LAPORAN PENELITIAN KANEKARAGAMAN SPESIES BOTANI CRYPTOGAMAE DAN ZOOLOGI INVETEBRATA
DI PANTAI BINUANGEUN BANTEN
Laporan ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Zoologi Invetebrata dan Botani Cryptogamae yang diampu oleh:
1. Drs. H. Uus Toharudin, M.Pd.,
2. Ida Yayu Nurul Hizqiyah, S.Pd, M.Si., 3. Drs. Otang Hidayat, M.Pd.,
4. Gurnita S.Si.,
Kelompok 3 A
1. Fajri Alfi Syahrin 155040001 2. Miniarti Yulistiani 155040006
3. Khintan Kamila 155040016
4. R. Efrila Mutiadha 155040023 5. Adiesti Hereza D 155040047 6. Dinna Nurhikmah 155040050
Pendidikan Biologi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pasundan
Kata Pengantar
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, dan karunia-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan “Penelitian Alga dan Species Zoologi Invetebrata” yang merupakan tugas mata kuliah Zoologi Invetebrata dan Botani Cryptogamae, yang dilaksanakan pada tanggal 16 sampai dengan 18 Desember di Pantai Binuangeun Banten.
Selama kegiatan berlangsung, kami dapat melakukan kegiatan dengan metode pengamatan dan identifikasi species yang ditemukan di pantai Binuangeun Banten.
Kemampuan dan pengetahuan kami yang masih terbatas, menyebabkan banyak kesulitan yang dihadapi. Walaupun demikian, Alhamdulillah dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Kami sadar bahwa penelitian yang dikerjakan, tidak luput dari kekurangan. Dengan demikian, kami sangat mengharapkan saran an keritik yang membangun demi perbaikan dimasa mendatang.
Pada kesempatan ini, dengan segala hormat dan kerendahan hati kami mengucapkan terima kasih kepada :
1. Yth. Drs. H. Uus Toharudin, M.Pd., selaku Dosen Pengampu Mata kuliah Zoologi Invetebrata
2. Yth. Ida Yayu Nurul Hizqiyah., S.Pd, M.Si., selaku Asisten Dosen Mata Kuliah Zoologi Invetebrata
3. Yth. Rifky Survani, M.Pd., selaku Pembimbing Penelitian Zoologi Invetebrata 4. Yth. Drs. Otang Hidayat, M.Pd., selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah Botani
Cryptogamae
5. Yth. Gurnita, M.Pd., selaku Pembimbing Penelitian Botani Cryptogamae 6. Asisten Praktikum Zoologi Invetebrata dan Botany Cryptogamae
Bandung, Desember 2016
Daftar Isi
Daftar Isi...i
Daftar Gambar...iii
Daftar Tabel...iii
BAB I PENDAHULUAN...1
1. 1 Latar Belakang...1
1. 2 Rumusan Masalah...1
1. 3 Tujuan dan Maksud Penelitian...1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...3
2. 1 Dasar Teori Zoologi Invetebrata...3
2.1.1 Molusca...3
2.1.2 Athropoda...4
2.1.3 Echinodermata...5
2. 2 Dasar Teori Botani Cryptogamae...6
2.2.1 Alga...6
2.2.2 Jamur...7
2.2.3 Lumut...8
2.2.4 Paku...9
BAB III METODE PENELITIAN...12
3. 1 Waktu Penelitian...12
3. 2 Lokasi Penelitian...12
3. 3 Cara Pengawetan Botani Cryptogamae...12
3.3.2 Pengawetan Basah...13
3.4 Cara Pengawetan Zoologi Invetebrata...13
3.4.1 Pengawetan Kering...13
3.4.2 Pengawetan Basah...14
BAB IV PEMBAHASAN...15
4.3 Hasil pengamatan...15
4.4 pembahasan hasil pengamatan tersebut...27
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...36
5.3 Kesimpulan...36
Daftar Gambar
Gambar Pengamatan Spesies Alga... 15
Gambar Pengamatan Spesies Jamur... 17
Gambar Pengamatan Spesies Lumut... 17
Gambar Pengamatan Spesies Paku... 18
Gambar Pengamatan Spesies Athropoda... 19
Gambar Pengamatan Spesies Echinodermata... 21
Gambar Pengamatan Spesies Molusca... 23
Gambar Pengamatan Spesies Porifera... 24
Daftar Tabel
Tabel Hasil Pengamatan Botani Cryptogamae... 27
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang
Ilmu yang mempelajari tentang hewan dan tumbuhan atau Zoologi dan Botani merupakan bagian dari Biologi . Biologi merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam, maka untuk pengembangan Zoologi dan Botani perlu menggunakan cara pemecahan ilmiah. Langkah-langkah metode ilmiah mengobservasi, mempersoalkan, membuat hipotesis, melakukan eksperimen, dan menyusun teori.
Zoologi invertebrata merupakan salah satu cabang ilmu Biologi yang kajiannya mencakup hewan tidak bertulang belakang. Habitat hewan invertebrata ini teradapat pada perairan tawar, laut dan daratan. Namun lebih dominan pada perairan aquatic terutama pada daerah lautan. Lautan merupakan rumah bagi kebanyakan filum hewan tersebut salah satunya Molusca, Athropoda dan Echinodermata.
Botani Cryptogamae merupakan Ilmu yang mempelajari tentang tumbuh-tumbuhan tingkat rendah yang berkembang biak dengan tidak memakai biji. misalnya : Lumut, Ganggang, Jamur dan Paku-pakuan. Namun pada daerah pantai dan lautan merupakan kebanyakan rumah bagi paku-pakuan dan kebanyakan alga.
Untuk dapat mengetahui dan memahami lebih lajut tentang spesies apa saja yang termasuk kedalam Zoologi Invetebrata dan Botani Cryptogamae, maka diadakanlah kuliah lapangan di Pantai Binuangeun Banten yang memiliki banyak spesies baik dari Zoologi Invetebrata maupun dari Botani Cryptogamae, sehingga mahasiswa dapat meneliti dan mengidentifikasi spesies tersebut berdasarkan teori yang sudah diperoleh pada saat kuliah.
I.2 Rumusan Masalah
1. Hewan apa saja yang ditemukan di Pantai Binuangeun Banten yang merupakan termasuk kedalam Zoologi invetebrata ?
2. Jenis tumbuhan apa saja yang terdapat di Pantai Binuangeun Banten, yang termasuk kedalam Botani cryptogamae ?
I.3 Tujuan dan Maksud Penelitian
2. Untuk mengetahui morfologi spesies yang ditemukan di pantai Binuangeun Banten
3. Agar dapat membedakan spesies menurut klasifikasinya
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA II.1 Dasar Teori Zoologi Invetebrata
Adapun dasar teori yang kami gunakan sebagai referensi adalah sebagai berikut:
2.2.1 Molusca
Mollusca (dalam bahasa latin, molluscus = lunak) merupakan hewan yang bertubuh lunak. Tubuhnya lunak dilindungi oleh cangkang, meskipun ada juga yang tidak bercangkang. Hewan ini tergolong triploblastik selomata. Ukuran dan bentuk mollusca sangat bervariasi. Misalnya siput yang panjangnya hanya beberapa milimeter dengan bentuk bulat telur. Namun ada yang dengan bentuk torpedo bersayap yang panjangnya lebih dari 18 m seperti cum-cumi raksasa. Mollusca hidup secara heterotrof dengan memakan ganggang, udang, ikan ataupun sisa-sisa organisme. Habitatnya di air tawar, di laut dan didarat. Beberapa juga ada yang hidup sebagai parasit (Maskoeri, 1992: 89).
