• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of Increased Buying Interest of Mixue Consumers Through Brand Image and Product Quality

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "View of Increased Buying Interest of Mixue Consumers Through Brand Image and Product Quality"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

Peningkatan Minat Beli Konsumen Mixue Melalui Citra Merek dan Kualitas Produk

Diva Dwisantrysa

1

, Naily Asnal Muna

2

, Afla Sulthan Rafi Alfadly

3

, Bintang Kirana Hidayat

4

, Tuti Sulastri

5

Fakultas Ekonomi Universitas Islam 45’ Bekasi

[email protected]1 , [email protected]2, [email protected]3, [email protected]4,

[email protected]5.

(Received: 02-september-2022; Reviewed: 27-september-2022; Revised: 15-November-2022; Accepted: 12-Desember- 2022; Published: 05-februari-2023)

ABSTRACT

This study aims to determine the effect of brand image and product quality on purchase intention, this study uses a survey method with a quantitative approach. The population in this study are people who know and buy Mixue products. The sample was determined using a purposive sampling technique, a sample of 93 respondents was obtained and the data collection technique was carried out by distributing questionnaires. Data analysis techniques in this study were descriptive analysis and verification analysis using SPSS statistical data processing. The results showed that the brand image variable had a significant effect on purchase intention, the product quality variable had a significant influence on purchase intention, the brand image and product quality variables

simultaneously had a significant effect on purchase intention.

Keywords: Brand Image; Product Quality; Purchase Intention.

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh citra merek dan kualitas Produk terhadap minat beli, penelitian ini menggunakan metode survey dengan pendekatan kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah orang-orang yang mengetahui dan membeli produk Mixue. Sampel ditentukan dengan menggunakan teknik purposive sampling, diperoleh sampel sebanyak 93 responden dan teknik pengumpulan data dilakukan dengan penyebaran kuesioner. Teknik analisis data dalam penelitian ini yaitu analisis deskriptif dan analisis verifikatif dengan menggunakan olah data statistik SPSS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel citra merek berpengaruh signifikan terhadap minat beli, variabel kualitas produk terdapat pengaruh yang signifikan terhadap minat beli, variabel citra merek dan kualitas produk secara simultan berpengaruh signifikan terhadap minat beli.

Kata kunci: Citra Merek, Kualitas Produk, Minat Beli.

1

(2)

PENDAHULUAN

Dunia bisnis semakin berkembang, berbagai produk diproduksi dengan kualitas dan inovasi yang bervariasi. Beberapa perusahaan bersaing memperebutkan pasar untuk produk mereka. Beberapa tantangan bisnis yang ada menuntut perusahaan untuk mengambil keputusan tentang kemampuan untuk merespons dengan cepat dan fleksibel terhadap setiap peluang yang mengancam dari luar, dari tuntutan pelanggan, bahkan dari langkah persaingan di dunia usaha bukanlah sesuatu yang menakutkan karena para dealer harus mengecewakan semua orang upaya bertahan di pasar dan laris manis. Susah payah mapan, persaingan sangat ketat. Bisa bersaing dengan meningkatkan kualitas produknya karena hanya mereka yang melakukannya dengan baik bertahan hidup. Kegiatan pemasaran perusahaan akan berhasil jika memiliki keterampilan manajemen pemasaran yang baik, salah satu hal yang memegang peranan penting perusahaan harus menggembangkan perusahaan yang berorientasi profit dan perkuat eksistensi citra merek ( brand image) dalam persaingan.

Citra merek adalah kombinasi dari semua informasi yang tersedia tentang produk, layanan dan perusahaan dari merek tersebut (Ratri, 2007). Citra merek berkaitan dengan sikap berupa keyakinan dan preferensi terhadap merek. Konsumen yang memiliki citra positif terhadap merek lebih cenderung membeli. Citra merek yang baik akan menarik konsumen untuk membeli produk tersebut. Citra merek yang tinggi menciptakan kesan positif terhadap produk di benak konsumen. Konsumen juga tidak melupakan kualitas produk meskipun harga produk tersebut murah. Merek adalah sesuatu yang dibeli konsumen yang memiliki nilai dan identitas atau karakteristik tertentu yang dilindungi undang-undang sehingga tidak dapat ditiru oleh pesaing. Merek mempengaruhi persepsi pelanggan. Dalam hal membeli produk, persaingan antar perusahaan adalah persaingan Persepsi bukanlah sebuah produk. Persepsi adalah pandangan secara umum atau global mengenai suatu obyek dilihat dari beberapa aspek yang dapat difahami oleh seseorang. Persepsi adalah anggapan berdasarkan pengalaman atau pengetahuan yang kadang berbeda antara satu orang dengan orang lain atau kadang berbeda dengan kondisi yang sebenarnya.

Kualitas produk adalah kemampuan suatu produk untuk menjalankan fungsi- fungsinya, kemampuan itu meliputi daya tahan, keandalan, dan atribut lain yang berharga pada produk secara keseluruhan (Kotler dan Amstrong, 2008). Kualitas produk merupakan salah satu alat yang digunakan pemasar untuk menentukan posisi produk mereka di pasar.

