• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of IMPLEMENTASI METODE AT-TARTIL DALAM MENGATASI KESULITAN MEMBACA AL-QUR’AN PESERTA DIDIK SMP NU SUNAN GIRI KEPANJEN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "View of IMPLEMENTASI METODE AT-TARTIL DALAM MENGATASI KESULITAN MEMBACA AL-QUR’AN PESERTA DIDIK SMP NU SUNAN GIRI KEPANJEN"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

32 | ISSN (e) 2963-4318 IMPLEMENTASI METODE AT-TARTIL DALAM MENGATASI KESULITAN MEMBACA AL-QUR’AN PESERTA DIDIK SMP NU SUNAN GIRI KEPANJEN

Alif Achadah, Iftitah Maghfiroh Universitas Islam Raden Rahmat Malang

[email protected] , [email protected]

Abstrak

Unsur terpenting dalam kegiatan belajar mengajar adalah metode pembelajaran, mengingat salah satu metode pembelajaran membaca Al-Qur'an yang praktis, efektif, efisien dan cepat dalam memahami pembelajaran Al-Qur'an yang mengantarkan siswa mampu mengembangkan bacaan Al-Qur'an yaitu metode At-Tartil. Metode At-Tartil adalah metode pembelajaran membaca Al-Qur'an sesuai dengan kaidah tata bahasa dan dikemas dalam bentuk yang ringkas dan menyenangkan. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kurangnya kesadaran siswa dalam mengikuti pembelajaran Al-Qur'an dan kemampuan membaca Al- Qur'an siswa di tingkat SMP yang dinilai cukup rendah.

Adapun tujuan dalam pnelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana metode At- Tartil mengatasi kesulitan membaca Al-Qur’an peserta didik. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1). Hasil penerapan metode At-Tartil secara garis besar ialah: (a). Meningkatnya kemampuan membaca Al-Qur’an peserta didik. (b). Dapat membaca Al-Qur’an sesuai kaidah hukum tajwid. (c). Meningkatnya kemampuan menghafal surat-surat pendek dan bacaan sholat peserta didik. (2). Ada beberapa hambatan dalam penerapan metode At-Tartil, yaitu: (a). Kurangnya penguasaan penyampaian materi beberapa pengajar. (b). Kurangnya kesadaran peserta didik untuk masuk kelas tepat waktu.

Kata Kunci: Implementasi, Metode At-Tartil, Al-Qur’an, Peserta didik.

Abstract

The most important element in teaching and learning activities is the learning method, considering that one method of learning to read the Qur'an is practical, effective, efficient and fast in understanding the learning of the Qur'an which leads students to be able to develop reading the Qur'an, namely At-Tartil method. The At-Tartil method is a method of learning to read the Qur'an in accordance with grammatical rules and packaged in a concise and pleasant form. This research is motivated by the lack of awareness of students in participating in learning the Qur'an and the ability to read the Koran of students at the junior high school level, which is considered quite low.

The purpose of this research is to find out the extent to which the At-Tartil method overcomes students' difficulties in reading the Qur'an. This research uses a descriptive qualitative apporach. The results showed that: (1). The results of the application of the At- Tartil method in general are: (a). Increasing the ability to read the Qur'an of students. (b). Can read the Qur'an according to the rules of Tajweed law. (c). Increased ability to memorize short letters and reading prayers of students. (2). There are several obstacles in the application of the At-Tartil method, namely: (a). Lack of mastery of delivering material for some teachers.

(b). Lack of awareness of students to enter class on time.

Keywords: Implementation, At-Tartil Method, Al-Qur'an, Students.

