• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Dan Melengkapi Syarat-Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Pada Jurusan Administrasi Negara Fakultas Ilmu Ekonomi Dan Sosial Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Dan Melengkapi Syarat-Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Pada Jurusan Administrasi Negara Fakultas Ilmu Ekonomi Dan Sosial Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau"

Copied!
91
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KINERJA PERANGKAT NAGARI

DI KENAGARIAN DURIAN TINGGI KECAMATAN KAPUR IX KABUPATEN LIMA PULUH KOTA PROVINSI SUMATERA BARAT

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Dan Melengkapi Syarat-Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Pada Jurusan Administrasi Negara Fakultas Ilmu Ekonomi Dan Sosial

Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

OLEH : DORES AFRILLA NIM: 11675102310

JURUSAN ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU PEKANBARU

2023

(2)
(3)
(4)
(5)

iii

ANALISIS KINERJA PERANGKAT NAGARI DI KENAGARIAN DURIAN TINGGI KECAMATAN KAPUR IX KABUPATEN LIMA

PULUH KOTA PROVINSI SUMATERA BARAT OLEH :

DORES AFRILLA, NIM 11675102310

JURUSAN ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF

KASIM ABSTRAK

Masalah pokok dalam penelitian ini adalah bagaimana analisis manajemen dalam meningkatkan Kinerja Perangkat Nagari di Kenagarian Durian Tinggi.

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui implementasi strategi manajemen dalam meningkatkan Kinerja Perangkat Nagari di Kenagarian Durian Tinggi, untuk menjelaskan hubungan disiplin kerja terhadap Kinerja Perangkat Nagari di Kenagarian Durian Tinggi, untuk menjelaskan evaluasi strategi manajemen dalam meningkatkan Kinerja Perangkat Nagari di Kenagarian Durian Tinggi. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian field research, yaitu penelitian lapangan yang bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif, untuk memperoleh data yang relevan dengan penelitian yang dilakukan. deskriptif kualitatif. Untuk memperoleh data yang dibutuhkan digunakan wawancara yang dilakukan dengan wawancara dengan beberapa Perangkat Nagari di Kenagarian Durian Tinggi serta beberapa masyarakat sekitarnya, yang menjadi sumber data penelitian di Kantor Wali Nagari Durian Tinggi. Dari hasil penelitian diketahui strategi manajemen dalam meningkatkan Kinerja Perangkat Nagari di Kenagarian Durian Tinggi masih dalam tahap perbaikan untuk kedepnnya, sebab masih banyak perangkat nagari yang belum sepenuhnya melaksanakan pelayanan sesuai SOP yang berlaku. Namun, kinerja perangkat nagari sudah mulai memperlihatkan wajah yang lebih profesional dan tata kelola yang lebih baik. Kinerja Perangkat Nagari di Kenagarian Durian Tinggi yaitu secara keseluruhan perangkat nagari bekerja dengan baik, penerapan kedisiplinan dan pelayanan yang sesuai kepada masyarakat.

Kata kunci: Perangkat Nagari, Kinerja

(6)

iv

PERFORMANCE ANALYSIS OF NAGARI EQUIPMENT IN KENAGARIAN DURIAN TINGGI KAPUR IX DISTRICT FIFTY CITY

COUNTIES WEST SUMATERA PROVINCE BY :

DORES AFRILLA NIM 11675102310

DEPARTMENT OF STATE ADMINISTRATION, FACULTY OF ECONOMICS AND SOCIAL SCIENCES, SULTAN SYARIF KASIM

STATE ISLAMIC UNIVERSITY

ABSTRACT

The main problem in this study is how to analyze management in improving the performance of Nagari Apparatus in Kenagarian Durian Tinggi, The purpose of this study is to determine the implementation of management strategies in improving the performance of Nagari Apparatus in Kenagarian Durian Tinggi, to explain the relationship of work discipline to the performance of Nagari Apparatus in Kenagarian Durian Tinggi, to explain the evaluation of management strategies in improving the performance of Nagari Apparatus in Kenagarian Durian Tinggi. The type of research used is field research, namely field research that is descriptive in nature with a qualitative approach, to obtain data that is relevant to the research being conducted. qualitative descriptive. To obtain the required data, interviews were conducted with several Nagari officials in Kenagarian Durian Tinggi and several surrounding communities, who were the source of research data at the Wali Nagari Durian Tinggi Office. From the research results, it is known that the management strategy for improving the performance of Nagari apparatus in Kenagarian Durian Tinggi is still in the improvement stage in the future, because there are still many nagari apparatus that have not fully implemented services according to the applicable SOP. However, the performance of the Nagari Apparatus has started to show a more professional face and better governance. The performance of the Nagari Apparatus in Kenagarian Durian Tinggi is that as a whole the Nagari Apparatus works well, the application of discipline and appropriate services to the community.

Keywords: Nagari Apparatus, Performance

(7)

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan kurnia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Analisis Kinerja Perangkat Nagari Di Kenagarian Durian Tinggi Kecamatan Kapur IX Kabupaten Lima Puluh Kota Provinsi Sumatera Barat“ tepat pada waktunya. Sholawat dan salam sehingga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membimbing manusia dari alam kegelapan kealam terang-benderang seperti yang sama-sama dirasakan saat ini.

Penyusunan proposal penelitian ini sebagai salah satu syarat untuk mengerjakan skripsi pada Jurusan Administrasi Negara Fakultas Ilmu Ekonomi Dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. Penulis menyadari bahwa proposal penelitian ini masih ada kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca guna memperbaiki segala kekurangan dalam penyusunan proposal penelitian ini.

Dalam penyusunan skripsi penelitian ini penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada kedua orang tua yang sangat penulis cinta dan sayangi. Mereka yang tidak pernah bosan- bosannya memberikan do‟a dan kasih sayang untuk keberhasilan penulis. Bukan hanya memberikan bantuan materil dan moril namun juga semangat, bimbingan, serta senantiasa mengingatkan untuk selalu dekat kepada Allah SWT, kapan dan dimanapun penulis berada sehingga penulis menjadi semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.

(8)

vi

Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan penelitian ini, diantaranya :

1. Bapak Prof. Dr. Khairunnas Rajab., M.Ag selaku Rektor Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

2. Ibu Dr. Hj. Mahyarani. SE., MM selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

3. Bapak Dr. Khairunsyah Purba, S.Sos., M.Si selaku Ketua Program Studi Ilmu Administrasi Negara UIN SUSKA Riau

4. Bapak Mashuri., M.A selaku Sekretaris Jurusan Program Studi Ilmu Administrasi Negara UIN SUSKA Riau

5. Bapak Rusdi, S.Sos., M.A selaku Dosen Penasehat Akademik, Semoga Bapak dalam keadaan sehat

6. Bapak Dr. Kamaruddin, S.Sos., M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu dan memberi ilmu, arahan yang sangat baik dalam proses penyusunan skripsi ini, semoga Bapak tetap dalam keadaan sehat dan diberikn keberkahan

7. Dosen Ilmu Administarai Negara yang telah mengajarkan saya banyak ilmu, selalu diberikan kesehatan dan keberkahan.

8. Bapak Ardi Ekis, SH selaku Wali Nagari Durian Tinggi beserta jajaran yang telah memberikan saya kemudahan dalam melakukan penelitian di kantor Wali Nagari Durian Tinggi, semoga selalu diberikan kesehatan dan keberkahan

(9)

vii

9. Kakak saya Nofria Lensi, S.Pd serta keponakan-keponakan saya yang sangat saya cintai, telah memberikan semangat untuk mewujudkan cita- cita hingga menjadi serjana.

10. Teman-teman seperjuangan, terutama Doni saputra yang telah memberikan dorongan, motivasi, dan nasehat serta teman-teman lainnya yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu.

Penulis berdoa agar segala bantuan dan dukungan yang telah diberikan kepada penulis kelak mendapatkan imbalan yang setimpal dari Allah SWT sebagai Amal kebaikan. Amiin Ya Rabbal „Alamin.

Akhirnya pada Allah SWT penulis memohon agar usaha ini dijadikan salah satu amal shalih dan bermanfaat untuk lingkup akademis kedepannya.

