• Tidak ada hasil yang ditemukan

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BENGKULU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BENGKULU "

Copied!
105
0
0

Teks penuh

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penting untuk dilakukannya suatu penelitian terhadap permasalahan-permasalahan yang terjadi dalam keluarga pasangan beda agama, sehingga penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang penulis uraikan dalam tesisnya yang berjudul “Permasalahan Pernikahan Beda Agama pada Keluarga Beda Agama”. Desa Padang Kuas Kecamatan Sukaraja Kabupaten Selum”. Bagaimana penerapan hukum dalam perkawinan beda agama di Desa Padang Kuas Kecamatan Sukaraja Kabupaten Seluma. 2 M Syukron Mansytur, Pria Beda Agama dan Dampaknya Terhadap Hubungan Keluarga Ditinaju Hukum Islam, (Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta), 2009.

PENDAHULUAN

Rumusan Masalah

Batasan Masalah

Tujuan Penelitian

Kegunaan Penelitian

Penelitian Terdahulu

Metode Penelitian

Sistematika Penulisan

LANDASAN TEORI

Kewajiban Suami

Tempat tinggal tersebut disediakan untuk melindungi istri dan anak-anaknya dari gangguan pihak lain, sehingga mereka merasa aman dan nyaman. Laki-laki wajib melengkapi tempat tinggalnya menurut kemampuannya dan disesuaikan dengan kondisi lingkungan tempat tinggalnya, baik berupa perlengkapan rumah tangga maupun sarana penunjang lainnya.

Kewajiban Istri

Tunduk dan patuh di sini maksudnya istri harus mengikuti apa yang diperintahkan dan dilarang suaminya, selama perintah dan larangannya tidak bertentangan dengan syariat Islam. Sebagai seorang perempuan sekaligus seorang istri, sudah menjadi kewajiban seorang perempuan untuk menjaga kehormatannya, salah satunya adalah menutup aurat. Alasan utama mengapa seorang istri harus menutup auratnya adalah karena laki-laki (suami) tidak akan rela jika istrinya dilihat oleh laki-laki lain.

Jika seorang wanita menjaga kehormatannya, bukankah itu sama dengan menjaga kehormatan suaminya? Dan maksud mengapa seorang wanita dilarang memandang laki-laki lain adalah agar ia tetap setia pada pasangannya dan tidak mudah berpaling dari laki-laki lain yang mungkin lebih tampan atau lebih kaya dari suaminya. Perselingkuhan seorang istri kepada suaminya dapat dikategorikan sebagai ketidaktaatan istri kepada suaminya, dan hal ini dilarang keras oleh agama.

Tidak melakukan aktivitas yang dibenci suaminya. Wanita yang bertakwa harus selalu menjaga kehormatannya, baik suaminya ada di sisinya atau tidak. Rumah ibarat alat kelamin bagi laki-laki dan perempuan, karena rumah merupakan tempat privasi bagi kehidupan laki-laki dan perempuan yang kehormatannya harus dijaga dan dilindungi agar tidak ternoda. masuk ke dalam rumah tanpa izin suaminya.

Pernikahan Beda Agama

48 Sirman Dahwal, Hukum Perkawinan Beda Agama dalam Teori dan Praktek di Indonesia (Bandung: Mandar Maju, 2016), hal.84. Kompendium Hukum Islam (KHI) yang dilaksanakan melalui Instruksi Presiden No. 1 Tahun 1991, melarang seorang muslim melakukan perkawinan beda agama. 52 Muhammad Irpan, “Pernikahan Beda Agama di Indonesia Studi Banding Pemikiran Nurcholish Madjid dan Ali Mustafa Jaqub,” Skripsi (Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, 2016).

Dalam mengesahkan undang-undang perkawinan beda agama, majelis tarjih mengidentifikasi tujuh ayat Al-Quran, satu hadis, dan satu kaidah fiqih sebagai dalil hukumnya. 54 Masrul Umam Syafi'I, Bagaimana dengan perkawinan beda agama (Tangerang: PT Agro Media Pustaka, tt), hal.180. Pada musyawarah nasional kedua tanggal 26 Mei sampai dengan 1 Juni 1980, MUI mengeluarkan fatwa tentang perkawinan campuran atau beda agama; pertama, hukum pernikahan antara perempuan Muslim dan laki-laki non-Muslim adalah ilegal; Kedua.

Mahkamah Konstitusi menolak seluruh permohonan uji materiil ayat pertama Pasal 2 UU No. 1 Tahun 1974 tentang perkawinan, khususnya tentang perkawinan beda agama. Mahkamah Konstitusi menolak permohonan pihak yang merasa terganggu dengan ketentuan UU Perkawinan tentang batalnya perkawinan beda agama. g) Perkawinan beda agama menurut Mahkamah Agung.

