• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI KONSELING INDIVIDU DENGAN PENDEKATAN SFBT DALAM MENGATASI PRILAKU MEMBOLOS PESERTA DIDIK DI SMK AL-HUDA JATI AGUNG LAMPUNG SELATAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "IMPLEMENTASI KONSELING INDIVIDU DENGAN PENDEKATAN SFBT DALAM MENGATASI PRILAKU MEMBOLOS PESERTA DIDIK DI SMK AL-HUDA JATI AGUNG LAMPUNG SELATAN"

Copied!
68
0
0

Teks penuh

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk mengetahui cara mengatasi perilaku putus sekolah pada siswa di SMK Al-Huda Jati Agung Lampung Selatan yang dilakukan oleh guru bimbingan dan konseling. meneliti 3 orang siswa yang mempunyai perilaku putus sekolah. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa: 1) Gambaran perilaku siswa di SMK Al-Huda Jati Agung Lampung Selatan dapat dikatakan perilaku tinggi, dilakukan keluar dengan kurangnya absensi. dari siswa seperti tidak masuk sekolah tanpa izin, tidak mengikuti proses pembelajaran seharian penuh, berpura-pura sakit, sering meninggalkan kelas pada jam pelajaran tertentu dan tidak kembali ke kelas setelah jam istirahat berakhir. Guru Bimbingan dan Konseling memberikan layanan konseling individual dengan menggunakan pendekatan SFBT lima kali pertemuan dan dengan Layanan Konseling Individual menggunakan Pendekatan SFBT perilaku siswa dapat diatasi.

Menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “IMPLEMENTASI KONSELING INDIVIDU MENGGUNAKAN PENDEKATAN SFBT DALAM MENGATASI PERILAKU MELARANG SISWA DI SMK AL-HUDA JATI AGUNG LAMPUNG SELATAN” benar-benar merupakan hasil karya atau adaptasi peneliti sendiri, bukan merupakan duplikasi karya orang lain. pekerjaan sendiri. karya kecuali bagian yang diacu dan disebutkan dalam catatan kaki atau daftar pustaka. Alhamdulillah penulis telah menyelesaikan skripsi yang berjudul “IMPLEMENTASI KONSELING INDIVIDU MELALUI PENDEKATAN SFBT UNTUK MENGATASI PERILAKU Mmbolos SISWA DI SMK AL-HUDA JATI AGUNG LAMPUNG SELATAN.

Penegasan Judul

Hal ini dilakukan dengan menggali sumber daya konselor dan harapan konselor di masa depan.4 Berdasarkan pengertian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa pendekatan SFBT merupakan pendekatan pelaksanaan konseling yang tujuannya untuk memecahkan masalah dengan memusatkan perhatian pada solusi. Gunarsa, menyatakan bahwa membolos adalah meninggalkan sekolah tanpa sepengetahuan pihak sekolah. 5 Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa membolos adalah perilaku tidak masuk sekolah atau meninggalkan sekolah yang dilakukan tanpa sepengetahuan pihak sekolah dan tanpa izin yang jelas.

Latar Belakang Masalah

Jadi, sekolah sudah seharusnya memberikan wadah bagi siswa yang berusia remaja untuk dapat mengembangkan minat dan bakatnya. Perilaku sekolah adalah perilaku siswa yang tidak masuk sekolah atau tidak mengikuti pelajaran tanpa alasan atau karena alasan yang tidak bertanggung jawab. Pembolosan juga dapat diartikan sebagai perilaku siswa yang tidak masuk sekolah karena alasan yang tidak pantas, atau membolos juga dapat dikatakan ketidakhadiran siswa tanpa alasan yang jelas.

Saat ini banyak sekali siswa yang membolos, perilaku membolos yang dilakukan siswa tersebut juga mempengaruhi prestasi belajarnya. Rendahnya prestasi belajar ini terlihat dari sejumlah nilai mata pelajaran dan hasil tes siswa. Hal ini terjadi karena siswa tersebut tidak menguasai mata pelajaran yang dipelajarinya, karena sering tidak masuk sekolah atau membolos.

Dalam hal ini konseling individual merupakan layanan yang tepat diberikan kepada siswa yang mengalami permasalahan pribadi, dalam hal ini siswa yang melakukan pembolosan. Dan salah satu permasalahan yang dapat diatasi dengan pendekatan SFBT adalah perilaku bullying yang dilakukan oleh siswa. Dalam kasus perilaku membolos yang dilakukan oleh 3 orang siswa di SMK Al-Huda, ditemukan beberapa siswa yang membolos.

Dari hasil wawancara diketahui bahwa pemberian layanan Konseling Individual hanya difokuskan pada siswa yang mempunyai permasalahan.

