• Tidak ada hasil yang ditemukan

Informasi tersebut dapat mempengaruhi penilaian investasi terhadap harga saham perusahaan karena adanya transaksi yang meningkat atau bahkan menurun

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Informasi tersebut dapat mempengaruhi penilaian investasi terhadap harga saham perusahaan karena adanya transaksi yang meningkat atau bahkan menurun"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

9 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 LANDASAN TEORI

2.1.1 Teori Sinyal (Signaling Theory)

Teori sinyal dicetuskan pertama kali oleh Michael Spence pada tahun 1973, Teori ini merupakan teori yang melibatkan dua pihak, yaitu seperti pihak dalam manajemen yang berperan sebagai pihak yang memberikan sinyal dan pihak luar seperti investor yang berperan sebagai pihak yang menerima sinyal. Pihak manajemen perusahaan berperan untuk memberikan informasi yang relevan yang dapat berguna bagi pihak investor. Kemudian pihak investor akan menyesuaikan keputusannya sesuai dengan pemahamannya terhadap sinyal tersebut.

Menurut Jogiyanto (2014), informasi yang sudah diterbitkan sebagai suatu pengumuman akan memberikan pertanda bagi para investor dalam pengembalian keputusan investasi. Pada saat informasi diumumkan pelaku pasar terlebih dahulu menginterpretasikan dan menganalisis informasi tersebut sebagai sinyal baik (good news) atau sinyal buruk (bad news). Jika pengumuman informasi tersebut dianggap sebagai sinyal baik, maka investor akan tertarik melakukan perdagangan saham. Dengan demikian pasar akan memberikan sinyal baik (merespon) yang tercermin melalui perubahan volume perdagangan pada saham tersebut (Suwardjono, 2010). Informasi tersebut dapat mempengaruhi penilaian investasi terhadap harga saham perusahaan karena adanya transaksi yang meningkat atau bahkan menurun.

Menurut Meilian & Rini Tri Hastuti (2020), teori sinyal menjelaskan alasan perusahaan untuk menyajikan informasi dalam pasar modal kepada pihak luar. Teori sinyal menunjukan adanya asimetri informasi antara manajemen (perusahaan) dengan pihak eksternal, dimana

(2)

manajemen mengetahui informasi internal perusahaan yang relatif lebih banyak dan lebih cepat dibandingkan pihak luar seperti investor dan kreditur.

Secara garis besar signaling theory sangat erat hubungannya dengan ketersediaan informasi. Menurut Jogiyanto (2014:35), ketersediaan informasi tersebut dibedakan menjadi beberapa yaitu :

1. Weak Form (pasar modal bentuk lemah): Pasar ini merupakan pasar yang harga sekuritasnya mencerminkan informasi masa lalu.

2. Pasar modal setengah kuat merupakan pasar yang harga sekuritasnya secara utuh dapat mencerminkan semua informasi yang dipublikasikan.

3. Strong Form merupakan pasar yang dimana harga sekuritasnya mencerminkan secara utuh semua jenis informasi baik infromasi yang bersifat rahasia atau privat.

1.1.2 Return On Investement (ROI)

Return On Investment adalah rasio yang digunakan untuk memperlihatkan hasil (return) atas jumlah aktiva yang telah digunakan oleh suatu perusahaan atau suatu ukuran tentang efisiensi manajemen. Rasio ini menunjukan hasil dari seluruh aktiva yang dikendalikannya dengan mengabaikan sumber pendanaan dan biasanya rasio ini diukur dengan persentase (Kasmir 2010:139).

Menurut Munawir (2012:89), ROI adalah salah satu bentuk rasio profitabilitas yang sering digunakan oleh investor untuk mengukur kemampuan perusahaan terhadap keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva untuk kegiatan operasi perusahaan sehingga dapat menghasilkan keuntungan bagi perusahaan. Sedangkan, menurut Bambang Riyanto (2010:336), ROI adalah net earning power ratio. ROI sendiri dapat diartikan sebagai kemampuan perusahaan atas modal yang telah diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan laba atau keuntungan bersih.

(3)

Menurut Warsono dalam Brigitta Sonia R dan Devi F (2014:5), Return On Asset (ROA) sering disamakan dengan ROI, dimana rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa jauh perusahaan dapat mengelola asetnya secara efektif serta digunakan untuk mengukur tingkat keuntungan dari investasi yang sudah dilakukan. Berdasarkan dari penjelasan tersebut, maka ROI dapat dikatakan sebagai salah satu alat ukur yang digunakan untuk mengukur tingkat pengembalian investasi atas modal yang telah ditanamkan.

