• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository Universitas Islam Sumatera Utara: ANALISIS YURIDIS PERAN POLRI DLAM PENYIDIKAN UNTUK PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KORBAN TINDAK PIDANA PEMERKOSAAN WANITA DEWASA DAN ANAK (Analisis Qanun Aceh No. 6 Tahun 2014 Tentang Hukum Jinayat)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Institutional Repository Universitas Islam Sumatera Utara: ANALISIS YURIDIS PERAN POLRI DLAM PENYIDIKAN UNTUK PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KORBAN TINDAK PIDANA PEMERKOSAAN WANITA DEWASA DAN ANAK (Analisis Qanun Aceh No. 6 Tahun 2014 Tentang Hukum Jinayat)"

Copied!
74
0
0

Teks penuh

Bagaimana upaya penyidikan polisi terhadap korban tindak pidana pemerkosaan terhadap wanita dewasa menurut KUHP dan KUHP. Bagaimana bentuk perlindungan hukum terhadap korban tindak pidana perkosaan untuk memenuhi hak-hak korban berdasarkan Kanun Aceh No.

Kerangka Teori dan Konseptual

Kerangka Teori

Dari pemahaman tersebut jelas bahwa bantuan hukum dapat membantu mereka yang tidak mampu membayar jasa penasihat hukum. Penafsiran umum yang dianut akhir-akhir ini adalah bahwa bantuan hukum adalah bantuan hukum kepada masyarakat kurang mampu.

Kerangka Konseptual

Perlindungan hukum adalah suatu tindakan atau upaya untuk melindungi masyarakat dari tindakan sewenang-wenang penguasa yang tidak sesuai dengan aturan hukum, untuk menciptakan ketertiban dan ketentraman sehingga masyarakat dapat menikmati harkat dan martabatnya sebagai manusia.43. Korban adalah mereka yang menderita lahir dan batin akibat tindakan orang lain yang berusaha memenuhi kepentingan dirinya atau orang lain yang bertentangan dengan kepentingan hak asasi pihak yang dirugikan.44 Korban pada dasarnya bukan hanya individu atau kelompok saja. bukan. yang menderita secara langsung akibat tindakan yang merugikan/menderita diri sendiri/kelompoknya, bahkan lebih luas lagi termasuk keluarga dekat atau tanggungan langsungnya. Perbuatan pidana adalah suatu kejahatan (perbuatan atau perbuatan) yang diancam dengan pidana, bertentangan dengan hukum (melawan hukum) yang dilakukan dengan suatu kesalahan yang dapat dipersalahkan oleh seseorang yang cakap untuk mempertanggungjawabkannya.

Kemudian beliau membaginya menjadi dua kelompok unsur, yaitu unsur obyektif berupa perbuatan yang dilarang/wajib dan unsur subyektif berupa kesalahan dan kemampuan memikul tanggung jawab.45. Pemerkosaan diatur dalam Pasal 285 KUHP yang berbunyi sebagai berikut: “Barangsiapa dengan kekerasan atau ancaman memaksa perempuan yang bukan isterinya untuk melakukan persetubuhan dengannya, diancam dengan pidana penjara paling lama. selama dua belas tahun". Penyidikan adalah serangkaian tindakan penyidikan untuk mencari dan menemukan suatu peristiwa yang diduga merupakan suatu tindak pidana untuk menentukan dapat atau tidaknya dilakukan penyidikan menurut cara-cara yang diatur dalam undang-undang.

Asumsi

Keaslian Penelitian

Namun berdasarkan penelusuran literatur, terdapat beberapa tulisan hukum yang berkaitan dengan tindak pidana perkosaan yaitu. Zahru Arqom dengan judul skripsi: Tindak Pidana Pemerkosaan Dalam Perspektif Reformasi Hukum Pidana (Kajian Aspek Perlindungan Korban) Apa yang diperlukan dalam reformasi hukum pidana mengenai tindak pidana perkosaan dalam kaitannya dengan perlindungan korban?

Tesis Saddam Bob Sadiwijaya Magister Hukum Universitas Sumatera Utara Judul : Penegakan Hukum Pidana pada Tindak Pidana Pemerkosaan Anak (Studi Putusan No. 396/Pid.B/2012/PN-LP pada Pengadilan Negeri Lubuk Pakam) . Apa saja kendala yang dihadapi hakim dalam penegakan hukum pidana pada tindak pidana pencabulan anak berdasarkan putusan no. 396/Pid.B/2012/PN-LP. Tesis Rizal G. Banjarnahor, mahasiswa program Magister Hukum Universitas Sumatera Utara berjudul: Analisa Hukum Terhadap Tindak Pidana Perkosaan Yang Dilakukan Oleh Orang Tua Terhadap Anak Dari Perspektif Kriminologi (Putusan Nomor: 333/Pid.B /2014 ). /PN.Mdn), dengan rumusan masalah.