Setiap perusahaan harus memilih tingkat kualitas produk yang diproduksinya dengan cara yang mendukung atau mendukung upaya untuk meningkatkan atau mempertahankan posisi produk di pasar sasarannya. Kualitas produk menjadi prioritas bagi konsumen sebelum melakukan pembelian.

Menanggapi fenomena tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti terkait minat beli produk Mixue yang telah menjadi angin segar bagi para penggemarnya di Indonesia karena Mixue memiliki sekitar 300 toko. Merek waralaba minuman ini berasal dari Tiongkok dan pertama kali hadir di Indonesia di tahun 2020, Mixue telah hadir di Indonesia dari cabang pertamanya di Bandung dan tersebar di seluruh Indonesia. Mixue sendiri merupakan brand minuman yang sudah eksis memiliki banyak cabang di beberapa negara termasuk Indonesia.

Minuman variasi teh, susu, dan es krim sangat popular, terutama di kalangan masyarakat Indonesia.

Merek minuman asal China ini didirikan oleh seorang pemuda bernama Zhang Hongchao dan membuka toko Es krim ini pertama kali ada di Zhengzhou, provinsi Henan.

Mixue Ice Cream & Tea awalnya adalah toko bubble tea Zhengzhou, tetapi Zhang Hongcho mengubahnya berdasarkan pilihan kota yang lebih padat dan tersebar, tetapi Zhang Hongcho mengalami kerugian dan bangkrut serta menemukan bahan mentah pada tahun 2006 yang

(3)

lebih murah dari Zhang Hongcho Rose dan bisa sukses sejauh ini.

Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut dengan judul “Peningkatan Minat Beli Konsumen Mixue Melalui Citra Merek dan Kualitas Produk”

.

Permasalahan

1. Batasan Masalah

Dalam penulisan karya ilmiah ini, penulis perlu menetapkan batasan masalah yang diteliti yaitu mengenai peningkatan minat beli konsumen mixue Mmalui citra merek dan kualitas produk

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan sebelumnya dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini yaitu :

a. Bagaimana pengaruh citra merek Mixue terhadap minat beli konsumen di Bekasi?

b. Bagaimana pengaruh kualitas produk Mixue terhadap minat beli konsumen di Bekasi?

Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan penelitian

a. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh citra merek Mixue terhadap minat beli konsumen di Bekasi.

b. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kualitas produk Mixue terhadap minat beli konsumen di Bekasi.

2. Manfaat Penelitian

a. Sebagai salah satu tugas penulis dalam mata kuliah seminar pemasaran.

b. Penelitian ini dapat menambah pengalaman serta dapat mengetahui sikap konsumen terhadap suatu produk secara lebih rinci.

c. Menambah pengetahuan bagi masyarakat umumnya dan bagi peneliti khususnya untuk mengetahui perubahan pendapatan dan penjualan.

TINJAUAN PUSTAKA Citra Merek (Brand Image)

Menurut Kenneth dan Donald (2018:42) menyatakan bahwa persepsi konsumen terhadap suatu merek mencerminkan perusahaan secara keseluruhan dan produk yang dipermasalahkan. Menurut Anang Firmansyah (2019:60) Citra Merek merupakan sebuah persepsi yang sering muncul di benak konsumen ketika mereka mengingat merek dari sebuah produk. Untuk definisi lain menurut Keller dalam Anang Firmansyah (2019:76) Citra Merek (Brand Image) menjadi suatu persepsi terhadap suatu merek sebagaimana direfleksikan oleh asosiasi merek yang terdapat dalam benak konsumen.

Penelitian mengenai citra merek(brand image) menyimpulkan bahwa citra merek(brand image) berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli konsumen, artinya semakin baik citra merek maka semakin meningkat juga minat beli konsumen

(4)

(Emi Pakpahan Idris, 2022). Penelitian lain tentang citra merek(brand image) menyimpulkan bahwa citra merek tidak berpengaruh terhadap minat beli konsumen (Ende

& Kusuma, 2017) seperti yang dikemukakan oleh priansa (2017:267), bahwa suatu produk dengan citra merek(brand image) yang kuat akan berdampak positif bagi perusahaan karena dapat memberikan kepuasan bagi konsumen atau pelanggan sehingga dapat meningkatkan daya tarik konsumen untuk menggunakan produk tersebut.

Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa brand image atau citra merek adalah representasi berupa gambaran umum suatu merek berdasarkan baik buruknya kualitas merek tersebut sebagaimana diingat berdasarkan pengalaman dan informasi masa lalu yang dialami atau diketahui.

Indikator Citra Merek (Brand Image)

Adapun indikator citra merek (brand image) menurut Irwansyah (2018), dalam buku kredibilitas Celebrity Endorser untuk membangun citra merek(brand image) dan meningkatkan minat beli (2023),antara lain:

1. Pengakuan (Recognition)

Pengakuan (Recognition) adalah sejauh mana produk atau sebuah merek diperkenalkan oleh konsumen, seperti pengenalan logo, tagline, desain produk ataupun hal lainnya yang terkait dengan identitas produk tersebut.

