• Tidak ada hasil yang ditemukan

implementasi kebijakan pengelolaan objek wisata

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "implementasi kebijakan pengelolaan objek wisata"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

ix

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENGELOLAAN OBJEK WISATA SEJARAH PULAU PENYENGAT KOTATANJUNGPINANG

Oleh

Daniel Septiono Siagian NIM. 160563201039

Abstrak

Pulau Penyengat sebagai destinasi wisata memiliki banyak peninggalan yang memiliki nilai sejarah dengan berwujud bangunan yang sudah dijadikan situs cagar budaya, sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah No 8 tahun 2018 Kota Tanjungpinang. Tujuan penelitian untuk mengetahui implementasi pengelolaan objek wisata yang dilakukan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tanjungpinang merujuk pada teori Edward III yaitu, indikator Komunikasi, Disposisi (Sikap), Struktur Birokrasi dan Sumber Daya. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan sampel 7 (tujuh) informan yakni 2 (dua) orang Kepala Bidang Bidang Sejarah dan Cagar Budaya dan Kepala Bidang Destinasi dan Pemasaran Pariwisata, 1(satu) orang POKDARWIS dan 4(orang) wisatawan . Hasil penelitian berdasarkan indikator Komunikasi, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tanjungpinang sudah berhasil dengan terbentuknya Kelompok Sadar Wisata Pulau penyengat sebagai pelaksana dari kebijakan pengelolaan Pulau Penyengat. Selanjutnya indikator Disposisi (Sikap), pelaksanaan kebijakan pengelolaan Pulau Penyengat mengadakan event-event kegiatan. Selanjutnya indikator Sumber Daya, Sumber daya manusia dalam pelaksanaan kebijakan pengelolaan Pulau Penyengat, sudah cukup baik dan dibekali dengan pelatihan-pelatihan yang diberikan dan mendapatkan anggaran revitalisasi sebesar Rp. 20,8 miliar yang dipergunakan untuk revitalisasai Masjid Raya Pulau Penyengat, dan pada tahun 2023 mendapatkan anggaran revitalisasi sebesar Rp. 43 miliar yang akan dipergunakan untuk penataan dermaga Pulau Penyengat. Selanjutnya indikator Struktur Birokrasi, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tanjungpinang dalam melaksanakan kebijakan pengelolaan Pulau Penyengat dibantu oleh Kelompok Sadar Wisata (POKDARWIS) dan dibantu oleh pihak pihak swasta. Kesimpulan penelitian dinilai belum efektif karena belum adanya struktur birokrasi yang mengawasi jalannya kebijakan pengelolaan Pulau Penyengat.

Kata Kunci : Implementasi Kebijakan, Pengelolaan Objek Wisata,Wisata Sejarah

(2)

x

“POLICY IMPLEMENTATION OF HISTORICAL TOURISM OBJECT MANAGEMENT OF PENENGAT ISLAND, TANJUNGPINANG CITY”

By

Daniel Septiono Siagian NIM. 160563201039

Abstract

Penyengat Island as a tourist destination has many heritages that have historical value in the form of buildings that have been made into cultural heritage sites, as stipulated in Regional Regulation No. 8 of 2018 Tanjungpinang City. The research objective was to determine the implementation of tourism object management carried out by the Culture and Tourism Office of Tanjungpinang City referring to Edward III's theory, namely, indicators of Communication, Disposition (Attitude), Bureaucratic Structure and Resources. This study used a qualitative research method with a sample of 7 (seven) informants, namely 2 (two) Heads of History and Cultural Heritage and Head of Tourism Destinations and Marketing, 1 (one) member of POKDARWIS and 4 (persons) tourists. The results of the research based on communication indicators, the Culture and Tourism Office of Tanjungpinang City have been successful with the formation of the Penyengat Island Tourism Awareness Group as the executor of the management policy of Penyengat Island. Furthermore, the Disposition (Attitude) indicator, the implementation of the management policy of Penyengat Island, holds activity events. Furthermore, the resource indicator, human resources in implementing the management policy of Penyengat Island, is quite good and is equipped with the training provided and receives a revitalization budget of Rp.

20.8 billion which was used to revitalize the Pulau Penyengat Great Mosque, and in 2023 a revitalization budget of Rp. 43 billion which will be used for the arrangement of the Penyengat Island pier. Furthermore, as an indicator of Bureaucratic Structure, the Culture and Tourism Office of Tanjungpinang City in carrying out the management policy of Penyengat Island is assisted by the Tourism Awareness Group (POKDARWIS) and assisted by private parties. The conclusion of the research is considered ineffective because there is no bureaucratic structure that oversees the implementation of the management policy of Penyengat Island.

Keywords: Policy Implementation, Management of Tourist Objects, Historical Tourism

Referensi

Dokumen terkait

Nồng độ trung bình của ampicillin và sulbactam sau đây được tính toán trong các mô và dịch thể: BẢNG 2 Nồng độ của ampicillin và sulbactam trong một số Mô và Dịch thể khác nhau Dịch

December-2015 I MBBS Result Sheet AKSHAY BALACHANDRA