DOI: https://doi.org/10.31934/mppki.v2i3
The Indonesian Journal of Health Promotion
Abstrak
Latar belakang: Puskesmas merupakan peranan penting dalam mencapai program Indonesia Sehat. Peningkatan pelayanan puskesmas sebagai upaya dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan melalui kegiatan program promosi kesehatan erat kaitannya dengan media yang digunakan salah satuya adalah sosial media pada program promosi kesehatan.
Tujuan: Untuk mengetahui implementasi penggunaan sosial media di Puskesmas Kota Enrekang.
Metode: Penelitian kualitatif dilakukan dengan pendekatan studi kasus, Teknik yang digunakan dalam penentuan informan dengan cara purposive sampling. Teknik pengumpulan data dengan wawancara mendalam.
Hasil: Pada input, program promosi kesehatan menggunakan media sosial dianggap cukup efektif , pada process, pelaksanaan program promosi kesehatan terlaksana sesuai dengan perencanaannya jika dilakukan diawal tahun namun terdapat beberapa perencanaan yang sudah ditetapkan sering tidak sesuai di lapangan, dan tidak semua SDM terlibat dalam program promosi kesehatan. Pada output, program berjalan sesuai tujuan yang direncanakan tetapi belum ada indicator capaian sehingga belum bisa terlaksananya evaluasi secara optimal.
Kesimpulan: Diharapkkan kepala puskesmas lebih memahami mengenai manajemen puskesmas dan koordinasi dalam menentukan suatu perencanaan serta tenaga promosi kesehatan lebih serius dalam peningkatan pelayanan promosi kesehatan terkhusus pada program berbasis sosial media.
Kata Kunci: Implementasi; Sosial Media; Promosi Kesehatan
ISSN 2597– 6052
MPPKI
Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia
Abstract
Introduction: Puskesmas is an important role in achieving the Healthy Indonesia program. Improving puskesmas services as an effort to improve the quality of health services through health promotion program activities is closely related to the media used, one of which is social media in health promotion programs.
Objective: To find out the implementation of the use of social media at the City Health Center of Enrekang.
Metzhods: Qualitative research was carried out using a case study approach. The technique used in determining informants was by means of purposive sampling. Data collection techniques with in-depth interviews.
Results: In terms of input, health promotion programs using social media are considered quite effective, in the process, the implementation of health promotion programs is carried out according to the plan if it is done at the beginning of the year but there are sever al plans that have been determined which are often not appropriate in the field, and not all human resources are involved in health promotion programs. At the output, the program is running according to the planned objectives but there are no achievement indicators so that the evalua tion cannot be carried out optimally.
Conclusion: It is hoped that the head of the puskesmas will understand more about the management of the puskesmas and coordination in determining a plan and the health promotion staff will be more serious in improving health promotion services, especially in social media-based programs.
Keywords: Implementation; Social Media; Health Promotion
Implementasi Penggunaan Sosial Media dalam Program Promosi Kesehatan di Puskesmas Kota Enrekang
Devy Febrianti1*, Zulkarnain Sulaiman2, Mardhatillah3, Sunandar Said4, Khaeriyah Adri5, Pratiwi Ramlan6
1,2,3,4,5,6Departement or Health Administration, University of Muhammadiyah Sidenreng Rappang, Sidenreng Rappang
*Korespondensi Penulis : [email protected]
Implementation of the Use of Social Media in the Health Promotion Program at the City Health Center of Enrekang
Research Articles Open Access
PENDAHULUAN
Pemanfaatan teknologi dalam mempromosikan kesehatan adalah salah satu tantangan kesehatan masyarakat utama pada abad ini. Media sosial memliki kekuatan yang paling utama dan menjadi kebiasaan dalam masyarakat modern, serta mempengaruhi kebiasaan dan pola sehari-hari masyarakat baik di Amerika Serikat maupun pada negara lain. Pada berbagai hal, keberadaan media sosial di mana-mana memiliki peluang dalam peningkatan kesehatan masyarakat (1).
