PENDAHULUAN
Fokus Penelitian
Bagaimana implementasi pendidikan karakter santri melalui pembelajaran Aqidah Akhlak di Pondok Pesantren Baitul Hikmah Tempurejo Jember. Apa saja kendala yang kita hadapi dalam mengimplementasikan pendidikan karakter santri melalui pembelajaran Aqidah Akhlak di Pondok Pesantren Baitul Hikmah Tempurejo Jember?
Tujuan Penelitian
Untuk mendeskripsikan kendala-kendala yang dihadapi dalam implementasi pendidikan karakter santri melalui pembelajaran Aqidah Akhlak di Pondok Pesantren Baitul Hikmah Tempurejo Jember.
Manfaat Penelitian
Definisi Istilah
Sistematika Pembahasan
KAJIAN PUSTAKA
Kajian Teori
Struktur moral harus didasarkan pada nilai-nilai ilmu ketuhanan, berakar pada nilai-nilai kemanusiaan dan berpijak pada ilmu pengetahuan. 21. Narwanti menegaskan, karakter sebagai suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter pada warga sekolah meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut. Maka pendidikan karakter merupakan salah satu upaya penting yang harus dilakukan sejak dini.22 Berdasarkan uraian tersebut, karakter identik dengan moralitas atau perilaku yang terus dikembangkan dengan nilai-nilai kebaikan oleh individu dan kelompok dalam konteksnya. hubungan dengan Tuhan, hubungan dengan sesama, manusia dan hubungan dengan lingkungan sekitar.
Karakter sendiri dalam bidang pendidikan merupakan upaya untuk menanamkan nilai-nilai karakter pada diri guru agar mampu. Nilai-nilai dalam pendidikan karakter adalah nilai-nilai karakter dalam hubungannya dengan Tuhan, nilai-nilai karakter dalam hubungannya dengan diri sendiri, nilai-nilai karakter dalam hubungannya dengan orang lain, nilai-nilai karakter dalam hubungannya dengan lingkungan dan nilai-nilai kebangsaan.23. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pendidikan karakter adalah upaya yang dilakukan guru dengan melaksanakan program pendidikan karakter kepada peserta didik agar dapat ditanamkan jiwa karakter yang positif.
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 20 Tahun 2018 tentang penguatan pendidikan karakter pada satuan pendidikan formal disebutkan bahwa penguatan pendidikan karakter (PPK) adalah gerakan pendidikan untuk memperkuat karakter peserta didik dengan menyelaraskan hati, perasaan, pikiran dan olah raga dengan keterlibatan dan kerjasama antar satuan pendidikan, keluarga dan masyarakat dalam rangka Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM).24. 24 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 20 Tahun 2018 tentang penguatan pendidikan karakter pada satuan pendidikan formal. Menurut Kementerian Pendidikan Nasional yang dikutip Zubaedi, nilai-nilai yang dikembangkan dalam pendidikan karakter diidentifikasi dan diperoleh dari agama, Pancasila, budaya dan tujuan pendidikan nasional, sehingga ada 18 karakter yang terdiri dari: 25.
29 Agus Zaenul Fitri, Pendidikan karakter berbasis nilai dan etika di sekolah, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. 30 Muhammad Fadlillah dan Lilif Mualifatu Khorida, Pendidikan karakter bagi anak usia dini, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Pendidikan karakter adalah sangat penting diterapkan untuk mewujudkan manusia seutuhnya yang berkarakter fisik, emosional, kreatif, sosial, budaya, intelektual, dan spiritual peserta didik serta membentuk kepribadian yang nyata sebagai peserta didik.
Dalam melaksanakan pendidikan karakter bagi peserta didik perlu memperhatikan nilai-nilai etika yang harus diterapkan dengan baik, seperti kejujuran, kepedulian, tanggung jawab, keadilan, rasa hormat dan penghargaan. Sekolah sebagai tempat pendidikan karakter harus memberikan contoh yang baik dalam kehidupan sehari-hari, belajar, memperhatikan dan membimbing untuk mengetahui apakah harapannya berjalan baik atau sebaliknya. 36 Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter membentuk karakter siswa karena dengan beragamnya pengetahuan dan perilaku yang ada di lingkungannya maka banyak atau sedikit yang akan dijadikan tindakan bagi siswa itu sendiri.