Mollusca merupakan filum terbesar dari kingdom animalia. Mollusca dibedakan menurut tipe kaki, posisi kaki, dan tipe cangkang, yaitu Gastropoda, Pelecypoda, dan Cephalopoda. Yang pertama yaitu, Gastropoda (dalam bahasa latin, gaster =perut, podos=kaki) adalah kelompok hewan yang menggunakan perut sebagai alat gerak atau kakinya. Misalnya, siput air (Lymnaea sp.), remis (Corbicula javanica), dan bekicot (Achatia fulica). Hewan ini memiliki ciri khas berkaki lebar dan pipih pada bagian ventrel tubuhnya. Gastropoda bergerak lambat menggunakan kakinya. Gastropoda darat terdiri dari sepasang tentakel panjang dan sepasang tentakel pendek. Pada ujung tentakel panjang terdapat mata yang berfungsi untuk mengetahui gelap dan terang. Sedangkan pada tentakel pendek berfungsi sebagai alat peraba dan pembau. Gastropoda akuatik bernapas dengan insang, sedangkan Gastropoda darat bernapas menggunakan rongga mantel (Mukayat, 1989: 111).
pasang atau sepasang lipatan yaitu mantel atau pallium. Fungsi mantel adalah mensekresikan cangkang dan melingkupi rongga mantel yang di dalamnya berisi insang. Lubang anus dan eksketori umumnya membuka ke dalam rongga mantel. Saluran pencernaan berkembang baik. Sebuah rongga bukal yang umumnya mengandung radula berbentuk seperti proboscis. Esophagus merupakan perkembangan dari stomodeum yang umumnya merupakan daerah khusus untuk menyimpan makanan dan fragmentasi. Pada daerah pertengahan saluran pencernaan terdapat ventrikulus (lambung) dan sepasang kelenjar pencernaan yaitu hati. Sedangkan daerah posterior saluran pencernaan terdiri atas usus panjang yang terakhir dengan anus. Memiliki sistem peredaran darah dan jantung. Jantung dibedakan atas aurikel dan ventrikel. Meskipun memiliki pembuluh darah namun darah biasanya mengalami srkulasi ruang terbuka (Rusyana, 2011: 86).
2.2.2 Athropoda
Kata Arthropoda dari bahasa Yunani yaitu Arthros berarti sendi (ruas) dan Podos berarti kaki. Jadi arthropoda adalah hewan yang mempunyai kaki bersendi-sendi (beruas-ruas). Hewan ini banyak ditemukan di darat, air tawar, dan laut, serta didalam tanah. Hewan ini juga merupakan hewan yang paling banyak jenis atau macam spesiesnya, lebih kurang 75% dari jumlah keseluruhan spesies hewan di dunia yang telah diketahui (Setiati, 2012:87).
Segmen terdapat juga ditubuhnya. Tubuh Arthropoda merupakan simetri bilateral dan tergolong triplobastik selomata. Ukuran dan bentuk tubuh sangat beragam, beberapa diantaranya memiliki panjang lebih dari 60 cm, namun kebanyakan berukuran kecil. Begitu pula dengan bentuk Arthropoda pun beragam. Tubuh Arthropoda bersegmen dengan jumlah segmen yang bervariasi. Pada tiap segmen tubuh tersebut terdapat sepasang kaki yang beruas. Segmen bergabung membentuk bagian tubuh, yaitu kaput (kepala), toraks (dada), dan abdomen (perut). Atrhropoda ditemukan adanya kutikula keras yang membentuk rangka luar (eksoskeleton). Eksoskeleton tersusun dari kitin yang disekresikan oleh sel kulit. eksoskeleton melekat pada kulit membentuk perlindungan tubuh yang kuat. Eksoskeleton terdiri dari lempengan yang dihubungkan oleh ligamen yang fleksibel dan lunak. Eksoskeleton tidak dapat membesar mengikti pertumbuhan tubuh. Oleh karena itu, tahap pertumbuhan. Arthropoda selalu di ikuti dengan pengelupasan eksoskeleton lama dan pembentukan eksoskeleton baru. Tahap pelepasan eksoskeleton disebut dengan molting atau ekdisis. Hewan yang biasanya melakukan ekdisis misalnya kepiting, udang, dan laba-laba (Erwin, 2010:122-123).
Approximatelly 1.100.000 spesies Arthropoda telah direkam, dan kemungkinan bahwa lebih banyak tetap harus diklasifikasikan. Pada kenyataannya, berdasarkan survei fauna serangga di kanopi hutan hujan, banyak perkiraan spesies belum terdekskripsikan jauh lebih tinggi. Arthropoda termasuk laba-laba, kalajengking, kutu, tungau, krustasea, kaki seribu, lipan, serangga, dan lainnya kurang baik– kelompok terkenal. Selain itu, ada catatan fosil yang kaya meluas ke masa prakambium sangat terlambat. Arthropoda adalah prostomes eskolomate dengan baik sitem organ di kembangkan, dan mereka berbagi dengan Annelida miliki segmentasi mencolok. Namun, analisis molekuler terbaru komparatif menunjukkan bahwa Annelida, dan arthropoda berevolusi dari nenek moyang yang berbeda (Roberts, 2006: 374).
2.2.3 Echinodermata
Echinodermata memiliki ciri yang khas yakni bersifat simetri radial dengan penguat tubuh dari zat-zat kapur dengan tonjolan duri-duri. Kelompok organisme ini semuanya hidup di laut. Pergerakan dari echinodermata termasuk lambat, gerakannya diatur oleh tekanan hidrostatis atau system vaskuler air. System saraf terdiri dari cincin oral dan tali-tali saraf radial. Sistem ekskresi pada Echinodermata tidak ada sehingga fungsi ekskresi dilakukan melalui penonjolan kulit (brank/papula). Bentuk tubuh, struktur anatomi dalam fisiologi echinodermata sangat khas. Bentuk tubuh simetri radial 5 penjuru, meskipun echinodermata termasuk divisi Bilateria. Sebenarnya pada waktu larva mempunyai bentuk tubuh simetri bilateral dan hidup sebagai plankton, tetapi pada akhir stadium larva mengalami metamorfosa menjadi simetri radial. Echinodermata tidak mempunyai kepala; tubuh tersusun dalam sumbu oral-aboral. Tubuh tertutup epidermis tipis yang menyelubungi rangka mesodermal. Rangka di dalam dan terdiri atas ossicle atau pelat-pelat kapur yang dapat digerakkan atau tidak dapat digerakkan. Bentuk dan letak osscile tiap jenis adalah khas. Rongga tubuh luas dan dilapisi peritoneum bercilia dalam perkembangannya sebagian rongga tubuh menjadi system pembuluh air, suatu organ yang tidak terdapat pada avetebrata lain (Maskoeri, 1992: 117).
