IMPLEMENTASI PERMIT TO WORK PENGENDALIAN BAHAYA RISIKO KERJA DALAM PEKERJAAN REFACTORY PADA PT.
PERTAMINA KILANG INTERNATIONAL BALONGAN
TUGAS AKHIR
Karya tulis sebagai salah satu syarat Untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik dari
Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Pasundan
Oleh
RAIKHAN SAYIDIMAN NPM: 203010003
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PASUNDAN
2024
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb
Puji Syukur dipanjatkan kepada Allah SWT, berkat Rahmat dan Hidayahnya akhirnya penyusun Laporan Tugas Akhir ini dapat diselesaikan.
Pada kesempatan ini disampaikan ucapan terima kasih yang tiada terhingga kepada: Dr.
Ir.H. Chevy Herli Sumerli A, MT., sebagai dosen pembimbing, dan kepada: Ir. H.R. Erwin Maulana Pribadi, MT. sebagai dosen penelaah atas segala saran bimbingan dan nasehatnya selama penelitian berlangsung dan selama penulisan Tugas Akhir ini dengan berjudul:
IMPLEMENTASI PERMIT TO WORK PENGENDALIAN BAHAYA RISIKO KERJA DALAM PEKERJAAN REFACTORY PADA PT. PERTAMINA KILANG
INTERNATIONAL BALONGAN
Shalawat serta salam tidak lupa terus kita lantunkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW, serta hamdalah dalam kenikmatan kesehatan dan waktu yang sudah dilalui untuk menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini.
Dalam proses penyusunan laporan Tugas Akhir ini penulis banyak mendapat masukan saran dan bantuan serta dorongan semangat dan do’a yang selalu mendampingi penulis dalam setiap kegiatan pengerjaan penilitian dan pengerjaan Laporan Tugas Akhir ini, penulis menyadari memiliki keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki penulis menyadari memiliki keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki penulis sampai laporan ini dapat terselesaikan. Dengan demikian penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada:
1. Allah SWT yang rahmat dan ridho-Nya selalu menyertai pada setiap kegiatan pengerjaan Tugas Akhir ini.
2. Papah dan Mamah yang selalu mendoakan dan memberikan dukungan dalam segala hal dengan tiada hentinya.
3. Keluarga beserta saudara – saudara yang selalu memberikan dukungan.
4. Kepada bapak Nyono Safarun Suvervisor Safety OSBL & UTL selaku pembimbing lapangan penulis.
5. Kepada bapak irwansyah safety maintenance yang sudah menemani/membantu observasi secara langsung di area kilang.
6. Seluruh Rekan yang sudah membantu dan memberikan semangatnya.
7. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan Tugas Akhir.
Penulis menyadari bahwa laporan Tugas Akhir ini masih jauh dari kesempurnaan.
Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca. Semoga laporan Tugas Akhir ini dapat berguna bagi para pembaca sekalian.
Wassalamualaikum. Wr.Wb.
Bandung, Maret 2024
Raikhan Sayidiman
I-1
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang MasalahSeiring perkembangan dunia teknologi yang sangat pesat, semakin luasnya kebutuhan sumber daya manusia yang berkualitas dan memiliki kemampuan intelektual yang sangat tinggi. Namun, disamping itu perkembangan teknologi juga dapat mempengaruhi dunia industri, dimana dapat meningkatkan persaingan sektor produksi terutama dalam faktor produksi.
Didalam perusahaan aspek keselamatan kerja terhadap tenaga kerja harus menjadi yang utama maka dari itu kecelakaan kerja merupakan suatu kejadian yang sangat tidak di inginkan oleh perusahaan. Apabila terjadi kecelakaan kerja didalam sebuah perusahaan itu dapat menjadi masalah besar bagi kelangsungan sebuah perusahaan. Karena dapat menimbulkan kerugian materi bahkan non materi bagi perusahaan tersebut, misal kerugian materi seperti kerusakan alat produksi, rusaknya kantor atau pabrik, rusak/hilangnya aset dan hasil produksi, yang ada dan untuk kerugian non materi ialah kehilangan sumber daya manusia, karena manusia adalah sumber daya yang tidak dapat digantikan oleh kecanggihan teknologi sekalipun, kerugian yang dapat dirasakan secara langsung ialah biaya pengobatan serta biaya kompensasi kecelakaan sedangkan biaya tak langsung ialah kerusakan alat – alat produksi penghentian alat produksi, penataan manajemen yang ada serta hilangnya jam kerja.
Penggunaan alat pada saat berkerja langsung menyangkut terhadap keselamatan Kesehatan kerja. Di Indonesia dari data kemenkes terkait dengan kesalamatan kerja pada tahun 2019 terdapat 182 ribu kasus, pada tahun 2020 terdapat 225 ribu kasus akibat kecelakan kerja dan sepanjang januari sampai September 2021 terdapat 82 ribus kasus kecelakaan kerja. Setiap perkerjaan selalu ada resiko bahaya dalam bentuk kecelakaan kerja, dengan jumlah diatas besarya kecelakaan dan penyakit akibat kerja dapat dikurangi tergantung dengan dari jenis produksi, teknologi yang dipakai, lingkungan kerja serta denga kualitas menajemen dalam menciptakan kesalaman kerja yang aman.
Kondisi lingkungan kerja yang buruk berpotensi menyebabkan kecelakaan kerja seperti mudah sakit, stress dan menyebabkan kekurangan konsentrasi. Kondisi kerja meliputi distribusi jam kerja, suhu, penerangan, suara, dan ciri - ciri arsitektur adalah misalnya panas, berisik, dan sirkulasi udara yang kurang dapat menyebabkan pekerja stress dan mengurangnya konsentrasi. Permasalahan lain terdapat pada kebiasaaan pekerja yang kurang memperhatikan kesalamatan dan Kesehatan kerja dengan alasan kurangnya kenyamanan dalam bekerja jika
I-2
memakai alat pelindung diri (APD). APD contohnya yaitu helm, sarung tangan, kacamata pelindung, dan sepatu safety.
Pada faktanya adanya kasus kecelakaan kerja yang menimbulkan pekerja cedera maupun kerusakan pada fasilitas yang terjadi di area Kilang seperti tertimpa barang ataupun dari kesalahan dari pekerja yang dilakukan sendirinya. Adapun cedera yaitu seperti pekerjaan tinggi pada area kilang tidak menggunakan stap holding menyebabkan cedera patah tulang atau seorang pekerja tidak mematuhi rambu-rambu lalu lintas yang didalam area kilang diakibatkan tertabrak mobil alat berat. Sesuai dengan prinsip manajemen risiko keselamatan dan Kesehatan kerja, untuk itu harus dilakukan analisa resiko pada area dalam kilang.
Pada PT. PERTAMINA KILANG INTERNATIONAL BALONGAN terdapat adanya SIKA merupakan surat izin kerja aman terdapat sistem tertulis resmi yang digunakan untuk mengendalikan jenis pekerjaan tertentu yang diidentifikasi sebagai pekerjaan yang berpotensi tinggi. Fungsi surat izin kerja aman (SIKA) berfungsi sebagai dokumentasi pekerjaan operasional didalam tempat kerja yang bersinggungan langsung dengan tingkat bahaya yang sedang dan tinggi. Untuk SIKA Pada PT. PERTAMINA KILANG INTERNATIONAL BALONGAN dipegang oleh kontraktor pada saat melakukan pekerjaan contonya seperti pekerjaan refactory berhubung SIKA sudah dipegang oleh kontraktor, maka dari itu SIKA tersebut sudah pengecekan dan ditanda tangani oleh pihak HSSE (Healty, Safety, Security, and environment).
Pada faktanya pada tahun 2021 PT. PETAMINA KILANG INTERNATIONAL Balongan pernah terjadi kebakaran tangki di penyimpanan tangki BBM PERTAMAX 92.