JIPI (Jurnal Ilmiah Pendidikan Islam) / Jurnal Prodi Pendidikan Agama Islam UNIRA Malang Terbit 2 Kali Dalam Satu Tahun

Vol. 1, No. 2, Maret 2023

https://ejournal.uniramalang.ac.id/index.php/jipi

(2)

33 | ISSN (e) 2963-4318 Pendahuluan

Pendidikan diperlukan agar manusia sebagai individu mengembangkan seluruh potensinya dalam arti seperangkat sifat-sifat yang baik. Kehadiran lembaga pendidikan dan pengajaran Islam merupakan solusi atau jawaban atas harapan umat Islam dalam menyalurkan anak-anaknya untuk mendapatkan pendidikan dan karakter yang lebih Islami. Sebagai umat Islam, tentunya kita sudah mengetahui bahwa Al-Qur'an adalah sumber ajaran Islam yang pertama dan utama.

Mempelajari Al-Qur'an adalah fardhu kifayah, tetapi membacanya dengan tajwid adalah fardhu 'ain, dan setiap kesalahan dalam membaca mushaf adalah dosa. Kita diharuskan untuk selalu mempelajari Al-Qur'an dari para profesional atau para ahli untuk menghindari dosa tersebut. Di sisi lain, jika kita membaca kitab suci tanpa dasar sejarah yang jelas (sah), bacaan kita akan dianggap tidak mencukupi, dan apa yang kita baca mungkin tidak otentik. Banyak dari kita (Muslim) yang tidak mengetahui sejarah kitab suci tersebut.

Pendidikan Al-Qur'an adalah pendidikan yang mengajarkan anak/ siswa tentang Al- Qur'an, Al-Qur'an adalah bagian terpenting pada pendidikan agama Islam, agar siswa dapat membaca, memahami lalu mengamalkan sehingga Al-Qur’an menjadi pegangan hidup mereka. Ibnu Kholdun memberikan pengertian mengenai pentingnya mengajarkan anak membaca Al-Qur'an. Mengajarkannya merupakan salah satu bentuk syi'ar agama yang pada awalnya dilakukan oleh para ulama terdahulu hingga akhirnya sebagian besar masyarakat sedikit demi sedikit merasakan manfaatnya. Kesenangan, iman dalam jiwa mereka disebabkan oleh Al-Qur'an.1

Adapun perintah Allah kepada kita yaitu bacalah Al-Qur'an dengan tartil. Tartil tersebut adalah membacanya sesuai kaidah atau ketentuan yang telah ditentukan. Yaitu mengeluarkan/

melafalkan bacaan Al-Qur'an sesuai dengan makhorijul huruf (tempat keluarnya huruf) dan ciri-ciri huruf. Pelatihan tartil Al-Qur'an khusus / penataran lanjutan dari tingkat dasar untuk memberikan peminatan dalam bidang penguasaan bacaan Al-Qur'an pada pendidikan Al- Qur'an.2

Metode pembelajaran merupakan aspek terpenting dalam kegiatan belajar mengajar.

Metode pembelajaran merupakan alat untuk mencapai tujuan pembelajaran. Siswa menginternalisasi dan merenungkan pengetahuan sebagai hasil dari pendekatan pembelajaran,

1 Muhammad Nur Abdul Hafidz, M-endidik Anak Bersama Rasulullah (Bandung: Logos, 2000), hal, 139.

2 Departemen Agama RI, Pedoman Pembinaan TKQ/TPQ (Jakarta: Direktorat Pendidikan Dinayah dan Pondok Psantren, 2009), hal, 4.

(3)

34 | ISSN (e) 2963-4318 memungkinkan mereka untuk sepenuhnya memahami apa yang telah disampaikan.3 Salah satu metode pembelajaran Al-Qur'an yang praktis, efektif, efisien dan dapat memahami pembelajaran Al-Qur'an dengan cepat yang mengarahkan siswa untuk dapat mengembangkan bacaan Al-Qur'an yaitu metode At-Tartil. Metode At-Tartil adalah cara mempelajari bacaan Al-Qur'an dengan cepat, bagus, konsisten dan tersistem dengan penekanan pada lisan dan nyaring saat membacanya .

