• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository Universitas Islam Sumatera Utara: PENGARUH DISIPLIN KERJA DAN PERILAKU KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN KANTOR PENGADILAN NEGERI MEDAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Institutional Repository Universitas Islam Sumatera Utara: PENGARUH DISIPLIN KERJA DAN PERILAKU KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN KANTOR PENGADILAN NEGERI MEDAN"

Copied!
47
0
0

Teks penuh

Kinerja pegawai masih dirasa kurang maksimal, hal ini dibuktikan dengan hasil pra survei yang telah dilakukan yaitu. Demikian pula penelitian yang dilakukan oleh Harlie (2019) menyimpulkan bahwa disiplin kerja dan perilaku kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai negeri sipil pada Pemerintah Kabupaten Tabalong di Tanjung Kalimantan Selatan. Hal ini sejalan dengan penelitian Syafrina (2020) yang menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara disiplin kerja terhadap kinerja karyawan pada PT.

Penelitian serupa juga dilakukan oleh Sanjangbati (2021) yang menyimpulkan bahwa disiplin kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan PT. 8 Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Barasa (2021) dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku kerja mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti terdorong untuk mengangkat permasalahan tersebut dalam bentuk penelitian dengan judul : “Pengaruh Disiplin Kerja Dan Perilaku Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Kantor Pengadilan Negeri Medan”.

Apa pengaruh disiplin kerja dan perilaku kerja terhadap kinerja pegawai di kantor Pengadilan Negeri Medan.

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Kinerja

  • Pengertian Kinerja
  • Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja
  • Tujuan dan Sasaran Kinerja
  • Pengukuran Kinerja
  • Penilaian Kinerja
  • Dimensi Kinerja
  • Indikator Kinerja Karyawan

Kasmir menyimpulkan kinerja adalah hasil kerja dan perilaku kerja yang dicapai dalam menyelesaikan tugas dan tanggung jawab yang diberikan dalam jangka waktu tertentu. Mangkunegara (2011:28) menyatakan kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Menurut Sutrisno, kinerja adalah hasil usaha seseorang yang ditentukan oleh kemampuan, karakteristik pribadinya, dan persepsinya terhadap peranannya dalam pekerjaan. Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah hasil kerja yang dicapai melalui seorang pegawai dalam melaksanakan pekerjaan sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

Menurut Kasmir, dalam praktiknya, kinerja pegawai tidak selalu berada pada kondisi yang diinginkan baik oleh pegawai maupun organisasi. Hasil kerja yaitu keberhasilan pegawai dalam melaksanakan pekerjaan (output) biasanya dapat diukur, berapa banyak yang dihasilkan, berapa jumlahnya dan berapa besar peningkatannya, misalnya omzet pemasaran, total keuntungan. Behavior yaitu aspek tindakan pegawai dalam melaksanakan pekerjaan, pelayanan, kesopanan, sikap dan perilaku, baik terhadap rekan kerja maupun pelanggan.

Pengukuran kinerja dilakukan terhadap hal-hal yang telah dicapai organisasi dalam kurun waktu tertentu, baik yang berkaitan dengan input, proses, output, hasil, manfaat maupun dampak. Pengukuran kinerja digunakan untuk mengetahui keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan maksud dan tujuan yang telah ditetapkan untuk mewujudkan visi dan misi pemerintah.Pengukuran kinerja merupakan hasil penelitian yang sistematis sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. ini tentang regulasi dan kontrol. Evaluator menilai kepatuhan karyawan terhadap peraturan yang ada dan kinerja pekerjaannya sesuai dengan instruksi yang diberikan kepadanya.

Evaluator menilai kesiapan pegawai untuk mempertanggungjawabkan kebijakannya, hasil kerja dan hasil kerjanya, sarana dan prasarana yang digunakan, perilaku dan hasil kerja bawahannya. Sistem ini diterapkan dengan membuat catatan tentang contoh-contoh perilaku kerja seorang karyawan yang sangat baik atau tidak diinginkan dan meninjaunya bersama karyawan lain pada waktu yang telah ditentukan. Kuantitas adalah banyaknya pekerjaan seseorang pada saat selesainya pekerjaan yang ditentukan oleh perusahaan atau organisasi.

Tercapainya kuantitas yang diharapkan adalah kuantitas yang mencapai target atau melampaui target yang telah ditetapkan. Dalam pengertian yang lebih luas, ketepatan waktu adalah dimana suatu kegiatan dapat diselesaikan, atau suatu hasil produksi dapat dicapai dalam batas waktu yang telah ditentukan. Apabila pengeluaran melebihi anggaran yang telah ditetapkan maka akan terjadi pemborosan sehingga kinerja dianggap buruk.

