DAFTAR LAMPIRAN
Lokasi Usaha Kuliner Nasi Padang
Menu Makanan
Proses Pembungkusan Nasi
DAFTAR PUSTAKA
Buku :
Alisyahbana, 2005.Marginalisasi Sektor Informal Perkotaan. Surabaya: ITS Press
Breman, Jan, 1991. Sistem Tenaga Kerja Dualitas : Analisis Empiris Terhadap data dari Berbagai Negara di Dunia Ketiga.
Bromley, Ray, 1991. Organisasi, Peraturan, dan Pengusahaan “Sektor Informal di Kota” : Pedagang Kaki Lima di Cali. Colombia
Bungin, Burhan. 2003. Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Hart, Keith. 1991. Sektor Informal, (dalam Chris Manning, dkk), Urbanisasi, Pengangguran, dam Sektor Informal di Kota. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia.
Hurriyati, Ratih. 2005. Bauran Pemasaran dan Loyalitas Pelanggan. Bandung: CV Alfabeta.
Idrus, Muhammad. 2009. Metode Penelitian Ilmu Sosial. Yogyakarta: Erlangga.
Kasmir. 2008. Kewirausahaan. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada.
Kotler, Philip. 2000. Manajemen Pemasaran Indonesia. Jakarta: Salemba Empat.
Kountur, Ronny. 2008. Menguasai Riset Pemasaran. Jakarta: PT Mitra Kerjaya.
Limbong, Dayat. 2006. Penataan Lahan Usaha PKL Ketertiban VS Kelangsungan Hidup.Medan : Pustaka Bangsa Press.
Lupiyoadi, Rambat. 2001. Prinsip-Prinsip Pemasaran. Edisi Kedelapan, Jilid 2. Jakarta : Salemba Empat.
Majid, SA, 2011. Customer Service Dalam Bisnis Jasa Transportasi.Jakarta : Rajawali Press.
Manning, dkk. Urbanisasi, Pengangguran, dan Sektor Informal di Kota. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia.
Moleong, Lexy. 2006. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Kerya.
Nawawi, Hadari. 1999. Metode Penelitian Bidang Sosial. Jakarta: Gadjah Mada University Press.
P.B, Triton, 2007. Manajemen Strategis : Terapan Perusahaan dan Bisnis. Yogyakarta : Tugu publisher.
Purnomo, Setiawan Hari dan Zulkieflimansyah, 1996.Manajemen Strategi :
SebuahKonsep Pengantar.Jakarta : Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia
Safaria, dkk.2003.Hubungan Perburuhan Di Sektor Informal.Bandung : Yayasan AKATIGA.
Subagyo, P.Joko. 2004. Metode Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Supranto, J.2001.Statistik Jilid 2. Edisi Keenam, Jakarta : Erlangga
Suyanto, Bagong dan Sutina.2005. Metode Penelitian Sosial. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Swastha, Basu. 2001. Manajemen Penjualan. Yogyakarta.BPFE.
____________, 2004.Pengantar Bisnis Modern. Jakarta: Salemba Empat
Tjiptono, Fandy. 2005. Pemasaran Jasa. Malang : Bayumedia Publishing.
Yustika, Ahmad Erani. 2000. Industrialisasi Pinggiran. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Zuriah, Nurul. 2006. Metode Penelitian Sosial dan Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Skripsi :
Hermawani, May.2013. Strategi Bertahan Pedagang Kaki Lima di Sekitar Kampus USU.
Hulwani, Masila. 2007. Kualitas Pelayanan terhadap Kepuasan Pelanggan Mode di Pasar Petisah Medan.
Prabowo, Rachmad. 2011. Pengaruh Kualitas Pelayanan dan Kepercayaan Konsumen terhadap Kepuasan Pelanggan di Warung Bakso Sabar Menanti Medan.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Bentuk Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
dengan pendekatan kualitatif. Menurut (Zuriah, 2006:47) penelitian deskriptif
adalah penelitian yang diarahkan untuk memberikan gejala-gejala, fakta-fakta
atau kejadian secara akurat dan sistematis mengenai sifat-sifat populasi dan
daerah tertentu. Dalam penelitian deskriptif cenderung tidak perlu mencari atau
menerangkan saling berhubungan dan menguji hipotesis.
Jadi dapat disimpulkan bahwa penelitian ini adalah penelitian yang
dilakukan untuk menggambarkan fakta-fakta dan masalah yang kemudian
diinterpretasikan dengan rasional dan akurat sehingga dapat ditarik sebuah
kesimpulan.
3.2 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada pedagang kaki lima (PKL) plaza millenium,
jalan kapten muslim Medan.
3.3 Informan Penelitian
Dalam penelitian kualitatif, tidak menggunakan istilah populasi
ataupunsampel seperti dalam penelitian kuantitatif. Dalam penelitian kualitatif,
populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek
yangmempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
Informan adalah seseorang yang benar-benar mengetahui suatu persoalan
atau permasalahan tertentu yang darinya dapat diperoleh informasi yang jelas,
akurat, dan terpercaya baik berupa pernyataan, keterangan atau data-data yang
dapat membantu dalam memenuhi persoalan atau permasalahan.
Menurut Suyanto (2005:172), Informan penelitian meliputi beberapa
macam, yaitu :
1. Informan kunci (key informan), yaitu mereka yang mengetahui dan memiliki
berbagai informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian
2. Informan utama, yaitu mereka yang terlibat secara langsung dalam interaksi
sosial yang diteliti
3. Informan tambahan, merupakan mereka yang dapat memberikan informasi
walaupun tidak langsung terlibat dalam interaksi yang diteliti.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis menggunakan informan kunci,
informan utama, dan informan tambahan dalam penelitian ini yaitu :
1. Informan kunci yaitu Pedagang Nasi Padang
2. Informan utama yaitu Karyawan Nasi Padang
3. Informan tambahan yaitu Pelanggan Kuliner Pedagang Kaki Lima (PKL)
Plaza Milenium) dan Masyarakat sekitar.
3.4 Defenisi Konsep
Konsep adalah suatu makna yang berada di dalam pikiran atau di dunia
pemahaman manusia yang dinyatakan kembali dengan sarana lambang perkataan
atau kata-kata, dengan demikian konsep merupakan suatu hasil pemaknaan di
dalam intelektual manusia yang merujuk ke gejala nyata ke alam empiris
yang jelas dari masing-masing konsep yang diteliti, maka penulis mengemukakan
definisi konsep dari penelitian ini yaitu :
1. Strategi
Strategi adalah suatu perencanaan strategis dalam mencapai tujuan dan sasaran
dengan memperhatikan keunggulan kompetitif, komparatatif, dan sinergis
yang secara berkelanjutan dijadikan sebagai pedoman dan perspektif jangka
panjang yang ideal dari individu atau organisasi untuk menunjang keunggulan
bersaing dalam mencapai dan mempertahankan posisi strategis.
2. Pelanggan
Pelanggan adalah semua orang yang menuntut untuk memenuhi standar
kualitas tertentu dan karena itu akan memberikan pengaruh pada performa
organisasi.
3. Penjualan
Penjualan adalah suatu proses pembuatan dan cara untuk mempengaruhi
pribadi agar terjadi pembelian (penyerahan) barang atau jasa yang ditawarkan
berdasarkan harga yang telah disepakati oleh kedua belah pihak yang terkait
baik dibayar secara tunai maupun kredit.
4. Pedagang Kaki Lima
Pedagang Kaki Lima adalah pedagang kecil yang berjualan di suatu tempat
umum seperti jalan, taman-taman, emper-emper toko dan pasar-pasar, tanpa
izin usaha dari pemerintah.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh berkaitan langsung dengan
permasalahan yang dihadapi dalam penelitian serta dikumpulkan langsung
dari sumber utamanya. Pengumpulan data yang digunakan yaitu :
a. Wawancara
Proses memperoleh keterangan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan
secara langsung dan terbuka kepada informan atau pihak yang
berhubungan dan memiliki relevansi terhadap masalah yang berhubungan
dengan penelitian, mengenai strategi pelayanan pelanggan yang diterapkan
oleh Bapak Isneldi diusaha nasi padang tersebut dan bagaimana strategi
pelayanan pelanggan tersebut dalam meningkatkan penjualan makanan.
b. Observasi
Yaitu dengan mengamati secara langsung dan mencatat hal-hal yang
berhubungan dengan permasalahan penelitian yang ditemukan di lapangan
serta menjaring data yang tidak terjangkau.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang bersumber dari laporan yang telah dibuat
pihak lain (Kountur, 2008:60). Pengumpulan data yang dilakukan adalah :
a. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi yang dilakukan dengan menggunakan catatan-catatan
atau dokumen-dokumen yang adaatau sumber-sumber lain yang terkait
dengan objek penelitian. Hal tersebut akan mendukung pemecahan
b. Studi Kepustakaan
Menurut Nawawi (1999:80), Studi kepustakaan adalah teknik pegumpulan
data yang mempelajari dan memberikan referensi serta sumber bacaan
yang relevan dan mendukung penelitian, maka dalam studi kepustakaan
penulis akan melakukan pengumpulan data yang diperoleh dari buku-buku,
literature, internet, dan sumber-sumber lain yang berkompetensi dan
memiliki keterkaitan dengan masalah penelitian.
