PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan Kerja Praktik Industri
Manfaat Kerja Praktik Industri
- Bagi Mahasiswa
- Bagi Universitas
- Bagi Perusahaan
Tugas khusus
Metode pengumpulan data
Rencana Kerja Praktik Industri
Kegiatan Kerja Praktik Industri
Laporan Kerja Praktik Industri
PROFIL PERUSAHAAN
Sejarah Perusahaan
PT Pertamina merupakan perusahaan minyak dan gas milik pemerintah Indonesia yang didirikan pada 10 Desember 1957. Pertamina kini mempunyai peran yang sangat strategis dalam menguasai enam anak perusahaan yang bergerak di bidang energi yaitu Subholding Hulu yang secara operasional dikelola oleh PT Pertamina Hulu Energi, Subholding Gas yang dipimpin oleh PT Pertamina Gas Negara, Subholding Refinery & Petrochemical yang dipimpin oleh PT Kilang Pertamina Internasional, Subholding Power & NRE yang dipimpin oleh PT Pertamina Power Indonesia, Subholding Komersial & Trading yang dipimpin oleh PT Pertamina Patra Niaga, dan Subholding Logistik Kelautan Terintegrasi dioperasikan oleh PT Pertamina International Shipping. Kemudian pada tanggal 10 Desember 1957, perusahaan ini berganti nama menjadi PT Perusahaan Minyak Nasional disingkat PERMINA yang hingga kini masih diperingati sebagai hari ulang tahun Pertamina.
Perusahaan pertambangan migas milik negara ini berganti nama menjadi PT Pertamina (Persero) pada tahun 2003 berdasarkan proyek No. Pada tanggal 10 Desember 2005, Pertamina mengubah lambang kuda menjadi anak panah dengan warna utama hijau, biru dan merah, mencerminkan unsur dinamis dan lingkungan. Selanjutnya pada tanggal 20 Juli 2006, PT Pertamina (Persero) melakukan transformasi perusahaan secara fundamental dan komersial sehingga mengubah visi perusahaan yaitu “menjadi perusahaan minyak nasional kelas dunia”.
Selain itu, pada 10 Desember 2007, Pertamina melalui anak perusahaannya PT Pertamina International EP mendapat dorongan signifikan dengan mengakuisisi perusahaan minyak dan gas asal Perancis Maurel et Prom (M&P) dengan kepemilikan saham sebesar 72,65%. Pada tahun 2017, Pertamina semakin dekat untuk mewujudkan visinya menjadi perusahaan energi nasional kelas dunia setelah berhasil menyelesaikan akuisisi saham perusahaan minyak dan gas asal Perancis, Maurel et Prom (M&P). Dengan keberhasilan tersebut, Pertamina melalui anak usahanya PT Pertamina International EP menjadi pemilik mayoritas MandP pada 1 Februari 2017 dengan kepemilikan saham sebesar 72,65%.
Ke depan, Pertamina menargetkan produksi 650 ribu BOEPD dari operasi internasional pada tahun 2025, yang merupakan bagian dari target produksi Pertamina tahun 2025 sebesar 1,9 juta BOEPD, yang merupakan upaya nyata ketahanan dan kemandirian energi Indonesia. Unit kilang PT Pertamina (Persero) IV Cilacap merupakan salah satu dari tujuh unit pengolahan di Tanah Air yang memiliki kapasitas produksi terbesar 348.000 barel/hari dan pabrik terlengkap. Kilang di PT Pertamina (Persero) Kilang Cilacap Unit IV terdiri dari Kilang Minyak I yang dibangun pada tahun 1974 dengan kapasitas awal 100.000 barel/hari.
Selanjutnya, Kilang Minyak II dibangun pada tahun 1981 dan mulai beroperasi pada tanggal 4 Agustus 1983 dengan kapasitas awal sebesar 200.000 barel per hari. Kemudian dengan mempertimbangkan kebutuhan bahan bakar di lokasi seiring dengan proyek peningkatan kapasitas tahunan, maka kapasitasnya juga ditingkatkan menjadi 230.000 barel per hari. Produk yang dihasilkan di Kilang Cilacap Unit IV PT Pertamina (Persero) adalah aspal yang digunakan untuk membuat jalan dan landasan pesawat terbang yang berfungsi sebagai perekat, bahan pengisi dan bahan kedap air, produk heavy aromatik sebagai pelarut, produk pelumas base oil berfungsi sebagai bahan pelumas pertama. minyak untuk berbagai jenis mesin dan kosmetik, produk dengan residu lilin belerang rendah sebagai bahan baku yang diolah lebih lanjut menjadi berbagai bahan bakar dan produk NBM, produk Minarex digunakan sebagai pelarut dalam industri percetakan untuk meningkatkan kualitas cat, produk minyak parafin seperti produk karet berwarna minyak yang diolah ringan, dan produk akhirnya adalah toluena sebagai bahan baku TNT (bahan peledak), pelarut, pewarna, produsen resin, bahan pewangi, pemlastis dan obat-obatan (Pertamina, 2020a).
Logo PT Pertamina (Persero)
Terakhir, kilang paraxylene dibangun pada tahun 1988 dan dioperasikan pada 20 Desember 1990. Kilang ini menghasilkan produk NBM dan petrokimia (Pertamina, 2020b).
Visi, Misi, dan Tujuan Perusahaan
TINJAUAN PUSTAKA
- Minyak Mentah (Crude Oil)
- Proses Pengilangan (Refinery) Minyak Bumi
- Atmospheric Distillation
- Hydrotreating
- Catalitic Cracking
- Uraian Proses Produksi
- Kilang Fuel Oil Complex
- Kilang Lube Oil Complex
- Kilang Paraxylene Complex Unit
Minyak mentah merupakan campuran kompleks bahan kimia yang memiliki komponen utama alkana dan sebagian kecil alkena, alkuna, sikloalkana, aromatik, dan senyawa anorganik. Minyak mentah diekstraksi dari sumur eksplorasi yang mengandung berbagai zat kimia berupa fasa gas, cair dan padat. Minyak mentah dibedakan menjadi dua yaitu minyak mentah ringan dan minyak mentah berat.
Minyak mentah ringan merupakan minyak yang mengandung kadar logam dan belerang, berwarna terang dan mempunyai kekentalan rendah. Sedangkan minyak mentah berat adalah minyak yang mengandung logam dan sulfur dalam jumlah tinggi serta mempunyai viskositas yang relatif tinggi sehingga memerlukan pemanasan untuk melelehkannya (Ghulam et al., 2013). Secara umum, ketika minyak mentah pertama kali disuling, menghasilkan tiga kelompok produk, yaitu gas dan bensin, nafta, dan residu.
Crude Distillation Unit (CDU) merupakan unit distilasi atmosferik yang mengolah minyak mentah menjadi produk berdasarkan perbedaan titik didih dan titik embun. PT Kilang Pertamina Internasional Refinery Unit IV Cilacap merupakan salah satu unit operasional Direktorat Hilir Pertamina yang kegiatan utamanya adalah kilang minyak dan kilang Paraxylene. Kilang Bahan Bakar Minyak Kompleks I dirancang untuk mengolah bahan baku minyak mentah dari Timur Tengah untuk memperoleh produk bahan bakar serta memperoleh produk NBM yaitu lube oil base dan aspal yang dibutuhkan di pasar dalam negeri.
Kilang Fuel Oil Complex II merupakan kilang yang dirancang untuk mengolah minyak mentah dalam negeri dengan kandungan sulfur lebih rendah dibandingkan Arabian Light Crude (ALC). Lube Oil Complex (LOC) Awalnya saya memproduksi produk utama pelumas base dengan produk samping aspal dan Minarex-B dengan total kapasitas 80.000 ton/tahun. Fungsi kilang Lube Oil Complex II adalah memproduksi bahan baku dari sisa panjang Crude Distilling Unit (CDU I).
Oleh karena itu, saya telah menyiapkan proposal kerja praktek industri di PT Kilang Pertamina Internasional Refinery Unit IV Cilacap sebagai persyaratan yang ditetapkan oleh perusahaan. Semoga usulan kerja praktek industri ini dapat menjadi bahan pertimbangan bagi manajemen perusahaan dan seluruh karyawan PT Kilang Pertamina Internasional Refinery Unit IV Cilacap dengan menerima saya sebagai mahasiswa Program Teknik Kimia, Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik Industri, Pembangunan Nasional. Universitas "Veteran". Yogyakarta yang akan melakukan kegiatan kerja praktek di PT Kilang Pertamina Internasional Refinery Unit IV Cilacap.
Semoga dengan terselenggaranya kerja praktek industri ini selalu terjalin kerjasama yang baik dan saling menguntungkan antar perguruan tinggi dalam hal ini Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta dengan PT Kilang Pertamina Internasional Refinery Unit IV Cilacap. Atas perhatian dan kesediaan manajemen perusahaan dan seluruh karyawan PT Kilang Pertamina Internasional Refinery Unit IV Cilacap yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk melaksanakan kegiatan kerja praktek, saya ucapkan terima kasih.
PENUTUP