• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI DAN PENGENDALIAN INTERNAL DALAM PENYALURAN PINJAMAN PADA KOPONTREN HIDAYATUL MA’ARIFIAH KOTA PANGKALAN KERINCI KABUPATEN PELALAWAN - Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI DAN PENGENDALIAN INTERNAL DALAM PENYALURAN PINJAMAN PADA KOPONTREN HIDAYATUL MA’ARIFIAH KOTA PANGKALAN KERINCI KABUPATEN PELALAWAN - Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Repository"

Copied!
100
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI DAN PENGENDALIAN INTERNAL DALAM PENYALURAN PINJAMAN PADA

KOPONTREN HIDAYATUL MA’ARIFIAH KOTA PANGKALAN KERINCI

KABUPATEN PELALAWAN

SKRIPSI

Oleh:

HARI SUBHI HIDAYAH NIM. 11870312751

PROGRAM STUDI AKUNTANSI S1 FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU

2022

(2)

ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI DAN PENGENDALIAN INTERNAL DALAM PENYALURAN PINJAMAN PADA

KOPONTREN HIDAYATUL MA’ARIFIAH KOTA PANGKALAN KERINCI

KABUPATEN PELALAWAN

SKRIPSI

Diajukan Sebagal Salah Satu Syarat untuk Mengikuti Ujian Oral Comprehensive Stara 1 pada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial

Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Oleh:

HARI SUBHI HIDAYAH NIM. 11870312751

PROGRAM STUDI AKUNTANSI S1 FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU

2022

(3)
(4)
(5)
(6)

i ABSTRAK

ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI DAN PENGENDALIAN INTERNAL DALAM PENYALURAN PINJAMAN PADA KOPONTREN

HIDAYATUL MA’ARIFIAH KOTA PANGKALAN KERINCI KABUPATEN PELALAWAN

Oleh :

HARI SUBHI HIDAYAH 11870312751

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis sistem informasi akuntansi dan pengendalian internal dalam penyaluran pinjaman pada Kopontren Hidayatul Ma’arifiah Kota Pangkalan Kerinci Kabupaten Pelalawan.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif , yaitu dengan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Objek penelitian berada di Koperasi Pesantren Hidayatul Ma’arifiah kota Pangkalan Kerinci Kabupaten Pelalawan, Hasil dari penelitian ini menunjukkan dalam sistem informasi akuntansi penyaluran pinjaman pada Kopontren Hidayatul Ma'arifiah sudah berjalan dengan baik, tetapi prinsip penganalisaan 5C belum terlaksana dengan semestinya, masih terdapat jabatan yang kosong dalam struktur organisasi serta rangkap jabatan yang dilakukan oleh manager dan legal officer.Berdasarkan hasil penelitian pinjaman macet disebabkan oleh kurangnya ketepatan dalam penganalisaan capacity dan condition of economic pada nasabah, pemisahan tugas bisa dilakukan dengan memisahkan tugas administrasi, operasional, penyimpanan, Serta menambahkan karyawan pada Kopontren Hidayatul Ma’arifiah.

Kata kunci : Sistem Informasi Akuntansi, Pengendalian Internal, dan Pinjaman

(7)

ii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’alamin. Puji dan Syukur penulis ucapkan kepada kepada Allah SWT. Dan tidak lupa pula kita ucapkan shalawat dan serta salam kepada baginda Nabi Muhammad SAW. Dengan ucapan Allahumma Shalli ala Sayyidina Muhammad wa ala alihi Muhammad. Karena berkat Rahmat dan Karunia-Nya dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul “ ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI DAN PENGENDALIAN INTERNAL DALAM PENYALURAN PINJAMAN PADA KOPONTREN HIDAYATUL MA’ARIFIAH KOTA PANGKALAN KERINCI KABUPATEN PELALAWAN ”. Adapun penulisan skripsi ini untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan Studi Program S1 pada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Jurusan Akuntansi Universitas Islam Negri Sultan Syarif Kasim Riau.

Dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak oleh karena itu penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada orang tua, Ibunda Amraini S.Pd SD atas segala jasa, kesabaran, dan tidak pernah lelah memberi dukungan.

Semoga Allah SWT selalu merahmati Ibunda, Amiin.

Pada kesempatan kali ini dengan kerendahan hati, penulis menyampaikan ribuan terimakasih kepada semua pihak yang telah banyak berjuang dan memberikan bantuan, pikiran, waktu, dan tenaga khususnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Khairunnas, M. Ag selaku Rektor Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Beserta Staf.

(8)

iii

2. Ibu Dr. Hj. Mahyarni, SE, MM selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

3. Bapak Kamarudin S.SOS, M.SI selaku Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

4. Ibu Sonia Sischa Eka Putri, S.E, M.Ak Selaku Penasehat Akademik yang telah banyak memberikan bantuan dan nasehat selama masa perkuliahan.

5. Ibu Faiza Muklis, S.E., M.Si., Ak selaku ketua Juruan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

6. Bapak Dr. Dony Martias, S.E, M.M selaku dosen pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktu untuk membimbing dan mengarahkan peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.

7. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen selaku staf pengajar Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau yang telah memberikan bimbingan dan ilmu yang sangat bermanfaat selama perkuliahan.

8. Seluruh Staf Tata Usaha Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau yang telah membantu banyak penulis dalam proses administrasi selama kuliah di UIN SUSKA RIAU.

9. Untuk yang tersayang keluargaku Juju Harjunawan, S.H. Ners. Jeni Karismaini, S.Kep. Guruh Okta Hujana, S.Pd. Kak Rara Suci Aminah, Kak Jenny Prawita Sari, Bang Viky Pramana dan seluruh keluarga besar yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu terimakasih untuk dukungan, semangat dan nasehatnya. Semoga selalu dalam lindungan Allah SWT.

(9)

iv

10. Teruntuk sahabatku Bobo, Rizki Wijaya, Rival, Toni, Imam, Difa, Dela, Ijul, Wilda, Caca, Fikhy, Sherin dan Dare Panitia Qurban. terima kasih telah menemani dalam suka dan duka serta selalu memberi support selama kuliah hingga menyelesaikan skripsi ini.

Pekanbaru, November 2022 Penulis

HARI SUBHI HIDAYAH

(10)

v DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 8

1.3 Tujuan Penelitian ... 8

1.4 Manfaat Penelitian ... 8

1.5 Sistematika Penulisan... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 11

2.1 Sistem Informasi Akuntansi ... 11

2.1.1 Pengertian Sistem ... 11

2.1.1.1 Karakteristik Sistem ... 12

2.1.1.2 Tujuan Sistem ... 13

2.1.2 Pengertian Informasi ... 14

2.1.2.1 Karakteristik Informasi ... 15

2.1.3 Pengertian Sistem Informasi ... 16

2.1.4 Pengertian Akuntansi ... 16

2.1.5 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi ... 17

2.1.5.1 Unsur-Unsur Sistem Informasi Akuntansi ... 19

2.1.5.2 Tujuan Sistem Informasi Akuntansi ... 21

2.2 Pengendalian Internal ... 23

2.2.1 Pengertian Pengendalian Internal ... 23

2.2.2 Unsur-Unsur Sistem Pengendalian Internal ... 24

2.2.3 Komponen Pengendalian Internal ... 27

2.3 Sistem Informasi dalam Pengendalian Internal... 28

(11)

vi

2.4 Kredit ( pinjaman ) ... 31

2.4.1 Pengertian Pinjaman ... 31

2.4.2 Fungsi Pinjaman ... 32

2.4.3 Unsur Unsur Pinjaman ... 34

2.4.4 Jenis-Jenis Pinjaman ... 36

2.4.5 Prinsip-Prinsip Penyaluran pinjaman ... 38

2.4.6 Penggolongan Kredit ... 42

2.5 Pinjaman bermasalah ... 44

2.5.1 Upaya Dalam Pencegahan Pinjaman macet Pada Koperasi ... 45

2.5.2 Fungsi yang Terkait ... 47

2.6 Prosedur Penyaluran pinjaman ... 48

2.6.1 Pengertian Prosedur... 48

2.6.2 Prosedur Penyaluran pinjaman ... 48

2.7 Koperasi ... 51

2.8 Akuntansi Menurut Pandangan Islam ... 52

2.9 Penelitian Terdahulu ... 54

BAB III METODE PENELITIAN ... 65

3.1 Penelitian ... 65

3.2 Tempat Penelitian... 65

3.3 Jenis dan Sumber Data ... 66

3.3.1 Jenis Data ... 66

3.3.2 Sumber Data ... 66

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 67

3.5 Teknik Analisis Data ... 68

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 70

4.1 Hasil Penelitian ... 70

4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 70

4.1.2 Visi dan Misi Kopontren Hidayatul Ma’arifiah ... 70

4.1.3 Struktur Organisasi ... 71

(12)

vii

4.1.4 Penjelasan Tanggung Jawab dan Wewenang ... 71

4.1.5 Aktivitas Perusahaan ... 74

4.1.6 Jenis Pinjaman KopontrenHasil Penelitian ... 75

4.1.6.1 Pinjaman Multiguna ... 75

4.1.6.2 Pinjaman Modal Kerja ... 76

4.2 Hasil Penelitian ... 77

4.2.1 Analisis Sistem Informasi Akuntansi dalam Penyaluran pinjaman pada Kopontren Hidayatul Ma’arifiah Kota Pangkalan Kerinci Kabupaten Pelalawan ... 77

