• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi Pelayanan Pelanggan Dalam Meningkatkan Penjualan Makanan ( Studi Pada Pedagang Kaki Lima ‘Nasi Padang’ Plaza Milenium)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Strategi Pelayanan Pelanggan Dalam Meningkatkan Penjualan Makanan ( Studi Pada Pedagang Kaki Lima ‘Nasi Padang’ Plaza Milenium)"

Copied!
105
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR LAMPIRAN

Lokasi Usaha Kuliner Nasi Padang

(2)

Menu Makanan

(3)

Proses Pembungkusan Nasi

(4)
(5)

DAFTAR PUSTAKA

Buku :

Alisyahbana, 2005.Marginalisasi Sektor Informal Perkotaan. Surabaya: ITS Press

Breman, Jan, 1991. Sistem Tenaga Kerja Dualitas : Analisis Empiris Terhadap data dari Berbagai Negara di Dunia Ketiga.

Bromley, Ray, 1991. Organisasi, Peraturan, dan Pengusahaan “Sektor Informal di Kota” : Pedagang Kaki Lima di Cali. Colombia

Bungin, Burhan. 2003. Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Hart, Keith. 1991. Sektor Informal, (dalam Chris Manning, dkk), Urbanisasi, Pengangguran, dam Sektor Informal di Kota. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia.

Hurriyati, Ratih. 2005. Bauran Pemasaran dan Loyalitas Pelanggan. Bandung: CV Alfabeta.

Idrus, Muhammad. 2009. Metode Penelitian Ilmu Sosial. Yogyakarta: Erlangga.

Kasmir. 2008. Kewirausahaan. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada.

Kotler, Philip. 2000. Manajemen Pemasaran Indonesia. Jakarta: Salemba Empat.

Kountur, Ronny. 2008. Menguasai Riset Pemasaran. Jakarta: PT Mitra Kerjaya.

Limbong, Dayat. 2006. Penataan Lahan Usaha PKL Ketertiban VS Kelangsungan Hidup.Medan : Pustaka Bangsa Press.

Lupiyoadi, Rambat. 2001. Prinsip-Prinsip Pemasaran. Edisi Kedelapan, Jilid 2. Jakarta : Salemba Empat.

Majid, SA, 2011. Customer Service Dalam Bisnis Jasa Transportasi.Jakarta : Rajawali Press.

Manning, dkk. Urbanisasi, Pengangguran, dan Sektor Informal di Kota. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia.

Moleong, Lexy. 2006. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Kerya.

(6)

Nawawi, Hadari. 1999. Metode Penelitian Bidang Sosial. Jakarta: Gadjah Mada University Press.

P.B, Triton, 2007. Manajemen Strategis : Terapan Perusahaan dan Bisnis. Yogyakarta : Tugu publisher.

Purnomo, Setiawan Hari dan Zulkieflimansyah, 1996.Manajemen Strategi :

SebuahKonsep Pengantar.Jakarta : Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi

Universitas Indonesia

Safaria, dkk.2003.Hubungan Perburuhan Di Sektor Informal.Bandung : Yayasan AKATIGA.

Subagyo, P.Joko. 2004. Metode Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Supranto, J.2001.Statistik Jilid 2. Edisi Keenam, Jakarta : Erlangga

Suyanto, Bagong dan Sutina.2005. Metode Penelitian Sosial. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Swastha, Basu. 2001. Manajemen Penjualan. Yogyakarta.BPFE.

____________, 2004.Pengantar Bisnis Modern. Jakarta: Salemba Empat

Tjiptono, Fandy. 2005. Pemasaran Jasa. Malang : Bayumedia Publishing.

Yustika, Ahmad Erani. 2000. Industrialisasi Pinggiran. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Zuriah, Nurul. 2006. Metode Penelitian Sosial dan Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Skripsi :

Hermawani, May.2013. Strategi Bertahan Pedagang Kaki Lima di Sekitar Kampus USU.

Hulwani, Masila. 2007. Kualitas Pelayanan terhadap Kepuasan Pelanggan Mode di Pasar Petisah Medan.

Prabowo, Rachmad. 2011. Pengaruh Kualitas Pelayanan dan Kepercayaan Konsumen terhadap Kepuasan Pelanggan di Warung Bakso Sabar Menanti Medan.

(7)
(8)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Bentuk Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

dengan pendekatan kualitatif. Menurut (Zuriah, 2006:47) penelitian deskriptif

adalah penelitian yang diarahkan untuk memberikan gejala-gejala, fakta-fakta

atau kejadian secara akurat dan sistematis mengenai sifat-sifat populasi dan

daerah tertentu. Dalam penelitian deskriptif cenderung tidak perlu mencari atau

menerangkan saling berhubungan dan menguji hipotesis.

Jadi dapat disimpulkan bahwa penelitian ini adalah penelitian yang

dilakukan untuk menggambarkan fakta-fakta dan masalah yang kemudian

diinterpretasikan dengan rasional dan akurat sehingga dapat ditarik sebuah

kesimpulan.

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada pedagang kaki lima (PKL) plaza millenium,

jalan kapten muslim Medan.

3.3 Informan Penelitian

Dalam penelitian kualitatif, tidak menggunakan istilah populasi

ataupunsampel seperti dalam penelitian kuantitatif. Dalam penelitian kualitatif,

populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek

yangmempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

(9)

Informan adalah seseorang yang benar-benar mengetahui suatu persoalan

atau permasalahan tertentu yang darinya dapat diperoleh informasi yang jelas,

akurat, dan terpercaya baik berupa pernyataan, keterangan atau data-data yang

dapat membantu dalam memenuhi persoalan atau permasalahan.

Menurut Suyanto (2005:172), Informan penelitian meliputi beberapa

macam, yaitu :

1. Informan kunci (key informan), yaitu mereka yang mengetahui dan memiliki

berbagai informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian

2. Informan utama, yaitu mereka yang terlibat secara langsung dalam interaksi

sosial yang diteliti

3. Informan tambahan, merupakan mereka yang dapat memberikan informasi

walaupun tidak langsung terlibat dalam interaksi yang diteliti.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis menggunakan informan kunci,

informan utama, dan informan tambahan dalam penelitian ini yaitu :

1. Informan kunci yaitu Pedagang Nasi Padang

2. Informan utama yaitu Karyawan Nasi Padang

3. Informan tambahan yaitu Pelanggan Kuliner Pedagang Kaki Lima (PKL)

Plaza Milenium) dan Masyarakat sekitar.

3.4 Defenisi Konsep

Konsep adalah suatu makna yang berada di dalam pikiran atau di dunia

pemahaman manusia yang dinyatakan kembali dengan sarana lambang perkataan

atau kata-kata, dengan demikian konsep merupakan suatu hasil pemaknaan di

dalam intelektual manusia yang merujuk ke gejala nyata ke alam empiris

(10)

yang jelas dari masing-masing konsep yang diteliti, maka penulis mengemukakan

definisi konsep dari penelitian ini yaitu :

1. Strategi

Strategi adalah suatu perencanaan strategis dalam mencapai tujuan dan sasaran

dengan memperhatikan keunggulan kompetitif, komparatatif, dan sinergis

yang secara berkelanjutan dijadikan sebagai pedoman dan perspektif jangka

panjang yang ideal dari individu atau organisasi untuk menunjang keunggulan

bersaing dalam mencapai dan mempertahankan posisi strategis.

2. Pelanggan

Pelanggan adalah semua orang yang menuntut untuk memenuhi standar

kualitas tertentu dan karena itu akan memberikan pengaruh pada performa

organisasi.

3. Penjualan

Penjualan adalah suatu proses pembuatan dan cara untuk mempengaruhi

pribadi agar terjadi pembelian (penyerahan) barang atau jasa yang ditawarkan

berdasarkan harga yang telah disepakati oleh kedua belah pihak yang terkait

baik dibayar secara tunai maupun kredit.

4. Pedagang Kaki Lima

Pedagang Kaki Lima adalah pedagang kecil yang berjualan di suatu tempat

umum seperti jalan, taman-taman, emper-emper toko dan pasar-pasar, tanpa

izin usaha dari pemerintah.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

(11)

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh berkaitan langsung dengan

permasalahan yang dihadapi dalam penelitian serta dikumpulkan langsung

dari sumber utamanya. Pengumpulan data yang digunakan yaitu :

a. Wawancara

Proses memperoleh keterangan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan

secara langsung dan terbuka kepada informan atau pihak yang

berhubungan dan memiliki relevansi terhadap masalah yang berhubungan

dengan penelitian, mengenai strategi pelayanan pelanggan yang diterapkan

oleh Bapak Isneldi diusaha nasi padang tersebut dan bagaimana strategi

pelayanan pelanggan tersebut dalam meningkatkan penjualan makanan.

b. Observasi

Yaitu dengan mengamati secara langsung dan mencatat hal-hal yang

berhubungan dengan permasalahan penelitian yang ditemukan di lapangan

serta menjaring data yang tidak terjangkau.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang bersumber dari laporan yang telah dibuat

pihak lain (Kountur, 2008:60). Pengumpulan data yang dilakukan adalah :

a. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi yang dilakukan dengan menggunakan catatan-catatan

atau dokumen-dokumen yang adaatau sumber-sumber lain yang terkait

dengan objek penelitian. Hal tersebut akan mendukung pemecahan

(12)

b. Studi Kepustakaan

Menurut Nawawi (1999:80), Studi kepustakaan adalah teknik pegumpulan

data yang mempelajari dan memberikan referensi serta sumber bacaan

yang relevan dan mendukung penelitian, maka dalam studi kepustakaan

penulis akan melakukan pengumpulan data yang diperoleh dari buku-buku,

literature, internet, dan sumber-sumber lain yang berkompetensi dan

memiliki keterkaitan dengan masalah penelitian.