cabang-cabang system vascular. Pada lengan juga terdapat kaki ambulakral yang sering disebut tentakel dengan alat hisap. Kelas Echinoidea, landak laut yang berbentuk bulat , tidak berlengan, tapi memiliki duri. Vicera tersimpan dalam cangkok yang berbentuk bola. Anus terdapat pada permukaan aboral, mulut terletak pada bagian oral yang dikelilingi oleh 5 buah gigi yang kuat dan tajam. Kelas berikutnya Holothuroida, mentimun laut memiliki tubuh bulat memanjang mengandung ossicula yang mikroskopis. Bagian anterior terdapat mulut dan 10-30 tentakel yang dapat dijulurkan dan tertarik kembali. Kaki ambulakral terletak pada daerah ventral yang memiliki alat hisap yang berfungsi untuk bergerak (Mukayat, 1989: 71).
Sistem pembuluh air berfungsi untuk menggerakkan kaki tabung dengan cara mengatur masuk keluarnya air air laut melalui madreporit. Kontraksi ampula mengatur volumeair dalam kaki tabung, berarti mengatur gerak kaki tabung. Tergantung jenisnya, kaki tabung juga berfungsi untuk merayap, berpegang pada substrat, memegang mangsa atau membantu pertukaran gas O2
dan CO2. Alat pernapasan utama echinodermata adalah insang kulit yang
merupakan perluasan rongga tubuh keluar melalui lubang-lubang kecil di antara ossicle kapur. Rongga tubuh berisi cairan getah bening, mengandung amebocyt yang berkepentingan dalam peredaran darah, pernapasan dan ekskresi (Rusyana, 2011 : 100).
II.2 Dasar Teori Botani Cryptogamae
Adapun dasar teori yang kami gunakan sebagai referensi adalah sebagai berikut:
2.2.1 Alga
Dalam dunia tumbuhan ganggang termasuk kedalam dunia tallopyta (tumbuhan talus), karena belum mempunyai akar, batang dan daun secara jelas. Dan ganggang ada yang bersel tunggal dan juga ada yang bersel banyak dengan bentuk Alga (jamak Algae) juga adalah sekelompok organisme autotrof yang tidak memiliki organ dengan perbedaan fungsi yang nyata. Alga bahkan dapat dianggap tidak memiliki “organ” seperti yang dimiliki tumbuhan (akar, batang, daun, dan sebagainya). serupa benang atau lembaran. Tubuh ganggang terdapat zat warna (pigmen), yaitu :
fikosianin : warna biru klorofil : warna hijau
fikosantin : warna perang/ coklat
fikoeritrin : warna merah karoten : warna keemasan
Ganggang bersifat autotrof (dapat membuat makanannya sendiri). Hampir semua ganggang bersifat eukaryotik. Habitat hidupnya di air tawar, laut dan tempat-tempat yang lembab. Ganggang terbagi menjadi baeberapa kelas yaitu:
Cyanophyta (ganggang biru), masih prokaryotik.
Chlorophyta (ganggang hijau)
Chrysophyta (ganggang keemasan)
Phaeophyta (ganggang coklat/ perang)
Rhodophyta (ganggang merah)
Tumbuhan alga merupakan tumbuhan tahun yang hidup di air, baik air tawar maupun air laut, setidak-tidaknya selalu menempati habitat yang lembab atau basah. Tubuh alga menunjukkan keanekaragaman yang sangat besar, tetapi sernua selnya selalau jelas mempunyal inti dan plastida dan dalam plastidnya terdapat zat-zat warna derivat kiorofil yaltu kiorofil a, b atau kedua-duanya. Selain derivat-derivat klorofil terdapat pula zat-zat warna lain yang justru kadang-kadang lebih inenonjol dan menyebabkan ketompok-kelompok ganggang tertentu diberi nama menurut warna tadi.
Ganggang memiliki pigmen hijau daun yang disebut klorofil sehingga dapat melakukan fotosintesis. Selain itu juga memiliki pigmen – pigmen tambahan lain yang dominan. Ganggang memiliki ukuran yang beraneka ragam ada yang mikroskopis, bersel satu, berbentuk benang atau pita, atau bersel banyak berbentuk lembaran.
2.2.2 Jamur
Jamur merupakan kelompok organisme eukariotik yang membentuk dunia jamur atau regnum fungi. Jamur pada umumnya multiseluler (bersel banyak). Ciri-ciri jamur berbeda dengan organisme lainnya dalam hal cara makan, struktur tubuh,pertumbuhan, dan reproduksinya.
membran plasma dan sitoplasma hifa. Sitoplasmanya mengandung organel eukariotik.
Kebanyakan hifa dibatasi oleh dinding melintang atau septa. Septa mempunyai pori besar yang cukup untuk dilewati ribosom, mitokondria, dan kadangkala inti sel yang mengalir dari sel ke sel. Akan tetapi, adapula hifa yang tidak bersepta atau hifa senositik. Struktur hifa senositik dihasilkan oleh pembelahan inti sel berkali-kali yang tidak diikuti dengan pembelahan sitoplasma. Hifa pada jamur yang bersifat parasit biasanya mengalami modifikasi menjadi haustoria yang merupakan organ penyerap makanan dari substrat; haustoria dapat menembus jaringan substrat. Semua jenis jamur bersifat heterotrof. Namun, berbeda dengan organisme lainnya, jamur tidak memangsa dan mencernakan makanan. untuk memperoleh makanan, jamur menyerap zat organik dari lingkungan melalui hifa dan miseliumnya, kemudian menyimpannya dalam bentuk glikogen. Oleh karena jamur merupakan konsumen maka jamur bergantung pada substrat yang menyediakan karbohidrat, protein, vitamin, dan senyawa kimia lainnya. Semua zat itu diperoleh dari ingkungannya. Sebagai makhluk heterotrof, jamur dapat bersifat parasit obligat, parasit fakultatif, atau saprofit. Parasit obligat merupakan sifat jamur yang hanya dapat hidup pada inangnya, sedangkan di luar inangnya tidak dapat hidup. Misalnya, Pneumonia carinii (khamir yang menginfeksi paru-paru penderita AIDS). Parasit fakultatif adalah jamur yang bersifat parasit jika mendapatkan inang yang sesuai, tetapi bersifat saprofit jika tidak mendapatkan inang yang cocok.