2. Reputasi (Reputation)

Reputasi (Reputation) adalah suatu tingkat reputasi atau status yang cukup tinggi untuk suatu merek karena memiliki sejarah yang baik, jika suatu merek disukai oleh konsumennya maka merek tersebut akan lebih mudah dijual dan produk tersebut dapat dipersepsikan memiliki kualitas yang baik dan memiliki reputasi yang tinggi.

3. Afinitas (Affinity)

Afinitas (Affinity) merupakan hubungan emotional yang timbul antara suatu merek dengan konsumennya, hal tersebut dapat dilihat dari harga, kepuasan konsumen, dan tingkat asosiasi.

4. Loyalitas Merek (Brand Loyality)

Loyalitas Merek (Brand Loyality) yaitu menyangkut seberapa besar kesetiaan konsumen dengan mereknya. hal ini dapat terlihat dari konsumen yang secara terus menerus menggunakan produk tersebut.

Faktor Yang Mempengaruhi Citra Merek

Menurut Kertajaya (2007), faktor-faktor yang mempengaruhi citra merek yaitu . antara lain:

1.

Kualitas atau mutu,mengacu pada kualitas produk yang ditawarkan oleh produsen bermerek tertentu.

2.

Dapat dipercaya atau diandalkan, berkenaan dengan pendapat dan kesepakatan yang dibentuk oleh masyarakat tentang suatu produk yang akan dikonsumsi.

3.

Kegunaan atau manfaat, berkaitan dengan fungsionalitas dari suatu produk yang dapat dimanfaatkan oleh konsumen.

4.

Jasa, yang berkaitan dengan kewajiban produsen untuk melayani konsumennya.

5.

Risiko terkait kerugian dan keuntungan yang harus ditanggung oleh konsumen.

(5)

6.

Harga, dalam hal ini ditetapkan oleh konsumen untuk mempengaruhi suatu produk juga dapat mempengaruhi citra berkaitan dengan tinggi rendahnya atau banyak sedikitnya jumlah uang jangka panjang.

7.

Citra (image), yang dimiliki merek itu sendiri, yaitu berupa pelanggan, kesempatan dan informasi yang berkaitan dengan suatu merek dari produk tertentu.

Kualitas Produk

Pengertian Kualitas Produk Menurut Mowen (2012:16) Kualitas produk merupakan proses evaluasi secara keseluruhan kepada konsumen atas perbaikan kinerja suatu produk.

Adapun Menurut Philip kotler (2012:143) Kualitas produk adalah totalitas fitur dan karakteristik produk atau jasa yang bergantung pada kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau tersirat.

Menurut Fandy Tjiptono (2015:231), dari sudut pandang pemasar, kualitas produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen ke pasar untuk dirasakan, diminta, dicari, dibeli, digunakan, dan dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan. Dan jika dari sudut pandang konsumen, produk adalah segala sesuatu yang diperoleh konsumen dari pertukaran dengan pemasar.

Menurut Kotler dan Armstrong (2018:272) Kualitas produk adalah salah satu alat pemosisian terpenting bagi pemasar. Kualitas memiliki dampak langsung pada kinerja produk atau jasa. Oleh karena itu, kualitas sangat erat kaitannya dengan nilai dan kepuasan pelanggan. Dalam arti yang lebih sempit, kualitas dapat didefinisikan sebagai tidak merugikan. Dari teori di atas, dapat disimpulkan bahwa salah satu nilai terpenting yang diharapkan konsumen dari produsen adalah menciptakan produk atau jasa yang berkualitas tinggi dan bernilai tinggi.

Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa kualitas produk adalah kondisi fisik, fungsi, dan karakteristik produk, baik barang maupun jasa, berdasarkan tingkat kualitas yang diharapkan, seperti daya tahan, keandalan, akurasi, kemudahan penggunaan, dan kemudahan penggunaan, reparasi produk serta atribut produk lainnya dalam rangka memenuhi dan memuaskan kebutuhan konsumen atau pelanggan.

Indikator Kualitas Produk

Berdasarkan pendapat David Garvin (2016:27), untuk menentukan dimensi kualitas produk dapat melalui delapan indikator yaitu Kinerja (performance), Fitur produk (features), Kehandalan (reliability), Kesesuaian (conformance), Daya tahan (durability), Kemampuan memperbaiki (serviceability), Keindahan/estetika (aesthetics), Kualitas yang dipersepsikan (perceived quality).

Minat Beli Konsumen

Pengertian Minat Menurut Pramono (2012: 136), Minat beli konsumen adalah tahap di mana konsumen membentuk pilihan mereka dari sejumlah merek yang dimasukkan ke dalam perangkat pilihan dan, kemudian pada akhirnya melakukan suatu pembelian pada suatu alternatif yang paling mereka sukai atau proses di mana yang dilalui konsumen untuk membeli suatu barang atau jasa yang berdasarkan oleh berbagai pertimbangan.