3.6 Teknik Analisis Data

Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa

data kualitatif yaitu menguraikan serta menginterpretasikan data yang diperoleh

di lapangan dari para informan, analisis data dilakukan secara sistematis sejak

awal penelitian dan selama proses penelitian dilaksanakan. Menurut Miles dan

Huberman (dalam Idrus, 2009:148) analisis data kualitatif akan dilakukan dengan

empat tahapan yaitu:

1. Tahap pengumpulan data

Dalam proses analisis data kegiatan yang pertama adalah proses pengumpulan

seluruh data.

2. Tahap reduksi data

Reduksi data dapat diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian

pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang

(13)

3. Display data

Tahapan ini setelah reduksi data berlangsung yaitu penyajian data yang berupa

sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan

kesimpulan dan pengambilan tindakan.

4. Verifikasi dan penarikan kesimpulan

Tahap akhir proses pengumpulan data adalah verifikasi dan penarikan

(14)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1Deskripsi Lokasi Penelitian

4.1.1 Sejarah Singkat Pedagang Nasi Padang Plaza Milenium

Pada awal terbentuknya Pedagang Kaki Lima pada tahun 2000, dimulai

dengan inisiatif pribadi untuk berjualan di trotor yang terdapat di didepan Plaza

Milenium. Mereka memanfaatkan lahan yang kosong untuk berjualan makanan

dan minuman di tempat itu. Beberapa alasan mereka berjualan mulai dari

menafkahi keluarga, penggaguran, terkena koban Pemutusan Hubungan Kerja

(PHK) serta lainnya. Pada awalnya, mereka sudah mengalami dinamika yang

begitu kuat. Untuk bertahan hidup saja, dengan berjualan mereka sudah diminta

iuran wajib atau pungutan liar dari organisasi kepemudaan. Perasaan yang begitu

resah dialami oleh para pedagang sekitar, belum lagi kutipan yang lainnya. Itu

membuat perasaan merekatidak nyaman berjualan disitu. Dinamika yang mereka

alami, membuat pergolakan pemikiran yang begitu kencang. Cara yang lebih baik

adalah dengan membayar iuran tersebut untuk menjaga stabilitas jualan mereka.

Berbagai cara yang mereka lakukan untuk bertahan hidup dengan berjualan di

depan Plaza Milenium.

Pada tahun 2006, pungutan liar sudah dihentikan. Masyarakat Pedagang

Kaki Lima berusaha berkomunikasi langsung dengan pihak pemerintah,

(15)

atau aksi yang dilakukan oleh organisasi kepemudaan. Maka dari itu, pemerintah

setempat berusaha menyelesaikan masalah tersebut. Agar masyarakat Pedagang

Kaki Lima dapat berjualan dengan kondusif tanpa adanya tekanan dari berbagai

pihak. Akhirnya, masyarakat Pedagang Kaki Lima membayar iuran bersama-

sama sebesar 7 ribu/hari untuk uang tendanya. Ditambah lagi, uang sampah 3

ribu/hari, uang listrik 2/hari dan uang keamanan 2 ribu/ hari. Dan pada tahun

2008, masyarakat Pedagang Kaki Lima sudah dapat memasang tenda pada

lapaknya untuk menghindari dan melindungi panasnya matahari dan terjadinya

hujan.

Disamping itu, untuk menjaga kelancaran dan kondusivitas usaha mereka,

mereka harus secara bersama-sama menjaga dan merawat lingkungan usaha yang

mereka tempati. Contohnya, satu bulan sekali mereka mengadakan gotong

royong bersama untuk membersihkan sampah yang berada di bawah lapak

mereka. Agar pelanggan merasa nyaman ketika menikmati makanan yang

disajikan oleh pemilik.

Dinamika kehidupan yang mereka alami ketika berjualan sangat

memprihatinkan. Proses dari awal sampai sekarang tidak begitu cepat. Ada

sesuatu hal yang harus mereka hadapi. Tapi, alhasil mereka dapat berjualan

dengan lancar dan tenang. Kalau bisa dikatakan, harapannya tidak pernah ada

penggusuran di daerah sini. Serta diperlukan tanggung jawab pemerintah untuk

masa depan Pedagang Kaki Lima. Karena sampai detik ini minimnya keperdulian

(16)

Pada tahun 2012, telah didirikan usaha makanan yaitu nasi padang yang

berlokasi di Jalan Kapten Muslim, tepatnya di trotoar depan Plaza Milenium.

Pada awalnya, pemilik beniat berjualan dikarenakan untuk mengisi kekosongan

waktu yang ada. Pemilik awalnya mengetahui informasi bahwa salah satu tempat

ada yang dikosongkan karena pemilik tempatnya tidak berjualan lagi. Kemudian

tanpa berpikir panjang pemilik langsung berkomunikasi dengan pemilik tempat

tersebut. Dan mulai merencanakan usaha apa yang akan dibuat dan

dikembangkan. Ini merupakan kesempatan yang penting bagi pemilik, melihat

kondisi tempat yang begitu strategis dan mudah dijangkau oleh pelanggan.

Pemilik berpikir bahwa tempat tersebut akan dijadikan tempat usaha nasi padang.

Karena pemilik pernah juga sebelumnya berjualan nasi di dekat rumah. Tetapi

tidak berjalan dengan maksimal karena kesepian pembeli.

Berkaitan dengan meningkatnya persaingan, terjadi pula perubahan

perilaku konsumen yang dikarenakan banyaknya pilihan yang tersedia. Sehingga

semakin banyaknya tuntutan dari pihak konsumen baik mengenai kualitas, harga,

maupun mengenai pelayanan. Maka dari itu, pemilik dengan pemikiran yang

matang memutuskan berusaha mengembangkan usaha tersebut di tempat tersebut.

Dilihat dari segi segmentasi pasarnya, yang menjadi target penjualan oleh pemilik

adalah karyawan Plaza Mileniun, baik karyawan yang bekerja didalam toko Plaza

Milenium, pengunjung Plaza Milenium, masyarakat di sekitar lokasi penjualan

dan sebagainya. Ini menjadi sebuah langkah awal untuk mengembangkan usaha

dan menyusun strategi-strategi jitu untuk bersaing dengan usaha-usaha yang lain

(17)

Dilihat dari produk yang ditawarkan, nasi merupakan makanan sehari-hari

yang dikonsumsi. Apalagi kalau sudah jadwalnya makan siang nasi lah yang

menjadi solusi terbaik untuk dikonsumsi. Maka dari itu, pemilik berusaha

memahami dalam penentuan harga produk dan menjaga kualitas makanan dengan

baik danapa yang menjadi kebutuhan seorang pelanggan dalam produk tersebut.

Pastinya pemilik harus memahami pelanggan itu sebenarnya. Agar dapat

menunjang peningkatan penjualan secara berkesinambungan dan konsisten.

Adapun yang menjadi tawaran makanan yang disediakan oleh pemilik, yaitu nasi

ayam goreng, nasi ayam sambal, nasi ayam gulai, nasi rempala, nasi ikan mujair,

nasi ikan tongkol, nasi ikan gembung, nasi ikan lele, nasi ikan kakap, nasi udang,

nasi cumi-cumi, nasi telur dan nasi soto serta menu-menu lainnya. Diferensiasi

produk menjadi kunci untuk pelanggan dapat memilih menu yang diinginkan.

Dilihat dari segi pesaing, pedagang yang menjual nasi padang di sekitar

Pedagang Kaki Lima hanya satu yang menjual produk ini. Tetapi lokasi nya

berada diseberang Plaza Milenium. Dan ini yang sebenarnya menjadi keuntungan

bagi pemilik. Dalam situasi yang penuh dengan dinamika ini, manajemen usaha

harus dapat menciptakan usaha yang dapat memberikan pelayanan yang dapat

memuaskan pelanggan dan dalam saat yang bersamaan dapat pula bersaing

secara efektif dalam konteks lokal, regional bahkan dalam konteks global.

Dengan kata lain, suatu usaha kini dituntut untuk mengembangkan strategi yang

antisipatif terhadap kecenderungan baru guna mencapai dan mempertahankan

posisi bersaingnya.

Melihat kondisi perkembangan usaha nasi padang yang perlahan mulai

(18)

eksternal agar daya tarik konsumen untuk membeli lebih maksimal dan lebih

terukur.

4.1.2 Lokasi Perusahaan

Industri rumah tangga kuliner “Nasi Padang” berlokasi di depan Plaza

Millenium tepatnya diatas bahu jalan. Lokasi tersebut sudah menjadi tempat

pedagang kaki lima untuk berjualan. Pemilihan lokasi usaha sangat penting

karena dapat mempengaruhi kelangsungan usaha secara keseluruhan. Pemilihan

lokasi usaha didasarkan pada :

a. Bahan Baku

Lokasi usaha dekat dengan lokasi pembelian bahan baku sehingga

memudahkan pembelian bahan baku dan menjadi kualitas dari bahan baku itu

sendiri sebelum diolah.

b. Tenaga Kerja

Usaha kuliner Nasi Padang menggunakan tenaga kerja yang berasal dari

keluarga pemilik kuliner tesebut. Jumlah tenaga kerja ada lima (5) orang

termasuk pemilik kuliner tersebut.

c. Penjualan

Awal berdirinya industri rumah tangga ini berlokasi di daerah jalan

Kapten Muslim, Medan Helvetia. Tepatnya, didepan Plaza Millenium. Alasan

pemilihan lokasi yang juga terletak di kawasan Medan Helvetia merupakan salah

(19)

bekerja dan berkunjung di Plaza Millenium. Hal tersebut untuk memudahkan

pelanggan potensial yang banyak berasal dari daerah Medan Helvetia.

