• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI WATERMAKING PADA CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN METODE LINEAR CONGRUENTIAL GENERATOR (LCG) DI BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA PROVINSI BENGKULU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "IMPLEMENTASI WATERMAKING PADA CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN METODE LINEAR CONGRUENTIAL GENERATOR (LCG) DI BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA PROVINSI BENGKULU"

Copied!
58
0
0

Teks penuh

Watermarking merupakan suatu teknik untuk menyematkan pesan atau karakter rahasia ke dalam suatu citra digital sehingga dapat digunakan untuk menelusuri asal muasal citra digital tersebut. BMKG dapat menggunakan watermark pada gambar digital untuk melindungi hak cipta dan keaslian data gambar yang dihasilkan. Salah satu algoritma yang dapat digunakan untuk melakukan watermark pada citra digital adalah algoritma Linear Congruence Generator (LCG).

Dari hasil pengujian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa watermarking pada citra digital dengan menggunakan algoritma LCG terbukti memberikan watermarking yang baik, hal ini dikarenakan hasil gambar yang diberi watermark dengan gambar aslinya tidak mempunyai perbedaan yang signifikan atau terlihat. PELAKSANAAN PRODUKSI AIR DALAM CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN LINEAR CONGRUENTIAL METHOD GENERATOR (LCG) PADA BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI DAN GEOFISIK. Salah satu algoritma yang dapat digunakan untuk melakukan watermarking pada citra digital adalah algoritma Linear Congruential Generator (LCG).

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karuniaNYA sehingga skripsi yang berjudul “Implementasi pembangkitan air dalam citra digital dengan metode linear congruence generator (LCG) di Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Provinsi Bengkulu " " dapat diselesaikan dalam waktu tertentu. .

Latar Belakang

Oleh karena itu, untuk menjaga keaslian dan keamanan data gambar, perlu dilakukan tindakan preventif seperti watermarking. BMKG mempunyai tugas utama mengamati, mengolah, dan menyajikan data cuaca dan iklim, serta gempa bumi dan tsunami yang terjadi di Indonesia. Data yang dihasilkan BMKG mempunyai nilai penting di berbagai bidang seperti pertanian, transportasi, perikanan, dan keamanan nasional.

Dengan penerapan watermark pada gambar yang dihasilkan BMKG dengan menggunakan algoritma LCG, maka gambar tersebut akan terlindungi dari penggunaan yang tidak sah dan dapat digunakan sebagai bukti keaslian data gambar tersebut. Hal ini tentunya akan meningkatkan kepercayaan dan kredibilitas BMKG sebagai lembaga resmi penghasil data cuaca, iklim, dan gempa bumi di Indonesia.

Rumusan Masalah

Batasan Masalah

Tujuan Penelitian .1 Tujuan Umum .1 Tujuan Umum

Tujuan Khusus

Manfaat Penelitian

Bagi BMKG Provinsi Bengkulu

Bagi Pembaca

Pengertian Watermaking

Watermark ada dua, yaitu tanda air terlihat dan tanda air tidak terlihat untuk menunjukkan gambar dalam piksel atau kode byte (Supiyandi, dkk, 2018). Berdasarkan pendapat sebelumnya di atas, dapat disimpulkan bahwa penerapan watermarking pada data dapat memberikan otentikasi, keamanan, dan juga klaim terhadap data yang dimiliki seseorang tanpa menimbulkan kerusakan pada data atau munculnya informasi tersebut dengan mengubah data yang dimiliki. . Penggandaan produk digital tanpa izin dapat merugikan pemiliknya, karena pemilik produk digital tidak menerima royalti dari proses penggandaan tersebut.

Meskipun produk digital dienkripsi, termasuk menggunakan algoritma RSA, produk digital hanya perlu didekripsi satu kali. Setelah enkripsi dihapus, produk digital ini dapat langsung direproduksi dan didistribusikan tanpa memerlukan dekripsi lebih lanjut. Selain itu, tidak ada jejak yang dapat menunjukkan bahwa seseorang bertanggung jawab atas distribusi produk digital atau memverifikasi keaslian hak seseorang atas produk digital tersebut.