Pekanbaru, Januari 2023 Penulis

Dores Afrilla NIM : 11675102310

(10)

viii DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI PERNYATAAN KEASLIAN

ABSTRAK ... iii

ABSRACT ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 12

1.3. Tujuan Penelitian ... 12

1.4. Manfaat Penelitian ... 12

BAB II LANDASAN TEORI ... 13

2.1. Pengertian Kinerja ... 13

2.2. Otonomi Desa ... 21

2.3. Pemerintah Desa ... 24

2.4. Pandangan Islam terhadap Pemerintah ... 27

2.5. Penelitian Terdahulu ... 28

2.6. Indikator Penelitian ... 29

2.7. Kerangka Penelitian... 30

BAB III METODE PENELITIAN ... 31

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 31

3.2 Jenis Penelitian dan Sumber Data ... 31

3.3 Informan Penelitian ... 33

3.4 Metode Pengumpulan Data ... 34

3.5 Metode Analisis Data ... 35

BAB IV GAMBARAN DAN OBJEK PENELITIAN ... 37

4.1 Sejarah Nagari Durian Tinggi ... 37

4.2 Sejarah Pemerintahan Nagari ... 42

4.3 Aspek Kesejahteraan Masyarakat... 48

(11)

ix

4.4 Kondisi Ekonomi ... 69

4.5 Badan Permusyawaratan Nagari... 61

4.6 Pelayanan Administrasi Pemerintahan Nagari ... 63

BAB V PEMBAHASAN ... 66

5.1 Produktivitas dan Kreatifitas Dalam Pelayanan Publik... 67

5.2 Kejelasan dan Ketetapan Dalam Pelayanan Publik ... 68

5.3 Tanggungjawab Dalam Pelayanan Publik ... 69

5.4 Kapabilitas Dalam Pelayanan Publik ... 70

5.5 Integrasi Dalam Pelayanan Publik... 72

5.6 Ketepatan Waktu Dalam Pelayanan Publik ... 72

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN ... 74

6.1 Simpulan ... 74

6.2 Saran ... 75

DAFTAR PUSTAKA ... 77 LAMPIRAN

(12)

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Peran aperatur pemerintah desa sangat diharapkan dalam rangka mewujudkan peran pemerintahan sesuai dengan yang diharapkan oleh penerintah dalam UU No. 32 tahun 2004, yakni pemerintah desa diberikan kewenangan untuk mengatur dan mengurus daerahnya masing-masing demi kesejahteraan rakyat yang berimbas kepada terwujudnya pembangunan nasional. Dalam rangka membangun kualitas kerja pemerintah yang efektif dan efisien, diperlukan waktu untuk memikirkan bagaimana mencapai kesatuan kerjasama sehingga mampu meningkatkan kepercayaan masyarakat. Untuk itu, diperlukan otonomi serta kebebasan dalam mengambil keputusan mengalokasikan sumber daya, membuat pedoman pelayanan, anggaran, tujuan serta target kinerja yang jelas dan terukur.

Penyelenggaraan pemerintahan desa merupakan subsistem dari sistem penyelenggaran pemerintah, sehingga desa memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakatnya.

Penyelenggaraan Pemerintahan Negara Indonesia meliputi Pemerintahan pusat dan daerah, dimana dalam penyelenggaraan Pemerintahan, Pemerintahan pusat membagi kekuasaan kepada Pemerintahan Daerah untuk melaksanakan sebagian urusan Pemerintah di Daerah. Pemerintahan Pusat dijalankan oleh Presiden seperti yang di atur dalam Pasal 4 ayat (1) UUD 1945. Dalam menjalankan Pemerintahan, Presiden dibantu oleh Wakil Presiden, Menteri- Menteri, dan kepala lembaga Pemerintahan non depertemen. Negara Indonesia merupakan Negara Kesatuan yang berbentuk Republik, dimana dalam

(13)

2

penyelenggaraan Pemerintahannya Daerah Indonesia terdiri atas beberapa daerah/wilayah Provinsi dan setiap daerah/wilayah Provinsi terdiri atas beberapa Daerah Kabupaten/Kota. Menurut Sutardjo Kartohadikusumo dalam bukunya (1953) Desa sebagai kesatuan hukum dimana bertempat tinggal masyarakat yang berkuasa mengadakan pemerintahan sendiri, Dan menurut Encyclopaedia Britannica (2015) Desa adalah komunitas yang tidak terlalu padat penduduk, dengan kegiatan ekonomi utama berupa produkuksi pangan dan bahan mentah.

Kemudian kewenangan Desa diatur dalam Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa. Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus Urusan Pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Untuk dapat mengemban amanat Undang-undang penyelenggaraan pemerintahan daerah tersebut, maka pemerintah membutuhkan dukungan dari aparatur pemerintah yang tangguh, professional, dan mampu berbuat serta bersaing secara global. Dengan demikian pemerintah daerah sebagai pelaksana amanat untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat desa harus memiliki kemampuan mengelola sumber daya manusia yang tersedia di daerahnya masing-masing.

Berkaitan dengan ketentuan tersebut, ini mengiasyaratkan bahwa dalam melaksanakan urusan rumah tangga desa, melakukan pembinaan, pembangunan masyarakat, dan membina perekonomian desa harus dapat dijalankan oleh aparatur desa karena masyarakat desa telah berkembang dengan berbagai kegiatan yang semakin membutuhkan aparatur pemerintah yang profesional. Seiring

(14)

3

dengan perkembangan masyarakat tersebut, kebutuhan akan pelayanan yang semakin kompleks serta pelayanan yang semakin baik, cepat, dan tepat sangat diperlukan oleh masyarakat. Aparatur yang berada ditengah-tengah masyarakat tersebut harus mampu memberikan pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Dalam menjalankan tugasnya, aparatur merupakan subsistem dari penyelenggaraan pemerintahan yang memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri secara berdaya dan berhasil guna sesuai dengan perkembangan pemerintahan.

Di sisi lain para perangkat desa sering kali dikontruksikan sebagai pamong desa yang diharapkan dapat menjadi pengayom masyarakat. Namun masih ada pengelolaan pemerintah desa dalam konteks ini yang masih lemah dalam akuntabilitas dan transparasi pemerintah desa. Hal yang paling mencolok dikalangan pemerintah desa adalah adanya fenomena bahwa seorang sekretaris desa (Sekdes) di isi dari pegawai negeri sipil (PNS) yang memenuhi persyaratan.

Selain itu adanya batasan SMA atau sederajat bagi seorang aparat juga masih menjadi masalah yang sering diperdebatkan.

Seiring dengan perubahan kelembagaan di desa maka mau tidak mau mendorong sumber daya manusia (aparat) desa untuk bekerja sesuai dengan target yang hendak dicapai. Untuk itu aparat desa harus dapat bekerja secara maksimal.

Sumber daya manusia tidak lagi dipandang sebagai salah satu faktor produksi sebagaimana pendapat manajemen kuno, yang memperlakukan manusia sepertihalnya mesin. Tetapi sekarang ini aparat desa betul-betul sebagai Human Capital yang sangat berperan sesuai dengan pandangan manajemen modern.

Perbedaan pandangan itu membawa indikasi pada perlakuan atas sumber daya

(15)

4

manusia. Dalam pandangan yang pertama sumber daya manusia dikelola sejajar dengan manajemen produksi. Keuangan dan pemasaran yang tentunya tidak sesuai dengan harkat martabat manusia. Karena manusia bukan sekedar sumber melainkan pelaksanaan yang menjalankan lembaga atau motor pengarah organisasi.

Masyarakat secara umum masih sering mengeluhkan para aparatur Pemerintah desa yang kurang pengertian pada kebutuhan warga. Untuk memperoleh pelayanan yang sederhana saja masyarakat sering dihadapkan pada kesulitan, misalnya prosedur yang berbelit-belit. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Pasal 1 Tentang Desa yang mempunyai susunan asli dan oleh karenanya dapat dianggap sebagai daerah yang bersifat istimewah seperti desa di Jawa dan di Bali, nagari di Minangkabau, dusun dan marga di Palembang. Desa atau yang disebut dengan nama lain mempunyai karakteristik yang berlaku umum untuk seluruh indonesia, sedangkan Desa adat yang disebut dengan nama lain yang mempunyai karakterstik yang berbeda dari Desa pada umumnya, terutama karenakuatnya pengaruh adat terhadap sistem pemerintah local, pengelolaan sumber daya lokal, dan kehidupan sosial budaya masyarakat Desa.

Dengan demikian, peraturan Desa ditetapkan oleh Kepala Desa setelah dibahas dan disepakati bersama Badan Permusyawaratan Desa merupakan kerangka hukum dan kebijakan dan penyelenggaraan Pemerintah Desa dan Pembengunan Desa. Penetapan peraturan Desa merupakan penjabaran atas berbagai kewenangan yang dimiliki Desa mengacuh pada ketentuan peraturan perundang-undangan Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa. Sebagai sebuah produk

(16)

5

hukum, peraturan Desa tidak boleh bertentangan dengan peraturan yang lebih tinggi, tidak boleh merugikan kepentingan umum, yaitu:

1. Terganggunya kerukunan antar warga masyarakat 2. Terganggunya akses terhadap pelayanan publik 3. Terganggunya ketentraman dan ketertiban umum

4. Terganggunya kegiatan ekonomi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa dan

5. Diskriminasi terhadap suku, agama dan kepercayaan, ras, antargolongan, serta gender

Sebagai sebuah produk politik, Peraturan Desa diproses secara demokratis dan partisipatif, yakni proses penyusunannya mengikut sertakan partisipasi masyarakat Desa. Masyarakat Desa mempunyai hak untuk mengusulkan atau memberikan masukan kepada Kepala Desa dan Badan Permusyawaratan Desa dalam Proses penyusunsn peraturan Desa. Peraturan desa yang mengatur kewenangan Desa berdasarkan hak asal usul dan kewenangan berskala lokal Desa pelaksanaanya diawasi oleh masyarakat Desa dan Badan Permusyawaratan Desa.