Sebanyak 15 orang luka ringan, dan tiga orang terpental akibat meledaknya kebakaran minyak tangki BBM PERTAMAX 92 (Menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Senin 29/03/2021). Untuk penyebab terjadinya adanya kebocoran kebakaran tangki BBM PERTAMAX 92 pada PT. PERTAMINA KILANG INTERNATIONAL Balongan yang menyebabkan menyatunya segita api sebagai berikut:
Tabel 1. 1 Proses Segita Api
No Jenis Sumber
1 Panas (Heat) Petir
2 Fuel (Material) Bahan Bakar Minyak
3 Udara (Oxygen) Ruang Terbuka
I-3
I.1 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka terdapat beberapa perumusan masalah yang dapat diangkat pada penelitian ini, diantaranya:
1. Apa saja potensi bahaya pada departemen furnance pada saar pekerjaan refactory?
2. Bagamaina rekomendasi Surat izin kerja aman (SIKA) pada departemen furnance dalam pekerjaan refactory di PT. PERTAMINA KILANG INTERNATIONAL Balongan?
I.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian, jawaban, dan perumusan masalah yang dijelaskan pada poin I.2 di antaranya sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui faktor – faktor apa saja yang dapat menyebabkan potensi bahaya pada departemen furnance terkait pekerjaan refactory di PT. PERTAMINA KILANG INTERNATIONAL Balongan.
2. Untuk menjelaskan bagaimana penerapan sistem surat izin kerja aman (SIKA) pada departemen furnance terkait pekerjaan refactory di PT. PERTAMINA KILANG INTERNATIONAL Balongan.
Sedangkan untuk manfaat dari kegiatan penelitian tugas akhir ini antaranya yaitu sebagai berikut:
1. Peneliti dapat memberikan informasi mengenai faktor apa saja dan potensi apa saja yang dapat berbahaya pada saat bekerja terutama pada bagian furnance.
2. Dapat dijadikan rekomendasi bagi PT. PERTAMINA KILANG INTERNATIONAL Balongan dalam melakukan evaluasi terhadap sistem surat izin kerja aman (SIKA) di bagian departemen furnance yang membutuhkan konsep K3.
3. Menambah wawasan dan pengalaman bagi peneliti dan ilmu baru yang dikerjakan oleh peneliti.
I.4 Batasan Masalah
Agar penelitian tidak melebar luas maka ada beberapa Batasan yang digunakan dalam kegiatan penelitian diantaranya:
1. Penelitian dilakukan di. PT. PERTAMINA KILANG INTERNATIONAL Balongan.
2. Penjelasan potensi bahaya hanya pada departemen furnance di PT. PERTAMINA KILANG INTERNATIONAL Balongan.
I-4
3. Penerapan sistem SIKA dilakukan pada departemen furnance di PT. PERTAMINA KILANG INTERNATIONAL Balongan.
I.5 Lokasi Penelitian
Kegiatan penelitian ini di PT. Kilang Pertamina Internasional RU-VI Balongan Jl. Raya Balongan No.Km. 9, Sukareja, Kec. Balongan, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat 45218.
I.6 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan ini untuk menyelesaikan masalah dari progres tanggung jawab untuk memenuhi Tugas Akhir yang ditetapkan oleh Universitas Pasundan Fakultas Teknik Program studi Teknik Industri, di antaranya sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Pada BAB I pendahuluan, berisikan dan menjelaskan mengenai latar belakang masalah dari penelitian tugas akhir, perumusan masalah, tujuan dan manfaat, Batasan masalah dan sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
Pada Bab II berisikan Tinjauan pustaka dan landasan teori, menjelaskan mengenai berbagai landasan teori dan tinjauan pustaka yang berkaitan dengan surat izin kerja aman (SIKA) di Departemen furnance.
BAB III USULAN PEMECAHAN MASALAH
Pada Bab III berisikan Usulan Pemecahan Masalah, menjelaskan tentang tahapan – tahapan proses pemecahan masalah menggunakan surat izin kerja aman (SIKA) pengendalian bahaya dan risiko kerja dalam pengerjaan refactory untuk dibagian departemen furnance.
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Pada Bab IV berisikan mengenai sejarah perusahaan, semboyan perusahaan, logo perusahaan, struktur organisasi perusahaan, dan data yang dikumpulkan ditempat penelitian serta pengolahan data menggunakan surat izin kerja aman (SIKA) terdapat sistem kerja dan kebijakan – kebijakan dalam surat izin kerja aman (SIKA)
BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN
Pada Bab V berisikan mengenai analisa dan pembahasan dari hasil pengamatan dan pengolahan data yang sudah dilakukan.
I-5
BAB VI KESIMPULAN
Pada Bab VI berisikan mengenai suatu kesimpulan dari hasil pembahasan bab – bab sebelumnya serta memberikan masukan dan saran untuk perusahaan untuk dapat mencoba menerapkan metode yang telah dilakukan oleh penulis
II-1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
II.1 Kesehatan dan Keselamatan Kerja
II.1.1 Definisi Kesehatan Kerja dan Keselamatan Kerja
Keselamatan dan kesehatan kerja difilosofikan sebagai suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budayanya menuju masyarakat makmur dan sejahtera. Sedangkan pengertian secara keilmuan adalah suatu ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) tidak dapat dipisahkan dengan proses produksi baik jasa maupun industri.
Perkembangan pembangunan setelah Indonesia merdeka menimbulkan konsekuensi meningkatkan intensitas kerja yang mengakibatkan pula meningkatnya resiko kecelakaan di lingkungan kerja. Hal tersebut juga mengakibatkan meningkatnya tuntutan yang lebih tinggi dalam mencegah terjadinya kecelakaan yang beraneka ragam bentuk maupun jenis kecelakaannya.
Sejalan dengan itu, seiring kemajuan zaman
Untuk mengantisipasi permasalahan tersebut, maka dikeluarkanlah peraturan perundangan-undangan di bidang keselamatan dan kesehatan kerja.
Berdasarkan peraturan Menteri ketenagakerjaan Republik Indonesi Nomor 5 Tahun 2018 tentang keselamatan dan kesehatan kerja lingkungkan kerja pasal 1 ayat 1 dan 4 merupakan keselamatan dan kesehatan kerja segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja melalui upaya pencegahan kecelekaan kerja dan penyakit. Untuk tempat kerja merupakan tiap ruangan atau lapangan tertutup atau terbuka, bergerak atau yang sering dimasuki tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha dan dimana terdapat sumber atau sumber – sumber bahaya termasuk semua ruangan, lapangan, halaman dan sekelilingnya yang merupakan bagian – bagian atau yang berhubungan dengan tempat kerja tersebut.
Undang-undang tersebut juga mengatur syarat-syarat keselamatan kerja dimulai dari perencanaan, pembuatan, pengangkutan, peredaran, perdagangan, pemasangan, pemakaian, penggunaan, pemeliharaan dan penyimpanan bahan,
II-2
barang produk teknis dan aparat produksi yang mengandung dan dapat menimbulkan bahaya kecelakaan. Walaupun sudah banyak peraturan yang diterbitkan, namun pada pelaksaannya masih banyak kekurangan dan kelemahannya karena terbatasnya personil pengawasan, sumber daya manusia K3 serta sarana yang ada. Oleh karena itu, masih diperlukan upaya untuk memberdayakan lembaga-lembaga K3 yang ada di masyarakat, meningkatkan sosialisasi dan kerjasama dengan mitra sosial guna membantu pelaksanaan pengawasan norma K3 agar terjalan dengan baik.
Menurut (Buntarto, 2015) bertujuan untuk menjamin kesempurnaan dan kesehatan jasmani dan rohani tenaga kerja serta hasil karya dan budayanya. Ruang lingkup kesehatan, keselamatan, dan keamanan kerja sebagai berikut:
a. Memelihara lingkungan kerja yang sehat.
b. Mencegah, dan mengobati kecelakaan yang disebabkan akibat pekerjaan sewaktu bekerja.
c. Mencegah dan mengobati keracunan yang ditimbulkan dari kerja.
d. Menyesuaikan kemampuan dengan pekerjaan dan merehabilitasi pekerja yang cedera atau sakit akibat pekerjaan
II.1.2 Tahap Identifikasi Bahaya
Pengenalan kegiatan merupakan tahapan menemukan, mengenali dan mendeskripsikan tahapan kegiatan dari suatu pekerjaan yang dilakukan oleh suatu unit yang menghasilkan atau mendukung produk atau jasa.
Pengenalan bahaya merupakan tahapan untuk menemukan, mengenali, dan mendeskripsikan potensi bahaya yang terdapat dalam setiap tahapan kegiatan atau pekerjaan. Baik yang muncul dari mesin, alat dan bahan; lingkungan kerja; cara kerja; sifat kerja dan proses produksi.