Belakangan ini banyak pihak yang menyerukan agar kualitas pendidikan karakter lebih ditingkatkan di lembaga pendidikan formal. 38 Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter Luas.39 Sedangkan Aqidah Akhlak sendiri mempunyai arti perbuatan yang dilakukan seseorang tanpa berpikir panjang karena sudah menjadi suatu kebiasaan.40.
METODE PENELITIAN
- Lokasi Penelitian
- Subyek Penelitian
- Teknik Pengumpulan Data
- Analisis Data
- Keabsahan Data
- Tahap-tahap Penelitian
Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti terlebih dahulu harus memilih wilayah penelitian, wilayah yang dipilih adalah Pondok Pesantren Baitul Hikmah Tempurejo Jember. Pada tahun 1982, Yayasan Pondok Pesantren Baitul Hikmah didirikan dengan pengurus yang terdiri dari Presiden Imam Masyudi, Sekretaris Alimuddin dan Bendahara Baihaqi Busri. Pada tahun 1986, Yayasan Pondok Pesantren Baitul Hikmah mendirikan SMEA (Sekolah Menengah Ekonomi Senior) Baitul Hikmah yang kini menjadi SMK Baitul Hikmah.
Akhirnya pada tahun 1999 Asrama Islam Beitul Hikmah dimulai dengan mendirikan asrama lokal dan menerima santri. Baru pada tahun 2013 dilakukan penggabungan kurikulum antara Pesantren/KMI dan Formal di Pondok Pesantren Baitul Hikmah. Selain sebagai pendidik, guru dan pembimbing santri, para guru Ponpes KMI Baitul Hikmah juga menjadi tenaga penunjang di Pondok Pesantren (administrasi, pengurus unit usaha, dan lain-lain).
Jumlah santri di Pondok Pesantren Kulliyatul Muallimat Al Islamiyah Baitul Hikmah Tempurejo berjumlah 171 orang dengan rincian seperti pada tabel berikut: 60. Kendala yang dihadapi dalam implementasi pendidikan karakter santri melalui pengajaran Aqidah Akhlak di Pondok Pesantren kos Baitul Hikmah Tempurejo, Jember.
PEMBAHASAN
Penyajian Data dan Analisis
Implementasi pendidikan karakter santri melalui pengajaran Aqidah Akhlak di Pondok Pesantren Baitul Hikmah Tempurejo Jember. Begitu pula dengan pendidikan karakter yang memerlukan pemahaman bahwa dalam pelaksanaannya bukan sekedar soal mengerjakannya saja, melainkan diserap sehingga tertanam dalam diri peserta didik. Apalagi implementasinya dilakukan melalui pengajaran Aqidah Akhlak yang secara materi sangat sesuai dengan harapan kita.
Guru tidak selalu mengacu pada satu karakter saja, jika dalam pelajarannya membahas tentang karakter disiplin maka guru wajib memberikan contoh yang baik, seperti tepat waktu dan menaati aturan yang ditetapkan oleh pihak pondok pesantren.” 61. Saat melaksanakan pendidikan karakter di kelas, saya meminta siswa berdiri melingkar agar dapat menilai pakaiannya, kemudian saya mulai dengan materi dan menjelaskannya dengan berbagai metode, termasuk metode demonstrasi, sehingga dapat didemonstrasikan dan dapat dilakukan. dijadikan suatu peraturan, bagi yang terlambat atau masuk kelas akan dikenakan sanksi berupa membacakan surat pendek di depan kelas, jika melanggar untuk kedua kalinya sanksinya berupa penjelasan atau presentasi. dengan materi kelas yang dipelajari pada pertemuan sebelumnya.