Tantangan bagi tenaga promosi kesehatan untuk memasuki era digitaslisasi dalam pemanfaatan media sosial merupakan tantangan terbesar untuk berpartisipasi dalam untuk menunjang keberalngsungan program, tenaga promosi kesehatan harus mempelajari kondisi lingkungan dengan cara tertentu yang bermanfaat dalam peningkatan kesehatan masyarakat, baik dalam Menyusun dan menentukan konten media sosial (2).
Indonesia mempunyai kegiatan penyelenggaraan pembangunan kesehatan yang mengutamakan kegiatan promosi kesehatan melalui Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat, yang merupakan Gerakan dalam peningkatan kesadaran, keinginan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap individu guna tercapai derajat kesehatan yang tinggi pada periode tahun 2015-2019 yang dilaksanakan melalui program Indonesia sehat yang berdasarkan paradigma sehat yang berfokus pada promotive-preventif yang menjadi pilar utama upaya kesehatan melalui pelaksanaan program pada pendekatan keluarga dan melaksankan Gerakan masyarakat hidup sehat, saat ini penguatan pelayanan kesehatan berfokus dalam meningkatkan akses pelayanan kesehatan terutama pada Fasilitas Kesehatan Pertama (FKTP) (3).
Kampanye promosi kesehatan dengan sosial media merupakan cara yang potensial dalam mengubah perilaku pada masyarakat yang beragam, namun keberhasilan dalam pelaksanaannya yang melibatkan audiens merupakan tantangan utama yang dihadapi oleh tenaga promosi kesehatan (4).
Pembangunan kesehatan pada penyelenggaraan meliputi promotive, preventive, kuratif dan rehabilatatif yang terlaksana secara menyeluruh dan terpadu, serta berkesinambungan agar mencapai tujuan dengan hasil yang optimal, promosi kesehatan masuk pada upaya peningkatan kesehatan berdasarkan WHO yang merupakan proses dalam mengupayakan individu dan masyarakat dalam peningkatan kemampuan sehingga mampu meningkatkan derajat kesehatan (5).
Media Promosi kesehatan adalah sarana dalam menyampaikan informasi atau pesan yang akan disampaikan oleh komunikator kepada komunikan baik secara langsung maupun tidak langsung, menggunakan media cetak ataupun media luar ruang, dengan target sasaran yang dituju bisa meningkatkan pengetahuannya dengan harapan bisa merubah perilaku kesehatan masyarakat kearah yang positif (6).
Penggunaan media sosial untuk tujuan kesehatan tertentu seperti promosi kesehatan, intervensi kesehatan, pendidikan kedokteran dan surveilans wabah penyakit dalam lima tahun terakhir mengalami peningkatan (7).
Media sosial mempunyai beberapa keuggulan dibandingkan media lainnya saat dimanfaatkan sebagai penyebaran informasi kesehatan. Keunggulan pertama media sosial dianggap sebagai saluran tercepat diantara saluran yang tersedia untuk berbagi peringatan dan pembaruan mengenai wabah penyakit, kedua media sosial memungkinkan pemanfaatan berbagai bentuk media untuk melibatkan public, seperti mengintegrasikan hyperlink, postingan media sosial dapat mengarahkan masyarakat ke sumber daya online lainnya untuk memperoleh informasi kesehatan tambahan. Institusi kesehatan juga bisa berbagi informasi kesehatan melalui audio podcast atau video pada berbagai macam platform media sosial yang bertujuan menyampaikan informasi kesehatan (8), Ketiga, media sosial menyediakan platforms komunikasi yang berguna bagi pemangku kepentingan selama pandemic. Akun media sosial pemerintah menjadi sumber informasi resmi dalam memberikan informasi tentang wabah penyakit secara tepat waktu (9).
Pemanfaatan sosial media oleh institusi kesehatan dengan kemampuan penyebaran informasi secara cepat dan luas dalam menyerbarkan informasi kesehatan dan berbagai informasi kepada masyarakat. Institusi kesehatan menginformasikan kepada masyarakat mengenai kesehatan umum seperti perilaku hidup bersih dan sehat, merokok, serta imunisasi (10).