Validasi daftar bahaya merupakan tahapan memasukan setiap sumber bahaya dalam suatu daftar bahaya.
II.1.3 Potensi Bahaya
Kategori ini berkaitan dengan masalah atau kejadian yang memiliki potensu menyebabkan cedera dengan segera. Cedera tersebut biasanya disebabkan oleh
II-3
kecelakaan kerja. Ini biasanya terjadi ketika resiko yang tidak dikendalikan dengan baik. Saat prosedur kerja aman tidak tersedia atau sebaliknya tetapi tidak di ikuti.
Sebagai contoh:
a. Alat berat jatuh menimpa kaki pekerja dan mengakibatkan patah tulang.
b. Posisi papan perancah tidak benar dan jatuh ketika pekerja melangkah.
c. Jenis pekerjaan, berhubungan dengan bahaya mekanik dan bahan kimia.
d. Crude oil, berhubungan dengan bahaya uap gas, cairan yang mudah meledak, keracunan sulfur.
e. Cuaca, misalnya petir.
II.1.4 Resiko Pada Lingkungan Kerja
Resiko yang terjadi dalam aktivitas kerja manusia berkaitan dengan kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja. Setiap kecelakaan tidak terjadi begitu saja, tetapi terdapat faktor penyebabnya. Apabila faktor terebut dapat kita ketahui, maka kita dapat melakukan pencegahan ataupun penanggulangan terhadap kecelakaan tersebut. penyebab utama kecelakan sebagai berikut:
a. Kondisi tidak aman (unsafe condition)
Hal ini berkaitan dengan mesin/ alat kerja seperti mesin yang rusak ataupun tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Selain itu kondisi tidak aman juga dapat berupa kondisi lingkungan kerja yang kurang mendukung, seperti penerangan yang kurang, keadaan bising, kebersihan maupun instalasi yang kurang baik.
Kondisi tidak aman juga dapat di akibatkan oleh proses produksi yang kurang baik. Hal ini dilihar dari sistem pengisian bahan kimia yang salag, pengangkutan beban secara manal/menggunakan tenaga manusia.
b. Tindakan tidak aman (unsafe action)
Tindakan ini lebih berkaitan terhadap personal pekerja, antara lain:
menggunakan peralatan yang kurang baik, sembrono dalam bekerja, tidak menggunakan alat pelindung diri maupun menjalan sesuatu tanpa wewenang c. Kelemahan sistem manajemen
Kelemahan sistem manajemen seringkali terkait dengan prosedur kerja yang tidak jelas ataupun tidak adanya standar yang dapat menjadi acuan bagi pekerja dalam melakukan kegiatan kerjanya.
II-4
Penurunan kualitan lingkungan ini biasanya disebabkan oleh adanya bahan sisa proses produksi yang masih mengandung zat kimia berbahaya. Zat kimia berbahaya ini tidak hanya terjadi akibat dari kecelakaan industry, namun bahkan lebih sering sebagai akibat dari sistem pengolahan limbah industri yang tidak baik.
II.1.5 Pencegahan dan Pengendalian Bahaya Pada Kilang Minyak
Berikut merupakan resiko pencegahan dan pengendalian bahaya keselamatan dan kesehatan kerja pada area kilang minyak:
a. Mengurangi faktor resiko dari sumber, misalnya hubungan listrik. Pencegahan ini harus dilengkapi dengan peralatan pemadam kebakaran yang memadai.
b. Untuk para kontraktor pada saat pekerjaan di area kilang agar dilengkapi alat pelindung diri (APD). Pada saat pekerjaan diarea kilang harus memiliki lengkap SIKA dan JSA karena 2 hal tersebut syarat agar pekerjaan dapat berjalan dengan baik.
c. Penanggulangan kedaruratan termasuk fasilitas komunikasi dan medis
d. Pengawasan kesehatan dan mempertahankan personal hygiene yang baik disamping pemakain alat pelindung diri (APD) yang tepat, termasuk fasilitas pencegahan keracunan dan pengadaan pertolongan pernafasan
e. Pelatihan K3 bagi semua pekerja sesuai dengan bidang kerja dan produk masing – masing, termasuk didalamnya emergency drill.
II.2 Surat Izin Kerja Aman (SIKA)
II.2.1 Definisi Surat Izin Kerja Aman (SIKA)
Surat izin kerja aman (SIKA) merupakan dokumen izin kerja yang mengacu pada sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja. Untuk memastikan bahwa pekerjaan dilakukan dengan aman dan efisien. Surat izin kerja aman juga bisa dipakai sebagai alat untuk mengidentifikasi sebuah pekerjaan yang akan dikerjakan, potensi – potensi yang dapat membahayakan pekerjaan dan juga sebagai tindakan pencegahan maupun pengendalian potensi bahaya tersebut. (QMS, 2021) Dapat disimpulkan bahwa surat izin kerja aman (SIKA) untuk menyatakan tempat atau area kerja yang akan dilakukan sudah aman dan diketahui identifikasi bahaya tahap awal serta tindakan – tindakan pencegahan yang dilakukan oleh
II-5
pekerja serta peralatan yang digunakan. Biasanya surat izin kerja aman di tambahkan dengan beberapa dokumen pendukung misalnya Job Safety Analysis (JSA) dan Tool Box Checlist. (QMS, 2021)
Untuk mengeluarkan surat izin kerja aman, perlu meminta dokumen tersebut ke supervisor atau pengawas (pelaksana) pada area kerja yang di anggap berbahaya. Supervisor akan memeriksa atau mengidentifikasi hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaan di area kerja. Hal – hal yang biasanya diperiksa yaitu kesehatan kerja, kelengkapan sarana dan prasarana, kondisi di area kerja, serta berbagai hal yang berkaitan dengan SMK3. Apabila hasil pemeriksaan tak menunjukkan hal – hal yang membahayakan maka surat izin kerja aman wajib ditandatangani oleh pihak berwenang dan pekerja di area tersebut. (QMS, 2021)
Surat izin kerja aman harus dibuat secara spesifik dan hanya berlaku bila kondisi pekerjaan tidak berubah. Izin kerja biasanya hanya berlaku singkat, selama 8 jam dan tidak berlaku tidak lebih dari satu hari. Apabila kondisi lingkunga pekerjaan berubah (hujan, pergantian shift, dll.), maka surat izin kerja aman sebelumnya harus diganti dengan izin baru atau bila ada perubahan lingkungan di anggap tidak berpengaruh secara signifikan terhadap keselamatan kerja, maka izin kerja dapat dipergunakan kembali. Apabila pekerjaan yang sedang berlangsung memerlukan perpanjangan waktu melebihi waktu yang telah ditetapkan pada surat izin kerja ama, maka harus memperbaharuinya dan disahkan oleh pengawas pekerjaan di lokasi tersebut. (Safety Sign, 2023)
II.2.3 Tujuan Surat Izin Kerja Aman (SIKA)
Tujuan surat izin kerja aman untuk menyatakan kondisi tempat dimana pekerjaan tersebut dilakukan sudah aman atau belum dan memastikan pekerja melakukan pekerjaannya denga naman dan efisiensi sesuai prosedur keselematan yang di tetapkan. Izin kerja tidak hanya membantu mencegah terjadinya kecelakaan kerja, tetapi juga melindungi peralatan kerja dari kerusakan. (Safety Sign, 2023) Menurut (Safety Sign, 2023) surat izin kerja aman diperlukan sebagai berikut:
