PENDAHULUAN
Pertanyaan Penelitian
Tujuan Dan Manfaat Penelitian
Penelitian Relevan
Berdasarkan kajian normatif yang umumnya berdasarkan Al-Qur'an dan Hadits, kriteria kafa'ah hanya dari segi agama dan keragaman perilakunya. Sedangkan menurut kajian sosiologis, dalam hal penentuan kafa'ah tidak terlepas dari masing-masing ulama empat madzhab yang hidup dan berinteraksi sesuai dengan kondisi masyarakat setempat. Berdasarkan sejarah kafa'ah, asal muasal kafa'ah sendiri banyak dipengaruhi oleh masyarakat pra-Islam yang terdiri dari suku atau marga.
Perbedaannya terletak pada objek kajian yang menitikberatkan pada konsep kafa menurut kajian normatif, sosiologis dan historis. Penelitian dari jurnal ilmiah Ikhwani, “Kafaah dalam Pernikahan Tahun 2018”. 22 Kafahu sebagai calon suami disamakan dengan calon istrinya. Berdasarkan beberapa hasil penelitian yang telah dipaparkan di atas, dapat diketahui bahwa penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti ini memiliki kajian yang berbeda, meskipun memiliki fokus kajian yang sama.
22 Ikhwani, “Kafaah dan Perkawinan Tahun 2018”, dalam Jurnal Sains, Teknologi, Ekonomi, Sosial dan Budaya, Penerbit Universitas Almuslim, 1 Februari 2018. Namun penelitian yang akan dikaji oleh peneliti lebih menekankan pada perspektif masyarakat dalam menentukan kopi. dan implementasinya yang terjadi di Desa Negeri Galih Rejo, Kecamatan Sungkai Tengah, Lampung Utara.
LANDASAN TEORI
- Pengertian Kafa’ah
- Dasar Hukum Kafa’ah
- Konsep Kafa’ah Menurut Ulama Mazhab
- Madzhab Maliki
- Madzhab Hanafi
- Madzhab Syafi’i
- Madzhab Hanbali
- Kriteria Kafa’ah
- Kafa’ah Dalam Bidang Agama
- Kafa’ah Dalam Bidang Sosial
- Hikmah Dan Tujuan Kafa’ah
Kufu' (kesetaraan derajat) adalah hak seorang wanita dan walinya, keduanya dapat dilanggar dengan persetujuan bersama.28 Dan yang berhak kafa'ah adalah wanita, dan yang wajib kafa'ah adalah pria. Kafa'ah ini adalah hal yang harus diperhatikan untuk terlaksananya suatu perkawinan, bukan untuk sahnya perkawinan itu. Pendapatnya berbeda dengan apa yang disebutkan dalam kitab Ar-roudhoh.32 Menurut pendapat yang paling shahih, kemudahan (kekayaan) tidak menjadi faktor yang diperhatikan dalam jumlah kafa'ah ini, karena sifat ini.
Para ulama madhhab tidak memberikan kriteria yang sama untuk konsep kafa'ah, dimana keempat madzhab fiqh tersebut memiliki kriteria kafa'ah masing-masing. Muhammd Jawad Magniyyah mencatat dari Ibnu 'Abidin dalam bab perkawinan bahwa Malikiyah, Safyan al-Thawari' dan Hasan Al-Basri menganggap agama hanya sebagai kualifikasi kafa'ah. Menurut Hanafi, pihak yang harus memenuhi syarat kafaa bisa dilihat dari pihak istri dalam dua hal.
Waktu peninjauan untuk memahami terpenuhi atau tidaknya unsur kafa adalah pada saat akad nikah dilaksanakan dan yang berhak memutuskan adalah calon dan walinya. Berdasarkan uraian di atas, secara garis besar dapat digambarkan bahwa leher terbagi menjadi dua unsur, yang pertama adalah unsur religi dan yang kedua adalah unsur sosial. Qafah dalam bidang agama menekankan persamaan atau kesepadanan yang dapat diukur dengan nilai-nilai agama, moralitas, integritas dan kesalehan dalam beragama.
