• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository Universitas Islam Sumatera Utara: PERLINDUNGAN HUKUM PEKERJA ALIH DAYA (OUTSOURCING) TENAGA ADMINISTRASI PERKANTORAN BERDASARKAN PERJANJIAN KERJA MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2020 TENTANG CIPTA KERJA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Institutional Repository Universitas Islam Sumatera Utara: PERLINDUNGAN HUKUM PEKERJA ALIH DAYA (OUTSOURCING) TENAGA ADMINISTRASI PERKANTORAN BERDASARKAN PERJANJIAN KERJA MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2020 TENTANG CIPTA KERJA"

Copied!
80
0
0

Teks penuh

Sebagaimana dirumuskan dalam Pasal 50 Undang-Undang Ketenagakerjaan, hal ini mensyaratkan bahwa hubungan kerja harus dilaksanakan berdasarkan perjanjian kerja. Pekerja menurut norma hukum yang diatur dalam Pasal 59 dan Pasal 64 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, merupakan pandangan realistis bahwa hubungan kerja didasarkan pada perjanjian kerja waktu tertentu dan.

Rumusan Masalah

Permasalahan di atas hanya mendapat sedikit perhatian dari pengusaha dan pemerintah. Oleh karena itu, penulis terpacu untuk mengetahui lebih dalam mengenai perlindungan hukum terhadap pekerja outsourcing yang akan dikaji melalui penelitian skripsi yang berjudul: “Perlindungan Hukum Terhadap Pekerja Administrasi Kantor Outsourcing Berdasarkan Kontrak Kerja Berdasarkan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 Tentang Cipta Kerja. "

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Mengetahui dan menganalisis perlindungan hukum terhadap pekerja outsourcing menurut undang-undang nomor 13 tahun 2003. Menemukan dan menganalisis hambatan dan upaya perlindungan hukum terhadap pekerja outsourcing.

Kerangka Konseptual

Perlindungan hukum adalah pemberian perlindungan terhadap hak asasi manusia (HAM) yang dilanggar oleh orang lain dan perlindungan tersebut diberikan kepada masyarakat agar dapat menikmati seluruh hak yang diberikan undang-undang.81. Pekerja adalah pekerja yang bekerja pada perusahaan, dimana pekerja tersebut harus menaati tugas kerja dan peraturan pengusaha (pemberi kerja) yang bertanggung jawab terhadap lingkungan perusahaan, untuk itu pekerja akan memperoleh imbalan yang layak dan/atau jaminan hidup lainnya. Staf administrasi perkantoran adalah pekerja yang melaksanakan perencanaan keuangan, akuntansi dan pencatatan, pelayanan personalia dan distribusi, serta kegiatan logistik dalam organisasi.

Kontrak kerja menurut Pasal 1 Angka 14 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan adalah perjanjian antara pekerja/pekerja dengan pengusaha atau pemberi kerja, yang memuat syarat-syarat kerja, hak dan kewajiban para pihak.

Asumsi

Perlindungan hukum terhadap pekerja outsourcing menurut Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 adalah perlindungan yang mencakup kepastian hubungan kerja, yaitu mengenai status hubungan kerja antara pekerja outsourcing dengan perusahaan outsourcing dan permintaan pemberi kerja. Kendala dalam perlindungan hukum bagi pekerja outsourcing adalah pekerja harian lepas yang tidak memahami hak-hak apa yang dimilikinya dalam bekerja atau jaminan-jaminan yang diperolehnya, yang tidak dilaksanakan dengan baik oleh tenaga kerja, oleh pemberi kerja dan dalam upaya pelaksanaan perlindungan hukum terhadap pekerja.

Keaslian Penelitian

Bagaimana pelaksanaan kewajiban hukum pelaku usaha dalam mengadakan hubungan hukum setelah berlakunya Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2012. Seberapa efektif pengawasan terhadap pelaksanaan hubungan hukum tersebut? hak dan kewajiban hukum pelaku usaha terkait dengan perjanjian kerja setelah disahkannya Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2012 di Kota Makassar. Penelitian Uti Ilmu Royen mengangkat judul penelitian skripsi tentang : “Perlindungan Hukum Bagi Tenaga Kerja Asing/Tenaga Kerja (Studi Kasus Di Kabupaten Ketapang)”.