4.2.2 Analisis Pengendalian Internal dalam Penyaluran pinjaman pada Kopontren Hidayatul Ma’arifiah Kota Pangkalan Kerinci Kabupaten Pelalawan ... 81

4.3 Pembahasan Penelitian ... 84

4.3.1 Analisis Sistem Informasi Akuntansi dalam Penyaluran pinjaman pada Kopontren Hidayatul Ma’arifiah Kota Pangkalan Kerinci Kabupaten Pelalawan ... 84

4.3.2 Analisis Pengendalian Internal dalam Penyaluran pinjaman pada Kopontren Hidayatul Ma’arifiah Kota Pangkalan Kerinci Kabupaten Pelalawan ... 95

BAB V PENUTUP ... 102

5.1 Kesimpulan ... 102

5.2 Saran ... 104 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(13)

viii

DAFTAR TABEL

Table I.1 Kolektabilitas Pinjaman Tahun 2018 - 2021 ... 4 Table I.2 Ratio NPL 2018 – 2021... 4 Table II.1 Penelitian Terdahulu ... 54

(14)

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar IV.1 Struktur Organisasi... 77 Gambar IV.2 Flowchart Penyaluran Pinjaman Kopontren Hidayatul

Ma’arifiah Kota Pangkalan Kerinci Kabupaten

Pelalawan ... 85 Gambar IV.3 Lanjutan Flowchart Penyaluran Pinjaman ... 86

(15)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam kehidupan masyarakat, seringkali dijumpai aktifitas ekonomi seperti kegiatan perdagangan, perseroan, perindustrian, dan juga proyek pembangunan guna untuk mensejahterakan kehidupan masyarakat.

Tentu dengan hal tersebut, diperlukan dana yang cukup dan memadai agar masyarakat dapat mencapai mencapai tujuannya. Dalam mendapatkan dana yang besar kita bisa mendapati dalam fasilitas pinjaman.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia ( KBBI ) kredit ( pinjaman) merupakan pinjaman uang dengan pembayaran atau pengembaliannya secara mengangsur. Menurut Kasmir ( 2016:73) kredit ialah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.

Maka dari itu, Bank menjadi salah satu badan usaha peminjaman dana guna mendorong pertumbuhan perekonomian nasional. Hal tersebut merupakan kegiatan pokok dari bank yang sesuai dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubaan atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan yang selanjutnya disebut dengan UU Perbankan dalam Pasal 1 angka 2 yang menyatakan Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan

(16)

dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk pinjaman dan atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

Kegiatan bank pada akhirnya akan diarahkan pada taraf hidup masyarakat, agar masyarakat menjadi lebih baik dan lebih sejahtera dari pada sebelumnya.

Selain dari Bank tersebut, masih ada badan usaha penyaluran pinjaman lain yang biasa disebut dengan Koperasi. Menurut UU nomor 25 tahun 1992, Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang- seorang atau badan hukum Koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip Koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan. Dapat diartikan bahwa koperasi ialah suatu kumpulan dari orang orang yang membentuk suatu badan yang berkomitmen bersama dalam memenuhi kebutuhan anggota dan mensejahterakan perekonomian bersama.

Koperasi Pesantren Hidayatul Ma’arifiah adalah koperasi daerah kota pangkalan kerinci yang menyediakan uang sebagai produk utamanya.

Koperasi Pesantren Hidayatul Ma’arifiah ini memberikan pinjaman kepada nasabah sebagai penambahan modal untuk keberlangsungan usaha.

Koperasi ini bertujuan untuk menaikkan dan menumbuhkan perekonomian usaha mikro kecil menengah agar tetap bisa bertahan dan bersaing pada masa ini. Koperasi Pesantren Hidayatul Ma’arifiah berupaya memberikan pelayanan yang terbaik bagi para nasabah agar dapat membuat kenyamanan dari segi keamanan penyimpanan tabungan dan penyaluran pinjaman dengan proses yang mudah, cepat, dan aman.

(17)

3

Menurut Azhar Susanto (2013:72) sistem informasi akuntansi dapat didefinisikan sebagai kumpulan (integrasi dari sub sub sistem/komponen baik fisik maupun non fisik) yang saling berhubungan dan bekerja sama satu sama lain secara harmonis untuk mengolah data transaksi yang berkaitan dengan masalah keuangan menjadi informasi keuangan. Sistem informasi menjadi salah satu upaya agar dapat meminimalisir pinjaman macet ini.

Dalam penyaluran pinjaman tentu dibutuhkan adanya penerapan sistem informasi yang baik, sistem informasi yang baik itu diperlukan adanya sistem yang memadai, sesuai dengan fungsi, keakuratan dokumen yang digunakan, mampu digunakan oleh pihak internal dengan baik dan tegas agar terhindar dari kecurangan dan penyelewengan bagi para pihak terkait. Dan menjadi pencegah terjadinya kelalaian dalam pembayaran pinjaman yang tidak sesuai dengan persetujuan yang telah di setujui bersama.

Namun, kenyataannya pada Kopontren Hidayatul Ma’arifiah kota Pangkalan Kerinci ini masih terdapat beberapa kendala yaitu pinjaman bermasalah atau biasa disebut pinjaman macet. Berikut ini data mengenai pinjaman macet pada unit Koperasi Pesantren Hidayatul Ma’arifiah Kota Pangkalan Kerinci Kabupaten Pelalawan yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini

(18)

Tabel I.1.

LAPORAN KOLEKTABILITAS KOPONTREN HIDAYATUL MA’ARIFIAH 2018 – 2021

No Kolektabilitas 2018 % 2019 % 2020 % 2021 %

1 Lancar 337,36 70.89 424,86 69.50 580,53 64.78 492,43 55.32 2 Kurang

Lancar 50,26 10.56 70,89 11.59 68,53 7.64 55,27 6.21 3 Diragukan 30,95 6.50 64,77 10.59 79,61 8.88 - - 4 Macet 57,29 12.03 50,76 8.30 167,46 18.68 342,38 38.46

Total 475.86 100 611.26 100 896.13 100 890.08 100

Sumber : Kopontren Hidayatul Ma’arifiah Angka dalam bentuk Jutaan Tabel I.2

Ratio NPL 2018-2021

No Tahun Total NPL Total Pinjaman Ratio NPL

1 2018 138.505 475.861 29.10%

2 2019 186.409 611.266 30.49%

3 2020 315.602 896.129 35.21%

4 2021 397.658 890.086 44.67%

Sumber : Diolah sendiri,2021

Pada tabel I.1 dapat dilihat bahwa persentase pinjaman bermasalah yaitu pinjaman kurang lancar, pinjaman diragukan dan pinjaman macet yang di salurkan oleh pihak Kopontren Hidayatul Ma’arifiah Kota Pangkalan Kerinci Kabupaten Pelalawan dalam tahun 2018 sampai 2021 adalah sebagai berikut : Tahun 2018 jumlah pinjaman kurang lancar sebesar Rp. 50,26 dengan persentase 10.56%, pinjaman diragukan sebesar Rp. 30,95 dengan persentase 6.50%, pinjaman macet sebesar Rp. 57,29 dengan persentase 12.03%, tahun 2019 jumlah pinjaman kurang lancar sebesar Rp. 70,89 dengan persentase 11.59%, pinjaman diragukan sebesar Rp. 64,77 degan persentase 10.59%, pinjaman macet sebesar Rp. 50,76 dengan persentase 8.30%, tahun 2020 jumlah pinjaman kurang lancar sebesar Rp. 68,53 dengan persentase 7.64%, pinjaman diragukan sebesar

(19)

5

Rp. 79,61 dengan persentase 8.88%, pinjaman macet sebesar Rp. 167,46 dengan persentase 18.68%, tahun 2021 jumlah pinjaman kurang lancar sebesar Rp. 55,27 dengan persentase 6.21% pinjaman diragukan sebesar Rp. – dengan persentase -%, pinjaman macet sebesar Rp. 342,38 dengan persentase 38.46%.