Segala jenis data watermark, baik teks, gambar, video, suara atau file digital lainnya, dapat digunakan sebagai watermark, dengan ketentuan ukuran data watermark tersebut mencukupi (tidak lebih besar dari media penyimpanannya) untuk dimasukkan ke dalam tempat penyimpanan. media. Berdasarkan jenis dokumen yang diberi watermark, watermark dapat digolongkan menjadi). Fidelity: perubahan yang disebabkan oleh watermark tidak boleh mempengaruhi nilai konten, idealnya watermark tidak terlihat, sehingga tidak ada perbedaan antara data yang diberi watermark dengan data aslinya. Salah satu trade-off antara fitur watermarking yang sangat kentara adalah antara ketahanan dan fidelitas.

Untuk host data berkualitas tinggi, kredibilitasnya harus setinggi mungkin agar tidak merusak data asli, sedangkan untuk host data yang berisik (berkualitas rendah), kredibilitasnya mungkin rendah. Yang dimaksud dengan blind watermarking adalah pada saat dilakukan verifikasi gambar watermark tidak memerlukan gambar asli. Sedangkan non-blind watermarking adalah watermarking yang pada saat proses verifikasi gambar watermark memerlukan gambar asli.

Linear Congruential Generator (LCG)

Sementara itu, watermark rapuh artinya watermark akan mudah rusak jika terjadi serangan, namun keberadaannya tidak terdeteksi oleh indra manusia. Bilangan acak yang baik (umumnya) adalah jika terjadi pengulangan atau muncul bilangan acak yang sama, hal ini dapat terjadi setelah banyak pembangkit bilangan acak (semakin banyak semakin baik) dan tidak dapat diprediksi kapan akan terjadi pengulangan. Permasalahan dengan LCG adalah bit orde terendah yang dihasilkan mempunyai periode yang lebih pendek dibandingkan deret secara keseluruhan jika m diset ke pangkat 2.

Tanpa desain yang tepat, dengan m yang sangat besar, kemungkinan periode bilangan acak yang dihasilkan tidak optimal, bahkan bisa jauh lebih pendek dari periode maksimum. Jika a, b dan m dipilih dengan benar (misalnya b harus bilangan prima terhadap m dan b < m ), maka LCG akan mempunyai periode maksimum yaitu m – 1.

Citra Digital

Gambar digital terdiri dari kumpulan titik-titik yang disebut piksel (piksel atau "elemen gambar").

Citra Biner

Tujuan Pengolahan Citra Digital

Pencitraan digital banyak digunakan di berbagai bidang mulai dari keamanan, kesehatan, pendidikan dan bidang lainnya.

Tinjauan Umum Visual Basic.Net 2010

  • Menu Utama Integrated Development Environment
  • Jendela Properties

Use case atau diagram use case memodelkan perilaku sistem informasi yang akan dibuat (Syarif & Nugraha, 2020). Use case adalah tugas spesifik, seperti masuk ke sistem, membuat daftar belanja, dll. Diagram use case bisa sangat berguna ketika membangun persyaratan sistem, mengkomunikasikan desain dengan pelanggan, dan merencanakan kasus uji untuk semua fungsi dalam sistem.

Sebuah use case dapat menyertakan fungsionalitas dari use case lainnya sebagai bagian dari prosesnya. Secara umum diasumsikan bahwa use case yang disertakan akan dipanggil setiap kali use case yang disertakan dijalankan. Suatu use case dapat mencakup lebih dari satu use case lainnya sehingga duplikasi fungsionalitas dengan mencabut fungsionalitas umum dapat dihindari.

Sedangkan hubungan generalisasi antar use case menunjukkan bahwa use case yang satu merupakan spesialisasi dari use case lainnya. Menentukan bahwa kasus penggunaan target memperluas perilaku kasus penggunaan sumber pada titik tertentu. Pada tahap desain, diagram kelas berperan dalam menangkap struktur semua kelas yang membentuk arsitektur sistem yang dibuat.