Kemampuan kolaboratif adalah kemampuan seorang pekerja untuk bekerja sama dengan orang lain dalam melaksanakan suatu tugas dan berkomunikasi dengan rekan kerja dalam pelaksanaan pekerjaan yang ditugaskan untuk mencapai efisiensi.

Disiplin Kerja

  • Pengertian Disiplin Kerja
  • Jenis dan Sanksi Disiplin dalam Organisasi
  • Faktor-Faktor Disiplin Kerja
  • Pelaksanaan Disiplin Kerja
  • Indikator Kedisiplinan

Fathoni (2016:33) menyatakan bahwa dalam kehidupan sehari-hari, banyak orang yang mengartikan disiplin sebagai ketaatan seseorang atau kelompok terhadap aturan tertentu. Dalam dunia kerja, disiplin kerja dapat diartikan sebagai sikap karyawan yang menghormati segala peraturan perusahaan. Menurut Wibowo (2017:45), disiplin kerja adalah suatu sikap menghargai, menjunjung tinggi, taat dan taat terhadap peraturan yang berlaku, baik tertulis maupun tidak tertulis, serta mampu melaksanakannya dan tidak menghindar dari menerima sanksi jika melanggar tugas dan wewenangnya. diberikan kepadanya.

Menurut Hasibuan (2012:59), disiplin pegawai adalah suatu bentuk pelatihan, sikap dan perilaku pegawai agar pegawai tersebut dengan sukarela berusaha bekerjasama dengan pegawai lainnya. Disiplin preventif merupakan tindakan yang mendorong pegawai untuk mematuhi berbagai peraturan yang berlaku dan standar yang telah ditetapkan. Tindakan yang dilakukan apabila pegawai jelas-jelas melanggar ketentuan yang berlaku atau tidak memenuhi standar yang ditetapkan kepadanya, akan dikenakan sanksi disiplin.

Rivai (2014:48) menyatakan bahwa sanksi terhadap pelanggaran disiplin tidak boleh membeda-bedakan pegawai, tua dan muda, laki-laki dan perempuan, namun tetap diterapkan secara merata sesuai ketentuan yang berlaku. Tujuannya adalah untuk menyadarkan karyawan bahwa disiplin kerja berlaku bagi seluruh karyawan, dengan sanksi atas pelanggaran sesuai dengan peraturan yang berlaku di perusahaan. Sebagai pedoman bagi pimpinan, secara umum walaupun tidak bersifat mutlak, tingkat dan jenis disiplin kerja terdiri dari sanksi disiplin berat, sanksi disiplin sedang, dan sanksi disiplin ringan.

Menurut Mathis dan Jackson dalam Rucky, sanksi disiplin kerja ada beberapa jenis, yaitu: disiplin berat, sedang, dan ringan. Organisasi atau perusahaan yang baik hendaknya berusaha membuat peraturan-peraturan yang menjadi pedoman untuk dipatuhi oleh seluruh pegawai dalam organisasi tersebut. Hal ini merupakan indikator dasar untuk mengukur kedisiplinan, dan biasanya pegawai yang mempunyai disiplin kerja rendah sudah terbiasa terlambat masuk kerja.

Pegawai yang mematuhi peraturan kerja tidak akan mengabaikan tata kerja dan akan selalu mengikuti pedoman kerja yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Hal ini merupakan salah satu bentuk tindakan disiplin, sehingga bekerja secara etis merupakan salah satu bentuk disiplin kerja pegawai.

Perilaku Kerja

  • Pengertian Perilaku Kerja
  • Faktor Pembentukan Prilaku Karyawan
  • Indikator Perilaku Kerja

Pegawai dengan tingkat kewaspadaan yang tinggi akan selalu berhati-hati, penuh perhitungan dan teliti dalam bekerja serta selalu mempergunakan segala sesuatunya secara efektif dan efisien. 38 Robbins (2012:35) menyebutkan perilaku kerja yaitu bagaimana orang-orang di lingkungan kerja dapat mengaktualisasikan diri melalui sikap dalam bekerja. Sebagai anggota suatu organisasi Anda tidak boleh kehilangan identitas unik Anda karena itu adalah spesialisasi atau kebanggaan Anda sendiri.

Faktor genetik dalam hal ini merupakan sifat-sifat yang dibawa sejak lahir bahkan diturunkan dari kedua orang tuanya. Data-data tersebut akan sangat penting sebagai acuan dalam membimbing perilaku pegawai yang bersangkutan, baik dalam memperbaiki perilaku negatif maupun dalam mengembangkan perilaku organisasi yang positif. Faktor lingkungan disini adalah situasi dan kondisi yang dihadapi seseorang ketika masih muda, baik di rumah maupun di lingkungan yang lebih luas.