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa persentase pinjaman bermasalah yaitu pinjaman diragukan dan pinjaman macet yang disalurkan oleh pihak Kopontren Hidayatul Ma’arifiah cenderung meningkat dari tahun 2018 - 2021. Berdasarkan data dari Kopontren Hidayatul Ma’arifiah kota Pangkalan Kerinci ditemukan beberapa permasalahan antara lain

Pertama, Besarnya jumlah pinjaman bermasalah pada tahun 2018 sebesar Rp. 57,29 dengan persentase 12.03%, pada tahun 2019 sebesar Rp.

50,76 dengan persentase 8.30%, pada tahun 2020 sebesar Rp. 167,46 dengan persentase 18.68%,. tahun 2021 sebesar Rp. 342,383 dengan persentase 38.46%. Adapun pinjaman bermasalah ini disebabkan adanya faktor internal maupun eksternal. Faktor internal yang dapat menyebabkan adanya pinjaman bermasalah yaitu pada keputusan persetujuan penyaluran pinjaman (flowchart) dikarenakan kurangnya analisis pinjaman oleh pihak Kopontren Hidayatul Ma’arifiah, karna proses persetujuan penyaluran pinjaman ada prosedur analisis data yang kurang dicermati dalam penyaringan debitur disaat masa pandemi Covid-19 yang mengacu pada penilaian atas Character, Capacity, Capital, Collateral, and Condition Of Economic yang dikenal sebagai 5C yang tak sesuai dengan fakta lapangan.

(20)

Tentu Kopontren Hidayatul Ma’arifiah ini belum melakukan Sistem Informasi Akuntansi secara Best Practice. Praktik yang sehat ialah Praktik yang melakukan semua Prosedur Perusahaan secara baik dan lengkap.

Kedua, Sistem pengendalian internal meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran- ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan dapat dipercaya tidaknya data akuntansi mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijaksanaan.

Dalam arti sempit, pengawasan intern merupakan pengecekan penjumlahan mendatar

(crossfooting) maupun penjumlahan menurun (footing).Dalam artian luas, pengawasan internal tidak hanya meliputi pekerjaan pengecekan tetapi meliputi semua alat-alat yang digunakan manajemen untuk mengadakan pengawasan. Namun dalam struktur organisasi Kopontren Hidayatul Ma’arifiah masih memiliki jabatan yang kosong. Diantaranya ialah Coordinator officer, account officer, dan collector. Dimana yang diketahui bahwa coordinator officer bertugas mengawasi, mengendalikan seluruh kegiatan organisasasi dari legal officer dan juga teller. Hal ini tentu saja hal ini di khawatirkan dapat mempengaruhi kegiatan koperasi dalam mencapai tujuannya, yang mana pengawasan internal itu meliputi struktur organisasi dan semua cara-cara serta alat yang dikoordinasikan yang digunakan dalam perusahaan dengan tujuan untuk menjaga keamanan harta perusahaan, memeriksa ketelitian dan kebenaran data akuntansi, memajukan efisiensi di dalam koperasi, dan membantu dipatuhinya kebijaksanaan manajemen yang telah ditetapkan lebih dahulu

(21)

7

Ketiga, menurut Mulyadi (2016:30), Unsur-unsur sistem pengendalian internal salah satunya adalah struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas. Sedangkan pada Kopontren Hidayatul Ma’arifiah ini masih ada rangkap jabatan yaitu Manager merangkap sebagai Account Officer dan Legal officer merangkap tugas sebagai Collector. Hal ini dikhawatirkan dapat menyebabkan fraud/kecurangan, Dengan adanya hal tersebut dapat berdampak pada sistem informasi akuntansi yg dikarenakam manipulasi data, Penggelapan data, dan kesalahan dalam pencatatan. Dengan adanya sistem informasi akuntansi ini dapat membantu pengendalian internal dan mencegah adanya kecurangan dalam pembagian pengendalian dan tanggung jawab dan akan terstruktur dengan baik.

Keempat, adapun faktor eksternal antara lain yaitu dari pihak debitur ada yang mengalami musibah seperti sakit, kematian, pendapatan yang tidak stabil, dan ada juga yang sengaja tidak membayar kewajibannya. Hal ini menjadi faktor yang harus dihadapi oleh pihak Kopontren Hidayatul Ma’arifiah itu sendiri.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “ ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI DAN PENGENDALIAN INTERNAL DALAM PENYALURAN PINJAMAN PADA KOPONTREN HIDAYATUL MA’ARIFIAH KOTA PANGKALAN KERINCI KABUPATEN PELALAWAN“

(22)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang sudah dijabarkan diatas, maka yang menjadi pokok permasalahan adalah :

1. Bagaimana sistem informasi akuntansi dalam penyaluran pinjaman pada Koperasi Pesantren Hidayatul Ma’arifiah Kota Pangkalan Kerinci Kabupaten Pelalawan ?

2. Bagaimana sistem pengendalian internal dalam penyaluran pinjaman pada Kopontren Hidayatul Ma’arifiah Kota Pangkalan Kerinci Kabupaten Pelalawan ?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang sudah dipaparkan, maka tujuan penelitian ini adalah untuk :

1. Untuk menganalisis sistem informasi akuntansi dalam penyaluran pinjaman pada Koperasi Pesantren Hidayatul Ma’arifiah kota Pangkalan Kerinci Kabupaten Pelalawan.

2. Untuk menganalisis sistem pengendalian internal dalam penyaluran pinjaman pada Koperasi Pesantren Hidayatul Ma’arifiah kota Pangkalan Kerinci Kabupaten Pelalawan.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi akademis

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber informasi atau bahan acuan bagi pihak-pihak berkepentingan

(23)

9

dengan praktik penerapan Sistem Informasi Akuntansi (SIA) serta dampaknya pada instansi terkait

2. Bagi pimpinan koperasi

a. Laporan ini dapat digunakan sebagai pertimbangan untuk kebijakan dalam mengambil keputusan yang berhubungan dengan penyaluran pinjaman

b. Sebagai masukan kualitas manajemen sehingga mampu bersaing dan tetap eksis didunia industry lembaga keuangan 3. Bagi peneliti selanjutnya sebagai sumber informasi dan

panduan bagi peneliti khususnya dalam melakukan penelitian pada masalah yang sama

1.5 Sistematika Penulisan BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini merupakan bab pertama yang berisi latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisi tentang teori- teori penunjang dan penelitian- penelitian terdahulu berhubungan dengan penelitian yang di jadikan sebgai acuan dalam penelitian

BAB III : METODE PENELITIAN

Bab ini penelitian berisi tentang jenis penelitian, lokasi dan waktu penelitian, populasi dan sampel, jenis dan sumber data, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data

(24)

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi tentang hasil analis keseluruhan dari penelitian Dan pembahasan. Hasil-hasil statistic diinterpretasikan dan pembahasan dikaji secara mendalam hingga tercapai hasil analisis dari penelitian.

BAB V : PENUTUP

Pada bab ini akan memaparkan kesimpulan analisis penelitian yang telah dilakukan, berbagai keterbatasan pada penelitian ini, serta saran-saran yang berguna bagi berbagai pihak yang memiliki kepentingan dengan hasil penelitian ini.

(25)

11 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem

Suatu sistem melingkupi struktur dan proses, dimana struktur membicarakan elemen-elemen atau unsur yang membentuk sistem itu sendiri. Sedangkan proses membicarakan cara kerja/prosedur dari setiap elemen secara berurutan teratur, dan sistematis. Sistem merupakan suatu kesatuan yang berdiri dari komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energi. Beberapa bagian sistem mempunyai hubungan yang erat satu sama lain dan berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu. Dengan adanya Sistem Informasi Akuntansi tersebut diharapkan informasi yang dihasilkan lebih berkualitas sesuai dengan kebutuhan dari para pemakai informasi.

Menurut Mulyadi (2016:1),Sistem merupakan sekelompok unsur yang erat berhubungan satu dengan lainnya, yang berfungsi bersamasama untuk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan menurut Romney Marshal R.