Bagaimana implementasi perlindungan kerja dan syarat kerja bagi pekerja/buruh outsourcing di Kabupaten Ketapang? Penelitian Rido Rinaldo Harahap mengangkat judul penelitian disertasinya tentang : “Penerapan perlindungan hukum terhadap pekerja outsourcing di PT. Berdasarkan penelitian ketiga disertasi diatas maka dapat dikatakan bahwa penelitian mengenai perlindungan hukum terhadap pekerja outsourcing telah dilakukan oleh banyak peneliti terdahulu, namun dengan rumusan masalah yang berbeda.

Dengan demikian, dapat dikatakan keaslian dan kemurnian hasil penelitian ini tetap terjaga dan dapat dijelaskan secara akademis.

Metode Penelitian

  • Sifat Penelitian
  • Metode Pendekatan
  • Alat Pengumpulan Data
  • Prosedur Pengambilan dan Pengumpulan Data
  • Analisis Data

Menurut Saiful Anwar, pekerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan di dalam atau di luar hubungan kerja untuk menghasilkan barang atau jasa bagi kebutuhan masyarakat. Saiful Anwar berpendapat bahwa: “hubungan kerja adalah hubungan antara pekerja dan pengusaha yang timbul setelah adanya perjanjian antara pekerja dan pengusaha”. menerima gaji, dan pengusaha menyatakan kesanggupannya mempekerjakan seorang pekerja dengan membayar gaji 100 A kontrak, yang disebut kontrak kerja. Hubungan kerja sebagai suatu bentuk hubungan hukum timbul setelah diadakannya suatu kontrak kerja antara seorang pekerja dengan seorang pengusaha.

Hal ini terlihat dari rumusan Chairuddin K. Nasution tentang pengertian hubungan kerja yang menyatakan bahwa hubungan kerja adalah hubungan yang terjalin antara pekerja dengan perusahaan atau pengusaha dalam batas kontrak kerja dan peraturan ketenagakerjaan yang disepakati bersama oleh kedua belah pihak. . Dengan demikian jelaslah bahwa hubungan kerja itu timbul karena adanya perjanjian kerja antara seorang pengusaha dengan seorang pekerja.” Hubungan kerja antara seorang pekerja dengan seorang pengusaha/perusahaan adalah suatu hubungan antara seorang pekerja dengan seorang pengusaha, mengenai suatu hal tertentu. pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh pegawai secara penuh dan penuh tanggung jawab.

Dalam praktiknya, terdapat berbagai macam hubungan yang ada di masyarakat, namun tidak termasuk dalam hubungan kerja sebagaimana diatur dalam peraturan ketenagakerjaan. Hubungan tersebut bukan merupakan hubungan kerja karena tidak ada wewenang dari pihak pemberi pekerjaan untuk mengarahkan pekerjaan yang dilakukan oleh penerima pekerjaan. Hubungan kerja antara pengusaha/perusahaan dan pekerja harus membina hubungan yang berbasis nilai.

Perjanjian Kerja

Pengertian Perjanjian Kerja

Perjanjian kerja hanya dibuat oleh dua pihak, yaitu pengusaha atau pemberi kerja dan pekerja. Perjanjian kerja yang dibuat secara tertulis atau lisan harus dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Berdasarkan keterbatasan pemahaman mengenai perjanjian kerja dan perjanjian kerja, maka dapat disimpulkan bahwa.

Kontrak pekerjaan mestilah tafsiran kontrak pekerjaan dalam erti kata Kontrak Pekerjaan mungkin tidak bercanggah dengan Perjanjian Pekerjaan. Jelaslah bahawa maksud perjanjian itu berbeza dengan maksud kontrak pekerjaan dalam Kontrak pekerjaan secara umumnya secara bertulis, tetapi terdapat juga kontrak pekerjaan yang disampaikan secara lisan.

Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (SPEA) adalah perjanjian kerja yang masa berlakunya tetap atau disebut dengan pegawai kontrak. Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (SWA) harus dibuat secara tertulis yang memuat unsur-unsur perjanjian kerja yang diatur dalam Pasal 54 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang. Apabila tidak ada masa kerja maka perjanjian kerja tersebut dengan sendirinya menjadi Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu (PKWTT), hal ini dijelaskan dalam Pasal 57 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan yaitu.

Unsur-Unsur Perjanjian Kerja

Perjanjian Kerja Tetap (PKWTT) merupakan salah satu jenis perjanjian kerja yang lazim terdapat pada suatu perusahaan yang tidak mempunyai masa berlaku. Perjanjian kerja untuk waktu tidak tertentu tidak berakhir karena meninggalnya pengusaha atau beralihnya hak kepada pengusaha karena penjualan, warisan atau hibah.117. Suatu perusahaan dapat menyerahkan sebagian pekerjaannya kepada pengusaha lain yang berbentuk badan hukum dengan mengadakan kontrak kerja atau perjanjian tertulis dengan penyedia jasa pekerja.

Dalam suatu kontrak kerja, pekerjaan harus sudah diperjanjikan (objek perjanjian) dan perjanjian itu harus dilaksanakan oleh pekerja itu sendiri; ia hanya dapat menugaskan orang lain dengan izin pemberi kerja. Hal ini dijelaskan dalam Pasal 1603a KUH Perdata yaitu pekerja wajib melakukan pekerjaannya sendiri, hanya dengan izin majikan barulah mereka dapat memerintahkan kepada pihak ketiga untuk menggantikannya. Ungkapan pekerjaan yang diberikan kepada pekerja oleh pemberi kerja adalah bahwa pekerja yang bersangkutan harus mengikuti perintah pemberi kerja untuk melaksanakan pekerjaan sesuai kesepakatan.

Syarat dalam kontrak pekerjaan boleh dinyatakan dengan tegas dalam kontrak pekerjaan yang dimuktamadkan, contohnya untuk pekerja kontrak, manakala untuk pekerja tetap ini tidak perlu.

Prosedur Terjadinya Perjanjian Kerja

Dalam satu perusahaan hanya dapat diadakan 1 (satu) perjanjian bersama yang berlaku bagi seluruh pekerja atau pekerja pada perusahaan yang bersangkutan. Komite memperbolehkan serikat pekerja/serikat buruh untuk menjelaskan program kerjanya kepada pekerja atau pekerja di perusahaan guna memperoleh dukungan untuk membuat kesepakatan bersama. Perundingan untuk membuat kesepakatan bersama diawali dengan kesepakatan mengenai aturan-aturan perundingan, yang sekurang-kurangnya meliputi:

Badan yang bertanggung jawab terhadap ketenagakerjaan pada suatu kabupaten atau kota apabila ruang lingkup perjanjian kerja bersama hanya mencakup satu kabupaten atau kota; penanggung jawab bidang ketenagakerjaan di provinsi, apabila ruang lingkup perjanjian kerja bersama berlaku lebih dari satu kabupaten atau kota dalam satu provinsi; Badan tersebut menyelesaikan perselisihan mengenai perjanjian kerja bersama berdasarkan perjanjian tertulis dari serikat pekerja atau serikat pekerja yang melakukan perundingan dengan pengusaha.

Permohonan pendaftaran Kontrak Kerja Bersama harus melampirkan naskah Kontrak Kerja Bersama yang dibuat rangkap 3 (tiga) bermaterai cukup, yang ditandatangani oleh pengusaha dan serikat pekerja/serikat buruh atau serikat pekerja/buruh. Pembahasan untuk membuat Perjanjian Kerja Bersama merupakan suatu institusi yang sangat penting dalam masyarakat modern. Ketentuan-ketentuan Kontrak Kerja Bersama dengan sendirinya beralih pada isi kontrak kerja yang dibuat;

Pekerja Outsourcing

Outsourcing adalah penyerahan sebagian pekerjaan oleh perusahaan pemberi pekerjaan kepada perusahaan pemberi jasa pekerja/pekerja, dengan suatu kontrak kerja tertulis. Dari sudut pandang sektor ketenagakerjaan, outsourcing adalah penggunaan tenaga kerja untuk menghasilkan atau melaksanakan pekerjaan yang disediakan oleh perusahaan penyedia tenaga kerja. Dalam bidang manajemen, outsourcing diartikan sebagai pengalihan operasional sehari-hari dan pengelolaan proses bisnis kepada orang/perusahaan eksternal yang menyediakan jasa outsourcing.126.