Sebagian besar sosial media bermanfaat bagi individu yang sedang sakit atau membutuhkan informasi kesehatan, sedangkan dalam instansi kesehatan penggunaan media sosial bermanfaat bagi seluruh masyarakat terutama selama pandemi. Beberapa penelitian menyebutkan ketetrbatasan instansi kesehatan menggunakan media sosial untuk tujuan kesehatan seperti kurangnya interaksi dengan public, dan keputusan antara konten mengenai kesehatan yang dihasilkan oleh institusi kesehatan pada media sosial dan kondisi kesehatan yang terkini dan mempengaruhi populasi (11).
Indonesia adalah negara dengan penduduk yang sudah memanfaatkan teknologi, khususnya pada penggunaan internet. Diketahui pengguna internet di Indonesia mencapai 82 juta jiwa pada tahun 2014 dan menjadi pengguna terbesar ke8 di dunia pada saat itu dan mengalami peningktan menjadi 202,6 juta orang pada Januari 2022 (12),
berdasarkan hal inilah yang menarik perhatian peneliti dalam mengakaji implementasi penggunaan media sosial pada program promosi kesehatan khususnya pada Puskesmas Kota Kab Enrekang.
Pengamatan awal yang dilakukan oleh peneliti dalam hal implementasi penggunaan sosial media pada program promosi kesehatan di Puskesmas Kota Kec Enrekang yaitu petugas promosi kesehatan tidak merasa ada yang tercapai pada cakupan program yang telah ditetapkan, dan merasa kurang jelas dalam pencatatatn pencapaian program- program promosi kesehatan yang terdapat pada profil puskesmas.
METODE
Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat deskriptif dengan menggunakan desain kualitatif yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran yang secara keseluruhan mengenai implementasi penggunaan sosial media pada program promosi kesehatan di Puskesemas Kota Kab Enrekang. Dilaksanakan pada Puskesmas Kota Kab Enrekang berlangsung pada tahun 2022 Sejak Juni sampai Agustus. Penelitian menggunakan analisis input, process, dan output pada implementasi program promosi kesehatan berbasisi media sosial, pada penelitian kualitatif informan lebih sering disebut sebagai narasumber, atau partisipan. Pada penelitian ini terdapat 5 informan yaitu: Kepala Puskesmas, Tata Usaha dan Penanggung Jawab Bagian Promosi kesehatan Puskesmas dan 2 orang staff promosi kesehatan.
Pengumpulan data dilakukan dengan Teknik observasi dan wawancara langsung pada informan dengan menggunakan instrument atau pedoman wawancara. Teknik analisis data yang digunakan adalah dengan melakukan reduksi data berdasarkan data yang diperoleh dari wawancara dan observasi di lapangan yang akan dibuat transkrip kemudian melakukan penyajian data dan penarikan kesimpulan.
HASIL Input
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tim tenaga promosi kesehatan dalam pelaksanaan program menggunakan media sosial yang di buat berdasarkan arahan kepala puskesmas dan merupakan tenaga promosi kesehatan yang berkompeten pada bidamhmya, dan tim yang dipercaya mampu dalam melaksanakan tugas dengan baik sesuai dengan arahan kepala Dinas Puskesmas.
Meskipun sudah ditetapkan secara tertulis pada setiap tim namun pada saat penelitian ini berlangsung dimana pada saat obersvasi, tim yang terlibat dalam pelaksanan hanya beberapa orang saja, dan juga proses pembuatan konten atau media hanya satu orang saja padahal pembuatan konten atau media tersebut sangat penting karena merupakan hal utama dalam keberlangsungan program adalah media promosi itu sendiri yang di sebarkan menggunakan media sosial.
Hasil penelitian yang dilakukan pada puskesmas kota kabupaten Enrekang bahwa dalam penetuan tema dibuat untuk sebulan sekali, dan memilih tema yang sudah dikenal oleh masyarakat guna memudahkan masyarakat dalam menerima informasi dan pesan yang disampaikan.
Sarana dan prasana pada program promosi kesehatan di Puskesmas Kota menggunakan platform media sosial facebook dan Instagram yang dikelolah oleh staff dan tenaga promosi kesehatan, sasaran dari program ini merupakan masyarakat secara umum baik pasien puskesmas maupun yang bukan merupakan pasien. Hasil wawancara diperoleh bahwa sasaran program promosi kesehatan berbasis media sosial adalah seluruh masyarakat dan tidak ada spesifikasi sasaran dalam program ini, baik laki-laki maupun Wanita, tua ataupun muda, yang menjadi pasien maupun belum, dan yang sehat ataupun sakit.