& Paul John Steinbart (2015:3), Sistem adalah rangkaian dari dua atau lebih komponen-komponen yang saling berhubungan, yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan. Sebagian besar sistem terdiri dari subsistem yang lebih Kecil yang mendukung sistem yang lebih besar. Hal serupa disampaikan oleh Azhar Susanto (2013:22), Sistem merupakan kumpulan

(26)

atau grup dari sub sistem, komponen apapun baik fisik maupun non fisik yang saling berhubungan satu sama lain dan bekerja secara harmonis untuk mencapai satu tujuan tertentu.

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa sistem itu ialah suatu kumpulan dua komponen atau lebih yang saling berkaitan satu sama lain dan bekerja secara harmonis guna untuk mencapai suatu tujuan perusahaan.

2.1.1.1 Karakteristik Sistem

Suatu sistem itu memiliki karakteristik, adapun karakteristik menurut Japerson Hutahean (2014:3) adalah sebagai berikut

a. Komponen

Sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi dan bekerja sama untuk membentuk satu kesatuan. Komponen sistem dapat berupa sub sistem atau bagian-bagian dari sistem

b. Batasan sistem (Boundary)

Daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem lainnya atau dengan lingkungan luar dinamakan dengan batasan sistem. Batasan sistem ini memungkinkan sistem dipandang sebagai satu kesatuan dan juga menunjukkan ruang lingkup (scope) dari sistem tersebut

c. Lingkungan luar sistem (environment)

Apapun yang berada di luar batas dari sistem dan mempengaruhi sistem tersebut dinamakan dengan lingkungan luar sistem.

Lingkungan luar yang bersifat menguntungkan wajib dipelihara dan

(27)

13

yang merugikan harus dikendalikan agar tidak menggangg kelangsungan sistem.

d. Penghubung sistem (interface)

Media penghubung diperlukan untuk mengalirkan sumber-sumber daya dari sub sistem ke sub sistem lain nya dinamakan dengan penghubung sistem.

e. Masukkan sistem (input)

Energi yang dimasukkan ke dalam sistem dinamakan dengan masukan sistem (input) dapat berupa perawatan dan masukan sinyal. Perawatan ini berfungsi agar sistem dapat beroperasi dan masukan sinyal adalah energi yang diproses untuk

f. Menghasilkan keluaran (output).

Keluaran sistem (output) Hasil dari energi yang telah diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna dinamakan dengan keluaran sistem (output). Informasi merupakan contoh keluaran sistem.

g. Pengolah sistem

Untuk mengolah masukan menjadi keluaran diperlukan suatu pengolah yang dinamakan dengan pengolah sistem.

h. Sasaran sistem

Sistem pasti memiliki tujuan atau sasaran yang sangat menentukan input yang dibutuhkan oleh sistem dan keluaran yang dihasilkan.

2.1.1.2 Tujuan Sistem

Tujuan sistem adalah target atau sasaran akhir yang ingin dicapai oleh sistem agar target tersebut bisa tercapai, maka target atau sasaran

(28)

tersebut harus diketahui terlebih dahulu ciri-ciri atau kriterianya. Upaya mencapai sasaran tanpa mengetahui ciri-ciri atau kriteria dari sasaran tersebut kemungkinan besar sasaran tersebut tidak akan pernah tercapai.

Menurut Azhar Susanto (2013:23), Ciri-ciri atau kriteria dapat juga digunakan sebagai tolak ukur dalam menilai suatu keberhasilan suatu sistem dan menjadi dasar dilakukannya suatu pengendalian

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa sistem adalah kumpulan dari komponen-komponen yang saling berkaitan satu dengan yang lain untuk mencapai tujuan dalam melaksanakan suatu kegiatan pokok perusahaan.

2.1.2 Pengertian Informasi

Informasi memiliki banyak fungsi diantaranya meningkatkan pengetahuan dan kemampuan pengguna informasi. Informasi juga memiliki peranan yang penting didalam perusahaan. Tanpa adanya informasi didalam perusahaan tersebut maka para karyawan, staf dan manajer tidak dapat bekerja dengan baik. Jika tidak ada informasi maka manajer tidak dapat mengambil keputusan dengan tepat untuk kemajuan perusahaan tersebut. Menurut K r i s m i a j i ( 2 0 1 5 : 1 4 ) , pengertian Informasi adalah data yang telah diorganisasi dan telah memiliki kegunaan dan manfaat. Sedangkan Menurut Romney & Steinbart (2015:14), Informasi adalah data yang telah dikelola dan diproses untuk memberikan arti dan memperbaiki proses pengambilan keputusan. Sebagaimana perannya, pengguna membuat keputusan yang lebih baik sebagai kuantitas dan kualitas dari peningkatan informasi.

(29)

15

2.1.2.1 Karakteristik Informasi

Menurut Gelinas & Dull (2012:19), ada beberapa karakteristik informasi yang berkualitas, yaitu:

a. Effectiveness: berkaitan dengan informasi yang relevan dan berkaitan dengan proses bisnis yang di sampaikan dengan tepat waktu, benar, konsistem dan dapat digunakan.

b. Efficiency: informasi yang berkaitan melalui penyediaan informasi secara optimal terhadap penggunaan sumber daya.

c. Confidentiality: karakteristik informasi yang berkaitan dengan keakuratan dan kelengkapan informasi serta validitas nya sesuai dengan nilai-nilai bisnis dan harapan.

d. Integrity: karakteristik informasi yang berkaitan dengan perlindungan terhadap informasi yang sensitif dari pengungkapan yang tidak sah.

e. Availability: suatu karakteristik informasi yang berkaitan dengan informasi yang tersedia pada saat diperlukan oleh proses bisnis baik sekarang, maupun di masa mendatang, hal ini juga menyangkut perlindungan sumber daya yang diperlukan dan kemampuan yang terkait Compliance: yaitu karakteristik informasi yang berkaitan dengan mematuhi peraturan dan perjanjian kontrak dimana proses bisnis merupakan subjek nya berupa kriteria bisnis secara internal maupun eksternal.

f. Reliability: karakteristik informasi yang berkaitan dengan penyediaan informasi yang tepat bagi manajemen untuk mengoperasikan entitas

(30)

dan menjalankan tanggung jawab serta tata kelola pemerintahan.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa informasi adalah data yang diproses menjadi suatu bentuk yang lebih berguna dan berarti bagi yang menerimanya dalam aktivitas pembuatan keputusan.

2.1.3 Pengertian Sistem Informasi

Informasi merupakan hal yang sangat penting bagi manajemen di dalam pengambilan keputusan, maka diperlukan suatu sistem informasi maka diperlukan suatu sistem informasi.

Sistem informasi adalah sebuah rangkaian prosedur formal dimana data dikelompokkan, diproses menjadi informasi, dan didistribusikan kepada pemakai Abdul Kadir (2014:9), Sedangkan menurut Krismiaji (2015:15), Sistem informasi adalah cara-cara yang diorganisasi untuk mengumpulkan, memasukkan, dan mengolah serta menyimpan data, dan cara-cara yang diorganisasi untuk menyimpan, mengelola, mengendalikan, dan melaporkan informasi sedemikian rupa sehingga sebuah organisasi dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Jadi berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa sistem informasi adalah kumpulan data yang terintegritasi dan saling melengkapi dengan menghasilkan output yang baik guna untuk memecahkan masalah dan pengambilan keputusan.

2.1.4 Pengertian Akuntansi

Menurut American Institude Of Sertified Public Accounting (AICPA), Akuntansi ialah seni pencatatan, pengklasifikasian dan

(31)

17

pengikhtisaran transaksi keuangan dengan cara tertentu dan dalam ukuran moneter, termasuk penafsiran atas hasil-hasilnya.

Akuntansi adalah suatu sistem informasi keuangan, yang bertujuan untuk menghasilkan dan melaporkan informasi yang relevan bagi berbagai pihak yang berkepentingan Hans Kartikahadi (2016:3). Sedangkan menurut Harrison Jr Walter (2012:3) Akuntansi merupakan suatu sistem informasi, yang mengukur aktivitas bisnis, memproses data menjadi laporan dan mengkomunikasikan hasilnya kepada pengambil keputusan yang akan membuat keputusan yang dapat mempengaruhi aktivitas bisnis.

Hal serupa yang di sampaikan oleh (Surwadjono 2014:10), Akuntansi dapat didefinisikan sebagai seperangkat yang mempelajari perekayasaan penyediaan jasa berupa informasi keuangan kuantitatif unit-unit organisasi dalam suatu lingkungan negara tertentu dan cara penyampaian (pelaporan) informasi tersebut kepada pihak yang berkepentingan untuk dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan ekonomik.