Metode At-Tartil adalah kitab/ buku pedoman yang memuat atau mengamalkan kebiasaan membaca tartil sesuai kaidah ulumut tajwid dan ulumul ghorib ketika mempelajari Al-Qur'an tanpa jeda (langsung). 4 Teknik At-Tartil adalah cara belajar membaca Al-Qur'an yang menyenangkan dan ringkas sesuai kaidah tata bahasa. Strategi ini digunakan untuk meningkatkan kualitas bacaan Al-Qur'an pada siswa sekolah dasar. Teknik At-Tartil menggunakan struktur berbasis modul. Anak-anak yang menguasai jilid lebih cepat akan maju ke jilid berikutnya terlebih dahulu melanjutkan ke jilid berikutnya.

Buku At-tartil ini berbeda dengan buku kajian baca tulis qur’an lainnya, perbedaannya bisa dilihat dari cara penyusunannya. Buku pembelajaran baca tulis qur’an selain At-Tartil disusun menurut urutan huruf hijaiyah, sedangkan buku At-Tartil disusun menurut urutan makhorijul huruf, sehingga lebih mempermudah siswa untuk memahami serta berlatih membaca dengan benar dan lancar.

Tim pengawas TPQ lembaga pendidikan ma'arif cabang NU di Sidoarjo mengembangkan pendekatan At-Tartil. Praktisnya, hati-hati dalam membaca yang tidak sesuai atau lebih dikenal dengan CBSA (cara belajar santri aktif). Ir. Imam Syafi'i saat itu diberi kedudukan sebagai Kepala TPQ LP Ma'arif yang berada di Sidoarjo, dan meminta bantuan teman- temannya, Ustadz Fahruddin Sholih, Masykur Idris, dan Suwarno H.B., untuk mempermudah penyusunan kitab BTQ belajar bagi siswa. Metode At-Tartil diperkenalkan oleh LP Ma'arif Sidoarjo pada hari Jumat tanggal 18 Muharrom 1419 H tepatnya tanggal 10 Juli 1998.

Dalam penerapan metode At-Tartil mengutamakan adanya pembelajaran untuk mengetahui kemampuna dalam membaca Al Qur’an. Hal tersebut senada dengan penelitian yang berada di TPQ Al-Ikhlash, menghasilkan bahwa metode lain yang bisa dijadikan ukuran dalam peningkatan kemampuan dalam membaca Al Qur’an adalah Metode Wava yang dalam

3 Zakiyah Drajat, Metode Pengajaran Agama Islam (Jakarta: Kalam Mulia, 2000), hal, 19.

4 Koordinator Kabupaten BMQ “At-Tartil,” Buku Program Pembelajaran Al-Qur’an (Jombang:

Koordinator Pusat BMQ At-Tartil, Tt), hal, 1.

(4)

35 | ISSN (e) 2963-4318 proses penerapannya menggunakan media pembelajaran Al Qur’an yang bergambar dan kartu-kartu pembelajaran.5

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif karena peneliti ini ingin memahami dan mengungkap permasalahan yang dihadapi oleh seluruh populasi penelitian. Penelitian kualitatif adalah studi tentang fenomena yang sedang berlangsung dengan mengumpulkan data di lingkungan alam dimana peneliti bertindak sebagai alat kunci.6 Penelitian kualitatif merupakan proses yang melibatkan peserta, peneliti dan pembaca serta hubungan yang mereka bangun.7

Peneliti dapat mengidentifikasi subjek dan merasakan tantangan yang dialami subjek penelitian melalui penelitian kualitatif. Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kualitatif, suatu teknik untuk menggambarkan dan mengartikan makna data yang dikumpulkan dengan mengamati dan mencatat sebanyak mungkin aspek dari situasi yang diteliti untuk memperoleh gambaran umum dan komprehensif tentang situasi yang sebenarnya.8

Peneliti akan mendeskripsikan dan mengungkapkan fenomena penerapan metode At- Tartil dalam mengatasi kesulitan membaca Al-Qur’an dan permasalahan yang sedang terjadi di SMP NU Sunan Giri Kepanjen, yang kemudian hasil dari penelitian ini akan dihimpun dalam bentuk kata-kata.