4.1.3 Struktur Organisasi

Dalam suatu usaha dibutuhkan suatu struktur organisasi dalam prosesnya

terdapat tingkatan wewenang dan tanggung jawab. Tingkat wewenang dan

tanggung jawab akan memudahkan pekerja dalam menjalankan dan

menyelesaikan pekerjaan.

Usaha kuliner yang diteliti yakni Usaha Nasi Padangtidak mempunyai

struktur organisasi yang mencolok seperti perusahaan besar pada umumnya. Hal

ini dikarenakan pada dasarnya Usaha kuliner Nasi Padangmerupakan salah satu

contoh kegiatan wirausaha. Sehingga pada pengelolaan usaha kerja baik dari

bidang pengawasan produksi, manajemen keuangan maupun rekrutmen karyawan

semuanya dikelola oleh pemilik. Pemilik dalam hal ini memliki hak penuh dalam

mengambil segala kebijakan operasional dan keputusan yang diterapkan di usaha

tersebut, begitu juga halnya peraturan-peraturan kerja yang akan diberikan

kepada karyawan atau pekerja.

Proses manajemen yang ada pada usaha kuliner yang diteliti yaitu Usaha

Nasi Padang sepenuhnya dikelola oleh pak Isneldi sebagai pemilik tunggal

kegiatan usaha ini. Sehingga dapat disebutkan bahwa selain sebagai pemilik

usaha, beliau juga menjadi pemimpin bagi karyawan yang bekerja di usaha

tersebut. Adapun 2 karyawan tetap yang bekerja di usaha itu hanya berfungsi

(20)

PRODUKSI

Struktur organisasi pada pedagang usaha Nasi padang dapat dilihat pada

bagan sebagai berikut :

Gambar 4.1

Tugas dan Tanggung Jawab :

a. Pemilik

1. Bertanggung jawab atas usaha secara keseluruhan

2. Membuat kebijakan usaha, secara umum maupun khusus

3. Memimpin, mengatur dan mengarahkan seluruh aktivitas yang ada dalam

usaha

b. Produksi

1. Bertanggung jawab akan pembelian bahan baku

(21)

2. Bertanggung jawab akan pengolahan bahan baku menjadi bahan jadi sampai

bahan tersebut di pasarkan

3. Memberi Laporan kepada pemilik mengenai hal-hal yang berkenaan dengan

produksi

c. Karyawan

1. Mencatat setiap pembelian yang terjadi

2. Memberikan pelayanan yang baik kepada konsumen

4.1.4 Personalia

Jumlah karyawan yang bekerja di industry rumah tangga kuliner Nasi

Padang berjumlah empat orang yang terdiri dari seorang pemilik, dua orang

karyawan bagian produksi dan satu orang karyawan bagian kasir. Sistem jam

kerja yang berlaku bagi karyawan berbeda dimana bagian produksi bekerja dari

pukul 05.00 wib sampai 10.00 wib, sedangkan bagian kasir bekerja dari pukul

10.00 wib sampai selesai.

4.1.5 Produk yang disajikan

Produk utama yang ditawarkan oleh rumah makan tentunya adalah

kelezatan makanan dan minuman yang ditawarkan. Hal ini merupakan hal yang

utama karena biasanya para pelanggan datang untuk menikmati kelezatan rasa

yang ditawarkan. Selain itu produk yang dijual tidak hanya rasa saja tetapi juga

(22)

menawarkan menu makanan yang bervariasi, yaitu : nasi padang, nasi kari dan

nasi soto.

4.1.6 Harga yang ditawarkan

Usaha kuliner Nasi Padang ini menawarkan harga bervariasi dan juga

bersaing dengan para pesaing. Selain itu harga yang ditawarkan juga dapat

dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat. Adapun harga untuk setiap menu

makanan Nasi Padang sebagai berikut:

MENU MAKANAN NASI PADANG

Menu Makanan Harga

Nasi Ayam Goreng Rp 8.000

Nasi Ayam Sambal Rp 8.000

Nasi Ayam Gulai Rp 8.000

Nasi Ikan Nila Rp 8.000

Nasi Ikan Kepala Nila/Asam Padeh Rp 10.000

Nasi Ikan Gembung Rp 8.000

Nasi Ikan Lele Rp 8.000

Nasi Ikan Dencis Rp 8.000

Nasi Cumi-Cumi Rp 10.000

Nasi Udang Rp 10.000

Nasi Ikan Mata Besar Rp 8.000

Nasi Telur Rp 7.000

(23)

Nasi Tempe Rp 7.000

Nasi Tahu Rp 7.000

Nasi Kari Rp 10.000

Nasi Soto Ayam Rp 10.000

Nasi Ikan Tongkol Rp 8.000

Nasi Ikan Kepala Tongkol/Asam Padeh Rp 10.000

Sumber Data : Usaha Kuliner Nasi Padang diolah, Tahun 2014

4.1.7 Kelompok usaha Pedagang Kaki Lima

Dilokasi tempat berjualan ada beberapa usaha makanan dan minuman

yang disajikan untuk penikmat kuliner didaerah tersebut, yakni :

Usaha Kedai Kopi dan Rokok

Usaha Nasi Padang

Usaha Nasi Goreng dan Mie Goreng

Usaha Bakso Ayam

Usaha Mie Ayam

Usaha Ayam Penyet

Usaha Es Campur

Usaha Siomay

Usaha Sate Padang

(24)

Usaha Bandrek

Usaha Es Kelapa

Usaha Pecel dan Lontong

Usaha Roti Bakar dan Hamburger

Usaha Jagung Bakar

4.2. Penyajian Data

Pada bab ini penulis akan menyajikan data yang diperoleh dari lapangan

sewaktu melaksanakan penelitian. Berdasarkan metode penelitian yang telah

ditentukan sebelumnya, penulis menggunakan metode penelitian kualitatif

dengan menggunakan teknik wawancara (interview) dan pengamatan langsung

(observasi). Wawancara dan observasi dilakukan sebagai salah satu cara untuk

memperoleh data primer dari sebuah penelitian. Maka hasil penelitian (data) yang

diperoleh berupa hasil wawancara mendalam (in-depth interview) kepada satu

informan kunci, satuinforman utama serta pelanggan kuliner pedagang kaki lima

sebagai informan tambahan untuk itu hasil observasi akan dideskripsikan ke

(25)

Berikut tabel data dari Informan dalam penelitian ini :

Tabel 1. Identitas Informan

Nama Jabatan

Tingkat

Pendidikan

Status

Isneldi Pemilik Kuliner ‘Nasi

Padang’

SMA Informan Kunci

Ridhatul Hayati Karyawan Kuliner ‘Nasi

Padang’

SMA Informan Utama

Sumber Data : Usaha Kuliner Nasi Padang diolah, Tahun 2014

Informan tambahan yaitu pelanggan Kuliner Nasi Padang Pedagang Kaki Lima

dan Masyarakat umum yang terdiri dari beberapa orang :

1. Rini

2. Natalia

3. Dwi

Wawancara mendalam yang dilakukan dengan menggunakan pedoman

wawancara (pertanyaan) yang berdasarkan pada defenisi konsep, sehingga tetap

terstruktur dan menyentuh pada permasalahan penelitian. Berikut akan disajikan

(26)

4.2.1. Data berkaitan dengan Strategi pelayanan pelanggan

Penulis memandang pelayanan pelanggan berdasarkan upaya dari usaha

dalam membangun sistem keterbukaan informasi dan menjalin hubungan

emosionalitas dengan pelanggan. Untuk mengetahui strategi Pedagang Kuliner

Nasi Padang dalam melakukan aktivitas pelayanan pelanggan, maka penulis

mengajukan pertanyaan sebagai berikut :

1. Pertanyaan : Apa cara yang anda lakukan untuk menjalin hubungan dengan pelanggan makanan?

Hasil wawancara dengan Bapak Isneldi selaku Pemilik Kuliner Nasi Padang, ia

mengatakan :

“ kalau itu, yang pastinya saya sebagai pemilik member arahan untuk anggota

saya apabila ada calon pembeli atau pelanggan, langsung ditawarkan menu

makanan yang ada. Misalnya : ayo, sini-sini bang/kakak, ada nasi padang. Atau

ketika keluar dari plaza millennium atau memparkirkan kereta nya didepan

gerobak kami. Kami langsung memanggil mereka untuk makan ditempat kami.

Tawarkan dengan lembut. Setelah itu, mereka datang usahakan langsung

ditawarkan duduk lalu mulai cakap-cakap seolah-olah kita sudah pernak kenal.

Buat mereka seakan-akan mereka adalah raja. Karena, mereka adalah bagian

terpenting dalam usaha saya ini. Dan juga, kalau lagi lenggang, sempatkan

berbicara dengan pelanggan yang sedang makan. Sampai akhir juga, apabila

pelanggan sudah membayar makanannya. Diwajibkan bagi kami, untuk

mengucapkan terimakasih dan jangan lupa kembali kesini lagi. Intinya dari awal

(27)

Hasil wawancara dengan Saudari Ridhatul Hayati selaku Karyawan Kuliner Nasi

Padang, ia mengatakan :

“menurut saya, sederhana aja sih. Saya punya pengalaman pribadi. Ketika saya

sedang membungkus nasi, saya sempatkan beramah tamah dengan pelanggan

atau calon pembeli. Dengan bercakap-cakap ringan dan bersikap akrab, saya

akan mengenal lebih apa yang dibutuhkan seorang pelanggan”.