Metode Penelitian 1. Sifat Penelitian

Metode Pendekatan

Mengingat objek penelitiannya adalah hukum positif, maka metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan hukum normatif.48 Sebagai penelitian hukum normatif, penelitian ini juga dilakukan melalui analisis hukum tertulis. 47 Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif, Tinjauan Singkat, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2015, hal. Sesuai dengan jenis penelitian yang digunakan yaitu hukum normatif dan empiris, dengan tujuan memperoleh hasil kualitatif maka pendekatan yang digunakan adalah pendekatan hukum yang dilakukan dengan bantuan penelitian kepustakaan dan penelitian lapangan.

Metode pendekatan yang digunakan adalah deskriptif analitis50 yang artinya penelitian ini adalah penelitian yang menggambarkan, menyelidiki, menjelaskan dan menganalisis permasalahan perlindungan hukum terhadap korban tindak pidana perkosaan dalam peradilan pidana yang dikaitkan dengan peraturan perundang-undangan yang kemudian dianalisis. Penelitian ini merupakan suatu kegiatan ilmiah yang didasarkan pada metode, sistematika dan pemikiran tertentu yang bertujuan untuk mempelajari suatu hukum tertentu dengan cara menganalisisnya.51. Analisis aspek hukum baik ditinjau dari ketentuan peraturan yang berlaku mengenai perlindungan hukum terhadap korban.

Alat Pengumpulan Data

Prosedur Pengambilan dan Pengumpulan Data

Data sekunder dikumpulkan berdasarkan penelitian kepustakaan, meliputi bahan hukum primer, bahan hukum sekunder, dan bahan hukum tersier.52 Untuk penelitian normatif, data yang diperlukan adalah data sekunder. Data sekunder ini mempunyai cakupan yang sangat luas, meliputi surat-surat pribadi, catatan harian bahkan dokumen resmi yang dikeluarkan pemerintah.53. Bahan hukum sekunder adalah bahan yang berkaitan erat dengan bahan hukum primer yang berupa putusan pengadilan, buku-buku yang berkaitan dengan obyek yang diteliti.

Putusan pengadilan yang digunakan dalam penelitian ini adalah putusan yang memperhatikan tujuan penelitian ini dan dengan melihat ciri-ciri dan ciri-ciri objek yang diteliti serta hasilnya yang nantinya akan digeneralisasikan.

Analisis Data

Penyidikan merupakan tahap penyelesaian suatu perkara pidana setelah dilakukan penyidikan. Ini adalah tahap pertama yang menentukan ada atau tidaknya tindak pidana dalam suatu peristiwa. 56 Apabila diketahui telah terjadi suatu tindak pidana, maka dapat dilakukan penyidikan berdasarkan hasil penyidikan. Pengertian penyidikan tertuang dalam Pasal 1 angka 2 KUHAP yaitu pada Bab I tentang Penjelasan Umum, yaitu: “Penyidikan adalah serangkaian tindakan penyidik ​​dengan syarat dan cara yang ditentukan. dalam undang-undang ini diatur untuk mencari dan mengumpulkan bukti-bukti yang dengan alat bukti itu dapat memperjelas tindak pidana yang terjadi dan untuk menemukan tersangkanya.”

Penelitian merupakan serangkaian tindakan yang memuat tindakan-tindakan yang saling berkaitan satu sama lain. Tujuan penyidikan adalah untuk mencari dan mengumpulkan alat bukti, dimana alat bukti tersebut dapat menjelaskan tindak pidana yang dilakukan dan mengidentifikasi tersangka. Berdasarkan keempat unsur tersebut dapat disimpulkan bahwa sebelum dilakukan penyidikan telah diketahui adanya tindak pidana, namun belum jelas tindak pidananya dan tidak diketahui pelakunya.

Pengertian Penyidik

Pembatasan petugas pada tahap penyidikan adalah penyidik ​​Polri dan penyidik ​​sipil negara. Apabila seorang anggota polisi dapat memperoleh jabatan penyidik, maka ia harus memenuhi syarat pangkat dari ayat kedua Pasal 6 KUHAP. Atau PNS di lingkungan Polri dengan syarat minimal berpangkat administrator junior (golongan II/a). c) Diangkat oleh Kapolri atas usul komandan atau kepala satuan terkait.

Penyidik ​​pegawai negeri sipil diatur dalam Pasal 6 ayat 1 huruf b KUHAP, yaitu pegawai negeri sipil yang mempunyai fungsi dan wewenang sebagai petugas penyidik. Pada prinsipnya kewenangan mereka didasarkan pada undang-undang pidana khusus, yang salah satu pasalnya mengatur tentang pemberian kewenangan penyidikan.63 Kewenangan penyidikan pegawai negeri sipil hanya terbatas pada tindak pidana yang diatur dalam undang-undang. hukum pidana khusus. Hal ini sesuai dengan batasan wilayah hukum yang tercantum dalam Pasal 7 ayat (2) KUHAP yang menyatakan: “Penyidik ​​pejabat publik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) huruf b mempunyai kewenangan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. mengatur peraturan perundang-undangan masing-masing dan dalam pelaksanaan tugasnya berada di bawah koordinasi dan pengawasan penyidik ​​Polri.”

