• Tidak ada hasil yang ditemukan

pertimbangan hakim pengadilan tinggi agama mataram

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "pertimbangan hakim pengadilan tinggi agama mataram"

Copied!
104
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Rumusan Masalah

Apakah pertimbangan hakim Mahkamah Tinggi Agama Mataram dalam menentukan kadar nafkah mut'ah dan iddah dalam kes perceraian. Adakah keputusan Hakim Mahkamah Tinggi Mataram dalam menetapkan jumlah nafkah mut'ah dan iddah dalam kes perceraian telah mematuhi prinsip keadilan, kemanfaatan dan kepastian undang-undang?

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Boleh menjadi renungan dan menyumbang kepada khazanah ilmu dan penelitian dalam ilmu fiqh serta boleh menjadi input dan saranan untuk perkembangan ilmu dalam bidang undang-undang keluarga Islam.

Ruang Lingkup dan Setting Penelitian

Telaah Pustaka

Manakala penelitian selanjutnya adalah mengenai pertimbangan hakim Pengadilan Tinggi Agama Mataram dalam menentukan derajat pegangan mut’ah dan iddah dalam kes perceraian. Kajian seterusnya oleh Siti Romlah, tajuk kajian ialah “Usaha menyelesaikan kewajipan membayar nafkah iddat dan mut’ah daripada suami kepada isteri dalam kes perceraian”.8. 8 Siti Romlah, Usaha Menyelesaikan Kewajipan Membayar Iddah dan Nafkah Mut'ah Suami Kepada Isteri Dalam Kes Perceraian, (Tesis IAIN Tulungagung 2015).

Skripsi Fitri Rahmiyani Anna berjudul “Bukti Iddah dan Mut'ah Dalam Perkara Perceraian di Pengadilan Agama Makassar”. 11 Fitri Rahmiyani Annas, Mendukung Iddah dan Mut'ah dalam Perkara Perceraian di Pengadilan Agama Makassar, (Skripsi Universitas Hasanuddib Makassar 2014).

KerangkaTeoritikdanKonseptual

Pengadilan Agama Tingkat Pertama dan tidak ada satupun kajian di atas yang menyebutkan tentang besaran nafkah dan mut'ah. Untuk itu penelitian selanjutnya tidak akan ada kesamaan dan duplikasi hasil penelitian, karena fokus penelitian ini pada perkara perceraian di Pengadilan Tinggi Agama Mataram dan faktor-faktor yang dipertimbangkan hakim untuk menentukan besarnya iddah dan mut'ah. pemeliharaan. Artinya: “Dan kamu wajib memberikan mut'ah (pemberian) kepada yang mampu menurut kemampuannya dan kepada orang fakir menurut kemampuannya (juga), yaitu memberi menurut yang pantas.

Wanita yang diceraikan (harus diberikan oleh suaminya) berubah secara makruf, sebagai kewajipan bagi orang yang soleh.” 21. Pembezaan mutata bagi orang yang berbuat baik dan bertaqwa adalah berdasarkan ihsan (ihsan) dan ihsan, kebaikan itu tidak wajib.

Metode Penelitian

Kehadiran peneliti tentunya tidak dimaksudkan untuk mempengaruhi subjek penelitian, melainkan untuk mendapatkan data yang akurat dan masuk akal dengan terjun langsung ke lapangan. Sebagai pengumpul data, peneliti berusaha mengumpulkan data yang diperoleh baik dari hasil kajian keputusan, wawancara (interview) maupun metode dokumentasi, kecuali kehadiran peneliti di lokasi penelitian sebagai partisipan dan pengamat. Jenis data dalam penelitian ini adalah data kualitatif, yaitu data yang disajikan dalam bentuk kata-kata yang mengandung makna atau berupa kategori.Data kualitatif ini peneliti terjun langsung ke tempat penelitian yaitu di Pengadilan Tinggi Agama Mataram yang terletak di Jln.

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumbernya, baik melalui wawancara, laporan, maupun dalam bentuk dokumen tidak resmi yang kemudian diolah oleh peneliti.29 Sumber data primer berupa putusan hakim dan hasil wawancara dengan beberapa hakim yang menangani perceraian. kasus di Pengadilan Tinggi Agama Mataram, mengenai penetapan kadar tunjangan mut'ah dan iddah dalam perkara perceraian, jumlah putusan yang diuraikan oleh peneliti adalah empat putusan. Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari dokumen-dokumen resmi, buku-buku yang berkaitan dengan subjek penelitian.30 Sumber data sekunder berupa informasi dari artikel-artikel yang ada dan juga dari buku-buku yang membahas tentang mut'ah, tunjangan iddah dan perceraian, untuk data sekunder diperoleh oleh penyidik ​​dari surat putusan Pengadilan Tinggi Agama Mataram dengan nomor perkara yang diadopsi oleh penyidik. Dalam hal ini, serangkaian pertanyaan terstruktur diminta untuk mencari informasi lebih lanjut sehingga jawaban yang diperoleh dapat mencakup semua variabel dengan informasi yang lengkap dan mendalam.