3.6 Teknik Analisis Data
Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa
data kualitatif yaitu menguraikan serta menginterpretasikan data yang diperoleh
di lapangan dari para informan, analisis data dilakukan secara sistematis sejak
awal penelitian dan selama proses penelitian dilaksanakan. Menurut Miles dan
Huberman (dalam Idrus, 2009:148) analisis data kualitatif akan dilakukan dengan
empat tahapan yaitu:
1. Tahap pengumpulan data
Dalam proses analisis data kegiatan yang pertama adalah proses pengumpulan
seluruh data.
2. Tahap reduksi data
Reduksi data dapat diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian
pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang
3. Display data
Tahapan ini setelah reduksi data berlangsung yaitu penyajian data yang berupa
sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan
kesimpulan dan pengambilan tindakan.
4. Verifikasi dan penarikan kesimpulan
Tahap akhir proses pengumpulan data adalah verifikasi dan penarikan
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1Deskripsi Lokasi Penelitian
4.1.1 Sejarah Singkat Pedagang Nasi Padang Plaza Milenium
Pada awal terbentuknya Pedagang Kaki Lima pada tahun 2000, dimulai
dengan inisiatif pribadi untuk berjualan di trotor yang terdapat di didepan Plaza
Milenium. Mereka memanfaatkan lahan yang kosong untuk berjualan makanan
dan minuman di tempat itu. Beberapa alasan mereka berjualan mulai dari
menafkahi keluarga, penggaguran, terkena koban Pemutusan Hubungan Kerja
(PHK) serta lainnya. Pada awalnya, mereka sudah mengalami dinamika yang
begitu kuat. Untuk bertahan hidup saja, dengan berjualan mereka sudah diminta
iuran wajib atau pungutan liar dari organisasi kepemudaan. Perasaan yang begitu
resah dialami oleh para pedagang sekitar, belum lagi kutipan yang lainnya. Itu
membuat perasaan merekatidak nyaman berjualan disitu. Dinamika yang mereka
alami, membuat pergolakan pemikiran yang begitu kencang. Cara yang lebih baik
adalah dengan membayar iuran tersebut untuk menjaga stabilitas jualan mereka.
Berbagai cara yang mereka lakukan untuk bertahan hidup dengan berjualan di
depan Plaza Milenium.
Pada tahun 2006, pungutan liar sudah dihentikan. Masyarakat Pedagang
Kaki Lima berusaha berkomunikasi langsung dengan pihak pemerintah,
atau aksi yang dilakukan oleh organisasi kepemudaan. Maka dari itu, pemerintah
setempat berusaha menyelesaikan masalah tersebut. Agar masyarakat Pedagang
Kaki Lima dapat berjualan dengan kondusif tanpa adanya tekanan dari berbagai
pihak. Akhirnya, masyarakat Pedagang Kaki Lima membayar iuran bersama-
sama sebesar 7 ribu/hari untuk uang tendanya. Ditambah lagi, uang sampah 3
ribu/hari, uang listrik 2/hari dan uang keamanan 2 ribu/ hari. Dan pada tahun
2008, masyarakat Pedagang Kaki Lima sudah dapat memasang tenda pada
lapaknya untuk menghindari dan melindungi panasnya matahari dan terjadinya
hujan.
Disamping itu, untuk menjaga kelancaran dan kondusivitas usaha mereka,
mereka harus secara bersama-sama menjaga dan merawat lingkungan usaha yang
mereka tempati. Contohnya, satu bulan sekali mereka mengadakan gotong
royong bersama untuk membersihkan sampah yang berada di bawah lapak
mereka. Agar pelanggan merasa nyaman ketika menikmati makanan yang
disajikan oleh pemilik.
Dinamika kehidupan yang mereka alami ketika berjualan sangat
memprihatinkan. Proses dari awal sampai sekarang tidak begitu cepat. Ada
sesuatu hal yang harus mereka hadapi. Tapi, alhasil mereka dapat berjualan
dengan lancar dan tenang. Kalau bisa dikatakan, harapannya tidak pernah ada
penggusuran di daerah sini. Serta diperlukan tanggung jawab pemerintah untuk
masa depan Pedagang Kaki Lima. Karena sampai detik ini minimnya keperdulian
Pada tahun 2012, telah didirikan usaha makanan yaitu nasi padang yang
berlokasi di Jalan Kapten Muslim, tepatnya di trotoar depan Plaza Milenium.
Pada awalnya, pemilik beniat berjualan dikarenakan untuk mengisi kekosongan
waktu yang ada. Pemilik awalnya mengetahui informasi bahwa salah satu tempat
ada yang dikosongkan karena pemilik tempatnya tidak berjualan lagi. Kemudian
tanpa berpikir panjang pemilik langsung berkomunikasi dengan pemilik tempat
tersebut. Dan mulai merencanakan usaha apa yang akan dibuat dan
dikembangkan. Ini merupakan kesempatan yang penting bagi pemilik, melihat
kondisi tempat yang begitu strategis dan mudah dijangkau oleh pelanggan.
Pemilik berpikir bahwa tempat tersebut akan dijadikan tempat usaha nasi padang.
Karena pemilik pernah juga sebelumnya berjualan nasi di dekat rumah. Tetapi
tidak berjalan dengan maksimal karena kesepian pembeli.
Berkaitan dengan meningkatnya persaingan, terjadi pula perubahan
perilaku konsumen yang dikarenakan banyaknya pilihan yang tersedia. Sehingga
semakin banyaknya tuntutan dari pihak konsumen baik mengenai kualitas, harga,
maupun mengenai pelayanan. Maka dari itu, pemilik dengan pemikiran yang
matang memutuskan berusaha mengembangkan usaha tersebut di tempat tersebut.
Dilihat dari segi segmentasi pasarnya, yang menjadi target penjualan oleh pemilik
adalah karyawan Plaza Mileniun, baik karyawan yang bekerja didalam toko Plaza
Milenium, pengunjung Plaza Milenium, masyarakat di sekitar lokasi penjualan
dan sebagainya. Ini menjadi sebuah langkah awal untuk mengembangkan usaha
dan menyusun strategi-strategi jitu untuk bersaing dengan usaha-usaha yang lain
Dilihat dari produk yang ditawarkan, nasi merupakan makanan sehari-hari
yang dikonsumsi. Apalagi kalau sudah jadwalnya makan siang nasi lah yang
menjadi solusi terbaik untuk dikonsumsi. Maka dari itu, pemilik berusaha
memahami dalam penentuan harga produk dan menjaga kualitas makanan dengan
baik danapa yang menjadi kebutuhan seorang pelanggan dalam produk tersebut.
Pastinya pemilik harus memahami pelanggan itu sebenarnya. Agar dapat
menunjang peningkatan penjualan secara berkesinambungan dan konsisten.
Adapun yang menjadi tawaran makanan yang disediakan oleh pemilik, yaitu nasi
ayam goreng, nasi ayam sambal, nasi ayam gulai, nasi rempala, nasi ikan mujair,
nasi ikan tongkol, nasi ikan gembung, nasi ikan lele, nasi ikan kakap, nasi udang,
nasi cumi-cumi, nasi telur dan nasi soto serta menu-menu lainnya. Diferensiasi
produk menjadi kunci untuk pelanggan dapat memilih menu yang diinginkan.
Dilihat dari segi pesaing, pedagang yang menjual nasi padang di sekitar
Pedagang Kaki Lima hanya satu yang menjual produk ini. Tetapi lokasi nya
berada diseberang Plaza Milenium. Dan ini yang sebenarnya menjadi keuntungan
bagi pemilik. Dalam situasi yang penuh dengan dinamika ini, manajemen usaha
harus dapat menciptakan usaha yang dapat memberikan pelayanan yang dapat
memuaskan pelanggan dan dalam saat yang bersamaan dapat pula bersaing
secara efektif dalam konteks lokal, regional bahkan dalam konteks global.
Dengan kata lain, suatu usaha kini dituntut untuk mengembangkan strategi yang
antisipatif terhadap kecenderungan baru guna mencapai dan mempertahankan
posisi bersaingnya.
Melihat kondisi perkembangan usaha nasi padang yang perlahan mulai
eksternal agar daya tarik konsumen untuk membeli lebih maksimal dan lebih
terukur.
4.1.2 Lokasi Perusahaan
Industri rumah tangga kuliner “Nasi Padang” berlokasi di depan Plaza
Millenium tepatnya diatas bahu jalan. Lokasi tersebut sudah menjadi tempat
pedagang kaki lima untuk berjualan. Pemilihan lokasi usaha sangat penting
karena dapat mempengaruhi kelangsungan usaha secara keseluruhan. Pemilihan
lokasi usaha didasarkan pada :
a. Bahan Baku
Lokasi usaha dekat dengan lokasi pembelian bahan baku sehingga
memudahkan pembelian bahan baku dan menjadi kualitas dari bahan baku itu
sendiri sebelum diolah.
b. Tenaga Kerja
Usaha kuliner Nasi Padang menggunakan tenaga kerja yang berasal dari
keluarga pemilik kuliner tesebut. Jumlah tenaga kerja ada lima (5) orang
termasuk pemilik kuliner tersebut.
c. Penjualan
Awal berdirinya industri rumah tangga ini berlokasi di daerah jalan
Kapten Muslim, Medan Helvetia. Tepatnya, didepan Plaza Millenium. Alasan
pemilihan lokasi yang juga terletak di kawasan Medan Helvetia merupakan salah
bekerja dan berkunjung di Plaza Millenium. Hal tersebut untuk memudahkan
pelanggan potensial yang banyak berasal dari daerah Medan Helvetia.