Analisis ROI dalam analisis laporan keuangan memiliki arti penting sebagai salah satu teknik analisis rasio keuangan yang bersifat meneyeluruh. Analisis ROI ini sering digunakan oleh banyak pihak untuk mengukur tingkat efektivitas operasi perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan membandingkan keselurahan modal yang telah ditanam dalam aktiva perusahan. Dengan demikian, ROI merupakan rasio yang membandingkan keuntungan yang diperoleh dari sebuah kegiatan operasi perusahaan (Net Operating Income) dengan jumlah investasi atau aktiva (Net Operating Assets) yang digunakan untuk memperoleh keuntungan tersebut. Menurut Kasmir (2014:136 ), ROI juga digunakan untuk mengukur efektifitas manajemen dalam mengelola investasinya.

Adapun rumus yang digunakan dalam mengukur tingkat ROI adalah:

ROI = Laba setelah pajak

x 100%

Jumlah aktiva

2.1.3 Economic Value Added ( EVA )

Nilai tambah ekonomis itu di dalam sistem manajemen keuangan bisa digunakan untuk mengukur keuntungan perusahaan, kesejahteraan perusahaan itu dapat tercipta jika perusahaan dapat memenuhi seluruh kegiatan biaya operasi (Operating system) dan kegiatan biaya modal perusahaan (Cost Of Capital).

(4)

Menurut Amin Widjaja Tunggal (2012:1), metode EVA di Indonesia lebih sering dikenal dengan nama metode NITAMI. Metode ini merupakan metode sistem manajemen keuangan yang bisa mengukur dan melihat laba ekonomi suatu perusahaan yang menyatakan, bahwa kemakmuran hanya dapat tercipta jika perusahaan mampu untuk memenuhi semua biaya operasi (operating cost) dan biaya modal (cost of capital).

Menurut Enniyatul Mizan (2018), EVA bisa dikatakan sebagai suatu perkiraan dari nilai ekonomis yang sebenarnya dari bisnis dan sangat jauh berbeda dari laba akuntansi. EVA dapat mencerminkan nilai keuntungan residu yang tersisa setelah biaya dari seluruh modal, termasuk modal ekuitas yang telah dikurangkan. Sedangkan, laba akuntansi dilihat tanpa mengenakan beban untuk modal ekuitas.

Metode NITAMI diperkenalkan oleh Stewart & Stern ia merupakan seorang analis keuangan dari perusahaan Stern Stewart & Co ditahun 1993.

NITAMI menawarkan parameter yang objektif sebab beralandasan dari konsep biaya modal (cost of capital) yaitu mengurangi keuntungan terhadap beban biaya modal, dimana beban biaya modal tersebut dapat menggambarkan tingkat resiko di perusahaan (Mardiyanto, 2013:299).

Menurut Robert N. Anthony & Vijay Govindarajan (2012:249), EVA adalah uang bukan rasio. EVA diperoleh dengan cara mengurangkan beban modal (capital charge) dari keuntungan bersih operasi (net operating profit). Sedangkan menurut Young & O’Bryne dalam terjemahan Lusy W(2012: 31), EVA sebuah tolak ukur kinerja keuangan dengan mengukur perbedaan antara pengembalian modal perusahaan dengan biaya modalnya.

Menurut Adler Haymans Manurung (2013:128), EVA dapat digunakan untuk mengukur hasil yang diperoleh perusahaan atas tindakan investasi yang dilakukan dan ukuran investasi yang dilakukan tersebut harus bisa memenuhi seluruh biaya yang dikeluarkan dalam sebuah perusahaan.

