PENDAHULUAN
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan kebijakan penataan ruang daerah (RTRW) di wilayah Sinjai adalah: Keempat hal tersebut sangat berpengaruh dalam mencapai tujuan kebijakan penataan ruang daerah di wilayah Sinjai.
TINJAUAN PUSTAKA
Faktor yang Mempengaruhi Proses Implementasi
Faktor-faktor ini memainkan peran penting dalam implementasi kebijakan dan proses evaluasi saat ini: tata kelola jaringan, konteks sosial-politik dan reformasi administrasi, serta manajemen publik baru. Penekanan dan pemahaman terhadap aspek sosial-politik membedakan analisis implementasi kebijakan dengan perubahan lainnya.
Aksi Implementasi Kebijakan
Data dikumpulkan untuk mengetahui hasil yang diinginkan dan dibandingkan dengan ukuran hasil yang diinginkan, seperti indikator ekonomi, sosial dan lingkungan. Perbandingan ini dapat digunakan untuk mengevaluasi kemajuan menuju tujuan dan sasaran serta menyelaraskan upaya implementasi yang sedang berlangsung dan perubahan selanjutnya terhadap rencana. Menurut Quade (Akib Haedar, 2010), alasan perlunya implementasi kebijakan adalah untuk menunjukkan bukti bahwa dalam implementasi kebijakan terdapat aksi, interaksi dan reaksi dari faktor-faktor implementasi kebijakan.
Quade menyatakan bahwa dalam proses implementasi kebijakan yang ideal, akan ada tindakan dari organisasi pelaksana, kelompok sasaran, dan faktor lingkungan yang menimbulkan tekanan yang kemudian diikuti dengan negosiasi atau transaksi. Kebijakan yang dimaksud, yaitu pola interaksi yang diusulkan agar pihak yang menentukan kebijakan berusaha merealisasikannya; Implementasi bertujuan untuk memahami apa yang sebenarnya terjadi setelah suatu kebijakan dirumuskan dan diberlakukan, mengacu pada kegiatan yang dilakukan oleh berbagai aktor yang mengikuti arahan tertentu untuk mencapai tujuan dan hasil yang diharapkan.
Inisiasi Implementasi Kebijakan
Fase implementasi kebijakan dimulai hanya ketika tujuan dan sasaran pertama kali ditentukan oleh formulasi kebijakan. Dengan demikian, tahap implementasi kebijakan baru terjadi setelah undang-undang disahkan dan dana disediakan untuk membiayai implementasi kebijakan tersebut. Implementasi kebijakan mempunyai unsur penting yaitu inisiasi, dimana inisiasi ini merupakan mobilisasi sebagai proses inisiasi untuk mengembangkan minat dan partisipasi pemangku kepentingan dalam upaya mewujudkan implementasi kebijakan.
Kolaborasi pemangku kepentingan yang melibatkan pelaksana sebagai pelaksana dapat terjadi ketika hambatan implementasi teridentifikasi sehingga melalui kolaborasi, pemerintah dapat mengembangkan kolaborasi dengan berbagai pihak terkait kebijakan atau dengan lembaga lain. Mobilisasi ini mempunyai pengaruh yang kuat terhadap kegiatan-kegiatan yang akan diselenggarakan sejalan dengan upaya mengatasi kesulitan dalam pelaksanaan kebijakan. Keuntungan dari kemitraan kedua sektor yaitu swasta dan pemerintah mempunyai peranan yang sangat penting, yaitu mitra ini dapat memberikan alternatif sumber pembiayaan, pelaksanaan penyediaan infrastruktur yang lebih cepat, pengurangan beban (APBN/APBD) dan risiko pemerintah, serta serta peningkatan tanggung jawab.
Rencana Tata Ruang Wilayah
Acuan dalam penyusunan rencana pembangunan jangka panjang daerah (RPJPD) dan rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD) b. Dasar pengendalian pemanfaatan ruang dalam penataan ruang/pembangunan yang meliputi pembuatan peraturan tata ruang, perizinan, pemberian insentif dan disinsentif, serta pengenaan sanksi; Dan. Pemanfaatan ruang adalah upaya mewujudkan struktur ruang dan pola pemanfaatan ruang sesuai dengan rencana tata ruang melalui penyusunan dan pelaksanaan program serta pembiayaannya.
Program tata guna lahan disusun berdasarkan rencana tata ruang yang ditetapkan oleh masing-masing pemangku kepentingan sesuai dengan kompetensinya. Pengendalian pemanfaatan ruang merupakan upaya mengarahkan pemanfaatan ruang agar tetap sesuai dengan rencana tata ruang yang telah ditetapkan. Pengendalian pemanfaatan ruang dilaksanakan melalui rencana zonasi, perizinan, pemantauan, evaluasi, dan pengendalian pemanfaatan ruang. Pengendalian merupakan tindakan nyata untuk memberikan sanksi terhadap pelanggaran tata ruang yang terjadi dan dimaksudkan sebagai tindakan agar pemanfaatan ruang yang direncanakan dapat tercapai.