Kelas-kelas dalam struktur sistem harus dapat menjalankan fungsi sesuai dengan kebutuhan sistem, sehingga pengembang perangkat lunak atau pemrogram dapat membuat kelas-kelas dalam perangkat lunak sesuai dengan rancangan diagram kelas. Kelas-kelas tersebut diambil dari definisi use case (controller), kelas-kelas yang menangani fungsi-fungsi baru dalam definisi use case, kelas-kelas tersebut biasa disebut proses yang menangani proses bisnis pada perangkat lunak. Kelas diambil dari definisi data (model), kelas digunakan untuk menyimpan atau membungkus data menjadi satu kesatuan yang diambil atau disimpan dalam database.

Gambar 2.6 Komponen Visual Basic 2010
Gambar 2.6 Komponen Visual Basic 2010

Flowchart

Subjek Penelitian

  • Gambaran Umum Badan Meterologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Sejarah pengamatan meteorologi dan geofisika di Indonesia dimulai pada
  • Struktur Organisasi
  • Waktu dan Tempat Penelitian

Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia tahun 1945, badan ini terpecah menjadi dua: di Yogyakarta dibentuk biro meteorologi yang berada di markas tertinggi Tentara Rakyat Indonesia, khusus untuk melayani kepentingan TNI AU. Pada tanggal 21 Juli 1947, Departemen Meteorologi dan Geofisika diambil alih oleh pemerintah Belanda dan namanya diubah menjadi Meteorologisch en Geofisiche Dienst. Sementara itu juga ada Badan Meteorologi dan Geofisika yang dikelola oleh Pemerintah Republik Indonesia, lokasi badan ini berada di Jl.

Pada tahun 1949, setelah penyerahan kedaulatan Negara Republik Indonesia dari Belanda, Badan Meteorologich en Geofisiche Dienst diubah menjadi Badan Meteorologi dan Geofisika di bawah Kementerian Perhubungan dan Pekerjaan Umum. Selanjutnya pada tahun 1950 Indonesia resmi menjadi anggota Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) dan Kepala Departemen Meteorologi dan Geofisika menjadi Wakil Tetap Indonesia di WMO. Pada tahun 1955, Badan Meteorologi dan Geofisika berganti nama menjadi Lembaga Meteorologi dan Geofisika di bawah Departemen Perhubungan, dan pada tahun 1960 namanya dikembalikan menjadi Badan Meteorologi dan Geofisika di bawah Departemen Penerbangan Sipil.

Pada tahun 1965 namanya diubah menjadi Direktorat Meteorologi dan Geofisika, kedudukannya tetap di bawah Kementerian Perhubungan Udara. Terakhir, melalui Keputusan Presiden Nomor 61 Tahun 2008, Badan Meteorologi dan Geofisika berubah nama menjadi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dengan status tetap sebagai lembaga pemerintah non departemen. Edisi 31 Tahun 2009 tentang Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika telah disetujui oleh Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (disingkat BMKG), dahulu bernama Badan Meteorologi dan Geofisika (disingkat BMG) adalah lembaga pemerintah nonkementerian di Indonesia yang bertugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang meteorologi. klimatologi dan geofisika sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.

Tujuan BMKG adalah mengamati dan memahami fenomena meteorologi, klimatologi, kualitas udara, dan geofisika. Penyediaan data, informasi dan layanan meteorologi, klimatologi, kualitas udara dan geofisika yang andal dan dapat dipercaya.

Metode Penelitian

  • Analisa Watermarking LCG
  • Perancangan Sistem Baru

Penelitian dilakukan di BMKG Provinsi Bengkulu yang beralamat di Jalan Depati Payung Negara Komplek Bandara Fatmawati Soekarno Bengkulu.Kel. Dalam pengumpulan data observasi, penulis mengamati dan menganalisis tahapan atau langkah metode watermarking dan kriptografi pada objek citra digital. Suatu metode dimana penulis mempelajari dan mencari informasi dari buku-buku dan referensi yang berkaitan dengan masalah yang ditulisnya.