4.1.3 Struktur Organisasi
Dalam suatu usaha dibutuhkan suatu struktur organisasi dalam prosesnya
terdapat tingkatan wewenang dan tanggung jawab. Tingkat wewenang dan
tanggung jawab akan memudahkan pekerja dalam menjalankan dan
menyelesaikan pekerjaan.
Usaha kuliner yang diteliti yakni Usaha Nasi Padangtidak mempunyai
struktur organisasi yang mencolok seperti perusahaan besar pada umumnya. Hal
ini dikarenakan pada dasarnya Usaha kuliner Nasi Padangmerupakan salah satu
contoh kegiatan wirausaha. Sehingga pada pengelolaan usaha kerja baik dari
bidang pengawasan produksi, manajemen keuangan maupun rekrutmen karyawan
semuanya dikelola oleh pemilik. Pemilik dalam hal ini memliki hak penuh dalam
mengambil segala kebijakan operasional dan keputusan yang diterapkan di usaha
tersebut, begitu juga halnya peraturan-peraturan kerja yang akan diberikan
kepada karyawan atau pekerja.
Proses manajemen yang ada pada usaha kuliner yang diteliti yaitu Usaha
Nasi Padang sepenuhnya dikelola oleh pak Isneldi sebagai pemilik tunggal
kegiatan usaha ini. Sehingga dapat disebutkan bahwa selain sebagai pemilik
usaha, beliau juga menjadi pemimpin bagi karyawan yang bekerja di usaha
tersebut. Adapun 2 karyawan tetap yang bekerja di usaha itu hanya berfungsi
PRODUKSI
Struktur organisasi pada pedagang usaha Nasi padang dapat dilihat pada
bagan sebagai berikut :
Gambar 4.1
Tugas dan Tanggung Jawab :
a. Pemilik
1. Bertanggung jawab atas usaha secara keseluruhan
2. Membuat kebijakan usaha, secara umum maupun khusus
3. Memimpin, mengatur dan mengarahkan seluruh aktivitas yang ada dalam
usaha
b. Produksi
1. Bertanggung jawab akan pembelian bahan baku
2. Bertanggung jawab akan pengolahan bahan baku menjadi bahan jadi sampai
bahan tersebut di pasarkan
3. Memberi Laporan kepada pemilik mengenai hal-hal yang berkenaan dengan
produksi
c. Karyawan
1. Mencatat setiap pembelian yang terjadi
2. Memberikan pelayanan yang baik kepada konsumen
4.1.4 Personalia
Jumlah karyawan yang bekerja di industry rumah tangga kuliner Nasi
Padang berjumlah empat orang yang terdiri dari seorang pemilik, dua orang
karyawan bagian produksi dan satu orang karyawan bagian kasir. Sistem jam
kerja yang berlaku bagi karyawan berbeda dimana bagian produksi bekerja dari
pukul 05.00 wib sampai 10.00 wib, sedangkan bagian kasir bekerja dari pukul
10.00 wib sampai selesai.
4.1.5 Produk yang disajikan
Produk utama yang ditawarkan oleh rumah makan tentunya adalah
kelezatan makanan dan minuman yang ditawarkan. Hal ini merupakan hal yang
utama karena biasanya para pelanggan datang untuk menikmati kelezatan rasa
yang ditawarkan. Selain itu produk yang dijual tidak hanya rasa saja tetapi juga
menawarkan menu makanan yang bervariasi, yaitu : nasi padang, nasi kari dan
nasi soto.
4.1.6 Harga yang ditawarkan
Usaha kuliner Nasi Padang ini menawarkan harga bervariasi dan juga
bersaing dengan para pesaing. Selain itu harga yang ditawarkan juga dapat
dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat. Adapun harga untuk setiap menu
makanan Nasi Padang sebagai berikut:
MENU MAKANAN NASI PADANG
Menu Makanan Harga
Nasi Ayam Goreng Rp 8.000
Nasi Ayam Sambal Rp 8.000
Nasi Ayam Gulai Rp 8.000
Nasi Ikan Nila Rp 8.000
Nasi Ikan Kepala Nila/Asam Padeh Rp 10.000
Nasi Ikan Gembung Rp 8.000
Nasi Ikan Lele Rp 8.000
Nasi Ikan Dencis Rp 8.000
Nasi Cumi-Cumi Rp 10.000
Nasi Udang Rp 10.000
Nasi Ikan Mata Besar Rp 8.000
Nasi Telur Rp 7.000
Nasi Tempe Rp 7.000
Nasi Tahu Rp 7.000
Nasi Kari Rp 10.000
Nasi Soto Ayam Rp 10.000
Nasi Ikan Tongkol Rp 8.000
Nasi Ikan Kepala Tongkol/Asam Padeh Rp 10.000
Sumber Data : Usaha Kuliner Nasi Padang diolah, Tahun 2014
4.1.7 Kelompok usaha Pedagang Kaki Lima
Dilokasi tempat berjualan ada beberapa usaha makanan dan minuman
yang disajikan untuk penikmat kuliner didaerah tersebut, yakni :
Usaha Kedai Kopi dan Rokok
Usaha Nasi Padang
Usaha Nasi Goreng dan Mie Goreng
Usaha Bakso Ayam
Usaha Mie Ayam
Usaha Ayam Penyet
Usaha Es Campur
Usaha Siomay
Usaha Sate Padang
Usaha Bandrek
Usaha Es Kelapa
Usaha Pecel dan Lontong
Usaha Roti Bakar dan Hamburger
Usaha Jagung Bakar
4.2. Penyajian Data
Pada bab ini penulis akan menyajikan data yang diperoleh dari lapangan
sewaktu melaksanakan penelitian. Berdasarkan metode penelitian yang telah
ditentukan sebelumnya, penulis menggunakan metode penelitian kualitatif
dengan menggunakan teknik wawancara (interview) dan pengamatan langsung
(observasi). Wawancara dan observasi dilakukan sebagai salah satu cara untuk
memperoleh data primer dari sebuah penelitian. Maka hasil penelitian (data) yang
diperoleh berupa hasil wawancara mendalam (in-depth interview) kepada satu
informan kunci, satuinforman utama serta pelanggan kuliner pedagang kaki lima
sebagai informan tambahan untuk itu hasil observasi akan dideskripsikan ke
Berikut tabel data dari Informan dalam penelitian ini :
Tabel 1. Identitas Informan
Nama Jabatan
Tingkat
Pendidikan
Status
Isneldi Pemilik Kuliner ‘Nasi
Padang’
SMA Informan Kunci
Ridhatul Hayati Karyawan Kuliner ‘Nasi
Padang’
SMA Informan Utama
Sumber Data : Usaha Kuliner Nasi Padang diolah, Tahun 2014
Informan tambahan yaitu pelanggan Kuliner Nasi Padang Pedagang Kaki Lima
dan Masyarakat umum yang terdiri dari beberapa orang :
1. Rini
2. Natalia
3. Dwi
Wawancara mendalam yang dilakukan dengan menggunakan pedoman
wawancara (pertanyaan) yang berdasarkan pada defenisi konsep, sehingga tetap
terstruktur dan menyentuh pada permasalahan penelitian. Berikut akan disajikan
4.2.1. Data berkaitan dengan Strategi pelayanan pelanggan
Penulis memandang pelayanan pelanggan berdasarkan upaya dari usaha
dalam membangun sistem keterbukaan informasi dan menjalin hubungan
emosionalitas dengan pelanggan. Untuk mengetahui strategi Pedagang Kuliner
Nasi Padang dalam melakukan aktivitas pelayanan pelanggan, maka penulis
mengajukan pertanyaan sebagai berikut :
1. Pertanyaan : Apa cara yang anda lakukan untuk menjalin hubungan dengan pelanggan makanan?
Hasil wawancara dengan Bapak Isneldi selaku Pemilik Kuliner Nasi Padang, ia
mengatakan :
“ kalau itu, yang pastinya saya sebagai pemilik member arahan untuk anggota
saya apabila ada calon pembeli atau pelanggan, langsung ditawarkan menu
makanan yang ada. Misalnya : ayo, sini-sini bang/kakak, ada nasi padang. Atau
ketika keluar dari plaza millennium atau memparkirkan kereta nya didepan
gerobak kami. Kami langsung memanggil mereka untuk makan ditempat kami.
Tawarkan dengan lembut. Setelah itu, mereka datang usahakan langsung
ditawarkan duduk lalu mulai cakap-cakap seolah-olah kita sudah pernak kenal.
Buat mereka seakan-akan mereka adalah raja. Karena, mereka adalah bagian
terpenting dalam usaha saya ini. Dan juga, kalau lagi lenggang, sempatkan
berbicara dengan pelanggan yang sedang makan. Sampai akhir juga, apabila
pelanggan sudah membayar makanannya. Diwajibkan bagi kami, untuk
mengucapkan terimakasih dan jangan lupa kembali kesini lagi. Intinya dari awal
Hasil wawancara dengan Saudari Ridhatul Hayati selaku Karyawan Kuliner Nasi
Padang, ia mengatakan :
“menurut saya, sederhana aja sih. Saya punya pengalaman pribadi. Ketika saya
sedang membungkus nasi, saya sempatkan beramah tamah dengan pelanggan
atau calon pembeli. Dengan bercakap-cakap ringan dan bersikap akrab, saya
akan mengenal lebih apa yang dibutuhkan seorang pelanggan”.