Saprofit merupakan jamur pelapuk dan pengubah susunan zat organik yang mati. Jamur saprofit menyerap makanannya dari organisme yang telah mati seperti kayu tumbang dan buah jatuh. Sebagian besar jamur saprofit mengeluar-kan enzim hidrolase pada substrat mamengeluar-kanan untuk mendekomposisi molekul kompleks menjadi molekul sederhana sehingga mudah diserap oleh hifa. Selain itu, hifa dapat juga langsung menyerap bahan bahan organik dalam bentuk sederhana yang dikeluarkan oleh inangnya. (Anonim, 2008)
2.2.3 Lumut
Bryophyta (tumbuhan lumut) merupakan tumbuhan yang tingkat perkembangannya lebih tinggi dari pada Thallophyta. Pada umumnya mempunyai warna yang benar-benar hijau, karena mempunyai sel-sel dengan plastida yang mengandung klorofil a dan b. kebanyakan hidup di darat dan sel-selnya telah mempunyai dinding yang terdiri dari selulosa. Pada Bryophyta alat-alat kelamin yang berupa anteridium dan arkegonium, demikian pula sporangiumnya, selalu terdiri atas banyak sel. Berlainan dengan gametangiumnya dan sporangium
Thallophyta, organ-organ itu selalu berdinding yang terdiri dari sel-sel mandul. Pada semua tumbuhan yang tergolong dalam Bryophyta terdapat kesamaan bentuk dan susunan gametangiumnya (baik mikrogametangium = anteridium, maupun makrogametangium = arkegonium) (Gembong, 1994).
Lumut berperan penting dalam ekonomi alam. Bersama Lichenes, mereka merupakan tumbuhan pertama diantara yang lain yang tumbuh di daerah gersang, batuan yang terbuka oleh glasier yang bergerak mundur. Mereka tumbuh membentuk banyak bahan tumbuhan yang terurai, humus, yang dengan cepat pada tanah yang sesuai untuk pertumbuhan sebagai tumbuhan yang lebih kompleks pada hutan yang sudah mantap, tekstur bunga karang bantalan lumut itu menyerap air dan salju yang mencair dalam musim hujan dan kekeringan sungai dalam musim panas. Juga mengurangi hilangnya tanah yang memiliki air (Kimball, 2005).
Bryophyta berkembangbiak dengan spora dan telah menunjukkan pergantian keturunan yang nyata. Gametofit berupa tumhuhan lumutnya. Sporofit berupa sporangium atau kapsul spora yang terdapat pada gametofit itu, jadi gametofit dan sporofit belum terpisah. Dari spora tidak terlalu menjadi tumbuhan lumut, melainkan protonema dulu yang kemudian baru menjadi lumut (Gembong, 1994).
Lumut hati merupakan suatu kelas kecil yang biasanya terdiri atas tumbuhan berukuran relative kecil yang dapat melakukan fotosintesis, meskipun selalu bersifat multiseluler dan tampak dengan mata bugil. Lumut hati dapat dibedakan dalam dua bentuk utama: yang bersifat tipis, pipih, yang merayap dan cenderung membentuk percabangan berulang hati yang sama kasar, dan yang bersifat milik kormus, terdiri atas sumbu pokok merayap yang panjangnya dapat mencapai beberapa inci yang mempunyai bagian-bagian rumit mirip daun (Nicholas, 1994).
2.2.4 Paku
paku belum dihasilkan biji. Seperti warga divisi–divisi yang telah dibicarakan sebelumnya alat perkembang–biakan tumbuhan paku yang utama adalah spora. Oleh sebab itu, sementara ahli taksonomi membagi dunia tumbuhan dalam dua kelompok saja yang diberi nama Cryptogamae dan phanerogamae. Cryptogamae (tumbuhan spora) meliputi yang sekarang kita sebut dibawah nama Schizophyta, Thallophyta, Bryophyta, dan Pteridophyta (Gembong, 1989).
Reproduksi tumbuhan paku yaitu dengan metagenesis pergiliran reproduksi antara vegetatif dan generatif. Terdapat klasifikasi paku berdasarkan spora yaitu homospora pada Lycopodium, peralihan pada Equisetum dan heterospora yaitu pada Marsilea selaginela. Jenis-jenis paku berdasarkan fungsi yaitu trofofil: steril (mandul) yang hanya digunakan untuk proses fotosintesis, sporofil yaitu penghasil spora dan troposporofil yaitu penghasil spora dan dapat juga berperan dalam proses fotosintesis (Prowel, 2010).
Tumbuhan paku dapat hidup di atas tanah atau batu, menempel di kulit pohon (epifit), di tepi sungai di tempat-tempat yang lembap (higrofit), hidup di air (hidrofit), atau di atas sampah atau sisa tumbuhan atau hewan (saprofit). Sebagian besar tumbuhan paku mempunyai batang yang tumbuh di dalam tanah yang disebut rhizoma. Akar pada tumbuhan paku bersifat seperti serabut yang ujungnya dilindungi oleh kaliptra (tudung akar). Batang pada sebagian besar paku tidak terlihat karena berada di dalam tanah dalam bentuk rimpang. Akan tetapi ada pula tumbuah paku yang memiliki batang di permukaan tanah yang bercabang, seperti pada Cyathea. Tumbuhan paku tersebar di seluruh bagian dunia kecuali daerah bersalju abadi dan daerah kering (Budiyanto, 2013).
Sama dengan tumbuhan lumut, tumbuhan paku pada perkembang biakannya menunjukkan pergiliran keturunan yaitu fase sporofit dan fase gametofit. Gametofit tumbuhan paku memiliki beberapa perbedaan dengan gametofit lumut yaitu gametofit pada tumbuhan paku dinamakan dengan protalium tetapi sama-sama bersifat haploid. Protalium ini hanya berumur beberapa minggu saja. Bentuk dari protalium ini seperti jantung warnanya hijau dan melekat pada substratnya. Protalium ini terdapat pada anteridium yang terdapat pada bagian paling sempit dan arkegonium yang terdapat pada lekukan bagian yang lebar. Jadi, keduanya berada pada sisi bawah protalium di antara rizoidnya (Budiyanto, 2013).
Sporofit pada tumbuhan paku sangat berbeda dengan sporofit pada lumut yaitu jika terjadi pembuahan maka protalium akan segera binasa tetapi jika tidak terjadi pembuahan maka protalium dapat bertahan hidup sampai lama. Sporofit inilah yang akan tumbuh menjadi tumbuhan paku (Budiyanto, 2013).
tumbuhan berkormus sebab paku mempunyai campuran sifat dan bentuk antara lumut dengan tumbuhan tingkat tinggi.
Tumbuhan paku (Pteridophyta) dapat digolongkan sebagai tumbuhan tingkat rendah, karena meskipun tubuhnya sudah jelas mempunyai kormus serta mempunyai system pembuluh tetapi belum menghasilkan biji dan alat perkembangbiakan yang lain. Alat perkembangbiakan tumbuhan paku yang utama adalah spora. Jadi penempatan tumbuhan paku kedalam golongan tingkat rendah atau tinggi bisa berbeda-beda tergantung sifat yang digunakan sebagai dasar. Jika didasarkan pada macam alat perkembangbiakannya, maka sebagai tumbuhan berspora tergolong tumbuhan tingkat rendah. Namun, jika didasarkan pada macam ada atau tidaknya system pembuluh, tumbuhan paku dapat digolongkan sebagai tumbuhan tingkat tinggi karena sudah mempunyai berkas pembuluh.
