PENDAHULUAN
Konteks Penelitian
6 Yusdani, Peran Kepentingan Umum dalam Reaktualisasi Hukum: Kajian Konsep Hukum Islam Najmuddin At-tufi, (Yogyakarta: UII Press, 2000), 36. 7 Yusdani, Peran Kepentingan Umum dalam Reaktualisasi Hukum: Kajian Konsep Hukum Islam Najmuddin At-tufi -tufi, (Yogyakarta: UII Press, 2000), 75. 8 Yusdani, Peran kepentingan masyarakat dalam reaktualisasi hukum: Kajian Konsep Hukum Islam Najmuddin At-tufi, ( Yogyakarta: Pers UII.
Fokus Penelitian
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Definisi Istilah
Tabungan Paket Idul Fitri merupakan program tabungan yang diadakan setiap tahun dan juga disiapkan untuk memenuhi kebutuhan hari raya Idul Fitri, sehingga memberikan kemudahan dalam memenuhi kebutuhan hari raya Idul Fitri dengan mudah.20. Secara umum, akad adalah sesuatu yang bertekad untuk dilaksanakan oleh seseorang, baik yang timbul dari salah satu pihak, seperti wakaf, talak, sumpah, atau timbul dari dua pihak, seperti jual beli, sewa, vakalah, dan sebagainya. . 20 Idah Hamidah, Jalaluddin dan Ahmad Damiri, “Analisis Tabungan Paket Idul Fitri Dalam Perspektif Ekonomi Syariah di Desa Parung Kecamatan Subang Kabupaten Subang”, EKSISBANK Vol.
Sistematika Pembahasan
TINJAUAN PUSTAKA
Penelitian Terdahulu
Hasil Penelitian Mirfaqotul Asdiqo' (2015) yang berjudul TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK MENABUNG LEBARAN DI PASAR TERSONO BATANG. 25 Mirfaqotul Asdiqo, “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Praktik Menabung Idul Fitri di Pasar Tersono Batang”, (Skripsi, UIN SUKA Yogyakarta, 2015). Dan penelitian keempat yang dilakukan Dina Tri Wulansari mengenai praktik pembagian hasil tabungan lebaran dalam bentuk paket.
Kajian Teori
- Praktik Tabungan Lebaran dalam Fiqh Muamalah
- Rukun dan Syarat Akad dalam Islam
- Akad Mudharabah
Fatwa menabung ini menegaskan bahwa dalam menabung, akad yang dibenarkan adalah akad Mudharabah dan Wadiah. Dengan demikian, keuntungan usaha yang menggunakan akad mudharabah dibagi menurut kesepakatan yang tercantum dalam akad, sedangkan kerugian ditanggung oleh pemilik modal, sepanjang kerugian tersebut bukan disebabkan oleh pengelola.44. Seperti yang telah dijelaskan di atas, ada beberapa syarat dan batasan yang harus dipenuhi, serta bagaimana seharusnya pembagian keuntungan dalam akad mudharabah.
Dalam akad mudharabah terdapat dua peran yang harus dipenuhi dimana satu pihak sebagai pemilik modal (shahibul maal) dan pihak lainnya berperan sebagai pengelola atau pelaksana akad (mudarib). b) Barang Mudharabah (modal dan tenaga kerja). Dengan demikian, baik pemilik modal maupun pengelola modal bersedia melakukan akad mudharabah. Menurut definisinya, modal adalah sejumlah uang yang diberikan oleh pemilik modal (shahibul maal) kepada pengelola (mudarib) untuk mewujudkan tujuan akad yang tercantum dalam akad mudharabah.
Agar akad mudharab dianggap sah, modal yang dikeluarkan harus mempunyai status yang jelas dan pasti. Ciri-ciri akad mudharabah adalah bagi hasil atau bagi hasil (PLS), dalam akad ini imbal hasil dan waktu arus kas bergantung pada kinerja sebenarnya. Sedangkan dalam pengaturan mudharab mukayidah (penanaman modal terbatas), pemilik modal telah menentukan usaha yang akan dijalankan oleh pengelola modal.
Ada beberapa istilah yang harus dipahami dan dipatuhi oleh masing-masing pihak yang melaksanakan akad mudharabah. Jika pengelola modal meminta biaya hidup selama akad, maka akad mudharabah akan rusak. Akad mudharabah berakhir dengan sendirinya apabila pemilik modal atau mudharib meninggal dunia, atau tidak dapat melakukan perbuatan hukum.
METODE PENELITIAN
- Pendekatan dan Jenis Penelitian
- Lokasi Penelitian
- Subyek Penelitian
- Teknik Pengumpulan Data
- Analisis Data
- Keabsahan Data
- Tahap-tahap Penelitian
Tahap pendaftaran Tabungan Idul Fitri terjadi ketika calon peserta tabungan menghubungi pemilik Perusahaan Tabungan Idul Fitri yaitu Ibu Hos. Biasanya calon penabung lebaran terlebih dahulu menanyakan jenis paket yang tersedia dan kejelasannya. Oleh karena itu, dalam hal ini peneliti akan memaparkan hasil wawancara yang dilakukan di Desa Sidodadi Kecamatan Tempurejo Kabupaten Jember mengenai permasalahan praktik menabung lebaran.