Peneliti menganalisa dari hasil wawancara tersebut, bahwa Menurut
Sugiarto (dalam Majid 2011:34), pelayanan adalah suatu tindakan yang dilakukan
untuk memenuhi kebutuhan orang lain (konsumen, pelanggan, tamu,
penumpang, klien, pembeli,pasien, dan lain-lain) yang tingkat pemuasannya
hanya dapat dirasakan oelh orang yang melayani maupun dilayani.
Bapak Isneldi sebagai pemilik melakukan suatu upaya strategi dengan
memberikan arahan kepada karyawannya untuk melayani pelanggan atau calon
pelanggan dengan semaksimal mungkin. Dan juga, saudari Ridhatul Hayati
selaku karyawan menangkap apa yang menjadi arahan dan harapan dari pemilik.
Sebuah pengalaman yang telah disampaikan menjadi sebuah strategi untuk
melayani pelanggan.
2. Pertanyaan : Menurut anda, apakah strategi pelayanan pelanggan itu penting?
Hasil wawancara dengan Bapak Isneldi selaku Pemilik Kuliner Nasi Padang, ia
. “ bagi saya, itu penting. Karena, untuk memaksimalkan usaha saya, kami harus
melayani pelanggan dengan maksimal. Dan bagi saya, pelanggan bagian
terpenting bagi usaha saya. Tinggal, bagaimana saya menyusun cara untuk
menarik perhatian pelanggan. Intinya, itu penting”.
Saudari Ridhatul Hayati juga menambahkan terkait hal ini, ia mengatakan :
“saya rasa sih penting. Apa yang saya alami itu membuat saya dengan
pelanggan terasa akrab. Bukan hanya dari kualitas makanan saja, tetapi saya
harus seperti apa yang saya katakana tadi. Banyak manfaat yang didapatkan.
Apalagi, pelanggan tersebut bekerja di Plaza Milenium. Saya pun bisa
bertanya-tanya ketika saya membutuhkan sesuatu.
Peneliti menganalisa dari hasil wawancara tersebut, bahwa menurut
Danang Sunyoto setiap usaha dalam mempertahankan pelanggan tidak hanya
ingin memperbaiki hubungan dengan mitranya, tetapi mereka juga ingin
membangun ikatan dan loyalitas yang lebih kecil dengan pelanggan akhirnya.
Tugas menciptakan kesetian pelanggan ini disebut pemasaran berwawasan
hubungan.
Pemilik dan karyawan menyadari strategi pelanggan itu penting dan
harus. Karena, itu akan menarik calon pelanggan dan pelanggan untuk membeli
makanan tersebut. Hanya saja, diperlukan strategi yang lebih kreatif dan
3. Pertanyaan : Apakah pernah terjadi komplain pelanggan dengan pelayanan yang kurang baik?
Hasil wawancara dengan Bapak Isneldi selaku Pemilik Kuliner Nasi Padang, ia
mengatakan :
“ kalau itu sih, pernah terjadi. Seperti sewaktu pelanggan memesan nasi padang.
Lalu, si pelanggan pergi mencari makanan lain ditempat lain. kembalinya si
pelanggan, mana bang nasi nya, lalu anggota saya bilang, aduh kak, belum
dibuat. Tadi lagi rame pembeli. Lantas, pelanggan tadi tidak jadi memesan,
langsung meninggalkan tempat. Dan juga pernah terjadi, sewaktu pelanggan
makan, ada tikus lewat disekitar bawah meja. Lalu, si pelanggan buru-buru
memakan makananya. Lalu langsung pergi dari tempat tersebut”.
Saudari Ridhatul Hayati juga menambahkan terkait hal ini, ia mengatakan :
“seingat saya pernah. Ketika saya sedang melayani pelanggan yang sedang
membeli nasi untuk dibungkus. Lalu, datang calon pelanggan yang ingin makan
ditempat. Karena terlalu lama saya menyajikan makanan tersebut, calon pembeli
tersebut pergi meninggalkan tempat.
Peneliti menganalisa hasil wawancara tersebut, bahwa menurut Kasmir
(2008 : 281), sifat-sifat pelanggan yang harus dikenal :
1. Pelanggan dianggap sebagai raja
2. Mau dipenuhi keinginan dan kebutuhannya
4. Pelanggan mau diperhatikan
5. Pelanggan merupakan sumber pendapatan
Pemilik dan kayawan kurang melihat hal-hal yang seharusnya tidak boleh
dilupakan. Seperti yang dikatakan mereka, itu akan membuat calon pelanggan
atau pelanggan kecewa. Dan akibatnya itu akan mengurangi minat beli dan
mengurangi tingkat penjualan
4.Pertanyaan : Apakah pelayanan yang dilakukan dapat mempengaruhi ketertarikan pelanggan untuk kembali datang?
Hasil wawancara dengan Bapak Isneldi selaku Pemilik Kuliner Nasi Padang, ia
mengatakan :
“itu tentu, karena pelanggan merupakan bagian dari usaha kami dan pastinya,
itu akan menambah pendapatan usaha saya. Sekarang, bagaimana mengemas
semenarik mungkin serta strategi yang matang untuk menarik minat pelanggan
untuk membeli makanan di usaha kuliner saya”.
Saudari Ridhatul Hayati juga menambahkan terkait hal ini, ia mengatakan :
“menurut saya penting. Karena itu akan berhubungan dengan pemasukan yang
kami dapatkan. Makanya itu, saya berusaha semaksimal mungkin untuk melayani
pelanggan dengan baik”.
Peneliti menganalisa hasil wawancara tersebut, bahwa menurut Nasution
memenuhi standar kualitas tertentu dank arena akan memberikan pengaruh pada
performa organisasi.
Pemilik dan karyawan menyadari bahwa pelayanan dapat mempengaruhi
ketertarikan pelanggan untuk kembali datang. Hanya saja bagaimana supaya
calon pelanggan atau pelanggan untuk kembali datang diperlukan pemikiran
bersama dan bekerja sama untuk hal itu.
5. Pertanyaan : Apa yang menjadi kendala dalam pelayanan pelanggan?
Hasi wawancara dengan Bapak Isneldi selaku Pemilik Kuliner Nasi Padang, ia
mengatakan :
“untuk sekarang ini, kendala saya dikekurangan anggota diusaha saya ini.
Anggota itu penting untuk melayani pelanggan. Yang jaga kede saja ada dua
orang. Itupun masih kurang. Karena ada yang membungkus nasi, menyajikan
makanan, mencuci piring dan lain-lain. itu yang menjadi kendala. Kedepan, itu
menjadi proyeksi saya untuk memajukan usaha saya tersebut”.
Saudari Ridhatul Hayati juga menambahkan terkait hal ini, ia mengatakan :
“kalau ditanya ini, mungkin saya sendiri mengalami kewalahan melayani
pelanggan. Seperti yang saya katakana tadi. Yah, itupun tergantung bapak
Isneldi bagaimana menyelesaikan masalah itu. Saran saya sih, cari karyawan
baru lah”.
Peneliti menganalisa hasil wawancara tersebut, menurut Supranto
(2001:47), bahwa perusahaan yang memberikan pelayanan yang baik akan
pelanggan ataupun konsumen. Jika perusahaan dapat mengendalikan tujuannya
untuk mendukung pelanggan, maka perlu memahami faktor-faktor yang
mempengaruhi intensitas layanan.
Pemilik dalam pemikirannya harus menyelesaikan masalah-masalah yang
ada diusaha tersebut. Dalam hal ini, pemilik harus mencari karyawan tambahan
agar kinerja karyawan lebih efektif dan efisien.
6. Pertanyaan : Siapa yang menjadi pelanggan kuliner Nasi Padang pada umumnya?
Hasil wawancara dengan Bapak Isneldi selaku Pemilik Kuliner Nasi Padang, ia
mengatakan :
“untuk sampai saat ini, pastinya karyawan yang bekerja di plaza millennium dan
juga, masyarakat yang ditinggal didaerah tempat jualan saya lah”.
Saudari Ridhatul Hayati juga menambahkan terkait hal ini, ia mengatakan :
“sekarang ini, yang menjadi perhatian kami adalah karyawan yang bekerja di
plaza millennium, pengunjung plaza millennium, dan masyarakat yang tinggal
didaerah tempat jualan kami”.
Peneliti menaganalisa hasil wawancara tersebut, menurut Nasution (dalam
majid 2011:12) ada tiga jenis pelanggan dalam kualitas modern yaitu : Pelanggan
internal, Pelanggan antara, dan Pelanggan Eksternal. Pemilik lebih fokus dalam
penjaringan calon pelanggan dan pelanggan di sekitar tempat jualan. Dan juga,
7. Pertanyaan : Apa yang menjadi ketertarikan pelanggan pada kuliner Nasi Padang anda?
Hasil wawancara dengan Bapak Isneldi selaku Pemilik Kuliner Nasi Padang, ia
mengatakan :
“ya, mungkin harga makanannya, tempatnya dekat dan juga kualitas makanan
tidak kalah dengan yang sudah terkenal. Yang pastinya, itu menjadi masukan
bagi saya untuk meningkatkan usaha saya lagi”.
Saudari Ridhatul Hayati juga menambahkan terkait hal ini, ia mengatakan :
“tentunya harga dan kualitas makanannya. Serta yang paling penting
pelayanannya lebih ditingkatkan lagi”.