Kerangka Pikir
Fokus Penelitian
Deskripsi Fokus Penelitian
Optimalisasi pelaksanaan kebijakan penataan ruang wilayah, yaitu penataan ruang dapat memanfaatkan setiap fungsi setiap wilayah yang ada di Kabupaten Sinjai, sehingga mengutamakan perekonomian yang dapat memberikan manfaat bagi masyarakat. Tujuan penggunaan penelitian deskriptif kualitatif adalah untuk memberikan gambaran mengenai pelaksanaan atau pelaksanaan kebijakan penataan ruang wilayah di Kabupaten Sinjai dan agar dapat dilaksanakan secara obyektif. Mereka memberikan gambaran mengenai pelaksanaan dan hambatan dalam upaya pelaksanaan penataan ruang wilayah di Kabupaten Sinjai.
Mereka tidak hanya sekedar berusaha mengimplementasi kebijakan saja, namun mereka juga telah memberikan banyak ilmu dan pemahaman kepada saya mengenai implementasi kebijakan tata ruang wilayah di Kabupaten Sinjai. Dari penjelasan informan terlihat bahwa kelompok lapangan mempunyai peranan penting dalam pelaksanaan kebijakan penataan ruang daerah karena kelompok lapangan mempunyai pengaruh yang besar. Uraian pernyataan informan di atas jelas menunjukkan bahwa implementasi kebijakan penataan ruang daerah bukanlah suatu hal yang mudah.
Selain itu, ia menyampaikan sedikit tambahan dari AA mengenai kemudahan penataan ruang wilayah di wilayah Sinjai. Pernyataan A lainnya merujuk pada hambatan-hambatan yang teridentifikasi dalam upaya penerapan kebijakan penataan ruang daerah di wilayah Sinjai. Di bawah ini adalah data terkait tata ruang provinsi Sinjai dengan menyebutkan kawasan hutan di wilayah Sinjai (Wahid, Yunus. et al., 2015).
Optimalisasi implementasi kebijakan dapat dilihat dari penataan ruang yang ada, yaitu dengan melihat bagaimana penataan ruang dapat memanfaatkan masing-masing fungsi setiap wilayah di Kabupaten Sinjai.
METODE PENELITIAN
Jenis dan Tipe penelitian
Jenis dan Sumber Data
Informan Penelitian
Meskipun contoh-contoh yang telah disebutkan menunjukkan bahwa tata ruang di Sinjai sebelumnya menimbulkan beberapa ketidaknyamanan. Pemanfaatan perencanaan fisik dapat dikatakan produktif dengan melihat perkembangan yang terjadi di kawasan tongke-tongke Kecamatan Sinjai Timur. Bagi para pengusaha rencana fisik daerah yang diakomodasi oleh Kementerian Pekerjaan Umum tentunya harus memiliki sikap seperti yang diungkapkan Purwanto (2015) dalam tulisannya yang menjelaskan tentang komitmen (motivasi) dan kompetensi (keahlian) staf dalam melakukan pelaksanaan (kehendak). dan keterampilan).
Tindakan pelaksanaan kebijakan RTRW mencakup seluruh kegiatan pelaksanaan penataan ruang wilayah, mulai sebelum pelaksanaan kebijakan RTRW dan setelah pelaksanaannya. Rencana tata ruang wilayah ini mencakup banyak wilayah sehingga kerjasama antar pelaksana juga penting. Oleh karena itu, rencana tata ruang wilayah harus dioperasionalkan agar dapat ditransformasikan menjadi strategi dan kebijakan daerah untuk mencapai tujuan dan sasaran pembangunan yang telah ditetapkan.
Implementasi kebijakan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) di Kabupaten Sinjai terdiri dari dua hal penting menurut Ward Lyles (2015), yaitu inisiasi implementasi kebijakan dan tindakan implementasi kebijakan. Inisiasi terdiri dari pembentukan unit organisasi dan penjabaran tujuan. Para pelaksana atau pelaksana kebijakan hendaknya memaksimalkan implementasi Peraturan Daerah Nomor 28 Tahun 2012 tentang Penataan Ruang Daerah agar Kabupaten Sinjai menjadi Kabupaten yang lebih baik lagi.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik Analisis Data
Inisiasi implementasi atau penindakan kebijakan dan implementasi kebijakan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) menitikberatkan pada penataan ruang, dimana penataan ruang itu sendiri merupakan suatu sistem proses penataan ruang, pemanfaatan ruang, dan pengelolaan pemanfaatan ruang. Peraturan Daerah RTRW bertujuan untuk mewujudkan tata ruang yang aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan berbasis AgroIndustri. Selain itu, seluruh penyelenggaraan terkait pemanfaatan ruang dilakukan untuk menciptakan tata ruang yang aman.
Oleh karena itu, untuk mewujudkan tujuan Peraturan Daerah Rtrw yaitu mewujudkan penataan ruang yang berkelanjutan berbasis pengembangan agroindustri, sangat ditentukan oleh masyarakat dan peran pemerintah untuk meningkatkan sumber daya manusia khususnya di wilayah Kecamatan Tellulimpoe. , tempat tinggal banyak orang. perkebunan dan lahan pertanian. Penilaian lain mengenai hambatan dalam implementasi kebijakan tata ruang daerah juga dijelaskan oleh Pak MN, beliau menegaskan sejauh ini tidak ditemukan kendala dalam implementasinya. Hanya saja belum rinci, misalnya untuk kawasan pasar pastinya masih banyak lagi jenis pasarnya dan itu semua diperjelas dalam Rencana Detail Tata Ruang Wilayah (RDTRW).