Meskipun tumbuhan paku mempunyai akar, batang, dan daun, tetapi untuk yang primitif daunnya masih sangat sederhana. Tumbuhan paku belum mempunyai lamina dan masih dinamakan microfil. Anggota dari Pteridophyta mempunyai habitus yang heterogen, dari yang berukuran kecil sampai yang berukuran besar.
BAB III
METODE PENELITIAN III.1 Waktu Penelitian
Penilitian dilakukan pada tanggal 16-18 Desember 2016. Penelitian ke lapangan dilakukan pada hari sabtu tanggal 17 Desember 2016 dari pukul 08.00 WIB sampai dengan pukul 15.00 WIB.
III.2 Lokasi Penelitian
Lokasi : Pantai Binuangeun Kecamatan Wanasalam,
Kabupaten Lebak Banten 42396.
III.3 Cara Pengawetan Botani Cryptogamae
3.3.1 Pengawetan Kering
Species yang ditemukan dibersihkan terlebih dahulu Rendam oleh alkohol 70%
Press menggunakan koran dan buku tebal selama 1 minggu sambil dijemur (agar tidak berjamur)
Letakan species yang sudah kering pada papan dan jahit batangnya dengan benang yang berwarna bening
Beri nama dan klasifikasi species tersebut Kemas dengan menggunakan plastik bening.
3.3.2 Pengawetan Basah
Alga yang ditemukan dibersihkan Letakan alga di dalam toples
Masukan alkohol 70% kedalam toples.
3.4 Cara Pengawetan Zoologi Invetebrata
Pengawetan species dibagi menjadi 2 cara, yaitu pengawetan kering dan basah. Pengawetan kering pada zoologi invetebrata biasanya dilakukan pada serangga atau hewan darat, sedangkan pengawetan basah pada Zoologi Invetebrata dilakukan pada species yang hidup di Air. Adapun langkah-langkah untuk membuat awetan kering dan basah adalah sebagai berikut :
3.4.1 Pengawetan Kering
Celupkan kapas kedalam klorofom
Bius serangga dengan kapas yang sudah dicelup klorofom sampai mati Suntik serangga pada bagian abdeomen dengan menggunakan formalin
40% atau alkohol 70%
Oleh tubuh serangga dengan menggunakan formalin 40% atau alkohol 70%
impan pada steroform dan tunjukan bagian-bagian tubuhnya.
3.4.2 Pengawetan Basah
BAB IV
PEMBAHASAN
IV.1 Hasil pengamatan
Adapun tumbuhan & hewan yang kami temukan di pantai Binuangeun adalah sebagai berikut :
4.1.1 Hasil Pengamatan Botani Cryptogamae A. Gambar Alga
Nama Spesies Klasifikasi
Coralina Kingdom : Plantae
Divisi : Thallophyta
Sub Divisi : Algae
Classis : Rhodophyceae
Ordo : Criptonemiales
Genus : Corallina
Spesies : Corallina sp
Valonia Kingdom : Plantae
Divisi : Clorophyta
Kelas : Clorophyceae
Ordo : Siphonocladales
Famili : Valoniceae
Genus : Valoniace
aghardeha
Padina Kingdom : Plantae
Divisi : Thallophyta
Sub Divisi : Algae
Classis : Phaeophyceae
Ordo : Dictyotales
Famili : Dictyotaceae
Genus : Padina
Spesies : Padina sp
Chaetomorfa Kingdom : Plantae
Subkingdom : Viridaeplantae
Phylum : Chlorophycophyta
Class : Ulvophyceae
Ordo : Cladophorales
Family : Cladophoraceae
Genus : Chaetomorpha
Turbinaria Kingdom : Plantae
Divisi : Thallophyta
Sub Divisi : Algae
Classis : Phaeophyceae
Ordo : Fucales
Famili : Fucaceae
Genus : Turbinaria
Gracilaria Kingdom : Plantae
Divisi : Thallophyta
Classis : Rhodophyceae
Ordo : Gigartinales
Famili : Gigartinaceae
Genus : Gracilaria
Spesies : Gracilaria sp
Sargassum Kingdom : Plantae
Divisi : Thallophyta
Sub Divisi : Algae
Classis : Phaeophyceae
Ordo : Fucales
Famili : Fucaceae
Genus : Sargassum
Spesies : Sargassum sp
B. Gambar Jamur
Nama spesies Klasifikasi
Jamur Grigit Devisi : Thallophyta
Sub divisi : Fungi
Classis : Eumycetes
Sub classis : Basidiomycetes
Ordo : Himenomycetales
Sub ordo : Aphyllophrales
Famili : Polyporaceae
Genus : Ganoderma
applanatum
C. Gambar Lumut
Nama Spesies Klasifikasi
Lumut daun / Muschi Kingdom : Plantae
Divisi : Bryophyta
Classis : Bryopsida
Ordo : Andreaeales
Famili : Andreaeaceae
Genus : Andreaea
Spesies : Andreaea sp
D. Gambar Paku
Nama Spesies Klasifikasi
Acrasticum aureum Kingdom : Plantae
Divisi : Pteridophyta
Kelas : Filicopsida
Sub Kelas : Polypoditae
Ordo : Polypodiales
Famili : Pteridaceae
Genus : Acrostichum
Spesies : Acrostichum aureum
Polypodium sp Kingdom : Plantae Divisio : Pterydophyta Classis : Pteropsida
Ordo : Polypodiales
Familia : Polypodiaceae
Genus : Polypodium
4.1.2 Hasil Pengamatan Zoologi Invetebrata A. Gambar Athropoda
Nama spesies Klasifikasi
P. Flavescens Kerajaan : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Odonata
Upaordo : Anisoptera
Famili : Libellulidae
Genus : Pantala
Spesies : P. Flavescens
Cethosia sp Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Class : Insecta
Order : Lepidoptera
Family : Nymphalidae
Subfamily : Heliconiinae
Genus : Cethosia
Species : Cethosia sp
Kumbang Kerajaan : Animalia
Filum : Arthropoda
Upakelas : Pterygota Infrakelas : Neoptera Superordo : Endopterygota
Ordo : Coleoptera
Chalcosoma sp Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Class : Insecta
Order : Coleoptera
Family : Scarabaeidae
Genus : Chalcosoma Species : Chalcosoma sp
Gryllus mitratus Kingdom : Animalia Phylum : Arthropoda Kelas : Insecta Ordo : Orthoptera Sub Ordo : Ensifera Famili : Gryllidae Sub Famili : Gryllinae Genus : Gryllids
Spesies : Gryllus mitratus
Dolichoderus thoracicus Smith Filum : Arthropoda Kelas : Hexapoda Ordo : Hymenoptera Famili : Formicidae Genus : Dolichoderus
Spesies : Dolichoderus thoracicus Smith
Valanga nigricornis Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Sub filum : Mandibulata
Kelas : Insecta
Ordo : Orthoptera
Famili : Acrididae
Genus : Valanga
Spesies : Valanga nigricornis