Hal itu dimaksudkan agar pelaksanaan peraturan Desa senantiasa dapat diawasi secara berkelanjutan oleh warga masyarakat Desa setempat mengingat peraturan Desa ditetapkan untuk kepentingan masyarakat Desa.

Nagari Durian tinggi adalah salah satu yang terletak di Kecamatan Kapur IX Kabupaten Lima Puluh Kota yang jumalah penduduk 3.391jiwa. Di Nagari Durian tinggi terdapat 3 dusun/Jorong yaitu, Jorong Cinta maju, Jorong Bintungan Sakti Dan Jorong Ronah pembangunan. Di dalam sebuah nagari terdapat wali nagari yang memiliki tugas menyelengarakan urusan pemerintahan, pembangunan

(17)

6

dan kemasyarakatan. Kegiatan penyelenggaraan Pemerintah di Nagari Durian tinggi dilaksanakan oleh aparatur nagari dengan jumlah 10 (sepuluh) orang yang terdiri atas Wali Nagari dan Perangkat Nagari.

Dan adapun data perangkat nagari dan beserta tugasnya masing-masing sebagai berikut:

1. Kepala Desa/Wali Nagari yang bertugas menyelenggaran Penyelenggaran Nagari berdasarkan di tetapkan sersama BPD, membina kehidupan masyarakat Desa, dan melaksanakan wewenang lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

2. Sekretaris Desa/Nagari yang bertugas membantu wali nagari dalam mempersiapkan dan melaksanakan pengelolaan administrasi dan mempersiapakan bahan pengurusan laporan penyelenggaraan pemerintah nagari.

3. Kaur Administrasi dan Keuangan yang bertugas membantu sekretaris nagari dalam melaksanakan pengelolaan sumber pendapatan nagari, mengelola Administrasi nagari dan mempersiapkan bahan penyusunan APB Nagari.

4. Kaur Pemerintah yang bertugas membantu wali nagari dalam melaksanakan pengelolaan Administrasi kependudukan, pertanahan, pembinaan, ketentraman dan ketertiban masyarakat nagari.

5. Kaur Pembangunan yang bertugas membantu wali nagari dalam melaksanakan persiapan bahan perumusan kebijakan teknis pembangunan nagari dan potensi-potensi yang ada di nagari.

(18)

7

6. Kepala Dusun/Jorong yang bertugas membantu pelaksanaan tugas kepala desa dalam wilayah kerjanya, membantu wali nagari dalam pembinaan dan mengkoordinasikan kegiatan di wilayah kerjanya dan melaksanakan tugas lain yang di berikan oleh wali nagari.

Penyelenggaraan Pemerintah di Nagari Durian Tinggi mengacu pada aturan pemerintah yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, perangkat nagari terutama wali nagari diharapkan benar-benar menjalankan tugas dan fungsinya sebagaimana yang telah ditetapkan. Berbagai persoalan di atas sedikit banyak telah mempengaruhi masyarakat untuk menuntut Pemerintah agar menciptakan pemerintahan yang baik (good government) agar perangkat nagari dapat menjalankan tugas pelayanan kepada masyarakat dengan lebih baik.

Idealnya, perangkat nagari memberikan pelayanan pada masyarakat sesuai kebutuhan masyarakat. Kenyataannya, perangkat nagari belum mampu menjalankan fungsi-fungsi pemerintahan dengan baik. Disamping karena kualitas aparaturnya, juga karena tidak semua warga masyarakat mengetahui kebutuhan dirinya sehingga masyarakat begitu saja percaya kepada perangkat nagari. Pada pengamatan penulis ketika mengadakan observasi lapangan, gejala yang tampak oleh penulis adalah minimnya pengetahuan perangkat nagari dalam bidang Teknologi Informasi yaitu komputer/laptop karena kurangnya minat pegawai untuk belajar mengoperasikan perangkat tersebut padahal sarana dan prasarana yang tersedia di kantor tersebut sudah lebih dari cukup. Kemudian kualitas sumber daya pegawai yang dimiliki nagari masih rendah hal ini disebabkan karena tingkat pendidikan pegawai umumnya masih pada jenjang sekolah menengah.

(19)

8

Tabel 1.1 Tingkat Pendidikan Perangkat Nagari Durian Tinggi

NO JABATAN PENDIDIKAN

1 Wali Nagari S1

2 Sekretaris D3

3 Kepala urusan umum dan perencaanaan SLTP

4 Kepala urusan keuangan S1

5 Kasi pemerintahan SLTA

6 Kasi kesejahteraan dan pelayanan SLTA

7 Kepala Jorong ronah pembangunan SLTA

8 Kepala Jorong cinta maju SLTA

9 Kepala Jorong bintungan sakti SLTA

10 Staff umum SLTA

Sumber data : kantor nagari durian tinggi,2020

Dari tabel 1.1 dapat disimpulkan bahwa pendidikan perangkat nagari durian tinggi rata-rata tamatan SMA. Nampak juga oleh penulis lambatnya kinerja aparatur nagari dalam mengeluarkan surat rekomendasi KTP, KK, AKTA Kelahiran dll. Hal tersebut sering kali menjadi keluhan dari masyarakat sekitar bahwa perangkat nagari selalu pulang lebih awal dari jam pulang kerja yang telah ditentukan dengan alasan bahwa tidak ada lagi masyarakat yang berurusan. Dalam meliputi tujuan tersebut wali nagari dan perangkat nagari lainya sangat berpengaruh untuk mencapai tujuan tersebuit, peran wali nagari dan perangkat nagari sangat dibutuhkan terutama tingkat kinerjanya. Kinerja yang telah dicapai oleh wali nagari dan perangkat nagari lainnya selama awal tahun 2020 adalah sebagai berikut:

(20)

10 Tabel 1.2

Kegiatan Pemerintahan Nagari Durian Tinggi Kecamatan Kapur IX Kabupaten Lima Puluh Kota Tahun 2020

NO Standart Kerja Realisasi

1 Mengadakan rapat atau pertemuan dengan jajarannya untuk membahas hal yang dianggap perlu

Cendrung berjalan sendiri tampa ada komando dari atasan yang bersangkutan ataupun inisiatif sendiri

2 Terdatanya arsip kepemilikan masyarakat dibidang pertanahan dengan baik

Dalam mengeluarkan surat menyurat aparatur pemerintahan Desa beserta ninik mamak/ Toko masyarakat saling bekerja sama 3 Kedisiplinan kinerja pegawai Aparat desa membuat peraturan apabila ada pegawai tidak masuk tampa izin akan kena potongan gaji, kurangnya aturan berpakaian yang ditetapkan bagi aparatur sipil negara.

4 Perangkat nagari diperuntukkan untuk meningkatkan SDM demi kesejahteraan masyarakat Nagari Durian Tinggi, yang mencakup kesehatan, pendidikan, dan pembangunan insfrastruktur.

Belum terkelola dengan baiuk oleh aperatur desa, sehingga berdampak dengan kesejahteraan masyarakat.

(21)

10

NO Standart Kerja Realisasi

5 Kemampuan petugas pelayanan, yaitu tingkat keahlian dan tanggung jawab petugas dalam

penyelenggaran dan penyelesaian pelayanan.

Belum terlaksanakan dengan baik oleh perangkat nagari, sehingga masyarakat sering mengeluh

6 Kecepatan pelayanan, yaitu target waktu pelayanan dapat diselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan oleh penenyelenggaran pelayanan.

Aparat desa dalam terkadang belum bisa menyelesaikan tepat waktu

7 Keamanan pelayanan yaitu, terjaminannya tingkat keamanan lingkungan unit penyelenggara pelayanan ataupun sarana yang digunakan sehingga masyarakat merasa tenang untuk mendapatkan pelayanan terhadap resiko-resiko yang diakibatkan dari pelaksanaan pelayanan.

Kurangnya keamanan pelayanan sehingga masyarakat kurang nyaman untuk mengurus keperluan administarasi pada pelayanan yang disedikan

8 Tanggung jawab tugas pelayanan, yaitu kejelasan wewenang dan tanggung jawab petugas dalam penyeelnggaran dan penyelesaian pelayanan.

Perangkat desa memiliki tanggung jawab yang tinggi terhadap

pelayanan pada publik namun belum sepenuhnya memahami substansi dari tugas yang diembankan kepadanya Sumber Data: hasil observasi lapangan 15 November 2020

(22)

11

Dari tabel diatas dapat kita simpulkan bahwa kinerja perangkat Nagari Durian Tinggi kecamatan Kapur IX Kabupaten Lima Puluh Kota masih tergolong rendah, dimana Perangkat Nagari Durian Tinggi belum mampu secara baik dalam menjalankan tugas yang diembankan kepadanya, terlihat dari tabel diatas standar kerja pemerintahan nagari belum terealisasi dengan baik masih masih jauh dari harapan yang diinginkan. Masyarakat umum masih sering mengeluhkan para perangkat nagari yang kurang pengertian pada kebutuhan masyarakat. Untuk memperoleh pelayanan sederhana saja masyarakat sering mendapat kesulitan, misalnya urusan yang berbelit-belit, aparat desa kurang terpanggil dalam memperbaiki prosedur kerja. Pemerintah nagari dibawah pimpinan wali nagari memiliki tugas antara lain:

1. Melaksanakan urusan pemerintahan yang dilimpahkan oleh Bupati 2. Menyelenggarakan unsur pemerintahan, pembangunan, kemasyarakatan

akuntebel dan efisien.