Unsur ini merupakan yang paling penting dan merupakan unsur utama dari konsep kafa'ah karena semua fuqaha menyepakati unsur ini. 49Mizan, Aktualisasi Konsep Kafa'ah Membangun Keharmonisan Rumah Tangga, Dalam Jurnal Ilmu Syari'ah, (FAI Universitas Ibnu Kholdun, Bogor), vol.4, no. 1 Juni 2016. Makna kemerdekaan sebagai kriteria kafa ah adalah laki-laki budak laki-laki tidak kufu' dengan perempuan merdeka.51 Demikian pula laki-laki yang neneknya pernah menjadi budak tidak sama dengan perempuan yang neneknya adalah tidak pernah menjadi budak, karena jika seorang wanita merdeka menikah dengan seorang budak laki-laki dianggap memalukan.
Oleh karena itu, sebagian fuqoha' meyakini bahwa unsur harta harus dimasukkan sebagai faktor kafa dalam pernikahan. Tujuan utama dari kafe adalah ketentraman dan kelanggengan rumah tangga, berdasarkan kesamaan persepsi, kerukunan pandangan dan saling pengertian, sehingga rumah tangga pasti tenteram, bahagia dan selalu dirahmati rahmat Allah SWT. Dengan kafa'ah dalam pernikahan, diharapkan setiap calon bisa mendapatkan keharmonisan dan keharmonisan.
METODOLOGI PENELITIAN
Sumber Data
Menurut Lofland sumber data penelitian kualitatif yang paling utama adalah kata-kata dan perbuatan, selebihnya merupakan data tambahan seperti dokumen, sumber data tertulis, foto dan lain-lain. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan dua sumber yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder. 60 sumber data primer ini diperoleh melalui wawancara dengan berbagai masyarakat di Desa Negeri Galih Rejo, Kecamatan Sungkai Tengah, Lampung Utara.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan peneliti adalah purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Sumber sekunder terdiri dari berbagai jenis, mulai dari surat pribadi, catatan harian, risalah rapat asosiasi, jurnal dan dokumen yang dapat membantu dalam pengumpulan data yang berguna untuk penelitian ini 62 Jadi, sumber data sekunder adalah sumber data yang diperoleh dari pihak lain yang tidak terkait dengan sumber penelitian utama. Sumber data sekunder yang digunakan peneliti antara lain buku Hukum Perkawinan 1 karya Khoirudin Nasution, buku Fiqh Munakahat karya Prof.
Teknik Pengumpulan Data
Seperti respon masyarakat terkait implementasi kopi dalam perspektif pernikahan masyarakat desa Negeri Galih Rejo Kecamatan Sungkai. 70 Wawancara dengan Bpk. Hasan Basri sebagai lurah di desa Negeri Galih Rejo, 11 Juni 2019. 72 Wawancara dengan Bpk. Kepada Hasan Basri selaku Kepala Desa di Desa Negeri Galih Rejo, 6 Juni 2019.
78 Wawancara dengan Bpk. Wawancara dengan kakak Yusuf Hendrawan sebagai siswa SMA dan santri di desa Negeri Galih Rejo.
90 Wawancara Ibu Maskana sebagai istri Pak Gayot di desa Negeri Galih Rejo, 9 Juni 2019. 92 Wawancara dengan Pak Hasan Basri sebagai kepala desa di desa Negeri Galih Rejo, 11 Juni 2019. 96 Wawancara dengan Ibu Dwi Ana sebagai istri suami di desa Negeri Galih Rejo, 6 Juni 2019.
98 Wawancara dengan Pak Hasan Basri sebagai kepala desa di desa Negeri Galih Rejo, 11 Juni 2019. 99 Wawancara dengan Yusuf Hendrawan sebagai siswa SMA dan santri di desa Negeri Galih Rejo. 100 Wawancara dengan Bpk. Hasan Basri sebagai kepala desa di desa Negeri Galih Rejo, 6 Juni 2019.