Jadi outsourcing adalah suatu bentuk perjanjian kerja antara perusahaan pemberi kerja (user) dan perusahaan penyedia tenaga kerja (pengusaha), dimana perusahaan pemberi kerja meminta kepada perusahaan penyedia tenaga kerja untuk menyediakan tenaga kerja yang diperlukan untuk bekerja pada perusahaan pemberi kerja.131. Oleh karena itu outsourcing adalah suatu bentuk perjanjian kerja antara perusahaan jasa dengan perusahaan penyedia tenaga outsourcing, dimana perusahaan jasa meminta kepada perusahaan penyedia tenaga outsourcing untuk menyediakan tenaga kerja yang diperlukan untuk bekerja pada perusahaan jasa tersebut, disertai dengan pembayaran upah tertentu. atau gaji sesuai kesepakatan para pihak. . Sedangkan outsourcing adalah suatu bentuk penyerahan sebagian pekerjaan dari perusahaan pemberi pekerjaan kepada perusahaan penerima kontrak kerja/perusahaan penyedia jasa/pekerja atau buruh secara tertulis.

Dari pengertian pekerja dan outsourcing di atas dapat diartikan bahwa outsourcing adalah setiap orang yang bekerja pada perusahaan outsourcing dan menerima gaji atau imbalan yang kemudian dialihkan oleh perusahaan outsourcing kepada perusahaan pemberi kerja dengan perjanjian tertulis. Sebagai perusahaan yang menyediakan pekerja eksternal untuk pekerjaan administrasi perkantoran, kemudian memindahkan pekerja eksternalnya ke PT. Dasar outsourcing menurut Pasal 64 UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan menyatakan bahwa perusahaan dapat menyerahkan sebagian pelaksanaan pekerjaannya kepada perusahaan lain yang mempunyai kontrak kerja tertulis atau penyediaan jasa pekerja/buruh.

Referensi

Dokumen terkait

Apabila dalam pelaksanaannya, pengusaha yang memakai pekerja/buruh dengan sistem Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) tidak mematuhi ketentuan yang diatur dalam Pasal 59 ayat

Perlindungan terhadap pekerja/buruh yang memakai Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) sebagaimana telah diatur dalam Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang

Perjanjian kerja yang berlaku antara pekerja dengan vendor atau perusahaan penyedia jasa pekerja adalah Perjanjian Kontrak Waktu Tertentu (PKWT) apabila pekerjaan tersebut

Abstrak - Dalam pembentukan perjanjian ketenaga kerjaan, terdapat dua macam yaitu PKWT dan PKWTT. Namun dalam pelaksanaanya, penerapan PKWT yang dilaksanakan oleh

tersebut menjelaskan tentang kebolehan melakukan ijârah atau sewa menyewa, dalam hal ini adalah tenaga manusia, yaitu pemberian upah terhadap orang yang menyusukan bayi

21 Kedua ayat tersebut menjelaskan tentang kebolehan melakukan ijârah atau sewa menyewa, dalam hal ini adalah tenaga manusia, yaitu pemberian upah terhadap orang yang

Pengertian perjanjian kerja menurut Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (burgerlijke Wetbook) terkesan hanya sepihak saja, yaitu hanya buruh/pekerja yang mengikatkan diri

Alhamdulillah was-Syukrulillah, la haula wala quwata illa billahil ‘aliyyil adhzim, dengan fadlol dan rahmat Allah SWT skripsi yang berjudul Perlindungan Tenaga Kerja Alih