1. Pekerjaan dilaksanakan oleh kontraktor.
2. Terdapat potensi kekurangan oksigen (oxygen deficiency) atau kadar oksigen berlebih.
II-6
3. Terdapat potensi atmosfer mudah terbakar atau meledak.
4. Terdapat potensi suhu ekstrem atau tekanan tinggi.
5. Terdapat paparan bahan kimia berbahaya dan beracun.
6. Memasuki ruang terbatas.
7. Bekerja di ketinggian.
8. Melakukan kegiatan perbaikan, pemeliharanaan, atau pemeriksaan instalasi listrik.
9. Melakukan kegiatan perbaikan atau pemeliharaan peralatan atau dilokasi yang mengandung bahan atau kondisi berbahaya.
10. Melakukan kegiatan penggalian.
11. Mengoperasikan alat berat.
12. Melakukan kegiatan yang berhubungan dengan mesin berputar atau bergerak.
13. Melakukan kegiatan yang berhubungan dengan bahan radioaktif.
14. Melakukan kegiatan penguncian atau isolasi sumber energi berbahaya.
II.2.3 Kegunaan Surat Izin Kerja Aman (SIKA)
Adanya pedoman surat izin kerja aman (SIKA) untuk membantu para pengawas dalam melaksanakan tugas pengawasan dan pelaksana kerja dalam melaksanakan pekerjaannya, sehingga pekerjaan seperti kegiatan pemeliharaan, perbaikan peralatan dan fasilitas, atau kegiatan konstruksi dapat dilakukan dengan aman dan terkendali. Pekerjaan yang memerlukan surat izin kerja aman (SIKA) harus diterbitkan sebelum memulai pekerjaan-pekerjaan antara lain mencakup pekerjaan berikut, namun tidak terbatas pada pekerjaan pemeliharaan (Maintenance, Pekerjaan inspeksi, Pekerjaan konstruksi, Pekerjaan modifikasi, Proses pembersihan peralatan, Pekerjaan yang termasuk dalam life saving rules antara lain: memasuki ruang terbatas, pengendalian bekerja ketinggian, pengangkatan, dll). Pekerjaan tidak rutin yang dilakukan atas nama fasilitas penunjang, area perumahan, maupun diperairan dengan jarak 100 m dari batas jetty/SPM, pekerjaan yang dilakukan oleh pihak ketiga di fasilitasinya yang berada di dalam area unit operasi PT.KPI yang masih dalam tanggung jawab Pimpinan Tertinggi unit, dan pekerjaan rutin yang belum mempunyai prosedur kerja/sistem tata kerja (PT. Kilang Pertamina International, 2023)
II-7
Adapun kegunaan sistem izin kerja merupakan untuk pencegahan kecelakaan melalui pengawasan secara langsung pekerjaan di lapangan, sebagai dokumen sah tentang prosedur kerja, sarana pertanggung jawaban dari setiap komponen kerja ditempat dan lokasi yang mengandung potensi bahaya serta untuk menjembatani ketimpangan komunikasi antara setiap pihak di tempat kerja yang megandung potensi bahaya (Nareshwari & Paskarini , 2018)
II.2.4 Jenis Surat Izin Kerja Aman A. Kebijakan Umum
1. Pekerjaan Yang Memerlukan Surat Izin Kerja Aman
Surat izin kerja aman (SIKA) harus diterbitkan sebelum memulai pekerjaan – pekerjaan antara lain pekerjaan berikut, namun tidak terbatas pada pekerjaan pemeliharaan (maintenance) Pekerjaan inspeksi, Pekerjaan konstruksi, Pekerjaan modifikasi, Proses pembersihan peralatan, Pekerjaan dibawah/di atas (Permukaan air), Pekerjaan tidak rutin yang dilakukan atas nama perusahaan yang mempunyai risiko kecelakaan kerja di area fasilitas penunjang, area perumahan, maupun diperairan dengan jarak 100 m dari batas jetty/SPM dan lain sebagainya. Berdasarkan pedoman pengolahan surat izin kerja aman (SIKA) untuk mewujudkan dalam upaya persiapan kerja.
Identifikasi dan pengendalian bahaya serta otorisasinya sehingga pekerjaan dapat dilakukan denga naman dan terkendali. Surat izin kerja aman (SIKA) memiliki jenis – jenis yang terdiri dari surat izin kerja aman induk (Utama) dan surat izin kerja aman pendukung (PT. Pertamina Kilang International, 2023).
Menurut (PT. Pertamina Kilang International, 2023) jenis – jenis surat izin kerja aman (SIKA) dibagi menjadi 2 bagian SIKA induk dan SIKA pendukung.
Berikut merupakan penjelasan jenis – jenis SIKA sebagai berikut:
2. Izin Kerja Panas
Izin kerja panas merupakan suatu izin kerja yang diberikan untuk pekerjaan yang menggunakan api atau di perkirakan dapat menimbulkan sumber panas yang dapat membahayakan operasi.
Pekerjaan panas terbagi atas 2 bagian besar yang mempunyai tingkat potensi yang berbeda antara lain:
II-8
a. Kategori I:
Kerja panas yang dapat dipastikan menghasilkan api terbuka (Open Flame), sumber penyalahan, atau penggunaan peralatan yang memiliki suhu operasi di atas suhu auto ignition dari bahan mudah terbakar tersimpan ditempat tersebut.
contohnya: pengelasan, penggunaan mesin atau alat, penggunaan api terbuka, dan sebagainya.
b. Kategori II:
Kerja panas yang berpotensi menghasilkan percikan atau tidak selalu menghasilkan percikan. Contohnya: penggunaan palu besi, memotong dengan gergaji besi, jack hammer, dll.
SIKA Panas baik kategori I maupun kategori II, harus melalui tahap penilaian risiko terlebih dahulu untuk memastikan pekerjaan tersebut dapat dilakukan dengan aman dan selamat, dan harus disetujui/diotorisasi oleh Fire Permit Autrhority dan pekerjaan panas diawasi oleh Fire Watch dan dilengkapi CCTV.
Persyaratan keselamatan untuk pekerjaan Hot Work untuk maisng-masing kategori harus merujuk kepada Pedoman Persyaratan Prakter Kerja Aman untuk Hot Work.
3. Izin Kerja Dingin
Surat izin kerja dingin atau cold work permit di perlukan untuk setiap pekerjaan, kecuali pekerjaan – pekerjaan rutin yang tidak termasuk pekerjaan yang menggunakan atau menimbulkan sumber penyalaan setempat.
Contoh pekerjaan yang harus menggunakan surat izin kerja dingin antara lain:
a. Memasang atau melepas sorokan buta (blind) flange, baut, gasket, dan sebagainya pada pipa, engine, dan peralatan utulitas yang tidak mengandung material mudah terbakar, tidak beracun.
b. Pekerjaan pengecatan, pembersihan tanki, pipa, dan peralatan utilitas.
4. Surat Izin Kerjan Aman Pendukung a. SIKA Memasuki Ruang Terbatas
Surat Izin Memasuki Ruangan Terbatas sangat penting apabila seseorang baik seluruh atau Sebagian tubuhnya harus masuk ke dalam ruangan tertutup/terbatas seperti vessel, tangka, tower, manhole, sewer, bak (pit), lubang galian dengan kedalaman lebih dari 1,5 meter serta tempat-tempat
II-9
lain yang berpotensi bahaya, yaitu terdapat gas (termasuk ruangan yang dijaga dalam kondisi inert), debu, uap berbahaya lainnya atau tempat yang kurang ventilasinya yang berpotensi menyebabkan kekurangan oksigen.
Surat izin memasuki ruangan terbatas ini hanya berfungsi untuk memberi izin memasuki ruangan terbatas saja sedangkan untuk pekerjaan panas, dingin atau kegiatan lainnya harus tetap dilengkapi dengan Surat Izin Kerja Aman (SIKA) yang sesuai. Karena potensi kejutan listrik meningkat, maka ketika menggunakan peralatan listrik di atas 50 volt dalam ruang terbatas, SIKA Memasuki Ruang Terbatas harus dilengkapi dengan Izin Penggunaan Arus Listrik di atas 50 volt dalam ruang terbatas.
b. SIKA Penggalian
Setiap pekerjaan penggalian tanpa melihat berapa dalamnya penggalian harus dilengkapi dengan Surat Izin Penggalian. Tanah tempat dimana pekerjaan penggalian akan dilakukan dilampirkan sebagai kelengkapan pengajuan Surat Izin Penggalian untuk digunakan mengidentifikasi letak jalur kabel bawah tanah, pipa-pipa, saluran-saluran pembuangan, paritparit, pondasi dan sebagainya. Setiap pekerjaan penggalian harus mematuhi ketentuanketentuan yang telah ditetapkan dalam Pedoman Persyaratan Praktek Kerja Aman untuk penggalian.
c. SIKA Pergerakan Alat Angkat dan Angkut
SIKA Pergerakakn Alat Angkat dan Angkut diperlukan untuk pekerjaan yang menggunakan/menggerakkan alat angkat dan angkut dari dan atau ke tempat lainnya, dan operasi pengangkatan dengan alat angkat, pengangkutan dengan alat angkut yang melebihi batas kapasitas jalan di dalam Unit Operasi dan Unit Proyek PT. KPI. Contoh alat angkat yang memerlukan SIKA Pergerakan Alat Angkat dan Angkut adalah pekerjaan pengangkatan menggunakan mobile crane. Sedangkan alat angkut yang memerlukan SIKA Pergerakan Alat Angkat dan Angkut adalah pekerjaan menggunakan forklift, bulldozer, excavator. Setiap pekerjaan pergerakan alat angkat dan angkut harus mematuhi ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan dalam Pedoman Persyaratan Praktek Kerja Aman untuk Pergerakan Alat Angkat dan Angkut.