Dari definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa akuntansi merupakan serangkaian kegiatan pengidentifikasian,pengumpulan, pencatatan,pelaporan kegiatan-kegiatan ekonomi dalam suatu organisasi untuk menghasilkan informasi yang diperlukan dalam proses pengambilan keputusan.

2.1.5 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

Menurut Romney & Steinbart, (2015:10), Sistem informasi akuntansi adalah sistem yang digunakan untuk mengumpulkan, mencatat,

(32)

menyimpan dan mengolah data untuk menghasilkan suatu informasi untuk pengambilan keputusan. Sistem ini meliputi orang, prosedur dan instruksi data perangkat lunak, infrastruktur teknologi informasi serta pengendalian internal dan ukuran keamanan.

Menurut Azhar Susanto (2017:80), Sistem informasi akuntansi dapat didefinisikan sebagai kumpulan (integrasi) dari sub-sub sistem/

komponen baik fisik maupun nonfisik yang saling berhubungan dan bekerja sama satu sama lain secara harmonis untuk mengolah data transaksi yang berkaitan dengan masalah keuangan menjadi informasi keuangan. Sedangkan Menurut Krismiaji (2010:4), Sistem Informasi Akuntansi adalah suatu komponen yang memproses data transaksi yang menghasilkan informasi berupa laporan keuangan perusahaan dan memiliki kegunaan dalam perencanaan serta pengambilan keputusan perusahaan.

Menurut Romney & Steinbart (2015:7-9), siklus Sistem Informasi Akuntansi terdiri dari 5 komponen, yaitu:

a. Siklus Pendapatan (revenue cycle), dimana barang dan jasa di jual untuk mendapatkan uang tunai atau janji untuk menerima uang tunai di masa depan.

b. Siklus Pengeluaran (expenditure cycle), dimana perusahaan membeli persediaan untuk dijual kembali atau bahan baku untuk digunakan dalam memproduksi barang sebagai pertukaran uang tunai atau janji untuk membayar uang tunai di masa depan.

(33)

19

c. Siklus Produksi atau konversi (production or conversion cycle), dimana bahan baku di transformasikan menjadi barang jadi.

d. Siklus Sumber daya manusia/penggajian (human resources/payroll cycle), dimana karyawan dipekerjakan, dilatih, diberi kompensasi, dievaluasi, dipromosikan dan diberhentikan.

e. Siklus Pembiayaan (financing cycle), dimana perusahaan menjual saham nya kepada investor dan meminjam uang, kemudian investor akan di bayar dengan dividen dan bunga yang di bayar atas pinjaman nya tersebut.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Sistem Informasi Akuntansi merupakan proses transaksi keuangan dan transaksi non keuangan yang mempengaruhi pemrosesan transaksi keuangan dan terdapat pemrosesan data di dalam nya, yaitu berupa sistem yang digunakan untuk mengumpulkan, mengolah, dan melaporkan informasi terkait dengan aspek keuangan akan kegiatan bisnis.

2.1.5.1 Unsur-unsur Sistem Informasi Akuntansi

Agar informasi yang dihasilkan oleh pengolahan data akuntansi benar- benar menghasilkan informasi keuangan yang berguna, berkualitas dan dapat dipercaya sesuai dengan tujuan sistem informasi akuntasi maka tidak lepas dari unsur-unsur sistem informasi akuntansi. Adapun unsur-unsur sistem informasi akuntansi yang dijelaskan oleh Azhar Susanto (2013:12), adalah sebagai berikut:

a. Sumber Daya Manusia (SDM) b. Alat

(34)

c. Metode d. Pencatatan e. Pelaporan

Unsur-unsur tersebut akan di uraikan sebagai berikut : 1. Sumber Daya Manusia (SDM)

Sumber daya manusia merupakan potensi manusia atas perannya dalam pelaksanaan suatu sistem.

2. Alat

Merupakan semua sarana dan prasaran yang digunakan dalam menjalankan pelaksanaan suatu sistem informasi di dalam suatu perusahaan.

3. Metode

Metode terdiri atas:

a. Organisasi, merupakan pertanggung jawaban dari bagian-bagian yang terlibat dalam pelaksanaan sistem informasi akuntansi dalam suatu perusahaan.

b. Prosedur, merupakan suatu uraian-uraian akuntansi dari suatu pekerjaan tata usaha yang biasanya melibatkan beberapa petugas yang diadakan untuk menjamin pelaksanaan yang seragam dari transaksi yang berulang-ulang dari suatu perusahaan.

c. Formulir, merupakan alat bantu berupa daftar isian yang berfungsi sebagai alat bantu atas terjadinya transaksi

4. Pencatatan

Merupakan pengumpulan dan pengelompokan data akuntansi yang

(35)

21

biasanya dicatat di dalam suatu buku catatan untuk memudahkan proses pengolahan data selanjutnya. Buku catatan tersebut adalah : a. Jurnal merupakan buku catatan pertama (book of original entry) b. Buku besar merupakan buku catatan akhir (book of final entry) 5. Pelaporan

Merupakan output dari suatu sistem pengolahan data akuntansi yang telah melibatkan koordinasi manusia, alat dan metode dalam suatu perusahaan.

2.1.5.2 Tujuan Sistem Informasi Akuntansi

Suatu perusahaan membuat sistem akuntansi yang berguna untuk pihak intern ataupun pihak ekstern perusahaan. Tujuan umum dari pengembangan sistem informasi akuntansi menurut Mulyadi (2013:19), yaitu:

a. Untuk menyediakan informasi bagi pengelolaan kegiatan usaha baru. Kebutuhan pengembangan sistem akuntansi terjadi jika perusahaan baru didirikan atau suatu perusahaan menciptakan usaha baru yang berbeda dengan usaha yang dijalankan selama ini.

b. Untuk memperbaiki informasi yang dihasilkan oleh sistem yang sudah ada. Ada kalanya sistem akuntansi yang berlaku tidak dapat memenuhi kebutuhan manajemen, baik dalam hal mutu, ketepatan penyajian, maupun struktur informasi yang terdapat dalam laporan. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh perkembangan usaha perusahaan, sehingga menuntut sistem akuntansi untuk penyajian nya dengan struktur informasi yang lebih baik dan sesuai dengan tuntutan

(36)

kebutuhan manajemen.

c. Untuk memperbaiki pengendalian akuntansi dan pengecekkan internal, akuntansi merupakan alat pertanggung jawaban suatu organisasi.

Pengembangan sistem akuntansi seringkali ditujukan untuk memperbaiki perlindungan terhadap kekayaan organisasi sehingga pertanggung jawaban terhadap pengguna kekayaan organisasi dapat dilaksanakan dengan baik. Pengembangan sistem akuntansi dapat pula ditujukan untuk memperbaiki pengecekan internal agar informasi yang dihasilkan oleh sistem dapat dipercaya

d. Untuk mengurangi biaya klerikal dalam penyelenggaraan catatan akuntansi. Pengembangan sistem akuntansi sering kali ditujukan untuk menghemat biaya. Informasi merupakan barang ekonomis, untuk memperolehnya diperlukan pengorbanan sumber ekonomi lain. Oleh karna itu dalam menghasilkan informasi perlu dipertimbangkan besarnya manfaat yang diperoleh dengan pengorbanan yang dilakukan.

Jika pengorbanan untuk memperoleh informasi keuangan diperhitungkan. Lebih besar dibanding dengan manfaat yang diperoleh, sistem yang sudah ada perlu dirancang kembali untuk mengurangi pengorbanan sumber daya bagi penyediaan informasi.

Dari tujuan sistem akuntansi tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan sistem akuntansi adalah untuk memberikan informasi bagi pihak internal atau eksternal tentang kegiatan perusahaan dan memperbaiki informasi yang dihasilkan oleh sistem yang sudah ada apakah sesuai atau

(37)

23

belum dengan sistem pengendalian intern yang baik serta untuk mengurangi kesalahan dalam melakukan pencatatan akuntansi.

2.2 Pengendalian Internal

2.2.1 Pengertian Pengendalian Internal

Pengendalian internal merupakan bagian yang sangat penting agar tujuan perusahaan dapat tercapai, tanpa adanya pengendalian internal tujuan perusahaan tidak akan tercapai secara efektif dan efisien. Semakin besar suatu perusahaan semakin penting pula pengendalian internal dalam perusahaan tersebut.

