IMPLEMENTASI MODEL MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DI KELAS V
SDN LOKRAWA
Bukhari Muslim1
Email : [email protected] Abstrak
Rendahnya hasil belajar siswa tema membaca dan menghafal Surah At Tiin disebabkan siswa pasif dalam pembelajaran, guru mengajar tidak bervariatif, siswa kurang tertarik berakibat penguasaan terhadap materi lemah. Strateginya diterapkan model pembelajaran Make A Match untuk meningkatkan hasil belajar di Kelas V. Tujuan penelitian adalah: Untuk mengetahui apakah melalui model pembelajaran Make A Match aktivitas guru dan siswa serta hasil belajar dapat ditingkatkan.
Penelitian ini dilaksanakan di SDN Lokrawa pada siswa kelas V berjumlah 16 orang 6 orang laki-laki dan 10 orang perempuan pada semester I tahun pelajaran 2021/2022. Intrumen penelitian yang digunakan adalah tes tertulis tentang Surah At Tiin. Jenis data adalah secara kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan hasil belajar siswa dalam proses belajar meningkat.
Nilai rata-rata 61,25, ketuntasan belajar klasikal 44% siklus I pertemuan 1 menjadi 66 dan ketuntasan belajar 56% siklus I pertemuan 2. Kemudian siklus II pertemuan 3, nilai rata-rata 71,25 dan ketuntasan belajar klasikal 81% dan pada siklus II pertemuan 4 mengalami peningkatan nilai rata-rata 77 dan ketuntasan belajar klasikal 94%.
Berdasarkan hasil penelitian ini, disarankan kepada guru, menjadi alternatif pembelajaran PAI dan BP tema membaca dan menghafal Surah At Tiin menggunakan model pembelajaran Make A Match karena akan meningkatkan hasil dan proses pembelajaran siswa.
Kata kunci : Hasil Belajar, Membaca dan Menghafal Q.S At Tiin, Model Make A Match
PENDAHULUAN
Menurut Poerbakawatja dan Harahap (1981) dalam Djaelani (2011:5) menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha secara sengaja dari orang dewasa untuk dengan pengaruhnya meningkatkan si anak ke kedewasaan yang selalu diartikan mampu menimbulkan tanggung jawab moril dari segala perbuatannya. Artinya salah satu indikator dari pendidikan adalah manusia yang menjadi objek pendidikan tersebut mengalami perubahan kearah kedewasaan. Proses perubahan perilaku tersebut melalui kegiatan pembelajaran. Pendidikan Agama Islam menurut Prastowo (2015:11) berfungsi membentuk manusia Indonesia yang beriman dan bertakwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa serta membentuk watak akhlak mulia dan mampu menjaga kedamaian dan kerukunan hubungan inter dan antar umat beragama. Dengan kata lain, untuk membentuk manusia dari segi spritualitasnya, pendidikan agama islam sangat besar pengaruh dan peranannya.
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di kelas V SDN Lokrawa menggunakan metode yang lama yaitu masuk kelas, memberikan materi dengan ceramah, di suruh mencatat lalu keluar. Siswa dianggap lulus tes atau dapat mengerjakan tes tanpa memperhatikan aspek lain seperti kejujuran, penghargaan kepada diri sendiri dan orang lain, kemampuan bekerja sama dan penekanan kepada perbaikan akhlaknya. Demikian gambaran situasi pembelajaran saat ini yang terjadi di lapangan. Hampir tidak ada pemikiran bagaimana pengaruhnya proses pembelajaran yang biasa dilakukan. Akibatnya pembelajaran jadi monoton dan membosankan dan akhirnya berpengaruh pada pencapaian hasil belajar siswa. Pada tahun pelajaran 2020/2021 dari 18 siswa, (50%) yang masih berada di bawah KKM (70). Sedangkan rata-rata kelas, hasil belajar siswa yang diperoleh adalah 64,4. Ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa masih rendah.
Rendahnya hasil belajar siswa ini harus segera dicarikan solusinya agar tercipta suasana dan kondisi pembelajaran yang menyenangkan.
