Universitas Katolik Parahyangan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Program Studi Ilmu Hubungan Internasional
Terakreditasi A
SK BAN –PT NO: 3095/SK/BAN-PT/Akred/S/VIII/2019
Implementasi Program Corporate Social Responsibility (CSR) Shell Pada Bidang Lingkungan di Delta Niger
Tahun 2012-2016
Skripsi
Diajukan untuk Ujian Sidang Jenjang Sarjana Program Studi Ilmu Hubungan Internasional
Oleh
Nadila Chrysanti 2016330193
Bandung
2019
II
Universitas Katolik Parahyangan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Program Studi Ilmu Hubungan Internasional
Terakreditasi A
SK BAN –PT NO: 3095/SK/BAN-PT/Akred/S/VIII/2019
Implementasi Program Corporate Social Responsibility (CSR) Shell Pada Bidang Lingkungan di Delta Niger
Tahun 2012-2016
Skripsi
Oleh
Nadila Chrysanti 2016330193
Pembimbing
Dr. Aknolt Kristian Pakpahan, S.IP., M.A.
Bandung
2019
III
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
IV PERNYATAAN
Saya yang bertandatangan di bawah ini :
Nama : Nadila Chrysanti
NPM : 2016330193
Jurusan Program Studi : Ilmu Hubungan Internasional
Judul : Implementasi Program Corporate Social Responsibility (CSR) Shell Pada Bidang Lingkungan di Delta Niger Tahun 2012- 2016
Dengan ini menyatakan bahwa penelitian ini merupakan hasil karya tulis ilmiah sendiri dan bukanlah merupakan karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar akademik oleh pihak lain. Adapun karya atau pendapat pihak lain yang dikutip, ditulis sesuai dengan kaidah penulisan ilmiah yang berlaku.
Pernyataan ini saya buat dengan penuh tanggung jawab dan bersedia menerima konsekuensi apapun sesuai aturan yang berlaku apabila dikemudian hari diketahui bahwa pernyataan ini tidak benar.
Bandung, 27 November 2019,
Nadila Chrysanti 2016330193 ABSTRAK
V Nama : Nadila Chrysanti
NPM : 2016330193
Judul : Implementasi Program Corporate Social Responsibility (CSR) Shell Pada Bidang Lingkungan di Delta Niger Tahun 2012-2016
Perusahaan Multinasional (PMN) saat ini merupakan salah satu aktor yang memiliki peran penting dalam aktivitas hubungan internasional. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan implementasi program CSR dengan memunculkan pertanyaan riset sebagai berikut: “Bagaimana implementasi program CSR yang telah dilakukan oleh Shell pada tahun 2012-2016 dalam bidang lingkungan?” Dalam penelitian ini penulis akan menggunakan berbagai teori dan konsep untuk menjawab pertanyaan riset diatas. Pertama, teori John Elkington untuk melihat program CSR dengan menekankan hubungan pada Profit, People, dan Planet. Kemudian prinsip CSR milik Keith Davis dan David Blomstrom, yakni to protect dan to improve yang digunakan oleh penulis untuk menjelaskan mengapa program CSR perlu dilakukan oleh perusahaan. Serta teori piramida CSR yang dikemukakan oleh Archie B. Caroll, untuk menjelaskan bagaimana tanggung jawab CSR yang seharusnya dilakukan oleh perusahaan.
Penelitian ini juga menemukan bahwa SPDC telah melakukan tiga program CSR dalam bidang lingkungan yaitu, bioremediation technology, awareness campaign, dan Shell LiveWire.
Kata Kunci: Corporate Social Responsibility, Lingkungan, PMN, Tumpahan Minyak, Shell.
VI ABSTRACT
Name : Nadila Chrysanti
NPM :2016330193
Title :The Implementation of Shell Corporate Social Responsibility (CSR) in the Environmental sector in the Niger Delta 2012-2016
Multinational Corporations (MNCs) are currently one of the actors who have an important role in international relations. This research discusses the implementation of CSR programs by raising the following research questions:
"How is the implementation of Shell CSR programs in the environmental sector from 2012-2016?" In this research, the writer will use various concepts and theories to answer the research questions above. First, John Elkington's theory of looking at CSR programs by directing relationships to Profit, People, and Planet.
Then Keith Davis and David Blomstrom's CSR principles, which are to protect and improve are used by the author to explain why CSR programs need to be carried out by companies. As well as the CSR pyramid theory put forward by Archie B.
Caroll, to explain how CSR responsibilities arqe carried out by companies. The research also found that SPDC has carried out three CSR programs in the environmental sector namely, bioremediation technology, awareness campaigns, and Shell LiveWire.
Keywords: Corporate Social Responsibility, Environment, MNCs, Oil Spill, Shell.
VII KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini tepat pada waktunya. Skripsi dengan judul “Implementasi Program Corporate Social Responsibility (CSR) Shell Pada Bidang Lingkungan di Delta Niger Tahun 2012- 2016” disusun untuk memenuhi syarat kelulusan Strata-I Jurusan Ilmu Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi program CSR dari SPDC dalam menyelesaikan permasalahan tumpahan minyak yang terjadi di Delta Niger, khususnya pada bidang lingkungan. Penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Dr. Aknolt Kristian Pakpahan, S.IP., M.A. selaku dosen pembimbing karena berkat bimbingannya penulis mampu menyelesaikan penelitian ini. Tidak lupa juga untuk emua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan penelitian ini hingga selesai tepat pada waktunya.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari penelitian ini, oleh karena itu penulis sangat terbuka akan kritik dan saran yang akan diberikan dan sangat berharap penelitian ini dapat bermanfaat.
Bandung, 27 November 2019
Nadila Chrysanti
VIII UCAPAN TERIMAKASIH
Pada kesempatan ini penulis juga ingin berterimakasih kepada seluruh pihak yang telah menyertai perjalanan penulis sebagai mahasiswi di Universitas Katolik Parahyangan, terlebih lagi dalam proses pengerjaan skripsi ini dari awal hingga akhir, sehingga proses penulisan skripsi ini dapat berjalan dengan lancar dan terselesaikan dengan baik. Secara khusus penulis ingin berterimakasih kepada:
1. Tuhan Yesus yang selalu menyertai dan membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini sehingga dapat selesai tepat pada waktunya.
2. Kedua orang tua penulis, Papa dan Mama yang tidak hentinya memberikan dukungan dan doa sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini dengan lancar. Semoga Mama bisa bangga melihat anaknya bisa menyelesaikan perkuliahan ini diatas sana.
3. Dosen pembimbing dalam penulisan skripsi ini, yaitu Bang Aknolt Kristian Pakpahan atas kesabaran dan seluruh masukan-masukannya, serta bimbingannya dari awal pengerjaan hingga akhir.
4. Seluruh Dosen yang di Universitas Katolik Parahyangan, terlebih lagi Dosen di Hubungan Internasional yang telah rela mengajar dan memberikan ilmunya kepada penulis.
5. Teman kuliah, Sherin, Reina, Monika, yang selalu ada untuk penulis selama berkuliah di Unpar dari awal hingga akhir, di saat suka maupun duka, yang mau menerima penulis apa adanya, serta tidak hentinya selalu menghibur penulis dengan tingkah lakunya.
6. Teman SMA, Chynthia, Chilla, Elsa, Vina, Vani, Lala, dan Alfi yang selalu memberikan dukungan dan menghibur dikala proses pengerjaan.
IX 7. Teman SMP, Bella, Maria, Chynthia, Nadia, Detta, Xena, yang selalu
mendukung penulis sehingga tetap semangat dalam pengerjaan.
8. Untuk diri sendiri, karena berhasil melewati tahap skripsi ini dengan segala suka maupun duka, dengan segala permasalahan yang dilewati, dan berhasil kuat hingga akhir pengerjaan. Tidak lupa juga untuk Buntel, anjing penulis yang selalu setia menunggu penulis pulang ke rumah dari Bandung.