Dari hasil penelitian di peroleh hasil bahwa dalam rangka peningkatan mutu pelayanan khususnya pelayanan prmosi kesehatab dab mengikuti perkembangan era digitalisasi sehingga bidang promosi kesehatan membentuk tim pengembangan media sosial. Tim pengembangan Media sosial bertugas dalam persiapan segala sesuatu dalam persiapan pembuatan konten media promosi kesehatan, mulai dari proses editing materi yang akan di publikasikan sampai dengan penyusunan jadwal publis.
Procces
Hasil penelitian ini pada tahapan procces perencanaan sebelum pelaksanan program yaitu menentukan tema yang sudah dibuat sebelumnya dengan berdiskusi untuk bernegosiasi mengenai tema, setelah adanya kesepakatan lalu tim promosi kesehatan membuat list beberapa tema yang akan publish dalam sepekan dan akan diunggah di media sosial satu atau dua hari sebelum pelaksanaan.
Hasil penelitian yang diperoleh bahwa pelaksanaan program promosi kesehatan menggunakan media sosial di Puskesmas Kota Kabupaten Enrekang sudah berjalan dengan baik dan sesuai dengan arahan yang telah ditentukan, namun dalam pelaksanaan program promosi kesehatan yang dilaksanakan terkadang mengalami kendala pada saat internet down dan semua kejadian tersebut diluar kendali tim pelaksana program promosi kesehatan selain kendala
tersebut terdapat kendala lain misalnya dalam menentukan tema, terkadang tema yang ditetapkan kurang diketahui oleh masayarakat sehingga viewersnya mengalami penurunan sehingga jika dibandingkan dengan tema yang dikenali masyarakat.
Penelitian ini menemukan bahwa evaluasi program hanya dilaksanakan sebulan sekali dan dipimpin oleh kepala bidang promosi kesehatan, sedangkan evaluasi pada saat program selesai tidak dilakukan secara rutin dan evaluasi hanya di lakukan via grup whatsapp yang membahas mengenai kendala-kendala apa saja yang di temukan dan apa saja yang perlu dibenahi dalam program serta mengemukakan ide-ide yang baru dalam menunjang keberlangsungan program setiap minggunya. Evaluasi programa promosi kesehatan bertujuan untuk menentukan solusi terbaik mengenai kendala yang ditemukan pada saat pelaksanaan program.
Output
Hasil penelitian ini diperoleh bahwa output sudah sesuai dengan keluaran yang diharapkan dari program promosi kesehatan dengan menggunakan media sosial di Puskesmas Kota Kabupaten Enrekang, hal ini di buktikan selama pelaksanaan program berlangsung jumlah pengikut pada media sosial mengalami peningkatan meskipun tidak signifikan, namun hal ini menandakan bahwa masyarakat bisa dengan mudah mengakses dan ingin mengetahui labih dalam tentang puskesmas sehingga mereka mengikuti akun sosial media puskesmas agar lebih mudah dalam mendapatkan informasi tentang kesehatan ataupun informasi tentang program.
Media sosial pada program promosi kesehatan ini mampu menjangkau masyarakat dibandingkan dengan konfensioanl karena Di era digitalisasi saat ini semua masyarakat memiliki smartphone sehingga memudahkan masyarakat dalam menjangkau informasi mengenai kesehatan, meskipun hasil program sudah cukup mencapai tujuannya namun pihak puskesmas belum mempunyai capaian indikator capaian secara tertulis.
Meskipun keluaran program sudah mencapai tujuan yang diharapkan oleh pihak puskesmas tetapi pihak puskesmas masiih belum mempunyai indikator capaian secara tertulis, sehingga hal tersebut mengakibatkan belum optimalnya proses evaluasi prhram yang menajdi tolak ukur keberhasilan program tersebut, sehingga diharapkan pihak puskesmas menuyusun indikator capaian sebagai tolak ukur mengenai program tersebut guna sebagai bahan evaluasi setiap pekan ataupun bulanan program tersebut.