Peneliti menganalisa hasil wawancara tesebut, menurut Tjiptono
(2005:35) bahwa kualitas pelayanan merupakan tingkat kesempurnaan yang
diharapkan dan pengendalian atas kesempurnaan tersebut untuk memenuhi
keinginan pelanggan. Dalam hal ini, bisa dilihat pemilik berfokus pada upaya
pemenuhan kebutuhan dan keinginan pelanggan serta ketepatan penyampaiannya
untuk mengimbangi harapan pelanggan.
4.2.2. Data berkaitan dengan Lingkungan Usaha
Pada sub bab ini penulis akan menyajikan data terkait dengan tindakan
dan persepsi Kuliner Nasi Padang serta yang membedakan dengan
kuliner-kuliner lain secara internal, untuk itu penulis mengajukan beberapa pertanyaan
8. Pertanyaan : Apa yang membedakan kuliner Nasi Padang dengan kuliner yang lainnya?
Hasil wawancara dengan Bapak Isneldi selaku Pemilik Kuliner Nasi Padang, ia
mengatakan :
“yang membedakan, hanya jenis makanan nya saja. Dari beberapa kuliner yang
berjualan seperti usaha saya hanya ada dua. Dan juga, posisi tempat saya
berjualan sangat strategis. Sedangkan yang satunya lagi, berada jauh di pintu
keluar plaza millennium. Itu yang menjadi kesempatan saya untuk menarik
pelanggan agar membeli kuliner di tempat saya”.
Peneliti menganalisa hasil wawancara tersebut, menurut Hari Purnomo
(1996:20-21) analisis lingkungan merupakan proses awal dalam manajemen
strategi yang bertujuan untuk memantau lingkungan perusahaan. Secara garis
besar analisis lingkungan mencakup analisis lingkungan internal dan eksternal.
Lingkungan internal mencakup analisis mengenai analisis mengenai sumber
daya, kapabilitas serta kompetensi inti yang dimilikinya sedangkan lingkup
eksternal mencakup lingkungan umum dan industri.
Diawal pemilik mencoba melihat peluang untuk membuka usaha didepan
plaza milenium. Dan juga, usaha nasi padang belum ada yang berjualan di tempat
tersebut. Maka dari itu, pemilik berinisiatif memanfaatkan peluang yang ada.
Serta melakukan idea tau strategi untuk memaksimalkan usahanya tersebut.
Hasil wawancara dengan Bapak Isneldi selaku Pemilik Kuliner Nasi Padang, ia
mengatakan :
“menurut saya, yang menjadi kekuatan terbesar saya adalah tempat saya berada
didekat pintu keluar Plaza Milenium. Jadi, orang-orang yang keluar dari Plaza
itu dan yang ingin mencari makanan pastinya mereka akan berjumpa langsung
dengan jualan saya. Dan juga, saya mempunyai anggota yang siap memanggil
orang-orang yang akan keluar dari plaza millennium. Disamping itu, yang
menjual nasi padang seperti saya hanya dua pedagang saja. Itupun, pedagang
nasi padang yang lain berada jauh dari pintu keluar plaza millennium. Ini yang
menjadi kesempatan dan peluang untuk membuka usaha ini. Dan, pesaing saya
pun ada juga berada diseberang ditempat saya jualan. Orangpun, tidak usah
capek menyeberang membeli nasi. Sudah ada warung nasi berjualan disini. Saya
jamin tidak akan kecewa dan tidak kalah saing dengan rumah makan di seberang
jalan”.
Peneliti menganalisa hasil wawancara tersebut, pemilik memanfaatkan
peluang tempat atau lokasi yang strategis. Tepatnya didekat pintu keluar atau
gerbang keluar dari lingkungan plaza milenium. Ini menjadi sebuah usaha
pematangan dalam mengembangkan usaha tersebut. Hanya saja, pemilik
mencoba untuk melakukan suatu usaha yang mendukung dengan kondisi lokasi
tersebut.
10. Pertanyaan : Bagaimana pengelolaan usaha yang anda lakukan?
Hasil wawancara dengan Bapak Isneldi selaku Pemilik Kuliner Nasi Padang, ia
“saya kelola dengan teliti dan semaksimal mungkin. Mulai dari persiapan
sampai ke penjualan. Saya tidak mau pelanggan kecewa, tapi seiring, ada juga
pelanggan yang merasa mengeluh. Seperti : kelamaan menunggu dsb. Itu
menjadi masukan positif bagi usaha saya. Usaha saya ini sudah dua tahun lebih.
Serta harus mencari kualitas bahan yang baik agar kualitas makanan saya tidak
kalah saing dengan rumah makan yang ada diseberang”.
Peneliti menganalisa hasil wawancara tersebut, pemilik mengelola usaha
tersebut sesuai peluang yang ada. Ditambahkan lagi dengan manajemen strategis
dan pengelolaan sumber yang ada menjadi suatu keutuhan dalam menjalankan
usaha tersebut.
11. Pertanyaan : Apa yang anda lakukan agar lingkungan usaha tetap terjaga?
Hasil wawancara dengan Bapak Isneldi selaku Pemilik Kuliner Nasi Padang, ia
mengatakan :
“sewaktu pelanggan sudah selesai makan, harus dibersihkan. Dan, sayapun
sudah bayar iuran wajib tiap hari untuk kebersihan, jadi, saya tidak perlu
capek-capek membersihkannya ketika saya pulang. Sudah ada yang membersihkannya.
Dan juga, ini dilakukan supaya pelanggan merasa nyaman untuk makan disini.
Apalagi usaha saya ini, berdiri diatas saluran pembuangan. Maka dari itu, setiap
bulan kami melakukan gotong royong untuk membersihkan lapak berjualan kami.
Tapi, yang sering menjadi permasalahan. Sering ada bangkai tikus di lingkungan
Peneliti menganalisa hasil wawancara tersebut, pelayanan yang baik akan
menghasilkan sesuatu yang baik pula untuk penegembangan usaha tersebut. Dari
segala segi seperti bagaimana membuat calon pelanggan dan pelanggan tetap
nyaman dalam menikmati produk yang dibeli. Dengan cara membersihkan lokasi
tersebut itu merupakan langkah pelayanan yang baik.
12. Pertanyaan : Bagaimana cara anda mengatur tata letak usaha anda ?
Hasil wawancara dengan Bapak Isneldi selaku Pemilik Kuliner Nasi Padang, ia
mengatakan :
“saya menggunakan gerobak dorong. Dari rumah gerobak itu didorong sampai
ditempat lapak berjualan saya. Harus diatur sebaik mungkin sesuai kondisi luas
lapak yang ada. Mulai dari : jalan pelanggan masuk, dimana pelanggan duduk,
dan dimana tempat pelanggan untuk membayar makanan. Itu yang menjadi
penting, agar pelanggan tidak dikecewakan. Walaupun, tempat kami tidak seluas
dan sebagus rumah makan, kami harus menatanya dengan baik. Sesulit apapun
itu, saya harus memikirkan cara menarik minat pelanggan dengan kondisi yang
ada. Bisa dikatakan serba sederhana. Tapi, yang menjadi pikiran saya adalah
lokasi untuk parkir calon pembeli dan pelanggan saya sebenarnya. Tidak ada
jarak atau ruang parkir dikarenakan didepan gerobak saya, ada pangkalan
tukang becak. Terlalu dekat tukang becak memangkalkan becaknya dengan
gerobak saya. Itu membuat, calon pembeli dan pelanggan saya bingung
memarkirkan keretanya. Ujung-ujungnya, ada juja yang tidak jadi membeli
Peneliti menganalisa hasil wawancara tersebut, analisis lingkungan akan
memberikan gambaran tentang kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman bagi
usaha yang diperoleh dari analisis SWOT. Pemilik melihat permasalahan yang
ada dan menjadi ancaman bagi usaha pemilik. Dengan kondisi tidak ada ruang
bagi calon pelanggan atau pelanggan untuk memarkirkan kendaraan itu
menghambat proses penjualan. Dan akhirnya, calon pelanggan dan pelanggan
mengurungkan niatnya untuk membeli produk tersebut.
13. Apa yang menjadi ancaman terbesar bagi usaha anda ?
Hasil wawancara dengan Bapak Isneldi selaku Pemilik Kuliner Nasi Padang, ia
mengatakan :
“menurut saya, rumah makan yang ada diseberang yang menjadi ancaman
usaha saya. Tapi saya tidak takut. Karena, saya mempunyai kualitas makanan
yang tidak kalah saing dengan rumah makan itu. Dan, lokasi lapak saya pun,
mudah terjangkau oleh pembeli. Dan, satu lagi apabila lapak ini digusur, saya
tidak bisa berjualan lagi. Tapi, karena ada iuran wajib, pikiran saya lebih tenang
sekarang. Mengingat, usaha saya baru berumur dua tahun lebih”.
Pemilik menganalisa hasil wawancara tersebut,pemilik mengatur
formulasi strategi untuk meminimalisir anacaman yang ada. Agar apa yang
menjadi harapan pemilik menjadi kenyataan serta pemilik merasa terjaga dalam
4.2.3. Data berkaitan dengan Penjualan
14. Bagaimana tingkat penjualan produk anda setiap harinya? Dan bagaimana target penjualan setiap bulannya?
Hasil wawancara dengan Bapak Isneldi selaku Pemilik Kuliner Nasi Padang, ia
mengatakan :
“saya sudah berjualan nasi sudah dua tahun lebih. Banyak naik dan turunnya
berjualan nasi padang ini. Terkadang ramai dan terkadang pula sepi. Terkadang
untung dan terkadang pula rugi pun rugi. Karena, saya jualan untuk memenuhi
kebutuhan hidup keluarga. Yah, bisa dikatakan balek modal pun syukur
alhamdullilah. Untuk tingkat penjualan, untuk saat ini, tidak berharap banyak.