Araneus sp Kingdom : Animalia
Filum : Arthopoda
Kelas : Arachnida
Famili : Araneidae
Genus : Araneus
Species : Araneus sp
Scylla sp Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Upfilum : Crustacea
Kelas : Malacostraca
Ordo : Decapoda
Famili : Portunidae
Genus : Scylla
Spesies : Scylla sp
Coenobita sp
Filum : Arthropoda
Kelas : Crustacea
Subkelas : Malacostraca Infraordo : Anomura
Ordo : Decapoda
Familia : Coenobitidae Genus : Birgus / Coenobita Species : Coenobita sp
B. Gambar Echinodermata
Holothuria sp Filum : Echinodermata Sub filum : Echinozoa Kelas : Holothuroidea Sub kelas : Apidochirotacea
Ordo : Aspidochirotida
Famili : Holothuridae
Spesies : Holothuria sp
Echinus sp Kingdom : Animalia
Phyllum : Echinodermata
Class : Echinodea
Ordo : Cidaroidea
Familly : Diadematidae
Genus : Echinus
Spesies : Echinus sp
ophiuroidea Kingdom : Animalia
Phylum : Echinodermata
Class : Ophiuroidea
Genus : Ophiuroidea
C. Gambar Molusca
Nama spesies Klasifikasi
Helix pomatia
Kingdom : Animalia
Phylum : Mollusca
Classis : Gastropoda
Ordo : Pulmonata
Familia : Helicidae
Genus : Helix
Spesies : Helix pomatia
Mytilus sp Kingdom : Animalia
Phylum : Mollusca
Class : Bivalvia
Subclass : Heterodonta
Order : Mytiloida
Family : Mytilidae
Subfamily : Mytilinae
Genus : Mytilus
Species : Mytilus sp
Fillum : Moluska Kelas : Bivalva Subkelas : Pteriomorphia Ordo : Arcoida Famili : Arcidae Subfamili : Anadarinae Genus : Anadara Spesies : Anadara granosa
Corbiculla sp Kerajaan : Animalia
Filum : Mollusca
Kelas : Bivalvia
Urutan : Veneroida
Keluarga : Corbiculidae
Genus : Corbicula
Spesies : Corbicula fluminea
D. Gambar Porifera
Spongia sp Kingdom : Animalia
Kelas : Demospongia
Ordo : Asconasa
Family : Ascanosae
Genus : Apongia
E. Gambar Coelenterata
Nama Spesies Klasifikasi
Acropra sp Kingdom : Animalia
Filum : Coelenterata
Clasiss : Anthozoa
Ordo : Scelatinia
Genus : Acropora
Species : Acropra sp
Family : Faviidae Genus : Leptastrea Species : Leptratea sp
Astrangia danae Kingdom : Animalia
Filum : Coelenterata
Classis : Anthozoa
Ordo : Madreporar
Genus : Astrangia
Species : Astrangia danae
Heliopora coerulea Kingdom : Animalia Filum : Coelenterata Family : Helioporidae Ordo : Helioporacea Genus : Heliopora
Spesies : Heliopora coerulea
IV.2 Pembahasan Hasil Pengamatan
Adapun pembahasan spesies hasil pengamatan yang telah kami lakukan adalah sebagai berikut :
4.2.2 Tabel Pembahasan Hasil Pengamatan Botani Criptogamae
No Nama Spesies
Divisi Ciri umum Pigmen dominan
Habitat 4.2.2.1.1.1.1Lumut Daun /
Muchi sp
Bryophyta - Berwarna hijau
- Mempunyai daun sederhana berbentuk pipih dan mengandung kloroplas - Reproduksi secara generatif
Hijau Hidup
ditempat / tanah yang basah dan lembab
4.2.2.1.1.1.2Acrasticum spiciosum
Pteridophyta - Tinggi tanaman mencapai 4-6 meter
- Daun tebal dan agak kasar - Berukuran lebih dari 3,3 meter
panjangnya dan lebar9-20 inci - Ujung daun berbentuk setengah
lingkaran
- Tepi daun bergelombang
Hijau - Hidup di Sepanjang kali dan sungai payau - Tempat /
tanah yang agak lembab 4.2.2.1.1.1.3Gracillaria Rhodophyta - Bentuk talus dengan garis
tengah 2-3 cm dan bercabang-cabang
- Tinggi kurang lebih 10-20cm - Bentuk lancip agak transparan - Dinding thalusnya terdapat
lendir
- Warna thalus putih bercampur merah muda. Merah kecoklatan - Semua perairan tropic
4.2.2.1.1.1.4Polypodium Pteridophyta - Bentuk ujung daun meruncing - Ukuran daunnya sama/serupa - Warna daun hijau muda - Bentuk batang bulat beralur - Permukaan batang halus,
terdapat rambut-rambut/sisik berwarna hitam/ merah kecoklatan
Hijau - Epitif di tanah - Rimpang
yang menjala di tanah - Hutan basah
(lembab) / pada daerah tropis 4.2.2.1.1.1.5Jamur / fungi - Tidak memiliki klorofil,
heterotrof yang hidup sebagai parasit
- Tubuh berupa benang-benang halus yang disebut hifa
- Dinding tersusun oleh zat kitin - Berwarna putih
4.2.2.1.1.1.6Turbinaria - Batang slindris, tegak dan kasar - Terdapat bekas-bekas
percabangan
- Holdfast berupa cakram kecil - Percabangan berputar sekeliling
cabang utama
- Daun merupakan kesatuan yang terdiri dari tangkai, dan lembaran
coklat - Hidup di daerah rataan terumbu, dan - Menempel
pada batu karang
4.2.2.1.1.1.7Coralline sp Thallophyta - Thallus berwarna merah sampai ungu
- Mengandung klorofil A dan Karotenoid
- Tubuhya menyerupai kerak dan melekat diatas batu karang - Mengandung zat kapur da
bersegmen-segmen
- Jika sudah mati akan berwarna putih
Merah - Hidup di perairan laut dangkal dan menempel pada terumbu karang
4.2.2.1.1.1.8Sargassum Phaeophyta - Batang utama bulat, agak kasar, dan holdfast berbentuk cakram - Cabang pertama timbul bagian
pangkal sekitar 1cm dari holdfast percabangan
berselang-selang secara teratur - Bentuk daun oval dan
memanjang, pinggir daun bergerigi jarang, berombak dan ujung melengkung/meruncing
Coklat - Hidup dilaut tropis dan melekat pada batu karang yang kering
4.2.2.1.1.1.9Padina Phaeophyta - Memiliki bentuk lembaran / filamen yang lebar berwarna coklat transparan
- Berwarna coklat karena dari dalam thalusnya terdapat kandungan pigmen pikosautin dan xantofil
- Memiliki klorofil A&C
Coklat - Hidup diperairan laut dari perairan dangkal sampai dalam
4.2.2.1.1.1.10Chaetomorfa Clorophyta - Bentuk thalus beragam - Ada yg bulat seperti tabung,
pipih, gepeng, bulat, seperti kantong, susunan thallus terdiri
satu sel dan banyak sel. surut.