PEMBAHASAN
Informasi kesehatan yang akurat dan terkini sangat dibutuhkan seiring dengan berjalannya waktu dan perkembangan teknologi informasi. Saat ini media sosial sangat berperan penting dalam upaya promosi kesehatan tidak hanya di Indonesia tetapi diseluruh negara. Knferensi Internasional Promosi kesehatan yang diselanggarakan di Ottawa, Canada mengartikan Promosi Kesehatan merupakan suatu proses untuk memfasilitasi masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan masyarakat (13).
Penggunaan media sosial dapat memudahkan masayrakat dalam mengakses informasi kesehatan, serta menjadi media promosi perubahan perilaku yang positif, sehingga media sosial menjadi alat promosi kesehatan yang mendukung kegiatan promosi kesehatan secara langsung (14).
Beberapa hasil penelitian mengemukakan dalam penggunaan media sosial untuk intervensi pencegahan penyakit misalnya pada penghentian perilaku merokok melalui media sosial dan situs kesehatan (15). Promosi kesehatan melalui media sosial dapat pula diplikasikan ditempat kerja, dimana informasi yang diberikan bermanfaat bagi kesehatan karyawan (16).
Media sosial merupakan potensi yang sangat berperan penting dalam melakukan promosi kesehatan dan intervensi kesehatan lainnya, serta lebih muda dalam menyentuh sasaran pada tiap levelnya (17).
Berdasarkan dari beberapa penelitian menunjukkan pemanfaatan media sosial sangat efektif dalam melakukan promosi kesehatan dengan tujuan meningkatkan pengetahuan serta memberi dukungan kepada masyarakat guna mampu menerapkan pola hidup sehat, tetapi tidak bisa dipungkiri dibalik kesuksekan media tersebut terdapat juga kelemahan-kelemahan dari pemanfaatan media sosial (18).
Penyebaran informasi kesehatan melalui media sosial perlu diperhatikan, dan dievaluasi serta ditinjau ulang guna melihat kualitas dan manfaat dari informasi. Evaluasi yang baik dan komprehensif adalah memanfaatkan berbagai metodologi yang dibutuhkan untuk menetapkan apakah media sosial tersebut menunjang program promosi kesehatan baik secara jangka pendek maupun dalam jangka panjangnya, serta mengukur efek media, biaya yang digunakan, serta efektifitas sebagai alat media promosi kesehatan (19).
Terdapat beberapa hambatan dalam pemanfaatan media sosial yang digunakan dalam upaya promosi kesehatan sama halnya yang terjadi pada puskesmas kota kabupaten enrekang antara lain, kurangnya interaksi antara penerima informasi dengan tenaga promosi kesehatan sehingga masyarakat tidak tertarik untuk mengunjungi situs atau media sosual yang mengakibatkan program promosi kesehatan kurang efisien di media sosial (20). Tidak hanya itu pada hasil penelitian di Puskesmas Kota juga mengalami hambatan dalam penentuan tema dan pemilihan konten hal ini
juga terjadi pada hasil penelitian yang dilakukan oleh Zhou dkk perlu mengidentifikasi dan menentukan konten dengan isu-isu terkini serta memperhatikan berbagai penentu kebijakan. Tenaga promosi kesehatan juga perlu memperhatikan dampak positif dan negative dari konten atau media yang mereka sampaikan di media sosial serta memperhatikan kolaborasi antaraa media sosial dan promosi kesehatan (21).
KESIMPULAN
Studi ini menyimpulkan bahwa Media sosial memiliki peranan penting dalam menunjang program promosi kesehatan dan intervensi kesehatan lainnya serta lebih mudah dalam mencapai sasaran pada setiap levelnya.
Pemenfataan media sosial sangat efektif dalam program promosi kesehatan dengan tujuan meningkatkan penegtahuan kepada masyarakat untuk menerapkan perilaku hidup sehat. Penelitian menunjukkan bahwa pada input, program promosi kesehatan menggunakan media sosial dianggap cukup efektif , pada process, pelaksanaan program promosi kesehatan terlaksana sesuai dengan perencanaannya jika dilakukan diawal tahun namun terdapat beberapa perencanaan yang sudah ditetapkan sering tidak sesuai di lapangan, dan tidak semua SDM terlibat dalam program promosi kesehatan. Pada output, program berjalan sesuai tujuan yang direncanakan tetapi belum ada indicator capaian sehingga belum bisa terlaksananya evaluasi secara optimal.