9. Untuk Bandung, sebagai tempat tinggal sementara penulis karena telah menjadi tempat yang nyaman, tenang, dan menyenangkan. Mempunyai banyak kenangan suka ataupun duka, pengalaman dan sejuta cerita, yang tentunya tidak akan penulis lupakan.
10. Bartolomeus Riyan Putranto atau Berto, yang juga tentunya berperan sangat banyak bagi hidup penulis, yang mengetahui bagaimana suka duka penulis selama pengerjaan skripsi, yang mau menjadi tempat keluh kesah, selalu sabar dan setia menjadi penghibur dan pendukung penulis 24/7.
Terimakasih.
X DAFTAR ISI
Tanda Pengesahan Skripsi ... Error! Bookmark not defined.
PERNYATAAN ... IV ABSTRAK ... IV ABSTRACT... VI
KATA PENGANTAR ... VII UCAPAN TERIMAKASIH ... VIII DAFTAR GAMBAR ... XIII
DAFTAR TABEL ... 14
DAFTAR AKRONIM ... 15
BAB I ... 16
PENDAHULUAN ... 16
1.1 Latar Belakang Masalah ... 16
1.2 Identifikasi Masalah ... 20
1.2.1. Deskripsi Masalah ... 20
1.2.2. Pembatasan Masalah ... 22
1.2.3. Perumusan Masalah ... 24
1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 24
1.3.1. Tujuan Penelitian ... 24
1.3.2. Kegunaan Penelitian ... 24
1.4 Kajian Literatur ... 25
XI
1.5 Kerangka Pemikiran ... 30
1.6 Metode Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data ... 41
1.6.2 Metode Penelitian ... 41
1.6.2 Teknik Pengumpulan Data ... 42
1.7 Sistematika Pembahasan ... 43
BAB II ... 44
PROFIL PERUSAHAAN ROYAL DUTCH SHELL PLC ... 44
2.1 Sejarah Perusahaan ... 44
2.1.1 Sejarah Royal Dutch Shell plc.... 44
2.1.2 Sejarah Shell Petroleum Development Company (SPDC) ... 48
2.2 Nilai dan Prinsip-Prinsip Umum Bisnis Shell ... 49
2.2.1 Nilai ... 49
2.2.2 Prinsip-Prinsip Umum Bisnis Shell... 50
2.3 Perkembangan Perusahaan Shell ... 52
2.3.1 Produk Royal Dutch Shell ... 52
2.3.2 Wilayah Operasi Perusahaan Roya Dutch Shell ... 55
2.4 Komitmen Royal Dutch Shell terhadap Lingkungan ... 59
2.5 Pandangan Shell Terhadap Konsep CSR ... 62
2.6 Beberapa Contoh Kegiatan CSR Royal Dutch Shell ... 65
BAB III ... 69
XII IMPLEMENTASI PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY
(CSR) SHELL PADA BIDANG LINGKUNGAN DI DELTA NIGER ... 69
3.1 Kronologis Tumpahan Minyak di Delta Niger... 70
3.1.1 Tumpahan Minyak di Delta Niger ... 70
3.1.2 Penyebab Tumpahan Minyak ... 74
3.1.3. Akibat yang ditimbulkan dari tumpahan ... 78
3.2 Upaya Yang Dilakukan Oleh Pemerintah Nigeria ... 81
3.3 Shell Petroleum Development Company dan Corporate Social Responsibility ... 85
3.4 Implementasi Program CSR SPDC di Delta Niger Pada Bidang Lingkungan ... 91
3.4.1 Bioremediation technologies ... 92
3.4.2 Awareness Campaign ... 94
3.4.3 Shell LiveWire ... 99
3.5 Lesson Learn ... 102
BAB IV ... 106
KESIMPULAN ... 106
DAFTAR PUSTAKA ... 109
XIII DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1. Teori Piramida CSR ... 35
Gambar 2.1. Ritel Bahan Bakar Pelumas Shell ... 54
Gambar 2.2. Truk Bitumen Shell ... 55
Gambar 3.1. Peta Delta Niger... 71
Gambar 3.2. Jumlah Tumpahan Minyak Shell di Nigeria Menurut Oil Spill Monitor ... 74
Gambar 3.3. Kebocoran Pipa ... 76
Gambar 3.4. Lubang Kebocoran Pipa ... 76
Gambar 3.5. Tumpahan Minyak di Bodo Niger Delta... 77
Gambar 3.6. Tim Remediasi Shell Nigeria ... 93
Gambar 3.7. Direktur Pelaksana Shell dan Country Chair ... 95
Gambar 3.8. Upacara Kelulusan para Penerima Manfaat Program SPDC JV Ogoni LiveWire ... 102
14 DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Jumlah Tumpahan Minyak SPDC di Nigeria ... 74
15 DAFTAR AKRONIM
PMN : Perusahaan Multinasional CSR : Corporate Social Responsibility
SPDC : Shell Petroleum Development Company UNEP : United Nation Environment Programme
IUCN : International Union for Conservation of Nature MOSOP : The Movement for the Survival of the Ogoni People WHO : World Health Organizations
NOSDRA : National Oil Spill Detection and Response Agency
EGASPIN : Environmental Guidelines and Standards for the Petroleum Industry
API : American Petroleum Institute
ASME : American Society of Mechanical Engineers TBL : Triple Bottom Line
16 BAB I
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
Pada awal perkembangan studi Hubungan Internasional, tentunya aktor memiliki peran utama. Dalam hal ini, yang dimaksud dengan aktor dalam Hubungan Internasional adalah setiap pihak yang memiliki peran dan mampu melakukan interaksi hubungan internasional satu sama lain, dimana pada awal perkembangannya, yang menjadi aktor paling utama dalam hubungan internasional adalah negara (state actor).1 Globalisasi menyebabkan batas antar negara menjadi tidak relevan lagi, sehingga menyebabkan munculnya aktor- aktor lain selain negara.2 Sehingga aktor yang memegang peran penting dalam dunia Hubungan Internasional tidak lagi hanya negara, namun muncul aktor- aktor baru seperti organisasi internasional, organisasi non-pemerintah, individu, hingga Perusahaan Multinasional (PMN). Keadaan ini tentunya sangat berpengaruh bagi sistem perekonomian internasional.
Shell Petroleum Development Company (SPDC) merupakan salah satu Perusahaan Multinasional (PMN) terbesar di dunia yang bergerak dalam bidang industri tambang minyak dan gas. Sebagai sebuah perusahaan energi, SPDC berkomitmen untuk memenuhi permintaan energi dunia yang semakin meningkat setiap harinya. Minyak merupakan sebuah komoditas yang sangat dibutuhkan di berbagai belahan dunia. Berbagai olahan minyak juga dapat
1 Hanzel, Matthew. SIHI 2: Aktor dalam Studi Hubungan Internasional. 20 Maret 2014. Diakses pada 3 Februari 2019. https://matthewhanzel.com/2014/03/20/sihi2/.
2 Hadiwinata, Bob Sugeng. Studi dan Teori Hubungan Internasional: Arus Utama, Alternatif, dan Reflektivis. 2017. Yayasan Pustaka Obor Indonesia. Hlm 3.
17 dihasilkan. Meningkatnya jumlah kebutuhan minyak di dunia serta banyaknya keuntungan yang dapat diperoleh dari industri pertambangan minyak, menjadikan minyak sebagai komoditi yang banyak mendatangkan keuntungan besar dan memperebutkan pangsa pasar yang ada.
Shell Petroleum Development Company (SPDC) hingga saat ini telah berada di lebih dari 70 negara, dengan rata-rata 93.000 karyawan.3 Perusahaan Shell telah menjadi salah satu perintis produksi minyak baik di air tawar, dangkal, dan dalam. Selain minyak, Shell juga berperan dalam pengembangan gas dengan memproduksi dan mengirimkan gas kepada konsumen, baik pasar domestik atau pasar ekspor selama lebih dari 40 tahun.4 Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa dengan semakin luasnya pasar bagi industri minyak dan gas, adanya permasalahan dari aktivitas pengolahan minyak dan gas masih sering terjadi hingga saat ini. Selama beberapa dekade tumpahan minyak telah merusak lingkungan dan menghancurkan kehidupan masyarakat di Nigeria.