Menurut Durianto (2013), Minat Beli adalah keinginan untuk memiliki suatu produk, minat beli akan muncul jika seseorang konsumen sudah dipengaruhi oleh mutu dan kualitas dari suatu produk, informasi tentang produk tersebut. Indikator Minat Menurut

(6)

Schiffman dan Kanuk (2010:470). Komponen-komponen indikator minat beli adalah:

Tertarik dengan informasi mengenai produk, mempertimbangkan untuk membeli, tertarik untuk mencoba, Ingin mengetahui produk, Jadi ingin memiliki produk tersebut.

Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa minat beli adalah kecenderungan konsumen untuk menjadi tertarik dan kemudian mengambil tindakan yang berkaitan dengan pembelian melalui berbagai tahapan dan tingkatan yang mengarah pada kemungkinan untuk membeli suatu produk, jasa atau merek tertentu.

Indikator minat beli konsumen

Menurut (Ferdinand, 2002), minat beli dapat diidentifikasi melalui empat indikator yaitu, antara lain:

1.

Minat transaksional, yaitu kecenderungan seseorang untuk membeli suatu produk.

2.

Minat referensial, yaitu kecenderungan seseorang untuk merekomendasikan suatu produk kepada orang lain.

3.

Minat preferensial, yaitu minat yang menggambarkan perilaku seseorang yang memiliki preferensi utama terhadap suatu produk tersebut. Preferensi ini hanya dapat diubah jika terjadi sesuatu pada produk preferensinya.

4.

Minat eksploratif, minat ini menggambarkan perilaku seseorang yang selalu mencari informasi tentang suatu produk yang menarik minatnya dan yang mencari informasi untuk mendukung sifat-sifat positif dari produk tersebut.

(7)

HIPOTESIS

H1 : Diduga terdapat Pengaruh signifikan Citra Merek terhadap Minat Beli Konsumen.

H2 : Diduga terdapat Pengaruh signifikan Kualitas Produk terhadap Minat Beli Konsumen.

METODE

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan metode survey. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya atas dasar sampel dan populasi tertentu, data penelitian berupa angka dan analisis statistik secara sistematis, terencana dan terstruktur dengan jelas.

Populasi dan Sampel

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah penduduk daerah kota Bekasi yang mempunyai minat beli produk mixue. pada sampel ini . Dengan jumlah konsumen yang sangat banyak dan belum diketahui berapa banyak orang yang membeli produk mixue. Menurut Fraenkel dan Wallen yang dikutip dalam, Pujihastuti (2015:61) bahwa jumlah sampel yang esensial adalah 100 subjek atau orang. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan purposive sampling Menurut Sugiyono (2010:122) adalah teknik pengambilan sampel dengan beberapa pertimbangan tertentu.

Adapun kriteria yang dijadikan sampel dalam penelitian ini yaitu : 1. Masyarakat daerah kota Bekasi.

2. Konsumen yang pernah melakukan pembelian produk mixue di Bekasi.

Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan informasi yang secara terperinci dan baik, maka dalam penelitian ini teknik yang digunakan adalah metode survei dengan menyebarkan kuesioner yang melalui google form untuk mendapatkan data terkait penelitian, yaitu dengan mengajukan serangkaian pertanyaan - pertanyaan kepada responden yang berasal dari wilayah kota Bekasi.

Metode Analisis Data

Analisis yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah analisis kuantitatif, yaitu penelitian ini menekankan analisisnya pada data numerik (angka- angka) yang diolah dengan metode statistik. Pada dasarnya pendekatan kuantitatif dilakukan pada jenis penelitian inferensial dan berdasarkan kesimpulan hasil penelitian tentang probabilitas kesalahan penolakan hipotesis nihil. Dengan metode kuantitatif akan diperoleh perbedaan yang signifikan antar kelompok atau signifikansi hubungan antar variabel penelitian. Analisis yang digunakan adalah sebagai berikut.

a. Uji instrumen penelitian

1) Uji Validitas

(8)

Uji validitas digunakan untuk mengetahui seberapa akurat instrumen atau kuesioner yang disusun dapat menggambarkan variabel penelitian yang sebenarnya. Suatu instrumen dikatakan valid jika nilai koefisien korelasi r hitung > r tabel. Rumus yang digunakan dalam uji validitas ini adalah korelasi antara momen produk Pearson yang sudah ada pada program SPSS.

2) Uji Reliabilitas

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana hasil suatu

pengukuran dapat dipercaya. Pengujian ini dilakukan dengan cara cronbach’s

alpha. Nilai reliabilitas dalam uji ini dapat dilihat pada kolom Reliability

statistics (Cronbach’s Alpha) yang diolah dengan program SPSS.

b. Uji Asumsi Klasik 1) Uji Normalitas

Normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah distribusi data normal.