(5)

Berdasarkan pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan jika EVA ialah alat yang dipergunakan untuk mengevaluasi kinerja keuangan dengan melihat selisih antara keuntungan operasi bersih setelah pajak (net operating profit after tax) dikurangi biaya modal (cost capital) untuk tujuan tertentu dalam meningkatkan nilai (value) dari modal yang ditanamkan oleh pemegang saham. Laba bersih setelah pajak merupakan hasil penciptaan nilai dalam suatu perusahaan. Pada saat yang sama, biaya modal dapat dikatakan sebagai nilai pengorbanan yang dilakukan untuk menciptakan nilai tersebut. Keuntungan menggunakan metode EVA dibandingkan dengan metode akuntansi lain adalah dalam mengukur kinerja perusahaan pada tingkat biaya modal terhadap nilai ekuitasnya. Rumus EVA yang dapat digunakan adalah sebagai berikut:

EVA = Net operating after tax – (Average IC x WACC) Informasi:

EVA = nilai tambah ekonomis

WACC = Weight average cost of capital

NOPAT = Net operating profit after taxes yaitu laba operasi bersih sesudah pajak IC = Invest Capital atau modal yang diinvestasikan

EVA memberikan pengukuran yang lebih baik atas nilai tambah yang diberikan perusahaan kepada pemegang saham, sebab metode EVA melihat dari tingkat pengembalian ekuitas maupun tingkat pengembalian investasinya.

2.1.4 Harga Saham

Harga pasar saham didalam kinerja bisnis dapat dikatakan sebagai barometer kinerja. Harga pasar saham menunjukan seberapa baik manajemen didalam menjalankan tugasnya atas nama para pemegang saham. Oleh karena itu, manajemen selalu berada dalam pengawasan. Para pemegang saham yang merasa kecewa dan tidak puas terhadap kinerja manajemen perusahaan senantiasa dapat

(6)

menjual saham yang mereka miliki serta dapat menginvestasikan uangnya di perusahaan lain. Tindakan tersebut jika dilakukan oleh pemegang saham akan dapat mempengaruhi turunnya harga saham di pasar bursa. Pada dasarnya, naik turun saham lebih banyak dipengaruhi oleh faktor penimbangan pembeli dan penjual tentang kondisi internal dan eksternal yang ada diperusahaan. Hal ini berkaitan dengan analisis sekuritas yang biasanya dilakukan oleh investor sebelum akan membeli atau menjual saham (Horne, 2012:5). Harga pasar saham dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:

1. Harga nominal saham

Harga nominal saham merupakan harga yang terdapat didalam sertifikat saham yang telah ditetapkan oleh emiten untuk menilai setiap lembar saham yang akan dikeluarkan.

2. Harga perdana saham

Harga perdana saham merupakan harga yang didapat ketika harga saham tersebut telah dicatat di bursa efek.

3. Harga pasar

Harga pasar ini adalah harga jual dari investor ke investor yang lain yang tertarik untuk membeli saham (Widoatmojo dalam Hutami, 2012:107).

Harga saham juga dapat dikatakan sebagai nilai sekarang (Present Value) dari penghasilan yang akan diterima oleh pemodal dan akan diterima pula oleh pemodal dimasa yang akan datang (Suad Husnan dan Eny Pudjiastuti, 2014:151).

Sedangkan menurut Jogiyanto (2012:167), harga saham yang terjadi di pasar bursa sering kali ditentukan oleh pelaku pasar dan ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham yang bersangutan di pasar modal.

Menurut Jogiyanto (2015: 68), harga saham adalah harga yang terjadi dipasar bursa pada saat tertentu sering kali ditentukan oleh pelaku pasar serta dapat ditentukan juga oleh permintaan dan penawaran saham yang bersangkutan

(7)

dipasar modal. Sedangkan menurut Brigham dan Houston yang dialih bahasakan oleh Ali Akbar Yulianto (2014:89), harga saham dipengaruhi beberapa faktor utama yaitu faktor internal dan faktor eksternal perusahaan. Faktor internal yang dapat mempengaruhi fluktuasi harga saham yaitu tingkat bunga, jumlah kas, dividen yang diberikan oleh perusahaan, laba (keuntungan) per lembar saham, jumlah laba yang didapat perusahaan serta tingkat risiko dan nilai pengembalian.

Sedangkan, faktor eksternal yang dapat mempengaruhi perubahan harga saham adalah adanya peraturan kebijakan dari pemerintah, kondisi fundamental ekonomi disuatu negara dan adanya perubahan fluktuasi kurs valuta asing.

2.2 TINJAUAN EMPIRIS

Tabel 2.1 Ringkasan Tinjauan Empiris

No Penulis Judul Metode Variabel Hasil 1 Happy Oki

(2009)

“Pengaruh EVA, MVA, ROI &

ROE pada Harga Saham

Perusahaan Manufaktur yang Listing di BEI Periode 2006- 2008”

Analisis regresi

(X1) EVA (X2) MVA (X3) ROI (X4) ROE (Y) Harga saham

Hasil penelitiannya mengemukakan bahwa X1, X2, X3 dan X4 berpengaruh positif terhadap Y

2. Sonia R (2014)

“Pengaruh EVA,MVA &

ROI Terhadap harga Saham”

Analisis regresi

(X1) EVA (X2 ) MVA (X3) ROI (Y) Harga

Hasil penelitianya mengemukakan bahwa X1, X2, X3 berpengaruh positif terhadap Y.