Adanya tumpahan minyak di berbagai daratan maupun lautan di sekitar daerah pertambangan merupakan masalah terbesar kedua dalam SPDC. Terkait dengan tumpahan minyak yang terjadi beberapa tahun lalu, ilmuwan UNEP menemukan lapisan minyak olahan sebesar 8cm mengambang di air tanah penyedia sumur.5 Selain adanya permasalahan lingkungan karena aktivitas dari perusahaan minyak dan gas di Nigeria, terdapat banyak permasalahan besar
3 “About Us.” Shell Nigeria. https://www.shell.com.ng/about-us.html. Diakses pada 27 Agustus 2019.
4 “Who We Are.” Shell Nigeria. https://www.shell.com.ng/about-us/who-we-are.html. Diakses pada 27 Agustus 2019.
5 United Nations Environmental Programme. UNEP Ogoniland Oil Assessment Reveals Extent of Environmental Contamination and Threats to Human Health. UNEP.
https://www.unenvironment.org/news-and-stories/story/unep-ogoniland-oil-assessment- reveals-extent-environmental-contamination-and. Diakses pada 27 Agustus 2018.
18 lainnya, seperti menurunnya kesehatan masyarakat sekitar, kehilangan mata pencaharian dan tanah mereka, serta adanya polusi minyak. Menurut laporan dari UNEP, secara keseluruhan memperkirakan bahwa untuk melawan dan membersihkan polusi dan mempercepat pemulihan Ogoniland di Nigeria yang bisa memakan waktu 25 hingga 30 tahun.6
Maka sebagai salah satu perusahaan minyak terbesar, Shell Petroleum Development Company (SPDC) memiliki kewajiban untuk membentuk program Corporate Social Responsibility (CSR) yang diperuntukkan bagi masyarakat dan para pemangku kepentingan lainnya. Seiring dengan perkembangan globaliasi, lingkup kajian Studi Hubungan Internasional menjadi semakin luas seiring dengan perkembangan zaman. Sehingga program- program CSR yang dilakukan oleh Perusahan Multinasional (PMN) juga semakin beragam, terutama dengan adanya dominasi program CSR bagi industri pertambangan minyak yang meliputi berbagai variasi bidang, seperti lingkungan, edukasi, ekonomi, pemberdayaan, kesehatan, hingga amal.
Corporate Social Responsibility (CSR) telah menjadi bagian yang melekat pada perusahaan saat ini, terlebih lagi bagi Perusahaan Multinasional (PMN) besar. Keberadaan PMN mampu membawa perubahan dalam dunia internasional baik dalam bidang sosial, politik, ekonomi, maupun lingkungan.
Namun, perubahan tersebut tentunya tidak hanya membawa dampak positif, tetapi juga mempunyai dampak negatif yang ditimbulkan.
6 United Nations Environmental Programme. UNEP Ogoniland Oil Assessment Reveals Extent of Environmental Contamination and Threats to Human Health. UNEP.
https://www.unenvironment.org/news-and-stories/story/unep-ogoniland-oil-assessment- reveals-extent-environmental-contamination-and. Diakses pada 27 Agustus 2019.
19 Pembangunan berkelanjutan merupakan suatu gagasan untuk memastikan terciptanya kualitas hidup yang lebih baik, mempu melindungi dan menggunakan sumber daya alam secara bijak, serta berperan dalam pertumbuhan ekonomi yang lebih maju. CSR di yakini memiliki pengaruh terhadap keberlanjutan perusahaan. Dalam konsepnya, CSR menekankan bahwa perusahaan harus mampu mengembangkan bisnis yang etis dan berkesinambungan (sustainable) baik secara ekonomi, sosial dan lingkungan.
Tanggung jawab sosial perusahaan tentunya juga harus mampu meningkatkan kualitas kehidupan para pemangku kepentingannya. Pemangku kepentingan dalam suatu bisnis tentu memilki peran yang penting, oleh karena itu perusahaan harus mampu memperhatikan para pemangku kepentingannya, memenuhi keinginannya, dan melihat bagaimana mereka dapat mempengaruhi bisnis dan sebaliknya. Strategi dari tanggung jawab sosial itu sendiri adalah dimana organisasi mampu mencapai keberlanjutan sedemikian rupa sehingga tindakan CSR yang dilakukan oleh perusahaan menjadi bagian yang melekat dan saling terhubung dengan cara perusahaan menjalankan bisnisnya.
Shell Petroleum Development Company (SPDC) telah memiliki program CSR sendiri dengan menetapkan target keberlanjutan dalam menangani dampak buruk yang ditimbulkan dari pengoperasian produknya, perilaku perusahaan, hingga keberlanjutan para pekerja pertambangan. SPDC menganggap bahwa keberlanjutan merupakan strategi utama untuk menciptakan keberlanjutan yang juga terhubung dengan segala bidang bisnisnya untuk mengurangi dampak jangka panjang dari aktivitas produksinya bagi lingkungan dan berusaha
20 berkontribusi bagi masyarakat di sekitar wilayah operasi agar bermanfaat bagi para pemegang kepentingannya.
1.2 Identifikasi Masalah 1.2.1. Deskripsi Masalah
Corporate Social Responsibility (CSR) telah menjadi bagian yang melekat pada perusahaan saat ini, terlebih lagi bagi Perusahaan Multinasional (PMN) besar. Keberadaan PMN mampu membawa perubahan dalam dunia internasional baik dalam bidang sosial, politik, ekonomi, maupun lingkungan. Namun, perubahan tersebut tentunya tidak hanya membawa dampak positif, tetapi juga mempunyai dampak negatif yang ditimbulkan. Salah satunya adalah perusahaan Shell Petroleum Development Company (SPDC) yang merupakan salah satu perusahaan pertambangan minyak terbesar di dunia, yang telah memproduksi dan mengolah minyak besar ke beberapa negara. Adanya aktivitas pengolahan minyak telah menyebabkan beberapa permasalahan di berbagai bidang, khususnya bidang lingkungan. Selain itu, tumpahan minyak karena adanya sabotase pipa aliran minyak yang di duga dilakukan oleh pihak ketiga, serta adanya proses pemurnian minyak secara ilegal telah menyebabkan kerusakan lingkungan yang parah dari adanya proses operasi minyak dan gas di Delta Niger.7 Permasalahan
7 “Shell In Nigeria: Security, Theft, Sabotage and Spills.” Shell Nigeria.
https://www.shell.com.ng/media/nigeria-reports-and-publications-briefing-notes/security-theft- and-
sabotage/_jcr_content/par/toptasks_426262614.stream/1554121799010/f607e15fb5a85f30c73 aaede68c66dcee23d42cb/security-theft-sabotage-spills-2019.pdf. Diakses pada 27 Agustus 2019.
21 menyangkut aktivitas pengolahan minyak tentunya menjadi hal yang penting untuk dibahas saat ini.
SPDC merupakan perusahaan pemasok minyak dan gas baik dalam negeri maupun ekspor. SPDC memnpunyai aset jaringan pipa aliran minyak dan gas sekitar 4.000 kilometer, dengan kemampuan rata-rata produksi minyak sebanyak 1 juta barel per hari.8 Dilaporkan pada 2018, presentase rata-rata minyak yang tumpah dari jaringan pipa SPDC adalah sebanyak 90%, dengan jumlah lebih dari 100 kg dan disebabkan oleh campur tangan pihak ketiga, kemudian sebanyak 57% dari tumpahan yang teridentifikasi telah dilakukan perbaikan.9 Dalam laporan tersebut juga disebutkan bahwa terdapat 11.000 tumpahan minyak yang terjadi karena adanya pencurian yang dilakukan disekitar fasilitas operasi SPDC.10 Dengan adanya akibat buruk yang ditimbulkan dari aktivitas pengolahan minyak yang diproduki oleh Shell Petroleum Development Company (SPDC), maka sebagai Perusahaan Multinasional (PMN), SPDC akan berusaha untuk mengatasi permasalahan tersebut dengan menjalankan berbagai program Corporate Social Responsibility (CSR) dalam perusahaannya. Dalam laporan perusahaannya, diaktakan bahwa pada tahun 2016 Shell mempunyai dana yang nantinya akan dialokasikan untuk investasi sosial sukarela sebanyak 102 juta dolar, dimana 44 juta
8 “SPDC – Shell Petroleum Development Company of Nigeria.” Shell Nigeria.
https://www.shell.com.ng/about-us/what-we-do/spdc.html. DIakses pada 27 Agustus 2019.