Peneliti menganalisa dari hasil wawancara tersebut, bahwa Menurut

Sugiarto (dalam Majid 2011:34), pelayanan adalah suatu tindakan yang dilakukan

untuk memenuhi kebutuhan orang lain (konsumen, pelanggan, tamu,

penumpang, klien, pembeli,pasien, dan lain-lain) yang tingkat pemuasannya

hanya dapat dirasakan oelh orang yang melayani maupun dilayani.

Bapak Isneldi sebagai pemilik melakukan suatu upaya strategi dengan

memberikan arahan kepada karyawannya untuk melayani pelanggan atau calon

pelanggan dengan semaksimal mungkin. Dan juga, saudari Ridhatul Hayati

selaku karyawan menangkap apa yang menjadi arahan dan harapan dari pemilik.

Sebuah pengalaman yang telah disampaikan menjadi sebuah strategi untuk

melayani pelanggan.

2. Pertanyaan : Menurut anda, apakah strategi pelayanan pelanggan itu penting?

Hasil wawancara dengan Bapak Isneldi selaku Pemilik Kuliner Nasi Padang, ia

(28)

. “ bagi saya, itu penting. Karena, untuk memaksimalkan usaha saya, kami harus

melayani pelanggan dengan maksimal. Dan bagi saya, pelanggan bagian

terpenting bagi usaha saya. Tinggal, bagaimana saya menyusun cara untuk

menarik perhatian pelanggan. Intinya, itu penting”.

Saudari Ridhatul Hayati juga menambahkan terkait hal ini, ia mengatakan :

“saya rasa sih penting. Apa yang saya alami itu membuat saya dengan

pelanggan terasa akrab. Bukan hanya dari kualitas makanan saja, tetapi saya

harus seperti apa yang saya katakana tadi. Banyak manfaat yang didapatkan.

Apalagi, pelanggan tersebut bekerja di Plaza Milenium. Saya pun bisa

bertanya-tanya ketika saya membutuhkan sesuatu.

Peneliti menganalisa dari hasil wawancara tersebut, bahwa menurut

Danang Sunyoto setiap usaha dalam mempertahankan pelanggan tidak hanya

ingin memperbaiki hubungan dengan mitranya, tetapi mereka juga ingin

membangun ikatan dan loyalitas yang lebih kecil dengan pelanggan akhirnya.

Tugas menciptakan kesetian pelanggan ini disebut pemasaran berwawasan

hubungan.

Pemilik dan karyawan menyadari strategi pelanggan itu penting dan

harus. Karena, itu akan menarik calon pelanggan dan pelanggan untuk membeli

makanan tersebut. Hanya saja, diperlukan strategi yang lebih kreatif dan

(29)

3. Pertanyaan : Apakah pernah terjadi komplain pelanggan dengan pelayanan yang kurang baik?

Hasil wawancara dengan Bapak Isneldi selaku Pemilik Kuliner Nasi Padang, ia

mengatakan :

“ kalau itu sih, pernah terjadi. Seperti sewaktu pelanggan memesan nasi padang.

Lalu, si pelanggan pergi mencari makanan lain ditempat lain. kembalinya si

pelanggan, mana bang nasi nya, lalu anggota saya bilang, aduh kak, belum

dibuat. Tadi lagi rame pembeli. Lantas, pelanggan tadi tidak jadi memesan,

langsung meninggalkan tempat. Dan juga pernah terjadi, sewaktu pelanggan

makan, ada tikus lewat disekitar bawah meja. Lalu, si pelanggan buru-buru

memakan makananya. Lalu langsung pergi dari tempat tersebut”.

Saudari Ridhatul Hayati juga menambahkan terkait hal ini, ia mengatakan :

“seingat saya pernah. Ketika saya sedang melayani pelanggan yang sedang

membeli nasi untuk dibungkus. Lalu, datang calon pelanggan yang ingin makan

ditempat. Karena terlalu lama saya menyajikan makanan tersebut, calon pembeli

tersebut pergi meninggalkan tempat.

Peneliti menganalisa hasil wawancara tersebut, bahwa menurut Kasmir

(2008 : 281), sifat-sifat pelanggan yang harus dikenal :

1. Pelanggan dianggap sebagai raja

2. Mau dipenuhi keinginan dan kebutuhannya

(30)

4. Pelanggan mau diperhatikan

5. Pelanggan merupakan sumber pendapatan

Pemilik dan kayawan kurang melihat hal-hal yang seharusnya tidak boleh

dilupakan. Seperti yang dikatakan mereka, itu akan membuat calon pelanggan

atau pelanggan kecewa. Dan akibatnya itu akan mengurangi minat beli dan

mengurangi tingkat penjualan

4.Pertanyaan : Apakah pelayanan yang dilakukan dapat mempengaruhi ketertarikan pelanggan untuk kembali datang?

Hasil wawancara dengan Bapak Isneldi selaku Pemilik Kuliner Nasi Padang, ia

mengatakan :

“itu tentu, karena pelanggan merupakan bagian dari usaha kami dan pastinya,

itu akan menambah pendapatan usaha saya. Sekarang, bagaimana mengemas

semenarik mungkin serta strategi yang matang untuk menarik minat pelanggan

untuk membeli makanan di usaha kuliner saya”.

Saudari Ridhatul Hayati juga menambahkan terkait hal ini, ia mengatakan :

“menurut saya penting. Karena itu akan berhubungan dengan pemasukan yang

kami dapatkan. Makanya itu, saya berusaha semaksimal mungkin untuk melayani

pelanggan dengan baik”.

Peneliti menganalisa hasil wawancara tersebut, bahwa menurut Nasution

(31)

memenuhi standar kualitas tertentu dank arena akan memberikan pengaruh pada

performa organisasi.

Pemilik dan karyawan menyadari bahwa pelayanan dapat mempengaruhi

ketertarikan pelanggan untuk kembali datang. Hanya saja bagaimana supaya

calon pelanggan atau pelanggan untuk kembali datang diperlukan pemikiran

bersama dan bekerja sama untuk hal itu.

5. Pertanyaan : Apa yang menjadi kendala dalam pelayanan pelanggan?

Hasi wawancara dengan Bapak Isneldi selaku Pemilik Kuliner Nasi Padang, ia

mengatakan :

“untuk sekarang ini, kendala saya dikekurangan anggota diusaha saya ini.

Anggota itu penting untuk melayani pelanggan. Yang jaga kede saja ada dua

orang. Itupun masih kurang. Karena ada yang membungkus nasi, menyajikan

makanan, mencuci piring dan lain-lain. itu yang menjadi kendala. Kedepan, itu

menjadi proyeksi saya untuk memajukan usaha saya tersebut”.

Saudari Ridhatul Hayati juga menambahkan terkait hal ini, ia mengatakan :

“kalau ditanya ini, mungkin saya sendiri mengalami kewalahan melayani

pelanggan. Seperti yang saya katakana tadi. Yah, itupun tergantung bapak

Isneldi bagaimana menyelesaikan masalah itu. Saran saya sih, cari karyawan

baru lah”.

Peneliti menganalisa hasil wawancara tersebut, menurut Supranto

(2001:47), bahwa perusahaan yang memberikan pelayanan yang baik akan

(32)

pelanggan ataupun konsumen. Jika perusahaan dapat mengendalikan tujuannya

untuk mendukung pelanggan, maka perlu memahami faktor-faktor yang

mempengaruhi intensitas layanan.

Pemilik dalam pemikirannya harus menyelesaikan masalah-masalah yang

ada diusaha tersebut. Dalam hal ini, pemilik harus mencari karyawan tambahan

agar kinerja karyawan lebih efektif dan efisien.

6. Pertanyaan : Siapa yang menjadi pelanggan kuliner Nasi Padang pada umumnya?

Hasil wawancara dengan Bapak Isneldi selaku Pemilik Kuliner Nasi Padang, ia

mengatakan :

“untuk sampai saat ini, pastinya karyawan yang bekerja di plaza millennium dan

juga, masyarakat yang ditinggal didaerah tempat jualan saya lah”.

Saudari Ridhatul Hayati juga menambahkan terkait hal ini, ia mengatakan :

“sekarang ini, yang menjadi perhatian kami adalah karyawan yang bekerja di

plaza millennium, pengunjung plaza millennium, dan masyarakat yang tinggal

didaerah tempat jualan kami”.

Peneliti menaganalisa hasil wawancara tersebut, menurut Nasution (dalam

majid 2011:12) ada tiga jenis pelanggan dalam kualitas modern yaitu : Pelanggan

internal, Pelanggan antara, dan Pelanggan Eksternal. Pemilik lebih fokus dalam

penjaringan calon pelanggan dan pelanggan di sekitar tempat jualan. Dan juga,

(33)

7. Pertanyaan : Apa yang menjadi ketertarikan pelanggan pada kuliner Nasi Padang anda?

Hasil wawancara dengan Bapak Isneldi selaku Pemilik Kuliner Nasi Padang, ia

mengatakan :

“ya, mungkin harga makanannya, tempatnya dekat dan juga kualitas makanan

tidak kalah dengan yang sudah terkenal. Yang pastinya, itu menjadi masukan

bagi saya untuk meningkatkan usaha saya lagi”.

Saudari Ridhatul Hayati juga menambahkan terkait hal ini, ia mengatakan :

“tentunya harga dan kualitas makanannya. Serta yang paling penting

pelayanannya lebih ditingkatkan lagi”.

Peneliti menganalisa hasil wawancara tesebut, menurut Tjiptono

(2005:35) bahwa kualitas pelayanan merupakan tingkat kesempurnaan yang

diharapkan dan pengendalian atas kesempurnaan tersebut untuk memenuhi

keinginan pelanggan. Dalam hal ini, bisa dilihat pemilik berfokus pada upaya

pemenuhan kebutuhan dan keinginan pelanggan serta ketepatan penyampaiannya

untuk mengimbangi harapan pelanggan.