Tugas dan Kewenangan Penyidik

Penyidik ​​yang mengetahui, menerima laporan atau pengaduan tentang telah terjadinya suatu peristiwa yang patut diduga merupakan tindak pidana korupsi, wajib segera melakukan penyidikan yang diperlukan (Pasal 106 KUHAP). Apabila dirasa perlu dapat meminta pendapat ahli atau orang yang memiliki keahlian khusus (Pasal 120 KUHAP juncto Pasal 133 ayat (1) KUHAP). Penyidik ​​berhak memerintahkan siapa pun yang dianggap perlu untuk meninggalkan tempat selama penggeledahan berlangsung (Pasal 127 ayat (2) KUHAP).

Dalam hal terdapat dugaan kuat bahwa suatu dokumen palsu atau palsu, penyidik ​​dengan izin ketua pengadilan negeri setempat dapat datang atau meminta kepada tempat penitipan umum.

KUHP

Salah satu tindak pidana kesopanan adalah tindak pidana perkosaan, dimana perempuan tersebut dipaksa sedemikian rupa sehingga pada akhirnya ia tidak dapat melawan lagi dan dipaksa melakukan hubungan seksual. Yang dimaksud dengan persetubuhan di luar nikah adalah suatu persaingan antara alat kelamin laki-laki dan perempuan, yang biasa dilakukan untuk menghasilkan anak, sehingga alat kelamin laki-laki harus masuk ke dalam alat kelamin perempuan, sehingga menghasilkan sperma dari perempuan yang bukan isterinya. 74 Iwan Setiawan, Tindak Pidana Pemerkosaan dalam Tinjauan Hukum Pidana Indonesia, Jurnal Ilmu Peradilan, Vol.6 No.

Wirdjono Prodjodikoro menyatakan bahwa pemerkosaan adalah: “Seorang laki-laki yang memaksa seorang perempuan yang bukan isterinya untuk mengadakan persetubuhan dengannya, sehingga perempuan itu tidak dapat melawan, sehingga ia terpaksa melakukan persetubuhan itu.”78 R. Soesilo mengartikan perkosaan. sebagai seorang laki-laki yang memaksa seorang perempuan yang bukan isterinya untuk melakukan persetubuhan dengannya, dengan ancaman kekerasan, yang mengharuskan alat kelamin laki-laki itu masuk ke dalam lubang kelamin perempuan itu, untuk kemudian dikeluarkan air mani.79 Abdul Wahid dan Muhammad Irfan berpendapat bahwa pemerkosaan merupakan salah satu bentuk kekerasan terhadap perempuan yang menunjukkan betapa rentannya posisi perempuan terhadap kepentingan laki-laki. Melakukan persetubuhan di luar nikah yaitu suatu persaingan antara alat kelamin laki-laki dan perempuan, biasanya dilakukan untuk memperoleh keturunan, sehingga alat kelamin laki-laki harus masuk ke dalam alat kelamin perempuan, sehingga menghasilkan sperma perempuan yang bukan istrinya.81 .

Secara psikologis, kejahatan pemerkosaan lebih banyak melibatkan masalah kontrol dan kebencian dibandingkan nafsu. 87 Firmanillah Putra Yuniar, “Penegakan hukum terhadap tindak pidana pemerkosaan terhadap anak berdasarkan kanon Jinayat Aceh”, Media Iuris, vol.

Penyidikan Tindak Pidana Perkosaan

Apabila diketahui telah terjadi suatu tindak pidana, maka pada saat itulah dapat dilakukan penyidikan berdasarkan hasil penyidikan tersebut. Tujuan penyidikan adalah untuk mencari dan mengumpulkan alat bukti, dengan alat bukti tersebut untuk memperjelas tindak pidana yang terjadi, dan untuk menemukan tersangkanya.96. Penyidikan dilakukan sebelum dilakukan penyidikan atau dapat dikatakan penyidikan ini dilakukan untuk mencari atau mencari suatu peristiwa yang patut diduga merupakan suatu tindak pidana.

Selain itu, penyidikan ini dilakukan untuk mengetahui apakah tindak pidana yang terjadi akibat laporan atau pengaduan tersebut dapat diselidiki dalam perkara tersebut. Kemudian, setelah menetapkan adanya dugaan tindak pidana, penyidik ​​memulai penyidikan, dengan cara mencari dan mengumpulkan bukti-bukti dan keterangan yang berkaitan dengan peristiwa tersebut, untuk menentukan apakah peristiwa tersebut benar-benar merupakan tindak pidana atau tidak. TIDAK. Pentingnya laporan penyidikan menjadi dasar penuntutan yang dilakukan oleh jaksa penuntut negara.

Berkenaan dengan pemeriksaan di tempat kejadian perkara, dapat disimpulkan bahwa pemeriksaan di tempat kejadian perkara tersebut merupakan sumber informasi dan fakta yang terjadi (keterangan tentang orang, berbagai benda), yang menjadi pokok upaya penyelesaiannya. kejahatan. Penyidik ​​​​negara meneruskan pemberitahuan dimulainya penyidikan kepada penyidik ​​kepolisian negara, dan satu tembusan kepada penuntut umum.

Referensi

Dokumen terkait