Analisis Penerapan Kafa'ah dalam Perkawinan di Desa Negeri Galih Rejo Kecamatan Sungkai Tengah Lampung Utara. Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa pelaksanaan kafa'ah dalam perkawinan dilakukan di desa Negeri Galih Rejo. Minimnya pengetahuan tentang ilmu agama menyebabkan penerapan kafa'ah dalam perkawinan di desa Negeri Galih Rejo belum optimal.
Teknis Analisa Data
PENELITIAN DAN PEMBAHASn
Implementasi Kafa’ah Dalam Pernikahan Perspektif Masyarakat Desa
79 Wawancara Ibu Maskana selaku istri Pak Gayot di desa Negeri Galih Rejo, 09 Juni 2019. Berikut ungkapan hasil wawancara dengan remaja di desa Negeri Galih Rejo tentang pengertian kafa'ah/harmoni dalam pernikahan dan kriteria apa yang mereka gunakan saat memilih calon. 83 Wawancara dengan Kak Eka Rini saat remaja di desa Negeri Galih Rejo dan mahasiswi STAI NU Kotabumi, 5 Juni 2019.
Begitu pula yang terjadi di desa Negeri Galih Rejo, kebanyakan orang hanya mengutamakan perasaan dan bukan penampilan fisik. Sedangkan menurut Bapak Sainal: “Kunci keluarga harmonis adalah kepercayaan. Namun pada kenyataannya yang banyak terjadi di desa Negeri Galih Rejo adalah masyarakat hanya mengedepankan faktor rasa cinta dan bukan ketakwaannya.
Salah satu hal yang harus diperhatikan calon pasangan yang akan menikah adalah kaffa atau kecocokan antara calon pengantin, karena kesetaraan adalah modal utama keharmonisan rumah tangga. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan beberapa informan yang bersedia menjadi subjek penelitian di Desa Galih Rejo terlihat adanya perbedaan persepsi diantara informan mengenai kafa’ah dalam perkawinan. Oleh karena itu, sebelum menikah perlu dilakukan pemilihan calon yang cocok dan sederajat agar keluarga menjadi sakinah mewaddeh, warohmah.
Oleh karena itu dalam pengurusan rumah tangga harus dilandasi oleh ketakwaan yaitu dengan memilih pasangan hidup yang taat beragama. Berdasarkan hasil penelitian peneliti memperoleh informasi tentang realisasi kafa'ah/kesetaraan dalam perkawinan di desa Negeri Galih Rejo ternyata menerapkan berbagai ketentuan dalam Islam. Kurang sempurnanya realisasi konsep kafa'ah disebabkan oleh kurangnya pengetahuan agama bagi masyarakat desa Negeri Galih Rejo.
Analisis Implementasi Kafa’ah Dalam Pernikahan Perspektif Masyarakat
PENUTUP
Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, berikut saran terkait penelitian ini bagi yang sudah menikah dan belum menikah untuk lebih memperdalam ilmu agamanya, karena leher merupakan hal yang harus diperhatikan dalam pernikahan agar pasangan dapat menemukan keharmonisan dan kesepadanan. A . Ikhwani, Kafa'ah dalam Pernikahan, Dalam Jurnal Ilmiah Sains, Teknologi, Ekonomi, Sosial dan Budaya, Universitas Almuslim, vol. Syarifah Gustiawati & Novia Lestari, Pemutakhiran Konsep Kafa'ah dalam Membangun Keharmonisan Rumah Tangga, dalam Jurnal Ilmu Syari'ah, (Bogor: FAI Universitas Ibnu Khaldun), vol.
Zainuddin Bin Abdul Aziz Al-Malibari Al-Fanani, Terjemahan Fat'ul Mu'in Jilid 2 Bandung: New Sinar Algensindo Offset Bandung, 2011.