• Tidak ada hasil yang ditemukan

INDONESIA MENUJU KEBIJAKAN INOVATIF DAN AKSI KOLABORATIF MENGHADAPI KRISIS IKLIM

N/A
N/A
Syifa Maula

Academic year: 2023

Membagikan "INDONESIA MENUJU KEBIJAKAN INOVATIF DAN AKSI KOLABORATIF MENGHADAPI KRISIS IKLIM"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

1

INDONESIA MENUJU KEBIJAKAN INOVATIF DAN AKSI KOLABORATIF MENGHADAPI KRISIS IKLIM

(Policy Paper)

Disusun Oleh :

Muhammad Irfa Maulana (202030042) Vikri Nurhakim (202030156) Albazra Zaldiando (202130125)

JURUSAN HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS PASUNDAN BANDUNG

2023

(2)

2

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kita panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dari tim penulis dapat menyelesaikan tugas yang berjudul "Indonesia Menuju Kebijakan Inovatif dan Aksi Kolaboratif Menghadapi Krisis Iklim" yang mana pada akhirnya dapat terselesaikan dengan baik. Policy Paper ini dibuat dalam rangka meningkatkan pemahaman tentang Indonesia Menuju Kebijakan Inovatif dan Aksi Kolaboratif dalam Menghadapi Krisis Iklim, dalam penulisan Policy Paper ini tim penulis menghadapi berbagai masalah dan tantangan selama penulisan tugas ini. Namun, pada akhirnya tim penulis dapat menyelesaikan penulisan tugas policy paper ini karena dorongan moral dan material , serta bantuan dari berbagai pihak.

Tidak lupa juga dalam bagian ini , penulis dengan segala kerendahan hati dan rasa hormat yang setinggi- tingginya tim penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu tim penulis dalam menyelesaikan tugas ini.

Tim penulis menyadari bahwa dalam penulisan tugas ini tentunya tidak terlepas dari segala kesalahan dan kekurangan. Maka dari itu, dengan segala kerendahan hati tim penulis mengharapkan saran kritik dari pembaca sebagai bahan masukan sehingga dapat berguna baik bagi penulis dikemudian hari. Akhir kata, tim penulis mengucapkan banyak terimakasih, semoga mendapatkan balasan pahala dari Allah SWT, dan semoga penulisan tugas ini dapat bermanfaat khususnya bagi tim penulis dan pembaca pada umumnya.

(3)

3 DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... 2

DAFTAR ISI ... 3

PENDAHULUAN ... 4

REKOMENDASI KEBIJAKAN DISERTAI DENGAN ANALISIS SWOT ... 6

KEBIJAKAN ALTERNATIVE ... 8

KESIMPULAN ... 10

DAFTAR PUSTAKA ... 11

(4)

4

PENDAHULUAN

Indonesia, sebagai negara maritim yang megah dengan keberagaman budaya, alam yang subur, serta sumber daya alamnya yang melimpah, kini menghadapi tantangan monumental dalam wujud krisis iklim global. Dalam beberapa dekade terakhir, negara ini telah menjadi saksi dari dampak yang semakin terasa akibat perubahan iklim yang cepat, seperti kenaikan suhu yang ekstrem, cuaca yang tidak menentu, dan meningkatnya tingkat kerentanan terhadap bencana alam.

Sebagai salah satu negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia memiliki kompleksitas tersendiri dalam menghadapi krisis ini. Lautan yang luas memperkuat perannya dalam regulasi iklim global, sementara hutan tropisnya yang kaya akan keanekaragaman hayati menjadi penyerap karbon alam yang vital. Namun, ironisnya, Indonesia juga telah menjadi salah satu dari sepuluh negara teratas yang menghasilkan emisi gas rumah kaca terbesar di dunia, terutama dari deforestasi, pembakaran hutan, dan pertanian.

Mengakui pentingnya menjaga kelestarian alam untuk generasi mendatang, pemerintah Indonesia telah merumuskan langkah-langkah strategis dalam rangka menuju kebijakan inovatif dan aksi kolaboratif untuk mengatasi krisis iklim ini. Dalam usaha melindungi sumber daya alamnya, Indonesia telah mengambil langkah-langkah progresif, termasuk dalam upaya pelestarian hutan, restorasi lahan gambut, dan pengembangan energi terbarukan.

Namun, upaya ini belum cukup untuk menangani masalah ini secara menyeluruh.