Untuk teknik penelitian ini, dilakukan wawancara dengan hakim yang menangani perkara perceraian di Pengadilan Tinggi Agama Mataram dengan nomor perkara 0041/Pdt.G/2018/Pta.Mtr dan 0081/Pdt.G/2018/Pta.Mtr. Analisis data adalah proses mencari dan mengumpulkan data secara sistematis yang diperoleh dari hasil wawancara, dokumen, catatan lapangan dan bahan-bahan lain agar mudah dipahami. Dengan demikian, data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan memudahkan peneliti untuk selanjutnya mengumpulkan data dan menemukannya pada saat dibutuhkan.

Dalam hal ini peneliti memfokuskan pada putusan hakim di Pengadilan Tinggi Agama Mataram mengenai penetapan kadar mut dan ida dalam perkara perceraian. Teknik ini digunakan oleh peneliti apabila dalam periode penelitian tertentu peneliti tidak mendapatkan data yang cukup untuk dapat memperpanjang waktu penelitian yang seharusnya mendekati kebenaran. Peneliti menggunakan metode triangulasi dengan sumber yaitu membandingkan dan mengecek tingkat kepercayaan informasi yang diperoleh dengan waktu dan alat yang berbeda.

Sistematika Pembahasan

Pada bab ini, peneliti menjelaskan secara singkat latar belakang masalah sehingga menimbulkan keinginan untuk memfokuskan penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, mengkaji literatur penelitian yang relevan dan kerangka teori. Bab ini juga menjelaskan metode penelitian yaitu jenis dan pendekatan penelitian, jenis dan sumber data, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, teknik verifikasi dan validasi data. Pada bagian ini dipaparkan hasil temuan peneliti dalam putusan dengan permasalahan yang ingin peneliti selidiki, seperti putusan hakim, dan pertimbangan hakim dalam memutus perkara dalam perkara cerai dan cerai.

Bab ini akan menjelaskan pembahasan tunjangan mut'ah dan iddah dalam perceraian dan analisis putusan hakim dalam menentukan kadar tunjangan mut'ah dan iddah serta hasil data yang telah disajikan pada Bab II dan. Bab ini akan memaparkan hasil penelitian yang merupakan jawaban dari fokus penelitian, dan saran.

PAPARAN DATA DAN TEMUAN

Sejarah Pengadilan Tinggi Agama Mataram

Sejarah Berdirinya Pengadilan Tinggi Agama NTB

Sebelum Islam masuk ke Indonesia, ada dua jenis pengadilan yaitu Pengadilan Pradata dan Pengadilan Bersatu. A). Dalam perkembangan selanjutnya, kraton Pradata diubah menjadi kraton Surambi yang tidak lagi dipimpin oleh raja, melainkan dipimpin oleh Penghulu yang didampingi oleh Alim Ulama sebagai anggota majelis. Saat itu, perkara agama khususnya di daerah Lombok disiapkan oleh Penghulu Landrad, sedangkan peradilan agama ditangani oleh Road Sasak.

Pada tanggal 29 April 1942, pemerintahan Tentara Dai Nippon UU no. 14 Tahun 1942 membahas persidangan Korps Tentara Dai Nippon. Dalam undang-undang ini tidak ada pengaturan tentang peradilan agama untuk wilayah Indonesia di luar Jawa dan Madura. Selama periode tersebut, pelayanan Bali, NTB, NTT dan Timor Leste masih berada di bawah yurisdiksi Pengadilan Tinggi Agama Ujung Pandang.

Dengan lahirnya KMA Nomor 95 Tahun 1982 tanggal 28 Oktober 1982 tentang Pendirian 5 Cabang Pengadilan Tinggi Agama Mataram, maka Pengadilan Tinggi Agama Mataram resmi dibuka dan mulai beroperasi pada tanggal. Saat ini Pengadilan Tinggi Agama Mataram memiliki wilayah hukum/yurisdiksi di 4 (empat) provinsi yaitu provinsi Bali, NTB, NTT dan Timor Timur. Dengan dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1995 tentang Pendirian Pengadilan Tinggi Agama Bengkulu, Palu, Kendari dan Kupang serta dikeluarkannya KMA Nomor 434 Tahun 1995 tentang Pendirian Sekretariat Pengadilan Tinggi Agama Bengkulu, Palu Kendari dan Kupang , Wilayah Hukum (Yurisdiksi) Pengadilan Tinggi Agama NTB sampai saat ini meliputi 16 Pengadilan Agama ditambah Pengadilan Agama Giri Menang dan Pengadilan Agama Badung dengan Keputusan Presiden RI Nomor 145 Tahun 1998 tanggal 16 September 1998, yang mulai berlaku pada tanggal 7 April . 1999.