Untung syukur dan rugi pun disyukuri. Apalagi target setiap bulannya pasti ada.
Tapi saya, harus berusaha keras untuk memajukan usaha saya ini”.
Peneliti menganalisa hasil wawancara tersebut,penjualan adalah interaksi
antara individu saling bertemu muka yang ditujukan untuk menciptakan,
memperbaiki, menguasai atau mempertahankan hubungan pertukaran sehingga
menguntungkan bagi pihak lain. Penjualan dapat diartikan juga sebagai usaha
yang dilakukan manusia untuk menyampaikan barang bagi mereka yang
memerlukan dengan imbalan uang menurut harga yang telah ditentukan atas
persetujuan bersama.
Pemilik masih pada tahapan untuk melangsungkan kehidupan. Naik dan
turunnya tingkat penjualan menjadi permasalahan setiap harinya. Seharusnya,
kemampuan usaha dalam menjual produknya menentukan keberhasilan dalam
mencari keuntungan, apabila usaha tersebut tidak mampu menjual maka akan
mengalami kerugian.
15. Strategi apa yang dilakukan ketika target penjualan anda tidak atau belum tercapai?
Hasil wawancara dengan Bapak Isneldi selaku Pemilik Kuliner Nasi Padang, ia
mengatakan :
“tentunya, saya akan mengevaluasi setiap harinya. Apalagi masukan dari
pelanggan. Itu menjadi masuka positif bagi usaha saya. Seperti keluhan
pelanggan mengenai kelamaan penyajiaan. Dan itu, setiap harinya harus
ditingkatkan lebih maksimal lagi”.
Peneliti menganalisa hasil wawancara tersebut, penjualan secara konkrit
adalah upaya menjual suatu barang atau jasa. Semakin pandai seseorang untuk
menjual semakin cepat pula mencapai sukses dalam tugas-tugasnya, sehingga
tujuan yang diinginkan akan segera terlaksana. Dalam segala bidang dan
tingkatan, diperlukan pula sebuah taktik penjualan agar pelayanan yang diberikan
kepada orang lain dapat memberikan kepuasan. Dengan kepuasan ini diharapkan
mereka dapat menjadi langganan, yang dapat menunjang meningkatnya
penjualan.
Pemilik memanfaatkan kesalahan dan masukan dari calon pelanggan dan
16. Faktor apa yang menyebabkan penurunan atau fluktuasi tingkat penjualan?
Hasil wawancara dengan Bapak Isneldi selaku Pemilik Kuliner Nasi Padang, ia
mengatakan :
“menurut saya, ketika bulan tua. Terkadang kurang maksimal membeli makanan
diakhir bulan. Maka dari itu, disetiap tanggal diatas 20 atau akhir bulan saya
libur selama 2 hari. Dan juga, dari pelayanan yang diberikan. Pastinya, perlu
ada evaluasi. Apalagi, pesaing saya ada diseberang jalan”.
Peneliti menganalisa hasil wawancara tersebut, evaluasi yang dilakukan
pemilik menjadi masukan bersama-sama. Bukan hanya kondisi di internal calon
pelanggan dan pelanggan yang dilihat tetapi kondisi internal usaha tersebut juga
dilihat. Faktor di internal pemilik yang seharusnya menjadi pusat perhatian dan
pusat pemikiran pemilik.
17. Kegiatan apa yang anda lakukan untuk meningkatkan penjualan produk makanan kepada pelanggan?
Hasil wawancara dengan Bapak Isneldi selaku Pemilik Kuliner Nasi Padang, ia
mengatakan :
“tentunya, memberikan nasehat kepada anggota bagaimana cara melayani
pelanggan dengan baik. Dan juga, meningkatkan pelayanan dengan cara
memahami apa yang dibutuhkan pelanggan. Mulai dari kualitas makanan
sampai pelayanannya. Agar pelanggan merasa puas. Dan, kegiatan yang biasa
kenal menjadi kenal. Seolah-olah mereka sudah menjadi bagian terpenting dari
usaha ini”.
Peneliti menganalisa hasil wawancara tersebut, menurut Swasthu
(2001:171-175), dalam penjualan terdapat beberapa standar kinerja guna menjaga
stabilitas penjualan dalam perusahaan. Standar kerja yang dipakai dapat
digolongkan menjadi dua yaitu standar kerja kuantitatif dan standar kerja kerja
kualitatif. Standar kerja kuantitatif termasuk kuota, rasio biaya penjualan, rasio
marjin kotor atau laba bersih territorial, wilayah pangsa pasar, kunjungan per
hari, rasio kunjungan pesanan, biaya rata-rata per kunjungan dan jumlah pesanan
rata-rata. Sedangkan criteria standar kerja kualitatid termasuk kondisi fisik dan
mental, keinginan untuk menjual dan kerjasama.
Pemilik melakukan usaha dengan memberikan nasehat kepada karwayan
tidaklah cukup. Seharusnya, pemilik harus merubah pola atau formulasi strategi
yang baru. Agar penjualan makanan lebih maksimal.
18. Pada saat kapan penjualan mengalami peningkatan dan penurunan?
Hasil wawancara dengan Bapak Isneldi selaku Pemilik Kuliner Nasi Padang, ia
mengatakan :
“pada saat hari libur, penjualan mengalami sedikitnya peningkatan dan
mengalami sedikit penurunan pada hari biasanya. Pastinya, tidak bisa ditentukan
tergantung kondisi.
Peneliti menganalisa hasil wawancara tersebut, pemilik hanya berasumsi
kondisi pasar ramai dan sepi. Kalau itu yang menjadi targetan penjualan dari
pemilik maka akan mengalami kerugian.
4.2.4. Data berkaitan dengan Persepsi Pelanggan
19. Apa yang anda pahami mengenai Pedagang Kaki Lima?
Hasil wawancara dengan Saudari Rini selaku pelanggan Kuliner Nasi Padang, ia
mengatakan :
“kalau saya sih, pedagang kaki lima itu orang yang berjualan dipinggir jalan
yang menjual barangnya ke orang-orang sekitar. Dan, banyak orang itu
berjualan dengan menggunakan gerobak dorong”.
Saudari Natalia selaku masyarakat umum juga menambahkan terkait hal ini, ia
mengatakan :
“pedagang kaki lima, orang yang berjualan dipinggir jalan”.
Peneliti menganalisa hasil wawancara tersebut, pemahaman yang
disampaikan tersebut menjadi perhatian yang penting bagi pedagang kaki lima
serta menjadi kebutuhan calon pelanggan dan pelanggan.
20. Mengapa anda memilih untuk membeli produk kuliner Nasi Padang?
Hasil wawancara dengan Saudara Rini selaku pelanggan Kuliner Nasi Padang, ia
mengatakan :
“kalau saya, kalau lapar harus makan nasi. Dan, saya tidak perlu capek-capek
membeli nasi jauh-jauh. Kan, didepan Plaza Milenium ada warung nasi padang.
09.00 pagi sudah harus gerak kerja. Kan, saya pagi-pagi tidak sempat masak
sarapan. Jadi, saya sempat membeli nasi padang. Karena pukul 10.00 pagi
bapak itu sudah buka dan tutupnya pun sampai malam”.
Saudara Dwi selaku pelanggan pelanggan kuliner Nasi Padang juga
menambahkan terkait hal ini, ia mengatakan :
“kebetulan saya juga berjualan di sini. Saya jualan es campur disini. Ketika
lapar, saya memesan nasi soto. Nasi soto menjadi makanan kesukaan saya. Dan,
sotonya pun enak”.
Peneliti menganalisa hasil wawancara tersebut, mereka merasakan
kenikmatan produk yang mereka beli. Dan, itu menjadi kebutuhan yang penting
bagi mereka.
21. Keuntungan apa saja yang ditawarkan pemilik kuliner Nasi Padang kepada anda?
Hasil wawancara dengan saudara Rini selaku pelanggan Kuliner Nasi Padang, ia
mengatakan :
“keuntungannya, makanan kesukaan saya, makanannya ada disitu lauknya. Jadi,
tiap hari, makanan kesukaan saya ada setiap hari. Saya selalu beli nasi pakai
ayam sambal. Apalagi, sambalnya itu rasanya pas dilidah saya dan terasa
nikmat kalau nasi nya panas. Tapi terkadang, kalau saya beli nasi ketika malam
hari, nasinya itu sudah tidak panas lagi. Tapi, karena ada sambalnya, terasa
Peneliti menganalisa hasil wawancara tersebut, bahwa pelanggan
mendapatkan kepuasan dari produk tersebut. Tetapi, pelanggan tersebut pernah
mengeluhkan kelemahan diusaha tersebut. Dan itu, seharusnya menjadi perhatian
pemilik untuk mencari solusi dari permasalahan tersebut.