Diperlukan sinergi antara pemerintah, sektor swasta, lembaga non-pemerintah, dan masyarakat sipil untuk menciptakan solusi yang holistik dan berkelanjutan. Keterlibatan aktif dari berbagai pihak dalam penelitian, inovasi teknologi, serta pengembangan kebijakan yang berbasis bukti menjadi kunci dalam membangun fondasi yang kuat bagi perubahan yang berkelanjutan.

Peran aktif Indonesia dalam forum-forum internasional terkait iklim menunjukkan komitmen yang kuat untuk berkolaborasi dalam menyelesaikan krisis ini. Melalui kerja sama lintas-batas, pertukaran pengetahuan, dan sharing best practices, Indonesia berusaha menjadi bagian integral dari solusi global dalam merespons krisis iklim yang semakin mendesak.

(5)

5

Dalam mengejar visi untuk menjadi negara yang ramah lingkungan, Indonesia juga dihadapkan pada tantangan-tantangan internal seperti pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, pemerataan akses terhadap energi bersih, dan peningkatan kesadaran serta partisipasi masyarakat dalam perlindungan lingkungan. Dalam menghadapi kompleksitas ini, Indonesia sedang mengembangkan pendekatan yang holistik, menggabungkan kebutuhan pembangunan dengan kelestarian lingkungan.

Dengan demikian, langkah-langkah yang diambil Indonesia dalam menghadapi krisis iklim adalah perwujudan dari semangat untuk membangun masa depan yang lebih berkelanjutan.

Dengan kolaborasi yang kuat antara semua pihak terkait, diharapkan bahwa Indonesia dapat menjadi teladan bagi negara-negara lain dalam menghadapi krisis iklim global, sambil menjaga kekayaan alamnya bagi generasi yang akan datang.

(6)

6

REKOMENDASI KEBIJAKAN DISERTAI DENGAN ANALISIS SWOT

Strengths (Kekuatan)

1. Kekayaan Sumber Daya Alam: Indonesia memiliki kekayaan alam yang luar biasa, termasuk hutan tropis, laut yang luas, dan potensi energi terbarukan yang besar, menjadi landasan utama untuk kebijakan berkelanjutan.

2. Komitmen Pemerintah: Adanya komitmen politik untuk menangani krisis iklim, tercermin dalam rencana pembangunan jangka panjang dan program perlindungan lingkungan.

3. Kerjasama Internasional: Partisipasi aktif dalam forum internasional mengindikasikan kemampuan untuk berkolaborasi dan belajar dari pengalaman negara lain dalam menghadapi tantangan iklim.

Weaknesses (Kelemahan)

1. Implementasi Kebijakan: Ada kesenjangan antara perumusan kebijakan dan implementasinya di lapangan, terutama karena kurangnya pengawasan dan penegakan hukum yang efektif.

2. Ketergantungan pada Sumber Energi Fosil: Masih terjadi ketergantungan pada sumber energi fosil, yang menjadi hambatan dalam transisi menuju energi terbarukan.

3. Kapasitas Institusional yang Terbatas: Kurangnya kapasitas dalam lembaga-lembaga terkait untuk mengimplementasikan kebijakan yang efektif dan efisien dalam penanganan krisis iklim.

Opportunities (Peluang)

1. Inovasi Teknologi: Peluang besar untuk mengembangkan dan menerapkan teknologi terbaru dalam bidang energi terbarukan, pengelolaan limbah, dan pertanian berkelanjutan.

2. Kolaborasi Multi-stakeholder: Potensi besar untuk memperluas kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, lembaga non-pemerintah, dan masyarakat sipil dalam mendukung solusi yang holistik.

(7)

7

3. Pasar Internasional: Kebijakan yang berkelanjutan dapat membuka pintu bagi akses pasar internasional melalui produk-produk ramah lingkungan dan sertifikasi keberlanjutan.

Threats (Ancaman)

1. Perubahan Kebijakan Global: Ancaman terhadap keberlanjutan kebijakan akibat perubahan kebijakan global atau kurangnya konsistensi dalam kesepakatan internasional.

2. Krisis Ekonomi: Risiko terjadinya krisis ekonomi dapat menggeser fokus dari isu lingkungan ke prioritas lain yang lebih mendesak secara jangka pendek.

3. Ketidakpastian Politik: Instabilitas politik dan pergantian pemerintahan dapat mengganggu konsistensi dan kelanjutan kebijakan yang berkelanjutan.

Rekomendasi Kebijakan:

1. Penguatan Kapasitas Institusional: Meningkatkan kapasitas lembaga-lembaga terkait dalam perumusan kebijakan, pengawasan, dan implementasi yang efektif.

