• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository Universitas Islam Sumatera Utara: PENGARUH KREDIT PERBANKAN DAN TENAGA KERJA TERHADAP PERKEMBANGAN SEKTOR UMKM DI KECAMATAN MEDAN SELAYANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Institutional Repository Universitas Islam Sumatera Utara: PENGARUH KREDIT PERBANKAN DAN TENAGA KERJA TERHADAP PERKEMBANGAN SEKTOR UMKM DI KECAMATAN MEDAN SELAYANG"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Kecamatan Medan Selayang mempunyai jumlah penduduk sekitar 104.452 jiwa pada tahun 2014 dan 106.150 jiwa pada tahun 2015. Pertumbuhan jumlah penduduk yang meningkat setiap tahunnya membuat jumlah usaha di Kecamatan Medan Selayang terus bertambah. . Usaha mikro dan kecil ini umumnya tersebar di seluruh kecamatan di Kecamatan Medan Selayang.

Merujuk pada latar belakang yang telah diberikan maka penulis mengambil judul “Dampak Perkreditan Bank dan Tenaga Kerja Terhadap Sektor UMKM Di Kecamatan Medan Selayang”. Banyak UMKM di Kecamatan Medan Selayang yang mengambil tambahan modal melalui kredit perbankan untuk mengembangkan usahanya. Ada pula beberapa UMKM di Kecamatan Medan Selayang yang lebih memilih mendapat suntikan modal dari keluarga dan kerabat.

Bertambahnya jumlah penduduk Kecamatan Medan Selayang setiap tahunnya akan meningkatkan jumlah pengangguran, sehingga UMKM Kecamatan Medan Selayang turut membantu mengurangi jumlah pengangguran tersebut. Banyaknya pengembangan UMKM di Kecamatan Medan Selayang akan membantu mengurangi jumlah pengangguran, dan pinjaman perbankan juga berperan dalam membantu permodalan UMKM agar usaha dapat lebih berkembang. Untuk memperjelas dan membatasi ruang lingkup masalah sehingga menghasilkan gambaran yang sistematis, maka penulis berpendapat perlu untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kredit dan perbankan terhadap perkembangan sektor UMKM di Kecamatan Medan Selayang.

Bagi sektor UMKM di Kecamatan Medan Selayang, penelitian ini bermanfaat sebagai referensi bagi sektor UMKM untuk mencari tambahan modal usaha melalui kredit perbankan.

Jaminan Kredit

Pemberian Kredit

20 Pada uraian di atas dapat dijelaskan bahwa pemberian kredit harus dilakukan dengan hati-hati dan penuh kepercayaan.

Prinsip-Prinsip Pemberian Kredit

Untuk melihat apakah penggunaan modal sudah efisien, Anda perlu melihat laporan keuangan (neraca dan laporan laba rugi) dengan mengambil langkah-langkah seperti: dalam hal likuiditas, solvabilitas, profitabilitas dan ukuran lainnya. Keamanan yang diberikan juga harus diperiksa keabsahannya, sehingga jika terjadi masalah, keamanan yang diberikan dapat digunakan secepatnya. Dalam penilaian kredit, kondisi ekonomi dan politik saat ini dan masa depan juga harus dinilai terkait dengan masing-masing sektor serta prospek usaha dari sektor dimana sektor tersebut beroperasi.

Yaitu untuk menilai apakah bisnis pelanggan kedepannya akan menguntungkan atau tidak, atau dengan kata lain mempunyai prospek atau sebaliknya. Ini adalah ukuran bagaimana nasabah mengembalikan kredit yang telah diambil, atau dari sumber apa dana tersebut digunakan untuk mengembalikan kredit tersebut. Profitabilitas diukur dari periode ke periode, apakah akan tetap sama atau meningkat, apalagi dengan adanya tambahan kredit yang akan diperoleh.

Selain penggunaan 5C dan 7P, penilaian layak atau tidaknya pemberian kredit dapat dilakukan dengan menilai seluruh aspek yang ada.