II-10
d. SIKA Bawa Air
Setiap pekerjaan di bawah air tanpa melihat berapapun dalamnya harus dilengkapi dengan Surat Izin Kerja Aman Bawah Air. Untuk memastikan pekerjaan tersebut dapat dilakukan dengan aman dan selamat, harus ada Diving Supervisor yang bersertifikat Penyelam Professional (CMAS, PADI, SSI, NAUI, POSSI dll) atau Komersial (IMCA, ADCI dll.) sesuai dengan kebutuhan pekerjaan. Jika pada suatu Unit Operasi tidak memiliki Diving Supervisor yang bersertifikat, Diving Supervisor bersertifikat dapat ditunjuk dari kontraktor, setelah mendapat pengajuan otorisasi dan persetujuan dari General Manager/Pimpinan tertinggi pada suatu unit.
e. SIKA Radiasi
Pekerjaan yang berhubungan dengan semua kegiatan yang dapat menimbulkan atau mengandung bahaya radiasi seperti penggunaan peralatan X-ray atau sumber zat radio aktif, misalnya pada pekerjaan non- destructive test maupun kalibrasi instrument, perlu dilengkapi dengan Surat Izin Kerja Aman Radiasi. Penggunaan Surat Izin Kerja Aman Radiasi dapat memastikan tindakan pengamanan yang harus dilaksanakan, seperti perlengkapan pelindung khusus tanda x-ray, tali pembatas, lampu sinyal dan lain sebagainya. Setiap pekerjaan yang menggunakan atau terkait bahaya radiasi harus mematuhi ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan dalam Pedoman Persyaratan Praktek Kerja Aman untuk Kerja dengan sumber bahan radioaktif
f. SIKA Listrik dan Instrumen
Setiap pekerjaan listrik/instrumen harus dilengkapi dengan Surat Izin Kerja Aman Listrik/Instrumen. Setiap pekerjaan Listrik dan Instrumen yang memiliki bahaya tegangan listrik harus mematuhi ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan dalam Pedoman Persyaratan Praktek Kerja Aman untuk Kerja Listrik dan Instrumen.
g. SIKA Bekerja di Ketinggian
Setiap melakukan pekerjaan yang berkaitan dengan ketinggian maka Surat Izin Kerja Aman Bekerja di Ketinggian harus dilengkapi. Setiap pekerjaan di ketinggian yang dilakukan harus mematuhi ketentuan-ketentuan yang
II-11
telah ditetapkan dalam Pedoman Persyaratan Praktek Kerja Aman untuk Bekerja di Ketinggian.
B. Kebijakan Khusus
1. Kebijakan Khusus Surat Izin Kerja Aman (SIKA) Menurut (PT. KPI, 2022) a. Setiap SIKA induk harus disertai setidaknya dokumen pendukung job
safety analysis (JSA).
b. Sesuai dengan ruang lingkup pekerjaannya, setiap SIKA harus disertai dokumen SIKA pendukung terkait.
c. Untuk kepentingan keselamatan kerja. Gas Safety Inspector (GSI) dapat menetapkan dokumen pendukung lain seperti P&ID. Rencana Isolasi Energi (Lihat Pedoman Isolasi Energi). SOP, MSDS, bentuk- bentuk dokumen risk assessment lainnya (Hazid, Hazop), Sertifikat kompetensi, bukti keterangan sehat, dan lain – lainnya.
d. Pada formulir SIKA induk dan SIKA pendukung untuk identitas penanggung jawab pada suatu kolo diberikan warna sebagai berikut untuk warna kuning (Kolom GSI), Warna hijau (Kolom AT), dan warna merah (Kolom Fire Permit Authority).
2. Masa Belaku Surat Izin Kerja Aman (SIKA)
Masa berlaku surat izin kerja aman untuk semua jenin Izin kerja maksimum selama 8 jam dan dapat direvalidasi setiap 8 jam hingga maksimal selama 7 hari.
3. Pembagian Area Otorisasi Surat Izin Kerja Aman (SIKA) terkait pekerjaan proyek
Sebelum pekerjaan dimulai, SIKA harus mendapat otorisasi GSI. Otorisasi area terdampak (jika ada potensi dampak ke area lain) dan pihak – pihak berikut ini:
a. Untuk Area Brown:
• GSI (Unit Operasi Kilang)
• Ahli Teknik (Unit Operasi Proyek)
• Safetyman/safety inspector (Unit Operasi Proyek)
b. Untuk Area Green. Semua Otorisasi dapat dilakukan oleh UnOperasi Proyek.
II-12
II.2.5 Sistem Surat Izin Kerja Aman (SIKA)
Salah satu langkah pengendalian risiko yang dapat dilakukan merupakan dengan menerapkan sistem izin kerja. Izin kerja merupakan sebuah sistem yang bertujuan agar pekerja, pemberi izin kerja, pemberi wewenang kerja dan pimpinan kerja memiliki koordinasi yang baik terhadap aspek keselamatan dalam pekerjaan.
Aspek keselamatan dalam pekerjaan harus terpenuhi supaya pekerjaan dapat dilakukan dengan aman dan terhindar dari potensi bahaya. Sistem izin kerja merupakam sebuah dokumen yang mengelompokkan pekerjaan sesuai dengan spesifikasi dan bahaya yang terkandung serta langkah pengendaliannya. Dokumen izin kerja digunakan untuk memastikan pekerjaan aman dilakukan di industri.
Menurut Safetyman, implementasi sistem izin kerja akan menurunkan risiko di tempat kerja pada tingkat yang dapat diterima dan mengurangi kemungkinan akan terjadinya kecelakaan, kebakaran, ledakan, kerusakan properti dan kerusakan lingkungan. Menurut Safetyman, sistem izin kerja merupakan sebuah sistem yang formal yang digunakan untuk mengendalikan jenis pekerjaan yang mengandung potensi bahaya.
Menurut (PT. KPI, 2022) surat izin kerja merupakan sebuah surat ijin atau formulir yang digunakan untuk mengendalikan bahaya suatu pekerjaan dan sebagai sarana koordinasi dan komunikasi antara aspek HSSE antar level manajemen, pengawas hingga pekerja dan pelaksana kerja. Menurut Syakhroni, sistem ijin kerja aman adalah sebuah prosedur yang harus dipatuhi oleh pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksanaan pekerjaan. Surat ijin kerja diberlakukan pada pekerjaan yang mengandung sumber bahaya. Sumber bahaya harus dikendalikan sedemikian rupa supaya tidak menyebabkan cidera, kematian, penyakit akibat kerja, kerusakan peralatan dan pencemaran terhadap lingkungan. Selain itu, sistem izin kerja merupakan sistem resmi yang dipergunakan untuk mengendalikan pekerjaan yang memiliki potensi bahaya. Tujuan dari sistem izin kerja adalah untuk pencegahan kecelakaan melalui pengawasan secara langsung pekerjaan di lapangan, sebagai dokumen sah tentang prosedur kerja, sarana pertanggungjawaban dari setiap komponen kerja di tempat dan lokasi yang mengandung potensi bahaya serta untuk menjembatani ketimpangan komunikasi antara setiap pihak di tempat kerja yang mengandung potensi bahaya (Nareshwari & Paskarini, 2018)
II-13
Permit to work (sistem izin kerja), merupakan sebuah mekanisme untuk mengidentifikasi, mengkomunikasikan, mengurangi serta mengendalikan bahaya terkait pekerjaan yang memiliki potensi buruk terhadap kesehatan, lingkungan serta keselamatan. Permit to work (Sistem izin kerja) juga merupakan prosedur manajemen dimana hanya orang yang memiliki otoritas manajemen tertentu yang akan menandatangani izin yang seolah-olah mungkin bergantung pada berkas seorang pekerja. Untuk tujuan ini, tanggung jawab atas izin untuk bekerja berada pada orang yang bertanggung jawab atas operasi yang memerlukan izin tersebut (Novarisandy et al, 2022)
II.2.6 Formulir Surat Izin Kerja Aman (SIKA)
Menurut (Ajar Pamungkas, 2022) formulir surat izin kerja aman untuk pembuatan dapat berbeda – beda tergantung dari peruntukannya. Tujuan yang dimiliki sama merupakan menjamin keselamatan kerja karyawan selama penugasan, akan tetapi teknisnya yang berbeda – beda.