Dengan demikian pemerintahan nagari menjalankan administrasi pemerintahan, pelayanan masyarakat, pemberdayaan masyarakat ketertiban umum, lembaga masyarakat, memeliharaan prasarana dan fasilitas umum. Itulah terjadi ditingkat pemerintahan terendah yaitu desa justru banyak terjadi kejadian- kejadian yang menyangkut rendahnya pelayanan aperatur desa baik secara kualitas maupun kuantitas

Sehubungan dengan uraian dan gejala kinerja di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian secara mendalam dengan mengambil judul “Analisis Kinerja Perangkat Nagari Di Kenagarian Durian Tinggi Kecamatan Kapur IX Kabupaten Lima Puluh Kota Provinsi Sumatera Barat.”

(23)

12 1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimanakah Kinerja Kenagarian Durian Tinggi kecamatan Kapur IX Kabupaten Lima Puluh Kota?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah Mengetahui Kinerja Kenagarian Durian Tinggi kecamatan Kapur IX Kabupaten Lima Puluh Kota.

1.4 Manfaat Penelitian 1. Manfaat Akademis

a. Dapat menambah pengetahuan baik bagi peneliti maupun lembaga pendidikan, dan untuk menambah kepustakaan yang sudah ada.

b. Sebagai bahan pertimbangan Wali Nagari dalam menganalisis atau menilai kierja aparatnya dalam menyelanggarakan pemerintahan nagari.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis, hasil penelitian ini diharapakan dapat menjadi sumbangan pemikiran dan bahan masukan bagi para pengambil kebijakan dan dapat membantu memecahakan permasalahan permasalahan yang ada.

(24)

13 BAB II

LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Kinerja

Kinerja merupakan hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dapat dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugas sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Definisi kinerja menurut Faustino Cardosa Gomes dalam A.A. Anwar Prabu Mangkunegara, (2005:9) mengemukakan definisi kinerja sebagai ungkapan seperti output, efisiensi serta efektivitas sering dihubungkan dengan produktivitas. Sedangkan Menurut A.A. Anwar Prabu Mangkunegara (2005:9), kinerja karyawan adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa kinerja SDM adalah prestasi kerja, atau hasil kerja (output) baik kualitas maupun kuantitas yang dicapai SDM per satuan periode waktu dalam melaksanakan tugas kerjanya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Penilaian prestasi kerja merupakan usaha yang dilakukan pimpinan untuk menilai hasil kerja bawahannya.

Berdasarkan pendapat beberapa ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa penilaian kinerja adalah penilaian yang dilakukan secara sistematis untuk mengetahui hasil pekerjaan karyawan dan kinerja organisasi. Disamping itu, juga untuk menentukan pelatihan kerja secara tepat, memberikan tanggapan yang lebih baik di masa mendatang dan sebagai dasar untuk menentukan kebijakan dalam hal promosi jabatan dan penentuan imbalan. Tujuan dari penilaian prestasi kerja

(25)

14

(kinerja) adalah untuk memperbaiki atau meningkatkan kinerja organisasi dari SDM organisasi.

Secara spesifik, tujuan dari evaluasi kinerja sebagaimana dikemukakan Sunyoto dalam Mangkunegara, (2005:10) adalah:

1. Meningkatkan saling pengertian antara karyawan tentang persyaratan kinerja.

2. Mencatat dan mengakui hasil kerja seseorang karyawan, sehingga mereka termotivasi untuk berbuat yang lebih baik, atau sekurang-kurangnya berprestasi sama dengan prestasi yang terdahulu.

3. Memberikan peluang kepada karyawan untuk mendiskusikan keinginan dan aspirasinya dan meningkatkan kepedulian terhadap karir atau terhadap pekerjaan yang diembannya sekarang.

4. Mendefinisikan atau merumuskan kembali sasaran masa depan, sehingga karyawan termotivasi untuk berprestasi sesuai dengan potensinya.

5. Memeriksa rencana pelaksanaan dan pengembangan yang sesuai dengan kebutuhan pelatihan, khusus rencana diklat, dan kemudian menyetujui rencana itu jika tidak ada hal-hal yang perlu diubah.

Menurut Sastrohadiwiryo (2005:232), penilaian kinerja merupakan proses subjektif yang menyangkut penilaian manusia. Dikatakan penilaian kinerja subyektif, karena kebanyakan pekerjaan benar-benar tidak mungkin diukur secara obyektif, hal ini disebabkan beberapa alasan, termasuk alasan kerumitan dalam tugas pengukuran, lingkaran yang berubah-ubah, dan kesulitan dalam merumuskan tugas dan pekerjaan individual tenaga kerja secara rinci. Dengan demikian, penilaian kinerja sangat mungkin keliru dan sangat mudah dipengaruhi

(26)

15

oleh sumber yang tidak aktual. Tidak sedikit sumber tersebut mempengaruhi proses penilaian sehingga harus diperhitungkan dan dipertimbangkan dengan wajar. Penilaian kinerja dianggap memenuhi sasaran apabila memiliki dampak yang baik pada tenaga kerja yang baru dinilai kinerja/keragaannya.

Kriteria yang baik harus mampu diukur dengan cara-cara yang dapat dipercaya. Konsep keandalan pengukuran mempunyai dua komponen: stabilitas dan konsistensi. Stabilitas menyiratkan bahwa pengukuran kriteria yang dilaksanakan pada waktu yang berbeda haruslah mencapai hasil yang kira-kira serupa. Konsistensi menunjukkan bahwa pengukuran kriteria yang dilakukan dengan metode yang berbeda atau orang yang berbeda harus mencapai hasil yang kira-kira sama. Kriteria yang baik harus mampu membedakan individu-individu sesuai dengan kinerja mereka. Salah satu tujuan penilaian kinerja adalah evaluasi kinerja anggota organisasi. Jikalau kriteria semcam itu memberikan skor yang identik kepada semua orang, maka kriteria tersebut tidak berguna untuk mendistribusikan kompensasi atas kinerja, merekomendasikan kandidat untuk promosi, ataupun menilai kebutuhan-kebutuhan pelatihan dan pengembangan.

Kriteria yang baik haruslah sensitif terhadap masukan dan tindakan pemegang jabatan. Karena tujuan penilaian kinerja adalah untuk menilai efektivitas individu anggota organisasi, kriteria efektivitas yang dipakai dalam sistem itu haruslah terutama di bawah kebijakan pengendalian orang yang sedang dinilai. Kriteria yang baik harus dapat diterima oleh individu yang mengetahui kinerjanya sedang dinilai. Adalah penting agar orang-orang yang kinerjanya sedang diukur merasa bahwa kinerja yang sedang digunakan memberikan petunjuk yang adil dan benar tentang kinerja mereka.

(27)

16

Menurut Sastrohadiwiryo dalam (2005:235), belum adanya kesamaan antara perusahaan yang satu dengan perusahaan lainnya dalam menentukan unsur yang harus dinilai dalam proses penilaian kinerja yang dilakukan manajemen/penyelia penilai disebabkan selain terdapat perbedaan yang diharapkan dari masing-masing perusahaan, juga karena belum terdapat standar baku tentang unsur-unsur yang perlu diadakan penilaian. Pada umumnya unsur- unsur yang perlu diadakan penilaian dalam proses penilaian kinerja adalah kesetiaan, prestasi kerja, tanggung jawab, ketaatan, kejujuran, kerjasama, prakarsa, dan kepemimpinan.

2.2.1 Aspek-Aspek Standar Kerja

Menurut Keban (2004) dalam Pasolog (2010) pengukuran kinerja pegawai penting untuk dilakukan oleh instansi pelayanan publik. Pengkajian kinerja pegawai, dikemukakan Mitchel sebagaimana dikutip Sedarmayanti (2001:51), melalui indikator-indikator kinerja pegawai sebagai berikut :

1. Kualitas kerja (Quality of work) adalah kualitas kerja yang dicapai berdasarkan syarat-syarat kesesuaian dan kemampuannya yang tinggi pada gilirannya akan melahirkan penghargaan dan kemajuan serta perkembangan organisasi melalui peningkatan pengetahuan dan ketrampilan secara sistematis sesuai tuntutan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin berkembang pesat. Sedarmayanti (1993) mendefinisikan kualitas kerja pegawai adalah seorang pegawai yang memenuhi syarat kualitatif yang dituntut oleh pekerjaannya, sehingga pekerjaan itu benar-benar dapat diselesaikan.