Tenaga Kerja

Besar kecilnya pasokan atau penyediaan tenaga kerja dalam masyarakat adalah banyaknya orang yang menawarkan jasanya dalam proses produksi. Kesempatan kerja ini akan mengakomodir seluruh tenaga kerja apabila lapangan kerja yang tersedia mencukupi atau seimbang dengan jumlah tenaga kerja yang tersedia. Menurut Simanjuntak (1985), teori permintaan tenaga kerja merupakan teori yang menjelaskan seberapa besar suatu perusahaan akan mempekerjakan pekerja.

Oleh karena itu, peningkatan permintaan tenaga kerja oleh pengusaha bergantung pada peningkatan permintaan masyarakat terhadap produk dan jasa yang dihasilkannya. Fungsi permintaan tenaga kerja perusahaan didasarkan pada: (1) tambahan output marjinal, yaitu tambahan output yang dihasilkan pengusaha dengan menambah satu pekerja. Menambah pekerja melalui titik ON, misalnya dengan OB, akan mengurangi keuntungan perusahaan karena perusahaan harus membayar u.

Misalkan banyaknya pekerja yang dipekerjakan adalah OA = 100 pekerja, maka nilai kerja 100 orang disebut VMPPL dan besarnya sama dengan MPPL x P = W1. Oleh karena itu, penambahan tenaga kerja baru dapat meningkatkan keuntungan perusahaan. Perusahaan dapat terus menambah pekerja untuk memaksimalkan keuntungan hingga jumlah pekerja yang dipekerjakan ON. Menambah pekerja di luar titik ON, misalnya melalui OB, akan mengurangi keuntungan perusahaan karena perusahaan harus membayar upah sesuai tingkat upah yang berlaku (W), sedangkan pengusaha akan terus menambah jumlah pekerja selama MR lebih besar dari upah. tingkat (w ).

Oleh karena itu, penambahan tenaga kerja baru dapat meningkatkan keuntungan perusahaan. Perusahaan dapat terus menambah tenaga kerja agar dapat memaksimalkan keuntungan hingga pada level tersebut perusahaan dapat memperoleh keuntungan yang maksimal dan nilai MPPL x P sama dengan upah yang dibayarkan kepada karyawan. Menambah tenaga kerja di luar titik ON, misalnya dari OB, akan mengurangi keuntungan perusahaan akibat upah pada tingkat upah yang berlaku (W) sementara. Kenaikan harga ini tidak mengubah produk marjinal tenaga kerja berapa pun jumlah pekerja yang dipekerjakan, namun mungkin meningkatkan nilai marjinal produksi (Mankiw,.

Besarnya permintaan terhadap hasil produksi suatu perusahaan pada harga tersebut tidak mengubah produk marjinal tenaga kerja berapa pun jumlah pekerja yang dipekerjakan, namun dapat meningkatkan nilai marjinal produksi (Mankiw,. Penurunan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan akibat penurunan skala produksi disebut efek skala produksi (scale effect).efek) B) Jika upah naik (dengan asumsi harga harian barang modal lainnya tidak berubah), maka adakah pengusaha yang lebih memilih untuk menggunakan teknologi padat modal dalam proses produksinya dan menggantikan kebutuhan tenaga kerja dengan kebutuhan barang modal seperti mesin dan lain-lain. . Penurunan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan sebagai akibat penggantian atau penambahan penggunaan mesin disebut substitusi tenaga kerja (efek substitusi).

Gambar 2.2 Fungsi Permintaan Terhadap Tenaga Kerja  Sumber : Simanjuntak (19
Gambar 2.2 Fungsi Permintaan Terhadap Tenaga Kerja Sumber : Simanjuntak (19

Faktor-faktor lain

Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) .1 Pengertian UMKM

  • Permasalahan UMKM
  • Kelebihan dan Kekurangan Usaha Kecil Menengah (UMKM) Kelebihan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)
  • Klasifikasi Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)

Usaha Mikro adalah usaha produktif milik perseorangan dan/atau badan usaha perseorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini. Usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan. Usaha Menengah adalah kegiatan ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau afiliasi dari perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil atau usaha besar yang berjumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan. sebagaimana diatur dalam undang-undang ini.