2. Diversifikasi Sumber Energi: Menggalakkan investasi dan insentif untuk beralih ke energi terbarukan serta mengurangi ketergantungan pada energi fosil.

3. Peningkatan Pengawasan dan Penegakan Hukum: Memperketat pengawasan serta memperkuat sistem hukum untuk menjamin kepatuhan terhadap kebijakan lingkungan.

4. Kolaborasi Multi-stakeholder: Mendorong kemitraan antara pemerintah, sektor swasta, lembaga non-pemerintah, dan masyarakat sipil dalam pengembangan dan implementasi kebijakan.

5. Pendidikan dan Kesadaran Publik: Meningkatkan pendidikan lingkungan dan kesadaran publik untuk mendorong partisipasi aktif dalam pelestarian lingkungan.

6. Penyusunan Kebijakan Jangka Panjang: Merumuskan rencana aksi jangka panjang yang terintegrasi, berdasarkan bukti ilmiah dan partisipasi masyarakat luas.

Implementasi rekomendasi ini memerlukan komitmen yang kuat, alokasi sumber daya yang memadai, serta konsistensi dalam menjalankan kebijakan demi mewujudkan Indonesia sebagai salah satu pelopor dalam mengatasi krisis iklim global.

(8)

8

KEBIJAKAN ALTERNATIVE

Ketika Indonesia menghadapi tantangan kritis terkait perubahan iklim, perumusan kebijakan alternative yang inovatif dan terintegrasi menjadi sangat penting. Berikut adalah serangkaian strategi alternatif yang dapat menjadi landasan bagi Indonesia dalam menghadapi krisis iklim:

1. Transisi Energi Berkelanjutan

Kebijakan utama adalah mendorong transisi energi menuju sumber energi terbarukan. Fokus pada pengurangan subsidi energi fosil dan pengalihan dukungan ke energi bersih dapat membantu mengurangi emisi gas rumah kaca.

Incentive untuk Energi Bersih: Memberikan insentif fiskal bagi investasi dalam energi terbarukan, seperti solar, angin, dan hidro, untuk meningkatkan penetrasi energi bersih di pasar energi Indonesia.

Peningkatan Efisiensi Energi: Mendorong inisiatif efisiensi energi di sektor-sektor kunci seperti transportasi, industri, dan perumahan untuk mengurangi konsumsi energi secara keseluruhan.

2. Pengelolaan Hutan yang Berkelanjutan

Perlindungan dan pemulihan hutan tropis Indonesia menjadi aspek krusial dalam menangani krisis iklim, mengingat peran penting hutan sebagai penyerap karbon alam.

Penguatan Perlindungan Hutan: Memperkuat regulasi dan penegakan hukum untuk mencegah deforestasi ilegal, sementara mendukung kegiatan restorasi hutan dan rehabilitasi lahan gambut.

Pemberdayaan Masyarakat Lokal: Melibatkan masyarakat lokal dalam pengelolaan hutan secara berkelanjutan, serta memberikan insentif ekonomi untuk mendorong partisipasi mereka dalam pelestarian lingkungan.

3. Adaptasi Terhadap Perubahan Iklim

Kebijakan ini difokuskan pada mempersiapkan Indonesia dalam menghadapi dampak perubahan iklim yang tidak terhindarkan.

(9)

9

Perencanaan Tata Ruang yang Adaptif: Mengintegrasikan pertimbangan perubahan iklim dalam perencanaan tata ruang, pembangunan kota, dan infrastruktur untuk mengurangi kerentanan terhadap bencana alam.

Penguatan Sistem Peringatan Dini: Meningkatkan sistem peringatan dini dan respons terhadap bencana alam yang lebih cepat dan efisien, melibatkan teknologi canggih dan partisipasi masyarakat.

4. Kolaborasi Multi-stakeholder

Pentingnya kolaborasi lintas sektor dan partisipasi masyarakat dalam merumuskan dan menjalankan kebijakan menjadi fokus utama.

Forum Kolaboratif untuk Inovasi: Mendirikan forum yang melibatkan pemerintah, sektor swasta, lembaga non-pemerintah, dan masyarakat sipil untuk berbagi pengetahuan, teknologi, dan sumber daya dalam menghadapi krisis iklim.

Partisipasi Masyarakat: Mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam pengambilan keputusan dan implementasi kebijakan melalui edukasi, pelatihan, dan dialog terbuka.

5. Pendekatan Ekonomi Hijau

Menggalakkan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dengan memperhitungkan dampak lingkungan menjadi landasan penting kebijakan ini.