9 “Shell In Nigeria: Security, Theft, Sabotage and Spils.” Shell Nigeria.
https://www.shell.com.ng/media/nigeria-reports-and-publications-briefing-notes/security-theft- and-
sabotage/_jcr_content/par/toptasks_426262614.stream/1554121799010/f607e15fb5a85f30c73 aaede68c66dcee23d42cb/security-theft-sabotage-spills-2019.pdf.
10 Ibid.
22 dolar digunakan untuk program pembangunan masyarakat setempat seperti pemulihan pasca bencana, pendidikan, kemudian 58 juta dolar digunakan untuk pengembangan usaha global, akses energi, dan keselamatan di jalan raya.11 Dalam negara yang pendapatannya rendah, perusahaan Shell akan mengalokasikan dana lebih banyak pada membeli barang dan jasa perusahaan lokal. Dijalankannya program CSR dalam perusahaan ini, tentunya tidak hanya semata-mata untuk mengatasi dampak negatif yang ditimbulkan dari dibuatnya suatu komoditas, tetapi SPDC juga berusaha untuk mengatasi berbagai permasalahan sosial yang berada di sekitarnya, terutama para pemangku kepentingan dalam perusahaannya. Dengan diproduksinya minyak sebagai bahan yang mudah terbakar, SPDC juga tentunya berusaha untuk memproduksi barang yang mampu mengurangi dampak negatif dari pengolahan minyak itu sendiri.
Dalam laporan ini dituliskan bahwa dampak terhadap lingkungan yang terkait dengan aktivitas pengolahan minyak oleh SPDC, menjadikan penanganan sebagai langkah penting menuju pencapaian tujuan aktivitas Corporate Social Responsibility.
1.2.2. Pembatasan Masalah
Tumpahan minyak yang terjadi di Nigeria pada tahun 2008 dan 2012, merupakan dua kasus tumpahan minyak terbesar dari SPDC, dan telah memunculkan daftar panjang dari permasalahan yang dapat
11 “Sekilas tentang Shell.” Shell Nigeria. https://www.shell.co.id/in_id/tentang-kami/who-we- are.html. Diakses pada 27 Agustus 2019.
23 ditimbulkan dari berbagai aktivitas perusahaan minyak dan gas yang juga tentunya terdapat pro dan kontra dari berbagai pihak. Terlebih lagi, minyak merupakan salah satu komoditi yang sangat dibutuhkan saat ini di berbagai belahan dunia. Pada saat ini, banyak perusahaan minyak yang ada di dunia telah berusaha untuk mengurangi dampak buruk yang ditimbulkan dari pengolahan minyak itu sendiri. Dampak tersebut tentunya juga banyak dirasakan oleh para pemangku kepentingan perusahaan. Shell Petroleum Development Company (SPDC), yang merupakan salah satu perusahaan multinasional minyak dan gas terbesar di Nigeria juga telah berusaha menjalankan berbagai program keberlanjutan yang juga merupakan bagian dari Corporate Social Responsibility (CSR) untuk mengatasi dampak negatif yang ditimbulkan oleh perusahaannya. Sejak lama SPDC telah mempublikasikan program- program CSR yang akan dilakukan dan telah mencakup berbagai bidang seperti pendidikan, kesehatan, sosial, ekonomi hingga lingkungan.
Analisis dalam penelitian ini akan difokuskan pada program- program Corporate Social Responsibility (CSR) yang telah dilakukan oleh Shell Petroleum Development Company (SPDC) pada tahun 2012 hingga tahun 2016, untuk berusaha mengatasi dampak negatif yang perusahaannya timbulkan terutama dalam bidang lingkungan. Tahun 2012 ditentukan berdasarkan tahun terjadinya tumpahan minyak terbesar kedua di Delta Niger. Kemudian penulis akan menghentikan penelitian pada tahun 2016, karena berdasarkan laporan pada NOSDRA tahun tersebut jumlah tumpahan minyak sudah mulai banyak berkurang.
24 1.2.3. Perumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang, identifikasi dan pembatasan masalah yang tercantum sebelumnya, penelitian yang dilakukan oleh penulis akan berdasarkan pada pertanyaan berikut:
“Bagaimana implementasi program CSR yang telah dilakukan oleh Shell pada tahun 2012-2016 dalam bidang lingkungan?”
1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1.3.1. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian yang ditulis adalah untuk menggambarkan implementasi dari program Corporate Social Responsibility (CSR) yang telah dilakukan oleh perusahaan minyak Shell Petroleum Development Company (SPDC), untuk mengetahui upaya perusahaan dalam penanganan dari dampak negatif yang ditimbulkan bagi masyarakat, terutama dalam bidang lingkungan pada tahun 2012-2016.
1.3.2. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi terkait pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan Shell Petroleum Development Company (SPDC) dalam berbagai bidang kegiatan. Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi sumber data yang menjelaskan mengenai peran perusahaan multinasional (PMN) dalam meminimalisir dampak negatif yang ditimbulkan.
Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi bahan bagi penelitian mengenai peran perusahaan minyak dan gas saat ini. Selain itu, juga
25 diharapkan dapat menjadi bahan bagi penelitian mengenai corporate social responsibility sebagai bentuk komitmen dari perusahaan untuk bertanggung jawab aktif kepada para pemangku kepentingannya dan berbagai permasalahan sosial yang ada di masyarakat.
1.4 Kajian Literatur
Literatur yang tertulis dalam penelitian ini berjumlah empat buah, dimana ketiga buah literatur yang tercantum berasal dari jurnal. Semua literatur yang tertera memiliki hubungan dengan dijalankannya program Corporate Social Responsibility (CSR) dalam mengatasi atau mengurangi dampak buruk yang ditimbulkan sebuah Perusahaan Multinasional (PMN). Berbagai literatur yang dipilih oleh penulis tentunya memiliki tujuan untuk menjadikannya sebagai pedoman dan komparasi penelitian dari akademisi yang merancang literatur serupa dengan topik penelitian yang akan dibahas.
Literatur pertama memiliki judul “CSR and Environmental Responsibility:
Motives and Pressures to Adopt Green Management Practices” yang ditulis oleh Kathy Babiak dan Sylvia Trendafilova pada tahun 2010. Jurnal ini membahas bagaimana semakin kompleksnya tantangan sosial dan lingkungan yang harus dihadapi oleh masyarakat. Perlunya kerjasama antara negara beserta dengan aktor-aktor internasional lainnya dianggap begitu penting saat ini untuk mengatasi permasalahan tersebut. Sekarang ini CSR telah menjadi bagian penting dalam sebuah perusahaaan. Semakin banyaknya perusahaan multinasional melakukan tanggung jawab yang relevan dengan bisnis yang mereka buat dalam berbagai bidang, seperti kesehatan masyarakat, pendidikan,
26 hingga HAM. Corporate Social Responsibility dan kegiatan lingkungan dikatakan telah menjadi aktivitas yang penting dalam berjalannya sebuah bisnis. Terlebih lagi, dengan adanya CSR dalam bidang lingkungan tentunya juga secara tidak langsung akan memberikan keuntungan bagi perusahaan tersebut. Dalam jurnal ini disebutkan oleh Porter dan Kramer (2006) bahwa
“…CSR bisa lebih dari sekadar biaya, kendala, atau tindakan amal - itu bisa menjadi sumber peluang, inovasi, dan keunggulan kompetitif.”12 Para pemangku kepentingan juga dianggap sebagai salah satu pilar penting dalam dilakukannya program CSR. Tujuan lain dari perusahaan tentunya juga bisa tercapai dengan dilakukannya CSR dalam bidang lingkungan, seperti dengan meningkatkan citra publik, memenuhi kebutuhan para pemangku kepentingan, sejalan dengan harapan masyarakat, dan bisa lebih unggul juga dalam pemasaran.13 Masyarakat atau konsumen tentunya bisa lebih percaya terhadap perusahan tersebut dan memberikan respon positif terhadap setiap kegiatan yang perusahaan akan lakukan kedepannya.