Penting untuk diketahui bahwa ketika menentukan pilihan uji statistik parametrik, data harus berdistribusi normal. Data tersebut digunakan untuk menentukan pola sebaran data penelitian sehingga dapat dilakukan analisis validitas, reliabilitas, regresi uji-t, dan korelasi. Uji normalitas bertujuan untuk memeriksa apakah model regresi untuk variabel dependen dan independen berdistribusi normal, sehingga regresi yang baik memiliki distribusi data yang normal atau mendekati normal.

c. Uji Model Regresi

1) Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi linier berganda merupakan suatu analisis yang dapat digunakan untuk mengetahui pengaruh atau hubungan secara linier antara dua atau lebih variabel bebas/independen dengan satu variabel terikat/dependen(Priyatno,2014:149).

Y=a+b1X1+b2X2 keterangan:

Y =Variabel Keputusan Konsumen X1 =Variabel citra merek

X2 =Variabel kualitas produk b1 =Koefisien regresi citra merek b2 =Koefisien regresi kualitas produk

d. Uji Hipotesis Penelitian 1) Uji t

Uji t digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen (X)

berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen (Y) dengan = 0,05

(9)

atau 5% jika t hitung> t tabel, maka terdapat hubungan yang signifikan dari variabel independen. Jika t hitung< t tabel, maka tidak terdapat hubungan yang signifikan dari variabel independen.

2) Koefisien Determinasi (R2) dan Koefisien Korelasi

Koefisien korelasi determinasi merupakan ukuran kehandalan model dalam menerangkan perubahan dan nilai variabel dependen (minat beli). Nilai koefisien determinasi berada antara 0-1, jika koefisien determinasi adalah 1 maka dapat disimpulkan bahwa perubahan nilai variabel dependen.

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL Uji Validitas Tabel 1 Hasil Uji Validitas

Variabel No Item Pearson

Correlation R Tabel

Keterangan

Citra Merek (X1)

X1.1 0,840 0,202 Valid

X1.2 0,884 0,202 Valid

X1.3 0,867 0,202 Valid

X1.4 0,890 0,202 Valid

X1.5 0,898 0,202 Valid

X1.6 0,861 0,202 Valid

X1.7 0,905 0,202 Valid

X1.8 0,785 0,202 Valid

Kualitas Produk (X2) X2.1 0,897 0,202 Valid

X2.2 0,934 0,202 Valid

X2.3 0,891 0,202 Valid

X2.4 0,896 0,202 Valid

X2.5 0,880 0,202 Valid

X2.6 0,916 0,202 Valid

X2.7 0,917 0,202 Valid

X2.8 0,810 0,202 Valid

Minat Beli Y.1 0,863 0,202 Valid

Y.2 0,820 0,202 Valid

Y.3 0,861 0,202 Valid

Y.4 0,867 0,202 Valid

Y.5 0,784 0,202 Valid

Y.6 0,778 0,202 Valid

Y.7 0,858 0,202 Valid

Y.8 0,822 0,202 Valid

Sumber : Olah Data SPSS 25

(10)

Dari table 1 tersebut hasil uji validitas menunjukkan bahwa setiap pernyataan variabel dalam penelitian ini dinyatakan valid, hal ini ditunjukkan dari hasil r hitung lebih besar dari r tabel (0,202), artinya setiap pernyataan dapat digunakan sebagai instrumen penelitian.

Uji Reliabilitas Tabel 2 Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Nilai

Cronbach's Alpha

syarat Keterangan

Citra Merek (X1) 0,952 0,60 Reliabel

Kualitas Produk (X2) 0,963 0,60 Reliabel

Minat Beli (Y) 0,936 0,60 Reliabel

Sumber : Olah Data SPSS 25

Berdasarkan tabel 2 tersebut diperoleh data bahwa instrumen penelitian yang terdiri dari variabel Citra Merek (X1), Kualitas Produk (X2) dan Minat Beli (Y) mempunyai nilai

Cronbach’s Alpha > 0,60. Data diatas menunjukkan bahwa Cronbach’s Alpha pada variabel X1 adalah 0,952, variabel X2 adalah 0,963 dan variabel Y adalah 0,936. Hal ini membuktikan bahwa ke-24 item pernyataan dalam penelitian ini dapat diandalkan

(reliabel).

ANALISIS DATA Uji Regresi Linear Berganda

Tabel 3 Hasil Uji Regresi Linear Berganda

Model

Unstandardized Coefficients

Standardize d

Coefficients t

Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) Citra_Merek

Kualitas_Produk

1.647 1.481 1.112 .269

.653 .155 .662 4.218 .000

.198 .142 .218 1.390 .168

a. Dependent Variable: Minat _Beli

Y = 1,647 + 0.653X1 + 0.198X2

a.

Nilai konstanta (c) sebesar 1,647 menunjukkan apabila tidak terjad perubahan variabel citra merek dan kualitas produk (nilai X1 dan X2 adalah 0 ) maka minat beli yaitu sebesar 1,647 satuan.

b.

