• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implemetasi STEAM dalam Pembelajaran Biologi

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Implemetasi STEAM dalam Pembelajaran Biologi"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Maret 2020 pISSN 2685-0303

7

Implemetasi STEAM dalam Pembelajaran Biologi: Upaya Pemberdayaan Guru Biologi Madrasah Aliyah DKI Jakarta

Nurmasari Sartono1, Ade Suryanda2*, Tinia Leyli Shofia Ahmad3, Zubaidah4, Yulisnaeni5

1,2Pendidikan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Jakarta, Jl. Rawamangun Muka, Jakarta Timur, DKI Jakarta

3Madrasah Aliyah Negeri 9 Jakarta, Jl. H. Dogol No.54, Pondok. Bambu, Jakarta Timur, DKI Jakarta

4,5Madrasah Aliyah Negeri 4 Jakarta, Jl. Ciputat Raya, Pondok. Pinang, Jakarta Selatan, DKI Jakarta

Email: [email protected] ABSTRAK

Tercapainya indikator pembelajaran yang dibuat oleh seorang guru, salah satunya ditentukan oleh keterampilan guru dalam merancang pembelajaran dengan menggunakan pendekatan yang sesuai. Kegiatan pengabdian ini didasari kenyataan pada umumnya guru masih memiliki kesulitan dalam pengembangan dan pengimplementasian pembelajaran STEAM. Tujuan kegiatan ini adalah memberi peningkatan keterampilan guru Biologi dalam mengembangkan dan mengimplemtasikan pembelajaran biologi berbasis STEAM di sekolah masing- masing. Pelatihan ini menggunakan Metode experiential learning dengan pendekatan participant-centered melalui teknik studi kasus, dan simulasi, dilanjutkan dengan proses pembuatan media pembelajaran sederhana. Secara umum kegiatan ini berlangsung dengan baik dan sesuai dengan tujuan dan peserta dapat mengembangkan pembelajaran Biologi berbasis STEAM serta dibutuhkan pembinaan dan pengembangan berkelanjutan dengan instansi terkait.

Kata kunci: biologi, experiential learning, participant-centered, STEAM

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan sarana memperoleh pengetahuan guna meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam persaingan global. Pendidikan sangatlah dibutuhkan bagi setiap individu untuk mengembangkan kemampuan dan karakter yang baik sehingga dihasilkan warga negara yang berkualitas dalam persaingan global (Nuraini, Suryanda, & Sartono, 2019)

Implementasi kurikulum 13 mengacu 21st Century Skills dan mengembangkan keterampilan abad 21. Konsekuesinya adalah pada kegiatan belajar guru dituntut untuk menguasai pembelajaran abad 21 dengan baik. Pembelajaran abad 21 merupakan pembelajaran yang mempersiapkan generasi abad 21. Ada tiga subjek utama dalam pembelajaran abad 21, yaitu: (1) Keterampilan belajar dan berinovasi, yang meliputi cara berpikir dan cara bekerja. (2) Informasi, Media, dan Teknologi, yang meliputi alat- alat yang digunakan dalam bekerja, (3) Keterampilan hidup dan berkarir, yang meliputi kemampuan untuk hidup di dunia. Cara berpikir yaitu keterampilan berpikir yang harus

(2)

Nurmasari Sartono, dkk

8

dikuasai siswa untuk menghadapi abad 21, kemampuan berpikir tersebut diantaranya:

berpikir kreatif, berpikir kritis, pemecahan masalah, dan pengambilan keputusan, sedangkan cara bekerja yaitu kemampuan untuk bekerja di dunia global dan digital, siswa harus mampu berkomunikasi, bekerjasama dan berkolaborasi, baik dengan individu maupun dengan komunitas dan jaringan. Siswa juga harus mampu menguasai alat untuk bekerja.