4.2.2. Data berkaitan dengan Lingkungan Usaha

Pada sub bab ini penulis akan menyajikan data terkait dengan tindakan

dan persepsi Kuliner Nasi Padang serta yang membedakan dengan

kuliner-kuliner lain secara internal, untuk itu penulis mengajukan beberapa pertanyaan

(34)

8. Pertanyaan : Apa yang membedakan kuliner Nasi Padang dengan kuliner yang lainnya?

Hasil wawancara dengan Bapak Isneldi selaku Pemilik Kuliner Nasi Padang, ia

mengatakan :

“yang membedakan, hanya jenis makanan nya saja. Dari beberapa kuliner yang

berjualan seperti usaha saya hanya ada dua. Dan juga, posisi tempat saya

berjualan sangat strategis. Sedangkan yang satunya lagi, berada jauh di pintu

keluar plaza millennium. Itu yang menjadi kesempatan saya untuk menarik

pelanggan agar membeli kuliner di tempat saya”.

Peneliti menganalisa hasil wawancara tersebut, menurut Hari Purnomo

(1996:20-21) analisis lingkungan merupakan proses awal dalam manajemen

strategi yang bertujuan untuk memantau lingkungan perusahaan. Secara garis

besar analisis lingkungan mencakup analisis lingkungan internal dan eksternal.

Lingkungan internal mencakup analisis mengenai analisis mengenai sumber

daya, kapabilitas serta kompetensi inti yang dimilikinya sedangkan lingkup

eksternal mencakup lingkungan umum dan industri.

Diawal pemilik mencoba melihat peluang untuk membuka usaha didepan

plaza milenium. Dan juga, usaha nasi padang belum ada yang berjualan di tempat

tersebut. Maka dari itu, pemilik berinisiatif memanfaatkan peluang yang ada.

Serta melakukan idea tau strategi untuk memaksimalkan usahanya tersebut.

(35)

Hasil wawancara dengan Bapak Isneldi selaku Pemilik Kuliner Nasi Padang, ia

mengatakan :

“menurut saya, yang menjadi kekuatan terbesar saya adalah tempat saya berada

didekat pintu keluar Plaza Milenium. Jadi, orang-orang yang keluar dari Plaza

itu dan yang ingin mencari makanan pastinya mereka akan berjumpa langsung

dengan jualan saya. Dan juga, saya mempunyai anggota yang siap memanggil

orang-orang yang akan keluar dari plaza millennium. Disamping itu, yang

menjual nasi padang seperti saya hanya dua pedagang saja. Itupun, pedagang

nasi padang yang lain berada jauh dari pintu keluar plaza millennium. Ini yang

menjadi kesempatan dan peluang untuk membuka usaha ini. Dan, pesaing saya

pun ada juga berada diseberang ditempat saya jualan. Orangpun, tidak usah

capek menyeberang membeli nasi. Sudah ada warung nasi berjualan disini. Saya

jamin tidak akan kecewa dan tidak kalah saing dengan rumah makan di seberang

jalan”.

Peneliti menganalisa hasil wawancara tersebut, pemilik memanfaatkan

peluang tempat atau lokasi yang strategis. Tepatnya didekat pintu keluar atau

gerbang keluar dari lingkungan plaza milenium. Ini menjadi sebuah usaha

pematangan dalam mengembangkan usaha tersebut. Hanya saja, pemilik

mencoba untuk melakukan suatu usaha yang mendukung dengan kondisi lokasi

tersebut.

10. Pertanyaan : Bagaimana pengelolaan usaha yang anda lakukan?

Hasil wawancara dengan Bapak Isneldi selaku Pemilik Kuliner Nasi Padang, ia

(36)

“saya kelola dengan teliti dan semaksimal mungkin. Mulai dari persiapan

sampai ke penjualan. Saya tidak mau pelanggan kecewa, tapi seiring, ada juga

pelanggan yang merasa mengeluh. Seperti : kelamaan menunggu dsb. Itu

menjadi masukan positif bagi usaha saya. Usaha saya ini sudah dua tahun lebih.

Serta harus mencari kualitas bahan yang baik agar kualitas makanan saya tidak

kalah saing dengan rumah makan yang ada diseberang”.

Peneliti menganalisa hasil wawancara tersebut, pemilik mengelola usaha

tersebut sesuai peluang yang ada. Ditambahkan lagi dengan manajemen strategis

dan pengelolaan sumber yang ada menjadi suatu keutuhan dalam menjalankan

usaha tersebut.

11. Pertanyaan : Apa yang anda lakukan agar lingkungan usaha tetap terjaga?

Hasil wawancara dengan Bapak Isneldi selaku Pemilik Kuliner Nasi Padang, ia

mengatakan :

“sewaktu pelanggan sudah selesai makan, harus dibersihkan. Dan, sayapun

sudah bayar iuran wajib tiap hari untuk kebersihan, jadi, saya tidak perlu

capek-capek membersihkannya ketika saya pulang. Sudah ada yang membersihkannya.

Dan juga, ini dilakukan supaya pelanggan merasa nyaman untuk makan disini.

Apalagi usaha saya ini, berdiri diatas saluran pembuangan. Maka dari itu, setiap

bulan kami melakukan gotong royong untuk membersihkan lapak berjualan kami.

Tapi, yang sering menjadi permasalahan. Sering ada bangkai tikus di lingkungan

(37)

Peneliti menganalisa hasil wawancara tersebut, pelayanan yang baik akan

menghasilkan sesuatu yang baik pula untuk penegembangan usaha tersebut. Dari

segala segi seperti bagaimana membuat calon pelanggan dan pelanggan tetap

nyaman dalam menikmati produk yang dibeli. Dengan cara membersihkan lokasi

tersebut itu merupakan langkah pelayanan yang baik.

12. Pertanyaan : Bagaimana cara anda mengatur tata letak usaha anda ?

Hasil wawancara dengan Bapak Isneldi selaku Pemilik Kuliner Nasi Padang, ia

mengatakan :

“saya menggunakan gerobak dorong. Dari rumah gerobak itu didorong sampai

ditempat lapak berjualan saya. Harus diatur sebaik mungkin sesuai kondisi luas

lapak yang ada. Mulai dari : jalan pelanggan masuk, dimana pelanggan duduk,

dan dimana tempat pelanggan untuk membayar makanan. Itu yang menjadi

penting, agar pelanggan tidak dikecewakan. Walaupun, tempat kami tidak seluas

dan sebagus rumah makan, kami harus menatanya dengan baik. Sesulit apapun

itu, saya harus memikirkan cara menarik minat pelanggan dengan kondisi yang

ada. Bisa dikatakan serba sederhana. Tapi, yang menjadi pikiran saya adalah

lokasi untuk parkir calon pembeli dan pelanggan saya sebenarnya. Tidak ada

jarak atau ruang parkir dikarenakan didepan gerobak saya, ada pangkalan

tukang becak. Terlalu dekat tukang becak memangkalkan becaknya dengan

gerobak saya. Itu membuat, calon pembeli dan pelanggan saya bingung

memarkirkan keretanya. Ujung-ujungnya, ada juja yang tidak jadi membeli

(38)

Peneliti menganalisa hasil wawancara tersebut, analisis lingkungan akan

memberikan gambaran tentang kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman bagi

usaha yang diperoleh dari analisis SWOT. Pemilik melihat permasalahan yang

ada dan menjadi ancaman bagi usaha pemilik. Dengan kondisi tidak ada ruang

bagi calon pelanggan atau pelanggan untuk memarkirkan kendaraan itu

menghambat proses penjualan. Dan akhirnya, calon pelanggan dan pelanggan

mengurungkan niatnya untuk membeli produk tersebut.

13. Apa yang menjadi ancaman terbesar bagi usaha anda ?

Hasil wawancara dengan Bapak Isneldi selaku Pemilik Kuliner Nasi Padang, ia

mengatakan :

“menurut saya, rumah makan yang ada diseberang yang menjadi ancaman

usaha saya. Tapi saya tidak takut. Karena, saya mempunyai kualitas makanan

yang tidak kalah saing dengan rumah makan itu. Dan, lokasi lapak saya pun,

mudah terjangkau oleh pembeli. Dan, satu lagi apabila lapak ini digusur, saya

tidak bisa berjualan lagi. Tapi, karena ada iuran wajib, pikiran saya lebih tenang

sekarang. Mengingat, usaha saya baru berumur dua tahun lebih”.

Pemilik menganalisa hasil wawancara tersebut,pemilik mengatur

formulasi strategi untuk meminimalisir anacaman yang ada. Agar apa yang

menjadi harapan pemilik menjadi kenyataan serta pemilik merasa terjaga dalam

(39)

4.2.3. Data berkaitan dengan Penjualan

14. Bagaimana tingkat penjualan produk anda setiap harinya? Dan bagaimana target penjualan setiap bulannya?

Hasil wawancara dengan Bapak Isneldi selaku Pemilik Kuliner Nasi Padang, ia

mengatakan :

“saya sudah berjualan nasi sudah dua tahun lebih. Banyak naik dan turunnya

berjualan nasi padang ini. Terkadang ramai dan terkadang pula sepi. Terkadang

untung dan terkadang pula rugi pun rugi. Karena, saya jualan untuk memenuhi

kebutuhan hidup keluarga. Yah, bisa dikatakan balek modal pun syukur

alhamdullilah. Untuk tingkat penjualan, untuk saat ini, tidak berharap banyak.

Untung syukur dan rugi pun disyukuri. Apalagi target setiap bulannya pasti ada.

Tapi saya, harus berusaha keras untuk memajukan usaha saya ini”.

