• Tidak ada hasil yang ditemukan

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER FAKULTAS SYARIAH MEI 2017 SKRIPSI FIQH FEMINIS PERSPEKTIF ASGHAR ALI ENGINEER (Tinjauan Terhadap Ayat-Ayat Gender)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER FAKULTAS SYARIAH MEI 2017 SKRIPSI FIQH FEMINIS PERSPEKTIF ASGHAR ALI ENGINEER (Tinjauan Terhadap Ayat-Ayat Gender)"

Copied!
141
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Jadi dominasi laki-laki tidak bisa dihindari dan perempuan tampaknya hidup di bawah tirani laki-laki. Islam juga menempatkan perempuan pada posisi yang sama dengan laki-laki dalam menjalankan kewajiban agama (S.A. Dari konteks ini, Insinyur Asghar Ali dianggap penting bagi umat Islam untuk mengekspresikan pembebasan perempuan dari hegemoni laki-laki.

Fokus Penelitian

Beranjak dari keunikan gaya berpikir Asghar Ali Engineer, kajian terhadap kontribusi pemikirannya terhadap perempuan menjadi sangat menarik karena dapat diwujudkan dalam bentuk karya yang diharapkan dapat berdialog dengan tantangan dunia yang semakin kompleks. khususnya ketika berhadapan dengan permasalahan yang berkaitan dengan perempuan. Alhasil, karya berjudul “FIQH FEMINIS PERSPECTIVE ASGHAR ALI ENGINEER (Ulasan Ayat Gender)” menjadi aspirasi dalam pemilihan penulis ketika memilih judul skripsi. Bagaimana metode penafsiran teks ayat gender perspektif Asghar Ali Engineer tentang hak dan peran perempuan dalam fiqh feminisnya?

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Kedua, diharapkan bagi masyarakat luas khususnya perempuan, penelitian ini dapat berkontribusi dalam menyelesaikan permasalahan bias gender yang selalu menjadikan perempuan sebagai korban ketidaksetaraan gender dalam tataran praktis. Ketiga, dapat dimanfaatkan oleh sesama mahasiswa sebagai bahan wacana pola perkembangan gerakan gender.

Definisi Istilah

Ayat tentang gender mengacu pada ayat Al-Qur'an yang mengatur tentang hubungan antara laki-laki dan perempuan. Ayat-ayat gender dalam risalah Asghar Ali Engineer tentang fiqh feminis yang disebutkan dalam penelitian ini adalah; Yang dimaksud dengan judul Fiqh Feminis Penelitian Asghaar Ali Engineer adalah tentang hak dan peran perempuan dalam pembelaan Asghar Ali Engineer yang dikaji melalui penafsiran ulang terhadap ayat-ayat gender yang lebih ramah terhadap perempuan yaitu perempuan tidak lagi dijadikan. dari "kepentingan yang berbeda". makhluk".

Metode Penelitian

  • Pendekatan dan Jenis Penelitian
  • Sumber Data
  • Metode Pengumpulan Data
  • Analisis Data
  • Keabsahan Data
  • Tahapan-Tahapan Penelitian

Selain itu penulis juga akan menggunakan metode ini ketika mendeskripsikan dan menganalisis pemikiran Asghar Ali Engineer mengenai fiqh feminis. Dalam penelitian ini penulis mengkaji data yang diperoleh dengan mengacu pada sumber asli yang menjadi landasan Insinyur Asghar Ali dalam membahas fiqh feminis. Tahap awal penelitian ini adalah penyerahan judul ke Fakultas Syariah IAIN Jember, judul yang diusulkan adalah “Fiqih Feminis Perspektif Insinyur Asghar Ali (Review Ayat Gender)”.

Sistematika Pembahasan

KAJIAN PUSTAKA

Penelitian Terdahulu

Maka Al-Qur'an dan Hadits menjelaskan bahwa keutamaan perempuan adalah berada di rumah (Q.S. Al-Ahzab: 33). Faktanya, Al-Quran menyerukan perang terhadap negara yang menindas perempuan (Q.S.Ali Imron: 75). Menurutnya41, bukunya Women's Rights in Islam menekankan bahwa Al-Qur'an secara normatif menekankan konsep kesetaraan antara laki-laki dan perempuan.

Al-Qur'an mempertimbangkan kondisi ini dan menempatkan laki-laki pada posisi yang lebih unggul dibandingkan perempuan. Cara ini jelas memerlukan analisis sejarah yang jeli dalam membaca ayat-ayat Al-Qur'an. Namun secara kontekstual Al-Qur’an mengatakan bahwa ada kelebihan tertentu laki-laki dibandingkan perempuan.