Menurut Romney & Steinbart (2015:226), pengertian Pengendalian internal adalah sebuah proses yang menyebar ke seluruh aktivitas pengoperasian perusahaan dan merupakan bagian integral dari aktivitas manajemen dimana pengendalian internal memberikan jaminan yang memadai untuk tujuan pengendalian berupa mengamankan aset, mengelola catatan secara detail yang baik untuk melaporkan aset perusahaan secara akurat dan wajar, memberikan informasi yang akurat dan reliabel, menyiapkan laporan keuangan yang sesuai dengan kriteria yang ditetapkan dan mendorong dan memperbaiki efisiensi operasional.

Sedangkan menurut Menurut Azhar Susanto (2013:95), pengendalian intern dapat didefinisikan sebagai suatu proses yang dipengaruhi oleh dewan direksi, manjemen dan karyawan yang dirancang untuk memberikan jaminan yang meyakinkan bahwa tujuan organisaisi akan dapat dicapai melalui :

(38)

a. Efisiensi dan efektivitas operasi

b. Penyajian laporan keuangan yang dapat dipercaya c. Ketaatan terhadap undang-undang yang berlaku

Menurut Mardi (2011:59) Pengendalian internal adalah suatu sistem yang melingkupi struktur organisasi beserta semua mekanisme dan ukuran-ukuran yang dipatuhi bersama untuk menjaga seluruh harta kekayaan organisasi dari berbagai arah.

Sistem pengendalian Internal sangat penting bagi perusahaan, dikarenakan pengendalian ini menjaga kekayaan asset perusahaan, pengecekan ketelitian dan keandalan data akuntansi, keuangan, sistem pengendalian internal sangat berperan penting bagi layak atau tidaknya laporan keuangan yang akan disajikan.

Dapat diartikan bahwa pengendalian internal sebuah proses yang menyerbar ke seluruh aktifitas pengoperasian perusahaan yang merupakan bagian integral dari aktifitas manajemen yang melingkupi struktur organisasi dan beserta mekanismenya

2.2.2 Unsur- unsur Sistem Pengendalian Internal

Unsur-unsur sistem pengendalian internal menurut Mulyadi (2016:30), adalah sebagai berikut:

1. Segregation of duties yaitu struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas. Struktur organisasi merupakan kerangka (framework) pembagian tanggung jawab fungsional kepada unit-unit organisasi yang dibentuk untuk

(39)

25

melaksanakan kegiatan-kegiatan pokok perusahaan. Pembagian tanggung jawab fungsional dalam organisasi ini didasarkan fungsi operasi yang memilih wewenang untuk melaksanakan suatu kegiatan harus terpisah dari fungsi akuntansi yang memiliki wewenang untuk mencatat peristiwa keuangan perusahaan.

2. Sistem wewenang dan prosedur pencatat yang memberikan perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan dan biaya. Dalam organisasi, setiap transaksi hanya terjadi atas dasar otorisasi dari pejabat yang memiliki wewenang untuk menyetujui terjadinya sistem yang mengatur pembagian wewenang untuk otorisasi atas terlaksananya setiap transaksi.

3. Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi. Adapun cara-cara yang umumnya ditempuh oleh fungsi setiap perusahaan dalam menciptakan praktek yang sehat adalah:

a. Penggunaan formulir bernomor urut cetak yang pemakaiannya harus dipertanggung jawabkan oleh yang berwenang.

b. Pemeriksaan mendadak (suprised audit). Hal ini akan mendorong karyawan melaksanakan tugasnya sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan.

c. Setiap transaksi tidak boleh dilaksanakan dari awal sampai akhir oleh satu orang atau satu unit organisani (one control), tanpa ada campur tangan dari orang atau satu unit organisasi lain.

d. Perputaran jabatan (job rotation). Perputaran jabatan yang

(40)

diadakan secara rutin akan dapat menjaga independensi pejabat dalam melaksanakan tugasnya, sehingga persekongkolan diantara mereka dapat dihindari.

e. Mandatory vacation artinya keharusan pengambilan cuti bagi karyawan yang berhak. Selama cuti, jabatan karyawan yang bersangkutan digantikan untuk sementara oleh pejabat ini, sehingga seandainya terjadi kecurangan dalam departemen yang bersangkutan, diharapkan dapat diungkapkan oleh pejabat yang menggantikan untuk sementara tersebut.

f. Secara periodik diadakan pencocokan fisik kekayaan dengan catatannya. Untuk menjaga kekayaan organisasi dan mengecek ketelitian dan keandalan catatan akuntansinya (independence balancing), secara periodik harus diadakan pencocokan atau rekonsiliasi antara kekayaan secara fisik dengan catatan akuntansi yang bersangkutan dengan kekayaan tersebut

g. Pembentukan unit organisasi yang bertugas untuk mengecek efektifitas unsur-unsur sistem pengendalian yang lain (obligation and Restriction of Bank Personnel). Unit organisasi ini disebut satuan pengawas intern atau staf pemeriksaan intern. Adanya satuan pengawas intern dalam perusahaan akan menjamin efektifitas unsur-unsur sistem pengendalian internal, sehingga kekayaan perusahaan akan terjamin keamanannya dan data akuntansi akan terjamin ketelitian dan keandalannya

(41)

27

h. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya.

Bagaimanapun baiknya struktur organisasi, sistem otoritas dan prosedur pencatatan serta berbagai cara yang diciptakan untuk mendorong praktik yang sehat, semuanya sangat tergantung kepada manusia yang melaksanakannya.

2.2.3 Komponen Pengendalian Internal

Menurut Kumaat (2011:16), sejalan dengan waktu, semakin didasari adanya berbagai faktor yang masih perlu diartikulasikan lebih jauh, seperti faktor manusia yang saling berinteraksi dalam lingkungan bisnis yang membentuk tata nilai perusahaan, adanya riskiko intrinsik atau risiko potensial yang kurang terbaca pada historical/current data, dan kelemahan-kelemahan komunikasi internal. Jadi, sejak tahun 1992 COSO (The Committee of Sponsoring Organization of the Treadway Commission) memperkenalkan kerangka pengendalian yang terdiri dari 5 unsur sebagai berikut:

a. Penilaian risiko

Semua organisasi menghadapi risiko, yaitu dalam kondisi apapun yang namanya risiko pasti ada dalam suatu aktivitas, baik aktivitas yang berkaitan dengan bisnis maupun non bisnis.

b. Prosedur pengendalian

Prosedur pengendalian ditetapkan untuk standarisasi proses kerja, sehingga menjamin tercapainya tujuan perusahaan dan mencegah atau mendeteksi keterbatasan serta kesalahan.

(42)

c. Pemantauan

Pemantauan terhadap sistem pengendalian internal akan menemukan kekurangan serta meningkatkan efektivitas pengendalian.

Pengendalian internal dapat di monitor secara efektif melalui penilaian khusus atau sejalan dengan manajemen.

d. Informasi dan komunikasi

Informasi dan komunikasi merupakan unsur-unsur yang penting dari pengendalian internal perusahaan. Informasi tentang lingkungan pengendalian, penilaian risiko, prosedur pengendalian, dan pemantauan diperlukan oleh manajemen, untuk pedoman operasi dan menjamin ketaatan dengan pelaporan hukum serta peraturan-peraturan yang berlaku pada perusahaan.

2.3 Pengendalian Internal dalam Sistem Informasi Akuntansi Dalam pengendalian internal, informasi dan komunikasi sangat penting bagi perusahaan. Informasi tentang lingkungan pengendalian, prosedur pengendalian, penilaian resiko, dan pemantauan diperlukan oleh manajemen, untuk pedoman operasi dan menjamin ketaatan dengan pelaporan hukum serta peraturan peraturan yang berlaku pada koperasi.

Organisasi bisnis merupakan akuntansi sebagai Bahasa untuk mempelancar kegiatan operasional, membuat keputusan bisnis, maupun untuk mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugas manajer. Akuntansi juga lazim digunakan untuk membandingkan prestasi kerja suatu perusahaan dengan perusahaan lainnya. Oleh karena itu perusahaan menggunakan akuntansi sebagai bahasa bisnis (Accounting is the business

(43)

29

language). Singkat kata, akuntansi ada di mana mana dan bermanfaat dalam kehidupan sehari- hari baik bagi individu maupun bagi organisasi.

Sistem Informasi Akuntansi (SIA) menghadapi berbagai ancaman.

Ancaman- ancaman itu antara lain berupa:

1. Kehancuran karena bencana alam dan politik seperti: kebakaran dan cuaca terlau panas, banjir, gempa bumi, badai angina serta peperangan.

2. Kesalahan pada software dan tidak berfungsinya peralatan seperti:

kegagalan hardware, kesalahan atau kerusakan software, kegagalan sistem operasi, gangguan dan fluktuasi listrik, dan kesalahan pengiriman data yang tidak terdeteksi.