(28)

17

2. Ketepatan waktu (Pomptness) yaitu berkaitan dengan sesuai atau tidaknya waktu penyelesaian pekerjaan dengan target waktu yang direncanakan.

Setiap pekerjaan diusahakan untuk selesai sesuai dengan rencana agar tidak mengganggu pada pekerjaan yang lain. Indikatornya sebagaimana menurut Siagian (1995) yaitu:

1. Penataan rencana kegiatan/rencana kerja 2. Ketepatan rencana kerja dengan hasil kerja 3. Ketepatan waktu dalam menyelesaikan tugas

3. Inisiatif (Initiative) yaitu mempunyai kesadaran diri untuk melakukan sesuatu dalam melaksanakan tugas-tugas dan tanggung jawab. Bawahan atau pegawai dapat melaksanakan tugas tanpa harus bergantung terus menerus kepada atasan. Siagian (1995) menyebutkan indikator inisiatif yaitu:

1. Pemberian ide/gagasan dalam berorganisasi

2. Tindakan yang dilakukan untuk menyelesaikan permasalahan

4. Kemampuan (Capability) yaitu diantara beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja seseorang, ternyata yang dapat diintervensi atau diterapi melalui pendidikan dan latihan adalah faktor kemampuan yang dapat dikembangkan. Menurut Siagian (1995) indikator yang digunakan untuk aspek kemampuan yaitu:

1. Kemampuan yang dimiliki 2. Keterampilan yang dimiliki

3. Kemampuan memanfaatkan sumber daya atau potensi

(29)

18

5. Komunikasi (Communication) merupakan interaksi yang dilakukan oleh atasan kepada bawahan untuk mengemukakan saran dan pendapatnya dalam memecahkan masalah yang dihadapi. Komunikasi akan menimbulkan kerja sama yang lebih baik dan akan terjadi hubungan- hubungan yang semakin harmonis diantara pegawai dan para atasan yang juga dapat menimbulkan perasaan senasib sepenanggungan. Indikator untuk komunikasi sebagaimana menurut Siagian (1995) yaitu:

1. Komunikasi intern (ke dalam) organisasi 2. Komunikasi ekstern (ke luar) organisasi 3. Relasi dan kerjasama dalam pelaksanaan tugas

Pendapat diatas mengatakan bahwa untuk mendapatkan kinerja pegawai yang optimal yang menjadi tujuan organisasi harus memperhatikan aspek-aspek kualitas pekerjaan, ketepatan waktu, inisiatif, kemampuan, dan komunikasi.

2.2.2 Unsur-Unsur Kinerja

Menurut B. Siswanto Sastrohadiwiryo (2005), belum adanya kesamaan antara perusahaan yang satu dengan perusahaan lainnya dalam menentukan unsur yang harus dinilai dalam proses penilaian kinerja karena belum terdapat standar baku tentang unsur-unsur yang perlu diadakan penilaian. Pada umumnya unsur- unsur yang perlu diadakan penilaian dalam proses penilaian kinerja adalah sebagai berikut :

1. Kejujuran, merupakan ketulusan hati tenaga kerja dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan serta kemampuan untuk tidak menyalah gunakan wewenang yang telah dibebankan kepadanya.

(30)

19

2. Kepemimpinan, kemampuan yang dimiliki seorang tenaga kerja untuk meyakinkan orang lain (tenaga kerja lain) sehingga dapat dikerahkan secara maksimal untuk melaksanakan tugas pokok.

3. Kerjasama, merupakan kemampuan tenaga kerja untuk berkerja dengan orang lain dalam menyelesaikan pekerjaan yang telah diembankan kepadanya, sehingga mencapai hasil yang sebesar besarnya.

4. Tanggung jawab, kesanggupan seseorang tenaga kerja dalam meyesesaikan tugas dan pekerjaan yang diserahkan kepadanya dengan sebaik baiknya dan tepat waktu. Serta dapat mengambil resiko atas keputusan yang diambilnya atau tindakan yang dilakukan.

5. Kesetiaan, yaitu tekat dan kesanggupan dalam meneliti, melaksanakan dan mengamalkan sesuatu yang ditaati dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab.

6. Peserta kerja, kasil kerja yang dicapai seseorang tenaga kerja dalam melaksanakan tugas dan pelaksanaan yang dibebankan kepadanya.

7. Prakarsa, seorang tenaga kerja yang mengambil sesuatu keputusan ataupun tindakan tampa diperintah oleh manajemen lainnya.

8. Ketataan, kesanggupan seseorang tenaga kerja yang mentaati segala aturan ketentuan serta peraturan perundang undangan yang berlaku, menaati peraturan kedinasan yang diberikan atasan yang berwenang, serta kesanggupan tidak melanggar larangan yang telah ditentukan oleh perusahaan ataupun pemerintah, baiak secara tertulis maupun tidak.

(31)

20 2.2.3 Standar Pengukuran Kerja

Dalam penelitian kinerja erat kaitannya dengan standar kerja, krana standar kerja bisa dijadikan comparative standar (standar perbandingan). Standar perbandingan terhadap pencapaian dan yang diharapkan. Dengan kata lain standar kinerja tersebut dapat dijadikan patokan dalam meneliti tanggung jawab terhadap apa yang dilakukan. Payaman C. Simanjuntak (2005:115) memiliki ciri, yaitu:

1. Harus mampu membedakan individu sesuai dengan kerja mereka 2. Harus dapat diterima oleh individu yang mengetahui kinerja sendiri 3. Harus mampu diukur dengan cara yang dapat dipercaya

4. Harus sensitif terhadap masukan dan tindakan dari pemegang jabatan Dalam melakukan penelitian terhadap kinerja pegawa ada beberapa hal ada beberapa yang dijadikan tolak ukur atau standar yang sering digunakan dalam penelitian kinerja. Standar kinerja itu sendiri dijadikan tolak ukur untuk mengadakan perbandingan antara apa yang dilakukan dan apa yang diharapkan dan kaitannya denan pekerjaan atau jabatan yang telah dipercayakan kepada seseorang. Eckel dalam (200:16) penyusunan pembangunan sistem akuntabilitas kinerja pemerintah bahwa kerangka pengukuran kinerjayaitu:

1. Menciptakan ukuran kinerja

2. Menerapkan program, pemantauan, menciptakan dan menerapkan tanggapan koporasi terhadap kerja.

3. Menciptakan sistem untuk pengumpulan dan melaporkan informasi 4. Membangun kebijakan koporasi termasuk sasaran umum

(32)

21 2.2 Otonomi Desa

Secara historis desa merupakan cikal bakal terbentuknya masyarakat politik dan Pemerintahan di Indonesia jauh sebelum Negara bangsa ini terbentuk.

Struktur sosial sejenis desa, masyarakat adat dan lain sebagainya telah menjadi institusi sosial yang mempunyai posisi yang sangat penting. Desa merpakan institusi yang otonom dengan tradisi, adat istiadat dan hukumnya sendir iserta relatif mandiri. Hal inin antara lain ditunjukkan tingkat keragaman yang tinggi membuat desa mngkin merupakan wujud bangsa yang paling kongkret. UU Nomor 32 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah yang dilator belakangi dengan perubahan fungsi BPD menjadi Badan Permusyawaratan Desa, sehngga tidak ada lagi fungsi kontrol terhadap kepala desa. Hal ini mengisaratkan bahwa desa belum sepenuhnya otonom sebagai suatu entitas yang berdaya secara politik ekonomi.

Desa memiliki hak otonomi asli berdasarkan hukum adat, dapat menetukan susunan Pemrintahan, mengatur an mengatur dan mengurus rumah tangga, serta memiliki kekayaan dan asset. Oleh karena itu, aksistensi desa perlu ditegaskan unrtuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat Desa. Namun, deregulasi dan penataan desa pasca beberapa kali amandemen terhadap konstitusi negara serta peraturan perundangannya menimbulkan perspektif baru tentang pengaturan desa di Indonesia. Dengan di hadirnya Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang desa, sebagai sebuah kawasan yang otonom memang diberikan hak-hak istimewah, diantaranya adalah terkait pengelolahan keuangan dan alokasi dana desa, pemilihan kepala desa serta proses pembangun desa.

(33)

22

Otonomi desa merupakan otonomi asli, bulat, dan utuh serta bukan merupakan pemberian dari pemerintah. Sebaliknya pemerintahan berkewajiban menghormati otonomi asli yang dimiliki oleh desa tersebut. Sebagai kesatuan masyrakat hukum yang mempunyai susunan asi berdasarkan hak istimewa, desa dapat melakukan perbuatan hukum baik hukum public maupun hukum perdata, memiliki kekayaan, harta benda serta dapat di tuntut dan menuntut di depan pengadilan. Bagi desa, otonomi yang dimiliki oleh daerah maupun provinsi maupun daerah kabupaten dan daerah kota.