Fokus dan Sub Fokus Penelitian

Karena siswa tersebut mempunyai masalah dengan perilaku putus sekolah, maka jika perilaku tersebut dibiarkan terus menerus maka akan berdampak pada prestasi akademik siswa tersebut yang akan menurun dan siswa tersebut berpotensi tidak dapat dipromosikan. Dari uraian teori dan data penelitian lapangan, maka peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut bagaimana penerapan konseling individual dengan pendekatan SFBT dalam penanganan perilaku yang tidak diinginkan di SMK Al-Huda Jati Agung.

Rumusan Masalah

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Temukan langkah-langkah penerapan konseling individual dengan pendekatan SFBT dalam mengatasi perilaku membolos siswa di SMK Al-Huda Jatiagung, Lampung Selatan.

Manfaat Penelitian

Penelitian Yang Relevan

Anisa Tunnamirah dkk, dengan judul “Penerapan Konseling Singkat Berfokus Solusi untuk Mengurangi Perilaku Membolos Siswa di SMA Negeri 8 Gowa”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan konseling singkat yang berfokus pada solusi untuk mengatasi perilaku membolos siswa di SMA Negeri. Sekolah 8 Gowa Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) tingkat perilaku membolos sebelum diberikan treatment berada pada kategori tinggi (2) penerapan teknik bimbingan singkat berorientasi solusi untuk mengurangi perilaku membolos dilakukan dalam 4 kali pertemuan. Selama pelaksanaan pembelajaran, siswa menunjukkan partisipasi yang tinggi (3) penerapan bimbingan singkat berorientasi solusi dapat mengurangi perilaku membolos siswa di SMA Negeri 8 Gowa20.

Penelitian diatas menggunakan konseling singkat yang fokus pada solusi untuk mengurangi perilaku mengulur waktu siswa, sedangkan penelitian ini menggunakan konseling individual dengan pendekatan SFBT untuk mengatasi perilaku mengulur siswa. “Efektivitas layanan konseling individual menggunakan teknik kontrak perilaku untuk mengatasi membolos siswa” Penelitian ini merupakan upaya guru bimbingan dan konseling untuk menyelesaikan permasalahan membolos siswa dengan menggunakan konseling individual dengan teknik kontrak perilaku. Penerapan konseling singkat yang berfokus pada solusi untuk mengurangi perilaku nakal siswa SMA di Kabupaten Gowa‖ 3, no.

Penelitian diatas menggunakan layanan konseling individual dengan teknik kontrak perilaku untuk mengatasi perilaku peredam, sedangkan peneliti hanya menggunakan pendekatan SFBT dalam layanan konseling individual. Sukri yang berjudul “Pengaruh Konseling Individual Menggunakan Pendekatan Behavioral, Teknik Self-Management Untuk Mengatasi Redaman Perilaku di SMA 1 Suragala.” Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah konseling individual dengan manajemen diri dapat mengatasi perilaku membolos siswa di SMA Negeri 1 Suralaga. 21 Nur Vita Fauziyah dkk., “Efektivitas Layanan Konseling Individu Menggunakan Teknik Kontrak Perilaku Untuk Mengatasi Siswa Membolos: Tinjauan Pustaka” no.

19 Pendekatan Behavioral Teknik Self Management, sedangkan peneliti hanya menggunakan pendekatan SFBT untuk mengatasi perilaku disruptif.

Metode Penelitian

Sistematika Penulisan

Penulis menjelaskan pengukuhan judul, latar belakang, fokus dan subfokus penelitian, rumusan masalah, tujuan, manfaat penelitian, kajian penelitian terdahulu, metode penelitian dan sistematika pembahasan. Membahas pengertian umum sumber data penelitian yaitu gambaran objek tempat penulis melakukan penelitian dan penyajian fakta dan data di lapangan yaitu temuan awal pada saat penelitian pendahuluan. Penulis membahas data yang dikumpulkan saat wawancara, observasi dan dokumentasi saat wawancara serta memaparkan temuan yang diperoleh peneliti.

Berisi kesimpulan yang dicapai peneliti dari pengolahan data dan temuan yang telah disampaikan peneliti dan juga berisi rekomendasi dimana penulis memberikan rekomendasi atau saran kepada pihak-pihak terkait yang berharap saran tersebut dapat membantu nantinya.

LANDASAN TEORI

Konseling Individu

  • Fungsi dan Tujuan Konseling Individu
  • Langkah-langkah Konseling Individu
  • Proses Layanan Konseling Individu

Proses konseling individual merupakan hubungan antara konselor dan klien dengan satu tujuan yaitu mencapai tujuan klien itu sendiri. Urutan atau tahapan dan langkah-langkah dalam proses konseling yang menjadi dasar konseling tidak perlu bersifat kaku, tetapi dapat digunakan secara sederhana bahkan dapat tumpang tindih satu tahapan dengan tahapan lainnya. Oleh karena itu, dalam proses konseling ada langkah dan tahapan yang harus diperhatikan.