Selain itu, menurut Al-Qur'an, mereka juga berhak mendapat warisan sebagai istri; (An-Nisa : 12). Ungkapan Alquran adalah: “Antadilla ihdahuma fatudzakkira ihdahuma ukhra (jika salah satu di antara keduanya melakukan kesalahan maka yang lain akan mengingatkannya)”. Adakah ayat dalam Al-Qur'an atau Sunnah Nabi yang melarang perempuan menjadi kepala negara?

Al-Qur'an mengakui haknya atas penghidupan dan kepemilikan properti. Dikatakan dalam Al-Qur'an: "Ada pahala bagi manusia atas apa yang mereka lakukan. Pernyataan-pernyataan dalam Al-Qur'an dapat ditafsirkan sesuai dengan hadis-hadis palsu.

Karya-Karya Asghar Ali Engineer

Persoalan dan Kegelisahan Akademik Asghar Ali Engineer

Salah satu hal yang menyebabkan keresahan dan permasalahan akademis Asghar Ali adalah mengenai maraknya subordinasi dan ketimpangan antara laki-laki dan perempuan, wacana inilah yang kemudian menjadi poin terpenting baginya untuk mencari solusi agar wacana ketimpangan ini lebih dapat dipahami secara kreatif dan kreatif. dengan syarat, yaitu dengan mendasarkan pembahasan melalui ayat Al-Quran. Insinyur Asghar Ali menggunakan pendekatan historis-kontekstual dalam penafsiran ayat-ayat tertentu, dengan kata lain ia menggunakan konteks sosial pada saat ayat tersebut diturunkan sebagai latar belakang penentu. Secara umum, hak-hak perempuan dianggap memiliki makna yang kuat di zaman modern, khususnya di dunia Islam.

Namun perlu dicatat, kata Asghar, Al-Qur'an tidak berasumsi atau menetapkan bahwa suatu struktur sosial bersifat normatif. Struktur sosial tentu akan dan selalu berubah, dan jika dalam struktur sosial dimana perempuan adalah pencari nafkah keluarga atau menjadi pegawai laki-laki, maka perempuan mutlak setara atau bahkan lebih unggul dari laki-laki dan memegang peran dominan dalam keluarga.

Metodologi Pemikiran Asghar Ali Engineer

Teologi saat ini cenderung bersifat ritualistik, dogmatis, dan metafisik yang membingungkan dan dikuasai oleh orang-orang yang mendukung status quo, sehingga agama seperti itu disamakan Asghar dengan masyarakat mistik dan hipnotis. Tugas teologi pembebasan adalah memurnikan masing-masing hal tersebut. elemen untuk akar. Agama tidak boleh berhenti pada persoalan akhirat atau akhirat saja, namun juga harus tetap menjaga relevansinya. Di satu sisi historisisasi agama dan urusan masa kini, akhirat, dan dunia di sisi lain harus disatukan sehingga menjadi agama yang hidup dan dinamis.

Asghar sangat kecewa melihat agama hanya segelintir ritual yang tidak ada semangatnya, tidak menyentuh kepentingan kaum tertindas dan buruh kasar serta hanya sekedar latihan abstrak intelektual dan metafisik atau mistis bagi masyarakat kelas menengah. Agar tidak melanggengkan penindasan, maka perlu disingkirkan dari ritual-ritual agama yang tidak berjiwa keagamaan, apalagi bersifat abstrak dan metafisik. Agama harus menjadi sumber motivasi bagi kaum tertindas untuk mengubah keadaannya dan menjadi kekuatan spiritual yang berkomunikasi secara bermakna dengan pemahaman tentang berbagai aspek spiritual yang lebih tinggi dari realitas tersebut.

Pembela kelompok tertindas dan terpinggirkan, serta memperjuangkan kepentingan mereka dan membekali mereka dengan senjata ideologis yang kuat untuk melawan penindas.

PEMIKIRAN ASGHAR ALI ENGINEER TENTANG HAK DAN

Hak-Hak Perempuan Dalam Fiqh Gender Perspektif Asghar Ali

Peran Perempuan Dalam Fiqg Gender Perspektif Asghar Ali

Metode Interpretasi Teks Ayat-Ayat Gender Perspektif Asghar Ali

Menurut Asghar, pemahaman metode ini didasarkan pada keyakinan bahwa bahasa Al-Qur'an tidak dapat dipahami secara teologis tanpa lepas dari kerangka sosiologisnya. Dalam menafsirkan ayat-ayat Al-Qur’an, Asghar lebih mengutamakan nilai-nilai fundamental atau substansi yang terkandung di dalamnya dibandingkan mengutamakan hal-hal yang bersifat hukum formal. Oleh karena itu, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan Asghar ketika harus memahami Al-Quran yang merupakan rangkaian undang-undang, khususnya mengenai hak dan peran perempuan khususnya terhadap ayat-ayat dalam Al-Qur'an. yang dianggap spesifik gender.