Peneliti menganalisa hasil wawancara tersebut,penjualan adalah interaksi

antara individu saling bertemu muka yang ditujukan untuk menciptakan,

memperbaiki, menguasai atau mempertahankan hubungan pertukaran sehingga

menguntungkan bagi pihak lain. Penjualan dapat diartikan juga sebagai usaha

yang dilakukan manusia untuk menyampaikan barang bagi mereka yang

memerlukan dengan imbalan uang menurut harga yang telah ditentukan atas

persetujuan bersama.

Pemilik masih pada tahapan untuk melangsungkan kehidupan. Naik dan

turunnya tingkat penjualan menjadi permasalahan setiap harinya. Seharusnya,

(40)

kemampuan usaha dalam menjual produknya menentukan keberhasilan dalam

mencari keuntungan, apabila usaha tersebut tidak mampu menjual maka akan

mengalami kerugian.

15. Strategi apa yang dilakukan ketika target penjualan anda tidak atau belum tercapai?

Hasil wawancara dengan Bapak Isneldi selaku Pemilik Kuliner Nasi Padang, ia

mengatakan :

“tentunya, saya akan mengevaluasi setiap harinya. Apalagi masukan dari

pelanggan. Itu menjadi masuka positif bagi usaha saya. Seperti keluhan

pelanggan mengenai kelamaan penyajiaan. Dan itu, setiap harinya harus

ditingkatkan lebih maksimal lagi”.

Peneliti menganalisa hasil wawancara tersebut, penjualan secara konkrit

adalah upaya menjual suatu barang atau jasa. Semakin pandai seseorang untuk

menjual semakin cepat pula mencapai sukses dalam tugas-tugasnya, sehingga

tujuan yang diinginkan akan segera terlaksana. Dalam segala bidang dan

tingkatan, diperlukan pula sebuah taktik penjualan agar pelayanan yang diberikan

kepada orang lain dapat memberikan kepuasan. Dengan kepuasan ini diharapkan

mereka dapat menjadi langganan, yang dapat menunjang meningkatnya

penjualan.

Pemilik memanfaatkan kesalahan dan masukan dari calon pelanggan dan

(41)

16. Faktor apa yang menyebabkan penurunan atau fluktuasi tingkat penjualan?

Hasil wawancara dengan Bapak Isneldi selaku Pemilik Kuliner Nasi Padang, ia

mengatakan :

“menurut saya, ketika bulan tua. Terkadang kurang maksimal membeli makanan

diakhir bulan. Maka dari itu, disetiap tanggal diatas 20 atau akhir bulan saya

libur selama 2 hari. Dan juga, dari pelayanan yang diberikan. Pastinya, perlu

ada evaluasi. Apalagi, pesaing saya ada diseberang jalan”.

Peneliti menganalisa hasil wawancara tersebut, evaluasi yang dilakukan

pemilik menjadi masukan bersama-sama. Bukan hanya kondisi di internal calon

pelanggan dan pelanggan yang dilihat tetapi kondisi internal usaha tersebut juga

dilihat. Faktor di internal pemilik yang seharusnya menjadi pusat perhatian dan

pusat pemikiran pemilik.

17. Kegiatan apa yang anda lakukan untuk meningkatkan penjualan produk makanan kepada pelanggan?

Hasil wawancara dengan Bapak Isneldi selaku Pemilik Kuliner Nasi Padang, ia

mengatakan :

“tentunya, memberikan nasehat kepada anggota bagaimana cara melayani

pelanggan dengan baik. Dan juga, meningkatkan pelayanan dengan cara

memahami apa yang dibutuhkan pelanggan. Mulai dari kualitas makanan

sampai pelayanannya. Agar pelanggan merasa puas. Dan, kegiatan yang biasa

(42)

kenal menjadi kenal. Seolah-olah mereka sudah menjadi bagian terpenting dari

usaha ini”.

Peneliti menganalisa hasil wawancara tersebut, menurut Swasthu

(2001:171-175), dalam penjualan terdapat beberapa standar kinerja guna menjaga

stabilitas penjualan dalam perusahaan. Standar kerja yang dipakai dapat

digolongkan menjadi dua yaitu standar kerja kuantitatif dan standar kerja kerja

kualitatif. Standar kerja kuantitatif termasuk kuota, rasio biaya penjualan, rasio

marjin kotor atau laba bersih territorial, wilayah pangsa pasar, kunjungan per

hari, rasio kunjungan pesanan, biaya rata-rata per kunjungan dan jumlah pesanan

rata-rata. Sedangkan criteria standar kerja kualitatid termasuk kondisi fisik dan

mental, keinginan untuk menjual dan kerjasama.

Pemilik melakukan usaha dengan memberikan nasehat kepada karwayan

tidaklah cukup. Seharusnya, pemilik harus merubah pola atau formulasi strategi

yang baru. Agar penjualan makanan lebih maksimal.

18. Pada saat kapan penjualan mengalami peningkatan dan penurunan?

Hasil wawancara dengan Bapak Isneldi selaku Pemilik Kuliner Nasi Padang, ia

mengatakan :

“pada saat hari libur, penjualan mengalami sedikitnya peningkatan dan

mengalami sedikit penurunan pada hari biasanya. Pastinya, tidak bisa ditentukan

tergantung kondisi.

Peneliti menganalisa hasil wawancara tersebut, pemilik hanya berasumsi

(43)

kondisi pasar ramai dan sepi. Kalau itu yang menjadi targetan penjualan dari

pemilik maka akan mengalami kerugian.

4.2.4. Data berkaitan dengan Persepsi Pelanggan

19. Apa yang anda pahami mengenai Pedagang Kaki Lima?

Hasil wawancara dengan Saudari Rini selaku pelanggan Kuliner Nasi Padang, ia

mengatakan :

“kalau saya sih, pedagang kaki lima itu orang yang berjualan dipinggir jalan

yang menjual barangnya ke orang-orang sekitar. Dan, banyak orang itu

berjualan dengan menggunakan gerobak dorong”.

Saudari Natalia selaku masyarakat umum juga menambahkan terkait hal ini, ia

mengatakan :

“pedagang kaki lima, orang yang berjualan dipinggir jalan”.

Peneliti menganalisa hasil wawancara tersebut, pemahaman yang

disampaikan tersebut menjadi perhatian yang penting bagi pedagang kaki lima

serta menjadi kebutuhan calon pelanggan dan pelanggan.

20. Mengapa anda memilih untuk membeli produk kuliner Nasi Padang?

Hasil wawancara dengan Saudara Rini selaku pelanggan Kuliner Nasi Padang, ia

mengatakan :

“kalau saya, kalau lapar harus makan nasi. Dan, saya tidak perlu capek-capek

membeli nasi jauh-jauh. Kan, didepan Plaza Milenium ada warung nasi padang.

(44)

09.00 pagi sudah harus gerak kerja. Kan, saya pagi-pagi tidak sempat masak

sarapan. Jadi, saya sempat membeli nasi padang. Karena pukul 10.00 pagi

bapak itu sudah buka dan tutupnya pun sampai malam”.

Saudara Dwi selaku pelanggan pelanggan kuliner Nasi Padang juga

menambahkan terkait hal ini, ia mengatakan :

“kebetulan saya juga berjualan di sini. Saya jualan es campur disini. Ketika

lapar, saya memesan nasi soto. Nasi soto menjadi makanan kesukaan saya. Dan,

sotonya pun enak”.

Peneliti menganalisa hasil wawancara tersebut, mereka merasakan

kenikmatan produk yang mereka beli. Dan, itu menjadi kebutuhan yang penting

bagi mereka.

21. Keuntungan apa saja yang ditawarkan pemilik kuliner Nasi Padang kepada anda?

Hasil wawancara dengan saudara Rini selaku pelanggan Kuliner Nasi Padang, ia

mengatakan :

“keuntungannya, makanan kesukaan saya, makanannya ada disitu lauknya. Jadi,

tiap hari, makanan kesukaan saya ada setiap hari. Saya selalu beli nasi pakai

ayam sambal. Apalagi, sambalnya itu rasanya pas dilidah saya dan terasa

nikmat kalau nasi nya panas. Tapi terkadang, kalau saya beli nasi ketika malam

hari, nasinya itu sudah tidak panas lagi. Tapi, karena ada sambalnya, terasa

(45)

Peneliti menganalisa hasil wawancara tersebut, bahwa pelanggan

mendapatkan kepuasan dari produk tersebut. Tetapi, pelanggan tersebut pernah

mengeluhkan kelemahan diusaha tersebut. Dan itu, seharusnya menjadi perhatian

pemilik untuk mencari solusi dari permasalahan tersebut.

22. Bagaimana pelayanan yang diberikan pemilik kuliner Nasi Padang?

Hasil wawancara dengan saudara Rini selaku pelanggan Kuliner Nasi Padang, ia

mengatakan :

“saya sih, kalau ditanya ini, ya lumayanlah. Karena saya memerlukan itu. Dan,

saya pun, sering cerita-cerita dengan pemilik warung nasi itu. Kalau bisa

nasinya panas sampai malam hari, lauknya diperbannyak dan apalagi

sambalnya, harus diperbanyak lagi, dan, yang penting, sudah bisa lah tambah

anggota untuk melayani pelanggan dengan cepat.

Peneliti menganalisa hasil wawancara tersebut, tanggapan yang diberikan

pelanggan adalah masukan dan positif bagi usaha itu artinya pelanggan sudah

menjadi pelanggan yang baik.

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian

4.3.1 Strategi Pelayanan Pelanggan

Menurut Danang Sunyoto, setiap usaha dalam mempertahankan

pelanggan tidak hanya ingin memperbaiki hubungan dengan mitranya, tetapi

mereka juga ingin membangun ikatan dan loyaliyas yang lebih kecil dengan

(46)

Dalam usahan nasi padang ini, sesuai dengan data yang didapat

dilapangan, bahwa usaha ini dalam hal strategi pelayanan pelanggan masi bersifat

otodidak, bukan berdasarkan pada teori-teori yang berkaitan dengan strategi

pelayanana pelanggan.