4.2.3 Tabel Pembahasan Hasil Pengamatan Zoologi Invetebrata
No Nama spesies Ciri-ciri Habitat 1. P. Flavescens Dikenal dengan wana badan yang merah
kekuning-kunigan dan sayap bening dengan bercak kuning
Kepala sebesar biji kedelai dadanya besar kacang tanah dan perutnya gilig memanjang, sekitar 3cm, garis tengahnya3mm di pangkal, 2mm di ujung.
lingkungan air tergenang atau yang mengalir lamban, yang ditumbuhi rerumputan, misanya danau,kolam,genangan sawah yang belum ditanamai dan tepi sungai yang mengalir lamban.
Lingkungan air tergenang atau yang mengalir lamban, yang ditumbuhi rerumputan, misanya danau, kolam, genangan sawah yang belum ditanamai dan tepi sungai yang mengalir lamban.
2. Cethosia sp
Warna tubuh dan sayap kupu-kupu berwarna-warni yang berfungsi untuk mengelabui musuhnya
Memiliki sepasang ( dua sayap ) yang lentur yang berfungsi untuk memudahkan kupu-kupu sewaktu terbang
Memiliki mulut berbentuk seperti terompet yang berfungsi memudahkan kupu-kupu saat menghisap madu atau membantu
penyerbukan tanaman
Memiliki telapak kaki yang halus sehingga bunga yang dihinggapinya tidak rusak
Yang ditemukan di permukaan iklim yang berbeda.
3. Chalcosoma
sp
kumbang tanduk memiliki panjang 3,5 cm sampai dengan 11,5 cm. Sedangkan untuk masa hidup bisa mencapai 8 bulan untuk kumbang tanduk jantan dan 2 tahun untuk kumbang tanduk betina.
- Kumbang tanduk merupakan hewan noktural yaitu hewan yang hidup di malam hari sama seperti burung hantu dan kelelawar.
4. Grycllus
mitratus
1. Indukan:
sungutnya (antena) masih panjang dan lengkap.
kedua kaki belakangnya masih lengkap.
bisa melompat dengan tangkas, gesit dan kelihatan sehat.
badan dan bulu jangkrik berwarna hitam mengkilap.
pilihlah induk yang besar.
dangan memilih jangkrik yang mengeluarkan zat cair dari mulut dan duburnya apabila dipegang.
2. Induk jantan:
selalu mengeluarkan suara mengerik.
permukaan sayap atau punggung kasar dan bergelombang.
tidak mempunyai ovipositor di ekor.
Induk betina: tidak mengerik.
permukaan punggung atau sayap halus.
ada ovipositor dibawah ekor untuk mengeluarkan telur
5. Dolichoderus
thoroucus smith
1. Semut memiliki ukuran tubuh yang kecil. 2. Semut memiliki tiga bagian tubuh yaitu
kepala, dada dan perut.
3. Semut memiliki mata majemuk(lensa majemuk).
4. Semut memiliki sepasang antena di kepalanya.
5. Semut bisa menghasilkan zat asam. 6. Semut memiliki kerangka luar guna
melindungi otot dan menempelnya otot. 7. Semut bernafas dengan lubang lubang kecil di
dada.
8. Sistem saraf semut terdiri dari satu otot ventral.
9. Semut memiliki penglihatan yang buruk dan bahkan kadang buta.
10. Terdapat sepasang rahang di depan kepalanya
11. Semut memiliki 6 buah kaki, sepasang kaki depan, sepasang kaki tengah dan sepasang kaki belakang.
12. Berkembang biak dengan cara bertelur.
13. Semut hewan yang hidup secara berkelompok/berkoroni.
14. Semut memiliki mulut yang kecil. 15. Makan makanan manis.
16. Semut memiliki tubuh yang berwarna hitam, orange, merah, cokelat.
6. Valanga
nigricornus
a. Tubuh yang terdiri dari buku-buku
b. Adanya antena khusus yang berukuran sedang hingga pendek
c. Memiliki sayap dengan tekstur lembut yang dapat digunakan untuk terbang, meski pada beberapa spesies sayap ini tidak dapat digunakan untuk terbang
d. Memiliki femur belakang yang besar dan kaku yang digunakan untuk melompat
Tampaknya species ini lebih menyenangi hinggap di permukaan tanah, di rerumputan, sawah-sawa dibanding dengan hinggap di helai daun-daun tumbuhan.
7. Araneus sp 1. Termasuk hewan berbuku buku atau anthropoda.
2. Laba laba memiliki delapan buah kaki. 3. Berkembang biak dengan cara bertelur. 4. Laba laba tinggal di sarangnya yang biasanya
berupa jaring jaring. 5. laba tidak memiliki sayap. 6. Memiliki ukuran tubuh yang kecil. 7. Memiliki warna yang beragam tergantung
spesiesnya apa.
8. Memiliki alat penyedot.
9. Laba laba tidak memiliki mulut dan gigi. 10. Laba laba memiliki mata berlensa
tunggal.
11. Memiliki taring untuk menyuntikkan racun ke tubuh mangsanya.
12. Menangkap mangsa dengan jaring jaring.
13. Bernafas dengan lubang lubang kecil di perut.
14. Laba laba memiliki dua bagian tubuh.
Habitat hidup laba-laba atau Ekologi Laba-laba
mempunyai ciri tertentu. Laba-laba mampu beradaptasi di berbagai habitat namun laba-laba sangat sensitif terhadap gangguan yang terjadi di lingkungannya
8. Scylla sp 1. memiliki cangkang luar yang melindungi tubuhnya yang sangat keras
2. memiliki kaki sejumlah 5 pasang 3. memiliki capit utk melindungi diri serta mencari makanan
Di perairan
9. Coenobita sp Mempunyai ukuran tubuh yang tidak terlalu besar
Warna kulit abu-abu, hitam, atau putih. kadangkala ditemukan juga yang berwarna merah tua, merah jambu, biru, atau ungu muda.
Ciri utama jenis kelomang ini adalah terdapatnya seta (pori) yang merata pada hampir seluruh permukaan tubuhnya, serta sebuah parut atau pola mirip bekas jahitan pada sisi luar sepit kirinya yang disebut
stridulatory ridge. 10. Holothuhuria
sp
Tubuh teripang lunak, berdaging dan bentuknya silindris memanjang seperti buah ketimun, itulah sebabnya hewan ini dinamakan ketimun laut. Gerakannya sangat lambat sehingga hampir seluruh hidupnya berada di dasar laut. Warnanya pun bermacam – macam mulai dari hitam, abu – abu, kecoklat – coklatan, kemerah – merahan, kekuning – kuningan, sampai putih
Teripang ditemukan hampir di seluruh perairan pantai mulai dari daerah pasang surut yang dangkal sampai perairan yang dalam, Habitat spesies teripang yaitu paparan terumbu karang, tempat berpasir, tempat berbatu dan pasir lumpur teripang dapat dijumpai pada dasar perairan yang berpasir, sedikit berlumpur atau pada pecahan karang bercampur lumpur laut 11. Echinus sp
Berbentuk bulat dan berlengan pendek.
Simetri radial
Dinding tubuh berupa kepingan kapur.
Tubuh dilengkapi dengan duri spina yang digunakan untuk bergerak.