Setelah materi dijelaskan, siswa ditugaskan untuk menjawab soal-soal yang telah saya siapkan, dan dilarang menyontek karena bertentangan dengan peraturan lembaga. Ustadzah selalu meminta kami untuk datang tepat waktu, padahal ustadzah sendiri belum masuk kelas karena bel belum berbunyi. Berdasarkan data wawancara dan observasi di atas dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pendidikan karakter melalui pembelajaran aqidah akhlak dimulai dari awal masuk kelas, ustadzah masuk kelas tepat waktu dan selalu berpakaian rapi setelah selesai. telah memasuki kelas. ustadzah meminta seluruh santri untuk berdiri agar ustadzah dapat melihat pakaian santri yang rapi atau berantakan, kemudian ustadzah meminta kembali duduk dan dibuka dengan doa bersama.
Kalau kita bicara kendala pasti ada kendalanya, karena tidak semua yang direncanakan bisa terlaksana dengan baik, bisa dari situasi dan kondisi, dari guru atau dari siswa itu sendiri. Aktifitas di pondok cukup ramai ya Kak, tapi aku masih mengaturnya, sehingga kadang aku hampir terlambat masuk kelas. Mungkin salah satu kendalanya adalah ia mengikuti kegiatan wajib di pesantren pada malam hari, sehingga tidak mempunyai waktu istirahat yang cukup dan tidak masuk kelas tepat waktu.” 67.
Berdasarkan data wawancara dan observasi di atas dapat disimpulkan bahwa kendala yang dihadapi dalam penerapan pendidikan karakter ada dua faktor. Pertama, siswanya sendiri masih terlambat masuk kelas, pakaiannya kurang rapi karena tidak semuanya mempunyai setrika. Kedua, santri dari lingkungan sekitar pondok pesantren mengalami kelelahan dan kurang istirahat karena mengikuti kegiatan wajib di pondok pesantren.
Pembahasan Temuan
Dalam penelitian ini ditemukan bahwa implementasi pendidikan karakter melalui pengajaran aqidah akhlak dimulai dari awal masuk kelas, ustadeh memasuki pelajaran dan selalu berpakaian rapi, setelah masuk kelas ustadeh meminta seluruh santri untuk berdiri agar ustadza dapat melihat apakah pakaian santrinya rapi atau berantakan. Agar pengajaran aqidah akhlak yang dijelaskan oleh guru dapat terserap dengan baik, maka perlu menggunakan metode seperti: Terdapat teori lain yang relevan dengan temuan tersebut yaitu strategi yang dapat diterapkan agar pendidikan karakter siswa dapat bekerja, yaitu: pengajaran harus menggunakan metode yang dapat membuat siswa berpartisipasi aktif, suasana pembelajaran harus kondusif sehingga siswa merasa nyaman. dan aman, serta pendidikan karakter.
Dalam penelitian ini ditemukan dua kendala yang dihadapi dalam implementasi pendidikan karakter. Implementasi pendidikan karakter melalui pembelajaran aqidah akhlak dimulai dari awal masuk kelas, ustadzah masuk kelas tepat waktu dan selalu berpakaian rapi, setelah masuk kelas ustadzah meminta seluruh santri untuk berdiri. dapat melihat apakah pakaian santri sudah rapi atau berantakan, kemudian ustadzah mempersilakan mereka duduk kembali dan dibuka dengan doa bersama. Kepala sekolah diharapkan selalu memberikan motivasi dan arahan kepada seluruh guru untuk saling membantu dalam mengajar agar pendidikan karakter tidak hanya terfokus pada satu pelajaran saja, melainkan seluruhnya.
“Menerapkan Pendidikan Karakter Melalui Kegiatan Keagamaan di MI Muhammadiyah Braha Asri Kecamatan Way Jepara Kabupaten Lampung Timur.” “Penerapan Pendidikan Karakter Dalam Pembentukan Karakter Sosial Melalui Pembelajaran Terpadu IPS di SMP Al-Hasib Kabupaten Malang.” Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 20 Tahun 2018 tentang Penguatan Pelatihan Karakter Pada Satuan Pendidikan Formal.
Guru dan murid membuat kesimpulan bahawa akhlak terpuji di hadapan Tuhan (ikhlas, taat, takut, dan bertaubat) (peneguhan).
PENUTUP
Saran