Kesimpulan dari kutipan informan di atas dapat diartikan bahwa rencana tata ruang wilayah di Kabupaten Sinjai tidak sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 28 Pasal 39 ayat 5 “kawasan perkebunan yang diperuntukkan adalah areal perkebunan kopi, cengkeh, produk pala, kacang mete. , lilin, vanili, randu, tembakau, kelapa, coklat, lada dan kelapa hibrida dengan luas 42. Dalam pelaksanaan satuan RTRW yang dibentuk oleh Departemen Pekerjaan Umum yaitu kelompok lapangan dan kelompok elit yang dibentuk dengan tujuan untuk menganalisis dan memberikan solusi terhadap permasalahan yang ditemukan pasca implementasi kebijakan, penjabaran tujuannya yaitu agar pelaksana memahami tujuan dari peraturan daerah tersebut yaitu menciptakan tata ruang yang aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan. rencana berdasarkan pengembangan industri.
Pengabsahan Data
Inisiasi Implementasi Kebijakan Rtrw
- Pembentukan Unit Organisasi
- Penjabaran Tujuan
Sedangkan untuk tata ruang Sinjai Timur belum banyak dimanfaatkan untuk berdagang karena saya amati masih sedikitnya warung-warung kecil di sepanjang jalan menuju Tongke-Tongke. Untuk mengetahui bagaimana tindakan dan inisiasi penerapan kebijakan RTRW, saya kemudian melakukan wawancara di Dinas Pekerjaan Umum yang bertanggung jawab atas penerapan RTRW di Kabupaten Sinjai. Terkait inisiasi implementasi kebijakan, saya melakukan wawancara mendalam dengan Kepala Bidang Penataan Ruang dan Bagian Pemanfaatan dan Pengendalian Ruang.
Daerah pegunungan di Kabupaten Sinjai terutama terletak di Kecamatan Sinjai Barat, Kecamatan Sinjai Tengah, Kecamatan Sinjai Borong dan Kecamatan Bulupoddo. Luas wilayah masing-masing kecamatan di Kabupaten Sinjai akan dijelaskan pada tabel di bawah ini. Artinya ada target tertentu yang kemudian dijadikan tolak ukur dalam implementasi kebijakan RTRW di Kabupaten Sinjai.
Berdasarkan pemaparan informan diatas terlihat bahwa pemanfaatan ruang di Kabupaten Sinjai mengalami peningkatan yang sangat besar dari tahun ke tahun. Sehingga dengan adanya RTRW ini, seluruh kegiatan pembangunan di Kabupaten Sinjai dapat terakomodasi dengan baik.
Aksi Implementasi Kebijakan RTRW
- Identifikasi Masalah
- Penetapan Prioritas Agenda Pemerintah
- Optimalisasi Implementasi Kebijakan Rtrw
Berdasarkan penjelasan di atas, terlihat bahwa RTRW ini memuat dua hal penting yang mendukung maksimalisasi implementasi kebijakan. Penjelasan informan memberikan gambaran yang jelas bahwa jika kita berbicara mengenai implementasi suatu kebijakan, baik RTRW maupun kebijakan lainnya, maka dapat dipastikan kebijakan tersebut tidak dapat dilaksanakan secara maksimal. Optimalisasi implementasi kebijakan dapat dicapai melalui komunikasi yang baik dengan kelompok sasaran dan aktor lainnya.
Edward (Mulyadi, 2015) mengemukakan ada 4 hal yang dapat mendukung implementasi kebijakan, yaitu komunikasi, sumber daya, disposisi dan struktur birokrasi. Keempat variabel tersebut saling berkaitan, sehingga untuk mencapai kinerja maka implementasi kebijakan harus diinternalisasikan secara sinergis dan intensif. Selain Departemen Pekerjaan Umum, tentunya instansi terkait seperti Dinas Perkebunan dan Hutan juga harus dilibatkan dalam peruntukan kawasan pendukung, seperti lahan yang cocok untuk dijadikan lahan perkebunan. ketika Dinas Perkebunan dan Kehutanan mengawasi pelaksanaan kebijakan RTW. https://www.Google.co.id/search?q=Jurnal+Implementation+Policy+Plan+Organization+Space+Territory&sugexp=chrome,mod=12&s ourceid=chrome&ie=UTF-8) diakses pada 28 Februari 2017 di 13:20.
PENUTUP
Saran
Pelaksana dan kelompok sasaran yaitu masyarakat harus bekerja sama dalam mewujudkan tujuan peraturan RTW daerah. Departemen Pekerjaan Umum sebagai pelaksana Perda RTRW harus lebih maksimal dalam mewujudkan tujuan Perda RTRW Kabupaten Sinjai.