Surat izin kerja aman terbagi menjadi dua seksi yang berbeda: seksi pertama yang menjadi daftar pemeriksaan keamanan kerja dan seksi kedua yang berisi prosedur keselamatan kerja. Dalam bagian daftar pemeriksaan keamanan kerja, format surat izin kerja aman akan mencantuman nama yang menjadi pemeriksa keselamatan kerjan, nama orang yang ditunjuk untuk menjalakan penugasan, dan juga beberapa daftar centang terkait situasi keamanan kerja.
Pada bagian prosedur keselamatan kerja, informasi yang ada di dalamnya menjelaskan tindakan yang perlu dilakukan oleh karyawan untuk menjamin keselamatannya saat menyelesaikan pekerjaan yang ditugaskan. Bagian pertama maupun kedua dapat berbeda tergantung dari jenis maupun sifat penugasan.
Prosedur keselamatan ditempat dengan suhu panas yang ekstrem tentu akan berbeda dengan prosedur keselamatan di tempat dengan suhu dingin yang ekstrem.
Berikut merupakan ringkasan formulir surat izin kerja aman terdiri dari beberapa bagia sebagai berikut, menurut (Ajar Pamungkas, 2022):
1. Identifikasi Risiko
Mengidentifikasi bahaya yang ada dari pekerjaan yang akan dilakukan, seperti bahaya listrik, bahaya berat, bahaya kimia, dan lain-lain.
2. Tindakan Pencegahan
II-14
Menjelaskan tindakan – tindakan yang perlu dilakukan oleh pekerja untuk mengurangi risiko kecelakaan kerja.
3. Personel Yang Berwenang
Menjelaskan personel yang berwenang untuk menerbitkan surat izin kerja aman
4. Masa Berlaku
Menjelaskan masa berlaku Surat izin kerja aman
III-1
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
III.1 Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif tentang Implementasi Surat Izin Kerja Aman (SIKA) atau analisis resiko bahaya ditempat kerja. Metode pengumpulan data pada penelitian ini melalui observasi datang langsung ke perusahaan dan melalui wawancara dengan pihak departemen kerja yang terkait dan penelitian ini dilakukan untuk menganalisis resiko bahaya pada bagian furnance dalam pengerjaan refactory di PT. PERTAMINA KILANG INTERNATIONAL Balongan.
Surat izin kerja aman merupakan proses kegiatan dokumen izin kerja yang mengacu pada sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja. Untuk langkah awal dalam identifikasi bahaya dalam upaya penanggulangan kondisi bahaya dengan pembuatan analisis keselamatan pekerjaan (AKP). Surat izin kerja aman (SIKA) untuk membantu para pengawas dalam melaksanakan tugas, sehingga pekerjaan seperti kegiatan pemeliharaan, perbaikan peralatan dan fasilitas, atau kegiatan konstruksi dapat dilakukan dengan aman dan terkendali. Adapun SIKA untuk pencegahan kecelakaan melalui pengawasan secara langsung pekerjaan dilapangan, sebagai dokumen sah tentang prosedur kerja, sarana pertanggung jawaban dari setiap komponen kerja ditempat dan lokasi yang mengandung potensi bahaya serta untuk menjembatani ketimpangan komunikasi antara setiap pihak di tempat kerja yang mengandung potensi dan ada dokumen pendukung merupakan job safety analysis (JSA) sebagai salah satu sistem penilaian resiko dan identifikasi bahaya yang pelaksanaannya ditekankan pada identifikasi bahaya yang muncul pada setiap tahapan pekerjaan/tugas dan menemukan bahaya-bahaya yang sebelumnya diabaikan dalam merancang tempat kerja, fasilitas kerja/alat kerja, mesin yang digunakan dalam proses kerja.
Dengan adanya tujuan dari metode penelitian dan agar terjawabnya perumusan masalah yang sudah dijelaskan maka diantaranya sebagai berikut:
1. Peneliti dapat memberikan informasi mengenai faktor apa saja dan potensi apa saja yang dapat berbaha pada saat pengerjaan refactory terutama pada bagian furnance.
III-2
2. Dapat dijadikan rekomendasi bagi PT. Kilang Pertamina International Balongan dalam melakukan evaluasi terhadap sistem penerapan surat izin kerja aman (SIKA) pada saat pekerjaan refactory di bagian furnance sangat membutuhkan konsep K3 dengan penerapan surat izin kerja aman (SIKA).
3. Menambah wawasan dan pengalaman bagi peneliti dan ilmu baru yang dikerjakan oleh peneliti.
Sedangkan untuk manfaat dari kegiatan penelitian tugas akhir ini di antaranya yaitu sebagai berikut:
1. Peneliti dapat memberikan informasi mengenai faktor apa saja dan potensi apa saja yang dapat berbahaya pada saat pekerjaan refactory terutama pada bagian furnance.
2. Dapat dijadikan rekomendasi bagi PT. Kilang Pertamina International Balongan dalam melakukan evaluasi terhadap sistem penerapan surat izin kerja aman (SIKA) pada saat pekerjaan refactory dibagian furnance yang sangat membutuhkan konsep K3 dengan penerapan sistem SIKA.
3. Menambah wawasan dan pengalaman bagi peneliti dan ilmu baru yang dikerjakan oleh peneliti.
III.2 Metode Pemecahan Masalah
Metode pemecahan masalah yang digunakan untuk mengetahui dan melakukan penilaian dan pengendalian dari potensi dan resiko bahaya pada departemen furnance pada saat akan menerapkan surat izin kerja aman (SIKA) difokuskan untuk mengukur potensi serta resiko bahaya pada saat pengerjaan refactory.
Dengan adanya metode pemecahan masalah yang terdapat pada surat izin kerja aman (SIKA) merupakan dokumen tertulis untuk sebagai berikut:
1. Mengontrol pekerjaan berbahaya dengan mengidentifikasi potensi bahaya dan langkah-langkah pencegahan yang di perlukan.
2. Memastikan pekerjaan dilakukan dengan aman dan efisien sesuai dengan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja.
Untuk menjawab metode pemecahan masalah yang terdapat pada surat izin kerja aman (SIKA) dengan melakukan identifikasi faktor-faktor yang
III-3
mempengaruhi efektivitas surat izin kerja aman (SIKA) pada industri manufaktur sebagai berikut:
1. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas pada industri manufaktur.
2. Data dikumpulkan melalui survei dan wawancara dengan kontraktor dan safetyman.
3. Hasil penelitian menunjukan bahwa faktor yang mempengaruhi efektivitas surat izin kerja aman (SIKA) termasuk:
a. Komunikasi
Keterbukaan dan komunikasi yang baik antara kontraktor, safetyman, dan supervisor.
b. Pelatihan
Pelatihan yang memadai bagi pekerja tenta surat izin kerja aman (SIKA) dan prosedur keselamatan kerja.
c. Dukungan manajemen
Dukungan manajemen untuk penerapan surat izin kerja aman (SIKA) dan budaya keselamatan kerja.
d. Penegakan aturan
Penegakan aturan yang tegas terkait dengan penerapan surat izin kerja aman (SIKA).
III.3 Studi Lapangan dan Literatur
Tahap awal untuk menyelesaikan permasalahan yang sedang di angkat yaitu Implementasi pada surat izin kerja aman (SIKA) pengendalian bahaya dan resiko kerja pada saat pekerjaan refactory pada departemen furnance di PT. Kilang Pertamina International. Setelah itu melakukan juga studi literatur teori – teori dari para ahli mengenai kesehatan, keselamatan dan kerja dan mengenai penerapan surat izin kerja aman (SIKA) agar dapat memudahkan peneliti untuk lebih mengetahui penggunaan penerapan surat izin kerja aman (SIKA) tersebut agar dapat menyelesaikan masalah yang sedang terjadi pada departemen tersebut.