3. Tindakan yang disengaja antara lain: kecelakaan yang disebabkan oleh kesalahan manusia, kegagalan untuk mengikuti prosedur yang telah ditetapkan, personil yang tidak diawasi atau dilatih dengan baik, penghapusan data karena tidak sengaja, hilang atau salah letak data, kesalahan pada logika sistem, sistem tidak memenuhi kebutuhan organisasi atau tidak mampu menangani tugas yang diberikan.

4. Tindakan segaja antara lain: sabotase, penipuan melalui computer, pencurian.

Ancaman-ancaman itu cenderung terus berkembang dan berpotensi merusak atau bahkan menghacurkan Sistem Informasi Akuntansi secara keseluruhan.Maka dari itu diperlukan perlindungan bagi Sistem Informasi Akuntansi yang disebut dengan sistem pengendalian internal.

Sistem pengendalian internal merupakan tanggung jawab manajemen sebuah organisasi. Tanggung jawab manajemen meliputi

(44)

pembuatan dan pemeliharaannya. Sistem pengendalian internal harus dibuat secara memadai, artinya harus sesuai dengan kebutuhan organisasi yang menggunakannya. Organisasi yang tidak dilengkapi dengan pengendalian internal yang memadai menyebabkan berkurangnya kepercayaan pihak-pihak yang berkepentingan dengan organisasi tersebut.

Manajemen memiliki tanggung jawab menyediakan informasi yang handal bagi para pemegang saham, investor, kreditor, dan semua pihak yang berkepentingan dengan organisasi yang dipimpinnya. Sistem pengendalian internal dinilai penting karena banyak manajemen yang tidak selalu memenuhi tanggungjawabnya secara benar.

Dewasa ini hampir seluruh organisasi telah menggunakan komputer dalam pengolahan datanya. Penggunaan komputer lebih memudahkan dan mempercepat hampir seluruh aspek pekerjaan di dalam organisasi. Tanpa dukungan sistem pengendalian intern yang memadai sistem informasi akuntansi tidak akan dapat menghasilkan informasi yang handal untuk pengambilan keputusan. Sistem pengendalian internal yang diterapkan pada sistem informasi akuntansi sangat berguna untuk mencegah dan menjaga hal-hal yang tidak diinginkan. Sistem pengendalian internal juga dapat digunakan untuk mengecek kesalahan-kesalahan yang terjadi sehingga dapat dikoreksi.

Sistem pengendalian intern meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran- ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan dapat dipercaya tidaknya data akuntansi mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijaksanaan.

(45)

31

Dalam arti sempit, pengawasan intern merupakan pengecekan penjumlahan mendatar (crossfooting) maupun penjumlahan menurun (footing). Dalam artian luas, pengawasan intern tidak hanya meliputi pekerjaan pengecekan tetapi meliputi semua alat-alat yang digunakan manajemen untuk mengadakan pengawasan. Pengawasan intern itu meliputi struktur organisasi dan semua cara serta alat yang dikoordinasikan yang digunakan dalam perusahaan dengan tujuan untuk menjaga keamanan harta perusahaan, memeriksa ketelitian dan kebenaran data akuntansi, memajukan efisiensi di dalam operasi, dan membantu dipatuhinya kebijaksanaan manajemen yang telah ditetapkan lebih dahulu.

2.4 Kredit ( Pinjaman )

2.4.1 Pengertian Kredit ( Pinjaman )

Berdasarkan pada UU nomor 10 tahun 1998 tentang Perbankan, Pasal 1 Ayat 11, Kredit ialah suatu penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antar bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.

Menurut Kasmir (2016:73), kredit ialah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.

(46)

Dapat disimpulkan dari pengertian diatas bahwa kredit ( Pinjaman) ialah Suatu jasa penyediaan uang dari pihak bank kepada pihak debitur untuk keperluan usahanya dalam jumlah yang telah disepakati bersama, dan pihak debitur diwajibkan untuk membayar tagihan beserta bunga kepada pihak bank.

2.4.2 Fungsi Kredit ( Pinjaman )

Menurut Ismail (2010:96-97), fungsi kredit ( Pinjaman ) adalah sebagai berikut:

a. Kredit dapat meningkatkan arus tukar menukar barang dan jasa. Kredit dapat meningkatkan arus tukar barang, hal ini seandainya belum tersedia uang sebagai alat pembayaran, maka kredit akan membantu melancarkan lalu lintas pertukaran barang dan jasa. Kredit merupakan alat yang dipakai untuk memanfaatkan idle fund. Di dalam kehidupan ekonomi, ada beberapa pihak yang kelebihan dana, dan ada beberapa pihak yang kekurangan dana. Kredit merupakan satu cara untuk mengatasi gap tersebut. Satu pihak kelebihan dana dan tidak dapat memanfaatakan dana tersebut sehingga dananya menjadi idle, sementara ada pihak lain yang mempunyai usaha akan tetapi tidak memiliki dana yang cukup untuk mengembangkan usahanya, sehingga memerlukan dana. Dana yang berasal dari golongan yang kelebihan dana, maka akan efektif, karena dana tersebut dimanfaatkan oleh pihak yang membutuhkan dana.

b. Kredit dapat menciptakan alat pembayaran yang baru. Sebagai contoh adalah kredit rekening koran yang diberikan oleh bank kepada

(47)

33

usahawan. Pada dasarnya pada saat bank telah melakukan perjanjian kredit rekening Koran, pada saat itu debitur sudah memiliki hak untuk menarik dana tersebut secara tunai dari rekening gironya. Kredit ini bisa dianggap adanya alat pembayaran yang baru.

c. Kredit sebagai alat pengendali harga. Penyaluran pinjaman yang ekspansif akan mendorong meningkatnya jumlah yang beredar, dan peningkatan peredaran uang tersebut akan mendorong kenaikan harga.

Sebaliknya, pembatasan kredit, akan berpengaruh pada jumlah uang yang beredar, dan keterbatasan uang yang beredar di masyarakat memiliki dampatk pada penurunan harga.

d. Kredit sebagai alat pengendali harga. Penyaluran pinjaman yang ekspansif akan mendorong meningkatnya jumlah yang beredar, dan peningkatan peredaran uang tersebut akan mendorong kenaikan harga.

Sebaliknya, pembatasan kredit, akan berpengaruh pada jumlah uang yang beredar, dan keterbatasan uang yang beredar di masyarakat memiliki dampatk pada penurunan harga.

e. Kredit dapat mengaktifkan dan meningkatkan manfaat ekonomi yang ada. Apabila bank memberikan kredit produktif, yaitu kredit modal kerja atau investasi, maka penyaluran pinjaman tersebut akan memiliki dampak pada kenaikan makroekonomi. Hal ini, disebabkan karena pihak pengusaha akan memproduksi barang, mengolah bahan baku menjadi barang jadi, meningkatakn volume perdagangan, dan lain-lain.

Semua itu akan mempunyai dampak pada kenaikan potensi ekonomi.

(48)

Sedangkan menurut Kasmir (2014:80), fungsi kredit dapat disebutkan sebagai berikut:

a. Meningkatkan daya guna uang

b. Meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang c. Meningkatkan daya guna barang

d. Sebagai alat stabilitas ekonomi e. Meningkatkan usaha

f. Meningkatkan pendapatan

g. Meningkatkan hubungan internasional 2.4.3 Unsur-Unsur Kredit ( Pinjaman )

Suatu kredit yang diberikan dari pihak lembaga kredit kepada debitur didasari oleh suatu kepercayaan. Itu berarti pihak lembaga kredit akan benar-benar memberikan pinjaman kredit jika pihak peminjam kredit bisa mengembalikan pinjaman dengan jangka waktu yang telah disepakati kedua belah pihak. Adapun unsur –unsur kredit menurut Kasmir (2014:84), adalah :

1. Kepercayaan

Suatu keyakinan dari pemberi kredit bahwa kredit yang akan diberikan tersebut benar-benar akan diterima kembali dimasa yang akan datang. Kepercayaan ini diberikan oleh perusahaan, dimana sebelumnya sudah dilakukan penelitian penyelidikan tentang nasabah baik secara intern maupun ekstern. Penelitian dan penyelidikan tentang kondisi masa lalu dan sekarang terhadap nasabah pemohon kredit.

(49)

35

2. Kesepakatan

Disamping unsur percaya, didalam kredit juga mengandung unsur kesepakatan antara si pemberi kredit dengan si penerima kredit.