Mengenai alur pembayaran tabungan lebaran Ibu Hos di desa Sidodadi kecamatan Tempurejo kabupaten Jember, sebaiknya peneliti melakukan wawancara kepada pihak-pihak yang terlibat langsung dalam proses pembayaran ini. Dari wawancara diketahui bahwa menurut pemilik usaha, Bu Hos diberikan rekening tabungan lebaran setiap minggunya. Beberapa jenis paket tersedia di Tabungan Idul Fitri Ibu Ho di Desa Sidodadi, Kecamatan Tempurejo, Kabupaten Jember.
Berdasarkan hasil analisis berbagai data, Tabungan Idul Fitri Ibu Hos di Desa Sidodadi Kecamatan Tempurejo Kabupaten Jember yang telah berjalan kurang lebih lima tahun ini menawarkan dua paket yaitu paket sembako dan paket sembako. paket daging sapi. kemasan. Dengan demikian menurut analisa peneliti tabungan lebaran di desa Sidodadi termasuk dalam akad mudharabah mutlaqah. Bahwa pada pelaksanaan tabungan lebaran di desa Sidodadi kecamatan Tempurejo kabupaten Jember diterapkan sistem bagi hasil dari pengelolaan dana oleh pemilik usaha (pengelola).
Berdasarkan tinjauan akad Mudharabah, konsep akad mudharabah secara umum digunakan dalam pelaksanaan tabungan Idul Fitri di desa Sidodadi kecamatan Tempurejo kabupaten Jember.
PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS
Gambaran Obyek Penelitian
Menurut penjelasan penggagas tabungan lebaran (Ibu Hos), paketnya ada 2 jenis yaitu sembako dan daging sapi. Tabungan Idul Fitri (bu Hos) merupakan salah satu Perusahaan Tabungan Idul Fitri di Desa Sidodadi yang bisa dikatakan terkenal karena terdapat sistem bagi hasil. Paket Hemat Lebaran ini memiliki dua pilihan paket yang terdiri dari produk berbeda dengan harga berbeda yang dijelaskan pada tabel di bawah ini.
Usaha tabungan lebaran Ny. Ho yang telah berjalan selama lima (5) tahun terakhir ini berkembang cukup menarik bagi masyarakat setempat, bahkan di desa-desa lain. Dalam komunikasi tersebut, pemilik usaha akan menjelaskan jenis paket, produk yang akan diuntungkan, sistem pembayaran, waktu pendistribusian produk tabungan lebaran dan bonus yang akan diterima nantinya. Sesuai kesepakatan awal antara pemilik usaha dan penabung, produk tabungan lebaran akan disalurkan paling lambat 10 hari sebelum lebaran.
Di tabungan lebaran ini, pengiriman produk dilakukan langsung sesuai produk yang tertera di katalog. 300.000 ada bonus 1 1/2 kg gula pasir 85 Dalam pelaksanaannya, menurut pengakuan informan, usaha tabungan Bajram tidak pernah ingkar janji sehingga dikenal dapat diandalkan. 86.
Penyajian Data dan Analisis Data Penelitian
Diantaranya peneliti melakukan wawancara dengan Ibu Hos selaku pemilik usaha dan dengan beberapa peserta tabungan yaitu Ibu Lala dan Ibu Nita. Peneliti kemudian melakukan wawancara kembali dengan Ibu Lala, selaku salah satu peserta tabungan Ibu Hos di Desa Sidodadi Kecamatan Tempurejo Kabupaten Jember. Dalam pemaparan wawancara, peneliti menyimpulkan bahwa pembayaran tabungan lebaran dilakukan seminggu sekali, dengan besaran nominal disesuaikan dengan jenis paket yang tersedia, dibagi dengan jumlah penarikan yaitu empat puluh kali.
Dari hasil wawancara peneliti menyimpulkan bahwa pernyataan informan ketiga sesuai dengan apa yang disampaikan oleh pengusaha dan peserta tabungan lainnya. Terkait jenis paket yang ditawarkan, penyidik akan melakukan wawancara kepada pemilik usaha yakni Ibu Hos. Berdasarkan hasil wawancara peneliti menyimpulkan bahwa untuk tabungan lebaran kali ini ada dua paket yaitu paket sembako senilai Rp. 600.000 dengan total peserta 52 orang dan paket daging sapi senilai Rp.
Saya memahami bahwa bonus saya akan terutang kepada Ny. Hos, tetapi Anda tidak perlu Ny. Hos membayar bonus Anda, yang penting bonus Anda cukup baik”93. Saya sendiri kurang paham dengan masalah pengelolaan dana tabungan, setahu saya hanya dikelola agar bisa mendapatkan bonus tabungan lebaran. 96 Husnul Khotimah, wawancara peneliti desa Sidodadi. Jika Anda bisa membayarnya, Anda masih bisa melanjutkan.
Peneliti menyimpulkan dari hasil wawancara bahwa tidak ada pembacaan perjanjian akad di rekening tabungan lebaran ini.