Sedangkan aspek kontekstual dalam Al-Qur'an berkaitan dengan ayat-ayat yang diturunkan untuk menjawab permasalahan sosial tertentu pada masa itu. Keduanya merupakan khazanah Al-Qur'an, karena kitab suci ini bukan hanya tentang masyarakat ideal, atau “apa yang sedang terjadi”. Kedua, penafsiran terhadap ayat-ayat Al-Qur’an sangat bergantung pada persepsi, pandangan dunia, pengalaman dan latar belakang sosial budaya dimana penafsir berada.

Oleh karena itu penafsiran Al-Qur’an selalu dipengaruhi oleh kondisi sosial budaya, tidak ada seorangpun yang dapat lepas dari pengaruh tersebut. Sebab, Al-Qur'an kerap menggunakan bahasa simbolik atau metaforis yang maknanya ambigu. Oleh karena itu, al-Qur’an tidak bisa hanya dipahami berdasarkan landasan teologis saja, namun juga harus dipahami berdasarkan landasan sosiologis.

Dalam hal ini, ia menggunakan pendekatan sosio-teologis dalam menafsirkan ayat-ayat Al-Qur'an agar sampai pada pemahaman yang benar.

PENUTUP

Kesimpulan

Terkait hak-hak perempuan dalam yurisprudensi feminisnya, Asghar Ali Engineer telah membaca kembali beberapa ayat yang dituding bernuansa patriarki, termasuk mengenai warisan, di mana perempuan menerima separuh dari apa yang diterima laki-laki. Menurutnya konsep separuh perempuan dari laki-laki bukanlah suatu konsep yang tidak adil, namun dalam fiqih feminisnya ia mempertimbangkan faktor sosiologis dan ekonomi dalam hal pewarisan yaitu separuh perempuan dikaitkan dengan keadaannya, yaitu ketika menjadi isteri, ia tidak berkewajiban menafkahi keluarganya, sebaliknya istri justru menerima nafkah dari suaminya, di samping itu isteri juga mendapat mahar dalam perkawinan. dan mahar ini merupakan hak milik penuh pihak perempuan. Dalam hal kesaksian yang menyebutkan bahwa dua orang perempuan bernilai kesaksian satu laki-laki, Asghar juga memberikan penjelasan bahwa kedua perempuan dalam kesaksian tersebut hanya berkaitan dengan amalan jual beli, sedangkan amalan muamalah dan ibadah lain tidak diperkenankan jika harus menyertakan dua orang saksi. Wanita jika tidak ada saksi laki-laki.

Baginya, hal ini tidak lepas dari aspek sejarah di mana ayat kesaksian tersebut mengungkapkan bahwa perempuan pada masa itu kurang terampil dalam praktik jual beli, sehingga diperlukan dua orang saksi perempuan, bukan untuk seluruh kesaksian, melainkan satu untuk saksi. Selain konsep hak-hak perempuan mengenai kesaksian, warisan dan poligami, dalam pembahasan hak-hak perempuan juga dijelaskan hak-hak perempuan lainnya, seperti hak-hak perempuan setelah menikah yaitu hak untuk mencari nafkah baik sebelum perceraian maupun setelah perceraian dan juga hak hadlonah. . Sementara itu, dalam pembahasannya mengenai fiqh feminis, Asghar menyampaikan tentang peran aktif perempuan yang terjadi pada masa Nabi Muhammad SAW, yaitu peran perempuan dalam politik dan peran perempuan dalam keterlibatan dalam perang.

Adapun meremehkan kepemimpinan perempuan, hal ini diperkuat dengan beberapa hadis yang menyatakan bahwa suatu bangsa akan dirugikan jika pemimpinnya adalah perempuan. Dalam hal ini, sangat jelas ia menolak keras dalil tersebut karena sama sekali tidak sesuai dengan isi Al-Qur'an yang secara khusus memuat surah yang menjelaskan secara komprehensif keberhasilan suatu bangsa yang dipimpin oleh seorang perempuan. Kisah Ratu Saba dalam Al-Qur'an bukan sekedar cerita fiktif, namun mencerminkan bahwa keberadaan perempuan dalam dunia kepemimpinan sudah tidak bisa lagi disudutkan atau bahkan dianggap salah. Dalam metode penafsiran teks mengenai ayat-ayat gender yang diungkapkan dalam fiqh feminis, Insinyur Asghar Ali menggunakan metode hermeneutika yaitu.

Dalam penafsiran teks, selain metode hermeneutik, ia juga menggunakan filsafat praktik, tidak mengherankan jika beberapa pemikirannya sangat dipengaruhi oleh para filsuf Barat, antara lain Bertrand Russell, seorang filsuf rasionalis asal Inggris, serta Karl Marx.

Saran

Referensi

Dokumen terkait