Proses Pernikahan Beda Agama di Indonesia

Mengenai sah atau tidaknya perkawinan beda agama, tidak ada aturan khusus, sehingga dalam praktiknya sering terjadi dan untuk memudahkan pasangan tersebut menikah berdasarkan agama salah satu pihak, namun kemudian setelah perkawinan itu sah, mereka kembali ke masing-masing. keyakinan. Berdasarkan Putusan Mahkamah Agung no. 1400.K/Pdt/1986, Kantor Pencatatan Sipil diperbolehkan melangsungkan perkawinan beda agama. Jadi statusnya bukan Islam, maka Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil harus melangsungkan pernikahan tersebut.

63 Siska Lis Sulistiani, Status hukum anak hasil perkawinan beda agama menurut hukum Islam dan hukum positif (Bandung: Refika Adhitama, 2015), hal. Isi putusan MA antara lain memerintahkan pegawai Perdata DKI Jakarta Kantor Catatan Sipil untuk melangsungkan perkawinan setelah memenuhi syarat-syarat perkawinan menurut undang-undang. Di Minahasa Utara, Provinsi Sulawesi Utara, telah ada permohonan dan putusan Nomor 41/PDT.P/2012/PN.AMD yang dikeluarkan Pengadilan Negeri Airmadidi, yang berisi izin untuk melangsungkan perkawinan beda agama antara Dani Samosir dan Astriani Van Bone sebelumnya. pejabat Kantor Catatan Sipil Airmadidi.

Banyak sekali pasangan nikah beda agama yang menikah di luar negeri, hal ini berdasarkan hukum yang ada di Indonesia. Dari hasil penelitian yang peneliti lakukan dapat disimpulkan bahwa tidak ada pasangan beda agama yang menikah di luar negeri karena mayoritas dari mereka tergolong masyarakat kelas menengah, sehingga praktik ini hampir tidak mungkin dilakukan, apalagi ada. masih cara yang lebih mudah dan tidak memakan banyak biaya.bagus.

Faktor dan Indikasi Praktek Pernikahan Keluarga Beda Agama

Begitu pula yang terjadi pada masyarakat desa Geta, banyak warga yang melakukan pernikahan beda agama dengan dalih rasa cinta yang besar terhadap pasangannya, apalagi di desa setempat yang terkenal dengan toleransinya yang sangat tinggi. Hal ini semakin meningkat dan juga membuat masyarakat cenderung melakukan praktik seperti ini, padahal hal tersebut jelas dilarang baik dalam hukum Islam maupun hukum perkawinan di Indonesia. Baik pada masa pacaran maupun pernikahan, pasangan beda agama tidak terlalu memikirkan risiko perbedaan agama yang bisa timbul pada anak dan keluarga besarnya, bagi semua pasangan.

Maka tidak heran jika praktik pernikahan beda agama masih sangat banyak terjadi di masyarakat sekitar. Kurangnya pengetahuan tentang hukum perkawinan baik menurut hukum Islam maupun hukum perkawinan di Indonesia membuat banyak masyarakat yang melakukan perkawinan yang diharamkan, salah satunya adalah perkawinan beda agama. Permasalahan-permasalahan tersebut tentunya saling berkaitan satu sama lain, antara lain masalah ekonomi, rendahnya pendidikan dan faktor lingkungan hidup, sehingga tidak dapat dipungkiri bahwa hal seperti itu masih banyak terjadi di masyarakat.

Banyak pasangan yang menikah dengan pasangan yang berbeda agama karena melihat orang tuanya juga merupakan pasangan yang berbeda agama. Mungkin bagi mereka tidak masalah jika menikah dengan pasangan yang berbeda keyakinan karena berdasarkan riwayat orang tuanya.

Pencatatan Pernikahan bagi Pasangan Beda Agama

Penjelasan Pasal 35 UU No. 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan (“UU Adminduk”) Berikut beberapa pasal UU Adminduk Pasal 34 UU Adminduk tentang pencatatan perkawinan. (1) Perkawinan yang sah berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan wajib dilaporkan oleh penduduk kepada penegak hukum di negara tempat perkawinan itu dilangsungkan paling lambat 60 (enam puluh) hari terhitung sejak tanggal perkawinan. Yang dimaksud dengan perkawinan perintah pengadilan adalah perkawinan antar orang yang berbeda agama, adapun yang dimaksud dengan perkawinan perintah pengadilan dapat dilihat pada. Apabila perkawinan beda agama tersebut antara pasangan beragama Islam dan non-Muslim, maka jelas pencatatannya akan dilakukan di SCK.

Untuk itu kita dapat merujuk pada pengaturan yang terdapat dalam Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 pelaksanaan Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan (PP9/1975). Dalam pasal 2 ayat (1) PP 9 Tahun 1975 disebutkan bahwa pencatatan perkawinan antara mereka yang melangsungkan perkawinan menurut agama Islam dilakukan oleh petugas pencatatan sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Nomor 32 Tahun 1954 tentang Pencatatan Perkawinan, Perceraian dan Perujukan. (yaitu KUA). Dilihat dari pasal tersebut dapat disimpulkan bahwa hanya pernikahan yang dilangsungkan menurut agama Islam saja yang didaftarkan di KUA.