(8)

saham 3. Wimba

Respatia (2013)

“Pengaruh ROE, EVA, NWCR pada Harga Saham”

Analisis regresi

(X l) ROE, (X2) EVA, (X3) NWCR, (Y) Harga Saham

Variabel X1, X2,X3, terbukti

berpengaruh positif terhadap

Y

4. Denies Priantinah dan

Prabandaru Adhe Kusuma (2012)

“Pengaruh ROI, EPS, DPS pada Harga Saham Perusahaan Pertambangan yang

terdaftar di BEI periode 2008- 2010”

Analisis regresi

(X l) ROI, (X2) EPS,(

X3) DPS

(Y) Harga Saham

X1, X2 dan X3 terbukti signifikan berpengaruh positif terhadap

Y.

5. Hesty Lumbanraja (2014)

“Pengaruh ROI, EPS, NPMpada Harga Saham pada Perusahaan Real Estate dan property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008- 2012”

Analisis regresi

(Xl) ROI, (X2) EPS, (X3) NPM

(Y) Harga Saham

Hasil kesimpulanya mengemukakan X1 tidak berpengaruh terhadap Y,

sementara X2 dan X3 berpengaruh

signifikan

(9)

6. Titi Detiana (2011)

“Pengaruh Rasio Keuangan, Pertumbuhan Penjualan dan Dividen terhadap Harga Saham.”

Analisis regresi

(X) Rasio Profitabil itas, Likuidita s,

Deviden, Pertumbu han Penjualan (Y) Harga saham

Hasil kesimpulan ini menyatakan bahwa X1=

berpengaruh positif.

Sedangkan X2,X3,X4,X5 tidak berpengaruh terhadap Y.

7. Putri Utami (2015)

“Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas dan Economic Value Added terhadap Harga Saham”

Analisis regresi

(X1) CR, (X2) ROA, (X3) ROE, (X4) EPS, (X5) EVA

(Y) Harga Saham

Hasil kesimpulan mengemukakan bahwa X1,X2 tidak berpengaruh terhadap Y. Tetapi,X3,X4,X5 berpengaruh positif

8. Yoga Pratama.P (2013)

“Pengaruh Return on

lnvestment,

Analisis regresi

X1 = ROI, X2 =

Hasil nya mengemukakan secara simultan

(10)

Return

on Equity, Net Profit

Margin dan EPS terhadap

Harga Penutupan Saham

Perusahaan (Studi pada perusahaan Properti

dan Real Estate yang

terdaftar di BEI periode 2010- 2012)”

EPS, X3 = NPM, X4=

ROE.

Y = Harga saham.

seluruh variabel bebas terbukti berpengaruh positif terhadap harga saham.

Secara parsial hanya X1, X2 yang

terbukti signifikan mempengaruhi Y

9. Dyah P (2015)

“The Effect Of Changes In Return On Assets, Return On Equity And Economic Value Added To The Stock Price Changes And Its lmpact On Earnings Per Share”

Analisis laporan keuangan

(Xl)=

ROA, (X2) = ROE, (X3) = EVA

(Y) = Stock price, EPS

Secara simultan dan parsial seluruh variabel bebas berpengaruh positif terhadap

variabelY

10. Mochamad Kohar,dkk (2021)

“The Effect Of Debt to Assets Ratio And Return

Analisis regresi panel data

Xl = DAR, X2 =

Secara simultan dan parsial seluruh variabel bebas

(11)

On lnvestment On Stock Price (Empirical Study On Coal Sub- Sector Mining Companies)”

ROI

Y = Stock price

berpengaruh positif terhadap

Variabel Y

11. Nita (2021)

“The Effect Of ROI andEPS on Indonesian Technology Sector Stock Price (2016- 2020)”

Analisis regresi

(Xl) = ROI, (X2) = EPS

(Y) = Stock price

Hailnya

mengemukakan ssecara simultan X1,X2 berpengaruh positif terhadap Y dan secara parsial Xl berpengaruh namun X2 tidak berpengaruh terhadapY.