Otonomi yang dimiliki oleh dearah adalah berdasarkan asal usul dan adat istiadatnya, bukan bersarkan penyerahan wewenang dari pemerintah. Desa ataupun nama lainnya, yang selanjutnya disebut desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki wewenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarat setempat bersadarkan asal-usul dan adat-istiadat setempat yang diakui dalam system Pemerintahan nasional dan berada di daerah kabupaten. Landasan pemikiran yang perlu dikembangkan saat ini adalah keanekaragaman, partisipasi, otonomi asli, demokrasi, dan pemberdayaan mayarakat.

Otonomi desa merupakan hak, wewenang dan kewajiban untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakatan berdasarkan hak asal-usul dan nilai-nilai sosial budaya yang ada pada masyarakat untuk tumbuh dan berkebangan mengikuti perkembangan desa tersebut. Urusan pemerintahan berdasarkan asal-usul desa, urusan yang menjadi wewenang pemeintahan kabupaten/kota diserahkan pengaturannya pada desa. Namun harus selalu diingat bahwa tiada hak tanpa kewajiban, tiada wewenang tanpa tanggungjawab dan tiada kebebasan tanpa batas. Oleh karena itu, dalam

(34)

23

pelaksanaan hak, kewenangan dan kebebasan dalam penyelenggaraan otonomi desa harus tetap menjunjung nila-nilai tanggungjawab terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan menekankan bahwa desa adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan oleh bangsa dan Negara Indonesia. Pelaksanaan hak, wewenang dan kebebasan otonomi desa menuntut tanggung jawab untuk memelihara integritas, persatuan dan kesatuan bangsa dalam ikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan tanggung jawab untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat yang dilaksanakan dalam koridor peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Menurut UU No Tahun 2014 tentang desa pasal 18 kewenangan desa meliputi, pelaksanaan pembangunan desa, kewenangan dibidang penyelenggaraan dibidang desa, pembinaan kemasyarakatan desa dan pemberdayaan masyarakat desa berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul dan adat istiadat. Menurut pasal 19 No 6 Tahun 2014 tentang desa kewenangan desa yaitu:

1. Kewenangan lokal bersekala desa

2. Kewenangan yang ditugaskan oleh pemerintahan daerah provinsi, atau pemerintahan daerah.

3. Kabupaten atau kota dan

4. Kewenangan lain yang ditugaskan oleh Pemerintah, pemerintah daerah provinsi

5. Kewenangan berdasarkan hak asal usul

(35)

24 2.3 Pemerintahan Desa

Secara definitif “Pemerintah” itu mempunyai arti luas dan arti sempit, dalam arti luas Pemerintahan itu meliputi seluruh organ kekuasaan dalam Negara yaitu legislative, eksekutif, dan yudikatif. Bahkan dalam arti luas ini pemerintahan diartikan sebagai pelaksanaan tugas seluruh badan-badan, lembaga-lembaga yang di serahi wewenang untuk memcapai tujuan Negara. Terapi dalam art yang sempit pemerintah hanya menyangkut organisasi fungsi-fungsi yang menjalankan tugas pemerintah (eksekutif) yang bisa dilakukan oleh cabinet dan aparat-aparatnya dari tingkat pusat ke daerah. Pemerintahan tidak lain adalah organisasi yang engatur dan menyelenggarakan urusan Negara. Tanpa pemerintah, sulit dibayangkan suatu negara dapat berjalan dengan baik.

Fungsi Pemerintah antara lain adalah menegakkan hukum, mengadakan perdamaian, dan menyelaraskan kepentingan-kepentingan masyarakat yang bertentangan agar dapat menjalankan fungsi dengan baik dan efektif, Pemerintah dapat menggunakn atribut hukum dan Negara, yakni kedaulatan. Karenanya Pemerintah terkadang emegang monopoli untuk menjalankan paksaan fisik secara legal hingga dalam keadaan seperti ini timbul anggapan bahwa pemerintahan identik dengan negara. Ditinjau dari segi praktisnya hakikat negara dan pemerintahan berbeda. Adapun kata “pemerintah” itu sendiri mengandung arti:

1. Proses, cara, perbuatan pemerintah,

2. Segala urusan yang dilakukan Negara dalam penyelenggaraan masyarakat dan keentingan Negara.

Dengan demikian, pemerintahan dapat diartikan sebagai proses pelaksanaan urusan negara yang dilaukan dalam rangka mewujudkan ketertiban

(36)

25

msyarakat, kesejahteraan rakyat, dan keselamat negara. Dalam pemerintahan daerah Kabupaten/Kota di bentuk pemerintahan desa yang terdiri dari Kepala Desa, Badan Permusyawaratan Desa (BPD), dan Perangkat Desa sebagai unsur penyelenggaraan Pemerintah Desa. Perangkat Desa terdiri dari Sekretaris desa di isi dari pegawai negeri sipil yang memenuhi persyaratan. Pembentukan, penghapusan dan penggabungan desa dengan memperhatikan asal usul dan prakarsa masyarakat. Pemerintah desa merupakan tingkat pemerintahan negara mempunyai kekuasaan umum berada tingkat yang paling bawah, dan merupakan miniatur Pemerintahan negara, pemerintahan desa mempunyai kewenangan dan kekuasaan sendiri dalam pengaturan serta mengurus wilayahnya dan di tentukan oleh kebijakan seorang Kepala Desa dengan pertimbangan dari Badan Perwakilan Desa (BPD).

Badan Perwakilan Desa (BPD) merupakan lembaga perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan desa. BPD juga dapat disebut/dianggap “perlemenya” desa, BPD merupakan lembaga baru didesa pada era otonomi daerah di Indonesia dimana BPD berfungsi sebagai menetapkan peraturan desa bersama kepala desa, dan menampung aspirasi masyarakat desa.

Atas fungsi tersebut BPD mempunyai wewenang yaitu:

1. Mengawasi pelaksanaan peraturan desa dan peraturan kepala desa.

2. Menyusun tata tertib BPD.

3. Menampung, menghimpun, dan menyalurkan aspirasi masyarakat.

4. Membentuk panitia pembeliharaan kepala Desa.

5. Membahas rancangan peraturan desa bersama kepala desa.

6. Mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian kepala desa

(37)

26

Anggota BPD adalah wakil dari penduduk desa yang bersangkutan dengan perwakilan wilayah yang diterapkan dengan cara musawarah dan mufakat. Angota BPD terdiri atas RW, pemangku adat, golongan profesi, pemuka agama atau tokoh pemuka masyarakat lainnya. Masa jabatan anggota BPD selama 6 tahun dan dapat diangkat atau diusulkan kembali untuk satu kali masa jabatan berikutnya.

Jumlah anggota BPD ditetapkan dengan jumlah gaji, paling sedikit 5 orang dan paling banyak 11 orang dengan memperhatikan luas wilayah, jumlah penduduk, dan kemampuan keuangan desa. Pemimpin BPD itu sendiri terdiri dari 1 orang ketua dan 1 orang wakil, dan 1 orang sekretaris. Pemimpin BPD dipilih dari dalam anggota BPD secara langsung dalam dalam rapat BPD yang diadakan secara khusus. Rapat pemilihan Ketua BPD untuk pertama kali dipimpin oleh anggota terus dibantu oleh anggota pemuda.

Badan Perwakilan Desa juga mempunyai hak dan kewajiban, diantaranya : Hak Anggota BPD, yaitu :

1. Menyampaikan usul dan pendapat.

2. Mengajukan rencana peraturan desa.

3. Memilih dan dipilih serta memperoleh tujuan.

Anggota BPD mempunyai kewajiban, yaitu:

1. Melaksanakan kehidupan demokrasi dalam penyelenggaran pemerintahan.

2. Mengamalkan Pancasila dan melaksanakan UUD 1945.

3. Mempertahankan dan mempelihara Hukum Nasional dan keutuhan NKRI.

4. Menjaga norma dan etika dalam hubungan kerja dengan lembaga masyarakat.

5. Memproses pemilihan kepala Desa

6. Menghormati nilai-nilai sosial budaya dan adat istiadat masyarakat setempat.

(38)

27

2.4 Pandangan Islam Terhadap Pemerintahan

Menurut Ibnu Khaldun sebagai mana yang dikutip dalam Ali Abdul Razieq (2002:03) menjelaskan: khlifah adalah pemerintah rakyat sesuai dengan aturan syara‟ demi kebaikan akhirat mereka dan juga kebaikan dunia yang kembali ada kepentingan akhirat. Sebab menurut saya‟persoalan persoalan dunia semuanya kembali kepentingan akhirat. Khilafah dengan demikian hakikatnya adalah menggantikan perbuatan syara‟dalam menjaga agama dan kepentingan dunia.

Tujuan lain dari pemerintahan adalah memperhatikan dan mengurus persoalan-persoalan duniawi, misalnya: menghimpun dana dari sumber-sumber yang sah dan menyalurkan kepada orang yang berhak menerimanya. Mencegah timbul kelaziman meningkatkan ekonomi umat, menjaga keamanan, ketentraman, melindungi hak-hak masyarakat dan sebagainya.