Pembahasan dan Hasil Penelitian

Konsep Metode At-Tartil dalam Pembelajaran Al-Qur’an

Konsep pembelajaran metode At-Tartil di SMP NU Sunan Giri Kepanjen disusun dan di musyawarahkan oleh guru pamong dan para asatidz/ pengajar metode At-tartil itu sendiri, demi terlaksananya tujuan pembelajaran yang tersistem. Tujuan yang ingin dicapai oleh guru dari pembelajaran Al-Qur’an menggunakan metode At-Tartil ini adalah bagaimana seorang

5 Alif Achadah, Ilma Fahmi Azizah, Siti Muawanatul Hasanah, Efektivitas Metode Wava Sebagai Inovasi Dalam

Pembelajaran Membaca Al Qur’an Di TPQ AL-IKHLAS Pala’an Ngajum Malang, Ar-Risalah: Volume XVIII Nomor 2, 2020, hal. 244.

6 Anggito, Albi, dan Johan Setiawan, Metodologi Penelitian Kualitatif (Sukabumi: CV Jejak, 2018), hal, 7.

7 Fitrah dan Luthfiyah, Metodologi Penelitian; Penelitian Kualitatif, Tindakan Kelas & Studi Kasus (Sukabumi: CV Jejak, 2017), hal, 46.

8 Khabib Alia Akhmad, “Pemanfaatan Media Sosial bagi Pengembangan UMKM (Studi Deskriptif Kualitatif pada Distro di Kota Surakarta),” Duta.com, Vol. 9, no. 1 (2015): hal, 47.

(5)

36 | ISSN (e) 2963-4318 guru dapat membuat para siswa dapat melafalkan kitab suci dengan lancar dan memahami hukum bacaan tajwid dengan baik.

Secara umum, konsep merupakan abstraksi dari sifat-sifat sesuatu yang memungkinkan manusia berkomunikasi dan membantu manusia untuk berpikir. Konsep juga dapat merujuk pada representasi mental generik atau abstrak dari situasi, objek, atau peristiwa, serta pemikiran, ide, atau citra mental.9

Konsep metode At-Tartil dapat jadi penentu sejauh mana metode At-Tartil sukses diterapkan dalam pembelajaran Al-Qur’an di SMP NU Sunan Giri Kepanjen, semakin baik konsep maka hasil yang didapat dalam penerapan metode At-Tartil di SMP Nahdatul Ulama’

Sunan Giri Kepanjen akan semakin baik pula. Pada konsep metode At-Tartil di SMP Nahdatul Ulama’ Sunan Giri Kepanjen, terdapat tiga tahapan, yaitu menentukan alokasi waktu pembelajaran, menentukan media pembelajaran dan menentukan metode pembelajaran.

Alokasi jam pelajaran metode At-Tartil di SMP NU Sunan Giri sebanyak 60 menit setiap harinya, dan libu hanya pada hari Minggu. Salah satu unsur yang mempengaruhi pemilihan teknik pembelajaran. Tim KBM Indonesia bserta Siti Nur Aida dalam bukunya Cara Efektif Menerapkan Metode dan Model Pembelajaran mengungkapkan masalah alokasi waktu.

Ketersediaan waktu juga harus diperhatikan dalam memilih pendekatan pembelajaran yang tepat.

Selanjutnya hal yang perlu disiapkan dalam konsep pembelajaran At-Tartil adalah media pembelajaran. Dalam proses pembelajaran di Sekolah Menengah Pertama Nahdatul Ulama’

Sunan Giri media yang digunakan dalam proses pembelajaran sangat minim sekali bahkan bisa dibilang sangat klasik karena media yang digunakan hanya berupa absensi siswa, buku ajar guru (kitab pegangan guru) dan buku monitoring hafalan.

Metode pembelajaran yang diterapkan dalam pembelajaran Al-Qur’an metode At-Tartil adalah metode sorogan dan klasikal. Metode ini ditentukan dan disesuai dengan kemampuan para pengajar guna memaksimalkan penerapan metode At-Tartil. Metode sorogan dan klasikal tergolong metode yang cukup mudah dan efektiv saat mempelajari Al-Qur’an, hal ini diharapkan dapat mengatasi kesulitan membaca Al-Qur’an peserta didik.