12. Mohammad Abdel (2017)

The lmpact Of Economic Value Added & Return on lnvestment on Stock Market’s Value

Analisis regresi

(X1) = EVA, (X2) = ROI

(Y) = Stock Market

Hasil kesimpulan menyatakan bahwa Xl dan X2 berpegaruh positif terhadap Y.

Tetapi, Xl memiliki pengaruh yang lebih baik.

2.3 PENGEMBANGAN HIPOTESIS

2.3.1 Pengaruh Return On Investment (ROI) Terhadap Harga Saham Saud Husnan (2016), mengemukakan ROI dipergunakan dalam melihat besar kecilnya keuntungan yang diterima perusahaan atas keselurahan aset yang dimiliki dan digunakan perusahaan. Jika nilai ROI

(12)

makin tinggi, maka semakin baik pula kondisi keuangan perusahaan.

Kondisi baik yang ada disuatu perusahaan, akan membuat investor semakin tertarik untuk berinvestasi. Perusahaan yang memperoleh nilai ROI yang tinggi, akan membuat investor-investor merasa aman dan memiliki harapan untuk memperoleh keuntungan dimasa yang datang.

Dengan adanya signal positif yang baik untuk memperoleh keuntungan yang diberikan perusahaan kepada investor maka akan memberikan pula feedback sinyal positif juga kepada pertumbuhan perusahaan dimasa yang akan datang sehingga harga sahampun akan meningkat. Semakin banyak yang tertarik untuk membeli saham diperusahaan, maka saham akan menunjukan respon melalui kenaikan harganya. Harga disuatu saham juga dapat ditentukan dari keadaan pasarnya yaitu dari tingkat permintaan dan penawaran saham. ROI juga rasio terpenting yang ada di rasio profitabilitas yang digunakan untuk memprediksi nilai pengembalian atas saham. Banyak peneliti mengatakan ROI selalu dikaitkan pengaruhnya terhadap harga saham dan sebagian besar peneliti terdahulu mengatkan jika ROI memiliki pengaruh secara signifikan. Jika nilai ROI tinggi, maka akan menarik banyak investor sehingga juga dapat meningkatkan harga sahamnya.

Pengaruh ROI terhadap harga saham ini didukung juga oleh peneliti terdahulu yaitu Denies Priantinah dan Prabandaru Adhe Kusuma (2012), Yoga Pratama Putra (2013) serta Mochamad Kohar dkk (2021) yang menyatakan bahwa ROI benar memiliki pengaruh positif terhadap harga saham. Berdasarkan hal tersebut, maka hipotesis pertama didalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

H1 : Return On Investment (ROI) berpengaruh positif terhadap harga saham 2.3.2 Pengaruh Economic Value Added (EVA) Terhadap Harga Saham

Suripto (2015:19), mengemukakan EVA pada dasarnya sebuah ukuran untuk melihat seberapa jauh perusahaan bisa memberikan nilai tambah secara

(13)

ekonomis bagi pemegang saham. Oleh karena itu, EVA seringkali digunakan untuk mengukur nilai tambah yang bisa berguna bagi para investor dengan mengurangi beban biaya modal yang timbul akibat investasi. Pengaruh EVA terhadap harga saham didukung oleh signaling theory. Tingkat EVA yang tinggi akan memberikan sinyal baik kepada investor, karena perusahaan mampu menghasilkan tingkat pengembalian yang melebihi dari tingkat modalnya. Hal tersebut juga dapat menarik perhatian atau minat dari investor supaya dapat membeli saham sehingga harga saham akan semakin naik (Lyman, 2019).

Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Dyah P (2015), Happy Oki H (2009) serta Sonia R (2014) mengemukakan bahwa EVA berpengaruh positif terhadap harga saham. Berdasarkan pendapat yang tekah dikemukakan peneliti terdahulu maka akan semakin menambah percaya diri penulis bahwa memang benar terdapat hubungan antara EVA dan harga saham. Oleh karena itu, hipotesis kedua didalam penelitian ini adalah:

H2 : Economic Value Added (EVA) berpengaruh positif terhadap harga saham

2.4 KERANGKA PIKIRAN

Berdasarkan pemaparan serta didukung hasil yang dikemukakan oleh peneliti terdahulu, maka penulis memiliki pemikiran sebagai berikut:

H2 Variabel Independen

Variabel Independen

Variabel Dependen H1

Referensi

Dokumen terkait