Nilai variabel citra merek (X1), diperoleh nilai koefisien sebesar 0,653 nilai tersebut menunjukan tanda positif yang berarti signifikan apabila pada variabel periklanan meningkat sebesar 1 satuan, maka minat beli akan meningkat sebesar 0,653 satuan dengan asumsi bahwa variabel independen lain dalam kondisi konstan.

c.

Nilai variabel kualitas produk (X2), diperoleh nilai koefisien sebesar 0,198 nilai

(11)

tersebut menunjukan tanda positif yang berarti signifikan apabila pada variabel kualitas produk meningkat sebesar 1 satuan, maka minat beli akan meningkat sebesar 0,198 satuan dengan asumsi bahwa variabel independen lain dalam kondisi konstan.

PENGUJIAN HIPOTESIS Uji Parsial

Tabel 4 Hasil Uji Parsial

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardize d

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 1.647 1.481 1.112 .269

Citra_Merek .653 .155 .662 4.218 .000

Kualitas_Produk .198 .142 .218 1.390 .168

a. Dependent Variable: Minat _Beli

Dari tabel diatas menunjukan bahwa nilai t hitung lebih besar dari t tabel pada variabel citra merek yaitu 4,218 > 1,986 artinya Ha diterima bahwa terdapat pengaruh antara variabel citra merek terhadap minat beli dan H0 ditolak, bahwa variabel citra merek ini menunjukan pengaruh signifikan dan memiliki pengaruh sebesar 66,2%. Kemudian pada variabel kualitas produk menunjukan nilai 1,390 < 1,986 yang artinya variabel kualitas produk tidak terdapat pengaruh yang signifikan terhadap minat beli atau H0 diterima, bahwa variabel kualitas produk ini menunjukan bahwa ada pengaruh positif tetapi tidak signifikan antara minat beli sebesar 21,8%.

Uji Simultan

Tabel 5 Hasil Uji Simultan

ANOVAa

Model Sum of

Squares

df Mean Square F Sig.

1 Regression 5240.636 2 2620.318 140.388 .000b

Residual 1679.837 90 18.665

Total 6920.473 92

a. Dependent Variable: Minat _Beli

b. Predictors: (Constant), Kualitas_Produk, Citra_Merek

Berdasarkan tabel diatas menunjukan bahwa nilai F hitung sebesar 140,388 dengan tingkat signifikan sebesar 0,000 itu berarti jika F hitung > F tabel 140,388 > 3,10 dan tingkat signifikan <0,05 atau 0,000 < 0,05 maka diketahui bahwa H0 ditolak dan Ha diterima.

(12)

Uji Koefisien Determinasi

Tabel 6 Hasil Uji Koefisien Determinasi Model Summary

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .870a .757 .752 4.320

a. Predictors: (Constant), Kualitas_Produk, Citra_Merek

Berdasarkan dari uji koefisien determinasi menunjukan nilai pada uji koefisien determinasi menunjukan nilai pada R Square sebesar 0,757. Hal ini dapat diartikan besarnya pengaruh variabel independen yaitu kualitas produk dan citra merek secara simultan

mempengaruhi minat beli sebesar 75,7 % sedangkan sisanya 24,3 % dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

PEMBAHASAN

Pengaruh Citra Merek terhadap Minat beli

Berdasarkan hasil pengujian terhadap variabel citra merek terhadap minat beli dimana variabel citra merek memiliki nilai signifikan 0,000 < 0,05. Sedangkan jika dilihat dari hasil perbandingan t hitung dan t tabel yang menunjukkan t hitung sebesar 4,218 dan t tabel sebesar 1,986. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa t hitung > t tabel atau 4,218 > 1,986 yang artinya Ha diterima dan H0 ditolak, karena hipotesis berada pada daerah penerimaan, maka disimpulkan jika variabel citra merek berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli.

Dalam penelitian ini juga diketahui bahwa standardized coefficient beta pada variabel citra merek bernilai sebesar 0,662 yang berarti jika variabel citra merek berpengaruh sebesar 66,7%

terhadap minat beli.

Hal tersebut mengartikan bahwa pengaruh citra merek terhadap minat beli dalam kategori baik yaitu 66,2%. Dari hasil penelitian ini citra merek memiliki pengaruh signifikan dan arah yang positif terhadap minat beli. Besarnya peningkatan antara citra merek terhadap minat beli dapat diprediksi dari nilai koefisien regresi variabel citra merek yaitu sebesar 0,653 atau setara dengan 65,3%, artinya apabila citra merek mengalami kenaikan satu satuan dengan asumsi citra merek dianggap tetap, maka tingkat minat beli akan mengalami peningkatan sebesar 65,3%.

Berpengaruhnya variabel citra merek terhadap minat beli secara signifikan dengan arah yang positif mengartikan bahwa citra merek Mixue sudah baik dan dikenal oleh konsumen, sehingga konsumen tertarik untuk membeli produk Mixue. Tetapi mengacu pada jawaban responden, masih terdapat responden yang menjawab kurang setuju pada beberapa pernyataan, oleh karena itu citra merek Mixue masih perlu ditingkatkan agar minat beli konsumen akan produk Mixue meningkat. Seperti memanfaatkan iklan visual yang menarik sehingga dapat meningkat citra merek di benak konsumen.