Habitat nya di laut
12. Ophiuroidea
brevispinum
a. Hewan ini jenis tubuhnya memiliki 5 lengan yang panjang-panjang.
b. Kelima tangan ini juga bisa digerak-gerakkan sehingga menyerupai ular. c. Mulut dan madreporitnya terdapat di permukaan oral.
d. Hewan ini tidak mempunyai amburakal dan anus, sehingga sisa makanan atau kotorannya dikeluarkan dengan cara dimuntahkan melalui mulutnya.
e. Hewan ini hidup di laut yang dangkal
atau dalam.
f. Biasanya bersembunyi di sekitar batu karang, rumput laut, atau mengubur diri di lumpur/pasir.
g. Bintang ular sangat aktif di malam hari. h. Makanannya adalah udang, kerang atau serpihan organisme lain (sampah).
13. Helix
pomatica Bentuk cangkangnya bulat spiral dengan ukuranyang cukup besar. Tekstur cangkangnya agak
kasar. Bagian tubuhnya terdiri dari kepala, leher, dan kaki. Sama halnya dengan Achatina fulica, pada bagian kepala Helix pomatia ini juga terdapat sepasang tentekel yang panjang dan yang pendek namun lebih panjang dari tentakelnya Achatina fulica. Tentakel yang panjang berfungsi sebagai alat penglihat dan yang pendek sepagai alat pembau. Bila ditempatkan di daerah yang kurang menguntungkan kepala dan tubuhnya akan disimpannya di dalam cangkangnya.
Di daerah pasang surut air
14. Mytilus sp
Kerang hijau memiliki anatomi dengan Panjang tubuh antara 6,5 – 8,5 cm dan diameter sekitar 1,5 cm.] Ciri khas kerang hijau terletak pada
warna cangkangnya yang menimbulkan gradasi warna gelap ke gradasi warna cerah kehijauan.Kerang ini tidak memiliki kepala (termasuk otak), organ yang terdapat dalam kerang adalah ginjal, jantung, mulut, dan anus Jika dibuat sayatan memanjang dan melintang, tubuh kerang akan tampak bagian-bagiannya
Kerang hijau hidup pada perairan estuari
15. Anadara
granosa
Semua kerang-kerangan memiliki
sepasang cangkang (disebut juga cangkok atau katup) yang biasanya simetri cermin yang terhubung dengan suatu ligamen (jaringan ikat). Pada kebanyakan kerang terdapat dua otot adduktor yang mengatur buka-tutupnya cangkang.
Kerang tidak memiliki kepala (juga
otak) dan hanya simping yang memiliki mata. Organ yang dimiliki adalah ginjal, jantung, mulut, dan
anus.
Kerang dapat bergerak dengan
"kaki" berupa semacam organ pipih yang dikeluarkan dari cangkang sewaktu-waktu atau dengan membuka-tutup cangkang secara mengejut.
16. Corbiculla sp Kaki merupakan penjulur bagian ventral tubuhnya yang berotot.Kaki berfungsi untuk bergerak merayap atau menggali.
Pada beberapa molluska kakinya ada yang termodifikasi menjadi tentakel yang berfungsi untuk menangkap mangsa.
Massa viseral adalah bagian tubuh mollusca yang lunak.Massa viseral merupakan
kumpulansebagaian besar organ tubuh seperti pencernaan, ekskresi, dan reproduksi.
Mantel membentuk rongga mantel yang berisi cairan.Cairan tersebut merupakan lubang insang, lubang ekskresi, dan anus.Selain itu, mantel dapat mensekresikan bahan penyusun cangkang pada mollusca bercangkang.
Di air tawar, dilaut, dan di darat
17. Spongia sp Umumnya hidup di laut
Tubuh memiliki spongosoel(rongga), okulum(lubang pengeluaran), dan
ostium(pori)
Bentuk tubuh seperti vas bunga atau tabung.
Dilihat dari jumlah lapisan jaringan embrionalnya Porifera tergolong diploblastik.
Pada dinding tubuhnya, lapisan luar terdiri dari sel-sel epidermis atau pinakosit dan lapisan dalam (endodermis) tersusun oleh sel-sel leher atau koanosit.
Di antara epidermis dan endodermis terdapat lapisan tengah semacam gelatin, yang di dalamnya terdapat sel-sel menyerupai amoeba (amoebosit) dan bahan pembentuk rangka tubuh. Lapisan tengah ini sering disebut mesenkim.
Bahan pembentuk rangka tubuh Porifera ada 2 macam, yaitu spikula dan spongin.
Bahan penyusun spikula dapat berupa zat kapur, atau zat kersik/silica.
Bahan penyusun spongin adalah
protein. Macam pembentuk rangka tubuh merupakan salah satu dasar klasifikasi Porifera
Hidup di perairan laut
cabang menghadap keatas. Koralit kecil, terutama yang hidup di perairan dangkal. Koenesteum halus.
19. Astrangia
danae
Batu karang, eksoskeleton, kompak berbadan batu leopida, polip kecil, terdapat bagian yang disebut piala skeleton, leopida tentakel biasanya enam, tidak memuliki sipanoglip berkoloni.
Hidup di laut hangat
20. Heliopora
coerulea
K oloninya memperlihatkan kemiripan dengan koloni yang berada di perairan dalam, bagian cabang memiliki polip transparan.
Umumnya berwarna coklat tua
Sepintas karang ini mirip dengan Porites cylindrica.
Tersebar dari Perairan Indonesia, dan Australia.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 4.3 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan di Pantai Binuangeun Banten, kami dapat menyimpulkan bahwa species Zoologi invetebrata yang kelompok kami temukan di pantai tersebut yang masuk kedalam filum athropoda yaitu : capung, kupu-kupu, belalang, kumbang, laba-laba, jangkrik, semut & kumbang bertanduk. Dan kami menemukan spesies yang termasuk kedalam filum echinodermata yaitu : bulu babi, bintang ular laut dan teripang.
Lalu kami menemukan kerang darah, kerang hijau dan Carbiculla jarania yang masuk kedalam filum molusca, sedangkan yang termasuk kedalam filum porifera, kami hanya menemukan 1 species sejenis
Sponge untuk filum terakhir kami menemukan beberapa jenis species salah satunya Astrangia sp & Coral.
Sedangkan untuk spesies Botani Criptogamae kami menemukan beberapa jenis jamur, paku, alga dan lumut. Jamur yang ditemukan salah satunya adalah jamur grigit, paku yang ditemukan salah satunya
Polypodium sp dan Acrosticum. Sedangkan lumut yang ditemukan hanya lumut daun dan kebanyakan kami menemukan spesies alga, yaitu
Sargassum sp, Padina, Valonia, Turbinari, Coralina sp, dan Gracillaria.
4.4 Saran
Diharapkan pada KKL (Kuliah Kerja Lapangan) selanjutnya agar
dapat menemukan spesies-spesies yang beragam
Khusunya pada mata Kuliah Zoologi Invetebrata, ketika menemukan spesies agar langsung diidentifikasi dan diberi tahu nama spesies tersebut.