Salah satu model pembelajaran abad 21 yang terkait dengan pengembangan soft skills adalah model pembelajaran STEAM (Sains, Technology, Engineering, Art and Mathematic) yang mengaitkan bidang ilmu pengetahuan (sains), teknologi, teknik, seni, dan matematika, sehingga siswa diberikan pemahaman holistik keterkaitan bidang ilmu melalui pengalaman belajar abad 21. Pembelajaran dengan pendekatan STEAM merupakan pembelajaran kontekstual (Yakman & Lee, 2012), dimana siswa akan diajak memahami fenomena-fenomena yang terjadi yang dekat dengan dirinya.

Pendekatan STEAM mendorong siswa untuk belajar mengeksplorasi semua kemampuan yang dimilikinya, dengan cara masing-masing. STEAM juga akan memunculkan karya yang berbeda dan tidak terduga dari setiap individu atau kelompoknya. Selain itu kolaborasi, kerjasama dan komunikasi akan muncul dalam proses pembelajaran karena pendekatan ini dilakukan secara berkelompok.

Pengelompokan siswa dalam STEAM menuntut tanggung jawab secara personal atau interpersonal terhadap pembelajaran yang terjadi, proses ini akan membangun pemahaman siswa terhadap materi yang sedang dipelajari.

Pembelajaran dengan pendekatan STEAM merupakan pembelajaran kontekstual (Yakman & Lee, 2012), dimana siswa akan diajak memahami fenomena-fenomena yang terjadi yang dekat dengan dirinya. Dengan pembelajaran seperti ini, siswa akan merasa ingin lebih tahu, ingin belajar dan memahami apa yang sedang terjadi, penyebab-penyebabnya, dan dampak yang ditimbulkan serta berusaha untuk mengatasinya. Hal ini terjadi karena siswa dapat langsung mengaitkan, menghubungkan dan bahkan bisa mencari solusi pada permasalahan yang muncul, dalam model pembelajaran ini siswa diajak berpikir kritis. Pendekatan STEAM menjadikan siswa merasa bahwa siswa terlibat ambil bagian dalam pembelajaran yang terjadi dan akan mencari solusi dari setiap permasalahn yang muncul. Pendekatan STEAM ini mengarahkan siswa untuk memiliki ketrampilan yaitu keterampilan pemecahan masalah, keterampilan berpikir kritis, dan keterampilan kolaborasi (Messier, 2015).

Berdasarkan analisis situasi yang berkembang saat ini, permasalahan utama yang dihadapi guru biologi Madrasah Aliyah (MA) adalah: 1) kesulitan dalam merumuskan indikator pencapaian kompetensi berbasis STEAM; 2) Masih terdapat guru yang mengalami kesulitan dalam merumuskan soal yang bersesuaian dengan STEAM; 3) Kesulitan mengembangkan silabus pembelajaran berbasis STEAM; 4) terdapat guru yang belum mengerti penerapan STEAM dalam mata pelajaran biologi;

dan 5) kesulitan mencari sumber-sumber rujukan terkait STEAM, khususnya sesuai dengan mata pelajaran Biologi.

Kegiatan ini dilaksanakan berdasarkan permintaan khusus dari guru-guru Biologi melalui MGMP. Pengembangan komptensi pedagogi perlu dilaksanakan mengingat permasalahan tersebut. Tujuan kegiatan ini adalah agar guru biologi mampu mengembangkan pembelajaran berbasis STEAM dan mengimplementasikannya di kelas. Target yang dihasilkan dari kegiatan ini yaitu peningkatan keterampilan guru

(3)

BAKTIMAS

Jurnal Pengabdian pada Masyarakat

Vol. 2, No. 1, Maret 2020

eISSN 2685-113x pISSN 2685-0303

9 Biologi dalam mengembangkan dan mengimplemtasikan pembelajaran biologi berbasis STEAM di sekolah masing-masing.

Berdasarkan permasalahan tersebut, maka pelaksanaan kegiatan ini adalah upaya untuk memberikan solusi kepada guru, dengan memberikan pelatihan dalam bentuk workshop serta pembinaan melalui pendalaman materi, pembahasan soal, kemudian diakhiri dengan penyusunan skenario pembelajaran biologi berbasis STEAM

METODE PELAKSANAAN

Kegiatan ini dalam bentuk workshop dilaksanakan di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 4 Jakarta yang diikuti 40 peserta guru biologi, yang berasal dari 40 Madrasah Aliyah Negeri se DKI Jakarta.