22. Bagaimana pelayanan yang diberikan pemilik kuliner Nasi Padang?
Hasil wawancara dengan saudara Rini selaku pelanggan Kuliner Nasi Padang, ia
mengatakan :
“saya sih, kalau ditanya ini, ya lumayanlah. Karena saya memerlukan itu. Dan,
saya pun, sering cerita-cerita dengan pemilik warung nasi itu. Kalau bisa
nasinya panas sampai malam hari, lauknya diperbannyak dan apalagi
sambalnya, harus diperbanyak lagi, dan, yang penting, sudah bisa lah tambah
anggota untuk melayani pelanggan dengan cepat.
Peneliti menganalisa hasil wawancara tersebut, tanggapan yang diberikan
pelanggan adalah masukan dan positif bagi usaha itu artinya pelanggan sudah
menjadi pelanggan yang baik.
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian
4.3.1 Strategi Pelayanan Pelanggan
Menurut Danang Sunyoto, setiap usaha dalam mempertahankan
pelanggan tidak hanya ingin memperbaiki hubungan dengan mitranya, tetapi
mereka juga ingin membangun ikatan dan loyaliyas yang lebih kecil dengan
Dalam usahan nasi padang ini, sesuai dengan data yang didapat
dilapangan, bahwa usaha ini dalam hal strategi pelayanan pelanggan masi bersifat
otodidak, bukan berdasarkan pada teori-teori yang berkaitan dengan strategi
pelayanana pelanggan.
Usaha nasi padang ini belum memiliki strategi-strategi yang dapat
diaplikasikan dengan keadaan usaha. Seperti pada cara melayani pelanggan,
usaha nasi padang hanya mengajak calon pembeli untuk datang ke tempat usaha
dengan cara memanggil.
Dari sisi pelayanan, sistem pelayanan yang ada di usaha nasi padang ini
masih standar seperti di tempat usaha kaki lima lainnya. Tidak ada hal lain yang
dapat menjadi daya tarik lebih dibandingkan pesaing sejenis yang berdekatan.
Padahal hal ini dapat menjadi kelebihan utama di usaha nasi padang ini.
Misalnya, dengan menyajikan tempat makan yang lebih higienis dan lebih
nyaman. Sehingga pelanggan dapat dengan santai menyantap makanan yang
disajikan tanpa harus merasa risih dengan usaha yang berkonsep pedagang kaki
lima ini.
Selain itu, sang pemilik dapat menanyakan kepada pembeli tentang
bagaimana rasa dari makanan tersebut. Apakah ada yang masih kurang atau
sudah sesuai yang pelanggan harapkan. Jika ada saran, hendaknya saran tersebut
diterima dengan senang hati oleh pemilik sebagai perbaikan perkembangan
Produk-produk yang dihasilkan pada Usaha Nasi Padang merupakan
barang yang didalam proses pembuatannya membutuhkan keahlian memasak.
Keahlian memasak yang dimiliki oleh istri pemilik digunakan untuk membuat
produk tetap berada pada kualitas yang baik. Salah satu strategi yang dilakukan
pemilik usaha untuk menjaga mutu produknya antara lain dengan memperbanyak
menu makanan baik dari segi bentuk maupun tampilannya.
Melalui langkah ini, konsumen mendapatkan kesempatan untuk memilih
produk sesuai dengan selera yang mereka inginkan. Walaupun produk yang dijual
sejenis tetapi dari segi bentuk maupun tampilan dibuat sedemikian rupa berbeda.
Variasi produk yang dilakukan mampu untuk menunjang penjualan yang
tentunya akan meningkatkan produksi.
Pemilik seharusnya lebih memperbanyak menu makanan yang ada. Agar
calon pelanggan dan pelanggan tertarik untuk mencobanya. Sehingga, mereka
tidak merasa bosan untuk membeli makanan itu. Dan itu, akan meningkatkan
penjualan.
Harga produk yang ditetapkan pada Usaha Nasi Padang tetap
memperhatikan pada aspek-aspek yang mempengaruhi nilai jualnya. Harga yang
sudah sesuai membuat konsumen mampu untuk mencapai daya beli terhadap
produk yang dijual. Strategi yang diterapkan pemilik yaitu dengan menetapkan
harga sesuai dengan kualitas produk yang dijual.
Kualitas produk dapat dilihat dari menu makanan yang baik dan hasil
produk yang dibuat menarik dari segi desainnya. Penetapan harga yang sesuai
stabilitas penjualan barang sehingga target keuntungan yang ingin dicapai dapat
terlaksana. Hal ini juga akan mempengaruhi pengembangan produksi agar tetap
mengalami peningkatan.
Terakhir, dengan memberi ucapan terima kasih kepada pelanggan dan
memberi senyuman akan member kesan puas tersendiri terhadap pelanggan
tersebut. Hal itu dapat berdampak pada kembalinya pelanggan tersebut, dan
bukan tidak mungkin akan memberi tahu orang lain tentang bagaimana pelayanan
di usaha nasi padang ini
4.3.2 Lingkungan Usaha
Era globalisasi dan modernisasi membuka peluang yang besar bagi usaha
pedagang kaki lima khususnya usaha nasi padanguntuk menjangkau pasar yang
ada. Persaingan antar usaha yang sejenis pada umumnya berkutat pada proses
meyakinkan masyarakat melalui produk yang ditawarkan dan pelayanan yang
diberikan.Tingkat popularitas usaha nasi padang di mata masyarakat dapat
dijadikan sebagai representatif terhadap berhasilnya strategi yang dilakukan.
Usaha nasi padang ini berlokasi di depan Plaza Milenium. Yang menjadi
kekuatan dari lingkungan usaha, bahwa lokasi usaha ini yang terdekat dengan
pintu keluar pengunjung dan kayawan Plaza Milenium. Sehingga menjadi lokasi
usaha pertama yang ditemui calon pembeli dibandingkan dengan usaha lain,
khususnya dengan usaha pesaing sejenis.
Keuntungan lokasi tersebut telah dimanfaatkan oleh pemilik usaha dengan
menjaga kebersihan dan juga tata letak usaha agar lebih mudah dijangkau
lain, sehingga pembeli tidak perlu kesulitan mencari minuman yang kebetulan
tidak disediakan di usaha nasi padang ini.
Menyikapi hal tersebut usaha kuliner nasi padang harus memiliki
keunggulan tersendiri dari segi lingkungan internal agar dapat bersaing dengan
usaha sejenis lainnya.
Untuk itu diperlukan keseriusan dan kerjasama antara pemilik daan
karyawan agar dapat memaksimal usaha tersebut.
4.3.3 Penjualan
Penjualan merupakan salah satu fungsi pemasaran yang sangat penting
bagi perusahaan dalam mencapai sebuah tujuan dalam perusahaan yaitu
memperoleh laba untuk menjaga kelangsungsan hidup perusahaan.
Berdasarkan hasil wawancara yang berkaitan dengan penjualan, usaha
nasi padang ini masih berjualan tanpa adanya target penjualan. Sehingga usaha
ini mash sering mengalami kerugian. Padahal usaha ini telah mengevaluasi kapan
penjualan terjadi dengan tinggi atau rendah.
Dengan menyusun strategi penjualan, usaha nasi padang dapat mencapai
keuntungan yang lebih baik. Seperti pada hari-hari yang telah di evaluasi, di hari
dengan tingkat penjualan tinggi makan produk di siapkan lebih. Hal ini untuk
mengantisipasi kekurangan produk jika pembeli ramai. Sedangkan pada hari-hari
yang cenderung membuat penjualan turun, makan jumlah produk usaha dikurangi
Strategi penjualan tersebut juga dapat menyimpan tenaga dari pemilik
usaha tersebut, agar lebih maksimal berjualan pada hari-hari yang ramai pembeli.
Hari-hari yang ramai tersebut seperti pada hari libur, sedangkan hari yang
pembeli sedikit seperti pada hari kerja.
Dengan menyusun strategi pemjualan, makan pemilik usaha nasi padang
dapat berjualan secara efektif dan efisien. Tidak lagi seperti pedagang kaki lima
lainnya, dimana keuntungan atau modal hari ini akan dijadikan untuk modal
berjualan di hari esok. Jika disusun strategi penjualan yang baik, pemilik usaha
nasi padang dapat memprediki keuntungan yang akan didapatkan per hari atau
bahkan per bulan.
4.3.4. Persepsi Pelanggan
Persepsi pelanggan dan masyarakat umum terhadap usaha kuliner Nasi
Padang dapat dijadikan rujukan untuk menilai citra usaha kuliner dimata
pelanggan maupun calon pelanggan sehingga indikator berjalannya penerapan
strategi pelayanan pelanggan yang dilakukan dapat terlihat dari persepsi yang
dibangun publik terhadap usaha kuliner Nasi Padang, untuk itu dapat dijadikan
bahan evaluasi untuk perbaikan yang lebih baik.
Melalui analisis yang dilakukan terhadap persepsi pelanggan yang
berpandangan, memilih produk usaha kuliner nasi padang karena produk yang
ditawarkan sesuai dengan kebutuhan pelanggan dan produk tersebut dipilih
karena sesuai dengan tingkat penghasilannya, selain itu dari segi pelayanan yang
diberikan pelanggan kuliner nasi padang berpendapatsudah cukup bagus namun
berkomunikatif dengan masyarakat sekitar untuk menawarkan produk sehingga
strategi pelayanan pelanggan yang dilakukan lebih meningkat dan dapat menarik
perhatian calon pelangganuntuk mencoba dan menikmati produk kuliner nasi
padang.