Begitu pula jika seorang pemimpin, katakanlah presiden, dalam memimpin negaranya hanya sebatas menjadi “pemimpin” saja, namun tidak ada upaya serius untuk mengangkat rakyatnya dari jurang kemiskinan meniuju kesejahteraan, maka presiden tersebut belum bisa dikatakan oleh tanggung jawab. Karena tanggung jawab presiden tersebut belum bisa dikatakan oleh tanggung jawab. Karena tanggung jawab presiden baru diwujudkan dalam bentuk kebijakan kebijakan yang berpihak pada rakyat kecil dan kaum miskin, bukan berpihak kepada konglomerat dan teman teman dekat.

(39)

28 2.5 Penelitian Terdahulu

Dalam penelitian ini akan dijelaskan penelitian terdahulu yang dapat dipakai sebagai kajian yang berkaitan dengan penelitian sekarang ini:

No. Nama Peneliti Judul Penelitian Tujuan Penelitian 1 Muhammad

fadilah (2016)

“Kinerja Pemerintah Desa Untuk Membina Kesejahteraan

Masyarakat Di Tinjau Dari Sperpektif Islam (Studi Kasus Desa Binamang Kecamatan XII Koto Kabupaten Kampar)”

Untuk mengetahui kinerja pemerintah desa binamang ditinjau dari sperpektif islam”.

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan kinerja pemerintaha desa dalam membina kesejahteraan

masyarakat menutut perspektif islam berjalan sesuai syariat islam

2 Riski andani (2015)

“Analisis Kinerja Perangkat Desa Dalam Menjalankan

Pemerintah Desa dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Desa Di Desa Tandu Kecamatan Tandun Kabupaten Rokan Hulu”

Untuk menganalisin kinerja perangkat desa dalam

menyelenggarakan pemerintah desa tandun kecamatan tandun kabupaten rokan hulu”.

(40)

29 2.6 Indikator Penelitian

Table 2.1 Indikator Penelitian

Konsep Indikator Sub Indikator

Kinerja :

adalah suatu hasil atau taraf kesuksesan yangdicapai oleh pekerja dalam bidang pekerjaannya, menurut kriteria tertentu yang berlaku untuk

suatu pekerjaan tertentu dan di evaluasi oleh orang-orang tertentu.

Quality of work (kulitas kerja)

1. Standar Kerja 2. Produktifitas kerja 3. Kreativitas kerja Promptness

(ketetapan waktu)

1. Target kerja 2. Kesesuaian waktu

3. Pencapaian Hasil yang tepat Initiative (inisiatif

diri)

1. Inovasi kerja 2. Tanggung jawab 3. Efektifitasdan efisiensi Capability

(kemampuan)

1. Kompetensi 2. Kemampuankerja 3. Keterampilan

Comunicaetion (komunikasi)

1. Penyampaian Informasi 2. Interaksikaryawan 3. Hubungan harmonis

Sumber: Pendapat TR Mitchell dalam Sedarmayanti (2001:51)

(41)

30 2.7 Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran dari penelitian kali ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Analisis Kerja Perangkat Nagari di Kenagarian Durian Tinggi Kecamatan Kapur IX Kabupaten Lima Puluh Kota

Mitchell dalam Sedarmayanti (2001:51)

1. Quality of work (kulitas kerja) 2. Promptness (ketetapan waktu) 3. Initiative (inisiatif diri)

4. Capability (kemampuan) 5. Comunicaetion (komunikasi)

Terciptanya kinerja yang baik

(42)

31 BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Dalam memperoleh data yang berguna untuk menyusun proposal ini penulis, melakukan penelitian di Nagari Durian Tinggi, Kecamatan Kapur IX, Kabupaten Lima Puluh Kota. Adapun waktu penelitian ini dilaksanakan yaitu pada tahun 2020.

3.2 Jenis Penelitian dan Sumber Data 1. Jenis Penelitian

Jika dilihat berdasarkan tujuannya, penelitian ini dikategorikan kedalam penelitian deskriptif. Menurut Sugiyono (2003:11) penelitian deskriptif adalah penelitian yang digunakan untuk mengetahui ini variabel mandiri baik satu variable atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan antara variabel satu dengan variabel yang lainnya. Penelitian ini bersifat deskriptif karena berusaha memberikan gambaran secara menyeluruh dan mendalam mengenai Kinerja Perangkat Nagari di Kenagarian durian tinggi sehingga diharapkan akan memiliki gambaran yang jelas mengenai inti masalah dalam pengimplementasian kebijakan tersebut.

2. Sumber Data

Penelitian merupakan aktifitas ilmiah yang sistematis, terarah dan bertujuan, maka data yang dikumpulkan relevan dengan permasalahan yang dihadapi. Data yang diperlukan dalam penelitian ini terdiri dari 2 (dua) jenis yaitu primer dan sekunder, yang sumbernya masing-masing sebagai berikut:

(43)

32 a. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumbernya.

Data primer yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dengan cara wawancara bebas terstruktur, yaitu dengan mengajukan pertanyaan pertanyaan secara lisan, tanpa terikat suatu susunan pertanyaan struktur yang telah dipersiapkan sebelumnya, namun tetap memiliki pedoman yang mengacu serta relevan dengan kerangka dan tujuan penelitian. Hal ini dilakukan dengan tujuan-tujuan untuk memperoleh informasi yang sebanyak-banyaknya tanpa harus melenceng dari tujuan dilakukannya penelitian, tentunya yang berkaitan dengan Kinerja Perangkat Nagari di Kenagarian Durian Tinggi, Kabupaten Lima Puluh Kota. Berdasarkan obsevasi lapangan, lambatnya dalam mengeluar surat rekomendasi dalam pembuatan akte, ktp, kk dan surat menyurat lainnya

b. Data Sekunder

Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari sumber tidak langsung, yaitu dengan melalui studi kepustakaan mengenai peraturan perundang-undangan, buku-buku, literatur,dokumen, serta arsip yang berkaitan dan relevan dengan permasalahanya Kinerja Perangkat Nagari di Kenagarian Durian Tinggi. Adapun data yang diperoleh meliputi:

1) Undang-undang menjadi landasan hukum dalam permasalahan penelitian Penulis.

2) Letak geografis dan Demografis Nagari Durian Tinggi untuk mengetahui lokasi penelitian.

3) Struktur organisasi Kantor Wali Nagari Durian Tinggi.

(44)

33 3.3 Informan Penelitian

Informan penelitian adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar belakang penelitian (Meleong 2000:97).

Informan merupakan orang yang benar-benar mengetahui permasalahan yang akan diteliti. Kanto dalam Bungin (2003:53) menyatakan bahwa penelitian kualitatif tidak bermaksud mengambarkan karakteristik populasi atau menarik generalisasi kesimpulan yang berlaku bagi suatu populasi, melainkan lebih focus kepada representasi terhadap fenomena sosial.

Dalam prosedur sampling yang terpenting adalah bagaimana peneliti menentukan informan kunci atau situasi sosial tertentu yang sarat dengan informasi yang relevan dengan penelitian. Informan dalam penelitian kualitatif ditentukan secara sengaja (purposive sampling). Jika dalam tahap pengumpulan data sudah tidak lagi ditemukan veriasi informasi maka penelitian dapat dikatakan telah mendapatkan sebuah kesimpulan. Adapun informan penelitian yang dianggap mengetahui tentang permasalahan tersebut diantaranya adalah sebagai berikut :

Tabel 3.1

Daftar Informan Penelitian

No. Subjek Penelitian Keterangan

1 Ketua BPD 1 orang

2 Sekretaris Nagari 1 orang

3 Jorong 2 orang

4 Masyarakat 3 orang

Jumlah 8 Orang

Sumber : Olahan penulis 2021

(45)

34 3.4 Metode Pengumpulan Data

1. Observasi

Observasi adalah merupakan suatu proses yang kompleks yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis, dua diantaranya yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan. Hadi dalam Sugiyono, (2012:166) atau dengan kata lain suatu penyelidikan yang dijalankan secara sistematis dan dengan menggunakan alat indera terutama mata terhadap kejadian-kejadian yang langsung. Jadi disini penulis melakukan pengamatan secara langsung dilapangan untuk mendapatkan data yang erat hubungannya dengan penelitian ini. Dalam kaitan penelitian ini penulis melakukan pengamatan secara langsung dilapangan mengenai Kinerja Aparatur Desa dalam Pelayanan Publik.

2. Wawancara

Wawancara adalah kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh data dan informasi yang dibutuhkan melalui dialog langsung secara lisan terhadap sebagian responden yang dianggap perlu dengan berpedoman pada daftar pertanyaan yang telah disediakan.

3. Dokumentasi

Dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger agenda dan sebagainya. Adapun dokumentasi dalam penelitian ini, berupa foto-foto mengenai wawancara dan lain-lainnya.

(46)

35 3.5 Metode Analisis Data

Analisis data kualitatif menurut Bogdan dan Biglen dalam Moleong (2006) adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milah menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat Diceritakan kepada orang lain. Drury dalam Moleong (2006:248) menyatakan bahwa tahab analisis data kualitatif melalui proses yaitu pertama mencatat hasil catatan lapangan, kedua mengumpulkan dan memilah-milah, mengklasifikasikan, membuat iktisar dan membuatindeks, dan ketiga mencari makna data, menemukan pola dan hubungan anatar data serta membuat temuan-temuan umum.