Usaha nasi padang ini belum memiliki strategi-strategi yang dapat

diaplikasikan dengan keadaan usaha. Seperti pada cara melayani pelanggan,

usaha nasi padang hanya mengajak calon pembeli untuk datang ke tempat usaha

dengan cara memanggil.

Dari sisi pelayanan, sistem pelayanan yang ada di usaha nasi padang ini

masih standar seperti di tempat usaha kaki lima lainnya. Tidak ada hal lain yang

dapat menjadi daya tarik lebih dibandingkan pesaing sejenis yang berdekatan.

Padahal hal ini dapat menjadi kelebihan utama di usaha nasi padang ini.

Misalnya, dengan menyajikan tempat makan yang lebih higienis dan lebih

nyaman. Sehingga pelanggan dapat dengan santai menyantap makanan yang

disajikan tanpa harus merasa risih dengan usaha yang berkonsep pedagang kaki

lima ini.

Selain itu, sang pemilik dapat menanyakan kepada pembeli tentang

bagaimana rasa dari makanan tersebut. Apakah ada yang masih kurang atau

sudah sesuai yang pelanggan harapkan. Jika ada saran, hendaknya saran tersebut

diterima dengan senang hati oleh pemilik sebagai perbaikan perkembangan

(47)

Produk-produk yang dihasilkan pada Usaha Nasi Padang merupakan

barang yang didalam proses pembuatannya membutuhkan keahlian memasak.

Keahlian memasak yang dimiliki oleh istri pemilik digunakan untuk membuat

produk tetap berada pada kualitas yang baik. Salah satu strategi yang dilakukan

pemilik usaha untuk menjaga mutu produknya antara lain dengan memperbanyak

menu makanan baik dari segi bentuk maupun tampilannya.

Melalui langkah ini, konsumen mendapatkan kesempatan untuk memilih

produk sesuai dengan selera yang mereka inginkan. Walaupun produk yang dijual

sejenis tetapi dari segi bentuk maupun tampilan dibuat sedemikian rupa berbeda.

Variasi produk yang dilakukan mampu untuk menunjang penjualan yang

tentunya akan meningkatkan produksi.

Pemilik seharusnya lebih memperbanyak menu makanan yang ada. Agar

calon pelanggan dan pelanggan tertarik untuk mencobanya. Sehingga, mereka

tidak merasa bosan untuk membeli makanan itu. Dan itu, akan meningkatkan

penjualan.

Harga produk yang ditetapkan pada Usaha Nasi Padang tetap

memperhatikan pada aspek-aspek yang mempengaruhi nilai jualnya. Harga yang

sudah sesuai membuat konsumen mampu untuk mencapai daya beli terhadap

produk yang dijual. Strategi yang diterapkan pemilik yaitu dengan menetapkan

harga sesuai dengan kualitas produk yang dijual.

Kualitas produk dapat dilihat dari menu makanan yang baik dan hasil

produk yang dibuat menarik dari segi desainnya. Penetapan harga yang sesuai

(48)

stabilitas penjualan barang sehingga target keuntungan yang ingin dicapai dapat

terlaksana. Hal ini juga akan mempengaruhi pengembangan produksi agar tetap

mengalami peningkatan.

Terakhir, dengan memberi ucapan terima kasih kepada pelanggan dan

memberi senyuman akan member kesan puas tersendiri terhadap pelanggan

tersebut. Hal itu dapat berdampak pada kembalinya pelanggan tersebut, dan

bukan tidak mungkin akan memberi tahu orang lain tentang bagaimana pelayanan

di usaha nasi padang ini

4.3.2 Lingkungan Usaha

Era globalisasi dan modernisasi membuka peluang yang besar bagi usaha

pedagang kaki lima khususnya usaha nasi padanguntuk menjangkau pasar yang

ada. Persaingan antar usaha yang sejenis pada umumnya berkutat pada proses

meyakinkan masyarakat melalui produk yang ditawarkan dan pelayanan yang

diberikan.Tingkat popularitas usaha nasi padang di mata masyarakat dapat

dijadikan sebagai representatif terhadap berhasilnya strategi yang dilakukan.

Usaha nasi padang ini berlokasi di depan Plaza Milenium. Yang menjadi

kekuatan dari lingkungan usaha, bahwa lokasi usaha ini yang terdekat dengan

pintu keluar pengunjung dan kayawan Plaza Milenium. Sehingga menjadi lokasi

usaha pertama yang ditemui calon pembeli dibandingkan dengan usaha lain,

khususnya dengan usaha pesaing sejenis.

Keuntungan lokasi tersebut telah dimanfaatkan oleh pemilik usaha dengan

menjaga kebersihan dan juga tata letak usaha agar lebih mudah dijangkau

(49)

lain, sehingga pembeli tidak perlu kesulitan mencari minuman yang kebetulan

tidak disediakan di usaha nasi padang ini.

Menyikapi hal tersebut usaha kuliner nasi padang harus memiliki

keunggulan tersendiri dari segi lingkungan internal agar dapat bersaing dengan

usaha sejenis lainnya.

Untuk itu diperlukan keseriusan dan kerjasama antara pemilik daan

karyawan agar dapat memaksimal usaha tersebut.

4.3.3 Penjualan

Penjualan merupakan salah satu fungsi pemasaran yang sangat penting

bagi perusahaan dalam mencapai sebuah tujuan dalam perusahaan yaitu

memperoleh laba untuk menjaga kelangsungsan hidup perusahaan.

Berdasarkan hasil wawancara yang berkaitan dengan penjualan, usaha

nasi padang ini masih berjualan tanpa adanya target penjualan. Sehingga usaha

ini mash sering mengalami kerugian. Padahal usaha ini telah mengevaluasi kapan

penjualan terjadi dengan tinggi atau rendah.

Dengan menyusun strategi penjualan, usaha nasi padang dapat mencapai

keuntungan yang lebih baik. Seperti pada hari-hari yang telah di evaluasi, di hari

dengan tingkat penjualan tinggi makan produk di siapkan lebih. Hal ini untuk

mengantisipasi kekurangan produk jika pembeli ramai. Sedangkan pada hari-hari

yang cenderung membuat penjualan turun, makan jumlah produk usaha dikurangi

(50)

Strategi penjualan tersebut juga dapat menyimpan tenaga dari pemilik

usaha tersebut, agar lebih maksimal berjualan pada hari-hari yang ramai pembeli.

Hari-hari yang ramai tersebut seperti pada hari libur, sedangkan hari yang

pembeli sedikit seperti pada hari kerja.

Dengan menyusun strategi pemjualan, makan pemilik usaha nasi padang

dapat berjualan secara efektif dan efisien. Tidak lagi seperti pedagang kaki lima

lainnya, dimana keuntungan atau modal hari ini akan dijadikan untuk modal

berjualan di hari esok. Jika disusun strategi penjualan yang baik, pemilik usaha

nasi padang dapat memprediki keuntungan yang akan didapatkan per hari atau

bahkan per bulan.

4.3.4. Persepsi Pelanggan

Persepsi pelanggan dan masyarakat umum terhadap usaha kuliner Nasi

Padang dapat dijadikan rujukan untuk menilai citra usaha kuliner dimata

pelanggan maupun calon pelanggan sehingga indikator berjalannya penerapan

strategi pelayanan pelanggan yang dilakukan dapat terlihat dari persepsi yang

dibangun publik terhadap usaha kuliner Nasi Padang, untuk itu dapat dijadikan

bahan evaluasi untuk perbaikan yang lebih baik.

Melalui analisis yang dilakukan terhadap persepsi pelanggan yang

berpandangan, memilih produk usaha kuliner nasi padang karena produk yang

ditawarkan sesuai dengan kebutuhan pelanggan dan produk tersebut dipilih

karena sesuai dengan tingkat penghasilannya, selain itu dari segi pelayanan yang

diberikan pelanggan kuliner nasi padang berpendapatsudah cukup bagus namun

(51)

berkomunikatif dengan masyarakat sekitar untuk menawarkan produk sehingga

strategi pelayanan pelanggan yang dilakukan lebih meningkat dan dapat menarik

perhatian calon pelangganuntuk mencoba dan menikmati produk kuliner nasi

padang.

Terkait dengan kuliner nasi padang pada dasarnya sebagain besar

masyarakat sudah pada mengetahui dan menikmati serta berpandangan bahwa

secara fungsi produk kuliner nasi padang itu penting bagi masyarakat untuk

memenuhi kebutuhan fisik. Dan apalagi, masyarakat sekitar tidak perlu berpikir

panjang untuk mencari tempat makanana karena di situ sudah ada yang menjual

nasi padang. Untuk itu poin yang terpenting sebaiknya usaha kuliner nasi padang

lebih kreatif dalam menyusun strategi pelayanan makananan dan cara-cara

menjual produk sehingga terjadi kedekatan dengan pelanggan maupun calon

(52)

BAB V PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Dari hasil pembahasan yang telah dilakukan peneliti terhadap berbagai

kegiatan strategi pelayanan pelanggan pada usaha Nasi Padang di Medan, dapat

disimpulkan bahwa strategi pelayanan pelanggan yang dilakukan belum memiliki

peranan penting untuk meningkatkan penjualan makanan. Adapun indikator yang

mendukung kesimpulan tersebut, antara lain :

1. Strategi yang ditetapkan belum mampu meningkatkan penjualan. Hal ini

dapat dilihat dari kurang efektifnya strategi dibuat seperti strategi pelayanan

pelanggan dan sistem penjualan kurang maksimal.