Dalam melaksanakan tugasnya, BMKG menghasilkan berbagai jenis citra seperti peta cuaca, peta gempa, dan citra satelit. Gambar-gambar tersebut merupakan hasil pengolahan data yang dilakukan BMKG Provinsi Bengkulu. Oleh karena itu, untuk menjaga keaslian dan keamanan data gambar, perlu dilakukan tindakan preventif.

BMKG mempunyai tugas pokok mengamati, mengolah, dan menyajikan data cuaca dan iklim, serta gempa bumi dan tsunami yang terjadi. Sebagai bahan analisis akan digunakan piksel disk citra digital yang dapat dilihat pada Gambar 3.1 di bawah ini. Contoh potongan piksel gambar seperti terlihat pada Gambar 3.1 merupakan piksel dalam ruang warna RGB, setiap piksel terdiri dari 24 bit.

Kelebihan utama dari generator kongruensial linier adalah cepat dan mempunyai sifat statistik yang baik berdasarkan pilihan parameter.Contoh pembangkitan bilangan acak menggunakan generator kongruensial linier adalah sebagai berikut. Perancangan sistem baru merupakan proses menggambarkan bagaimana sistem dibangun untuk memenuhi kebutuhan pada tahap analisis. Perancangan sistem dilakukan dengan membuat diagram use case, diagram aktivitas, diagram alir, dan perancangan antarmuka.

Gambar 3.1 Potongan Citra Sample
Gambar 3.1 Potongan Citra Sample

Use Case Diagram

System

Rancangan Antarmuka Aplikasi

  • Perancangan Pengujian

Antarmuka pertama yang akan digunakan pengguna saat menggunakan aplikasi ini adalah halaman utama. Halaman sisipkan ini merupakan halaman yang digunakan untuk menyisipkan tanda pada gambar dengan menggunakan algoritma LCG. Gambar 3: Kontrol ini berfungsi untuk menunjukkan piksel mana saja yang akan dijadikan piksel container.

Halaman ekstraksi ini merupakan halaman yang digunakan untuk mengembalikan hasil yang telah diterapkan pada sisipan menggunakan algoritma LCG.

Gambar 3.7 Rancangan Form Penyisipan
Gambar 3.7 Rancangan Form Penyisipan

Gambar

Gambar 2.1 Ilustrasi Watermarking pada Citra Digital
Tabel 2.1. Hasil Pembangkitan Bilangan Acak dengan Metode LCG
Gambar 2.2 Ilustrasi Citra Digital
Gambar 2.3 Citra Biner  B.  Citra Grayscale
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan yang ingin dicapai pada penulisan skripsi ini adalah bisa membuktikan bahwa sebuah citra digital sudah dimodikifasi atau masih merupakan citra asli.Serta dapat

Hasil dari pembangunan perangkat lunak ini telah dapat mengimplementasikan algoritma kriptografi Rijndael untuk menjaga keamanan dan kerahasiaan citra digital dengan

Algoritma Arithmetic Coding juga dapat di implementasikan untuk citra digital karena menghasilkan rasio yang jauh lebih besar dibandingkan file teks, akan

[12] menyimpulkan dari beberapa algoritma untuk membangkitkan bilangan acak semu, tidak ada yang benar-benar dapat menghasilkan bilangan acak secara sempurna dalam arti

Kerahasiaan pesan citra digital dengan kriptografi kunci asimetri El-Gamal telah dapat diimplementasikan, input bilangan prima antara 0-255, cipher image tidak dapat didekripsi

Setelah dilakukan beberapa pengujian, dapat diperoleh hasil bahwa metode gabungan DWT-SVD menunjukkan kinerja yang cukup baik dalam watermarking citra digital, karena citra