Terkait dengan kuliner nasi padang pada dasarnya sebagain besar
masyarakat sudah pada mengetahui dan menikmati serta berpandangan bahwa
secara fungsi produk kuliner nasi padang itu penting bagi masyarakat untuk
memenuhi kebutuhan fisik. Dan apalagi, masyarakat sekitar tidak perlu berpikir
panjang untuk mencari tempat makanana karena di situ sudah ada yang menjual
nasi padang. Untuk itu poin yang terpenting sebaiknya usaha kuliner nasi padang
lebih kreatif dalam menyusun strategi pelayanan makananan dan cara-cara
menjual produk sehingga terjadi kedekatan dengan pelanggan maupun calon
BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Dari hasil pembahasan yang telah dilakukan peneliti terhadap berbagai
kegiatan strategi pelayanan pelanggan pada usaha Nasi Padang di Medan, dapat
disimpulkan bahwa strategi pelayanan pelanggan yang dilakukan belum memiliki
peranan penting untuk meningkatkan penjualan makanan. Adapun indikator yang
mendukung kesimpulan tersebut, antara lain :
1. Strategi yang ditetapkan belum mampu meningkatkan penjualan. Hal ini
dapat dilihat dari kurang efektifnya strategi dibuat seperti strategi pelayanan
pelanggan dan sistem penjualan kurang maksimal.
2. Pelayanan yang diberikan belum maksimal dalam melayani calon pelanggan
dan pelanggan. Diperlukan langkah strategis untuk menyelesaikan masalah
dan mencari solusi yang baik.
3. Penjualan masih mengalami naik dan turunnya minat beli calon pelanggan
dan pelanggan. Maka dari itu, diperlukan mengevaluasi menajemen
keuangan yang ada. Agar dapat menentukan langkah kedepannya.
Dengan melakukan evaluasi setiap proses kegiatan produksi dan penjualan
serta memahami konsep strategi pelayanan pelanggan yang baik, pemilik akan dapat
meningkatkan penjualan makanan secara berkala. Serta itu, mengoptimalkan strategi
yang ada dan menyusun strategi baru dapat menunjang tercapainya peningakatan
5.2. Saran
Dari hasil penelitian yang peneliti lakukan pada usaha Nasi Padang Medan,
ada beberapa hal yang dapat dipertimbangkan sebagai masukan untuk meningkatkan
efektifitas dan efisiensi dalam merencanakan strategi pelayanan pelanggan yang
baik. Dalam hal ini saran tersebut adalah :
1. Bagi usaha Nasi Padang, dalam melakukan kegiatan melayani pelanggan
sebaiknya menggunakan konsep yang mengarahkan dan menjadi solusi
dalam melayani pelanggan dengan baik. Hal ini bertujuan agar pemilik dapat
mengetahui stategi pelayanan pelanggan seperti apa yang dapat meningkat
penjualan makanan.
2. Bagi usaha makanan sejenis, dalam menyusun strategi pelayanan haruas
dilihat kondisi internal dan kondisi eksternal usahatersebut. Hal ini bertujuan
agar rencana penjualan yang dibuat lebih terencana.
3. Bagi pihak pemerintah, hendaknya melakukan pembinaan secara lansung
kepada pelaku usaha kecil yang belum mampu melakukan suatu usaha untuk
mempertahankan usaha tersebut. Hal ini dapat membantu keberlangsungan
BAB II
KERANGKA TEORI
Kerangka teori merupakan sesuatu yang dapat dijadikan acuan dalam
menginterpretasikan suatu permasalahan.Penelitian yang memenuhi standar
ilmiah haruslah menyertakan kajian teori atau perspektif teoritik yang dipandang
relevan untuk membantu memahami atau menjelaskan fenomena yang diteliti
(Bungin, 2003:45).Menurut Subagyo (2004:20) teori adalah sarana pokok untuk
menyatakan hubungan sistematik dalam gejala sosial maupun nature yang ingin
diteliti.Sedangkan menurut Snelbecker (dalam Moleong, 2006:55) teori adalah
seperangkat proposisi yang berinteraksi secara sintaksi yang berfungsi sebagai
wahana untuk meramalkan dan menjelaskan fenomena yang diamati.Dari
beberapa penjelasan yang telah dipaparkan maka pada dasarnya teori yang
merangkai beberapa fenomena atau gejala sosial secara sistematis sehingga
terbentuk suatu ilmu yang mempunyai pengertian dalam menginformasikan suatu
pandangan.
Berdasarkan rumusan diatas maka penulis akan mengemukakan teori,
gagasan, dan pendapat yang memiliki relevansi dengan pembahasan dan akan
dijadikan titik tolak landasan berfikir dalam penelitian ini.
2.1. Strategi
Dunia usaha perlahan telah memasuki dimensi yang berbeda
dibandingkan dengan satu dekade sebelumnya. Era globalisasi yang dikemas
dalam kebijakan pasar persaingan sempurna menjadikan persaingan di dunia
dengan meningkatnya persaingan, terjadi pula perubahan perilaku konsumen
yang dikarenakan banyaknya pillihan yang tersedia sehingga semakin banyaknya
tuntutan dari pihak konsumen, baik mengenai kualitas, harga, maupun mengenai
pelayanan.
Dalam situasi yang penuh dengan dinamika ini, manajemen usaha harus
dapat menciptakan organisasi yang dapat memberikan pelayanan yang dapat
memuaskan pelanggan dan dalam saat yang bersamaan dapat pula bersaing
secara efektif dalam konteks lokal, regional bahkan dalam konteks global.
Dengan kata lain, suatu usaha kini dituntut untuk mengembangkan strategi yang
antisipatif terhadap kecenderungan-kecenderungan baru guna mencapai dan
mempertahankan posisi bersaingnya (Hari Purnomo,1996: 6).
Strategi telah didefinisikan dalam beragam cara oleh banyak penulis
(dalam Triton, 2007: 5-6) diantaranya :
1. Strategi adalah penetapan tujuan dasar jangka panjang dan sasaran
perusahaan dan penerapan serangkaian tindakan serta alokasi
sumberdaya yang penting untuk melaksanakan sasaran
(Chandler,1962).
2. Strategi adalah arah dan cakupan organisasi secara ideal untuk jangka
panjang, yang menyesuaikan sumberdayanya dengan lingkungan yang
berubah dan secara khusus, dengan pasarnya, dengan pelanggan, dan
kliennya untuk memenuhi harapan stakeholder (Jhonson dan Scholes,
1993).
3. Menurut Armstrong (2003:39-42) dalam kumpulan buku The Art of
a.Strategi merupakan deklarasi maksud yang mendefinisikan cara
untuk mencapai tujuan dan memperhatikan dengan
sungguh-sungguh alokasi sumber daya perusahaan yang penting untuk jangka
panjang dan mencocokan sumber daya dan kapabilitas dengan
lingkungan eksternal.
b.Strategi merupakan perspektif dimana isu kritis atau faktor
keberhasilan dapat dibicarakan, serta keputusan strategis bertujuan
untuk membuat dampak yang besar serta jangka panjang kepada
perilaku dan keberhasilan organisasi.
c.Strategi pada dasarnya mengenai penetapan tujuan (tujuan strategi)
dan mengalokasikan atau menyesuaikan suumberdaya dengan
peluang (strategi berbasis sumber daya) sehingga dapat mencapai
kesesuaian strategis antara tujuan strategis dan basis sumber
dayanya.
Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa
strategi merupakan suatu perencanaan strategis dalam mencapai tujuan dan
sasaran dengan memperhatikan keunggulan kompetitif, komparatatif, dan sinergis
yang secara berkelanjutan dijadikan sebagai pedoman dan perspektif jangka
panjang yang ideal dari individu atau organisasi untuk menunjang keunggulan
bersaing dalam mencapai dan mempertahankan posisi strategis.
Menurut Rangkuti (2004:6), strategi dapat dikelompokkan berdasarkan 3
(tiga) tipe strategi, yaitu:
Strategi manajemen meliputi strategi yang dapat dilakukan oleh manajemen
dengan orientasi pengembangan strategi secara makro misalnya, strategi
pengembangan produk, strategi penerapan harga, strategi pengembangan
produk, strategi akuisi, strategi pengembangan pasar, strategi mengenai
keuangan dan sebagainya.
2. Strategi Investasi
Strategi investasi merupakan kegiatan yang berorientasi pada investasi,
misalnya, apakah perusahaan ini melakukan strategi pertumbuhan yang agresif
atau berusaha mengadakan penetrasi pasar, strategi bertahan, strategi
pembangunan kembali suatu divisi baru atau strategi diiventasi, dan
sebagainya.
3. Strategi Bisnis
Strategi bisnis ini juga disebut strategi bisnis secara fungsional karena bisnis
ini berorientasi kepada fungsi-fungsi kegiatan manajemen, misalnya strategi
pemasaran, strategi produksi atau operasional, strategi distribusi, strategi
organisasi, dan strategi-strategi yang berhubungan dengan keuangan.
Dalam menjalankan strategi terdapat proses ataupun tahapan yang disebut
proses manajemen strategis. Menurut Hari purnomo (1996:20-21) proses
manajemen strategis yaitu :
1. Analisis lingkungan
Analisis lingkungan merupakan proses awal dalam manajemen strategi yang
bertujuan untuk memantau lingkungan perusahaan. Secara garis besar analisis
lingkungan mencakup analisis lingkungan internal dan eksternal.Lingkungan