Usaha mikro merupakan perusahaan yang mempunyai aset maksimal Rp50 juta dan omzet maksimal Rp500 juta/tahun. Usaha kecil adalah perusahaan yang mempunyai aset diatas Rp50 sampai dengan 500 juta dan mempunyai omzet lebih dari Rp500 juta/tahun sampai dengan Rp2,5 miliar/tahun. Perusahaan menengah merupakan perusahaan yang mempunyai aset diatas Rp500 juta sampai dengan Rp10 miliar dan mempunyai omzet lebih dari Rp2,5 miliar/tahun sampai dengan Rp50 miliar/tahun.

Apalagi permasalahan yang dihadapi UMKM di Indonesia pada dasarnya dapat dikategorikan menjadi permasalahan internal dan permasalahan eksternal (Setyari, 2005:3). Permasalahan yang terkait dengan faktor internal adalah: (1) keterbatasan permodalan, (2) keterbatasan sumber daya manusia, dan (3) lemahnya jaringan usaha dan kemampuan penetrasi pasar. Sedangkan permasalahan yang berkaitan dengan faktor eksternal (Setyari, 2005) adalah: (1) iklim usaha yang belum sepenuhnya mendukung, (2) keterbatasan fasilitas dan.

Dalam penyediaan lapangan kerja, peran industri kecil dalam penyerapan tenaga kerja harus diperhitungkan, diperkirakan atau diserap hingga 50%. Sumber kewirausahaan baru: keberadaan usaha kecil dan menengah terbukti mendukung tumbuh dan berkembangnya kewirausahaan baru. Dengan memanfaatkan sumber daya alam sekitar, industri kecil sebagian besar memanfaatkan limbah atau hasil industri besar atau industri lainnya.

Berbagai upaya pembangunan yang dilakukan menunjukkan hasil yang menggambarkan bahwa industri kecil mampu berkembang lebih lanjut dan mampu mengembangkan sektor terkait lainnya. Permasalahan dalam pemasaran produk adalah sebagian besar pengusaha kecil mengutamakan aspek produksi sedangkan pemasaran berjalan. Keterbatasan modal usaha adalah sebagian besar industri kecil menggunakan modal sendiri dalam jumlah yang relatif kecil.

Penelitian Terdahulu

Kredit perbankan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perkembangan usaha mikro, kecil dan menengah di kota bandung. Hasil analisis regresi menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan perkembangan UMKM terhadap tenaga kerja pengusaha mebel di Kecamatan Pedurungan Kota Semarang. Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Pada Masa Covid-19 di Kota Semarang.

Hasil survei menemukan bahwa total nilai pengembangan UMKM tidak memberikan dampak signifikan terhadap jumlah tenaga kerja. UMKM di kota Malang mampu menampung tenaga kerja dalam jumlah besar, hampir 1,5% dari total penduduk kota Malang. Pendapatan usaha UMKM Tas Aceh di Desa Ulee Madon Kecamatan Muara Batu Kabupaten Aceh Utara.

Gambar

Gambar 2.2 Fungsi Permintaan Terhadap Tenaga Kerja  Sumber : Simanjuntak (19
Gambar 2.2.1 : Pergeseran dalam Permintaan Tenaga Kerja Sumber: Mankiw (2013)
Tabel 2.4  Penelitian Terdahulu
Gambar 2.5 kerangka konseptual  2.6 Perumusan Hipotesis

Referensi

Dokumen terkait

The request of the Palauan President was unsuccessful, as the UNGA did not reach majority consensus on seeking an advisory opinion from the court.122F123 This was likely due to the