Kemudian memberikan penjelasan dan pemahaman agar klien sadar akan perlunya bantuan pemecahan masalah dan klien bersedia terlibat dalam proses konseling. 31 mengeksplorasi masalah ini dengan memberikan atau menawarkan beberapa pilihan dan tujuan konseling kepada klien dan klien diharuskan memilih agar proses konseling dapat berfungsi dengan baik. Menurut Brammer, proses konseling merupakan suatu peristiwa yang telah terjadi dan memberikan makna bagi peserta konseling, konselor, dan klien.

Dengan demikian, proses konseling individual tidak dirasakan oleh peserta konseling (konselor klien) sebagai sesuatu yang membosankan. Oleh karena itu, keterlibatan mereka dalam proses konseling dari awal hingga akhir dirasa sangat berarti dan bermanfaat.Secara umum proses konseling individual dibagi menjadi tiga tahap. Tahap Awal Konseling Tahap ini terjadi sejak klien bertemu dengan konselor hingga proses konseling berlanjut hingga konselor dan klien menemukan definisi masalah klien berdasarkan permasalahan, kekhawatiran atau permasalahan klien.

Sebab dengan demikian proses bimbingan individu dapat berjalan lancar dan tujuan bimbingan individu dapat segera tercapai.

Pendekatan SFBT

  • Prinsip Pendekatan Konseling SFBT
  • Prosedur Langkah Pendekatan SFBT

Seiring berjalannya waktu, Berg dan de Shazer menjadi semakin memperhatikan nuansa linguistik yang halus namun penting yang menjadi ciri karya berorientasi solusi dari para praktisi terbaik dan menghubungi ahli bahasa Janet Bavelas atas bantuannya dalam mengidentifikasi dan lebih memahami pola komunikasi yang halus namun konsisten. . khusus untuk pendekatan SFBT ini dibuktikan dalam karya para praktisi SFBT tingkat lanjut. Model terapi singkat yang berfokus pada solusi (SFBT) berevolusi dari pendekatan terapi keluarga (BFT) antara tahun 1978 dan 1984. Jauh sebelum kata praktik berbasis bukti menjadi bagian integral dari kosakata medis dan kesehatan mental.

Selain itu, praktisi dan peneliti menggunakan berbagai metode penelitian untuk mempelajari mekanisme dan hasil perubahan yang berfokus pada solusi. Pendekatan berbasis bukti terhadap pengembangan SFBT telah menghasilkan beberapa kodifikasi elemen terapeutik dalam terapi. Bahasa atau perilaku yang dapat dipercaya mengarah pada pergerakan positif menuju tujuan klien dipertahankan dan dimasukkan ke dalam pendekatan yang berfokus pada solusi, dan pendekatan yang tidak berfokus pada solusi dibuang.

Kesimpulan keseluruhan dari karya ilmiah terbaru tentang SFBT adalah sebagai berikut: SFBT adalah pendekatan yang efektif untuk menangani masalah kesehatan mental, dengan ukuran efek yang serupa dengan pendekatan berbasis bukti lainnya seperti terapi perilaku kognitif dan terapi interpersonal, namun efek ini ditemukan pada sesi rata-rata, lebih sedikit, dan menggunakan pendekatan yang tidak terlalu mengganggu dibandingkan kebanyakan model perawatan lainnya. Karena efektivitasnya yang serupa, durasi yang lebih pendek, dan pendekatan kolaboratif yang "mudah digunakan", SFBT dianggap sebagai pendekatan psikoterapi berbasis bukti pilihan pertama yang sangat baik untuk sebagian besar masalah psikologis, perilaku, dan relasional. Mikroanalisis adalah salah satunya, salah satu teknik empiris terbaik untuk mengeksplorasi poin data percakapan kecil yang dapat dikaitkan dengan interaksi langsung dan hasil klinis jangka panjang. dan menunjukkan bahwa klien yang mengambil kuesioner asupan yang berfokus pada solusi menggambarkan lebih banyak solusi secara signifikan, menggambarkan lebih sedikit masalah, dan meningkat secara signifikan sebelum sesi terapi pertama mereka dibandingkan mereka yang menggunakan prosedur asupan tradisional yang berorientasi pada masalah.

Kami mengantisipasi bahwa efisiensi, keringkasan, kesesuaian, dan rasa hormat yang melekat pada pendekatan berbasis bukti yang semakin populer ini akan menjamin keberhasilannya.

Perilaku Membolos

  • Faktor Penyebab Perilaku Membolos
  • Dampak Perilaku Membolos

DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

Gambaran Umum Objek

Penyajian Fakta dan Data Penelitian

ANALISIS DATA PENELITIAN

Analisis Data Penelitian

Temuan Penelitian

Referensi

Dokumen terkait