Penerapan Metode At-Tartil dalam Pembelajaran Al-Qur’an

Metode At-Tartil menggunakan struktur berbasis modul. Anak yang menguasai materi lebih cepat maka akan melanjutkan jilid lebih dulu naik ke jilid berikutnya. Satu jilid dapat

9 Zakky, Pengertian Konsep (Definisi, Fungsi, Unsur, dan Ciri-ciri), (2020), (https://www.zonareferensi.com/pengertian-konsep/), Diakses 30 Mei 2022 .

(6)

37 | ISSN (e) 2963-4318 diselesaikan dalam dua minggu dalam latihan.Di sisi lain anak-anak lebih mungkin untuk menyelesaikan satu jilid selama satu atau dua bulan.

Penerapan metode At-Tartil terbagi dalam 3 bagian. Bagian 1 ialah pendahuluan dalam setiap pertemuan pembelajaran yang dimaksudkan untuk memusatkan perhatian siswa untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran dan membangkitkan semangat belajar.

Kegiatan yang dilakukan pendidik dan peserta didik dalam kegiatan pendahuluan adalah membaca Surat Al-Fatihah yang dikhususkan untuk penulis kitab At-tartil, kemudian dilanjutkan dengan membaca doa sebelum belajar.

Bagian ke-2, kehadirah siswa akan diperiksa oleh guru dengan absen, lalu peserta didik akan membaca kitab masing-masing sembari menunggu dipanggil maju untuk pengajar yang menggunakan metode sorogan, sementara pengajar yang menggunakan metode klasikal akan membaca kitab secara bersama-sama setelah itu memungkinkan siswa berpartisi aktif dalam bertanya. Pengajaran metode At-Tartil ini membutuhkan waktu 60 menit. 5 menit untuk do’a pembuka, 5 menit untuk Talqin & Ittiba’, 10 menit untuk urdhoh/ latihan klasikal dengan peraga At-Tartil, 10 menit untuk urdhoh/ latihan klasikal atau terpadu terpimpin dengan buku pegangan siswa bmq At-Tartil, 25 menit untuk urdhoh individu dan 5 menit terakhir untuk do’a penutup.

Bagian ketiga atau terakhir yaitu penutup, yang dilakukan untuk mengakhiri aktivitas belajar mengajar Al-Qur’an. Kegiatan penutup ini dilakukan dalam bentuk simpulan, penialian dan umpan balik serta berdoa untuk mengakhiri pengajaran Al-Qur’an teknik At- Tartil.

Dalam penerapan metode At-Tartil di SMP NU Sunan Giri, pengajar menggunakan metode sorogan dan klasikal. Metode sorogan didaktik-metodis terbukti memiliki efektivitas dan signifikansi yang tinggi dalam mencapai hasil belajar. Karena metode ini memungkinkan kiai/ustadz untuk mengawasi, menilai dan membimbing kemampuan santri secara maksimal dalam menguasai materi. Cara sorogan sebenarnya lebih mengutamakan kedewasaan dan perhatian serta skill seseorang.10 Sedangkan pembelajaran klasikal akan memberikan kemudahan bagi pendidik dalam mengorganisasikan materi pelajaran, karena pada pembelajaran klasikal pada umumnya materi pelajaran akan diserap secara merata oleh siswa.

Hasil Penerapan Metode At-Tartil dalam Pembelajaran Al-Qur’an

10 Mujamil Qomar, Pesantren: Dari Transformasi Metodologi Menuju Demokratis Institusi (Jakarta:

Erlangga, t.t.), hal, 145.

(7)

38 | ISSN (e) 2963-4318 Penilaian diperlukan untuk mengetahui hasil penggunaan metode At-Tartil, serta untuk mengetahui sejauh mana pengaruh metode At-Tartil terhadap bacaan Al-Qur'an siswa. Tujuan utama evaluasi adalah untuk menentukan hasil dari penggunaan pendekatan At-Tartil dan sejauh mana metode At-Tartil dapat membantu siswa mengatasi tantangan mereka dalam membaca Al-Qur'an. Dalam kegiatan evaluasi, siswa menjadi fokus utama.

