan pembatasan bandwidth digambarkan pada gambar berikut.

Gambar 7. Pengujian Bandwith Download Dan Upload Menggunakan Website Google Fiber

Jaringan hotspot beroperasi seperti yang digambarkan pada gambar di atas. Nilai ping yang ditampilkan sebesar 4 ms, jitter sebesar 771 ms, nilai download sebesar 22 Mbps, dan transfer sebesar 7 Mbps. Gambar berikut ini menampilkan hasil dari hotspot menggunakan user siswa yang telah dilakukan pelimitan bandwith.

(7)

Gambar 8. Pengujian Bandwith Download Dan Upload Menggunakan Website Google Fiber

Jaringan hotspot yang beroperasi dapat dilihat pada gambar di atas. Nilai ping (4 milidetik), jitter (4 milidetik), unduh (5 Mbps), dan unggah (3 Mbps) ditampilkan. Hasil ini terjadi karena strategi manajemen bandwidth queue tree membatasi bandwidth untuk pengguna pelajar.

d. Pemblokiran Website dan Game

Tes pemblokiran situs web dan game tertentu akan digunakan untuk menganalisis hasil tes ketiga ini.

Anda dapat melihat game dan website yang berhasil diblokir pada gambar di bawah ini.

Gambar 9. Hasil Pemblokiran Website Youtube

Meski koneksi internet pengguna tetap kuat, namun gambar di atas menunjukkan bahwa website YouTube.com tidak bisa diakses. Jadi, bisa dikatakan pengaturan untuk memblokir situs-situs yang tidak ada hubungannya dengan pendidikan sudah berjalan dengan baik.

Gambar 10. Hasil Pemblokiran Game Mobile Legend

Pengguna ingin bermain game online tetapi tidak bisa karena game tersebut diblokir, seperti terlihat pada gambar di atas. Hal ini menunjukkan bahwa pemblokiran game online telah berhasil.

e. Pengujian Penjadwalan Hotspot

Menganalisis hasil tes pengujian keempat ini adalah penjadwalan Hidup atau matinya hotspot. Berikut adalah skenario time schedule di sekolah.

Table 1 Skema Penjadwalan

Status Internet Jam/Pukul (Wib) Keterangan

On 07.00 Masuk Sekolah

Off 15.00 Pulang Sekolah

(8)

Pada gambar di bawah ini terlihat pada pukul 07.00 – 15.00 WIB wlan hotspot aktif.

Gambar 11. Tampilan Wlan Hotspot Aktif

Pada gambar di bawah ini terlihat pada pukul 15.00 WIB keatas wlan hotspot akan otomatis mati.

Gambar 12. Tampilan Wlan Hotspot Tidak Aktif

Berdasarkan gambar diatas, dapat dilihat bahwa hotspot hidup dan mati secara teratur tiap harinya karna telah dilakukan pengaturan schedule pada mikrotik. Maka dari itu penjadwal hotspot telah berhasil dilakukan.

5. Kesimpulan

Dalam penelitian implementasi jaringan hotspot dengan menggunakan metode queue tree pada router mikrotik sebagai penunjang pembelajaran didapat beberapa point kesimpulan yaitu sebagai berikut :

1. Memanfaatkan pendekatan manajemen queue tree, hotspot mulai digunakan. Keadaan peningkatan harus dilihat dari kualitas yang ditampilkan dari estimasi yang diselesaikan menggunakan fiber.google.com/speedtest/site. Hasil yang ditampilkan adalah sebagai berikut: Pada keadaan sebelumnya, nilai Ping adalah 4 milidetik, nilai Jitter adalah 771 milidetik, nilai download adalah 22 Mbps, dan nilai upload adalah 7 Mbps. Sebaliknya pada keadaan berikut, nilai Ping 4 milidetik, nilai Jitter 4 milidetik, nilai download 5 Mbps, dan nilai upload 3 Mbps.

2. Memblokir situs web dan permainan memungkinkan semua orang di sekolah menggunakan internet untuk fokus belajar dan aktivitas mereka sendiri tanpa mengganggu proses belajar mengajar di sekolah. Ini juga membantu untuk menghindari pengunduhan file yang tidak membantu aktivitas sekolah. Selain itu, ini menghemat penggunaan bandwidth.

3. Sekolah dapat memastikan akses Internet hanya tersedia pada jam belajar mengajar dengan menjadwalkan hotspot. Hal ini mengurangi kemungkinan gangguan di kelas dan menjamin siswa lebih fokus pada latihan pembelajaran.

Daftar Pustaka

[1] Sari, N., Panjaitan, F., Palembang, D., Jendral Ahmad Yani No, J., & Kota Palembang, P. (2023).

Penerapan Quality of Service Dalam Menganalisis Kualitas Kinerja Metode Simple Queue Dan Queue Tree. In Jurnal Jupiter (Vol. 15, Issue 1).

[2] Rasim, Mugiarso, & Joni Warta. (2022). IMPLEMENTASI METODE QUEUE TREE UNTUK MANAJEMEN BANDWIDTH BERBASIS HOTSPOT (STUDI KASUS: ONESNET BEKASI).