Pelaksanaan kegiatan workshop ini menerapkan metode pembelajaran pengalaman (experiential learning) (Dennison, 2012; Kolb, Boyatzis, & Mainemelis, 2014; Lieb, 1991; Moon, 2014). Menggunakan filosofi pendidikan orang dewasa (Knowles, 1978; Sunhaji, 2013) sehingga nara sumber hanya sebagai fasilitator, yang berfungsi sebagai pengarah dan perancang pengalaman belajar. Program pelatihan ini lebih banyak melibatkan aktifitas peserta melalui diskusi, tanya jawab, brainstorming, observasi, kerja kelompok dan presentasi hasil. Pelibatan peserta secara aktif ditujukan supaya peseta tidak bosan dan tidak merasa digurui. Para guru yang telah ikut kegiatan diharapkan dapat menularkan ketrampilan ke guru-guru lainnya.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pelaksananaan kegiatan ini dalam bentuk workshop dilaksanakan di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 4 Jakarta yang diikuti 40 peserta guru biologi, yang berasal dari 40 Madrasah Aliyah Negeri se DKI Jakarta (Gambar 1). Kegiatan diawali dengan pembukaan dan arahan dari kepala kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Selatan, oleh Drs. H. Moh. Komarudin, M.Pd.I. Beliau memaparkan visi, misi serta target capaian Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Selatan yang berkorelasi dengan guru dan peningkatan mutu guru. Dalam paparannya Beliau sangat mendukung kegiatan seperti ini dan akan selalu berharap kesinambungan dan implementasi kegiatan ini dalam praktek pembelajaran di sekolah.

Gambar 1. Peserta Kegiatan

(4)

Nurmasari Sartono, dkk

10

Paparan selanjutnya adalah oleh narasumber. Narasumber (Gambar 2) mengawali paparan dengan mengajak peserta untuk melakukan analisis Kesesuaian Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, Indikator serta Media yang digunakan untuk mencapai Kompetensi tersebut. Strategi paparan ini dilakukan agar tergali pengetahuan dasar dan pengalaman peserta/guru terkait dengan keterampilan menganalisis kesesuaian KI/KD dengan Media. Media pembelajaran dapat membantu guru mengkonkritkan konsep atau gagasan dan membantu memotivasi peserta belajar aktif.

Bagi siswa, media dapat menjadi jembatan untuk berpikir kritis dan bertindak. Media pembelajaran dikembangkan berdasarkan relevansi, kompetensi dasar, materi dan karakteristik siswa. Guru dapat berperan sebagai pencipta dan memanfaatkan media yang tepat, efisien, dan menyenangkan bagi siswa (Adam, 2015; Karo-Karo S &

Rohani, 2018). Contoh Hasil analisis kesesuaian KI/KD, Indikator dan Media dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Kesesuaian KI/KD, Indikator dan Media

Kompetensi Dasar Indikator Media 3.1. Menjelaskan

pengaruh faktor internal dan faktor eksternal terhadap pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup

Menjelaskan perbedaan pengertian pertumbuhan dengan perkembangan pada makhluk hidup.

1. Buku Biologi 2. Gambar

3. Video pertumbuhan dan perkembangan

4. Media asli

5. Percobaan dengan menanam biji kacang hijau dengan kapas Menganalisis status

pertumbuhan dengan menggunakan kartu menuju sehat (KMS) untuk

mendapatkan konsep pertumbuhan dan perkembangan.

3.4. Menganalisis proses pembelahan sel sebagai dasar penurunan sifat dari induk kepada keturunannya

Menjelaskan mekanisme pembelahan sel secara amitosis dengan

menggunakan gambar dengan benar.

1. Buku biologi 2. Gambar

3. Video pembelahan sel 4. Model mitosis dan meiosis 5. Praktikum mitosis menggunakan akar bawang (mikroskop) Menjelaskan fase-fase mitosis

dengan menggunakan gambar dengan benar.

Menjelaskan fase-fase meiosis dengan menggunakan gambar dengan benar.

Membandingkan mitosis dan meiosis dengan menggunakan tabel dengan benar.

Menganalisis perbedaan spermatogenesis dengan oogenesis dengan benar melalui kajian literatur..

(5)

BAKTIMAS

Jurnal Pengabdian pada Masyarakat

Vol. 2, No. 1, Maret 2020

eISSN 2685-113x pISSN 2685-0303

11 Berdasarkan Tabel 1, pada pemilihan penggunaan media untuk mencapai indikator dan kompetensi yang dimaksud, peserta masih belum menggunakan konsep pembelajaran berbasis STEAM. Hal ini dapat dilihat dari variasi media yang digunakan. Analisis kesesuaian ini menjadi titik tolak diskusi Implementasi STEAM dalam pembelajaran Biologi selanjutnya.

Salah satu hal penting dari K-13 adalah pengintegrasian keterampilan abad 21 dalam perangkat pembelajaran sekaligus implementasinya dalam pembelajaran atau mempraktekkan dalam kelas. Pada abad 21 dalam Era industri 4.0, ini menuntut keterampilan tertentu yang harus dimiliki oleh pembelajar dan harus disiapkan oleh pengajar, diantaranya adalah Keterampilan Berpikir Kritis. Berpikir kritis adalah bagian dari berpikir tingkat tinggi dan pembelajaran serta penilaianya menuntut kreativitas dari guru sebagai pengajar. Keterkaitan antara sains dan teknologi maupun ilmu lain tidak dapat dipisah-kan dalam pembelajaran sains. STEAM merupakan displin ilmu yang berkaitan erat satu sama lain. Biologi sebagai satu kajian ilmu yang termasuk rumpun bidang sains memerlukan matematika sebagai alat dalam mengolah data, sedangkan teknologi merupakan aplikasi dari sains. Pendekatan STEAM dalam pembelajaran diharapkan dapat menghasilkan pembelajaran yang bermakna bagi siswa melalui integrasi pengetahuan, konsep, dan keterampilan secara sistematis. Beberapa manfaat dari pendekatan STEAM membuat siswa mampu memecahkan masalah menjadi lebih baik, inovator, inventors, mandiri, pemikir logis, dan literasi teknologi (Morrison dalam Stohlmann, Moore, & Roehrig, 2012), ditambahkan Seni/Art, maka biologi akan lebih menarik.

Setelah itu paparan dilanjutkan dengan materi tentang STEAM dan Implementasinya pada pelajaran biologi. Bagaimana menyusun perencanaan pembelajaran yang menggunakan pendekatan STEAM, Stretagi dan Media apa yang sesuai dengan pendekatan STEAM, merupakan satu bagian dari paparan yang banyak didiskusikan. Hal ini terlihat, para peserta memang mengalami kesulitan dalam merangkai dan menyusun serta mencari ide tentang hal tersebut. Setelah dipaparkan dan ditunjukan beberapa contoh dengan berbagai variasinya, peserta guru akhirnya bisa memahaminya.

(6)

Nurmasari Sartono, dkk

12

Gambar 2. Narasumber sedang memaparkan materi

Kegiatan dilanjutkan dengan melakukan kerja mandiri oleh masing-masing guru, hal ini dilakukan agar guru semakin terampil. Para guru melakukan penyusunan perencanaan pembelajaran dengan pendekatan STEAM. Masing-masing peserta mendapat tanggung jawab untuk menyusun perencanaan tersebut sesuai Kompetensi Dasar yang ditentukan berdasarkan kesepakatan. Pembagian tugas diatur oleh ketua MGMP Biologi MA DKI Jakarta.