Pembahasan Temuan
Dan tidak ada akad lafdzi karena syarat dalam muamalah mengharuskan adanya perjanjian akad antara orang yang menabung dengan pengelola tabungan. Sebagaimana kita ketahui, mudharabah adalah suatu perjanjian kemitraan usaha antara dua pihak dimana pihak pertama adalah pemilik modal (shohibul mal), sedangkan pihak yang lain adalah pengelola modal (mudharib), dengan syarat keuntungan yang diperoleh akan dibagi. antara kedua belah pihak di sepakati dengan kesepakatan bersama (nisbah yang disepakati), namun apabila terjadi kerugian ditanggung oleh Shahibul Mal.101 Dalam Tabungan Idul Fitri (Ibu Hos) di Desa Sidodadi dapat dengan mudah dipahami dalam praktiknya dengan bantuan konsep mudharabah meskipun tidak ada lafal lafdzi akad yang digunakan. Selain itu, sahnya akad mudharabah juga harus memenuhi syarat-syarat yang melekat pada masing-masing pilar.
Karena menurut informasi dari pemilik usaha dan peserta tabungan, tidak ada syarat khusus saat pendaftaran, hanya perjanjian saja. Jadi, maka dalam hal pembagian nisbah untuk jenis akad mudhareb absolut yaitu pembiayaan yang mempunyai dana, tidak diperlukan syarat apa pun, kecuali syarat baku sahnya akad mudhareb. Dari hasil analisis penulis, pada kegiatan muamelah berupa tabungan idul fitri, proses pengelolaannya termasuk dalam jenis mudharaba muqar.
Soemitra, Andri, Hukum Ekonomi Syariah dan Fiqih Muamalah dalam Lembaga Keuangan dan Bisnis Kontemporer, (Jakarta Timur: Prenadamedia Group, 2019),. Hamidah, Idah, Jalaluddin dan Ahmad Damiri, Analisis Tabungan Paket Idul Fitri Dalam Perspektif Ekonomi Syariah di Desa Parung Kecamatan Subang Kabupaten Subang, EKSISBANK Vol. Asdiqo, Mirfaqotul, Tinjauan Hukum Islam Terhadap Praktik Menabung Idul Fitri di Pasar Tersono Batang, (Skripsi: UIN SUKA Yogyakarta, 2015).
Sari, Lilis Rosita, Tinjauan Hukum Islam tentang Praktek Menabung Idul Fitri (Studi Kasus di Desa Bantengan, Kecamatan.
PENUTUP
Kesimpulan
Apabila dalam proses pengelolaan dana, dana tersebut diambil semata-mata dari 100% dana milik penabung (shohibul mal), tanpa ada campuran sedikit pun dengan dana milik pengelola. Selanjutnya yang perlu diperhatikan adalah sistem bagi hasil yang masih menggunakan perjanjian berupa nilai nominal barang yang diterima, tanpa disebutkan. Karena bagi hasil harus jelas dan dinyatakan dalam persentase atau bahkan 99:1 berdasarkan kesepakatan bersama.
Sedangkan bagi ulama mazhab Maliki, status pekerja tetap sama seperti dalam mudharabah shahihah, yaitu tetap mendapat bagian keuntungan yang disepakati bersama.
Saran
Muhammad al-Assal, Ahmad dan Fatih Ahmad Abdul Karim, Sistem, Prinsip dan Tujuan Ekonomi Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 1999). Pujaastawa, Ida Bagus Gde, Teknik Wawancara dan Observasi Pengumpulan Materi Informasi, (Udayana, Universitas Udayana, 2016) Pujiono, Hukum Islam dan Dinamika Pembangunan Masyarakat, cet. Rozalinda, Prinsip-prinsip Fiqih Ekonomi Syariah dan Implementasinya di Sektor Keuangan Syariah, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2016).
Suhendi, Hendi, Fiqh Muamalah, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010) Syafei, Rachmat, Fiqh Muamalah, Bandung: CV Pustaka Setia, 2001. Yusdani, Peran Kepentingan Masyarakat dalam Reaktualisasi Hukum: Kajian Konsep Hukum Islam Najmuddin At-tufi, (Yogyakarta: UII Press, 2000). Alimusa, La Ode, “Kajian Konsep Akad dan Jenis Produk Fund Pooling Bank Syariah di Indonesia”, Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 8(03), (Kendari; .2022).
Darmawan Nugraha, Aldy & Sri Abidah Suryaningsih, Peran Tabungan Hadiah Hari Raya Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Anggota di Wonocolo Surabaya, Jurnal Ekonomi Islam, Volume 2, Nomor 3, (Universitas Negeri Surabaya; 2019). Harrio Aulia, Ananda Muamalah Pokok-Pokok Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah, Hukum Islam, Vol. Isfandiar, Ali Amin, Analisis Fiqih Muamalah tentang Model Akad Hybrid dan Penerapannya pada Lembaga Keuangan Syariah, Jurnal Religia, vol.10, no.
Muhsin, Syamsiah, Implementasi Hybrid Contract Pembiayaan MULIA di Unit Layanan Syariah Cabang Pangkajen e, (Parepare; 2019).