Dijelaskan bahwa melakukan kegiatan CSR dalam bidang lingkungan sebagai sebuah komitmen bagi perusahaan saat ini bukanlah lagi dianggap sebagai pilihan, melainkan sebuah harapan atau bahkan persyaratan yang memang wajib dilakukan oleh sebuah perusahaan. Untuk mengatasi permasalahn lingkungan yang semakin kompleks saat ini, disadari bahwa peran segelintir organisasi saja tidak akan cukup, maka diperlukan juga adanya kerjasama bisnis antara berbagai macam pemangku kepentingan terkait, agar
12 Babiak, Kathy dan Sylvia Trendafilova. “CSR and Environmental Responsibility: Motives and Pressures to Adopt Green Management Practices.” Corporate Social Responsibility and Environmental Management 18. 2011: 11-24. Diakses pada 28 Agustus 2019.
13 Babiak, Kathy dan Sylvia Trendafilova. Op. cit.
27 kegiatan CSR yang dilaksanakan dapat berjalan dengan baik dan efektif dalam menyelesaikan permasalahan lingkungan. Literatur ini dapat membantu penulis sebagai acuan dan perbandingan dalam membahas program Corporate Social Responsibility (CSR) yang dilakukan oleh Shell Petroleum Development Company (SPDC) untuk berusaha mengurangi dan mengatasi dampak negative yang ditimbulkan oleh perusahaannya.
Literatur kedua berjudul “Corporate Social Responsibility in the Oil and Gas Scetor” yang dituliskan oleh Professor Jedrzej George Frynas pada tahun 2009. Literatur ini menuliskan bahwa CSR merupakan hal yang sangat penting saat ini bagi kegiatan perusahaan, terutama dalam mengatasi dampak sosial dan lingkungan dari perusahaan. Namun, seiring dengan berjalannya waktu, ekspektasi bisnis yang ada semakin sering diharapkan untuk melakukan CSR yang lebih besar lagi efeknya dari hanya sekedar sosial dan lingkungan.
Menurut sebuah survei tahun 2007 oleh perusahaan konsultan McKinsey 95%
CEO percaya bahwa masyarakat memiliki harapan yang lebih besar dibandingan dengan lima tahun yang lalu bahwa perusahaan akan memikul tanggung jawab publik.14 Lebih dari setengah CEO percaya bahwa harapan ini akan semakin meningkat secara signifikan selama lima tahun ke depan.
Jurnal ini ini menyelidiki potensi CSR untuk menangani tiga tantangan penting dalam hubungan bisnis-masyarakat, yaitu lingkungan, pengembangan, dan pemerintah hingga sejauh mana agenda CSR saat ini dapat menghasilkan peningkatan positif dalam ketiga bidang tersebut.15 Dalam jurnal ini digunakan
14 Frynas, Jedrzej George. “Beyond Corporate Social Responsibility: Corporate Social Responsibility in the Oil and Gas Sector.” New York: Cambridge University Press. 2009.
15 Frynas, Jedrzej George. “Beyond Corporate Social Responsibility: Corporate Social Responsibility in the Oil and Gas Sector.” New York: Cambridge University Press. 2009.
28 berbagai perusahaan yang berada dalam sektor minyak dan gas, seperti Exxon dan Shell, karena perusahaan-perusahaan dari sektor minyak dan gas dikatakan telah menjadi pusat pengembangan CSR. Selain itu, CSR di negara berkembang juga didefinisikan secara berbeda tergantung pada konteks sosial - terutama nasional, seperti Perusahaan di Malaysia fokus pada kegiatan amal terutama di sekitar hari libur keagamaan Muslim dan Cina, sementara perusahaan di Afrika Selatan fokus pada skema pemberdayaan kulit hitam.
Oleh karena itu, CSR atau "bertanggung jawab secara sosial" dapat memiliki arti yang berbeda bagi orang yang berbeda di negara yang berbeda.
Literatur ketiga berjudul “Corporate Social Responsibility and Developing Countries” yang dituliskan Peter Dobers dan Minna Halme pada 2009.
Literatur ini menuliskan bahwa dalam negara berkembang masih banyak permasalahan dan kendala yang harus dihadapi. Kegiatan CSR yang dilakukan di negara maju tentunya sangat berbeda implementasinya bila dilakukan pada negara berkembang. Masih lemahnya lingkungan kelembagaan, lemahnya undang-undang dari pemerintah dan badan pemerintahan nasional, birokrasi yang tidak konsisten, hak kepemilikan yang kurang aman, hingga korupsi juga menjadi salah satu dampak CSR masih belum bisa dilaksanakan secara efisien di negara berkembang. Oleh karena itu, dituliskan bahwa diperlukan adanya urgensi sebagai upaya bersama dengan para sektor swasta, sektor publik dan organisasi non-pemerintah untuk mengembangkan struktur dan lembaga yang berkontribusi pada keadilan sosial, perlindungan lingkungan dan pengentasan
29 kemiskinan.16 Literatur ini juga membahas mengenai bagaimana tugas pemerintah, penelitian internasional dan komunitas politik untuk lebih memperhatikan dan mengevaluasi inisiatif dan upaya CSR yang dilakukan oleh perusahaan, agar dapat lebih didasarkan pada kemampuan perusahaan.
Literatur keempat berjudul “MNC Strategic Responses to Ethical Pressure:
An Institutional Logic Perspective” yang ditulis oleh Justin Tan dan Liang Wang pada tahun 2010. Literatur ini menuliskan mengenai bagaimana sebuah perusahaan multinasional (PMN) mampu menyeimbangkan perilaku etis yang ada pada home countries dan host countries. Jurnal ini juga menerapkan konsep logika kelembagaan untuk memeriksa bagaimana perusahaan multinasional dengan logika dan prinsip-prinsip yang telah berkembang dan digunakan di negara asal untuk merespons ekspektasi perilaku etis lokal di negara tuan rumah. Dengan menerapkan konsep logika institusional, jurnal ini berupaya menawarkan kerangka kerja menyeluruh untuk menjelaskan bagaimana perusahaan multinasional dengan berbagai latar belakang mampu mengelola berbagai masalah etika, seperti hak asasi manusia, hak-hak pekerja, korupsi, dan masalah lingkungan, di berbagai negara tuan rumah.
Dikatakan bahwa secara umum perusahaan harus bertindak sesuai dengan lingkungan sekitar mereka, dan pemimpin perusahaan tentunya harus terus- menerus mempertimbangkan lingkungan dimana mereka berada dalam setiap pengambilan keputusan. Begitu pula halnya dengan MNC, namun kesenjangan institusionl dan budaya sering kali menghasilkan masalah etika dan membuat
16 Dobers, Peter dan Minna Halme. “Corporate Social Responsibility and Developing Countries.”
Corporate Social Responsibility and Environmental Management 16. 2009: 237-249
30 MNC diserang. Mka untuk menghadapi tekanan etis yang berbeda, MNC bisa menggunakan cara dengan menekan tekanan lokal, bertindak layaknya bunglon, bernegosiasi untuk kepentingannya sendiri, atau memenuhi harapan lokal.17 Dalam jurnal ini disarankan untuk bertindak sebagai bunglon ketika prinsip-prinsip CSR yang sangat tertanam tidak sesuai dengan harapan etika lokal host country, dan MNC yang tidak terlalu terkait dengan CSR biasanya akan lebih bertindak sebagai negosiator bila memasuki sebuah negara dengan harapan etis yang rendah. Literatur ini dapat membantu penulis agar dapat menjadi acuan dan komparasi bagi analisis yang akan dilakukan mengenai sikap SPDC dalam menjalankan program CSR perusahaannya di Delta Niger.