Pengaruh Kualitas Produk terhadap Minat Beli

Hasil pengujian hipotesis pengaruh langsung menunjukkan bahwa nilai variabel nilai kualitas produk sebesar 0,000 < 0,05. Selain itu dapat dilihat juga dari hasil perbandingan t

(13)

hitung dan t tabel yang menunjukkan t hitung bernilai sebesar 1,390 sedangkan t tabel 1,986, dengan nilai yang telah dipaparkan dapat diketahui jika t hitung < t tabel atau 1,390 < 1,986 yang artinya Ha ditolak dan H0 diterima, karena hipotesis berada di daerah penerimaan, maka dapat disimpulkan jika variabel kualitas produk tidak berpengaruh dan signifikan terhadap minat beli.

Dalam penelitian ini juga diketahui bahwa standardized coefficient beta pada variabel kualitas produk bernilai sebesar 0,218 yang berarti jika variabel kualitas produk berpengaruh sebesar 21,8% terhadap minat beli. Hal tersebut mengartikan bahwa pengaruh kualitas produk terhadap minat beli dalam kategori baik yaitu 21,8%. Dari hasil penelitian ini kualitas produk memiliki pengaruh signifikan dan arah yang positif terhadap minat beli, hal ini menggambarkan bahwa ketika kualitas produk Mixue ditingkatkan maka minat beli akan mengalami peningkatan. Seperti memanfaatkan iklan visual yang menarik sehingga dapat meningkat citra merek di benak konsumen.

Besarnya peningkatan antara kualitas produk terhadap minat beli dapat diprediksi dari nilai koefisien regresi variabel kualitas produk yaitu sebesar 0,198 atau setara dengan 19,8%, artinya apabila kualitas produk mengalami kenaikan satu satuan dengan asumsi kualitas produk dianggap tetap, maka tingkat minat beli akan mengalami peningkatan sebesar 19,8%.

Pengaruh Citra Merek dan Kualitas Produk terhadap Minat Beli

Berdasarkan pengujian F simultan dihasilkan F hitung > F tabel atau 140,388> 3,10 dengan nilai signifikan <0,05 yaitu 0,000 < 0,05 artinya Ha diterima dan Ho ditolak. Hasil tersebut secara simultan menunjukkan bahwa terdapat pengaruh signifikan antara variabel Citra merek dan kualitas produk terhadap minat beli. Penelitian ini Memiliki nilai koefisien determinan sebesar 0,757 di mana angka mendekati 1 yang artinya memiliki pengaruh yang kuat dan berpengaruh secara simultan sebesar 75,7% sebesar sisanya 24,3% dipengaruhi variabel lain yang tidak diteliti Dalam penelitian ini titik Hasil tersebut menunjukkan bahwa Citra merek dan kualitas produk memiliki pengaruh sebesar 75, 7% terhadap minat beli. Hal ini menggambarkan bahwa Citra merek dan kualitas produk adalah salah satu faktor dalam upaya peningkatan minat beli karena dengan adanya peningkatan pada citra merek dan kualitas produk yang bernilai positif akan terhadap peningkatan terhadap minat beli.

Besarnya peningkatan atau penurunan pada variabel Citra merek dan kualitas produk terhadap minat beli cara bersama-sama dapat dilihat dari persamaan regresi Y = 1,647 + 0.653X1 + 0.198X2, Dapat diartikan jika kedua variabel independen bersifat konstan maka akan terjadi peningkatan minat beli, sehingga dapat diprediksi jika Citra merek akan meningkat 0,653 atau setara 65,3% terhadap minat beli, sedangkan kualitas produk akan meningkat 0,198 atau 19,8%

terhadap minat beli.

Penelitian ini mampu mengemukakan bahwa dari variabel citra merek dan kualitas produk, citra merek memiliki pengaruh paling besar terhadap minat beli. Oleh karena itu, citra merek mampu menarik perhatian dan minat pelanggan. Citra merek dan kualitas produk memiliki pengaruh yang signifikan terhadap niat beli. Citra merek yang tinggi meningkatkan kepuasan konsumen, yang meningkatkan minat konsumen untuk membeli. Kualitas produk memiliki dimensi tinggi yang memungkinkan interaksi antara pembeli dan penjual untuk mencapai pemahaman penuh tentang produk dan mempercepat proses pembelian. Citra merek dapat menarik minat beli konsumen ketika produsen berhasil mempertahankan dan meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap merek tersebut.

(14)

SIMPULAN

Berdasarkan hasil yang telah diuraikan diatas, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan dari keseluruhan hasil penelitian yaitu sebagai berikut:

1.