Evaluasi yang ditetapkan dalam metode At-Tartil oleh para guru adalah memberikan tes di setiap hendak naik jilid, agar kita tahu seberapa jauh pemahaman dan kelancaran membaca Al-Qur’an peserta didik serta layak untuk naik jilid atau tidak. . Sedangkan evaluasi dari sekolah adalah tes lisan membaca Al-Qur’an dan tes lisan mengahafal surat pendek serta fiqih ibadah di akhir semester, praktek langsung membaca Al-Qur’an agar pendidik dapat mengetahui kemajuan peserta didik dalam membaca Al-Qur’an.

Seperti yang peneliti ketahui saat melakukan observasi, peserta didik yang hendak naik jilid akan di uji kelancaran dan ketepatan bacaan Al-Qur’annya terlebih dahulu. Peserta didik yang hendak naik jilid 2, akan diuji dengan kelancaran dan ketepatan bacaan mereka di satu lembar kertas yang berisi rangkuman dari jilid 1, begitu seterusnya.

Evaluasi adalah proses menemukan dan menentukan nilai suatu kegiatan, yang meliputi pengumpulan data untuk menganalisis program, barang, metode, dan kemungkinan aplikasi.

Penilaian pembelajaran adalah proses penentu nilai pembelajaran melalui kegiatan pengukuran dan penilaian pembelajaran. Pengukuran yang dimaksud disini adalah proses membandingkan tingkat keberhasilan belajar dengan ukuran keberhasilan belajar.11

Hasil evaluasi metode At-Tartil di SMP NU Sunan Giri Kepanjen, penerapan metode At- Tartil belum berjalan dengan baik dikarenakan terdapat beberapa pengajar yang kurang baik dalam menyampaikan meteri dan peserta didik yang sering terlambat masuk kelas sehingga tertinggal pembelajaran. Untuk mengetahui hasil penerapan terhadap peserta didik, secara garis besar ada dua macam tes, yaitu tes membaca kitab At-Tartil dan tes mengahafal.

Penggunaan tes bertujuan untuk mendiagnosa siswa (kekuatan dan kelemahan), yaitu untuk menilai kemampuan siswa (skills and knowledge and understanding), memberikan bukti keterampilan yang dicapai, dan memilih kemampuan siswa baik secara individu maupun secara kolektif.12

Metode At-Tartil tergolong metode yang efektif dan mudah dalam menunjang bacaan Al- Qur’an peserta didik, selain guru-guru ngajinya berkompeten, metode pembelajaran yang

11 Elis Ratnawulan dan Rusdiana, Evaluasi Pembelajaran (Bandung: Pustaka Setia, 2015), hal, 31.

12 Rina Febriana, Evaluasi Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2019), hal, 13.

(8)

39 | ISSN (e) 2963-4318 digunakan tergolong mudah, pembelajaranya cukup santai dan menyenangkan, materinya sangat sederhana sehingga mudah untuk dipahami bagi peserta didik tingkat dasar. Oleh karena itu metode At-Tartil sangat cocok untuk mengatasi kesulitan membaca Al-Qur’an peserta didik.

Kesimpulan

Konsep metode At-Tartil dalam mengatasi kesulitan membaca Al-Qur’an peserta didik di SMP NU Sunan Giri disusun dan dimusyawarahkan oleh beberapa pihak yaitu, guru pamong SMP NU Sunan Giri dan para pengajar metode At-Tartil. Dalam konsep ini ada beberapa hal yang dibahas terkait tujuan, alokasi jam, media dan metode pembelajaran.