1.5 Kerangka Pemikiran
Ilmu Hubungan Internasional merupakan sebuah studi yang berupaya menjelaskan perilaku bersifat lintas negara, hubungan-hubungan yang lebih luas dimana hal ini sudah menjadi sebuah bagian, dan institusi (privat, milik negara, non pemerintah, dan antar pemerintah) yang mengawasi interaksi tersebut.18 Perkembangan studi Hubungan Internasional pada saat ini sudah sangat pesat dan beragam. Beberapa isu internasional sudah sangat berkembang saat ini, sehingga isu yang dibahas menjadi semakin kompleks, yang pada awalnya hanya membahas mengenai isu tradisional seperti
17 Tan, Justin dan Liang Wang. “MNC Strategic Responses to Ethical Pressure: An Institutional Logic Perspective.” Journal of Business Ethics. (2011): 373-390.
18 “International Relation.” Department of Political Science College of Letters and Science.
https://polisci.wisc.edu/fields/international-relations. Diakses pada 9 Februari 2019.
31 keamanan dan militer, sekarang ini sudah sangat luas cakupannya dalam berbagai bidang, seperti lingkungan, gender, kesehatan, hingga budaya.
Perkembangan hubungan internasional telah berkembang dari yang fokus utamanya mengenai keamanan menjadi ekonomi. Pembahasan mengenai perkembangan ini dimulai semenjak perang dingin berakhir dan mulai terbentuknya hubungan antara negara maju dan berkembang. Sehingga setelah perang dingin membuat studi dan aktor dalam Ilmu Hubungan Internasional tidak hanya sebatas mengenai presiden dan keamanan suatu negara saja.
Adanya Perusahaan Multinasional (PMN), individu, organisasi internasional atau Non-Goverment International (NGO) merupakan bentuk perkembangan aktor dalam hubungan internasional, dan telah membuat tidak hanya negara yang berperan sebagai aktor tunggal dalam hubungan internasional. Hal tersebut karena banyak hal lain yang mempengaruhi kepentingan dan pembuatan keputusan dalam hubungan internasional, sehingga aktor non negara juga menjadi faktor yang sama pentingnya dengan negara dalam studi ini. Selain itu, kaburnya batas-batas negara membuat semakin meningkatnya hubungan ketergantungan antar negara.
Menurut Paul R. Viotti dan Mark Kauppi, terdapat empat pandangan dasar mengenai Pluralisme, yaitu19:
1. Peran aktor non negara juga merupakan aktor yang penting dalam studi Hubungan Internasional.
19 Paul R. Viotti dan Mark Kauppi. “International Relation Theory: Realism, Pluralism, Globalism.”
New York: Macmillan Publishing Co. 1990. Hal 192-193.
32 2. Negara bukanlah aktor tunggal, karena terdapat aktor-aktor lain di dalamnya seperti individu, kelompok kepentingan, dan lembaga-lembaga birokrasi.
3. Menurut pandangan Pluralis, negara bukanlah aktor yang rasional dalam pengambilan keputusan, tetapi keputusan tersebut juga didasarkan keputusan dari kepentingan tertentu.
4. Masalah keamanan nasional saat ini sudah tidak lagi menjadi yang utama, karena terdapat masalah lain seperti; ekonomi, sosial dan lingkungan hidup yang juga bisa menjadi hal utama.
Dengan adanya empat pandangan dasar tersebut, telah membuat Perusahaan Multinasional (PMN) menjadi penting dalam studi Hubungan Internasional, terutama dalam bidang perekonomian internasional karena sering kali PMN mempunyai sumber daya yang lebih besar dibandingan dengan sebuah negara terlebih negara kecil.20
Dalam buku “Leviathans: Multinational Corporations and the New Global History” yang ditulis oleh Alfred D. Chandler dan Bruce Mazlish PMN disebutkan sebagai perusahaan yang kegiatan dan fasilitas aset perusahaannya berada di lebih dari satu negara dalam satu waktu.21 Selain itu, PMN juga merupakan sebuah entitas dimana perusahaan induk sebagai pemegang kendali dari aset perusahaan tersebut selain di negara asalnya. Seiring dengan berjalannya waktu dan berekembangnya globalisasi, pertumbuhan PMN
20 Viotti, Paul R. dan Mark Kauppi, “Chapter 1. Thinking Abour IR Theory.” International Relations Theory, 5th Edition, 2012. Hal 1-3.
21 Chandler, Alfred D. dan Bruce Mazlish. Leviathans: Multinational Corporations and the New Global History. Cambridge University Press. Januari 2005.
https://assets.cambridge.org/97805215/49936/excerpt/9780521549936_excerpt.pdf. Diakses pada 5 November 2019. Hlm 4.
33 tentunya semakin pesat, terlebih lagi di negara-negara berekembang. Pada tahun 1990 dan 2002, perkembangan PMN di negara berkembang bahkan meningkat sebanyak 258 persen melebihi perkembangan di negara maju.22 Adanya hal tersebut tentunya membuat PMN semakin mempunyai pengaruh besar terhadap sebuah negara.
Dengan kemampuan PMN yang mampu menjangkau batas internasional, maka secara tidak langsung untuk semakin mempermudah PMN untuk mengembangkan sumber daya dan pengetahuan khususnya bagi negara-negara berkembang. Keberadaan PMN juga tentunya dapat membantu meningkatkan perekonomian negara-negara berkembang. David N. Balaam dan Bradford Dillman dalam bukunya yang berjudul “Introduction to International Politcal Economy” menyatakan bahwa PMN merupakan salah satu sumber utama dari adanya modal, lapangan pekerjaan, dan munculnya teknologi baru.23 Namun, tentu saja hal tersebut tidak menutup kemungkinan bahwa dengan adanya PMN juga membawa dampak buruk bagi negara, khususnya bagi negara berkembang baik itu secara sengaja ataupun tidak sengaja. Dampak negatif tersebut tentunya bisa mencakup berbagai bidang seperti sosial, ekonomi, politik, lingkungan dan lainnya. PMN seringkali dianggap hanya memanfaatkan dan mengeksploitasi sumber daya alam dan sumber daya manusia dari negara- negara berkembang. Dengan kondisi negara berkembang yang tentunya sangat membutuhkan pekerjaan, investasi, teknologi, dan pendapatan ekspor,
22 Chandler, Alfred D. dan Bruce Mazlish. Leviathans: Multinational Corporations and the New Global History. Cambridge University Press. Januari 2005.
https://assets.cambridge.org/97805215/49936/excerpt/9780521549936_excerpt.pdf. Diakses pada 5 November 2019. Hlm 4.
23 Balmaan, David N. dan Bradford Dillman. Introduction to International Political Economy, 6th Edition. Pearson Education. 2008. Hlm 275. Diakses pada 5 November 2019.
34 membuat Perusahaan Multinasional seringkali membawa kondisi kerja yang berbahaya dan eksploitatif.24 Bahkan, tidak jarang juga banyak PMN yang meneyebabkan banyak kerusakan lingkungan di negara dimana mereka beroperasi, baik itu dengan adanya pembuangan limbah, rusaknya ekosistem hutan, air, dan sebagainya.
Lingkungan saat ini telah menjadi salah satu perhatian dalam dunia internasional. Banyak permasalahan lingkungan yang semakin bertambah parah sehingga, menjadi salah satu hal yang penting untuk diperhatikan dalam dunia internasional, khususnya bagi PMN sebagai salah satu aktor yang juga berperan penting dalam dunia hubungan internasional. Terlebih banyak permasalahan lingkungan tersebut juga terjadi di negara-negara berkembang.