Salah satunya adalah dengan pemilihan model dan metode yang tepat agar tercipta pembelajaran yang efektif dan efisien guna meningkatkan hasil belajar siswa yaitu menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match. Berdasarkan permasalahan tersebut maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan model Make A Match dapat meningkatkan hasil belajar membaca dan menghafal Q.S At Tiin.
Masalah dan tujuan penelitian tersebut menjadi dasar penulis untuk melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sebagai upaya peningkatan hasil belajar.
METODE
Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan K elas (PTK) yang dilaksanakan di SDN Lokrawa pada kelas V yang berjumlah 16 orang terdiri dari 6 orang laki-laki dan 10 orang perempuan yang sekaligus juga menjadi subjek dalam penelitian ini.
Penelitian ini dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran 2021/2022.
Siklus I Pertemuan 1 dan 2 dilaksanakan pada tanggal 10 dan 12 Agustus 2021. Kemudian Siklus II Pertemuan 3 dan 4 dilaksanakan pada tanggal 16 dan 19 Agustus 2021.
Adapun instrumen yang digunakan untuk mendapatkan data dalam penelitian ini adalah: 1) Lembar Observasi yaitu lembar observasi aktivitas guru yang digunakan saat guru menerapkan model pembelajaran Make A Match dan guru kelas V sebagai observernya.
Lembar observasi aktivitas siswa saat mengikuti seluruh kegitan pembelajaran dengan model pembelajaran Make A Match, 2) Alat tes yang akan mengukur hasil belajar dan untuk mengetahui sampai sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi, dan 3) Format penilaian sikap, pengetahuan dan keterampilan yang digunakan untuk mengukur dan menganalisis hasil belajar siswa.
Untuk Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara mengambil hasil observasi aktivitas mengajar guru dan aktivitas belajar siswa. Sedang hasil belajar diperoleh dari dari hasil tes pada setiap akhir pertemuan pada siklus I dan siklus II. Data yang diperoleh adalah data kualitatif dan kuantitatif. Sedangkan untuk mengetahui sampai sejauh mana keberhasilan dalam penelitian, peneliti menggunakan teknik analisis data yang disajikan dalam bentuk deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Analisis data kualitatif mengacu dari masalah yang dihadapi guru dan siswa. Analisis data kuantitatif dilihat dari hasil belajar siswa. Keberhasilan penelitian ini berdasarkan kriteria apabila 80% siswa memperoleh nilai 70 yang sudah ditetapkan dalam KKM.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
1. Analisis Data dan Refleksi Siklus I
Rata-rata hasil belajar siswa yang diperoleh setelah dilakukan evaluasi pada siklus I dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 1: Hasil Belajar Siswa Selama Proses Pembelajaran Siklus I
Post Test Nilai rata- rata kelas
Tuntas Tidak Tuntas
Jumlah Seluruh Siswa
Ketuntasan Klasikal
Pertemuan 1
61,25 7 9 16 44%
Pertemuan 2
66 9 7 16 56%
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai rata-rata kelas yang diperoleh pada Siklus I Pertemuan 1 dari 16 orang rata-rata kelasnya adalah 61,25, jumlah siswa yang tuntas hasil belajarnya sebanyak 7 orang dan yang tidak tuntas 9 orang. Pada Pertemuan 2 dari 16 orang rata-rata kelasnya adalah 66, jumlah siswa yang tuntas hasil belajarnya sebanyak 9 orang dan yang tidak tuntas 7 orang Kemudian dari tabel di atas persentase ketuntasan klasikal pada Siklus I Pertemuan 1 adalah 44% dan Pertemuan 2 adalah 56%. Dapat diketahui bahwa penyebab hasil belajar masih rendah adalah karena guru masih belum mahir dalam penerapan model pembelajaran dan siswa terlihat kurang aktif karena masih bingung dengan model Make A Match. Akibatnya hasil belajar siswa masih rendah karena soal yang diberikan adalah berbasis HOTS, suasana kelas yang ribut karena ada sebagian siswa yang mencontek pekerjaan temannya.