Wilayah hukum Pengadilan Tinggi Agama Mataram meliputi Provinsi Bali dan Nusa Tenggara Barat, terdiri dari 16 Pengadilan Agama yang berkedudukan di ibu kota Daerah Tingkat II Kabupaten/Kota. 19 Penolakan kawin campur 20 Pencabutan perwalian 21 Pencabutan kekuasaan orang tua 22 Penunjukan orang lain sebagai wali 23 Ekonomi syariah. 24 Perbankan Syariah 25 Bisnis Syariah 26 Asuransi Syariah 27 Surat Berharga Syariah 28 Pegadaian Syariah 29 Reasuransi Syariah.

Tugas Pokok dan Fungsi

Berkaitan dengan Pasal 51 ayat 1 disebutkan bahwa Pengadilan Tinggi. mendukung dan mengadili hal-hal yang termasuk dalam yurisdiksi peradilan agama pada tingkat banding, selanjutnya; Terkait dengan Pasal 51(2), disebutkan bahwa Pengadilan Tinggi bersifat religius. mereka juga menuntut dan meminta untuk diadili pada tingkat pertama dan terakhir untuk menentukan yurisdiksi untuk mengadili pengadilan lintas agama di yurisdiksi mereka. Selain tugas pokok tersebut di atas, Mahkamah Agama Agung mempunyai fungsi sebagai berikut:

Fungsi pembinaan, yaitu memberi arahan, bimbingan dan. instruksi kepada jajaran pengadilan agama di wilayah hukumnya, baik tentang teknik peradilan, administrasi pengadilan, administrasi umum, perlengkapan, keuangan, personalia dan pembangunan. Fungsi pengawasan yaitu pengawasan terhadap pelaksanaan tugas dan perilaku hakim, panitera, sekretaris, wakil panitera dan juru sita/sita 1) dan (2) akta.

Visi & Misi

Prosedur Berperkara Tingkat Banding

Pertimbangan Hakim Pengadilan Tinggi Mataram Dalam Menentukan Tingkat Tunjangan Mutah dan Iddah dalam Perkara Perceraian. Menghukum tergugat balikan untuk menyerahkan kepada penggugat balikan ½ (setengah) dari hasil penjualan Sepeda Motor Vario sebesar Rp. dua belas juta lima ratus ribu rupiah), yaitu Rp. enam juta dua ratus lima puluh ribu rupiah. rupiah); Bahwa pemohon keberatan dengan pengenaan tunjangan iddah dan mut'ah dan meminta untuk dipertimbangkan kembali.

Pengadilan Agama di Praja tentang besaran pendapatan iddah dan mut'ah sudah tepat dan karenanya harus diperkuat. Penghasilan iddah selama 3 bulan sebesar Rp. Mut'ah berupa uang sebesar Rp. Pencabutan sisa gugatan penggugat; Pertimbangan Hakim Agung Mataram dalam Menentukan Tingkat Mu'ah dan Hibah Iddah dalam Perkara Perceraian.

Dari hasil analisis dapat menggambarkan pertimbangan hakim Pengadilan Tinggi Agama Mataram dalam menentukan besarnya tunjangan mut'ah dan iddah dalam perkara perceraian. Dalam pertimbangan Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Mataram terdapat perbedaan mengenai besaran mut'ah yang ditetapkan berdasarkan putusan Pengadilan Agama. Bahwa Allah telah menyebutkan dalam Al-Qur'an ketentuan pemeliharaan iddah dan mut'ah sesuai kemampuan.

Pertimbangan Hakim Pengadilan Tinggi Agama Mataram Dalam Menentukan Tingkat Pemeliharaan Mut'ah dan Iddah Dalam Perkara Perceraian. Menurut pendapat hakim Pengadilan Tinggi Agama Mataram, tidak mengubah putusan Pengadilan Agama dalam putusannya, karena dinilai sudah tepat dan benar dengan nilai iddah sebesar Rp 3.600.000. dan mut'ah Rp 5.000.000. Sedangkan dalam putusan perkara nomor 0081/Pdt.G/2018/PTA.Mtr, hakim Pengadilan Tinggi Agama Mataram mempertimbangkan nafkah idat dan mut'ah dengan melihat pekerjaan pasangan, penghasilan, lamanya dalam membesarkan keluarga. .

Bahwa terhadap pertimbangan hukum Majelis Hakim Pengadilan Agama Bima terhadap tuntutan uang mutah oleh Pemohon/Penggugat Rekonvensi sebesar Rp. Penggugat/banding menuntut gaji penggugat balik/tergugat banding sebesar Rp.

Referensi

Dokumen terkait

Data dalam penelitian ini diperoleh dari berbagai macam sumber yaitu berupa data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari obyek