Kesepakatan ini dituangkan dalam suatu perjanjian dimana masing- masing pihak menandatangani hak dan kewajibannya masing-masing.

3. Jangka Waktu

Setiap kredit yang diberikan memiliki jangka waktu tertentu, jangka waktu ini mencakup masa pengembalian kredit yang telah disepakati. Jangka waktu tersebut bisa berbentuk jangka pendek, jangka waktu menengah atau jangka panjang.

4. Resiko

Adanya suatu tenggang waktu pengembalian akan menyebabkan suatu resiko tidak tertagihnya atau macet penyaluran pinjaman. Semakin panjang suatu kredit semakin besar resikonya demikian pula sebaliknya. Resiko ini menjadi tanggungan bank, baik resiko yang disengaja oleh nasabah yang lalai, maupun oleh resiko yang tidak disengaja misalnya terjadi bencana alam atau bangkrutnya usaha nasabah tanpa ada unsur kesengajaan lainnya.

5. Balas Jasa

Merupakan keuntungan atas pemberian suatu kredit atau jasa tersebut yang dikenal dengan nama bunga. Balas jasa dalam bentuk buga dan biaya administrasi kredit ini merupakan keuntungan suatu perusahaan.

(50)

2.4.4 Jenis-Jenis Kredit ( Pinjaman )

Beragamnya jenis usaha, menyebabkan beragam pula kebutuhan akan dana. Kebutuhan dana yang beragam menyebabkan jenis Pinjaman juga beragam. Hal ini disesuaikan dengan kebutuhan dana yang diinginkan nasabah. Dalam praktiknya Pinjaman yang diberikan bank untuk masyarakat terdiri dari berbagai jenis. M e n ur ut Kasmir (2014:85), Secara umum jenis-jenis kredit dapat dilihat dari berbagai segi antara lain :

1. Dilihat dari segi kegunaan a. Kredit investasi

Kredit investasi merupakan kredit jangka panjang yang biasanya digunakan untuk keperluan perluasan usaha atau membangun proyek atau membangun pabrik baru untuk keperluan rehabilitas.

b. Kredit Modal Kerja

Kredit modal kerja merupakan kredit yang digunakan untuk keperluan meningkatkan produksi dalam operasional perusahaan.

Sebagai contoh kredit modal kerja diberikan untuk membeli bahan baku, membayar gaji karyawan atau biaya-biaya lainnya yang berkaitan dengan proses produksi perusahaan.

2. Dilihat dari Segi Tujuan Kredit a. Kredit Produktif

Kredit yang digunakan untuk meningkatkan usaha atau produksi atau investasi. Kredit ini diberikan untuk menghasilkan barang atau

(51)

37

jasa.

b. Kredit Konsumtif

Kredit yang digunakan untuk dikonsumsi secara pribadi. Dalam kredit ini tidak ada pertambahan barang dan jasa yang dihasilkan, karena hanya digunakan oleh seseorang atau badan usaha.

c. Kredit Perdagangan

Merupakan kredit yang diberikan kepada pedagang yang digunakan untuk membiayai aktivitas perdagangannya seperti untuk membeli barang dagangan, yang pembayarannya diharapkan dari hasil penjualan barang dagangan tersebut. Kredit ini sering diberikan kepada suplier atau agen-agen perdagangan yang akan membeli barang dalam jumlah besar. Contoh kredit ini misalnya kredit ekspor dan impor.

3. Dilihat dari Segi Jangka Waktu a. Kredit Jangka Pendek

Merupakan kredit yang memiliki jangka waktu kurang dari satu tahun atau paling lama satu tahun dan biasanya digunakan untuk keperluan modal kerja.

b. Kredit Jangka Menengah

Kredit dengan jangka waktu berkisar antara satu tahun sampai dengan tiga tahun dan biasanya kredit ini digunakan untuk melakukan investasi.

c. Kredit Jangka Panjang

Kredit jangka panjang waktu pengembaliannya paling lama

(52)

berkisar di atas tiga tahun atau lima tahun.

4. Dilihat dari Segi Jaminan

a. Kredit tanpa jaminan (Unsecured Loan)

Unsecured Loan yaitu kredit yang diberikan oleh bank kepada debitur tanpa menggunakan jaminan.

b. Kredit dengan agunan (Secured Loan)

Secured Loan yaitu kredit yang diberikan oleh bank kepada debitur dengan menggunakan agunan atau jaminan.

5. Kredit dilihat dari penggunannya a. Kredit Eksploitasi

Kredit eksploitasi yaitu kredit berjangka waktu pendek yang diberikan oleh suatu bank kepada perusahaan untuk membiayai kebutuhan modal kerja perusahaan sehingga dapat berjalan dengan lancar.

b. Kredit Investasi

Kredit investasi yaitu kredit jangka menengah atau jangka panjang yang diberikan oleh suatu bank kepada perusahaan untuk melakukan investasi atau penanaman modal.

2.4.5 Prinsip-Prinsip Penyaluran pinjaman

Sebelum penyaluran pinjaman dilakukan, tentu pihak lembaga penkreditan akan melakukan analisa data. Apakah pihak debitur akan benar benar bisa mengembalikan uang yang telah diberikan. Maka dari itu pihak koperasi harus melakukan penilaian kepada calon debitur

(53)

39

Dalam memberikan pinjaman, ada beberapa kriteria yang harus di penuhi oleh pihak calon debitur, biasanya dilakukan dengan analisis 5C dan 7P kepada calon Debitur

Adapun unsur- unsur kredit menurut Kasmir (2014:101) yaitu sebagai berikut:

1. Character (karakter)

Suatu keyakinan bahwa, sifat atau watak dari orang- orang yang akan di berikan kredit benar- benar dapat di percaya, hal ini tercerminkan dai latar belakang si nasabah baik bersifat latar belakang pekerjaan maupun bersifat pribadi seperti cara hidup atau gaya hidup yang di anutnya, keadaan keluarga atau hobi.

2. Capacity (kapasitas)

Untuk melihat nasabah dalam kemampuannya di bidang bisnis yang di hubungkan dengan pendidikannya, kemampuan bisnis juga di ukur dengan kemampuannya dalam memehami tentang ketentuan- ketentuan pemerintah. Begitu pula dengan kemampuannya dalam menjalankan usahanya selama ini.

3. Capital (modal)

Untuk melihat penggunaan modal apakah efektif, dilihat laporan keuangan (neraca dan laporan rugi laba) dengan melakukan pengukuran seperti segi likuiditas, solvabilitas, rentabilitas, dan ukuran lainnya. Capital juga harus di lihat dari sumber mana saja modal yang ada sekarang ini.

(54)

4. Collateral (jaminan)

Merupakan jaminan yang di berikan calon nasabah baik yang bersifat fisik maupun non fisik. Jaminan hendaknya melebihi jumlah kredit yang di berikan. Jaminan juga harus di teliti keabsahannya sehingga jika terjadi suatu masalah, maka jaminan yang di titipkan akan dapat di pergunakan dengan secepat mungkin.

5. Condition (kondisi)

Dalam menilai kredit hendaknya juga di nilai kondisi ekonomi dan politik sejarang dan di masa yang akan dating sesuai sector masing- masing, serta prospek usaha dari sector yang ia jalankan. Penilaian prospek di bidang usaha yang di biayai hendaknya benar- benar memiliki prospek yang baik sehingga kemungkinan redit tersebut bermasalah relative kecil.

Dan penilaian kredit dengan metode 7P adalah sebagai berikut:

1. Personality (kepribadian)

Yaitu menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkah lakunya sehari- hari maupun masa lalunya. Personality juga mencakup sikap, emosi, tingkah laku, dan tindakan nasabah dalam menghadapi suatu masalah.

2. Party (pihak)

Yang mengklasifikasikan nasabah kedalam klasifikasi tertentu atau golongan- golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas serta karakternya. Sehingga nasabah dapat di golongkan ke dalam golongan tertentu dan akan mendapatkan fasilitas yang berbeda dari bank.

Gambar

Table I.1     Kolektabilitas Pinjaman Tahun 2018 - 2021 ..........................   4  Table I.2     Ratio NPL 2018 – 2021.........................................................
Gambar IV.1     Struktur Organisasi.........................................................
Tabel II.1  Penelitian Terdahulu

Referensi

Dokumen terkait

Sumber Data Adapun sumber data yang dalam penelitian ini adalah: 1 Sumber Data Primer Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari sumbernya, baik melalui wawancara, laporan

Data Sekunder Data sekunder merupakan sumber data suatu penelitian yang di peroleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara diperoleh atau dicatat oleh pihak lain.. Data