Seperti halnya pencemaran lingkungan, rusaknya ekosistem hutan, kurangnya air bersih, polusi udara karena banyaknya emisi gas dari PMN, dan lainnya.
Dalam dunia internasional, salah satu yang menjadi isu penting adalah mengenai tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR) yang berkaitan dengan adanya perkembangan dari Perusahaan Multinasional (PMN).
Archie B. Caroll juga menjelaskan mengenai CSR yang dinyatakan sebagai sebuah bisnis yang meliputi tanggung jawab dalam empat elemen, seperti ekonomi, legal, etis, dan filantropis yang sangat berpengaruh dalam kinerja suatu perusahaan. Caroll menyatakan bahwa tanggung jawab sosial perusahaan
24 Balmaan, David N. dan Bradford Dillman. Introduction to International Political Economy, 6th Edition. Pearson Education. 2008. Hlm 275. Diakses pada 5 November 2019.
35 dapat dilihat berdasarkan empat jenjang tersebut yang merupakan satu kesatuan dan digambarkan dalam sebuah piramida CSR.25
Gambar 1.1. Teori Piramida CSR
Sumber: Springer
Dalam menelusuri teori Piramida CSR, terdapat literatur berjudul
“Strategic Corporate Social Responsibility; Stakeholders, Globalization, and Sustainable Value Creation” yang diciptakan oleh David Chandler dan William B. Werther Jr. pada tahun 2014. Dalam buku ini dipaparkan strategi yang harus dilakukan oleh suatu perusahaan dalam menjalankan CSR, serta menjelaskan bahwa CSR bukan hanya menjadi tanggung jawab sebuah perusahaan saja, namun juga bagi semua pemangku kepentingan yang terkait di dalamnya.
Pemaparan Archie B. Caroll mengenai CSR, yang di definiskan menggunakan piramida yang dinyatakan sebagai sebuah bisnis yang meliputi tanggung jawab
25 Chandler, David dan William B. Werther Jr., “Strategic Corporate Social Responsibility:
Stakeholders, Globalization, and Sustainable Value Creation”. SAGE Publications Inc. 2014. Hlm 7.
36 dalam berbagai bidang, seperti ekonomi, legal, etis, dan filantropis yang sangat berpengaruh dalam kinerja suatu perusahaan.26 Penulis literatur juga menyatakan bahwa dari keempat elemen tanggung jawab tersebut, etis dan filantropis perlu lebih diperhatikan pada masa sekarang ini bagi perusahaan, mengikuti dengan perubahan lingkungan yang juga terjadi. CSR dianggap penting pada masa sekarang ini, karena telah mempengaruhi berbagai aspek dalam perusahaan. Dijelaskan juga bahwa terdapat lima faktor pendorong dalam jalannya program CSR sebuah perusahaan, seperti kemakmuran, keberlanjutan, globalisasi media, hingga brand.27
Pada literatur ini, perusahaan juga dinilai harus mampu memahami nilai penting dari CSR, karena terdapat perbedaan signifikan antara perusahaan yang menganggap CSR hanya sekedar mengenai biaya, dan perusahaan yang menganggap CSR sebagai peluang. CSR sering disalahgunakan oleh para perusahaan sehingga dibutuhkan kewaspadaan dari konsumen agar tidak terjadi kesalahpahaman antara perusahaan dengan konsumen mengenai masalah sosial, kesehatan, serta dampak sosial yang ditimbulkan suatu produk.
Dalam literatur ini, dapat diambil kesimpulan bahwa penting bagi suatu perusahaan memberikan informasi serta pengetahuan yang jelas dan akurat mengenai produknya kepada para konsumen sehingga tidak akan terjadi kesalahpahaman secara umum. Korelasi dengan penelitian adalah bahwa Shell Petroleum Development Company (SPDC) sebagai salah satu Perusahaan
26 Chandler, David dan William B. Werther Jr. Strategic Corporate Social Responsibility:
Stakeholders, Globalization, and Sustainable Value Creation. SAGE Publications Inc. 2014. Hlm 7- 8.
27 Chandler, David dan William B. Werther Jr. Strategic Corporate Social Responsibility:
Stakeholders, Globalization, and Sustainable Value Creation. SAGE Publications Inc. 2014. Hlm 31
37 Multinasional terbesar yang memproduksi minyak dan gas di Nigeria harus mampu memberikan informasi yang jelas mengenai bahaya dan dampak yang akan ditimbulkan. Serta harus mampu menjalankan program CSR sebagai bentuk dari tanggung jawab perusahaan terhadap para pemangku kepentingannya.
Dalam dijalankannya program CSR oleh perusahaan tentunya hal tersebut dikarenakan adanya rasa tanggung jawab dari perusahaan atas dampak yang telah ditimbulkan. Namun, menurut John Elkington dalam bukunya yang berjudul “Cannibals with Forks, the Triple Bottom Line of Twentieth Century Bussiness”, perusahaan disarankan agar menggunakan konsep Triple Bottom Line (TBL) atau biasa disebut sebagai 3P (profit, planet, people). TBL merupakan pembangunan berkelanjutan perusahaan yang melibatkan kemakmuran ekonomi, kualitas lingkungan, dan keadilan sosial yang ketiganya merupakan satu kesatuan.28 Elkington menyatakan bahwa perusahan bisa memperhatikan konsep 3P yang dapat membantu dan digunakan oleh perusahaan untuk mempertahankan sustainability perusahaan kedepannya.
Profit yang dijelaskan menurut Elkington merupakan hal mendasar dari kesuksesan sebuah perusahaan, dimana setiap perusahaan pada dasarnya menginginkan adanya keuntungan perusahaan. Tetapi, keuntungan saat ini bukanlah hal yang paling penting dalam sebuah perusahaan, melainkan menciptakan keuntungan bagi semua lapisan sosial dan lingkungan juga
28 Elkington, Jhon. Cannibals with Forks, the Triple Bottom Line of Twentieth Century Bussiness.
Capstone Publishing Limited. 1997.
38 menjadi salah satu hal yang penting dalam berbisnis.29 Dengan memperoleh keuntungan secara sosial, maka keuntungan tersebut dapat digunakan untuk lingkungan yang nantinya bisa membuat perusahaan dapat menciptakan sustainability perusahaan. Kemudian, Planet merupakan hal yang harus dilakukan perusahaan dalam upaya meningkatkan keberlanjutan dan kualitas lingkungan. Seperti halnya mengelola dengan baik penggunaan energi terutama atas sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui.30 People dalam TBL mengacu pada melakukan praktik bisnis yang menguntungkan dan adil bagi tenaga kerja, modal manusia, dan masyarakat.31 Hal ini dimaksudkan agar perusahaan mampu memberikan nilai kepada masyarakat dan memberikan timbal balik kepada masyarakat, seperti halnya upah yang adil, perawatan kesehatan, keselamatan kerja, dan lainnya. Dalam literatur ini dapat disimpulkan bahwa setiap perusahaan harus memperhatikan tiga elemen tersebut agar perusahaannya dapat berjalan dan mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. Konsep ini tentunya menjelaskan bahwa profit, people dan planet merupakan satu kesatuan yang saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan, dan harus bisa dilaksanakan secara seimbang oleh perusahaan. Literatur ini akan digunakan penulis untuk menjadi pembanding dengan program CSR yang telah dijalankan oleh Shell Petroleum Development Company (SPDC).
29 Neviana. “Triple Bottom Line: Lebih dari Sekedar Profit.” SWA. 19 Oktober 2010. Diakses pada 28 November 2019. https://swa.co.id/swa/my-article/triple-bottom-line-lebih-dari-sekadar- profit.
30 Elkington, Jhon. Cannibals with Forks, the Triple Bottom Line of Twentieth Century Bussiness.
Capstone Publishing Limited. 1997.