III-4
III.5 Pengumpulan Data Perusahaan
Pengumpulan data perusahaan ini merupakan salah satu bagian yang diperlukan dalam menyelesaikan permasalahan dalam penelitian ini yaitu terdapat data seperti Company Profile, Struktur Organisasi, Visi dan misi perusahaan, Operation Process Chart, Proses bisnis, Produk yang dihasilkan, dan informasi lainnya.
III.7 Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti yaitu dengan melakukan observasi kelapangan secara langsung dan wawancara mendalam.
Peneliti melakukan observasi selama satubulan untuk melihat dan mengumpulkan informasi mengenai cara kerja pekerja dan sistem kerja pada saat mengimplementasikan surat izin kerja aman (SIKA) dalam pekerjaan refactory.
Kemudian peneliti melakukan wawancara tersebut dan wawancara dilakukan dengan panduan pedoman wawancara dengan cara ditulis pada cacatan peneliti dan dari dokumentasi dengan informan.
III.7.1 Informan
Informan penelitian merupakan subjek yang memahami informasi objek penelitian sebagai pelaku maupun orang lain yang memahaminya. Teknik pemilihan sampel atau informan pada penelitian kualitatif lebih tepat dilakukan secara sengaja. Selanjutnya apabila dalam proses pengumpulan data sudah tidak lagi ditemukan variasi informan baru, maka peneliti tidak perlu lagi untuk mencari informan baru, proses pengumpulan informasi dianggap sudah selesai. Dengan kata lain informan pada penelitian kualitatif berdasarkan pada kecukupan dan kesesuaian.
III.7.2 Prosedur Pengumpulan Data
Pada penelitian ini ada beberapa prosedur sebagai berikut:
1. Observasi
Penelitian dengan prosedur observasi ini yang paling utama untuk dilakukan karena hasil atau data yang diperoleh dari prosedur ini merupakan hasil asli
III-5
yang ada dilapangan sehingga prosedur ini sangat membantu peniliti dalam memperoleh data.
2. Wawancara mendalam (In -Depth Interview)
Wawancara mendalam merupakan prosedur yang sangat diperlukan oleh peneliti karena kegiatan ini merupakan berdialog dengan informan dengan menggunakan panduan wawancara untuk mendapatkan data. Untuk mengumpulkan data, yaitu peneliti mendapatkan keterangan secara lisan dari informan dan ditulis pada buku catatan peneliti. Ini dibutuhkan untuk memandu wawancara antara peneliti dengan informan dan dapat menimalisasi antara satu informasi dengan informasi lainnya.
3. Dokumentasi
Untuk mendapatkan dokumentasi dalam penelitian ini, peneliti menggunakan kamera pada handphone yang digunakan dengan buku catatan dari peneliti sehingga hasil data akan lebih akurat.
Pengumpulan Data
Observasi Lapangan
Dokumentasi
Wawancara secara langsung mendalam dengan 4 orang
Ditulis dan Dokumentasi
Gambar III. 1 Bagian Pengumpulan Data
III.7.2 Keabsahan Data
Dalam penelitian ini, untuk menjaga keabsahan data digunakan triangulasi, sebagai berikut:
1. Triangulasi Sumber
III-6
Menggunakan fakta yang diperoleh dari pekerja yang menjadi informan untuk peniliti.
2. Triangulasi Teknik
Menggunakan wawancara mendalam (Indepth Interview) dan observasi untuk memperoleh data.
III.8 Pengolahan Data Surat Izin Kerja Aman (SIKA)
Data yang diperoleh kemudian dilakukan analisis dengan beberapa tahapan antara lain:
1. Reduksi Data
Perolehan informasi dan data yang didapatkan akan dituliskan dalam bentuk uraian tulisan yang rinci dan lengkap mengenai apa yang dilihat maupun yang didengar secara langsung maupun dari hasil catatan. Kemudian disusun dan difokuskan kepada hal yang penting pada penelitian.
2. Penyajian Data/Display
Data yang sudah dilakukan reduksi maka selanjutnya akan disusun dan disajikan dalam bentuk table, grafik dan lainnya.
3. Setelah data disajikan lalu dilakukan kesimpulan dari hasil penilitian dan kemudian di uraikan dengan kalimat yang singkat, padat dan jelas agar mudah untuk dipahami.
III.9 Analisa dan Pembahasan
Pada tahapan ini merupakan analisa dan pembahasan mengenai pengolahan data yang sudah dilakukan. Setelah data diolah maka ditahapan ini dilakukan analisa dan pembahasan secara menyeluruh tetapi dengan singkat, padat, dan jelas.
III.10 Kesimpulan
Pada tahapan ini langkah terakhir dari penelitian, dimana hasil akhir dari penilitian mengenai penerapan surat izin kerja aman (SIKA) dalam pekerjaan refactory dijelaskan pada tahapan ini. Selain memberikan kesimpulan dapat juga ditambahkan saran dan referensi mengenai masalah yang sedang diteliti
III-7
III.11 Flow Chart Usulan Metodologi Penelitian
Adapun untuk Flowchart metodologi penelitian pada penelitian mengenai penerapan atau implementasi surat izin kerja aman (SIKA) dalam pekerjaan refactory sebagai upaya pencegahan kecelakaan kerja pada pekerja di PT.
Pertamina Kilang International Balongan khususnya dibagian departemen furnance.
III-8
Mulai
Menentukan Objek Pengamatan
Studi Literatur Survey dilakukan pada
Pt.Pertamina Kilang International Balongan
Identifikasi dan Perumusan Masalah
Menentukan Batasan Masalah
Menentukan Tujuan Penelitian
Studi Pustaka dan Lapangan
Pengumpulan Data 1. Pengamatan Langsung 2. Wawancara
A
Gambar III. 2 Flow Chart Usulan Metodologi Penelitian
III-9
Pengamatan dan Analisis Pada Objek
Penelitian
Langkah Kerja Bahaya dan Resiko Effect
Surat Izin Kerja Aman (SIKA) 1. Menentukan Pekerjaann
2. Identifikasi dan Mengawasi Aktivitas 3. Menyesuaikan Sistem SIKA di lapangan
4. Menyesuaikan Kebijakan Umum dan Khusus yang terjadi dilapangan 5. Pengendalian atau Mencegah Potensi Bahaya Yang Menyebabkan Kecelakaan Kerja di Lapangan
Pengolahaan Data
Pembahasan &
Rekomendasi
Kesimpulan & Saran
Selesai A
Gambar III. 3 Lanjutan Flow Chart Usulan Metodologi Penelitian
III-10
III.12 Flow Chart Usulan Pemecahan Masalah dan Penerapan Surat Izin Kerja Aman (SIKA)
Adapun untuk flow chart usulan pemecahan masalah dan penerapan surat izin kerja aman (SIKA) sebagai berikut:
Gambar III. 4 Metodologi Pemecahan Masalah dan Penerapan Surat Izin Kerja Aman (SIKA)
Tabel III. 1 Formulir Surat Izin Kerja Aman Panas (SIKA) pada PT. Pertamina Kilang International Balongan
PT. KILANG PERTAMINA INTERNASIONAL SURAT IZIN KERJA PANAS (SIKA PANAS)
(HOT WORK PERMIT)
Seksi 1 : Permohonan Pekerjaan
PENILAIAN RESIKO : Klasifikasi Resiko Pekerjaan secara keseluruhan: High (H), Moderate (M), Low (L) dengan menggunakan RAM Card Kategori Kerja Panas (beri tanda V pada kategori yang dipilih):
Kategori I (Open Flame)
Kategori II (Non - Open Flame) H M-H M
L - M L
BARU PERPANJANGAN
Dari Tanggal:
Dari Jam:
Sampai Tanggal:
Sampai Jam:
Ke No. Register GSI / Bagian:
Tanggal:
No. Verifikasi HSSE:
Tanggal:
Lokasi Pekerjaan : Uraian Pekerjaan : No. Kontrak atau Proyek :
Pelaksana Pekerjaan : Pertamina Pihak Ketiga
Work Order :