Berdasarkan data profil desa tahun 2020 hingga tahun 2021, tercatat Desa Padang Kuas merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Seluma, Provinsi Bengkulu, dengan luas wilayah 8.788 Ha dan topografi daratan. Desa Padang Kuas berbatasan dengan Desa Air Petai yang berada di tepi jalan Lintas Barat Sumatera dengan ketinggian 94 meter di atas permukaan laut.71 Secara administratif batas Desa Padang Kuas dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini.

Jumlah Penduduk

Jaraknya 14 km dari pusat pemerintahan kabupaten, 60 km dari pusat kabupaten, 8 km dari kota provinsi. Sebelah Desa Air Kemuning Sebelah Desa Kuti Agung Blok C berbatasan dengan Desa Air Petai. Berdasarkan data Profil Desa diketahui bahwa penduduk Desa Padang Kussus didominasi oleh masyarakat asli etnis Serawai dengan jumlah 60%, dan beberapa suku pendatang seperti Bugis, Jawa, Sunda, Bali dan lain-lain.

Tabel II
Tabel II

Tingkat Pendidikan

Pekerjaan

Kepercayaan Penduduk

Kondisi Sosial Budaya Dan Adat Istiadat

Pasangan itu, Pak. Kandar dan Ny. Yulis, saat ini berdomisili di Desa Jalan, Padang, Desa Sikat, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Seluma. Mengenai permasalahan anak pada pasangan Bpk. Kandar dan Ny. Yulis, terbagi dua, yaitu dari segi status anak dan pola asuh anak. Jadi kalau kita lihat pasal 42, status hukum keluarga bapak. Kandar dan Ny. Yulis sah karena sesuai dengan hukum perkawinan.

Keluarga dari Tn. Dodi dan Ibu Irnah berdomisili di Jalan Padang Daya, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Selum. Dari segi hukum perkawinan, pasangan suami istri Bapak Dodi dan Ibu Irnah sah menurut Undang-Undang Perkawinan. Status Anak Dari segi hukum, status anak dari pasangan Tuan Dodi dan Ibu Irnah adalah sah, karena anak hasil perkawinan menurut ketentuan Pasal 42 Undang-Undang Perkawinan adalah anak. lahir di luar nikah menurut Ayat 75. (2).

Dari segi sahnya perkawinan antara Tuan Pandi dan Ibu Ester sah menurut Hukum Positif dan Hukum Islam. Mengenai hukum perkawinan, Bapak dan Ibu. Abu dan Ny. Deswanti sah sesuai dengan UU Perkawinan.

Tabel XII
Tabel XII

Struktur Organisasi

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHSAN

Bagaimana Proses Pelaksanaan Pernikahan Beda Agama

Bagaimana Penerapan Hukum Yang Berkaitan Dengan Pernikahan

PENUTUP

Saran

Mengingat semakin maraknya praktik perkawinan beda agama, maka pemerintah hendaknya mengkaji kajian hukum perkawinan beda agama agar sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Terutama KHI yang melarang dan undang-undang perkawinan yang membuka peluang perkawinan beda agama menimbulkan dosa yang sangat berat bagi umat Islam. Fitri Agustin, Kedudukan anak hasil perkawinan beda agama menurut hukum perkawinan Indonesia, Jurnal Ilmu Hukum, Vol.

Hanum Farchana Devi, Revisi UU Perkawinan Beda Agama dan Akibat Hukum Berdasarkan UU No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan” Jurnal Ilmu Hukum. M Syukron Mansytur, Suami Beda Agama dan Pengaruhnya Terhadap Hubungan Keluarga Ditinaju Dari Hukum Islam, (Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta), 2009. Pernikahan Beda Agama di Indonesia Studi Banding Pemikiran Nurcholish Madjid dan Ali Mustafasis Yaqub, Jakarta : Syarif Universitas Islam Negeri Hidayatullah, 2016).

Soedharyo Soimin, Hukum Manusia dan Keluarga Dalam Perspektif Hukum Perdata Barat, Hukum Islam dan Hukum Adat (Jakarta: Sinar Grafis, 2002). SiskaLis Sulistiani, Kedudukan Hukum Anak Hasil Perkawinan Beda Agama Menurut Hukum Islam dan Hukum Positif (Bandung: Refika Adhitama, 2015).

Gambar

Tabel II
Tabel IV
Tabel VI
Tabel VIII
+3

Referensi

Dokumen terkait

Dalam hukum ayat-ayat pernikahan beda agama pada QS al-Baqarah ayat 221, Imam Syafi‟I menyimpulkan ayat tersebut larangan bagi laki-laki muslim menikahi wanita