31 Ibid.
39 Selain itu, dalam buku yang dituliskan oleh Otto Lerbinger yang berjudul “Corporate Public Affairs: Interacting With Interest Groups, Media, And Government” terdapat pengertian CSR menurut Keith Davis dan Robert L. Blomstrom yang menyatakan bahwa tanggung jawab sosial mewajibkan para pengambil keputusan untuk bertindak melindungi (protect) dan meningkatkan (improve) kesejahteraan masyarakat.32 To protect sendiri berarti PMN atau para pengambil keputusan wajib melindungi masyarakat dari ekses- ekses negatif yang ditimbulkan oleh keberadaan atau aktivitas perusahaannya.
Sedangkan, to improve mengaharuskan PMN dalam melaksanakan programnya harus mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya.
Thomas Petit juga menyatakan dua alasan mengapa perusahaan harus mampu terlibat dalam CSR, yaitu bahwa masyarakat industri saat ini tengah mengahadapi permasalahan kemanusiaan dan sosial serius yang disebabkan oleh adanya perusahaan-perusahaan besar, oleh karena itu perusahaan harus mampu memperbaiki permasalahan ini.33 Hal tentunya juga bisa berdampak pada perusahaan dalam jangka panjang jika perusahaan tidak mampu mengambil tindakan untuk memperbaiki permasalahan tersebut, karena cepat atau lambat permasalahan tersebut dapat semakin memburuk.
Konsep mengenai corporate social responsibility (CSR) merupakan konsep yang sudah muncul sejak beberapa dekade, dan dalam perkembangannya muncul beragam definisi dari CSR, salah satunya terdapat dalam buku berjudul “Society: Corporate Strategy, Public Policy, Ethics” yang
32 Lerbinger, Otto. Corporate Public Affairs: Interacting with Interest Groups, Media, And Government. New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates Publisher. 2006.
33 Petit, Thomas A. The Moral Crisis in Management. New York: McGraw Hill. 1967. Hlm 58.
40 dituliskan oleh James E. Post, Anne T. Lawrence, dan James Weber pada tahun 1999, yaitu,
“Corporate social responsibility means that a corporation should be held accountable for any of its actions that affect people, their communities, and their environment. It implies that negative business impacts on people and society should be acknowledge and corrected if at all possible. It may require a company to forgo some profits if its social impacts are seriously harmful to some of its stakeholders or if its funds can be used to promote a positive social good.”34
James E. Post juga menyatakan terdapat dua prinsip dalam menjalankan CSR yaitu charity principles dan stewardship principles.35 Charity principles dikatakan bahwa anggota masyarakat yang lebih mampu harus beramal terhadap mereka yang keadaannya kurang beruntung. Sedangkan stewardship principles dikatakan bahwa sebuah perusahaan memiliki kewajiban untuk memastikan bahwa setiap orang, terlebih lagi yang lebih membutuhkan mendapatkan manfaat dari tindakan perusahaan. Dalam hal ini, semua masyarakat harus mampu menerima sumber daya dari perusahaan dengan baik dan tidak hanya diberikan kepada stakeholder.
34 Post, James E., Anne T. Lawrence dan James Weber. Business and Society: Corporate Strategy, Public Policy, Ethics. McGraw Hill. 1999, Hlm 59.
35 Ibid.
41 1.6 Metode Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data
1.6.2 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan oleh penulis dalam penelitian adalah metode kualitatif. Menurut John Creswell, metoda penelitian kualitatif adalah metode yang menggunakan analisis data yang dikumpulkan terlebih dahulu dalam rupa bacaan atau teks, maupun gambar.36 Terdapat perbedaan antara metode kualitatif dengan metode lainnya, yaitu tidak adanya eksperimen secara nyata yang dilakukan dalam laboratorium selama proses penelitian, melainkan peneliti kualitatif langsung terjun ke lapangan untuk meneliti dan mencermati permasalahan dari berbagai sumber secara menyeluruh. Data yang diperoleh akan melalui proses validalitas untuk memastikan kredibilitas yang ada sehingga data yang disajikan akurat. Kemudian, data akan diorganisir sehingga hasil dari penelitian tertata rapih.
Terdapat lima jenis tradisi untuk menerapkan penelitian kualitatif, yaitu dengan cara studi biografi, studi fenomena, ground theory, etnografi, dan studi kasus. Penelitian ini akan menerapkan studi kasus, dimana peneliti akan meluruskan suatu pengertian yang merujuk pada suatu fenomena, isu maupun proses sosial kepada pembaca sehingga dapat dipahami. Selain itu, sifat dan tujuan dari penelitian ini adalah deskriptif karena penelitian ini berusaha menjelaskan serta
36 Creswell, John. W. Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods Approaches Third Edition. SAGE Publications: California. 2009. Hlm 174.
42 menggambarkan suatu peristiwa secara akurat.37 Dalam penelitian ini akan dijelaskan mengenai peran Shell Petroleum Development Company (SPDC) sebagai perusahaan minyak dan gas dalam menjalankan program Corporate Social Responsibility (CSR) pada bidang lingkungan.
1.6.2 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam menyusun sebuah karya ilmiah dapat menggunakan metode kualitatif, seperti mengkaji dokumen (qualitative documents). Penelitian ini akan menggunakan teknik pengumpulan data studi dokumen atau qualitative documents. Teknik ini mengutamakan pencarian data dengan cara mengkaji dokumen.
Dokumen yang diperoleh dapat berasal dari dua sumber, yaitu sumber berupa dokumen publik seperti koran, laporan resmi, artikel atau dokumen privat seperti buku harian, jurnal privat, serta surat.
Selain itu seiring dengan penelitian yang bersifat deskriptif, maka penulis akan memfokuskan sumber penelitian kepada dua tipe, yaitu dokumen publik dan dokumen privat. Hal ini dapat menghasilkan keberagaman dalam perolehan informasi, dan juga dapat meningkatkan pemahaman mengenai program Corporate Social Responsibility (CSR) yang dilakukan oleh Shell Petroleum Deutch Company (SPDC) sebagai perusahaan pengolahan minyak, terutama dalam mengatasi permasalahan yang dihadapi.
37 W. Lawrence Neuman. Social Research Methods: Qualitative and Quantitative Approaches, 7th Edition. England: Pearson Education. 2014. Hal 25-26; 201-202.
43 1.7 Sistematika Pembahasan
BAB I menjelaskan Pendahuluan dari penelitian, yang berisikan gambaran yang dibahas oleh penulis pada bab berikutnya. Dalam bab ini, telah terpaparkan sub-bab yang memuat latar belakang penelitian, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, kerangka konseptual, kerangka pemikiran, kerangka teori, kajian literatur, metode penelitian, teknik pengumpulan data dan sistematika pembahasan masalah.
BAB II menjelaskan mengenai profil dari Perusahaan Shell Petroleum Development Company (SPDC) yang dimulai dari penjabaran mengenai tujuan, visi serta nilai dalam dibentuknya SPDC. Selanjutnya, pembahasan akan meliputi aktivitas yang dilakukan SPDC, serta produk-produk yang telah dihasilkan oleh SPDC sebagai perusahaan yang bergerak dalam bidang minyak dan gas.
BAB III menggambarkan mengenai Implementasi program CSR yang akan dilakukan oleh SPDC sebagai cara perusahaan untuk mengatasi dampak negatif atau permasalahan yang timbul sebagai salah satu perusahaan minyak dan gas terbesar di dunia. Serta bagaimana program CSR memiliki peran penting dalam mengatasi dampak negatif yang ditimbulkan. Dijelaskan juga mengenai konsep dari CSR Bagi Para Pemegang Kepentingan, baik itu perusahaan atau masyarakat. Kemudian dilanjutkan mengenai program- program CSR yang telah dilakukan oleh SPDC, serta dielaborasikan dengan tujuan dari dibentuknya program CSR bagi perusahaan.
BAB IV merupakan Kesimpulan dari penelitian yang berisikan mengenai kesimpulan dari keseluruhan penelitian.