JURNAL SISTEM INFORMASI UNIVERSITAS SURYADARMA, 9(1).

https://doi.org/10.35968/jsi.v9i1.851

[3] Lusi, D., Suban Belutowe, Y., Kupang Jl Perintis Kemerdekaan, U. I., Putih, K., & Kupang, K. (2023).

ANALISIS DAN IMPLEMENTASI DESAIN JARINGAN HOTSPOT BERBASIS MIKROTIK

(9)

MENGGUNAKAN METODE NDLC (NETWORK DEVELOPMENT LIFE CYCLE) PADA KANTOR BALAI PELAKSANAAN JALAN NASIONAL NTT. Jurnal Teknologi Informasi, 7(1).

[4] Ahmad Jaelani. (2014, April 7). Metode - Metode dalam Metodologi Peneitian. Unsika.

[5] Kosasi S. 2011. Penerapan Network Development Life Cycle Untuk Pengembangan Teknologi Thin Client. J. Ilm. Komputasi dan Elektron. 4: 125±141.

[6] Sanjaya, T., & Setiyadi, D. (n.d.). 1-10 Teknik Informatika; STMIK Bina Insani. In Rawa Panjang Bekasi Timur (Vol. 4, Issue 1).

[7] Yudianto, R. J., & Rismayadi, A. A. (2022). Penerapan Jaringan LAN Menggunakan Metode VRRP (Virtual Router Redundancy Protocol). Jurnal Nasional Komputasi Dan Teknologi Informasi, 5(4).

[8] Nurajizah, S., Ambarwati, N. A., & Muryani, S. (2020). SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN INTERNET SERVICE PROVIDER TERBAIK DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS. JURTEKSI (Jurnal Teknologi Dan Sistem Informasi), 6(3), 231–238.

https://doi.org/10.33330/jurteksi.v6i3.632

[9] Gustiawan, M., Yudianto, R. J., Pratama, J., & Fauzi, A. (2021). Implementasi Jaringan Hotspot Di Perkantoran Guna Meningkatkan Keamanan Jaringan Komputer. Jurnal Nasional Komputasi Dan Teknologi Informasi, 4(4). http://www.mikrotik.co.id/

[10] Prihantoro, C., Hidayah, A. K., & Fernandez, S. (2021b). Analisis Manajemen Bandwidth Menggunakan Metode Queue Tree pada Jaringan Internet Universitas Muhammadiyah Bengkulu. Just TI (Jurnal Sains Terapan Teknologi Informasi), 13(2), 81. https://doi.org/10.46964/justti.v13i2.750 [11] Budiman, A., Ficky Duskarnaen, M., & Ajie, H. (n.d.). ANALISIS QUALITY OF SERVICE (QOS)

PADA JARINGAN INTERNET SMK NEGERI 7 JAKARTA.

[12] Sundara, K. A., Aspriyono, H., & Supardi, R. (2022). 279 Perancangan Manajemen Bandwidth Menggunakan Mikrotik Router Wireless Pada Sekolah Menegah Kejuruan Negeri 4 Kota Bengkulu. In Jurnal Media Infotama (Vol. 18, Issue 2).

[13] Ponco Wibowo, A., & Rismayadi, A. A. (2023). Implementasi The Dude Pada Sistem Jaringan Backbone PT. TIS Terintegrasi Dengan Telegram. Jurnal Nasional Komputasi Dan Teknologi Informasi, 6(1).

[14] Samsumar, L. D., & Subli, Moh. (2019). PENGGUNAAN APLIKASI SIMULASI JARINGAN CISCO

PACKET TRACER DALAM DESIGN NETWORK. EXPLORE, 9(1), 24.

https://doi.org/10.35200/explore.v9i1.23

[15] Lusi, D., Suban Belutowe, Y., Kupang Jl Perintis Kemerdekaan, U. I., Putih, K., & Kupang, K. (2023).

ANALISIS DAN IMPLEMENTASI DESAIN JARINGAN HOTSPOT BERBASIS MIKROTIK MENGGUNAKAN METODE NDLC (NETWORK DEVELOPMENT LIFE CYCLE) PADA KANTOR BALAI PELAKSANAAN JALAN NASIONAL NTT. Jurnal Teknologi Informasi, 7(1).

[16] R. Islamadina, Y. Syahputra, F. Alifa, and I. Rahmadani, “Pengelolaan Laboratorium Bengkel Jaringan Komputer Prodi Pendidikan Teknologi Informasi UIN Ar-Raniry Banda Aceh,” J. Nas. Komputasi dan Teknol. Inf., vol. 5, no. 6, 2022.

[17] R. Maulana and R. M. Simanjorang, “Implementasi Kriptografi Pengamanan Data Pribadi Siswa SMA Swasta Jaya Krama Beringin Dengan Algoritma RC4,” J. Nas. Komputasi dan Teknol. Inf., vol. 4, no.

6, pp. 377–383, 2021.

[18] T. Hidayat, S. Susmanto, M. Munawir, and Z. Zulfan, “IMPLEMENTASI EYE OS UNTUK SISTEM OPERASI DESKTOP OPEN SOURCE BERBASIS WEB PADA PT. XYZ,” J. Pendidik. dan Pengabdi. Vokasi, vol. 4, no. 2, pp. 46–51, 2023.

Referensi

Dokumen terkait