Sumber pengalaman lain yang dapat membentuk perilaku kerja seseorang adalah peristiwa-peristiwa yang mungkin mereka alami di organisasi lain, baik secara langsung maupun tidak langsung. Bekerja dengan ikhlas merupakan landasan dalam menjalankan pekerjaan secara maksimal, mencapai hasil terbaik dan kepuasan diri terhadap profesi yang digeluti. Dalam bekerja, seorang karyawan mampu mengatur usahanya secara terpadu dari awal sampai akhir untuk mencapai hasil yang maksimal dari usahanya.

Dimana seorang karyawan bekerja dan masih belajar untuk menjadi lebih dewasa secara sikap dan spiritual. Seorang pegawai yang bekerja dengan sungguh-sungguh tanpa lelah atau berhenti sebelum tujuan kerja tercapai dan selalu mengutamakan atau memperhatikan kepuasan hasil setiap kegiatan yang dilakukan. Kerja kreatif dibutuhkan tidak hanya oleh pegawai yang bekerja pada bidang tertentu saja, yang membutuhkan pegawai yang mempunyai kemampuan kreatif yang tinggi, namun juga oleh mereka yang bekerja pada bidang lain.

Kerja hebat terlihat dari bekerja keras, selalu menjadi yang terdepan, mempunyai kelebihan dibandingkan orang lain, dan tidak pernah merasa puas dengan apa yang telah dicapai. Perilaku kerja yang baik hendaknya menumbuhkan rasa percaya diri dan inisiatif sehingga seluruh pekerjaan dapat dilaksanakan sesuai dengan uraian tugas yang ada.

Penelitian Terdahulu

Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara disiplin kerja terhadap kinerja karyawan pada PT. Oleh karena itu, Sumberbumi Global Niaga Perilaku kerja menjadi variabel penting yang perlu diperhatikan dalam memprediksi kinerja karyawan. Terdapat pengaruh yang signifikan antara perilaku kerja secara parsial terhadap kinerja pegawai di unit rektorat.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa disiplin kerja dan perilaku kerja berperan penting dalam mendongkrak kinerja karyawan. Meskipun penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa disiplin kerja dan perilaku kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan, namun penelitian ini tetap menarik. Untuk itu penelitian ini dilakukan tidak hanya untuk memperkuat hasil penelitian-penelitian sebelumnya, namun juga untuk memperoleh hasil analisis data yang lebih baru dibandingkan penelitian-penelitian sebelumnya.

Kerangka Konseptual

Pengaruh Disiplin Kerja terhadap Kinerja

Hasil penelitian ini sejalan dengan Syafrina (2020) dan Sanjangbati (2021) yang mengatakan bahwa disiplin kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.

Pengaruh Perilaku Kerja Terhadap Kinerja

Hasil penelitian ini sejalan dengan Syafrina (2020) dan Sanjangbati (2021) yang mengatakan bahwa disiplin kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja.

Pengaruh Disiplin Kerja dan Perilaku KerjaTerhadap Kinerja Karyawan

Hal ini dapat dikatakan apabila seorang pegawai mempunyai kedisiplinan yang baik terhadap peraturan yang berlaku di perusahaan, maka secara umum pegawai tersebut juga akan mempunyai perilaku kerja yang baik. Hasil tersebut sesuai dengan hasil penelitian Pandu Wicaksono (2017) yang berjudul Dampak Perilaku Kerja Dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan PT. PLN (Persero) Wilayah Pelayanan dan Jaringan Surakarta yang menyimpulkan bahwa perilaku kerja dan disiplin kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi kerja karyawan PT.

Harlie (2019) dengan judul Pengaruh Disiplin Kerja dan Perilaku Kerja Terhadap Kinerja PNS pada Pemerintah Kabupaten Tabalong di Tanjung Kalimantan Selatan menyimpulkan bahwa Disiplin Kerja dan Perilaku Kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Sipil. pegawai di lingkungan Pemerintahan Kabupaten Tabalong di Tanjung Kalimantan Selatan.

Gambar

Tabel 2.1  Penelitian Terdahulu
Gambar 2.1 : Kerangka Konsep  2.4.  Hipotesis

Referensi

Dokumen terkait

Kesimpulan Berdasarkan penilain resiko terhadap pathogen dan inang yang telah ditetapkan pemerintah melalui KEPMEN KP 17/2021, terdapat 15 patogen yang terdiri dari 10 virus, 4