Investasi dalam Teknologi Hijau: Mendorong investasi dalam riset dan pengembangan teknologi hijau untuk mendorong inovasi di berbagai sektor ekonomi.

Pasar Berkelanjutan: Membangun pasar dalam negeri untuk produk-produk ramah lingkungan serta memperluas akses ke pasar internasional melalui sertifikasi keberlanjutan.

Kebijakan alternative ini membutuhkan komitmen yang kuat dari pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat sipil untuk mewujudkannya. Kolaborasi yang solid dan implementasi yang konsisten akan menjadi kunci bagi keberhasilan strategi ini dalam menjadikan Indonesia sebagai pelaku penting dalam mengatasi krisis iklim global.

(10)

10

KESIMPULAN

Dalam menghadapi krisis iklim yang semakin mendesak, Indonesia telah menghadirkan serangkaian pemikiran, kebijakan, dan strategi alternatif yang melibatkan banyak aspek kunci.

Melalui pemahaman akan SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats), serta rangkaian rekomendasi kebijakan dan strategi alternatif yang inovatif, Indonesia berupaya untuk menjadi pemimpin dalam upaya mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim.Pertama-tama, pemahaman akan kekuatan Indonesia sebagai negara dengan sumber daya alam yang kaya menjadi landasan utama. Hutan tropis yang luas, sumber daya energi terbarukan, dan keberagaman alaminya memberikan landasan yang kokoh untuk kebijakan yang mengedepankan keberlanjutan lingkungan. Namun, kelemahan yang dihadapi, seperti kurangnya penegakan hukum, ketergantungan pada energi fosil, dan kapasitas institusional yang terbatas, menyoroti tantangan nyata dalam mengimplementasikan kebijakan tersebut. Kendati demikian, terdapat peluang yang signifikan, seperti inovasi teknologi, kolaborasi multi-stakeholder, dan akses pasar internasional bagi produk ramah lingkungan.

Rekomendasi kebijakan yang terstruktur dan terperinci menyoroti perlunya transisi energi berkelanjutan, pengelolaan hutan yang lebih baik, adaptasi terhadap perubahan iklim, kolaborasi lintas sektor, serta pemberdayaan ekonomi hijau. Implementasi kebijakan alternatif ini memerlukan komitmen yang kuat, alokasi sumber daya yang memadai, serta kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat sipil.pembahasan ini menekankan pentingnya integrasi kebijakan yang holistik, tidak hanya dalam merumuskan kebijakan tetapi juga dalam implementasinya. Kolaborasi yang kokoh antara semua pemangku kepentingan diperlukan untuk merespons krisis iklim secara efektif. Indonesia, dengan potensinya yang besar dan komitmen yang kuat, memiliki kesempatan untuk menjadi teladan dalam upaya global menuju masa depan yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan.

(11)

11

DAFTAR PUSTAKA

Mukhlis, M. (2017). Tata kelola pemerintahan dalam peningkatan kapasitas adaptif/ketahanan kota bandar lampung terhadap dampak perubahan iklim. JIPSI-Jurnal Ilmu Politik dan Komunikasi UNIKOM, 6.

Wardhana, I. W. (2019). Governance and Stakeholder dalam Isu Perubahan Iklim. SUATU PENGANTAR, 13.

Baiquni, M. (2023). Strategi Indonesia terkait pembangunan Wilayah Kepulauan. G20 Di Tengah Perubahan Besar: Momentum Kepemimpinan Global Indonesia, 228.

Fuadi, D. S., Akhyadi, A. S., & Saripah, I. (2021). Systematic Review: Strategi Pemberdayaan Pelaku UMKM Menuju Ekonomi Digital Melalui Aksi Sosial. Diklus: Jurnal Pendidikan Luar Sekolah, 5(1), 1-13.

Izzatusholekha, H. K., & Salam, R. analiSiS KebijaKan penurunan eMiSi gaS ruMah KaCa dalaM KerangKa peMbangunan berKelanjutan di indoneSia. ILMU SOSIAL TERAPAN KAJIAN TEORITIS DAN STUDI KASUS, 27.

Anwar, M. (2022). Green Economy Sebagai Strategi Dalam Menangani Masalah Ekonomi Dan Multilateral. Jurnal Pajak Dan Keuangan Negara (PKN), 4(1S), 343-356.

Locatelli, B. K., Brockhaus, M., Colfer, M., Murdiyarso, C. J. P., & D Santoso, H.

(2009). Menghadapi masa depan yang tak pasti: bagaimana hutan dan manusia beradaptasi terhadap perubahan iklim. CIFOR.

Referensi

Dokumen terkait