Nama Peralatan :
Tag Sumber :
Durasi / Lama Pekerjaan : bln / hari
Jumlah Tenaga Kerja : orang
Perkakas (Tools) yang digunakan (beri tanda V jika digunakan) Arc Weiding
Gas Weiding / cutting Portable electrical equipment Grinder Electric drill
Mobile Internal Combustion Equi t Motorised Access Platform Mobile crane Excavator Lifting Equipment
Pressurised hoses Air/Hydraulic powered tools Radioactive source Laser Converter Electrical
Chains hoise Flange Spider Tourche Wrench Jack hammer Key tools
Lain - lain
Identifikasi Potensi Bahaya (beri tanda v jika diidentifikasi) dan lampirkan hasil Job Safety Analysis (JSA) yang sudah ditandatangani
Alat Pelindung Diri (APD) yang dibutuhkan Terpapar Material Beracun (Toxic) Terpapar material yang korosive Bahan berbahaya bagi kesehatan Liquid/gas dibawah tekanan Kekurangan Oksigen Bahaya Ruang Terbatas Bahaya Listrik Statis
Bahaya Mekanik(terjepit, terpukul dll) Terpapar Bahan Mudah Terbakar Terpapar Bahan dengan suhu ekstrim Berbatasan dengan unit yg beroperasi Terpapar Material yang beterbangan Tertutup jalan masuk / keluar terpapar Temperature ekstrim
Electic shock Terpapar Radioactive Ada safe guading yg di non aktif Mesin bergerak / berputar Crane/lifting operation Bahaya jatuh Bahaya kejatuhan benda
Paparan kebisingan Paparan getaran Sedang Uji Tekanan Bahan mudah meledak Tertembak / tertusuk / tertancap Penggunaan tenaga Hydraulic Slip / tergelincir
Sinar/cahaya las Lain - lain
Topi Keselamatan/Safety Helm Sepatu keselamatan/safety boots APD Khusus Pelindung Badan/Apron Kacamata keselamatan
Pelindung mata - goggle Pelindung muka – face shield Pelindung pernafasan – masker kimia Pelindung pernafasan – Masker debu Alat pernafasan - SCBA
Suplai udara / Air line respirator Sarung tangan - Mekanis Sarung tangan - Listrik Sarung tangan - kimia Pelindung telinga – Ear plug / Ear Muff
Sabuk Pengaman / Full Body Harness Welding cap
Welding gloves Welding apron Pelampung / Body vest
Lain - lain
Pemohon Pekerjaan / Ahli Teknik Yang Berwenang
Nama: Jabatan:
Telp / HT:
Tanda tangan:
Tanggal:
Waktu:
Seksi 2 : Persyaratan Safety (diisi oleh GSI) Persyaratan Safety
(Beri tanda v jika diperlukan) Ya Tdk Dilakukan dan Ya Tdk
diperiksan oleh:
Tgl/jam Nama Paraf Perlu SIKA / Dokumen Terlampir
A. Pembersihan Peralatan 1. Dikosongkan 2. Dibebaskan dari tekanan 3. Dicuci 4. Disteam 5. Didorong / flush dengan air
6. Didinginkan secara Alami Mekanis
7. Dipurging dengan gas inert
8. Dibersihkan dari deposit, scale, jebakan bahan mudah terbakar, toksik, korosif 9. Dilakukan ventilasi
B. Isolasi Peralatan 1. Di-blank, Blank No 2. Dilepas 3. Kerangan disegel 4. Diberi label
5. Lock Out & Tag Out electrical circults (LOTO) 6. Sekering dicabut, CB di drawout
7. Blanket Habitat: Blanket Shelter atau Positive Pressure, Water Curtain C. Pengaman Lainnya
1. Semua sewer drain dan kerangan, pada jarak 15 meter dari tempat pekerjaan telah ditutup 2. Amankan area dari bahan yang mudah terbakar (kebocoran)
3. stand by alat pemadam kebakaran (APAR, Water Spray, Fire Blanket) 4. Peralatan Explosion Proof
5. Pernerangan dengan listrik tegangan (rendah, tinggi) 6. Alat pemutus listrik sudah di grounding
7. Temporary lighting sesuai klasifikasinya dan dalam kondisi baik
8. Stand by petugas safetyman / firewatch dilokasi kerja dan Fireman Rescuer Paramedis 9. Semua peralatan las telah ditempatkan pada posisi yang aman, dipasang bonding dan ditanahka / arde 10. Pekerjaan harus dibasahi terus dengan air
11. Alat las, potong dan semua mesin telah di letakkan ditempat yang aman
12. Alat bantu, tangga, perancah, penggerak udara, kabel penerangan, tools (perkakas), mesin diesel, Compressor, blower memenuhi persyaratan
13. Semua mesin harus di tempatkan pada lokasi yang aman 14. Jalur evakuasi disiapkan
15. Gas test Awal pekerjaan Setiap ..Jam
16. Gas monitoring/continue (difungsikan sebagai alarm) selama pekerjaan
1. SIKA Memasuki Ruangan Terbatas 2. SIKA Listrik & Instrumen 3. SIKA Penggalian
4. SIKA Pergerakan Alat Angkat dan Angkut 5. SIKA Radiasi
6. SIKA Bawah Air 7. SIKA Bekerja di ketinggian 8. Izin penutupan jalan 9. Izin penggunaa kamera
10. Izin penggunaan peralatan listrik diatas 50 volt di dalam ruang terbatas
11. Job Safety Analysis 12. Prosedur Kerja (SOP) 13. Lembar Data Keselamatan (M$DS) 14. Risk Assessments 15. Sketsa / Gambar / P & ID / PFI 16. Penyimpanan Limbah 17. Dokumen Explosion Proof 18. Checklist / Blind list
19. Inspeksi Peralatan (Alat las/potong, Tools dll) 20. Isolation
21. Sertifikat Kompetensi 22. Respiratory Test Result 23. Lain - Lain
GAS TEST AWAL dalam persiapan SIKA Tanggal
Jam Nama Jabatan Tanda tangan Temperatur (< 35 C) Oksigen (19.5 – 23.5 % Vol) Gas mudah terbakar (0% LEL)
ToksikHidrokarbon H2S (1 ppm) CO (25 ppm)
C
% Vol
% LEL ppm ppm
PERINGATAN !! PROSEDUR DALAM KEADAAN DARURAT ATAU FIRE ALARM BERBUNYI 1. Stop semua pekerjaan, tarik seluruh pekerja yang bekerja di ruang tertutup atau ketinggian 2. Matikan semua mesin penggerak, peralatan listrik dan tutup tabung gas Aselien / Propan 3. Stop penggunakan air pemadam dan pastikan tempat kerja telah aman untuk ditinggalkan 4. Segera menuju tempat berkumpul untuk evakuasi (Assembly Point) 5. Assembly Point terdekat berada di
6. Kembalikan SIKA Panas ini kepada pejabat operasi yang berwenang (GSI) 7. Jika terjadi keadaan Darurat, Hubungi telp .
8. Jika perlu konsultasi aspek safety, hubungi safety inspektor area HT ID ..
INSTRUKSI KHUSUS Cek area, jangan ada bocoran gas/minyak Cek sekring alat listrik yang digunakan Cek sambungan kabel listrik yang digunakan Pastikan bahwa gastest telah dilakukan Monitoring gas rutin selama pekerjaan Cek kandungan O2 (oxygen) Cek kandungan toxic gas (H2S/CO) Instal ulang semua isolasi yang dibuka
Ventilasi / blower harus selalu dilakukan Tutup sewer, drain, sump dg flire blanket Scaffold harus diberi Tagging Gerinda harus pakai cover Pergunakan Steam untuk proteksi Kabel Massa (-) dekat dengan titik las Kabel Massa (-) tdk disambung dgn unit Tutup gate bundwall selama kerja
Buka gate bundwall periodically Pasang berkade dilokasi kerja Pastikan r ambu r adioaktif tersedia di lokasi Surat Izin Operasi operator sesuai klasifikasi Lain - lain
. . . Seksi 3 : Penerbitan surat izin kerja oleh pejabat GSI yang berotorisasi
Pejabat operasi yang berw enang (GSI)
Saya telah memeriksa lokasi kerja, alat – alat, pekerjaan yang dilakukan dan keadaannya aman ser ta mengizinkan untuk di mulainya pekerjaan
Nama :
Telp / HT :
Jabatan : Tanda tangan :
Tanggal : Waktu : Fire Permit Authority
Nama :
Telp / HT :
Jabatan : Tanda tangan :
Tanggal : Waktu :