Berdasarkan hasil analisis deskriptif, masing-masing pernyataan variabel citra merek memiliki skor yang baik, walaupun masih ada beberapa pernyataan dari responden yang tidak setuju dengan beberapa pernyataan indikator pengakuan terdapat beberapa responden tidak setuju sebesar 18.3%.

2.

Pada penelitian ini pernyataan tentang variabel kualitas produk berada pada kategori yang sangat baik, namun masih terdapat jawaban dari responden yang menyatakan tidak setuju dengan beberapa pernyataan dalam kuesioner.

3.

Hasil analisis deskriptif variabel minat beli berada pada kategori baik, namun terdapat beberapa jawaban yang menunjukkan ketidaksetujuan dengan beberapa pertanyaan pada kuesioner.

4.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa citra merek berpengaruh signifikan terhadap minat beli dan mengambil arah positif.

5.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas produk memiliki arah positif yang penting bagi niat beli.

6.

Berdasarkan hasil yang menunjukkan bahwa citra merek dan kualitas produk secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli, hal ini menunjukkan bahwa citra merek dan kualitas produk merupakan salah satu faktor yang berpengaruh dalam minat beli.

SARAN

Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis memberikan saran mengenai Pengaruh citra merek dan kualitas produk terhadap minat beli konsumen Mixue sebagai berikut:

1.

Objek penelitian diperluas misalnya seluruh gerai Mixue se-Indonesia.

2.

Satu-satunya variabel independen yang digunakan adalah citra merek dan kualitas produk untuk dikembangkan atau diganti dengan label halal dan kampanye iklan.

Pada penelitian selanjutnya, metode pengumpulan data dapat dilanjutkan dengan wawancara agar data yang terkumpul lebih akurat.

DAFTAR PUSTAKA

Arianto, N., Sabta, D., & Difa, A. (2020). Pengaruh Kualitas Pelayanan Dan Kualitas Produk Terhadap Minat Beli Konsumen Pada Pt Nirwana Gemilang Property. Dalam Jurnal Disrupsi Bisnis (Vol. 3, Nomor 2).

Budyanto, F., R Oktini, D., & Estri Mahani, S. A. (2022). Pengaruh Kualitas Produk Dan Potongan Harga Terhadap Minat Beli Konsumen. Bandung Conference Series:

Business And Management, 2(2). Https://Doi.Org/10.29313/Bcsbm.V2i2.4081

Desty Wulandari, R., & Alananto Iskandar, D. (2018). Pengaruh Citra Merek Dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian Pada Produk Kosmetik. Jurnal Riset Manajemen Dan Bisnis (Jrmb) Fakultas Ekonomi Uniat, 3(1), 11–18.

Kasih, A. T., Ayu, N., Dewi, S., Budiyati, K., Damayanti, A. P., & Khasanah, V. F. (T.T.).

(15)

Prosiding Seminar Nasional Dan Call Paper Stie Widya Wiwaha Pengaruh Kemasan, Harga, Dan Kualitas Produk Terhadap Minat Beli Konsumen Mixue (Studi Pada Mahasiswa Stie Widya Wiwaha Yogyakarta) (Vol. 1).

Manajemen, J., & Keuangan, D. (T.T.). Pengaruh Citra Merek, Harga, Dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian Handphone Merek Xiaomi Di Kota Langsa (Vol. 6, Nomor 1). Www.Wikipedia.Org

Nurdin, S., & Hardianti, L. (2022). Meningkatkan Minat Beli Melalui Strategi Digital Marketing Dan Ekuitas Merek. Dalam Jurnal Sain Manajemen (Vol. 4, Nomor 1).

Http://Ejurnal.Ars.Ac.Id/Index.Php/Jsm Pekanbaru, B.

(T.T.). Pengaruh Citra Merek Es Krim Wall’s Terhadap Minat Beli Konsumen Menurut Ekonomi Syariah (Study Kasus Pada Distributor Cv. Cita Rasa.

Putu, I., Suryagita, D., Putra, S., Putra Mardika, A., Indra, I. A., & Dewi, K. (T.T.). Jis Siwirabuda | 67. Https://Doi.Org/00.00000

Saputra, R. (2019). Pengaruh Citra Merek Dan Kualitas Produk Terhadap Minat Beli Konsumen Produk Smartphone Xiaomi (Studi Kasus Di Jakarta Barat). Business

Management Journal, 15(1), Pissn.

Https://Journal.Ubm.Ac.Id/Index.Php/Business-Management

Wahyu Laksono Nanang Suryadi, A. (2020). Pengaruh Citra Merek, Kepercayaan Merek, Dan Kualitas Produk Terhadap Loyalitas Merek Pada Pelanggan Geprek Bensu Di Kota

Malang. Dalam Holistic Journal Of Management Research: Vol. I (Nomor 1).

Referensi

Dokumen terkait

Hasil data penelitian ini menunjukan bahwa brand image berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli ulang konsumen batik Pekalongan, harga tidak berpengaruh

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh citra merek, harga, dan promosi yang dilakukan oleh perusahaan Mixue Ice Cream & Tea pada minat beli konsumen