Untuk mempermudah kerja mandiri ini, maka narasumber memberikan beberapa sumber rujukan yang layak. Sumber-sumber ini dapat diakses dengan mudah oleh peserta.

Gambar 3. Contoh buku rujukan yang digunakan

Kegiatan dilanjutkan dengan presentasi dan diskusi serta mendapatkan masukan dari peserta maupun nara sumber, kemudian diakhiri dengan foto bersama.

Gambar 4. Foto Bersama dengan peserta

(7)

BAKTIMAS

Jurnal Pengabdian pada Masyarakat

Vol. 2, No. 1, Maret 2020

eISSN 2685-113x pISSN 2685-0303

13 KESIMPULAN

Kegiatan workshop telah berlangsung dengan baik dan memberikan manfaat yang signifikan bagi guru peserta. Hasil kegiatan memperlihatkan terdapat peningkatan keterampilan guru terkait STEAM. Tingkat partisipasi peserta yang tinggi terlihat dari keterlibatan penuh peserta dalam kegiatan.

Kegiatan peningkatan pengetahuan dan keterampilan guru seyogyanya dilakukan secara berlanjutan. Jika ada perubahan pada kurikulum, maka guru harus mendapatkan pendidiksn dan latihan yang cukup agar dapat mengimplementasikan secara baik dalam pembelajaran.

UCAPAN TERIMA KASIH

Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Pengurus MGMP dan guru-guru Biologi Madrasah Aliyah se DKI Jakarta selaku peserta yang terlibat aktif dan atas kerjasama yang baik.

DAFTAR PUSTAKA

Adam, S. (2015). Pemanfaatan Media Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi Bagi Siswa Kelas X Sma Ananda Batam. CBIS Journal, 3 No 2(ISSN 2337-8794), 78–

90.

Dennison, P. (2012). Reflective practice: The enduring influence of Kolb’s Experiential Learning Theory. Compass: Journal of Learning and Teaching, 1(1), 1–6.

https://doi.org/10.21100/compass.v1i1.12

Karo-Karo S, I. R., & Rohani. (2018). Manfaat Media dalam Pembelajaran. Axiom, VII(1), 91–96.

Knowles, M. S. (1978). Community College Review Andragogy : Adult Learning Theory in Perspective. 9–20. https://doi.org/10.1177/009155217800500302 Kolb, D. A., Boyatzis, R. E., & Mainemelis, C. (2014). Experiential learning theory:

Previous research and new directions. Perspectives on Thinking, Learning, and Cognitive Styles, (216), 227–247. https://doi.org/10.4324/9781410605986-9 Lieb, S. (1991). Principles of adult learning , Phoenix , AZ : Vision – South Mountain

Community College ,.

Moon, J. A. (2014). A Handbook of Reflective and Experiential Learning. In A Handbook of Reflective and Experiential Learning.

https://doi.org/10.4324/9780203416150

Nuraini, J., Suryanda, A., & Sartono, N. (2019). The Correlation Between Intrapersonal Intelligence With Student Academic Achievement in Biology. Biodidaktika:

Jurnal Biologi Dan Pembelajarannya, 14(2), 1–10.

https://doi.org/http://dx.doi.org/10.30870/biodidaktika.v14i2

Sunhaji. (2013). Konsep Pendidikan Orang Dewasa. Jurnal Kependidikan IAIN Purwokerto, 1(1), 1–11.

(8)

Nurmasari Sartono, dkk

14

Yakman, G., & Lee, H. (2012). Exploring the Exemplary STEAM Education in the U.S. as a Practical Educational Framework for Korea. Journal of The Korean Association For Science Education, 32(6), 1072–1086.

https://doi.org/10.14697/jkase.2012.32.6.1072

Referensi

Dokumen terkait

Methods: his study used medical record data from patients who underwent childbirth at RSIA Permata Bunda, Solok City, West Sumatra, from July to December 2021,