Penerapan metode At-Tartil dalam mengatasi kesulitan membaca Al-Qur’an peserta didik di SMP Nu Sunan Giri dilaksanakan menggunakan sistem modul. Anak yang mampu menguasai jilid lebih cepat, maka akan naik jilid terlebih dahulu dan melanjutkan jilid-jilid selanjutnya. Pendekatan At-Tartil dibagi menjadi tiga bagian dalam penggunaannya di SMP NU Sunan Giri: kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Guru/asatidz di setiap jenjang kelas merupakan peserta aktif dalam penerapan pendekatan At-Tartil. Metode pembelajaran sorogan dan klasikal digunakan dalam penerapan pendekatan At-Tartil. Absensi siswa, buku pedoman/buku guru, dan buku monitor hafalan merupakan contoh media yang digunakan dalam penerapan pembelajaran.

Untuk mengetahui hasil penerapan metode At-Tartil dalam mengatasi kesulitan membaca Al-Qur’an di SMP NU Sunan Giri maka perlu dilaksankan evaluasi. Sebagai bentuk penilaian dalam meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an peserta didik dan dilakukan untuk mendapatkan data yang kemudian menjadi bahan revisi metode At-Tartil setiap akhir tahun.

Metode At-Tartil di SMP NU Sunan Giri belum sepenuhnya berjalan dengan baik, kendala utama dalam pelaksanaan metode At-Tartil ini adalah kurang baiknya pengajar dalam

(9)

40 | ISSN (e) 2963-4318 menyampaikan materi pada saat pembelajaran dan ditemukan beberapa peserta didik yang sering datang terlambat sehingga ia tertinggal pelajaran. Evaluasi metode At-Tartil di SMP NU Sunan Giri secara garis besar adalah tes lisan. Metode At-Tartil telah terlaksana dengan baik, dan memiliki kelebihan utama dalam penerapan, yaitu dengan mudahnya bahasa yang terdapat dalam materi yang disampaikan pengajar dan yang dipelajari oleh peserta didik.

Daftar Pustaka

Achadah, Alif. Azizah, Ilma Fahmi. Hasanh, Siti Muawanatul. Efektivitas Metode Wava Sebagai Inovasi Dalam Pembelajaran Membaca Al Qur’an Di TPQ AL-IKHLAS Pala’an Ngajum Malang, Ar- Risalah: Volume XVIII Nomor 2, 2020.

Akhmad, Khabib Alia. “Pemanfaatan Media Sosial bagi Pengembangan UMKM (Studi Deskriptif Kualitatif pada Distro di Kota Surakarta),” Duta.com, Vol. 9, no. 1 (2015).

Anggito, Albi, dan Johan Setiawan. Metodologi Penelitian Kualitatif. Sukabumi: CV Jejak, 2018.

Drajat, Zakiyah. Metode Pengajaran Agama Islam. Jakarta: Kalam Mulia, 2000.

Febriana, Rina. Evaluasi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara, 2019.

Fitrah dan Luthfiyah. Metodologi Penelitian; Penelitian Kualitatif, Tindakan Kelas & Studi Kasus. Sukabumi: CV Jejak, 2017.

Hafidz, Muhammad Nur Abdul. Mendidik Anak Bersama Rasulullah. Bandung: Logos, 2000.

Koordinator Kabupaten BMQ “At-Tartil.” Buku Program Pembelajaran Al-Qur’an.

Jombang: Koordinator Pusat BMQ At-Tartil, Tt.

Qomar, Mujamil. Pesantren: Dari Transformasi Metodologi Menuju Demokratis Institusi.

Jakarta: Erlangga, t.t.

Rahmat, Abdul. Pengantar Pendidikan. Gorontalo: Idea Publishing, 2014.

Ratnawulan, Elis, dan Rusdiana. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Pustaka Setia, 2015.

(10)

41 | ISSN (e) 2963-4318 RI, Departemen Agama. Pedoman Pembinaan TKQ/TPQ. Jakarta: Direktorat Pendidikan

Dinayah dan Pondok Psantren, 2009

Zakky. Pengertian Konsep (Definisi, Fungsi, Unsur, dan Ciri-ciri. 2020.

https://www.zonareferensi.com/pengertian-konsep/. Diakses 30 Mei 2022

Referensi

Dokumen terkait