2. Analisis Data dan Refleksi Siklus II
Rata-rata hasil belajar siswa yang diperoleh setelah dilakukan evaluasi pada siklus II dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2: Hasil Belajar Siswa Selama Proses Pembelajaran Siklus II
Post Test Nilai rata-rata kelas
Tuntas Tidak Tuntas
Jumlah Seluruh Siswa
Ketuntasan Klasikal
Pertemuan 3
71,25 13 3 16 81%
Pertemuan 4
77 15 1 16 94%
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai rata-rata kelas yang diperoleh pada Siklus II Pertemuan 3 dari 16 orang rata-rata kelasnya adalah 71,25, jumlah siswa yang tuntas hasil belajarnya sebanyak 13 orang dan yang tidak tuntas 3 orang. Pada Pertemuan 4 dari 16 orang rata-rata kelasnya adalah 77, jumlah siswa yang tuntas hasil belajarnya sebanyak 15 orang dan yang belum tuntas 1 orang. Kemudian dari tabel di atas persentase ketuntasan klasikal pada Siklus II Pertemuan 3 adalah 81% dan Pertemuan 4 adalah 94%. Pada Siklus II Pertemuan 3 dan 4 ini hasil belajar siswa meningkat sangat signifikan karena guru sudah mahir dalam menggunakan model pembelajaran dan siswa sudah mampu beradaptasi dengan model pembelajaran tersebut. Hal itu berimplikasi pada meningkatnya hasil belajar siswa karena sudah dapat menyesuaikan dengan soal berbasis HOTS.
Pembahasan
Penggunaan model pembelajaran Make A Match berdampak pada peningkatan hasil belajar yang sangat signifikan. Hal ini terlihat dari suasana kelas dan minat siswa dalam belajar. Mereka terlihat lebih aktif terutama saat menggunakan model pembelajaran. Suasana kelas juga lebih hidup dengan adanya interaksi antara guru dan siswa. Hal ini sesuai dengan PTK yang dilakukan oleh Febriyana (2011:158-160) dan Muah (2016:138-143) bahwa penggunaan model pembelajaran Make A Match dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa karena dapat menciptakan suasana pembelajaran yang menarik dan menyenangkan serta suasana kelas yang efektif. Hal ini membuktikan bahwa Make A Match dapat digunakan dalam pembelajaran yang akan meningkatkan hasil belajar. Disinilah peran seorang guru yang professional sangat menentukan.
Proses pembelajaran membutuhkan seorang guru yang merupakan tenaga profesional dengan mempunyai kompetensi. Kompetensi itu harus
Seperti yang dikatakan oleh Suparman (2010:59) bahwa “syarat mutlak untuk efektifnya sebuah proses pembelajaran adalah keterampilan mengajar”. Menurut Kusnadi (2008:45) “Seorang guru yang memiliki kemampuan keterampilan mengajar dalam melakukan pengajaran kepada siswanya agar siswa dapat memahami pelajaran yang akan diajarkan”.
Oleh karena itu guru harus terampil dan selalu mempunyai trik untuk bisa membuat suasana menjadi lebih menyenangkan sehingga aktivitas siswa tidak membosankan. Hal ini sesuai dengan pendapat Suriansyah, dkk (2014:4) yang menyatakan bahwa guru merupakan salah satu komponen yang sangat menentukan dalam implementasi suatu strategi pembelajaran di kelas. Guru merupakan komponen yang sangat vital dan merupakan ujung tombak dalam menentukan keberhasilan proses pembelajaran. Guru yang beranggapan bahwa mengajar hanya sebatas menyampaikan materi pelajaran akan berbeda dengan guru yang menganggap bahwa belajar adalah suatu proses pemberian bantuan kepada siswa.
Pola pikir guru yang berpandangan bahwa mengajar adalah proses memberi bantuan kepada siswa akan memiliki kemauan yang keras untuk terus menggali metode pembelajaran yang pada akhirnya dapat menciptakan model-model pembelajaran yang variatif sehingga dapat menunjang tercapainya tujuan pembelajaran yang diharapkan. Hal ini sesuai dengan pendapat Shoimin (2014:20) yang menyatakan bahwa guru yang memiliki kemauan dalam menggali metode dalam pembelajaran akan menciptakan model-model baru sehingga murid tidak mengalami kebosanan serta dapat menggali pengetahuan dan pengalaman secara maksimal.