2. Pelayanan yang diberikan belum maksimal dalam melayani calon pelanggan

dan pelanggan. Diperlukan langkah strategis untuk menyelesaikan masalah

dan mencari solusi yang baik.

3. Penjualan masih mengalami naik dan turunnya minat beli calon pelanggan

dan pelanggan. Maka dari itu, diperlukan mengevaluasi menajemen

keuangan yang ada. Agar dapat menentukan langkah kedepannya.

Dengan melakukan evaluasi setiap proses kegiatan produksi dan penjualan

serta memahami konsep strategi pelayanan pelanggan yang baik, pemilik akan dapat

meningkatkan penjualan makanan secara berkala. Serta itu, mengoptimalkan strategi

yang ada dan menyusun strategi baru dapat menunjang tercapainya peningakatan

(53)

5.2. Saran

Dari hasil penelitian yang peneliti lakukan pada usaha Nasi Padang Medan,

ada beberapa hal yang dapat dipertimbangkan sebagai masukan untuk meningkatkan

efektifitas dan efisiensi dalam merencanakan strategi pelayanan pelanggan yang

baik. Dalam hal ini saran tersebut adalah :

1. Bagi usaha Nasi Padang, dalam melakukan kegiatan melayani pelanggan

sebaiknya menggunakan konsep yang mengarahkan dan menjadi solusi

dalam melayani pelanggan dengan baik. Hal ini bertujuan agar pemilik dapat

mengetahui stategi pelayanan pelanggan seperti apa yang dapat meningkat

penjualan makanan.

2. Bagi usaha makanan sejenis, dalam menyusun strategi pelayanan haruas

dilihat kondisi internal dan kondisi eksternal usahatersebut. Hal ini bertujuan

agar rencana penjualan yang dibuat lebih terencana.

3. Bagi pihak pemerintah, hendaknya melakukan pembinaan secara lansung

kepada pelaku usaha kecil yang belum mampu melakukan suatu usaha untuk

mempertahankan usaha tersebut. Hal ini dapat membantu keberlangsungan

(54)

BAB II

KERANGKA TEORI

Kerangka teori merupakan sesuatu yang dapat dijadikan acuan dalam

menginterpretasikan suatu permasalahan.Penelitian yang memenuhi standar

ilmiah haruslah menyertakan kajian teori atau perspektif teoritik yang dipandang

relevan untuk membantu memahami atau menjelaskan fenomena yang diteliti

(Bungin, 2003:45).Menurut Subagyo (2004:20) teori adalah sarana pokok untuk

menyatakan hubungan sistematik dalam gejala sosial maupun nature yang ingin

diteliti.Sedangkan menurut Snelbecker (dalam Moleong, 2006:55) teori adalah

seperangkat proposisi yang berinteraksi secara sintaksi yang berfungsi sebagai

wahana untuk meramalkan dan menjelaskan fenomena yang diamati.Dari

beberapa penjelasan yang telah dipaparkan maka pada dasarnya teori yang

merangkai beberapa fenomena atau gejala sosial secara sistematis sehingga

terbentuk suatu ilmu yang mempunyai pengertian dalam menginformasikan suatu

pandangan.

Berdasarkan rumusan diatas maka penulis akan mengemukakan teori,

gagasan, dan pendapat yang memiliki relevansi dengan pembahasan dan akan

dijadikan titik tolak landasan berfikir dalam penelitian ini.

2.1. Strategi

Dunia usaha perlahan telah memasuki dimensi yang berbeda

dibandingkan dengan satu dekade sebelumnya. Era globalisasi yang dikemas

dalam kebijakan pasar persaingan sempurna menjadikan persaingan di dunia

(55)

dengan meningkatnya persaingan, terjadi pula perubahan perilaku konsumen

yang dikarenakan banyaknya pillihan yang tersedia sehingga semakin banyaknya

tuntutan dari pihak konsumen, baik mengenai kualitas, harga, maupun mengenai

pelayanan.

Dalam situasi yang penuh dengan dinamika ini, manajemen usaha harus

dapat menciptakan organisasi yang dapat memberikan pelayanan yang dapat

memuaskan pelanggan dan dalam saat yang bersamaan dapat pula bersaing

secara efektif dalam konteks lokal, regional bahkan dalam konteks global.

Dengan kata lain, suatu usaha kini dituntut untuk mengembangkan strategi yang

antisipatif terhadap kecenderungan-kecenderungan baru guna mencapai dan

mempertahankan posisi bersaingnya (Hari Purnomo,1996: 6).

Strategi telah didefinisikan dalam beragam cara oleh banyak penulis

(dalam Triton, 2007: 5-6) diantaranya :

1. Strategi adalah penetapan tujuan dasar jangka panjang dan sasaran

perusahaan dan penerapan serangkaian tindakan serta alokasi

sumberdaya yang penting untuk melaksanakan sasaran

(Chandler,1962).

2. Strategi adalah arah dan cakupan organisasi secara ideal untuk jangka

panjang, yang menyesuaikan sumberdayanya dengan lingkungan yang

berubah dan secara khusus, dengan pasarnya, dengan pelanggan, dan

kliennya untuk memenuhi harapan stakeholder (Jhonson dan Scholes,

1993).

3. Menurut Armstrong (2003:39-42) dalam kumpulan buku The Art of

(56)

a.Strategi merupakan deklarasi maksud yang mendefinisikan cara

untuk mencapai tujuan dan memperhatikan dengan

sungguh-sungguh alokasi sumber daya perusahaan yang penting untuk jangka

panjang dan mencocokan sumber daya dan kapabilitas dengan

lingkungan eksternal.

b.Strategi merupakan perspektif dimana isu kritis atau faktor

keberhasilan dapat dibicarakan, serta keputusan strategis bertujuan

untuk membuat dampak yang besar serta jangka panjang kepada

perilaku dan keberhasilan organisasi.

c.Strategi pada dasarnya mengenai penetapan tujuan (tujuan strategi)

dan mengalokasikan atau menyesuaikan suumberdaya dengan

peluang (strategi berbasis sumber daya) sehingga dapat mencapai

kesesuaian strategis antara tujuan strategis dan basis sumber

dayanya.

Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa

strategi merupakan suatu perencanaan strategis dalam mencapai tujuan dan

sasaran dengan memperhatikan keunggulan kompetitif, komparatatif, dan sinergis

yang secara berkelanjutan dijadikan sebagai pedoman dan perspektif jangka

panjang yang ideal dari individu atau organisasi untuk menunjang keunggulan

bersaing dalam mencapai dan mempertahankan posisi strategis.

Menurut Rangkuti (2004:6), strategi dapat dikelompokkan berdasarkan 3

(tiga) tipe strategi, yaitu:

(57)

Strategi manajemen meliputi strategi yang dapat dilakukan oleh manajemen

dengan orientasi pengembangan strategi secara makro misalnya, strategi

pengembangan produk, strategi penerapan harga, strategi pengembangan

produk, strategi akuisi, strategi pengembangan pasar, strategi mengenai

keuangan dan sebagainya.

2. Strategi Investasi

Strategi investasi merupakan kegiatan yang berorientasi pada investasi,

misalnya, apakah perusahaan ini melakukan strategi pertumbuhan yang agresif

atau berusaha mengadakan penetrasi pasar, strategi bertahan, strategi

pembangunan kembali suatu divisi baru atau strategi diiventasi, dan

sebagainya.

3. Strategi Bisnis

Strategi bisnis ini juga disebut strategi bisnis secara fungsional karena bisnis

ini berorientasi kepada fungsi-fungsi kegiatan manajemen, misalnya strategi

pemasaran, strategi produksi atau operasional, strategi distribusi, strategi

organisasi, dan strategi-strategi yang berhubungan dengan keuangan.

Dalam menjalankan strategi terdapat proses ataupun tahapan yang disebut

proses manajemen strategis. Menurut Hari purnomo (1996:20-21) proses

manajemen strategis yaitu :

1. Analisis lingkungan

Analisis lingkungan merupakan proses awal dalam manajemen strategi yang

bertujuan untuk memantau lingkungan perusahaan. Secara garis besar analisis

lingkungan mencakup analisis lingkungan internal dan eksternal.Lingkungan

Gambar

Gambar 4.1
Tabel 1. Identitas Informan

Referensi

Dokumen terkait

Dalam program ini telah tersedia beberapa komponen–kompenen atau alat– alat yang sering dipakai atau digunakan dalam sistem network tersebut, sehingga dapat dengan

manajemen senior di fs • internal audit kegiatan tujuan,, tanggung jawab wewenang, dan kinerja relatif dengan rencana.Pelaporan juga harus mencakup eksposur risiko yang

Untuk dapat mengukur resistansi suatu sampel dengan presisi, maka kontak atau elektroda yang di- pakai untuk mengukur tegangan listrik dan kontak yang diapakai untuk memasukkan

Judul : Kebiasaan Penggunaan Kalimat Perintah dalam Aktivitas Pembelajaran: Kajian Pragmatik Kesantunan Berbahasa di Sekolah Dasar 5 Gondangmanis Bae Kabupaten Kudus..

(June 2014 - Feb 2015) Provided Level 1 support, handled troubleshooting and maintenances well as monitoring and deployment of

Bila dalam waktu tersebut tidak ada sanggahan dari peserta lelang, maka keputusan ini dinyatakan sah dan tidak dapat diganggu gugat.. Demikian pengumuman ini di sampaikan,

Communications Engineering (2010 – 2015) Rizal Technological University Boni Avenue, Mandaluyong City.  President,

3) Penilaian alternatif : Konsumen menggunakan informasi untuk mengevaluasi merek-merek alternatif dalam himpunan pikiran. 4) Keputusan pembelian : Keputusan seorang