Miles dan Huberman (1992:16-19) menyatakan bahwa analisis data Terdiri dari tiga alur kegiatan yaitu:

1. Reduksi Data

Proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstraksian dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan catatan tertulis di lapangan. Reduksi data merupakan analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan dan membuang yang tidak perlu serta mengorganisasikan data sedemikian rupa hingga kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi.

2. Penyajian Data (Display Data)

Data adalah sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.

Penyajian data yang sering dipergunakan pada analisis data kualitatif

(47)

36

adalah data dalam bentuk teks naratif berupa peristiwa-peristiwa yang ditampilkan secara berurutan. Data-data yang diperoleh dari hasil wawancara mendalam dengan informan dikumpulkan untuk selanjutnya diambil kesimpulan yang disajikan dalam bentuk deskriptif.

3. Verifikasi dan Kesimpulan

Hasil wawancara dengan informan kemudian ditarik kesimpulan sesuai dengan masalah dan tujuan penelitian. Pada tahap ini peneliti mulai mencari arti benda-benda, mencatat keterangan, pola-pola, penjelasan, konfigurasi-konfigurasi yang mungkin, alur sebab-akibat dan proporsi. Hasil verifikasi data tersebut kemudian ditarik kesimpulan.

(48)

37 BAB IV

GAMBARAN OBJEK PENELITIAN

4.1 Sejarah Nagari Durian Tinggi

4.1.1 Sejarah Nagari diambil dari Tombo adat Nagari Durian Tinggi.

Nenek yang datang berasal dari Bukik Siguntung Palembang, sewaktu sampai di Minang kabau sudah ada orang penghuninya, karena itu mereka melanjutkan perjalanan ke rantau- rantau, pada mulanya mereka bermukim di koto gilingan ditas muarao jolu sekarang , Bekas disana adalah pandaman candi, adapun ninik yang disana 2 orang kakak beradik sebagai kepala rombongan yang besar bersama Dt. Biro dan yang kecil berenama Dt. Nusan Tinggi. Mereka mempunyai sifat yang berbeda Dt. Biro hobinya berburu, berjudi, minum tuak tidak pernah memikirkan bagai mana untuk pengetahuan anak cucu kemanakan kedepannya. Sedangakan Dt Nusan Tinggi selalu memikirkan bagaimana untuk mendirikan nagari dan menyusun adat.

Nagari yang ada sekarang merupakan danau yang berpayau payau. Akhirnya ditemukan oleh Dt Nusan Tinggi akar yang menghambat air mengalir dilompatan kancie, kemudian diputuskan dengan menggunakan pisau yang bernama sabayan.

Akar putus sabayan patah, dan karena kesaktiannya dan sebayan dapat bertaut kembali. Pada hari berikutnya nampaklah asap api di bukit pondam, pergilah dia menemui ninik disana. Bertemu mereka dengan nenek judi yang tinggal di bukit pondam. Dalam pertemuan tersebut dapat kesepakatan untuk menentukan batas tanah wilayah sagio puntuong hanyuik koto sialang dan pantau ( sejenis anak ikan) mudiek koto Dt. Nusan Tinggi.

(49)

38

Pada hari berikutnya sama- sama berjalan Dt. Nusan Tinggi dari Koto Gilingn dan Dt. Judi dari bukit Pondam, akhirnya bertemulah mereka di batu nangadang Muaro Sopan yang sekarang. Maka tempat pertemuan itu dijadikan batas kenagarian Durian Tinggi dengan Sialang. Tetapi karena dikoto Tiyak dihuni oleh Dt. Palambek dan Sialang Dt. Kali Lunak bernama datuok Musang maka koto Taiyak dijadikan oleh datuok Nusan Tinggi pematang Ureh tanah ke Sialang. Adapun peninggalan datuok Biro Soko Sutan larangn Sukri Melayu Sumpu adalah:

1. Kori akri 2. Oguong sakti 3. Rimbo melayu

Peninggalan Dt. Nusan Tinggi Rajo Mananti dan Soko Dt. Majo Suku Melayu Rumah Gadang adalah:

1. Sabayan

2. Tombak batang baracun

3. Tanah Sawah dan Rimbo Perladangan

Dalam waktu yang lama setelah mempunyai sawah dan ladang, balabuoh gadang, bapandam pakuburan batapian tapak candi, babalai, bamasajik, babanda gadang, maka mufakat lah membuat nagari, sewaktu membuat nagari nenek dikoto taiyak dibawa kekoto dan nenek penghuni bukit potai dijemput, sepakat nagari yang diberi nama nusan tinngi di ganti dengan nagari durian tinggi.

(50)

39

Setelah nagari tersusun dibuatlah mufakat menyusun adat pertama kali ditetapkan ada 4 macam diantaranya adalah:

a. Hak milik koto banampunyo b. Osong baralie gadang balega c. Bersuku

d. Dan berpenghulu Unsur-unsur pemangku adat:

1. Orang tuo hak dan tugasnya adalah: Panjang kamangarek pendek kamaule, kak talalok manjagoan, kok talupo maingeen, pai tampek batanyo, pulang tampek baibo.

2. Soko adalah: mancancang putih makin abi, dibubuik indak layu, dianjak indak mati ibarat basi tagalimpangan ditangah laman indak lakang dek paneh indak lapuok dek hujan. Nan ketek dibaok baiyo, gadang dibao mufakat. Memperlakukan cucu kamanakan ibarat ciek paruik ciek jantuang artinya tidak ada kemenakan dekat kemanakan jauh, bertindak adil dilimbago.

3. Kompek jinni:

a) Penghulu adalah: seorang pemimpin adat yang selalu berusaha memayungi dan mengayomi anak kemanakan dalam kaum/ sukunya.

Penghulu dipilih diangkat atas kesepakatan kaum tua dan masyarakat miskin atau kaya. Ibaratnyo maangkek penghulu sekato kaum,maangkek rajo sakato alam kato penghulu kato pusako, tagak dipintu banang kusuik kamanyalasaikan karuoh nan kamanjaniehkan.

Keputusan penghulu keputusan tertinggi berdasarkan kesepakatan

(51)

40

anak cucu kemanakannya, setiap keputusan kemanakan dan mamak harus sama-sama bertanggung jawab memelihara dan mengawalnya.

b) Pegawai sepisako pintu susah, orang yang ceoat kaki ringan tangan pekerja memelihara kata mupakat penghulu,agar anak cucu kemanakan tertib damai dalam segala hal.

c) Dubalang/ panglimo (tagak dipintu mati) seorang dubalang bertanggung jawab kepada penghulu dalam hal memegang dan mengawal segala keputusan yang sudah disepakati . Kalau ada yang melanggar keputusaan, nan lunak kamanyudu kareh kamanakiek artinya keputusan itu harus diberlakukan secara adil dan bijaksana.

Dubalang harus tegas, cepat dan cekatan dalam menegakkan kebenaran.

d) Malin sekitabullah. Kato main kato hakikat tagak dipintu kitab.

Ibaratnyo kosiek putieh air janieh santan batapi orang yang tahu halal dan haram, sah dan batal, memberikan penyuluhan dan bimbingan kepada anak cucu kemanakan, tentang agama.

e) Jinni nan ampek:

1. Imam

2. qodi/wali hakim 3. khatib

4. bilal

Imam dan wali hakim angkatan pucuok, khatib dan bilal bergiliran 1x tiga tahun pada kompek suku.

Referensi

Dokumen terkait

Teripang ditemukan hampir di seluruh perairan pantai mulai dari daerah pasang surut yang dangkal sampai perairan yang dalam, Habitat spesies teripang yaitu paparan terumbu

Faktor pekerjaan mempengaruhi pola asuh orang tua pada anak, karena pekerjaan biasanya orang tua akan lebih jarang bertemu dengan anaknya, terebih lagi jika bapak

Sarosa, “Penerapan Data Mining Untuk Evaluasi Kinerja Akademik Mahasiswa Menggunakan Algoritma Naive.. Bayes,” Jurnal EECCIS ,

[r]

UMTS adalah Sistem telekomunikasi generasi ketiga dengan laju data sampai 2 Mbps pada pita frekuensi 2 GHz dapat mendukung layanan telekomunkasi bergerak dan

Perhitungan uji model akhir dengan variabel moderator usia ini akan dilakukan dengan variabel laten eksogen Habit dan Price Value yang terbukti berpengaruh signifikan pada

Rata-rata motivasi belajar siswa yang pada kondisi awal sebesar 69,47 dengan prosentase 65,16% dan pada akhir siklus II meningkat dengan rata- rata 74,71 dengan prosentase 72,43%

Bagi ULP, panitia, serta pejabat pengadaan, pengetahuan mengenai KBLI ini penting untuk dasar pencantuman di dalam dokumen pengadaan, misalnya akan melelang pekerjaan