KESIMPULAN
Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan dengan mengimplementasikan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi membaca dan menghafal Q.S At Tiin di kelas V SDN Lokrawa. Berdasarkan hasil penelitian dapat meningkatkan aktivitas guru dan siswa. Peningkatan aktivitas ini akhirnya akan berdampak pada peningkatan hasil belajar siswa. Ketepatan seorang guru dalam menggunakan model pembelajaran sesuai karakteristik materi akan sangat menetukan keberhasilan dalam proses pembelajaran tersebut.
REFERENSI
1. Djaelani, Bisri M. 2011. Psikologi Pendidikan. Arya Duta. Depok.
2. Febriana, Ayu. 2011. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran IPS Kelas V SDN Kalibanteng Kidul 01 Kota Semarang. Jurnal Kependidikan Dasar. 1 (2).
3. Huda, Miftahul. 2013. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran:
Isu-isu Metodis dan Paradigmatis. Yogyakarta. Pustakan Pelajar.
4. Huda, Miftahul. 2015. Cooperative Learnig Metode, Teknik, Struktur, dan Model Penerapannya. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.
5. Juarsih, Cicih; Dirman. 2014 Penilaian dan Evaluasi (Dalam Rangka Implementasi Standar Proses Pendidikan Siswa).Rineka Cipta.
6. Lie, Anita. 2006. Cooperative Learning. Jakarta. Grasindo.
7. Lie,Anita. 2011. Mempraktikan Cooperatif Learning Di Ruang- Ruang Kelas Jakarta. Grasindo.
8. Muah, Tri. 2016. Peningkatkan Hasil Belajar Matematika Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Bagi Siswa Kelas VIIIG SMP Negeri 2 Tuntang Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2015/2016. Jurnal Satya Widya. 32 (2).
9. Muflihah, Ai. 2021. Meningkatkan Motivasi Dan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Index Card Match Pada Pelajaran Matematika. Jurnal Pendidikan Indonesia Vol. 2 No. 1 Januari 2021 p-ISSN : 2745-7141 e-ISSN : 2746-1920. Tersedia di : https://media.neliti.com/media/publications/339550-meningkatkan- motivasi-dan-hasil-belajar-c98b602b.pdf diakses pada 04 September 2021.
10. Nuridin, dkk. 2008. Pengaruh Keterampilan Mengajar Guru Terhadap Aktivitas Belajar Siswa SD Negeri 04 Loning. Jurnal Ilmiah “Pendidikan Dasar” Vol. VI No. 2 Juli 2018 45. Tersedia di:
https://www.researchgate.net/publication/33453813 diakses pada 04 September 2021.
11. Prastowo, Andi. 2013. Pengembangan Bahan Ajar Tematik. Diva Press. Yogyakarta.
12. Rusman, 2017. Belajar dan Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta. Kencana.
13. Sari, Gumilang Marita “Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Make A Match Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Melalui Mata Pelajaran Sosiologi Siswa Kelas X Ips 4 Sma Negeri 1 Banyudono Tahun Pelajaran 2016/2017”. Universitas Sebelas Maret Surakarta (Desember), p. 7.
14. Sudijono, Anas. 2010. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta.
Rajawali Press.
15. Shoimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta. AR-RUZZ MEDIA.
16. Suriansyah, Ahmad. 2013. Panduan Penulisan Karya Ilmiah.
Banjarmasin. Universitas Lambung Mangkurat.
17. Ulfaira, dkk. 2001. Meningkatkan Aktivitas Belajar Pada Siswa Kelas III di SD Inpres Marantale Dalam Pembelajaran Pkn Melalui Penerapan Metode Pembelajaran Role Playing. Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 3 No. 3 ISSN 2354-614X. 127 Tersedia di: http://jurnal.untad.ac.id/3206-9931-1-PB diakses pada 04 September 2021.
18. Warso, Dwi Doso; Wasisto, Agus. 2014. Proses Pembelajaran dan Penilaiannya di SD/MI/SMP/MTs/SMA/MA/SMK. Graha Cendekia.
Jakarta.