SARAN
Diharapkkan kepala puskesmas lebih memahami mengenai manajemen puskesmas dan koordinasi dalam menentukan suatu perencanaan serta tenaga promosi kesehatan lebih serius dalam peningkatan pelayanan promosi kesehatan terkhusus pada program berbasis sosial media
DAFTAR PUSTAKA
1. Giuseppe F. Social Media and Health Promotion. Ethical Approaches to Marketing: Positive Contributions to Society. 2021;167–88.
2. Levin-Zamir D, Bertschi I. Media health literacy, Ehealth literacy, and the role of the social environment in context. Int J Environ Res Public Health. 2018;15(8):1–12.
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat. 2014.
4. Brennan Linda, Annika Molenaar, Anouk Sherman, Shinyi Chin, Mike Reid HT& TM. It Takes a Village:
Co-creation and Co-design for Social Media Health Promotion.
5. Fitriani, Sinta. Promosi Kesehatan. Yogyakarta: Graha Ilmu; 2011. 87 p.
6. Setyawati R, Suriana I, Balikpapan N, Balikpapan PN, Balikpapan N. PELATIHAN PEMBUATAN.
2019;01.
7. Chen J, Wang Y. Social media use for health purposes: Systematic review. Journal of Medical Internet Research. 2021;23(5):1–16.
8. Harrison D, Wilding J, Bowman A, Fuller A, Nicholls SG, Pound CM, et al. Using YouTube to Disseminate Effective Vaccination Pain Treatment for Babies. Hejtmancik JF, editor. PLoS One. 2016 Oct 3;11(10):e0164123.
9. Jin Y, Austin L, Vijaykumar S, Jun H, Nowak G. Communicating about infectious disease threats: Insights from public health information officers. Public Relations Review. 2019 Mar;45(1):167–77.
10. Yang Q. Are Social Networking Sites Making Health Behavior Change Interventions More Effective? A Meta-Analytic Review. Journal of Health Communication. 2017 Mar 4;22(3):223–33.
11. Shaw RJ, Johnson CM. Health Information Seeking and Social Media Use on the Internet among People with Diabetes. Online Journal of Public Health Informatics. 2011 Jun 22;3(1).
12. Anggriani I, Ermy Wijaya ) ;, Suwarni ) ;, Soleh A, Nurzam ) ; Peran Media Sosial dalam Meningkatkan Ekonomi Masyarakat (Pada Warga Pulai Payung Kelurahan Surabaya Kecamatan Sungai Serut Kota Bengkulu). Vol. 1, Jurnal Dehasen Untuk Negeri. 2022.
13. Notoatmodjo, Soekidjo. Promosi Kesehatan Masyarakat. Jakarta: PT Rineka Cipta; 2012.
14. Bacigalupe G. Is there a role for social technologies in collaborative healthcare? Families, Systems, & Health.
2016 Mar;29(1):1–14.
15. Skinner HA, Maley O, Norman CD. Developing Internet-Based eHealth Promotion Programs: The Spiral Technology Action Research (STAR) Model. Health Promotion Practice. 2016 Oct 21;7(4):406–17.
16. Melzner J, Heinze J, Fritsch T. Mobile Health Applications in Workplace Health Promotion: An Integrated Conceptual Adoption Framework. Procedia Technology. 2017;16:1374–82.
17. W. E , Maibach & J.A F. The Role Of Media Across Four Levels Of Health Promotion Intervention.
2020;10:181–201.
18. Evers KE et. al. The Use of the Internet for Health Promotion. The Art of Health Promotion. eHealth Promotion. 2016;
19. Korda H, Itani Z. Harnessing Social Media for Health Promotion and Behavior Change. Health Promotion Practice. 2018 Jan 10;14(1):15–23.
20. Brusse C et. al. Social Media and Mobile Apps for Health Promotion in Australian Indigenous Populations:
Scoping Review. J Med Internet Res. 2019;16(12):1.
21. Zhou, Lina Et al. Harnessing social media for health information management. Electronic Commerce Research and Applications. 2018;27:139–51.