• Tidak ada hasil yang ditemukan

UKWK Institutional Repository: Tinjauan Yuridis Kendaraan Bermotor Beroda Tiga Di Kota Malang Menurut Undang-Undang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan Nomor 22 Tahun 2009

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "UKWK Institutional Repository: Tinjauan Yuridis Kendaraan Bermotor Beroda Tiga Di Kota Malang Menurut Undang-Undang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan Nomor 22 Tahun 2009"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

PLAGIARISME ADALAH PELANGGARAN HAK CIPTA DAN ETIKA

BAB IV PENUTUP

4.1Kesimpulan

Amanat Undang-undang Lalu Lintas sepanjang perkembangannya belum efektif dalam dunia praktek di lapangan. Terbukti dengan ketidak mampuan Undang-undang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan dalam memberikan spesifikasi jenis kendaraan bermotor beroda tiga dengan kendaraan bermotor jenis sepeda motor.

Ketidak pastian ini membuat penegak hukum, khususnya Polisi Lalu Lintas yang mengatur atau yang melakukan pendataan jenis kendaraan bermotor mengalami kesulitan dalam memberi pengertian sepeda motor sebagaimana jenis sepeda motor itu sendiri.

Undang-undang Lalu lintas dan Angkutan Jalan telah menetapkan kapasitas muatan dan atau daya angkut berdasarkan uji tipe dan laik jalan namun tidak dengan jelas menentukan besarnya kapasitas muatan kendaraan beroda tiga (AVIRA) sehingga, dalam praktik, daya angkut atau kapasitas angkutannya melebihi kemampuan angkut sepeda motor biasa.

Kendaraan bermotor beroda dua atau yang disebut sepeda motor dan kendaraan bermotor beroda tiga (AVIRA) dipandang sama dan dikategorikan sebagai jenis sepeda motor oleh Undang-undang dan para penegak hokum lalu lintas merupakan kekeliruan yang sangat fatal.

Hal ini disebabkan oleh karena, daya putar atau kemampuan melakukan gerakan putar antara kendaraan bermotor beroda dua dan kendaraan bermotor beroda tiga sangat berbeda jauh.

(2)

PLAGIARISME ADALAH PELANGGARAN HAK CIPTA DAN ETIKA

4.2.Saran

Undang-undang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan kedepannya harus meninjau kembali kendaraan bermotor beroda tiga. Harus memberikan spesifikasi jenis atau kategori yang pasti akan kendaraan bermotor beroda tiga. Bila perlu, memberikan jenis baru akan kendaraan bermotor beroda tiga ini, sekalian berikan jenis SIM baru untuk jenis kendaraan bermotor beroda tiga.

Polisi Lalu Lintas, diharapkan focus dalam memantau kapasitas muatan kendaraan bermotor beroda tiga sehingga potensi kecelakaan yang tidak mestinya terjadi dapat diminimalisasi.

(3)

PLAGIARISME ADALAH PELANGGARAN HAK CIPTA DAN ETIKA

DAFTAR PUSTAKA Buku Referensi :

Prof. Dr. Wirjono Prodjodikoro, SH, Asas-asas Hukum Pidana, Refika Aditama, 2003 Bambang Waluyo, SH, Pidana dan Pemidanaan, Sinar Grafika, 2004

Drs. Adami Chazawi, SH, Kemahiran dan Ketrampilan Praktik Hukum Pidana, Bayumedia, 2007.

Hamzah, Adi. Hukum Acara Pidana Indonesia, Jakarta: Sinar Grafika, 2010

Nomensen Simon, Metode Penelitian Hukum, Jakarta: PT. Bumi Inti Tanah Sejatra, 2009 Hasil Wawancara:

Kanit Dikyasa Satlantas Polresta Malang Kota, IPTU Mey Suryaningsih,Nrp.73050009. Pada tanggal 19 Juni 2013

Aipda Puji Laksono, Laka Lantas Polresta Malang, 18 Juni 2013

Soekirman, Pengendara Kendaraan Bermotor Beroda Tiga, 15 Juni 2013 Undang-undang :

Undang-undang nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Undang-undang nomor 34 Tahun 2000 Tentang Pajak Daerah

Peraturan Walikota Malang Nomor 6 Tahun 2011 Tentang Kawasan Tertib Lalu Lintas Google Internet :

www.Kamus Besar Bahasa Indonesia.com www.Pengertian kecelakaan.com

www.Wikipedia.com www.Detik.com www.Fokuskan.com

(4)

PLAGIARISME ADALAH PELANGGARAN HAK CIPTA DAN ETIKA

www.Data statistik pusat kendaraan bermotor di Indonesia.com www.engineeringtown.com

Referensi

Dokumen terkait

Korban Dan Pelaku Dalam Kecelakaan Lalu Lintas Akibat Pelanggaran Marka Jalan Ditinjau Dari Pasal 106 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan

Adanya ketentuan-ketentuan baru (kriminalisasi) dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, sudah sesuai dengan tujuan kebijakan

Menurut Pasal 124 huruf (b) Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan berisikan bahwa: Pengemudi Kendaraan Bermotor Umum untuk

Undang-undang Nomor 14 Tahun 1992 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan terbukti belum bisa menyelesaikan secara tuntas masalah-masalah yang berkaitan dengan akses

Berdasarkan Pasal 53-54 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan disebutkan Kegiatan pemeriksaan dan Pengujian terhadap persyaratan layak jalan

Lalu lintas dan angkutan jalan adalah satu kesatuan sistem yang terdiri atas lalu lintas angkutan jalan, jaringan lalu-lintas dan angkutan jalan, prasarana lalu

Penindakan pelanggaran dan penyidikan tindak pidana, berdasarkan Undang Undang No 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, penyidik Kepolisian Negara

Jadi “pemasangan alat penghambat jalan “polisi tidur” di jalan umum menurut Pasal 25 ayat 1 Huruf e Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan